9 0 724 KB
MENINGKATKAN KREATIVITAS MELUKIS ANAK MELALUI TEKNIK AQUAREL DENGAN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Sentra Seni TK Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2021/2022
Diajukan sebagai tugas Praktik Profesi Lapangan Keguruan (PPL-G) Dosen Pembimbing
: Annisa Purwani, M.Pd
Disusun Oleh : Resty Hasby Laelillah NIM. 0106.1801.023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DR. KH. EZ MUTTAQIEN PURWAKARTA 2021
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Madyawati, 2017 : 2). Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak (Sujiono, 2013 : 7). Oleh karena itu, pendidik dan orang tua berperan penting pada proses pendidikan hingga menciptakan dan memberikan pengalaman baru agar anak meniru dan memahami apa yang disampaikan dan apa yang diberikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Salah satu kemampuan yang dikembangkan dalam pendidikan di TK yaitu Kreativitas, khususnya kemampuan anak dalam melukis.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 1
Karena melukis salah satu jenis kegiatan yang disukai anak untuk meningkatkan daya cipta dan kreativitas anak. Adapun praktikan melakukan wawancara dengan guru kelas tentang hasil pra survey mengenai indikator peningkatan kreativitas anak. Dalam hal ini guru kelas memberikan keterangan tentang observasi yang praktikan lakukan diantaranya yakni anak masih merasa takut dalam mencoba hal hal baru dan kurangnya ide-ide baru dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 16 September 2021 sebagian besar belum memperoleh nilai tuntas. Hal ini bisa dibuktikan pada pra penelitian awal sebelum tindakan yang menunjukkan bahwa mumu rata rata belum mendapatkan nilai tuntas dalam kreativitasnya. Kenyataan tersebut di perkuat dengan hasil wawancara kepada guru kelas tersebut. 1 Hasil pengamatan observasi yang dilakukan dapat permasalahan, bahwa pada saat melakukan pra survey masih ada beberapa anak yang masih kesulitan menuangkan ide-ide baru dalam melukis. Hal ini juga disebabkan di dalam kegiatam proses pembelajaran yang berkaitan dengan seni dilakukan kurang adanya variasi. Di dalam kegiatan proses pembelajaran seni yang kurang bervariasi akan berpengaruh pada motivasi dan minat belajar anak, maka hasil belajar anak belum sesuai harapan dan sangat perlu untuk di tingkatkan. Untuk membantu mewujudkan kreativitas anak, anak harus dilatih dalam keterampilan sesuai dengan minat anak. Dan diberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat yang di miliki anak. Pendidik terutama orang tua perlu menciptakan ide-de baru guna untuk merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif
1
Nia, Anak Kelas usia 5-6 Tahun, TK Mutiara Iinsani Purwakarta 16 September 2021.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 2
anak, serta menyediakan sarana prasarana. Akan tetapi ini saja tidak cukup, harus disertai dengan dorongan dan pelatihan dari lingkungan, dan adanya motivasi intrinsik pada anak. Jenis melukis yang akan dipelajari disesuaikan dengan karakter anak usia dini. Melukis yang dipilih dalam penelitian tindakan ini guna untuk meningkatkan kreativitas anak dikarenakan kegiatan ini belum pernah di lakukan oleh guru. Tujuan dari melukis yakni sebagai hiburan dan juga mengasah anak untuk kreatif. Dengan menerapkan melukis diharapkan anak mampu mengembangkan ide-ide baru dan kreatif anak-anak menjadi lebih aktif. Dengan adanya ide gagasana baru akan muncul pada kegiatan melukis hingga mengeksplorasi lukisan yang menarik. Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan maka praktikan tertarik untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan
Kreativitas Melukis Anak Melalui Teknik Aquarel Dengan Penerapan Metode Demonstrasi : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Sentra Seni TK Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2021/2022” B.
Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka praktikan merumuskan pokok
permasalahan ini, yaitu apakah melalui melukis dapat meningkatkan kreativitas melukis anak melalui teknik aquarel dengan penerapan metode demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun di sentra seni TK Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2021/2022? C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini di bedakan menjadi 2
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 3
tujuan yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk mencari ada tidaknya peningkatan kreativitas melalui melukis pada anak usia dini. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah untuk mencari ada tidaknya peningkatan kreativitas anak melalui melukis usia 5-6 tahun di TK Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta 2021/2022. D.
Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis Scara teoritis penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan serta referensi pembaca ataupun penelitian tindakan kelas selanjutnya tentang bagaimana cara meningkatkan kreativitas melukis anak melalui teknik aquarel dengan penerapan metode demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun di sentra seni TK Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2021/2022
2.
Secara Praktis Setelah diadakan pra penelitian TK Mutiara Insani Purwakarta secara praktis diharapkan dapat bermanfaat untuk : a. Bagi Anak 1) Dapat melatih mengembangkan ide-ide gagasan baru yang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 4
kreatif, seni dan keterampilan anak 2) Dapat mencurahkan ekpresi, perasaan melalui melukis 3) Dapat meningkatkan kreativitas anak 4) Dapat mengembangkan pelajaran yang menyenangkan, menarik dan bervariasi b. Bagi Guru Dapat memberikan motivasi pembelajaran dalam kegiatan melukis melalui Aquarel dan dilakukan dengan metode demonstrasi agar lebih menarik minat anak dalam seni. c. Bagi Sekolah Terciptanya
proses
belajar
mengajar
yang
efektif
dalam
meningkatkan kreativitas melukis anak melalui teknik aquarel dengan penerapan metode demonstrasi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 5
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Kajian Teori 1.
Kreativitas Anak usia dini Dilihat dari berbagai aspek kehidupan, Pendidikan anak usia dini sangat penting dalam mengembangkan kreativitas. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Sudarna, 2013 :18). Adapun kreativitas berhubungan dengan kemampuan guna untuk membuat kombinasi-kombinasi yang baru. Kreativitas adalah aktualisai kecerdasan dan karakter siswa dalam menyelesaikan (Kuriawan, 2015: 28). Seseorang yang kreatif memiliki kecerdasan atau pengetahuan, gagasan, pemikiran, serta langkah-langkah baru dalam menuangkan sebuah karya. Sehingga kemampuan yang dimiliki bisa dicapai dan dapat terselesaikan. Kreativitas anak usia dini adalah kreativitas yang dibawa sejak lahir, dan merupakan kemampuan untuk menghasilkan pemikiranpemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespons dan mengembangkan pikiran kreativitas. Kreativitas alami anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar. Dengan kata lain, kreativitas merupakan kemampuan anak menciptakan sesuatu yang berupa sutatu produk kreatif hasil pemikiran (Khasan, 2018: 163).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 6
Dengan begitu anak akan semakin kreatif dalam berkreasi melalui kegiatan-kegiatan yang diberikan. Oleh karena itu perlu adanya program program permainan dan pembelajrana yang dapat memelihara dan mengembangkan potensi kreatif anak. Pada kreativitas sangatlah penting dalam memahami ciri-cirinya. Keingintahuan yang di miliki anak kreatif biasanya sangat luas, mandiri, dan sangat percaya diri. Pada umumnya anak lebih berani mengambil resiko dari pada anak lain. Meningkatkan kreativitas dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan yang dapat diakukan oleh anak. Sebagai guru, orang tua, serta orang-orang terdekat perlu memahami bagaimana meningkatkan kreativitas anak agar muncul dan berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan, dan diperlukan serta bermanfaat bagi kehidupan orang lain dan diri sendiri.
Mengembangkan Kreativitas dalam Pembelajaran Menurut Adhipura
yang
dikutip
Ahmad
Susanto
upaya
ini
mampu
mengembangkan kreativitas anak didik. Untuk itu, upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menghormat pertanyaan yang tidak biasa b. Menghormati gagasan-gagasan anak yang tidak biasa, serta imajinasi dari anak. c. Memberikan kesempatan pada anak untuk belajar atas prakarsa sendiri. d. Memberi penghargaan pada anak
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 7
e. Meluangkan waktu bagi anak untuk belajar dan menyibukkan diri tanpa suasana penilaian (Mulyasa, 2021 : 97). Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kreativitas, Kreativitas sangat berkembang jika di dasari dengan potensi dalam diri individu serta di tunjang dari pengalaman-pengalaman selama berinteraksi dengan
lingkungannya.
kreativitas
tidak
dapat
Menurut
Asrori,
berkembang
ditemukan
secara
otomatis
bahwa tetapi
membutuhkan rangsangan dari lingkungan (Asrori, 2015 : 81). Manfaat Kreatifitas Pada Anak Usia Dini, kreativitas anak perlu dikembangkan sejak usia dini, dengan memiliki banyak nilai yang penting bagi anak. Akan tetapi nilai-nilai kreativitas yang penting ini sangat diabaikan. Hurlock menjelaskan nilai kreativitas tersebut bagi anak, sebagai berikut: a. Kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar. Penghargaan mempunyai pengaruh nyata terhadap perkembangan pribadinya. b. Menjadi kreatif juga penting artinya bagi anak kecil karena menambah bumbu dalam permainannya yang merupakan pusat kegiatan hidup mereka c. Dengan
bertambahnya usia anak prestasi
merupakan
kepentingan utama dalam penyesuaian hidup mereka d. Kreativitas memberi sumbangan pada kepemimpinan 2.
Melukis Usia 5-6 tahun
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 8
Melukis merupakan kegiatan belajar dengan bermain bentuk, warna, dan garis yang disusun dalam suatu media, baik itu keras, kain, kanvas, serta dinding yang luas. Kreativitas melukis pada anak usia dini merupakan hal yang penting untuk ditingkatkan dan dikembangkan sejak dini. Kreativitas anak usia dini jika dikembangkan sejak dini dapat menjadikan anak lebih kreatif, rasa ingin tahu tinggi, dan berjiwa eksplorasi. Mengembangkan kreativitas anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan salah satunya adalah kegiatan melukis. Kegiatan melukis juga dapat merangsang berbagai aspek perkembangan yaitu kognitif, sosial, seni, fisik motorik, moral, dan bahasa pada anak usia dini. Sehingga, meningkatkan kreativitas melukis pada anak usia dini dengan teknik yang sesuai minat anak perlu ditingkatkan. Di era milenial sekarang minat melukis pada anak usia dini kurang diperhatikan oleh orangtua/guru, padahal jika di kembangkan sejak dini akan menemukan bakat yang luar biasa diperoleh anak. Pola asuh dalam lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam meningkatkan krativitas anak, ketika lingkungan keluarga mendukung dan menfasilitasi maka kreativitas anak akan terbentuk denga baik. Selain lingkungan keluarga lingkungan sekolah pun juga mempunyai pengaruh penting dalam meningkatkannya. Peran kedua lingkungan tersebut saling berhubungan untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini. Supriadi (1994) berpendapat bahwa salah satu kemungkinan penyebab rendahnya kreativitas anak usia dini di Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang anak-anak kita untuk mengeksprsikan kreativitasnya, khususnya lingkungan keluarga dan sekolah.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 9
Menurut Rahmawati, Hadiyah, dan Muhammad (2015:2) bahwa kreativitas anak usia dini dapat dikembangkan melalui kegiatan yang menyenangkan salah satunya adalah kegiatan melukis. Karena melalui melukis dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk berkreasi. Mengingat bahwa anak usia dini sudah mulai mencoret-coret bermacammacam media.
Kondisi di lapangan masih banyak minat melukis anak yang rendah dan kurang adanya metode yang sesuai dengan minat anak. Sehingga perlu adanya metode baru dalam melukis salah satunya yaitu dengan teknik aquarel. Hakekat pembelajaran melukis haruslah berpusat pada anak, menyenangkan, suka rela, serta bermakna dalam bermain sambil belajar. 3.
Teknik Aquarel
Teknik Aquarel atau cat air adalah salah satu jenis lukis yang sudah dikenal masyarakat umum dan paling populer. Teknik aquarel adalah salah satu jenis teknik menggambar atau melukis yang memanfaatkan cat air sebagai bahan lukis dengan cara mengoleskan warna secara tipis dengan menggunakan sapuan kuas. Pendapat diungkapkan oleh Sunaryo dan Sumartono (2006:13) bahwa cat air atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah water color adalah suatu media dari sekian macam media yang biasa dipakai untuk membuat lukisan cat air. Disebut cat air karena bahan pengencetnya adalah air. Pigmen warnanya halus, dikemas dalam bentuk padat berpetak atau berbentuk pasta dalam tube. Aquarellen
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 10
(Teknik Aquarel), di gambarkan melukis dengan cat air yang transparan sehingga lapisan cat yang ada di bawahnya yakni yang disapukan sebelumnya atau putih kertas masih nampak. Teknik Aquarel merupakan teknik lukisan yang sangat sederhana dan mampu menghasilkan lukisan bermakna. Melukis juga dapat mengenalkan seni kepada anak usia dini, Sunaryo dan Sumartono (2006:17) 4.
Metode Demonstrasi Metode demonstrasi ini merupakan metode pembelajaran dengan memperagakan benda, kejadian maupun aturan dalam urutan tertentu baik secara langsung maupun melalui alat peraga. Ada beberapa jenis metode demonstrasi yang bisa dilakukan bersama anak yaitu sebagai berikut : a. Demonstrasi seluruh proses, memperagakan seluruh proses dari awal sampai akhir, seluruh proses peragaan membantu anak untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang proses tersebut. b. Demonstrasi langkah demi langkah, memperagakan tahap demi tahap sambil guru menjelaskan setiap tindakan saat kegiatan berlangsung.
Demonstrasi
langkah
demi
langkah
ini
berlangsung saat proses disajikan secara bertahap yang di selingi oleh partisipasi anak.
B.
Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrina Falentina Karo (2014) yang
memiliki variabel yang sama yaitu : “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melukis Teknik Aquarel
menggunakan
Metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Demonstrasi”.
Menyimpulkan
bahwa
dengan
Page 11
diterapkannya metode demonstrasi dalam melukis teknik aquarel , khususnya lukis buah dapat meningkatkan hasil belajar melukis buat teknik aquarel siswa.
C.
Krangka Berfikir Berdasarkan berbagai pengertian dan teori di atas dapat kita ketahui bahwa
kemampuan melukis dapat dikuasai oleh anak apabila anak diberikannya metode yang tepat dan media yang bervariasi, agar adanya peningkatan dalam kemampuan kreativitas anak usia dini dalam melukis teknik aquarel . maka dari itu sebagai upaya meningkatkan kreativitas anak dalam melukis melalui teknik aquarel praktikan akan melakukan penelitian tindakan kelas yang mana akan praktikan laksanakan pada kelompok usia 5-6 tahun di sentra seni TK Mutiara Insani dengan metode demonstrasi dengan menggunakan media melukis. dengan metode dan media yang di sebut di atas di harapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan bagi anak. Sehingga dapat meningkatkan kreativiitas anak dengan baik. D.
Model Tindakan Penelitian tindakan kelas sudah lama berkembang dari beberapa negara
maju seperti Australia, Amerika, Inggris, para ahli pendidikan di negara-negara tersebut mendapat perhatian yang luas terhadap PTK. Model tindakan ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini mampu menawarkan cara dan posedur baru untuk memperbaiki dalam mengembangkan kreativitas melukis di kelas dengan melihat indikator pencapaian anak. Yang difokus pada situasi kelas, dengan tujuan memperbaiki perkembangan anak pada saat proses kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 12
dilakukan. Penelitian tindakan kelas sebagai penyampai kesenjangan antar teori dan praktek pendidikan. E.
Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan merupakan dugaan yang kemungkinan akan benar atau
salah. Hipotesis yang diajukan memiliki fungsi yang dalam suatu penelitian tindakan kelas, yang memberikan arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji terlebih dahulu, dan berfungsi sebagai tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan. Berdasarkan pertanyaan diatas dapat dipahami, praktikan merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah “Melukis dapat meningkatkan kreativitas anak melalui teknik aquarel dengan penerapan metode demonstrasi”.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Praktikan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada Sekolah TK di
Kabupaten Purwakarta. Berikut ini adalah data tempat praktikan melaksanakan Praktik Profesi Lapangan Keguruan (PPL-G) :
Nama Sekolah Alamat
: TK Mutiara Insani :Kompleks
Masjid
IpikGandamana
No.
KelurahanMunjul
IpikGandamana 1
RT
Jaya
Jl.
001/001 Kec/Kab.
PurwakartaProvinsiJawa Barat 41117 No telp. (0264)
8309684
Email
[email protected] Waktu Penelitian B.
: September 2021
Subyek dan Obyek Penelitian 1.
Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di TK Mutiara Insani Purwakarta di semester 1 Tahun ajaran 2021/2022. Adalah anak didik kelompok B yang berjumlah 42 orang .
2.
Obyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di TK Mutiara Insani adalah Kelompok B kelas Siti Hajar Usia 5-6 Tahun yang berjumlah 10 orang.
C.
Desain dan Prosedur Tindakan 1.
Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penilaian rata-rata dan penilaian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 14
keberhasilan atau ketuntasan belajar anak secara individu. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penentuan rancangan penelitian didasarkan pada keinginan peneliti untuk meningkatkan kreativitas melukis anak melalui teknik aquarel dengan penerapan metode demonstrasi pada usia 5-6 Tahun di TK Mutiara Insani. Menurut Arikunto, dkk (2009 : 2) bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 2.
Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penentuan rancangan penelitian didasarkan pada kegiatan peneliti untuk meningkatkan kreativitas melukis anak melalui teknik aquarel dengan penerapan metode demonstrasi pada usia 5-6 Tahun di TK Mutiara Insani. Menurut Arikunto, dkk (2009 : 2) bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
D.
Rancangan Penelitian Waktu (Minggu Ke) No
Rencana Kegiatan 1
Persiapan
√
Menyusun Proposal
√
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2
3
4
5
6
7
8
9
Page 15
Menyepakati jadwal dan √ tugas
menyusun
instrumen konsep √
Diskusi pelaksanaan
√
Pelaksanaan
√
√
Menyiapkan kelas dan √ sarana penunjang Melakukan
tindakan
√
kelas I Melakukan
tindakan
√
siklus II Melakukan
tindakan
√
siklus III √
Penyusunan laporan Menyusun
konsep
√
laporan Perbaikan laporan Seminar hasil penelitian
√ √
laporan Penggandaan laporan Siklus I
: 16 September 2021
Siklus II
: 20 September 2021
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
√
Page 16
Siklus III E.
: 29 September 2021
Instrumen Penelitian Menurut Suharsini Arikunto (2009:126), instrumen penelitian data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut jadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi checklist dan dokumentasi. Sugiono (2010:173) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. F.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data dilakukan melalui observasi
langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mencatat langsung kemampuan anak yang akan diamati. Menurut Wina Sanjaya (2009:86), observasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti. G.
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lainnya terkumpul, (Sugiono, 2010 : 207). Analisis data disini proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan taanbahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Untuk mengetahui efektifitas suatu metode dalam kegiatan pembelajaran, pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskripsi kualitatif dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 17
analisis kuantitatif. Analisis data deskripsi kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam melukis dengan teknik Aquarel, sedangkan analisis data kuantitatif yaitu untuk mengetahui rata-rata peningkatan hasil belajar anak. Persentasi akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif disajikan dalam bentuk tabel. Tehnik analisis data ini digunakan agar dapat mengetahui peningkatan kemampuan melukis anak melalui teknik Aquarel dengan metode pada kelompok B TK Mutiara Insani. Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus yaitu sebagai berikut : 1.
Rata-rata
Rata-rata digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan membandingkan rata-rata skor hasil belajar masing- masing siklus dengan menggunakan rumus : X = X1+X2+X3… 𝑛 Keterangan : X = Rata-rata nilai X1 = Nilai Siswa n = Banyak siswa
2.
Sumber : Sudjana (2002)
Persentase Persentase digunakan untuk menggambarkan pencapaian hasil belajar siswa disetiap siklus dengan menggunakan rumus : Persentase c = 𝑎 x 100% 𝑏 Keterangan :
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 18
a. Jumlah siswa yang memenuhi kriteria b. Jumlah siswa keseluruhan c. Kriteria Keberhasilan Siswa / Anak Anak dikatakan berhasil apabila memperoleh skor ≥ 70% dengan kategori baik. Rumus : Skor Perolehan x 100% 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑎𝑙
Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Skor
Kriteria
Keterangan
80-100
A
Baik sekali
70-79
B
Baik
60-69
C
Cukup
50-59
D
Kurang
1-49
E
Kurang sekali
Penelitian ini dianggap berhasil apabila 70% dari jumlah siswa memperolehkriteria baik dan baik sekali.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 19
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum Desain penelitian terdiri dari 3 siklus secara berulang yang meliputi siklus
I, Siklus II dan siklus III. Setiap siklus dalam penelitian ini meliputi empat tahap sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2006: 16) sebagai berikut: (1) perencanaan/ planning (2) pelaksanaan/ acting (3) pengamatan/ observing (4) refleksi/ reflecting. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : Perencanaan Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan / Observasi, dan Refleksi. 1.
Siklus I a. Tahap Perencanaan Peneliti membuat perencanaan tindakan pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan Teknik Aquarel dengan metode Demonstrasi c. Tahap Pengamatan Peneliti melakukan tahapan terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran d. Tahap Refleksi Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 20
2.
Siklus II a. Tahap Perencanaan Peneliti membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan Teknik Aquarel dengan metode demonstrasi dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. c. Tahap Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan lebih terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus pertama. d. Tahap Refleksi Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil pengamatan pada siklus kedua.
3.
Siklus III a. Tahap Perencanaan Peneliti membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan Teknik Aquarel dengan metode demonstrasi dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 21
c. Tahap Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan lebih tajam terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus kedua. d. Tahap Refleksi Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil pengamatan pada siklus ketiga B.
Penjelasan Siklus 1.
Siklus I a. Tahap perencanaan Pada siklus I sebelum proses belajar mengajar berlangsung, diawali dengan merencanakan pembelajaran yang akan di tetapkan dalam proses belajar mengajar yaitu membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) disesuaikan dengan tema, sub tema dan topik pembahasan. Kemudian menyiapkan media / ragam main Melukis, lembar Instrumen penilaian anak serta lembar evaluasi setiap tahap penilaian untuk mengetahui hasil dari penelitian tindakan kelas. Pada siklus I ini peneliti fokus pada media / ragam main yang digunakan tanpa adanya demostrasi/ penjelasan terlebih dahulu dari guru sentra, hal ini di maksudkan untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan anak dalam melukis menggunakan cat air. b. Tahap pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 22
Tindakan kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 3 kali. Proses pembelajaran di sentra seni dilaksanakan melalui rgam main melukis dengan teknik Aquarel. Pada siklus ini guru sentra mendemonstrasikan dan menjelaskan cara bermain ragam main melukis dengan teknik Aquarel , selanjutnya anak dapat melanjutkan sendiri.
c. Tahap pengamatan (Observasi) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti yang juga berperan sebagai guru bersama teman melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas anak, caranya dengan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek yang akan diteliti dengan menggunakan lembar pengamatan dan lembar penilaian hasil belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 23
Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus kesatu adalah sebagai berikut : Instrumen Pengukuran Kreativitas melukis melalui teknik Aquarel skor
Kriteria
Keterangan
58
D
Kurang
66
C
Cukup
49
E
Kurang Sekali
71
B
Baik
69
C
Cukup
d. Tahap Refleksi Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media / ragam main Melukis dengan Teknik Aquarel ini dapat meningkatkan daya imajinasi anak / meningkatkan aspek seni anak dalam melukis di kelas sentra seni. Selanjutnya, kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I akan di perbaiki pada siklus II. 2.
Siklus II a. Tahap Perencanaan Jika pada siklus I aspek-aspek yang diteliti belum mencapai target yang ingin dicapai, maka dilanjutkan dengan melaksanakan siklus II. Persiapan yang dilakukan sama dengan siklus I, metode dan media yang digunakan juga sama, namun agar aspek-aspek yang diteliti dapat tercapai sesuai target maka metode dan media yang digunakan akan ditambah dan diperbaiki juga disertai dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 24
bimbingan guru sebagai upaya perbaikan dari siklus I. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan 3 kali, yaitu dengan menggunakan ragam main melukis dengan teknik Aquarel yang disertai dengan adanya bimbingan dari guru, memberi motivasi kepada anak, menciptakan suasana belajar yang lebih variatif dan menyenangkan sehingga kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diperbaiki.
c. Tahap Pengamatan (Observasi) Pada tahap ini peneliti mengamati aktifitas anak dan memantau anak dalam melaksanakan kegiatan belajar melukis menggunakan cat air. Semua hal yang berkaitan dengan aspek-aspek yang akan diteliti, dicatat menggunakan lembar pengamatan dan lembar penilaian hasil belajar. Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 25
siklus kedua adalah sebagai berikut : Instrumen Pengukuran Kreativitas melukis melalui teknik Aquarel skor
Kriteria
Keterangan
69
C
Cukup
71
B
Baik
59
D
Kurang
77
B
Baik
72
B
Baik
d. Tahap Refleksi Hasil data-data yang diperoleh pada tahap pengamatan (observasi) dan evaluasi baik pada siklus I dan siklus II selanjutnya dianalisis untuk mengetahui bahwa melalui ragam main melukis dengan teknik Aquarel menggunakan cat air dapat meningkatkan kemampuan kreativitas melukis pada anak 3.
Siklus III Apabila pembelajaran pada siklus II hasilnya belum memuaskan maka dilaksanakan siklus III dengan menggunakan metode dan ragam main yang sama, namun mengembangkan kembali aspek-aspek yang kurang berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II dan di akhiri dengan mengevaluasi hasil dari pembelajaran siklus III. Aspek-aspek yang diteliti pada anak disetiap siklus adalah : a. Mampu melatih anak berfikir kreatif, b. Mampu melatih anak berfikir kritis, c. Mampu membuat imajinasi anak berkembang, dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 26
d. Mampu membuat kreatifitas anak meningkat.
Data hasil pengamatan
terhadap proses pembelajaran pada
siklus Ketiga adalah sebagai berikut : Instrumen Pengukuran Kreativitas melukis dengan teknik Aquarel
C.
skor
Kriteria
Keterangan
79
B
Baik
80
A
Baik Sekali
74
B
Baik
85
A
Baik Sekali
82
A
Baik Sekali
Analisis Data Pengamatan Mengembangkan Kreativitas Melalui Melukis Teknik Aquarel Dengan Penerapan Metode Demonstrasi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, hasil penelitian menunjukan
nilai yang diperoleh anak masih ada yang rendah dimana kriteria kurang sekali 20 %, kurang 20 %, cukup 40 %, baik 20% dan baik sekali 0%. Adapun hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 27
keseluruhan siklus 1 diperoleh nilai rata – rata 62,6 dan ini tergolong cukup, sedangkan jumlah kriteria baik 20% dan baik sekali 0 % dan dalam siklus 1 ini dinyatakan belum berhasil. Hal ini disebabkan karena tidak adanya Demonstrasi terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan dalam melukis tidak di beri pijakan. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II peneliti mencatat adanya peningkatan dimana pada siklus II diperoleh hasil penelitian dengan kriteria kurang sekali 0 %, kurang 20 %, cukup 20 %, baik 60 % dan baik sekali 0 %. Adapun hasil keseluruhan siklus II diperoleh nilai rata – rata 69,7 dan ini tergolong cukup, sedangkan jumlah kriteria baik 60 % dan baik sekali 0 % dan dalam siklus II ini dinyatakan belum berhasil juga. Hal ini disebabkan karena guru dalam menyampaikan tujuan dan urutan bermain masih belum di beri pijakan saat bermain, dan dalam demonstrasi / memberikan contoh juga terlalu cepat, bahasa yang digunakan pun kurang dipahami anak, juga ada anak yang masih takut dan tidak mengikuti perintah. Karena itu diperlukan perbaikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kreativitas melukis anak dalam teknik Aquarel dengan metode demonstrasi yang tepat tidak terlalu cepat dan pijakan saat main lebih di perkuat pada siklus berikutnya. Alhamdulillah pada siklus III semuanya melakukan tugasnya dengan tuntas sehingga anak-anak kelas B di TK Mutiara Insani yang masuk kelas sentra bersemangat dalam kegiatan ragam main melukis dengan teknik Aquarel ini karna anak memahami dengan adanya metode demonstrasi ini, dan hasil pun meningkat dari hasil sebelumnya dimana kriteria kurang sekali 0 %, kurang 0 %, cukup 0 %, baik 40% dan baik sekali 60%. Adapun hasil pada siklus 3 diperoleh nilai rata – rata 80 dan ini tergolong Baik
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 28
Sekali.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dengan ragam main melukis tetapi melalui teknik Aquarel dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan kreativitas anak pada kelompok B di TK Mutiara Insani Tahun Pembelajaran 2021/2022 dan dinyatakan berhasil. B.
Saran dimana kriteria kurang sekali 20 %, kurang 20 %, cukup 40 %, baik 20%
dan baik sekali 0%. Adapun hasil 1.
Manfaat bagi sekolah Memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovasi di Taman Kanak-kanak. Memberikan inspirasi untuk menggali dan mewujudkan model-model pembelajaran yang inovatf dan mengoptimalkan seluruh potensi di sekitar Taman Kanak-kanak
2.
Manfaat
bagi
guru
Meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
mengembangkan kemampuan kreativitas pada anak melalui kegiatan melukis
melalui
teknik
Aquarel
dengan
metode
Demonstrasi,
meningkatkan peranan guru dalam mendampingi anak melaksankan kegiatan pembelajaran sebagai usaha untuk mengatasi masalah bagaimana meningkatkan kemampuan kreativitas anak di kelas sentra seni. 3.
Manfaat bagi orang tua Dapat meningkatkan perhatiannya terhadap
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 30
kegiatan belajar anak baik dalam segi pemberian bimbingan, pemberian nasehat , pemberian dorongan , pemberian pengawasan, maupun perlengkapan fasilitas belajar anak. Selain itu orang tua hendaknya juga senantiasa memperhatikan dan mengembangkan sikap belajar anaknya kearah yang lebih baik 4.
Manfaat bagi siswa Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan berkesan dan bermakna. Meningkatkan kemampuan melukis melalui teknik Aquarel dengan metode Demonstrasi anak dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 31
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Asrori. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Media Akademik,. Kurniawan, Heru. 2015. Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia . Jakata: Kencana. Madyawati, Lilis. 2017. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta : Kencana. Mulyasa. 2012. Menejemen PAUD. PT Remaja Rosdakarya Offset: Bandung. Rahmawati, Ningrum Ayu, Hadiyah, Muhammad Shaifudin. 2015. Peningkatan Kreativitas Melalui Melukis Dengan Mixed Pada Anak Kelompok B Tk Pertiwi 02 Ngijo Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Universitas
Sebelas
Maret.
(Online)
(http://ppb.jurnal.fkip.uns.ac.id/bank/jurnal/8), diakses 24 November 2018. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Sudarma, Momon. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif . Jakarta: Rajawali Pers. Sujiono, Yulianti Nurani. 2013. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Hak Cipta Bahasa Indonesia. Sunaryo dan Sumartono. 2006. Seni Lukis Dasar (Bahan Ajar Seni Lukis I, Buku Ajar. UNNES.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 32
Ubaidillah, Khasan. 2018. Pembelajaran Sentra BAC (Bahan Alam Cair) untuk Mengembangkan Kreativitas Anak; Studi Kasus RA Ar-Rasyid. AtAthfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4, No.2
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Page 33