7 0 534 KB
PARADIGMA DALAM ILMU SOSIAL Kelompok 1: FRANSISKA IING M. NINIK HERIYATI KELAS BB – STAR BPKP
Paradigma dalam ilmu sosial
Istilah Paradigma diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam bukunya “The Structure of Scientific Revolution” Paradigma adalah Landasan berfikir atau konsep dasar yang dianut atau dijadikan model, baik berupa model atau pola yang dimaksud para ilmuwan dalam upayanya mengandalkan studi-studi keilmuan. Paradigma diartikan sebagai anggapan-anggapan meta teoretis yang paling mendasar yang menentukan kerangka berfikir, cara mengandalkan dan cara bekerjanya para penganut teori sosial yang menggunakannya (Burrel & Morgan, 1979)
Akuntansi dalam lingkup Ilmu Sosial? Akuntansi sebagai Ideologi Akuntansi sebagai Budaya Akuntansi tidak bebas nilai
Asumsi dalam Penelitian Ilmu Sosial (Burrel & Morgan, 1979)
Asumsi dalam Penelitian Ilmu Sosial (Lanjutan)
The Subjective-Objective Dimension, Burrel & Morgan (1979)
Nominalism
ontology
Realism
Anti-positivism
epistemology
Positivism
Voluntarism
human nature
Determinism
Ideographic
methodology
Nomothetic
Nominalisme - Realisme : Debat Ontologis Nominalisme - realitas sebagai sesuatu diluar diri seseorang hanya sekedar nama, konsep atau label yang menjelaskan realitas. - realitas diciptakan oleh pemikiran manusia.
Realisme - Realitas sosial sebagai sesuatu di luar diri
seseorang, kenyataan yg berwujud, sesuatu yang sudah ada dari sananya,bukan sesuatu yang individu ciptakan
Anti Positivisme – Positivisme : Debat Epistemologis Positivism - bahwa perkembangan ilmu merupakan proses
kumulatif dimana pemikiran baru ditambahkan ke koleksi ilmu yang sudah ada dan hipotesis yang salah dieliminasi.
Anti Positivism - Dunia sosial bersifat relatif dan hanya dapat
dipahami oleh pandangan individu yang terlibat dalam aktivitas yang diteliti. - ilmu sosial dilihat sebagai hal subjektif
Voluntarism – Determinism : Debat Human Nature Voluntarism - bahwa manusia digerakkan oleh diri sendiri dan berkehendak bebas. (free will)
Determinism - Manusia dan aktivitasnya ditentukan oleh situasi dan lingkungan dimana dia tinggal.
Ideographic– Nomothetic Theory : Debat Metodologis Ideograpis - analisis subjektif dengan cara masuk ke
dalam keadaan dan melibatkan diri dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang diteliti dibiarkan muncul begitu saja.
Nomothetis - mementingkan seperangkat teknik dan cara sistematis dalam penelitian. Mengutamakan teknik kuantitatif dalam menganalisis data.
Asumsi mengenai sifat ilmu sosial
Sosiologi Positivism
ontologi : realism, epistemologi : positivism human nature : deterministik, metodologi :nomotetis
German Idealism ontologi : nominalis, epistemologi : non positivism, human nature : voluntaris, metodologi : ideograpis
Asumsi Tentang Sifat Dasar Masyarakat Kelompok order mengambil pendekatan dalam memandang masyarakat yang memiliki sifat stabil, integrasi, memiliki fungsi koordinasi, konsensus. kelompok conflict mengambil asumsi bahwa masyarakat memiliki sifat berubah, konflik, disintegrasi dan paksaan (coersion).
Dua Dimensi : Empat Paradigma
Kuadran paradigma ilmu sosial, Burrel & Morgan (1979)
Empat paradigma menurut Burrel & Morgan (1979)
• Paradigma Fungsionalis. Paradigma ini digunakan mengarah pada realitas, positifisme, determinisme dan nomothetic. memiliki pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan hubungan sosial dengan jalan rasional, dengan orentasi yang pragmatik berkaitan dengan pengetahuan yang tepat guna serta dapat langsung memecahkan masalah.
• Paradigma Interpretif. Mengadaptasi pendekatan yang sesuai dengan apa yang pernah dijelaskan mengenai sosiologi regulasi dengan pendekatan secara subjektif atau implisit. Melihat dunia sosial sebagai sebuah kemunculan proses sosial dimana proses ini dibuat oleh individu-individu yang ada.
• Paradigma Humanis Radikal. Paradigma yang dibentuk karena adanya kepedulian dalam mengembangkan sosiologi perubahan radikal menggunakan sudut pandang subjektif. Ciri dasar paradigma ini bahwa kesadaran manusia didominasi oleh struktur idiologi kuat yang berinteraksi dengan dirinya. Dengan demikian titik sentral paradigma ini adalah kesadaran manusia.
• Paradigma Radical Terstruktur. Melakukan sosiologi perubahan radikal dari sudut pandang objektif. Paradigma ini berkonsentrasi terhadap hubungan yang terstruktur dalam dunia sosial.
The Integral Paradigm : The truth of faith and the sosial sciences Vincent Jeffries
Latar Belakang Artikel ini mengusulkan sebuah paradigma untuk ilmu-ilmu sosial yang berasal dari tulisan Pitirim A. Sorokin tentang integralisme. Konsepsinya tentang sistem tiga komponen kebenaran dan pengetahuan yang meliputi perasaan, akal, dan iman
Latar Belakang........Lanjutan Integralisme bertujuan sebagai solusi untuk krisis saat fragmentasi dan anomie(keadaan yang kacau, tanpa aturan) dalam ilmu sosial.
Terjadinya Krisis dalam ilmu sosial Horowitz (1994) integritas ilmiah sosiologi sedang dilanda masalah advokasi ideologis dan subjektivisme radikal Lipset (1994) membandingkan sosiologi sebelum dan sesudah tahun 1960-an
Cole (1991) dalam sosiologi tidak ada kriteria dari apa yang merupakan pekerjaan penting yang akan diterima secara umum Davis (1994) mencirikan sosiologi sebagai "kacau.“ Artikel dan buku cenderung untuk fokus pada masalah yang unik dan tidak terkait satu sama lain
Sorokin’s Integralism Akal = Ilmiah aspek rasional-sadar Rasa = Filosofis aspek empiris-sensorik Iman = Keagamaan aspek superrational-Supersensory
Integralisme dan Kebenaran Iman Asumsi dasar : agama dan ide teologi
mengandung wawasan valid dan benar . Terdapat 2 kategori dasar ide agama 1. berkaitan dengan sifat spiritual, dunia superrational-Supersensory 2. prinsip-prinsip moral dan etika agama-agama besar di dunia
Ada kesepakatan di kalangan agamaagama besar dunia sehubungan dengan prinsip-prinsip moral dan etika umum yang mesetujui Golden Rule sebagai prinsip yang paling mendasar "Global Ethic." merupakan nilai, standar, dan sikap moral yang merupakan konsensus dari abad tradisi lama agama-agama besar di dunia.
Prinsip dasar dari ini Etik Global dinyatakan sebagai berikut : secara positif sebagai "Apa yang Anda harapkan untuk dilakukan pada diri sendiri, lakukan untuk orang lain," Secara negatif sebagai "Apa yang Anda tidak ingin dilakukan untuk diri sendiri, jangan lakukan kepada orang lain" (dewan Agama-agama Dunia 1993).
Penekanan pada transformasi pribadi juga seragam dalam tradisi agamaagama besar dunia. fokus umum pada perubahan individu dari hanya mementingkan diri sendiri beralih ke berpusat kepada Tuhan atau Realitas transendental (Hick,1989) melakukan kegiatan amal bagi mereka yang membutuhkan adalah salah satu manifestasi dari transformasi ini.
Kebajikan, Kejahatan, dan Perintah Merupakan sistem etika dan moralitas yang dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk studi ilmiah Memahami masalah sub pokok ilmuilmu sosial bahwa selalu ada beberapa perbedaan antara sistem etika dan perilaku pengikutnya
Kebajikan : Dalam bentuk positif dari kebajikan, Golden Rule merupakan penekanan pada apa yang sering disebut cinta altruistik. Kejahatan : dalam konteks ini dosa merupakan sesuatu yang dapat merugikan diri, orang lain & masyarakat. Perintah : Sepuluh Perintah Allah (Keluaran 20: 2-17, Ulangan 5: 6-21) adalah pusat ide baik dalam tradisi agama Yahudi dan Kristen.
Teoritis dan Penelitian Agenda integralisme Sistem kebenaran dan pengetahuan ini menyediakan dasar dan arah atas isi dari teori dan penelitian Interaksi individu adalah komponen dasar fenomena sosial budaya.
............Lanjutan Bidang-bidang Khusus, Perspektif integral melampaui batas-batas disiplin dan subbidang dalam banyak disiplin. Penyebab dan efek dari Golden Rule dapat diperiksa di kelompok berbeda misalkan dalam keluarga, ekonomi maupun kelompok politik.
Referensi Jeffries, V. (1999). The Integral Paradigm: The truth of Faith and the Social Sciences. The American Sociologist, (Winter), 36–55. Burrel,. Morgan (1979). Sociological Paradigm and Organisational Analysis. Heineman,London, Chapter 1 – 3 Djamhuri, Ali. (2011). Ilmu Pengetahuan Sosial dan Berbagai Paradigma Dalam kajian Akuntansi
Thank you