Proposal Final Nurhaliza [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS PENGELOLAAN OBJEK WISATA DANAU GAYAMBANG DI DESA UJUNG BATU SOSA KABUPATEN PADANG LAWAS PROPOSAL Diajukan Sebagai Tugas Individu Matakuliah Metode Penelitian Pendidikan Geografi Dosen Pengampu: Fitra Delita, M.Pd



OLEH : NURHALIZA RAHMADANI HASIBUAN 3183131042 KELAS A 2018



JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb, Segala puji penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa , Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan seisinya dengan amat teratur dan sempurna. Berkat limpahan rahmat – Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini. Lapoan penelitian yang berjudul “Analisis Pengelolaan Objek Wisata Danau Gayambang Di Desa Ujung Batu Sosa Kabupaten Padang Lawas” ini dibuat demi memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Geografi yang diampu oleh Ibu Fitra Delita, M.Pd. Dalam penyusunan laporan penelitian ini penulis banyak mendapatkan saran, dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak dan menjadikan pengalaman yang berharga bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberi masukan, bantuan, dan dorongan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terlibat dalam penulisan laporan penelitian ini. Dalam penyusunan laporan penelitian ini, penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan baik yang disengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan an wawasan sera pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf dan tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang membangun bagi penulis. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Padang Lawas , Desember 2020



NURHALIZA RAHMADANI HASIBUAN



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1 1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1 1.2 Identifkasi Masalah...................................................................................................5 1.3 Batasan Masalah.......................................................................................................5 1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................................5 1.5 Tujuan Penelitian......................................................................................................6 1.6 Manfaat Penelitian....................................................................................................6 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................7 2.1 Kajian Teori...............................................................................................................7 2.1.1 Pariwisata................................................................................................................7 2.1.2 Potensi Pariwisata..................................................................................................9 2.1.3 Perencanaan Pengembangan Pariwisata.............................................................10 2.1.4 Konsep dan Prinsip Sustainble Tourism.............................................................14 2.1.5 Konsep dan Strategi Pengembangan Daerah Tujuan Wisata...........................15 2.1.6 Community Based Tourism (CBT).........................................................................16 2.1.7 Prinsip Dasar Community Based Tourism(CBT).................................................17 2.1.8 Pemberdayaan Masyarakat Daerah Tujuan Parwisata.....................................18 BAB 3 MATODOLOGI PENELITIAN........................................................................19 3.1 Jenis Penelitian..........................................................................................................



3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................... 3.3 Populasi dan Sampel................................................................................................. 3.4 Variabel dan Definisi Operasional........................................................................... 3.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................... 3.6 Tenik Analisis Data................................................................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... BAB V PENUTUP........................................................................................................... 5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 5.2 Saran........................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... LAMPIRAN INDTRUMEN...........................................................................................



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan dan pengembangan sektor bidang objek wisata adalah salah satu upaya dalam meningkatkan perekonomian, sosial, dan lingkungan di suatu Negara. Memiliki berbagai potensi alam yang dapat dikembangkan oleh negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia, hal itu bisa dikembangkan sebagai kegiatan aktivitas perekonomian yang bertujuan untuk menghasilkan devisa negara dengan cepat (quick yielding). Ketika sebuah objek wisata dipandang sebagai suatu industri maka dari itu bahan bakunya juga tidak akan pernah habis tidak seperti bahan baku wisata lainnya. Dalam pengeloaan serta pengembangan wiayah objek wisata di suatu kawasan daerah yang dapat dijadikan sebagai katalisator pembangunan sektor lain yang masih relavan dalam kepariwisataan, yaitu seperti: kulner, penginapan, perjalanan wisata (travel agent), dan industri kerajinan, dimana dapat menciptakan lapangan kerja yang kemudian akan mingkatkan perekonomian rakyat. Dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata alam di wilayah Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Padang Lawas, Kecamatan Sosa, salah satu yang dikembangkan adalah objek wisata Danau Gayambang. Danau Gayamabnag merupakan Danau buatan yang relatif indah terletak di wilayah Kecamtan Sosa, di Desa Ujung Batu. Sejarah perkembangan Danau Gayambang merupakan tempat wisata yang baru jika dibanding tempat wisata lainnya. Kekayaan alam milik desa setempat yang hingga kini belum secara maksimal dikelola masyarakat oleh setempat, sebagai lokasi objek wisata yang dapat membuka lapangan kerja bagi warganya. Berkembangnya objek wisata Danau Gayambang ini dikarenakan di saat gejolak ekonomi tidak menentu beberapa bulan terakhir, mungkin membuat sebagian masyarakat di Kabupaten Padang Lawas (Palas), tidak terpikir untuk meluangkan waktu liburan guna menghibur diri, seperti pergi ke lokasi objek wisata yang tersedia di daerah ini, karena keterbatasan ekonomi. Namun sepertinya hal tersebut bisa diatasi, bila masyarakat di Palas mengetahui perihal



keberadaan lokasi wisata alami Danau Gayambang yang terletak di Desa Ujung Batu, Kecamatan Sosa, berjarak sekitar 20 kilometer dari Sibuhuan, ibukota Kabupaten Palas. Kawasan objek wisata Danau Gayambang berkembang dengan menyajikan beberapa alternatif wisata lainnya. Lokasi wisata alam yang belum ditata rapi oleh pemda setempat ini menyajikan hiburan tersendiri yang bisa dinikmati, bagi setiap pengunjung. Dengan pemandagannya bagus, Udaranya sejuk, ada sampan kecil yang bisa dipakai bersama anak-anak, untuk mengelilingi danau. Lumayan jauh lintasannya, sekitar 2 kilometer. Kawasan objek wisata Danau Gaymbang juga merupakan tempat wisata yang menarik bagi sebagian wisatawan karena keindahan pemandangan,dan bahkan dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari. Pengelolaan dan perkembangan objek wisata Danau Gayambang serta faktor penunjangnya memiliki makna penting dalam melakukan integrasi nasional khususnya di Kabupaten Padang Lawas. Infrastuktur bukan saja berfungsi mengikat geografi wilayah nusantara, tetapi juga memandu lahirnya partisipasi, efesiensi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menentukan keberhasilan pengembangan suatu daerah, yakni dapat memberikan kesejahteraan tiap warga masyarakat secara adil dan optimal. Warga yang sejahtera cenderung bersifat integratif dan hubungan warga masyarakat dengan pemerintahan positif, sehingga masingmasing ingin memelihara manfaat dari hubungan tersebut (Nugraho, 2011). Dengan begitu diharapkan dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata Danau Gayambang berjalan dengan baik, yang saat ini pengelolaannya terkesan belum maksimal. Pembangunan Danau Gayambang sebagai tempat wisata harus dikelola dan dikembangkan secara baik, sebab tempat objek wisata menuntut kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja atau lembaga pengelola objek wisata, hal ini harus melibatkan seluruh pihak yang terkait, termasuk masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan partisipasi masyarakat agar tercipta objek wisata pantai yang baik.



Pada tahun 2019 aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dan wisatawan di objek wisata Danau Gayambang ini semakin meningka sejak hari pertama perayaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H tahun 2019, jumlah pengunjung yang datang ke lokasi wisata alami Danau Gayambang di Desa Ujung Batu Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas (Palas) membludak dari hari libur umum biasanya, oleh sebab itu perlu dijaganya kebersihan, dan kelesetarian lingkungan. Keberlanjutan dilakukan dengan lebih serius dengan melibatkan masyarakat agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik maka akan berdampak pada perubahan sosial masyarakat serta terjadinya penurunan pendapatan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan danau. Pemerintah telah mengatur pengelolaan kawasan pantai hal ini tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019, tentang sumber daya air. Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain memiliki tugas meliputi: a. membantu Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalam mengelola Sumber Daya Air di wilayah desa berdasarkan asas kemanfaatan umum dan dengan memperhatikan kepentingan desa lain; b. mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakat desa dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayahnya; c. ikut serta dalam menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan d. membantu



Pemerintah



Daerah



kabupaten/kota



dalam



memenuhi



kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Air bagi warga desa. Strategi pengelolaan kawasan Cekdam khususnya objek wisata Danau Gayambang



adalah



pemanfaatan



ruang secara



optimal



untuk kegiatan



kepariwisataan. Keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan sektor usaha masyarakat diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah, baik secara mikro maupun secara makro, dengan meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul tanpa harus merusak kelestarian lingkungan.



Upaya dari pihak pemerintah untuk menata dan mengelolah kawasan agar menjadi objek wisata yang lebih baik, yaitu dengan menyediakan fasilitasfasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan, misalnya penyediaan lapangan parkir untuk sepeda motor dan perbaikan jalan yang masih berbatu-batu. Penataan dan pengembangan



kawasan



objek



Danau



Gayambang



diharapkan



mampu



meningkatkan kualitas objek wisata dengan memberikan nilai tambah yang memperhatikan kualitas lingkungan, sehingga mampu menarik lebih banyak wisatawan.



Gambar 1: Lokasi Danau Gayambang Sumber: http://marhotmartua.blogspot.com/



Gambar 2: Kurangnya Lahan Parkiran Sumbe: https://www.metro-online.co



Melihat dari banyaknya permasalahan yang diuraiankan di atas, maka diperlukan adanya pengelolaan dan pengembangan pariwisata yang baik sehingga pengelolaan dan pengembangan Objek Wisata Danau Gayambang dapat dilakukan secara optimal, sesuai daya dukung dengan memanfaatkan potensi alam yang ada dilokasi kawasan wisata tersebut 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Masih minimnya pengeolaan dalam pengambangan objek wisata Danauyambang G di Desa Ujung Batu Kecamatan. Sosa Palas. 2. Fasilitas sarana dan pasarana oleh pemerinta sebagai pendukung dalam pengembangan dan pengelolaagn obejek wisata Danau Gayambang sangat rendah. 1.3 Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu, cakupan dan aktifitas, penelitian ini hanya membatasi mengenai 1. Pengelolaan yang baik dan benar di kawasan objek wisata Danau Gayambang sebagai aset bagi mayarakat setempat. 2. Pemenuhan terhadap peran peran pemeintah untuk memerikan fasilitas dan sarana prasarana dalam mendukung majunya objek wisata danau Gayambang. 1.4 Rumusan Masalah Melihat dari latar belakang masalah di atas maka di dapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagimana



pengelolaan



dan



pengembangan



objek



wisata



Danau



Gayambang saat ini? 2. Bagaimana arahan pengelolaan dan pengembangan objek wisata Danau Gayambang dikembangkan? 1.5 Tujuan Penelitian



Untuk memperjelas arah penelitian berikut tujuan dari pelaksanaan dari penelitian ini: 1. Mengetahui bagaimana pengelolaan dan pengembangan objek wisata saat ini terkait Danau Gayabang keberlanjutan pengelolaan objek wisata Danau Gayabang yang akan datang. 2. Menganalisis arahan pengelolaan dan pengembangan objek wisata Danau Gayabang. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengelolaan objek wisata sebagai aset Desa Ujung Batu Kecamatan Sosa. b.



Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan.



c.



Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kepariwisataan dan pengembangnya serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.



BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata Pariwisata bisa ditinjau dari berbagai sudut pandang dimana belum ada keseragaman sudut pandang. Salah satunya adalah yang dikemukan oleh E. Guyer Freuler dalam Yoeti (1996: 115), yang menyatakan : Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan phenomena dari jaman sekarang yang didasarkan di atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselnggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Yoeti, 1996: 118) Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa orang yang melakukan perjalanan akan memerlukan berbagai barang dan jasa sejak mereka pergi dari tempat asalnya sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asalnya. 



Secara umum Pariwisata ialah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu dari suatu tempat ke tempat lain dengan



melakukan perencanaan sebelumnya, tujuannya untuk rekreasi atau untuk suatu kepentingan sehingga keinginannya dapat terpenuhi atau pariwisata dapat diartikan juga sebagai suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain untuk rekreasi lalu kembali ke tempat semula. 



Secara Etimologis peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang atau berkali-kali (Musanef, 1996 : 8).







Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Pasal 1 Ayat 3 dinyatakan bahawa ”Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta pelayanan yang disedikan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”.



Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka terdapat lima hal penting yang mendasari kegiatan pariwisata : 1. Perjalanan wisata yang bertanggung jawab, artinya bahwa semua pelaku kegiatan pariwisata harus bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan alam dan budaya 2. Kegiatan pariwisata dilakukan ke/di daerah-daerah yang masih alami (nature made) atau di/ke daerah-daerah yang dikelola berdasarkan kaidah alam.



3. Tujuannya selain untuk menikmati pesona alam, juga untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai fenomena alam dan budaya. 4. Memberikan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam. 5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat 2.1.2 Potensi Pariwisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian kata potensi adalah kemampuan, daya, kekuatan, kesanggupan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Sedangkan kata Pariwisata mempunyai arti segala yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan dan turisme. Dalam definisi peneliti akan memberikan pengertian berdasarkan permasalahan yang akan dibahas antara lain (Sujali, 1989): 1.



Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil karya manusia itu sendiri.



2.



Potensi internal obyek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan dukungan bagi pengembangan.



3.



Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan suatu obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas penunjang, dan fasilitas pelengkap.



Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian Potensi Pariwisata adalah kemampuan atau daya untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini pengembangan produk objek dan daya tarik wisata. 2.1.3 Perencanaan Pengembangan Pariwisata Menurut Yoeti dalam Primadany (2013:22), “pengembangan adalah usaha atau memajukan serta mengemabangkan suatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang matang sehingga bermanfaat bagi masyarakat baik juga segi ekonomi, sosial, dan juga budaya”/ perencanaan dan pengembangan pariwisata suatu daerah tujuan wisata prinsip-prinsip perencanaan dalam konteks pariwisata. Pendekatan pertama cenderung dikaitkan dengan sistem perencanaan formal sangat menekan pada keuntungan potensi dari ekowisata. Pendekatan kedua, cenderung dikaitkan dengan istilah perencanaan yang partisipatif yang lebih concern dengan ketentuan dan pengaturan yang lebih seimbang antara pembangunan dan perenanaan terkendali. Kebijakan pariwisata memberikan filsafat dasar untuk pembangunan dan menentukan arah pengembangan pariwisata di destinasi tersebut untuk masa depan. Sebuah destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada aktivitas wisata. Dalam pelaksanaan pengembangan, perencanaan merupakan faktor



yang perlu dilakukan dan dipertimbangkan.



Menurut Inskeep (1991:29), terdapat beberapa pendekatan yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan pariwisata, diantaranya: 1. Continous Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan dilihat sebagai proses yang akan terus berlangsung didasarkan pada kebutuhan dengan memonitor feed back yang ada. 2. System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan sistem dan perlu direncanakan seperti dengan tehnik analisa sistem. 3. Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem diatas, dimana semua aspek dari pengembangan pariwisata termasuk didalamnya institusi elemen dan lingkungan serta implikasi sosial ekonomi, sebagai pendekatan holistik. 4. Integrated Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem dan keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai sistem



dan



keseluruhan



dimana



pariwisata



direncanakan



dan



dikembangkan sebagai sistem yang terintegrasi dalam seluruh rencana dan total bentuk pengembangan pada area. 5.



Environmental and sustainable development approach, pariwisata direncanakan, dikembangkan, dan dimanajemeni dalam cara dimana sumber daya alam dan budaya tidak mengalami penurunan kualitas dan diharapkan tetap dapat lestari sehingga analisa daya dukung lingkungan perlu diterapkan pada pendekatan ini.



6.



Community Approach, pendekatan yang didukung dan dikemukakan juga oleh Peter Murphy (1991) menekankan pada pentingnya memaksimalkan keterlibatan masyarakat lokal dalam perencanaan dan proses pengambilan keputusan pariwisata, untuk dapat meningkatkan yang diinginkan dan kemungkinan, perlu memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan manajemen yang dilaksanakan dalam pariwisata dan manfaatnya terhadap sosial ekonomi.



7.



Implementable Approach, kebijakan pengembangan pariwisata, rencana, dan rekomendasi diformulasikan menjadi realistis dan dapat diterapkan, dengan tehnik yang digunakan adalah tehnik implementasi termasuk pengembangan,



program



aksi



atau



strategi,



khususnya



dalam



mengidentifikasi dan mengadopsi. 8. Application of systematic planning approach, pendekatan ini diaplikasikan dalam perencanaan pariwisata berdasarkan logika dari aktivitas. . Goals biasanya termasuk aspek-aspek seperti meningkatkan kepuasan pengunjung, diversifikasi pasar pariwisata, meningkatkan kontribusi pariwisata kepada ekonomi local, dan mengembangkan potensi pariwisata suatu daerah. Sementara objectives adalah lebih spesifik (khusus) dan berhubungan dengan tindakan-tindakan yang aktual. Objectives



bertujuan untuk mengarahkan tindakan yang akan membantu mencapai goal-goal pembangunan. Jadi objectives harus lebih realistis, dapat diukur dan mampu dicapai dalam jangka waktu yang ditentukan.



Menurut Godfrey & Clarke “Goals and Objectives” yang realistis adalah inti untuk pengembangan pariwisata yang bersukses. Tourism Action Steps menyangkut siapa, apa, dimana dan bagaimana yang menjelaskan bagaimana caranya goals and objectives akan dilaksanakan. Tindakan pariwisata menyatakan apa yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan oleh siapa. Tourism Action Steps harus jelas dan mempunyai jangka waktu yang ditentukan dan tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tindakan itu dapat didelegasikan secara individu atau berkelompok. Menurut Godfrey and Clarke proses membentuk strategi pariwisata terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1. Identifying Opportunities and Constraints (Based on an evacuation of supply and demand). 2. Setting development Goals and Objective (Addressing issues needing attention in the short, medium and longer term).



3. Define a series of action steps (Designed to achieve the goals and objectives within some specified time frame). 2.1.4 Konsep dan Prinsip ‘Sustainable Tourism’ Sustainable



Tourism



(pariwisata



berkelanjutan)



dan



Sustainable



development (pembangunan berkelanjutan) adalah istilah yang mengakibatkan bermacam-macam tanggapan/respons dari manajer-manajer, perencana-perencana pariwisata, serta pembela/advokat lingkungan, baik skeptis sampai yang memperhatikan. Menurut WTO dalam agenda 21 untuk industri travel dan pariwisata menyatakan : Sustainable



tourism



development



memenuhi



kebutuhan



wisatawan



dan



masyarakat daerah tujuan wisata sambil melindungi dan mengembangkan peluang pada masa depan. Dipandang sebagai sesuatu yang mengarahkan ke manajemen, seluruh sumber daya dengan cara dimana kebutuhan ekonomi, sosial dan estetik dapat dipenuhi bersam integritas budaya, proses-proses ekologi yang esensial, diversitas biologi dan sistem-sistem mendukung kehidupan tetap dipelihara. Isu-isu strategis dalam Sustainable Tourism adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan tanggung jawab Stakeholder Corporate b) Menghasilkan Bentuk pariwisata yang cocok c) “Sustaining” Sumber Daya Sosial dan Budaya d) “Sustaining” Lingkungan Alam e) Kebutuhan atas rencana yang efektif untuk Perencanaan Daerah Tujuan Wisata



f) Peranan “Carrying Capatities” dan indikator-indikator dalam Sustainable Tourism. g) Menghindari konflik h) Peningkatan Keterlibatan Masyarakat i)



Pengarahan untuk masa depan



2.1.5 Konsep dan Strategi Pengembangan Daerah Tujuan Wisata Sebuah destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada aktivitas wisata. Untuk dapat meningkatkan potensi pariwisatanya, yang perlu dilakukan adalah merencanakan pengembangan wisata agar dapat lebih baik dari sebelumnya. Tiga prinsip utama dalam sustainability development (McIntyre, 1993: 10): 1.



Ecological Sustainability, yakni memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan sesuai dengan proses ekologi, biologi, dan keragaman sumber daya ekologi yang ada.



2. Social



and Cultural Sustainability, yaitu memastikan



bahwa



pengembangan yang dilakukan memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat sekitar dan sesuai dengan kebudayaan serta nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat tersebut. 3. Economic Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan efisien secara ekonomi dan bahwa sumber daya yang digunakan dapat bertahan bagi kebutuhan di masa mendatang.



2.1.6 Community Based Tourism (CBT) Menurut Garrod (2001:4), terdapat dua pendekatan berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip perencanaan dalam konteks pariwisata. Pendekatan pertama yang cenderung dikaitkan dengan sistem perencanaan formal sangat menekankan pada keuntungan potensial dari ekowisata. Pendekatan ke dua, cenderung dikaitkan dengan istilah perencanaan yang partisipatif yang lebih concern dengan ketentuan dan pengaturan yang lebih seimbang antara pembangunanan dan perencanaan terkendali. Pendekatan ini lebih menekankan pada kepekaan terhadap lingkungan alam dalam dampak pembangunan ekowisata. Salah satu bentuk perencanaan yang partisipatif dalam pembangunan pariwisata adalah dengan menerapkan Community Based Tourism (CBT) sebagai pendekatan pembangunan 2.1.7 Prinsip Dasar Community Based Tourism(CBT) Terdapat beberapa prinsip dasar CBT yang disampaikan WTO (2005) dan Suansri (2003:12) dalam gagasannya yaitu: 1) Mengakui, mendukung dan mengembangkan kepemilikan komunitas



dalam industri pariwisata, 2) Mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai setiapaspek, 3) Mengembangkan kebanggaankomunitas, 4) Mengembangkan kualitas hidupkomunitas, 5) Menjamin keberlanjutanlingkungan, 6) Mempertahankan keunikan karakter dan budaya di arealokal,



7) Membantu berkembangnya pembelajaran tentang pertukaran budaya



pada komunitas, 8) Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia, 9) Mendistribusikan keuntungan secara adil pada anggota komunitas.



10) Berperan dalam menentukan prosentase pendapatan (pendistribusian pendapata dalam proyek yang ada dikomunitas. 2.1.8 Pemberdayaan Masyarakat Daerah Tujuan Pariwisata Pembedayaan masyarakat menurut ahli, Adimihardja dalam Sunaryo (2013:215) merupakan suatu poses yang tidak saja mengembangkan potensi msyarakay yang sedang tidak berkembang, namun berupaya meningkatan harkat dan martabat, rasa percaya diri, dan harga diri serta terpeliharny tatanan nilai budaya setempat. Pengelolaan daerah tujuan dengan melibatkan masyarakat setempat merupakan model pengembangan pariwisata yang sedang mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan (Sunaryo, 2013:215). Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata menurut Suryo (2013:201) dapat diartikan bahwa “semua orang yang berkecimpung dan atau menyumbang tenaga dan pikirannya pada seluruh potensi yang terkandung di dalam usaha pariwisata demi tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatana yang seimbang dan berkelanjutan. Masyarakat sebagai stalkholder sekitar daerah tujuan wisata dapat diperdayakan untuk membentuk suatu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sehingga segala kegiatan dan aktivitas wisatwan akan lebih terorganisir dalam melakukan pengembangan serta menjaga kelestarian lingkungan. Proses



pemberdayaan masyarakat dalam pariwisata juga diarahkan untuk bersifat kolektif dan bukan secara individu sehingga menjadi tolak ukur keberhasilan dengan saling terintegrasi di berbagai sektor Tjokroinoto dan Pranakan dalam Sunaryp (2003:2016).



2.2 Penelitian Relevan Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti berikut dapat menjadi kajian yang relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan: 1. Achamd Nur Yachya, Wilopo, M. Kholid Mawardi (2016), dengan judul penelitian “PENGELOLAAN KAWASAN WISATA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN



SKONOMI



MASYARAKAT



(COMMUNITY BASED TOURISM).



BEBASI



CBT



Dimana pada hasil penelitian



yaitu: Pengelolaan kawasan wisata Pantai Clungup atas iniasi dari masyarakat sekitar, dan akhinya membuat kelompok sadar wisata bernama Bukit Alam. Kelompok sadar wisata Bakti Alam dianggotai oleh masyarakat sekitar kurang lebih berjumlah 70 orang. Penerapan Community Based Tourism (CBT) pada pengelolaan kawasan wisata Pantai Clungup sudah bagus, hal ini dapat dilihat sebgai berikut a. Pengikutsertaan anggota kelompok dalam semua aspek. Untuk pengikut sertaan anggota kelompok dalam semua aspek sudah baik hal ini terlihat dari aspek pengambilan keputusan serta pengelolaan kawasan wisata Pantai



Clungup



yang



semuanya



melibatkan



anggota



kelompok.



Pengambilan keputusan biasnya di ambil ketika diadakan rapat mingguan



b. Pengembangan kualitas hidup anggota kelompok Pengembangan kulaitas hidup anggota kelompok juga terus dilakukan melaui peningkatan soft skill dan platian-pelatian yang diadakan kelompok sendiri maupun kerja sama dengan pihak lain, c. penjaminan keberlanjutan lingkungan penjamin keberlanjutan lingkungan sangat dijaga oleh kelompok sadar wisata Bakti Alam selaku pihak pengelolah kawasan wisata tersebut. Pentingnya pengelolaan kawasan secara berkelanjutan juga termasuk aspek dalam CBT yang harus dilakukan sehingga kawasan wisata tetap terjaga dan tidak untuk dinikmati sesaat. Tujuan dasar dari penerapan CBT adalah meningkatkan manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dari adanya pengelolaan kawasan wisata. 2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengelolaan kawasan wisata Pantai Clungup di Kabupaten Malang, berdampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari dimensi ekonomi yang indikatornya adalah adanya dana untuk pengembangan komunitas, terciptanya lapangan kerja baru, adanya penghasilan bagi masyarakat sekitar, dan pembagian keuntungan yang merata kepada setiap anggota kelompok. Keempat indikator berjalan di kawasan wisata Pantai Clungup sehingga masyarakat mendapatkan manfaat secara ekonomi dengan adanya pengelolaan kawasan wisata Pantai Clungup. Dengan pengelolaan kawasan wisata berbasis CBT msyarakat cenderung memperoleh manfaat secara langsung disegi ekonomi. 3. Terdapat faktor penghambat dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Clungup berbasis CBT. Faktor penghambat dalam



implementasi pengelolaan tersebut dari internal maupun external. Seperti yang diungkapkan dalam hasil pembahasan faktor penghambat di internal adalah minimnya pengetauan SDM sehingga tidak muda menerima masukan dan kurang pahamnya kualitas SDM terkait pengelolaan kawasan wisata yang baik dan benar. Serta adanya anggota kelompok yang kurang disiplin. Sedangkan faktor penghambat di external adalah masih tingginya egoisitas masing-masing sektor,yang lebih mementingkan kepentingan golongan (sektor) dibandingkan kepentingan bersama dalam mengelola kawasan wisata Pantai Clungup. Ikut berperanya perhutani dalam pengelolaan kawasan wisata juga mempengarui terhadap berkurangnya pendapatan dari kelompok, hal ini dikarenakan perhutani meminta 70 % dari pemasukan tiket, sehinggamemaksa peng elola untuk mencari keuntungan diluar tiket. 2. Merceilla



Hidayat



(2011)



“STRATEGI



PERENCANAAN



DAN



PENGEMBANGAN OBJEK WISATA (STUDI KASUS PENTAI PENGANDARAN KABUPATEN CIAMIS)”. Dimana hasil penelitiannya sebagai berikut:



Objek wisata pantai Pangandaran merupakan objek



wisata yang sangat popular di kalangan wisatawan domestik (Nusantara) sebagai daerah tujuan wisata yang sangat kuat, sehingga objek wisata pantai Pangandaran masih memiliki peluang untuk menjadi sebuah destinasi wisata unggulan di Jawa Barat. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kondisi produk wisata dan pasar aktual, objek wisata pantai Pangandaran, dalam hal kerusakan sarana prasarana, kesemerawutanpantai



cukup kompleks, pantai Pangandaran tengah mencapai fase stagnasi dalam daur siklus hidup objek wisata, dimana fase stagnasi ini harus dapat diperbaiki sehingga tidak terjerembab dalam waktu singkat dalam fase kemunduran (decline), Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kondisi produk wisata dan pasar aktual, objek wisata pantai Pangandaran dalam hal kerusakan sarana dan prasarana kesemrawutan pantai cukup komplek, pantai Pangandaran tengah mencapai fase stagnasi dalam daur siklus hidup objek wisata. Optimalisasi penyiapan sarana dan



prasarana untuk



mendukung pengembangan wisata bahari, seperti penyediaan alat selam, papan penunjuk tempat wisata, alat



snorkeling,penjaga/polisi pantai,



termasuk information center, penyediaan toilet, dan tempat sampah yang memadai bagi pengunjung yang membutuhkan.



2.3 Kerangka Berpikir Penelitian awal yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan riset literatur untuk mendapatkan data informasi mengenai objek Wisata Danau Gayambang Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas. Kemudian peneliti melakukan penggabungan-penggabungan dari teratur data yang telah didapat tersebut dan kemudian Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Kota Medan. Adapun data informasi yang diolah yaitu: 1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di objek wisata Danau Gayambang saat ini? 2. Pengelolaan dan pengembangan objek wisata Danau Gayambang saat ini?



3. Arahan pengelolaan dan pengembangan objek wisata Danau Gayambang dikembangkan? Setelah peneliti melakukan studi literatur terhadap jurnal-jurnal, artikel, dan penelitian terdahulu, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat saat ini. Bagimana pengelolaan dan pengembangan.Bagaimana arahan pengelolaan dan pengembangan objek wisata Danau Gayambang dikembangkan.



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Ditinjau dari jenis data nya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6). Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Jenis



penelitian



deskriptif



yang



digunakan



pada



penelitian



ini



dimaksudkan untuk mempeoleh informasi mengenai pengelolaan daerah wisata Danau Gayambang di Desa Ujung Batu Sosa, Kabupaten Padang Lawas secara mendalam dan menyeluruh. Selain itu, denan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan dalam pengeolaan danau wisata ini. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang pengelolaan objek wisata ini di laksanaan di Danau Gayambang Desa Ujung Batu Sosa Kabupaten , Padang Lawas. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak awal penentuan judul proposal yang disetujui dosen pengampuh yaitu bulan Oktober s.d Desember 2020.



3.3 Populasi Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama (Latipun, 2011 : 25). Sedangkan menurut Azwar populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain (Azwar, 2011 : 77). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar Danau Gayambang Desa Ujung Batu, Kabupaten Padang Lawas. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006 : 131). Apabila subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sedangkan untuk subyek yang lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % (Arikunto, 2006 : 134). Dalam penelitian ini, populasi hanya 1 warga. 3.4 Variabel dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2012 : 59) menjelaskan mengenai pengertian dari variabel yaitu : “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.



Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran terhadap keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian. Setelah itu penulis akan melanjutkan analisis untuk mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Menurut Sugiyono (2010:30), berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predicator, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah Pengelolaan objek wisata (X1) dan dampak bagi perekonomian masyarakat sekitar (X2). b. Variabel Terikat ( Dependent Variable) Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah meningkatnya julmah pengunjung/ wisatawan yang datang (Y) 3.5 Teknik Pengumpulan Data Arikunto menjelaskan metode pengumpulan data adalah cara bagaimana data



mengenai



variabel-variabel



dalam



penelitian



dapat



diperoleh.



Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian



karena data ini akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu: 1. Wawancara Metode wawancara yaitu cara yang digunakan oleh seseorang untuk tujuan tertentu, mencoba, mendapat keterangan atau pendapat secara lisan dengan seseorang responden dengan bercakap-cakap secara langsung dengan seseorang itu. Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan wawancara terstruktur (structural interview). Wawancara terstruktur dilakukan peneliti secara langsung dengan mengajukan pertanyaan pada narasumber terkait dengan data yang diingikan berdasarkan panduan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan informan pun menjawab pertanyaan tersebut, baik secara singakat maupun secara panjang lebar. 2. Dokumentasi Yaitu suatu tekhnik dokumentasi yang digunakan untuk mencari data melalui sumber tertulis, seperti perundang- undangan yang terkait, arsip, catatan, dokumen resmi, dan sebagainya.65 Sedangakan dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data penelitian antara lain dokumen yang berkaitan dengan maqashid syariah menggunakan kitab- kitab fiqih, buku dan juga artikel yang terkait dengan masalah yang diteliti juga berupa rekaman, catatan dan foto-foto.



3.6 Teknik Analisa Data Prosedur pengolahan data sangat diperlukan dalam menganalisa data, sehingga untuk mengelola keseluruhan data dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Adapun proses analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Editing, yaitu meneliti kembali data-data yang diperoleh terutama dari kelengkapannya, kejelasan makna, kesesuaian serta relevansinya dengan kelompok data yang lainya dengan tujuan apakah data-data tersebut mencukupi untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti, dan untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan data dalam penelitian serta untuk meningkatkan kualitas data.66 Menerangkan, memilah hal-hal pokok dan memfokuskan hal- hal penting yang sesuai dengan rumusan masalah. Dalam teknik editing ini peneliti akan mengecek kelengkapan serta keakuratan data yang diperoleh dari data primer maupun sekunder yang kemudian diolah pada tahap selanjutnya. 2) Classifaying, yaitu setelah asa data dari berbagai sumber, kemudian diklasifikasikan dan dilakukan pengecekan ulang agar data yang diperoleh terbukti valid. Klasifikasi ini bertujuan untuk memilah data yang diperoleh dari informan dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian 3) Verifying, adalah langkah dan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah terkumpul terhadap kenyataan yang ada di lapangan guna memperoleh keabsahan data



4) Analysing,



adalah



suatu



proses



untuk



mengatur aturan data,



mengorganisasikan kedalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar. Sugiyono berpendapat bahwa analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari lapangan, catatan lapangan, dan dokumentasi.



Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan analisis data dengan sifat deskriptif, yaitu dengan memaparkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan, yaitu dalam pengelolaan obek wisata danau Gayambang 5) Concluding,



adalah



penarikan



kesimpulan



dari



permasalahan-



permasalahan yang ada, dan ini merupakan proses penelitian tahap akhir serta jawaban atas paparan data sebelumnya. Pada kesimpulan ini, peneliti mengerucutkan persoalan diatas dengan menguraikan data dalam bentuk kalimat yang teratur, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif sehingga memudahkan pembaca untuk



DAFTAR PUSTAKA Rizka. A. 2014. Bab I Pendaduluan: Pengelolaan dan Pengembangan Objek Wisata. Diakses 2 Desembe 2020, pada laman: http://digilib.isi.ac.id/155/2/Bab%20I%20Arbain.pdf Medan Bisnis. 2015. Danau Gayambang Potensi Alam Yang Terpendam. Diakses 2 Desember 2020, pada laman: https://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/09/05/184769/danaugayambang-potensi-wisata-yang-terpendam-di-sosa/ Sibuhuan. Padang Lawas. 2015. Danau Gayambang yang Murah dan Alami. Diakses 2 Desembe 2020, pada laman: https://web.facebook.com/229935893766428/photos/danau-gayambangwisata-alami-nan-murah-meriahpalas-di-saat-gejolak-ekonomitidak/903552883071389/?_rdc=1&_rdr Admin. 2019. Libur Lebaran, Jumlah Pengunjung Danau Gayambang Membludak. Diakses 2 Desembe 2020, pada laman: https://www.metroonline.co/2019/06/libur-lebaran-jumlah-pengunjung-danau.html Merceilla Hidayat. 2011. STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN OBJEK



WISATA



(STUDI



KASUS



PENTAI



PENGANDARAN



KABUPATEN CIAMIS). The Journal. 1 (1). 33- 43. Achamd Nur Yachya, Wilopo, M.Kholid Mawardi. 2016. PENGELOLAAN KAWASAN WISATA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN SKONOMI MASYARAKAT BEBASI CBT (COMMUNITY BASED TOURISM). Jurnal Administrasi Bisnis(JAB) 39 (2). 107- 116 Samsih Setiawan. 2020. Pariwisata. Guru Pendidikan. Diakses 8 Desember 2020, pada laman: https://www.gurupendidikan.co.id/pariwisata/ MS Numan. 2014. BAB III METODE PENELITIAN. Diakses 19 Desember 2020 pada laman: http://etheses.uin-malang.ac.id/ Ayu Widya Rizki. 2016. PENGELOLAAN OBJEK WISATA LUMPUR LAPINDO PERSPEKTIF MAQAHID SYARIAH. . Diakses 19 Desember 2020 pada laman: http://etheses.uin-malang.ac.id/



LAMPIRAN INSTRUMEN KISI-KISI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA PENETIAN TENTANG PENGELOLAAN OBJEK WISATA DANAU GAYAMBANG