15 0 2 MB
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS MENUJU SMART GOVERNANCE
SOP PENANGANAN BHD BAGI PENDERITA HENTI JANTUNG DI RUANG UGD PUSKESMAS WABULA KABUPATEN BUTON
Disusun Oleh :
Nama NDH NIP Jabatan Instansi
: AWALUDIN, A.Md.Kep : 36 : 19941025 202203 1 011 : TERAMPIL - PERAWAT : UPTD PUSKESMAS WABULA KABUPATEN BUTON
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2022
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS MENUJU SMART GOVERNANCE PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XL TAHUN 2022 “SOP PENANGANAN BHD BAGI PENDERITA HENTI JANTUNG DI RUANG UGD PUSKESMAS WABULA KABUPATEN BUTON” Oleh Nama NDH NIP Jabatan Instansi
: AWALUDIN, A.Md.Kep : 36 : 19941025 202203 1 011 : TERAMPIL - PERAWAT : UPTD PUSKESMAS WABULA KABUPATEN BUTON
Telah diperbaiki saran Penguji, Coach dan Mentor Pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal 09 November 2022 dan Dinyatakan Memenuhi syarat untuk di aktualisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XL Tahun 2022
PENGUJI
Dr. Yasir Syam Husain, SP.. MM NIP.19731117 199303 1 0011
Kendari, 09 November 2022 Coach
Muh. Ilham, SE., MM NIP. 19800618 201001 1 003
Mentor
Udin Ema,SKM NIP.19730818 199903 1 007
Mengetahui KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Drs, Hj. Yuni Nurmalawati, M.Si NIP. 19700626 198909 2 001
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS MENUJU SMART GOVERNANCE PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XL TAHUN 2022 “SOP PENANGANAN BHD BAGI PENDERITA PASIEN HENTI JANTUNG DI RUANG UGD PUSKESMAS WABULA KABUPATEN BUTON” Oleh Nama NDH NIP Jabatan Instansi
: AWALUDIN, A.Md.Kep : 36 : 19941025 202203 1 011 : TERAMPIL - PERAWAT : UPTD PUSKESMAS WABULA KABUPATEN BUTON
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 09 November 2022 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
Coach
Mentor
Muh. Ilham, SE., MM NIP.19800618 201001 1 003
UDIN EMA, SK NIP.19730818 199903 1 007
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat, hidayat serta karunia-Nya sehingga Laporan pelaksanaan aktualisasi dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Perawat Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Melalui Edukasi Di Ruang UGD Puskesmas Wabula kabupaten buton”, dapat diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan dari pembuatan Laporan Aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Buton Golongan II angkatan XL tahun 2022. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN yang terdiri dari: Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten,
Harmonis,
Loyal,
Adaptif
dan
Kolaboratif
(BerAKHLAK). Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1.
Bapak Bupati Buton yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun anggaran 2022.
2.
Ibu Dra. Hj. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala BPSDM Prov. Sultra beserta jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS
3.
Bapak Drs. Awaludin selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Buton beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.
4.
Dr. Yasir Syam Husain, SP., MM selaku penguji
5.
Bapak Muhammad Ilham, SE., MM selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya.
6.
Bapak Udin Ema, SKM selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan,
masukan dan bimbingan selama penyelesaian
Laporan
Aktualisasi. 7.
Keluarga besar UPTD Puskesmas Wabula Kabupaten Buton atas dukungan dan kerjasamanya.
8.
Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan terkait
materi BerAKHLAK untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi. 9. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar. 10. Keluarga besar peserta Latsar Kabupaten Buton. 11. Seluruh keluarga besar saya, terutama orang tua, Saudara (i) yang selalu
mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi terciptanya Laporan aktualisasi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan Laporan Aktualisasi ini. Sehingga Laporan Aktualisasi ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang
membutuhkan. Akhirnya penulis mengucapkan terimah kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Mudah-mudahan mendapat balasan yang setimpal dari Sang Pencipta.
Kendari, Desember 2022 Penulis
Awaludin, A.Md.Kep NIP. 19941025 202203 1 011
DAFTAR ISI COVER JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... II KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... vII DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Tujuan .................................................................................................... 3 1.3. Manfaat .................................................................................................. 3 1.4. Ruang Lingkup ....................................................................................... 4 1.5. Waktu dan Tempat ................................................................................. 4 BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN 5 2.1. Gambaran Organisasi .................................................................................... 5 2.1.1 Kedudukan Organisasi ......................................................................... 5 2.1.2 Visi Misi Organisasi............................................................................. 5 2.1.3 Nilai organisasi .................................................................................... 6 2.1.4 Struktur Organisasi .............................................................................. 7 2.1.5 Profil Pelayanan UPTD Puskesmas Wabula ......................................... 7 2.1.6 Sumber Daya Yang Dimiliki Oleh Organisasi ...................................... 8 2.1.7 Fasilitas Kesehatan UPTD Puskesmas Wabula ..................................... 9 2.1.6 Tugas Pokok Perawat Terampil ......................................................... 11 2.2. Nilai-nilai dasar ASN .................................................................................. 14 2.2.1 Berorientasi pelayanan ....................................................................... 14 2.2.2 Akuntabel .......................................................................................... 15 2.2.3 Kompeten ......................................................................................... 16 2.2.4 Harmonis .......................................................................................... 16 2.2.5 Adaptif............................................................................................... 19 2.2.6 Kolaboratif......................................................................................... 20 2.3. Kedudukan dan Peran ASN ......................................................................... 18 2.3.1. Manajemen ASN................................................................................ 18 2.3.2. Pelayanan Publik................................................................................ 18 2.3.3. Whole Of Governmet .......................................................................... 20 2.4. Konsep BHD............................................................................................... 21 2.5. Peningkatan Pengetahuan Perawat melalui Edukasi Tentang Bantuan Hidup Dasar dihubungkan dengan Nilai BERAKHLAK..........................................24
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ...................................................... 25 3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Dampak Isu .................................... 25 3.2 Faktor Penyebab ..................................................................................... 27 3.3 Kegiatan Terpilih Pemecahan Isu............................................................ 28 3.4 Deskripsi Kegiatan ................................................................................. 29 3.5 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 38 3.6 Rencana Anggaran Biaya ........................................................................ 38 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 92 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Aparatur sipil negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian, diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan serta digaji berdasarkan peraturan perundang- unndangan ( UU nomor 5 tahun 2014 tentang ASN). Sebagai perwujudan reformasi kepegawaian Aparatur Sipil Negara yang berorientasi pada pelayanan publik secara profesional dengan selalu mengedepankan kepentingan Negara, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menjalankan kebijakan publik dan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD RI 1945, dibentuklah peraturan tentang ASN dalam UU No. 5 tahun 2014 sebagai landasan operasional tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Edukasi (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Edukasi Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini mengedepankan penguatan nilai-nilai dasar profesi PNS dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah
yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing. Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini
harus
dilakukan
dengan
penuh
tanggung
jawab
dan
dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai dasar B e r A H L A K yang meliputi: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. ASN juga mempunyai kedudukan peran yaitu : 1) Manajemen ASN; 2) Whole of government; 3) Pelayanan Publik. Namun pada kenyataannya,
pelaksanaan fungsi ASN belum
dilaksanakan dengan baik dan belum mengamalkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK. Nilai-nilai dasar BerAKHLAK belum diaplikasikan dalam manajemen ASN, whole of government dan pelayanan publik. Sebagian besar masyarakat memandang negatif para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipandang masyarakat yang tidak serius dalam bekerja, malas bekerja, bekerja tidak sesuai jam kerja, kurang ramah, sombong dan melakukan pelayanan secara tebang pilih. Oleh karena itu, saat ini pemerintah Republik Indonesia sedang menggalakkan reformasi birokrasi dengan tujuan agar para PNS dapat menjalankan tugas secara baik, akan tetapi untuk terciptanya reformasi birokrasi perlu didukung oleh sumber daya manusia dan sistem yang berkualitas. Untuk tujuan tersebut maka perlu dibangun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang ASN. Undang-Undang PERMENKES Nomor 43 tahun 2019 menjelaskan bahwa
Puskesmas
adalah
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan upaya kesehatana masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Hal ini
telah disadari sejak berabad-abad yang lalu sampai saat ini para ahli kesehatan medis senantiasa berusaha meningkatkan mutu diri, profesi maupun peralatan medis demikian pula kemampuan manajerial kesehatan. Puskesmas Wabula merupakan suatu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
memberikan pelayanan rawat jalan, Unit Gawat Darurat
(UGD), Pelayanan Persalinan dan juga pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat jalan dilengkapi dengan 2 Poliklinik diantaranya Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi. Selain itu, ditunjang dengan unit penunjang Laboratorium, Farmasi dan Gizi. Undang No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan dalam pasal 30 yang berbunyi dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan dibidang upaya kesehatan perorangan, perawat berwenang memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai kompetensi. Sesuai dengan tugas dan fungsi perawat yang harus dimiliki oleh perawat UGD Puskesmas Wabula, maka peningkatan kompetensi BHD merupakan suatu upaya yang baik dalam meningkatkan Kompetensi Perawat UGD Puskesmas Wabula. Dalam rangka merencanakan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi BHD pada perawat UGD, yang pertama harus dilakukan adalah identifikasi isu yang terjadi di Puskesmas Wabula. Setelah isu diidentifikasi dan ditetapkan, maka selanjutnya dapat disusun kegiatan yang akan diaktualisasikan untuk dapat meningkatkan kualitas pengetahuan perawat UGD Puskesmas Wabula tentang BHD. Beberapa masalah yang terjadi diantaranya adalah Kurang Optimalisasi pengetahuan Perawat UGD Tentang Bantuan Hidup Dasar Di Ruang UGD Puskesmas Wabula, Kurang Optimalnya Kemampuan Perawat dalam Merumuskan Diagnosa Keperawatan Di Ruang UGD Puskesmas Wabula, Kurang Optimalnya Pemahaman Perawat dalam Mengisi Pengkajian Keperawatan UGD Di Ruang UGD Puskesmas Wabula. Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka penulis akan merancang kegiatan aktualisasi dengan menerapkan ilmu dan nilai-nilai yang telah didapatkan selama edukasi sehingga mampu memberikan perubahan yang
bermanfaat untuk Puskesmas Wabula dalam meningkatkan kualitas pelayanan. 1.2. Tujuan 1.2.1.
Teraktualisasinya nilai-nilai konsepsi dasar (BerAKHLAK) dan kedudukan serta peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat Terampil di Puskesmas Wabula;
1.2.2.
Terwujudnya SOP Penanganan BHD Bagi Penderita Henti Jantung di Ruang UGD Puskesmas Wabula Kabupaten Buton.
1.3. Manfaat 1.3.1.
Terwujudnya
karakter
ASN
berjiwa
Berorientasi
Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang dapat menularkan energi positifnya di lingkungan sekitar khususnya dalam lingkup unit kerja; 1.3.2.
Meningkatnya SOP Penanganan BHD Bagi Penderita Henti Jantung di Ruang UGD Puskesmas Wabula Kabupaten Buton
1.4. Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup pembahasan rancangan aktualisasi ini mencakup Puskesmas Wabula dilaksanakan di ruang UGD Puskesmas Wabula yang berada di Wilayah Sulawesi Tenggara terkait dengan penerapan nilai – nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). 1.5. Waktu dan Tempat 1.5.1. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II lingkup Pemerintah Kabupaten Buton yaitu dimulai tanggal ? 1.5.2. Tempat
Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di Puskesmas Wabula.
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU DAN PROFIL PESERTA
2.1.1 Profil Puskesmas & Kedudukan Organisasi
UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Wabula merupakan salah satu unit penyelenggara pemerintahan dibidang kesehatan
yang bertempat di
Desa Wabula I Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Wabula meliputi Desa Wabula, Desa Wabula I, Desa Desa
Wasuemba, Desa
Wasampela, Desa
Holimombo,
Bajo Bahari dan Desa Koholimombono. Lokasi UPTD Puskemas
Wilayah Kec. Wabula berada di Jalan Poros Wabula-Burangasi Desa Wabula I yang merupakan jalan utama Kecamatan Wabula. Transportasi antar wilayah
dihubungkan dengan jalan darat. Jalan utama dan jalan
desa sudah beraspal dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi. Luas 620
wilayah kerja UPTD Puskesmas km2.
Batas
Wilayah Kec. Wabula adalah
Wilayah Wilayah kerja UPTD Puskesmas Wilayah
Kec. Wabula meliputi 7 desa dari 7 desa pada wilayah Kecamatan Wabula, dengan batas-batas wilayah
administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pasarwajo Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lapandewa. Tabel 1.1. Data Geografis Puskesmas Wabula Luas Nama Desa / Jumlah Wilayah N Kelurahan Dusun (Km2) o 0 4 1 Wasuemba
Jarak Ke Puskesmas Waktu Km Tempuh 2
5 menit
2
Wabula 1
1
4
1
3 menit
3
Wabula
2
4
2
5 menit
4
Wasampela
1
2
4
10 menit
5
Holimombo
0
2
5
15 menit
6
Bajo Bahari
0
2
6
15 menit
7
Koholimombono
0
2
7
20 menit
Sumber: Data Puskesmas tahun 2021 2.1.2. Keadaan Demografis a. Kependudukan Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Wabula adalah 5.411 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1.293 dengan jumlah rumah 1.004 unit dengan distribusi sebagai berikut.
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 1.2. Distribusi Penduduk Setiap Desa Jumlah Jumla h Nama Desa Pendudu k KK
Wasuemba 627 Wabula 1 1162 Wabula 1160 Wasampela 832 Holimombo 722 Bajo Bahari 458 Koholimombono 450 Total 5.411 Sumber: Data Puskesmas Wabula tahun 202
16 28 28 18 16 10 10 1.293
Jumlah Rumah 130 215 204 150 122 96 87 1.004
Struktur Organisasi
Gambar. 1.1. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Wabula
2.1.3. Visi Misi dan Nilai Organisasi a. Visi: Terwujudnya masyarakat mandiri dan berkeadilan untuk hidup sehat di kecamatan Wabula. b. Misi: 1) Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
Sumber
Daya
Manusia Puskesmas Wabula; 2) Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas Wabula; 3) Melayani masyarakat
secara profesional dan terpadu untuk
mendorong masyarakat hidup secara mandiri; 4) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor 2.1.4. Nilai Organisasi a. Kejujuran Sebagai insan yang beriman Puskesmas Wabula selalu menjaga kejujuran dalam bertindak, kerja keras, disiplin, berkomitmen, dan mendahulukan kepentingan pasien. b. Profesionalisme Keyakinan terhadap tatanan dalam memberikan pelayanan yang berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi serta tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat dengan ciri-ciri bertanggungjawab, inovatif, dan kreatif. c. Keterbukaan Terbuka dalam memberikan informasi pelayanan, siap menerima kritik dan saran pengunjung agar selalu tercipta perbaikan pelayanan yang diberikan demikepuasan pasien. d. Ramah dan Santun Dalam memberikan pelayanan, staf Puskesmas Wabula selalu penuh empati, berpikir positif, dan ikhlas serta berprinsip senyum, sapa, dan salam.
8
2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Wabula memiliki kegiatan utama yaitu: a.
Pelayanan klinis atau UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) Pelayanan dalam gedung 1) Ruangan pendaftaran dan rekam medic 2) Ruangan gawat darurat 3) Ruangan pemeriksaan umum 4) Ruangan kesehatan gigi dan mulut 5) Ruangan kesehatan ibu dan KB 6) Ruangan persalinan 7) Ruangan gizi 8) Ruangan rawat inap 9) Ruangan farmasi 10) Laboratorium
b. Pelayanan luar gedung 1) Posyandu 2) Puskesmas keliling c. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial 1) Promosi kesehatan 2) Kesehatan lingkungan 3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) 4) Pelayanan gizi 5) Pelayanan KIA 6) Perkesmas d. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) perkembangan 1) Upaya kesehatan sekolah 2) Kesehatan jiwa 3) Kesehatan gizi masyarakat 4) Kesehatan olahraga 5) Kesehatan lansia
9
6) Kesehatan kerja 7) Kesehatan tradisional dan komplementer 8) Posbindu Tabel 1.3. Data Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Wilayah Wabula Status Tupoksi (Utama dan No Nama Tenaga (PNS/ Kesehatan Utama Tambahan PTT Daerah) 1 Udin Ema, SKM PNS Ka. Puskesmas 2 Marlia, Amd PNS TPG 3 Nurmawati, SKM PNS Survailance Bendahar 4 Jumiati, SKM PNS SIK Bendahar 5 dr. Deazi Marthalia S. PNS 6 Satiawati, AMG PNS TPG Bend. 7 dr. Rosani Amir PNS Poli Umum 8 Firman, SKM PNS Kesling Kepegaw 9 Wiwi Winarti PNS Bides Holimombo 10 Hendriati I., Amd.Anakes PNS Laboratorium Bend. 11 Dian H.S., A.Md.Keb PNS Bidan Koordinator Bend. 12 Rosna Rosdiana, Am.Keb PNS Bides Wasuemba 13 Puspa Dewi K., Amd.Kep PNS UGD Jurim 14 Rohana Agusraeni, AMF PNS Gudang Obat 15 Yesti, Amd.Ak PNS Laboratorium 16 drg. Isma Maksum PNS Poli Gigi 17 Suharni Mauraji, PNS P2M P2M, 18 Octaviana T.L., S.Kep.Ns PNS Penanggung Jawab 19 Asrullah A., S.Kep.Ns PNS UGD 20 Nasria, A.Md.Keb PNS Bides Koholimombono 21 Rahmawati Ismail, AMKG PNS Poli Gigi 22 Hendriyawan A.Md.Kep CPNS UGD 23 Wa Janaria, R. S.Tr.Keb CPNS KIA/KB 24 Susi Valentina, S.ST CPNS KIA/KB 25 Masita Imas, A.Md.Farm CPNS Apotik 26 Muh. Joko Samudro AMK CPNS Perawatan 27 Awaludin, A.Md.Kep CPNS UGD 28 Harningsih, A.Md.Keb PTT Daerah Bides Wasampela 29 Safida, A. Md.Keb PTT Daerah Bides Bajo Bahari 30 Rosmiana, Amd.Keb PTT Daerah UGD Lansia 31 Fitriyani, Amd.Keb PTT Daerah Rawat Inap 32 Muliatin PTT Daerah KIA 33 Firda W.N., A.Md.Keb PTT Daerah KIA-KB
10
Ket
Tube
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Sri Suliani A., A.Md.Keb PTT Daerah Novianti, A.Md.Keb PTT Daerah Nining F., A.Md.Keb PTT Daerah Nur Intan, A.Md.Keb PTT Daerah Nunung, A.Md.Keb PTT Daerah Sunarti, SKM PTT Daerah Nurimasari, AMG PTT Daerah Wa Fatma Wabula, SKM PTT Daerah Norma Sinta Amin, SE PTT Daerah Almianti, SKM PTT Daerah M. Ruslin Wabula, SKM PTT Daerah Yesi N., Amd.Anakes PTT Daerah Finar Josa, SKM PTT Daerah Rahmat Wabula, Amk PTT Daerah Marlina, Amk PTT Daerah Desriani, Amd.Anakes PTT Daerah Ardin Ani, Amd.Kep PTT Daerah Elvi Ernifikad, A.Md.Keb PTT Daerah Arif Salihi PTT Daerah Sumber: Data Puskesmas Tahun 2022
Bides Wabula Asisten Bides Wabula Bides Wabula I KIA Bides Holimombo TPG TPG Pendaftaran Penata Laksana Rekam Medik Kesling Laboratorium Promkes UGD UGD UGD Rawat Inap Apotek Sopir
Tabel 1.4. Data Sarana dan Prasarana di UPTD Puskesmas Kec. Wabula No Sarana Kesehatan Jumlah (buah) 1 Puskesmas Pembantu 2 2
Polindes
2
3
Poskesdes
2
4
Apotek
1
5
Toko Obat
0
6
Puskel Roda 4
1
7
Kendaraan Roda 2 Puskesmas
1
8 Rumah Tunggu Sumber: Data Puskesmas Tahun 2022
0
11
2.1.7 Uraian Tugas Perawat Terampil Menurut UU PERMEMPAN RB No 35 Tahun 2019 1. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu; 2. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan; 3. melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka melakukan upaya promotif; 4. memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif; 5. memberikan oksigenasi sederhana; 6. memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal; 7. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu 8. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala (henti nafas dan Henti Jantung) tindakan BHD 9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan 10. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko penularan infeksi; 11. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal bedah; 12. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak; 13. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas; 14. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas; 15. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa; 16. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik; 17. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi; 18. memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
12
19. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan; 20. melakukan perawatan luka; dan 21. melakukan dokumentasi tindakan keperawatan; 2.2. Konsep Nilai-nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN 2.3.1. Nilai-nilai Dasar ASN Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebuit harus diimplementasikan oleh seluruh ASN DI Instansi Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara yang merupakan singkatan dari : a. Berorientasi Pelayanan Menurut Kotler (2008) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan pengguna layanan sebagai tugas utama. sebagai aparatur sipil negara (ASN), pelayanan yang berorientasi pada customer service area adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau pelayanan prima yang dapat dikembangkan berdasarkan prinsip 3A yaitu, attitude atau sikap, attention adalah bagaimana kita memberikan perhatian, dan action bagaimana kita melakukan Tindakan (MenpanRB, 2021). Keteladanan dalam pelayanan seperti menjaga kesopanan dan memberikan kemudahan dalam pelayanan perlu dilakukan oleh seorang ASN agar publik merasakan peningkatan kualitas layanan birokrasi. Sikap-sikap dalam pelayanan itu perlu diimbangi dengan penyesuaian diri terhadap perkembangan teknologi informasi atau
13
elektronik digital agar pelayanan birokrasi semakin terdepan . Dalam menciptakan lingkungan kerja yang berorientasi pelayanan, ada beberapa indicator dari nilai dasar Berorientasi pada pelayanan yang harus diperhatikan, yaitu:
Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
Ramah, cekatan, solutif, dan dapat Melakukan perbaikan tiada henti. b. Akuntabel
diandalkan; dan
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berfungsi sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh Tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa keputusan atau Tindakan seseorang akan dievaluasi oleh pihak lain dan hasil evaluasinya dapat berupa reward atau punishment. Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.
Akuntabilitas
adalah
suatu
kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban
pertanggungjawaban
yang
harus
dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai dasar akuntabel yang harus diperhatikan, yaitu:
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selaluberubah;
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab efektif, dan efisien; dan
14
Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten Kompeten menururt KBBI adalah cakap (mengetahui), berkuasa
(memutuskan,menentukan)
sesuatu atau
berwenang.
Sedangkan menurut kamus kompetensi loma (1998) dan standar kompetensi dari Internasional Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan yang diberikan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi factor penting untuk mewujudkan pegawai yang professional dan kompetitif. d. Harmonis Dalam mewujudkan lingkungan kerja yang kompeten, ada beberapa indicatoryang harus diperhatikan, yaitu : Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah Membantu orang lain belajar Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif. Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada ditempat kerja bisa memberikan
dampak
positif
bagi
pegawai
yang
akhirnya
memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja seacra keseluruhan.
15
Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang harmonis, terdapat nilai-nilai yang harus diperhatikan, yaitu :
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
Suka menolong orang lain; dan Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada kepemerintahan yang sah sejauh pemerintah tersebut bekerja sesuai dengan Pancasila dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari Bahasa Prancis yaitu “loia” yang berarti mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia atau kesetiaan. Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang no.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara , seorang ASN memiliki tiga fungsi, yaitu : sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public, dan perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari implementasi nilai nilai loyal dalm konteks individu
atau sebagai bagian dari organisasi. Untuk
mewujudkan nilai-nilai loyal dalam melaksanakan tugas jabatan seorang ASN, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu : Memegang
teguh
ideologi
Pancasila,
Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah; Menjaga nama baik sesame ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara; dan Menjaga rahasia jabatan dan rahasia negara.
16
f. Adaptif Perkembangan teknologi yang teramat cepat memaksa kita beradaptasi dengan cepat pula. Perilaku adaptif tidak hanya berarti harus mampu menghadapi modernisasi atau bahkan mengambil manfaat darinya. Manusia yang adaptif juga tercermin dari bagaimana ia bersikap dan merespon sikap orang lain yang bermacam-macam. Respon seseorang ketika ia bertemu dan bersosialisasi dengan orang yang baru ia kenal dapat menggambarkan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap perubahan hubungan sosial. Kemampuan ini sangat penting dalam mempertahankan kinerja terbaik dalam bekerja di instansi manapun. Lingkungan strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang kompleks dan terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek adminstrasi public, proses-proses kebijakan public dan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam kondisi di mana perubahan adalah sesuatu yang konstan, maka cara sector public dalam menyelenggarakan fungsinya juga memerlukan kemampuan adaptasi yang memadai. Untuk mewujudkan perilaku adapatif pada diri ASN, perlu memperhatikan beberapa nilai-nilai core value adaptif yaitu :
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan
Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif Kolaborasi menjadi hal sangat penting ditengah tantangan global yang dihadapi saat ini. Prasojo (2020) mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenial gen z dan y, serta mobilitas dan fleksibilitas. Morgan (2020) mengungkapkan lima tantangan yang dihadapi yaitu new behaviour, Perkembangan teknologi, tenaga kerja milenial, mobilitas tinggi, serta
17
globalisasi. Dibalik berbagai tantangan yang dihadapi di atas, birokrasi Indonesia , masih dihadapkan pada fragmentasi dan silo mentality. Hal tersebut oleh Caiden (2009) dianggap sebagai patologi birokrasi. Teori parabolic yang dikenalkan oleh Caiden (2009), mengungkapkan bahwa patologi birokrasi muncul karena birokrasi Weberian yang apabila diterapkan pada batas optimalnya. Kolaborasi kemudian menjadi solusi dari berbagai fragmentasi dan silo mentality. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang kolaboratif, harus memperhatikan nilai – nilai kolaboratif yaitu : Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi; Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah; dan Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuanBersama. 2.3.2. Kedudukan dan Peran ASN a. SMART ASN Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN
tersebut
meliputi Profil Smart
ASN
meliputi
integritas,
nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas. Profil SMART ASN:
18
1) Integritas Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya. 2) Nasionalisme Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan. Dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia. 3) Profesionalisme Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara
profesional.
Berpedoman
padapengertian
dimuka,
menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar dapat melaksanakan pekerjaan secara professional harus diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme.
19
4) Berwawasan global ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional. 5) Menguasai IT dan bahasa asing ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya. 6) Hospitality Hospitality
merupakan cara pemberian pelayanan atau
penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan. 7) Entrepreneurship ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan
yang
ditandai
dengan
dimilikinya
keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap
dan
menciptakan
peluang
serta
bertanggung
jawab.Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat
dan
membutuhkan.
bagaimana Dan
cara
dengan
20
membantu dimilikinya
mereka
yang
kemampuan
Enterpreneurship inimaka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya. 8) Networking Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal.Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilakuyang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik. 1) Budaya bermedia digital Kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan,
membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan seharihari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut: a) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia b) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll. c) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika d) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.
21
2) Aman bermedia digital Kemampuan
individu
dalam
mengenali,
menerapkan,
menganalisis,menimbang
dan
mempolakan, meningkatkan
kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari b. Manajemen ASN Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban moderen, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakatsecara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras denganperkembangan jaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan
yangditetapkan
oleh
pimpinan
instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan publik; Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik,bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan. Untuk itu pegawai ASN harus memiliki karakter kepublikan yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan public.
22
2) Pelayan publik; Setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminasi
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan
maksud
memperdayakan
masyarakat,
menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi
penting
bagi
setiap
pegawai
ASN.
Senantiasa
menjunjungtinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel dan memuaskan publik. 3) Perekat dan pemersatu bangsa; Setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI. 2.1. Konsep BHD
BHD adalah Pertolongan pertama yang dilakukan pada korban henti jantung atau henti napas sebelum ditangani oleh tenaga medis atau rumah sakit. Jika suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini mengalami henti jantung, henti nafas atau bernafas tapi lemah, maka kita harus segera melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah Bantuan Hidup Dasar (BHD). Berikut langkah-langkah bagaimana kita melakukan BHD : AMAN
Pastikan kondisi aman bagi penolong maupun korban. BHD dilakukan pada permukaan yang keras dan rata. Bila korban masih dalam lingkungan yang berbahaya, maka korban harus kita keluarkan dulu dari situasi berbahaya tersebut, dan bila korban karena tersengat aliran listrik, maka pastikan sumber arus listrik telah dimatikan terlebih dahulu.
23
CEK RESPON
Cek respon korban, sadar atau tidak. Bisa dengan cara menepuk dan memanggil korban secara keras, misalnya “Pak..pak..!!” serta merangsang dengan cubitan di bahu korban. Jika tidak ada jawaban dan korban tidak membuka mata, serta tangan dan kaki tidak gerak, maka bisa dipastikan bahwa korban sedang tidak sadar. AKTIFKAN SISTEM BANTUAN GAWAT DARURAT
Segera teriak meminta pertolongan orang terdekat untuk menelpon ambulance/UGD, Misalnya : “Tolong… telpon ambulance ada kecelakaan di…..(sebutkan lokasinya)” CEK NADI
Cek nadi korban dengan cara meletakkan dua jari ditengah leher, kemudian geser ke tepi (sekitar 2 cm) sambil ditekan untuk meraba adanya nadi. Penilaian nadi maksimal 10 detik, bila tidak ditemukan maka dianggap tidak ada. KOMPRESI DADA
Bila nadi tidak ada, maka secepatnya mulai kompresi dada sebanyak 30 kali dengan cara :
Duduk di samping korban
Letakkan dua telapak tangan saling menumpu di tengah-tengah dadakorban
Lengan tegak lurus di atas dada korban
Mulai tekan dinding dada dengan kedalaman 5 cm (dewasa) dengancepat sambil menghitung kompresi dada.
Gambar 2.3. Posisi tangan saat Kompresi dada
24
BUKA JALAN NAFAS
Tengadahkan
kepala
korban
untuk
membuka
jalan
nafasnya dan bersihkan jalur nafas apabila ada sumbatan, dengan cara sebagai berikut :
Gambar 2.4. Posisi tangan saat Kompresi dada BANTUAN NAFAS
Selanjutnya berikan bantuan nafas sebanyak 2 kali, dengan cara menutup / memencet hidung korban, kemudian tiupkan udara dari mulut ke mulut. Ingat : ketika memberikan tiupan udara, hidung korban dipencet !
Gambar 2.5. Posisi tangan saat Kompresi dada 30 kompresi dada dan 2 kali bantuan nafas disebut satu siklus RJP (resusitasi jantung paru), dan kita memberikan sebanyak 5 siklus. Setelah 5 siklus RJP dilakukan selanjutnya kita cek ulang kondisi korban dengan menilai kembali nadi selama 10 detik, bila nadi tidak ditemukan, maka kita ulangi lagi sebanyak 5 siklus. Begitu seterusnya sampai bantuan datang. Ketika pada situasi dimana tidak memungkinkan memberikan bantuan nafas, maka kita hanya dapat memberikan bantuan kompresi dada saja, 25
tentu saja setelah minta tolong dan melakukan cek nadi sebelumnya. (Sumber
: Bantuan Hidup
Dasar (BHD) pada
orang dewasa,
https://rsjsoerojo.co.id/ 2016 / 08 / 19 / bantuan – hidup – dasar – bhd– pada – orang - dewasa. Magelang : Ali Roatib, S.Kep,Ns, 2016) Peningkatan
Kompetensi
Perawat
Tentang
Bantuan
Hidup Dasar dihubungkan dengan Nilai BerAKHLAK Jika dihubungkan degan nilai- nilai BerAKHLAK maka setiap tindakan yang akan dilakukan akan memberikan nilai yang lebih sehingga tingkat kepuasan pasien meningkat tentang kompetensi perawat Pengetahuan tentang BHD adalah salah satu kompetensi wajib yang harus dimiliki oleh perawat agar dapat melakukan pelayanan keperawatan secara prima demi kepuasan pasien (Berorientasi Pelayanan). Tindakan BHD memerlukan pengetahuan yang mendukung dan selalu berkembang sehingga dapat memberikan bantuan Hidup dasar pada pasien dengan henti nafas dan henti jantung (Kompeten). Setiap langkah-langkah tindakan BHD memerlukan koordinasi yang baikantar lini petugas di puskesmas antara tim perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya (Kolaboratif) saling melengkapi serta menghargai kekurangan dan perbedaan setiap anggota tim (Harmonis). Serta menerapkan nilai Tanggung Jawab disetiap melakukan tindakan akan selalu dibutuhkan oleh tim perawat dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (Akuntabel). Selalu berinovasi serta antusias menambah pengetahuan keperawatan dalam memahami ilmu BHD yang selalu ditingkatkan dari masa ke masa dalam menghadapi tantangan zaman yang selalu berkembang (Adaptif). Dengan diadakan kegiatan pembuatan SPO BHD, sosialisasi BHD dan edukasi BHD diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan berdedikasi kepada bangsa dan negara khususnya tenaga perawat di Puskesmas Wabula kabupaten Buton (Loyal).
26
BAB II PENETAPAN ISU & RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi, Penetapan Isu dan Analisis Dampak Isu 3.1.1. Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di Puskesmas Wabula. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil identifikasiisu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut
ditemukan ole penulis dalam menjalankan
tugas dan fungsi sebagai Perawat ahli pertama yang melaksanakan pelayanan keperawatan di Puskesmas Wabula. Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi Tugas/Fungsi Keadaan Keadaan No. Bermasalah Sekarang Diinginkan 1 2 3 4 1 .
Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala (henti nafas dan Henti Jantung) tindakan BHD
Masih banyak perawat yangtidak memahami BHD
27
Seluruh perawat UGD memahami BHD
Rumusan Isu 5 Rendahnya pemahaman perawat tentang BHD Di Ruang UGDPuskesmas Wabula
2.
Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
Perawat kurang menanggapi serius tentang merumuskan diagnose keperawatan
Seluruh Perawat mampu merumuskan diagnose Keperawatan
Kurangnya Kemampuan Perawat dalam Merumuskan Diagnosa Keperawatan Di Ruang UGD Puskesmas Wabula
3.
Membuat prioritas diagnosa keperawatan
Perawat Seluruh Perawat kurang mampu membuat Diagnose memahami Keperawatan cara membuat prioritas diagnose Keperawatan
Kurang Optimalnya Pemahaman Perawat dalam membuat prioritas diagnosa keperawatan Di Ruang UGD Puskesmas Wabula
Sumber data : hasil analisis (2022) 3.1.2 Penetapan Isu
Tehnik analisis sebagai pisau pemangkas yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL. Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya, selanjutnya menentukan skala nilai 1-5 . Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehinggaperlu dicarikan solusinya sesegera mungkin Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatifpemecahan masalah
28
Tabel 3.2. Analisis Tapisan Isu Metode APKL Kriteria Skor ISU TERIDENTIFIKASI NO A P K L 1. Rendahnya Pengetahuan perawat tentang BHD Di Ruang 4 5 5 5 UGD Puskesmas Wabula
2.
3.
Total
Ranking
19
I
Kurangnya Kemampuan Perawat dalam Merumuskan Diagnosa Keperawatan Di Ruang UGD Puskesmas Wabula
4
4
4
5
17
II
Kurang Optimalnya Pemahaman Perawat dalam membuat prioritas diagnosa keperawatan Di Ruang UGD Puskesmas Wabula
4
4
3
4
15
II
Sumber data : hasil analisis (2022) Skala Keterangan 5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan 3
Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
2
Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1
Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis tapisan isu metode APKL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Rendahnya pemahaman perawat tentang BHD”.
29
3.1.3 Penetapan Masalah prioritas berdasarkan USG
N o
Isu
Identifikasi masalah
Penanganan Pasien Henti Jantung sesuai SOP yang masih rendah Di Ruang UGD Puskesmas Wabula
Kriteria U
S
G
Kurangnya pemahaman perawat tentang BHD
5
5
4
Belum adanya standart tentang BHD
4
4
3
Belum adanya evaluasi tentang BHD
4
3
3
Total Nilai
Rang king
I II II
Skala Keterangan 5 Sangat (Urgenty, Seriusness, Growth) 4 Urgenty, Seriusness, Growth 3
Cukup (Urgenty, Seriusness, Growth)
2
Tidak (Urgenty, Seriusness, Growth)
1
Sangat (Urgenty, Seriusness, Growth)
3.1.4 Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Rendahnya kompetensi perawat tentang BHD” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain : 1. Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu
pelayanan publik di bidang kesehatan 2. Meningkatnya angka mortalitas pasien henti nafas dan henti jantung 3. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada
Aparatur Sipil Negara 3.2 Faktor Penyebab Masalah
Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan aktualisasi, maka perlu ditelusuri faktor-faktor penyebab terjadinya isu :
30
Akibat
Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat
Menurunnya Kredibilitas/ kepercayaann Pasien
Meningkatkan angka mortalitas pasien
SOP Penanganan BHD Bagi penderita Henti Jantung Diruang UGD
Isu
Sebab
Kurangnya penerapan SOP tentang BHD
Belum adanya standart tentang BHD
Belum adanya evaluasi tentang BHD
Belum adanya SOP
Solusi
Membuat SOP
Gambar Diagram Infografis 3.1. Mind Mapping Faktor Penyebab Masalah
31
3.3. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu Tabel 3.3. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu Unit Kerja : UPTD PUSKESMAS WABULA
Isu yang diangkat
: Rendahnya Penerapan SOP Perawat Tentang Bantuan Hidup Dasar Di Ruang UGD Puskesmas Wabula
Judul
: SOP Penanganan BHD bagi Penderita henti Jantung Ruang UGD Puskesmas Wabula Kabupaten Buton
Kegiatan
: 1. Melakukan Konsultasi dengan pimpinan 2. Menyusun Tim Pembuat SOP 3. Membuat SOP Tentang BHD 4. Melakukan Sosialisasi SOP BHD 5. Monitoring dan Evaluasi
Sumber : Hasil Analisis, 2022
32
Di
3.5 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan Tabel 3.4. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Melakukan Konsultasi Dengan Pimpinan No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Mata Edukasi Visi-Misi Organisasi 1 2 3 4 5 6 1. Melakukan Konsultasi dengan pimpinan
1. Menyiapkan bahan konsultasi
Diperolehnya konsep
Manajemen ASN :
sebagai dalam berkonsultasi
bahan konsultasi
saya harus cermat dan beretika
Hasil: Dokumen
Smart ASN : Dalam berkonsultasi saya dapat menggunakan
Penguatan Nilai Organisasi 7
Dengan menyusun SOP
Terbuka dalam
maka akan meningkatkan
memberikan
pemahaman dan
informasi
kompetensi tenaga perawat
pelayanan, siap
dalam pelayanan
menerima kritik
Kesehatan
dan saran
Perwujudan dari visi-misi
pengunjung agar
media digital
pertama yaitu
selalu tercipta
(Whatsapp)
Meningkatkan
perbaikan
kemampuan dan
pelayanan yang
profesionalisme Sumber
diberikan demi
Daya Manusia
kepuasan pasien.
Berorientasi Pelayanan: saya akan menyiapkan bahan konsultasi saya akan cekatan dan solutif
Akuntabel: saya akan menyiapkan bahan konsultasi sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjalankan tugas dan fungsi Kompeten: Saya memberikan
akan kinerja
terbaik
dalam
berkonsultasi
dengan
pimpinan Loyal:
saya
kan
menyiapkan konsultasi
bahan dengan
komitmen dan dedikasi kepada organisasi Adaptif : saya akan menyusun
bahan
konsultasi
dengan
berinovasi
dan
sekaligus mengembangkan kreativitas 2. Menghubungi dan
Terlaksananya
menghadap pimpinan pertemuan / mentor
Akuntabel: Saya akan dan
melaksanakan
tugas
konsultasi dengan
dengan penuh tanggung
pimpinan
jawab dan jujur dalam
Hasil
:
Foto, dokumentasi
menyampaikan
rencana
aktualisasi dan Kolaboratif Saya akan
catatan dari pimpinan terbuka
dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai
tambah yang
di
sampaikan oleh pimpinan /mentor Harmonis : Saya akan melakukan
konsultasi
kepada Pimpinan untuk
membangun kerja c.Meminta
lingkungan
yang
kondusif
Adanya persetujuan, Berorientasi
persetujuan saran
arahan dan dukungan Pelayanan: Saya akan
dan
daripimpinan
dukungan
pimpinan
Hasil
melaksanakan
: Dokumen dan
surat dukungan
tugas
melakukan
pernyataan perbaikan tiada henti atasan dalam meminta saran
langsung (mentor)
aktualisasi
kepada
pimpinan Kolaboratif: akan
Saya
terbuka
dalam
bekerja sama dengan Pimpinan
untuk
menghasilkan
nilai
tambah Harmonis:
Saya
akan
Menghargai setiap arahan
dan saran yang diberikan oleh pimpinan Keterkaitan substansi mata edukasi Agenda II
Manajemen ASN : Kegiatan melakukan konsultasi ke Pimpinan dan meminta persetujuan pimpinan terkait rencana aktualisasi merupakan bagian dari kewajiban ASN dalam melaksanakan tugas dengan pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab.
Smart ASN: Kegiatan melakukan konsultasi ke Pimpinan dan meminta persetujuan pimpinan terkait rencana aktualisasi merupakan bagian dari nilai dasar Smart ASN yaitu integritas dalam berprilaku yang selaras dengan nilai, norma, dan/atau etika organisasi dan jujur dalam hubungan dengan atasan.
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan : atasan sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana. Alternatif Solusi : menyesuaikan jadwal konsultasi dengan jadwal atasan. Sumber : Hasil Analisis, 2022
Tabel 3.5. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Menyusun Tim Pembuat SOP )” Keterkaitan Substansi No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Edukasi 1 2 3 4 5 2.
Menyusun Tim
a. Pengidentifikasi Tim SOP
Tim SOP
Manajemen
Teridentifikasi
dalam
ASN
:
mengidentifikasi
Pembuatan
Tim SOP saya harus
SOP
cermat dan beretika Berorientasi Pelayanan Saat akan mengumpulkan berbagaisumber referensi untuk
mengidentifikasi
Tim SOP Akuntabel:
saya
bertanggungjawab dalam mengidentifikasi tim SOP. Adaptif: saya mencari referensi
dengan
Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi 6
Penguatan Nilai Organisasi 7
Meningkatkan sarana
Terbuka dalam
dan prasarana
memberikan informasi pelayanan, siap menerima kritik dan saran pengunjung agar selalu tercipta perbaikan pelayanan yang diberikan demi kepuasan pasien
memanfaatkan
media
sosial
selalu
agar
berinovasi
dalam
mengidentifikasi
Tim
SOP b. Menyusun Draft Tim Penyusun SOP
Mendapat Susunan Akuntabel:
menyusun
Draft Tim Penyusun draft dengan jujur dan SOP
bertanggungjawab Kompeten:
dalam
menyusun
Draft
Tim
Penyusun
SOP
saya
melaksanakan
tugas
dengan kualitas terbaik. Harmonis: menyusun membangun
dalam Draft
saya
lingkungan
kerja yang kondusif
c. Menyusun tim pembuat SOP
Terbentuknya Tim Kompeten: Saya akan penyusun SOP
membentuk tim penyusun SOP
dengan
kualitas
terbaik Harmonis:
dalam
penyusunan Tim pembuat SOP
agar
membangun
tetap
lingkungan
kerja yang kondusif Adaptif:
dalam
penyusunan
tim
memberi
kesempatan
kepada
SOP
berbagai pihak
untuk berkontribusi
Keterkaitan substansi mata edukasi Agenda II Manajemen ASN: Manajemen ASN : dalam mengidentifikasi Tim SOP saya harus cermat dan beretika. Smart ASN: Kegiatan menyusun tim pembuat SOP merupakan bagian dari nilai dasar Smart ASN yaitu Profesionalisme dimana tim penyusun bekerja sesuai tugas dan fungsinya, digitalisasi dan networking Analisis Dampak Perkiraan Hambatan : Tim yang ditunjuk tidak bersedia Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tim penyusun SOP tidak terbentuk Alternatif Solusi : Mencari tim yang bersedia Sumber : Hasil Analisis, 2022
Tabel 3.6. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Membuat SOP Bantuan hidup Dasar” Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Edukasi Visi-Misi Organisasi Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 Membuat SOP a. Mencari Informasi terkait Manajemen ASN : Dengan melakukan Profesionalisme Bantuan hidup informasi SOP tersedia dalam mencari kegiatan edukasi Keyakinan terhadap Dasar terkait SOP informasi tentang SOP BHD maka akan tatanan dalam Bantuan Hidup saya harus cermat dan meningkatkan Dasar beretika memberikan pelayanan Smart ASN : Dalam pemahaman dan yang berlandaskan pada mencari informasi saya kompetensi kaidah ilmiah dan kaidah dapat menggunakan tenaga`perawat dalam profesi serta tidak media digital (Website) Beriorentasi pelayanan Kesehatan bertentangan dengan Pelayanan : dalam norma-norma yang mencari informasi berlaku dimasyarakat Saya akan cekatan dan solutif dengan ciri-ciri Akuntabel: saya bertanggungjawab, mencari informasi inovatif, dan kreatif terkait SOP secara bertanggungjawab Loyal: saya berkomitmen membuat bahan materi edukasi BHD saya tepat
b. Membuat Tersedianya Undangan edukasi Undangan Edukasi, dokumentasi
waktu Adaptif: saya membuat materi edukasi menggunakan alat digital agar hasilnya lebih menarik dan update Kolaboratif : saya bekerjasama sama dengan kepala ruangan dalam menyusun bahan materi Akuntabel : saya akan membuat undangan edukasi perawat UGD yang dapat dipertanggung jawabkan Loyal : saya bersedia mengorbankan waktu dan tenaga saya untuk membuat undangan perawat UGD Adaptif : dalam membuat undangan saya menggunakan yang selalu di update Kolaboratif : saya bekerjasama dengan TU saya dalam membuat
absen edukasi
c. Melakukan Pre Test
d. Melaksanakan kegiatan edukasi BHD
Pre test Telah Berorientasi Pelayanan: saya melakukan pre test dilaksanakan, ini dengan ramah, solutif dokumentasi dan dapat di andalkan Akuntabel : saya melakukan pre test ini dengan jujur, cermat, disiplin dan berintegrasi tinggi Kompeten: saya melaksanakan pre test dengan kualitas terbaik Loyal: saya melakukan pre test ini tepat waktu Kolaboratif : saya bekerjasama dengan teman sejawat dalam menyiapkan sarana dan prasarana Kegiatan edukasi Beriorentasi terlaksana Pelayanan Saya akan Terdapatnya melaksanakan bukti foto dan kegiatan dengan absensi kegiatan menggunakan bahsa edukasi, yang mudah da
dokumentasi
e. Melakukan tabulasi data
Tabulasi terlaksana terdokumentasi
dipahamai oleh peserta Akuntabel Saya akan melaksanakan kegiatan edukasi peserta dengan penuh tanggung jawab dan berintegritas tinggi Kompeten Saya membuat edukasi BHD ini dapat membantu orang lain belajar Berorientasi Pelayanan:dengan melakukan tabulasi hasil saya telah melaksanakan perbaikan tiada henti Akuntabel Saya akan melaksanakan tabulasi hasil peserta dengan penuh tanggung jawab dan
berintegritas tinggi Harmonis: saya melakukan tabulasi hasil dengan menghargai setiap orang apapun latar pendidikannya Keterkaitan substansi mata edukasi Agenda II Manajemen ASN : Dalam membuat materi edukasi saya harus cermat dan beretika Smart ASN : Dalam membuat materi edukasi saya dapat menggunakan media digital (Website dan e-book) ANALISIS DAMPAK Perkiraan Hambatan : Adanya peserta yang tidak antusias dalam mengikuti kegiatan edukasi. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak adanya peningkatan pengetahuan perawat tentang BHD Alternatif Solusi : Pendekatan personal melalui komunikasi efektif kepada Kepala UGD untuk diadakan edukasi BHD.
Tabel 3.8. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keseluruhan kegiatan” Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Edukasi Visi-Misi Organisasi Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 Meningkatkan Tersedianya bahan Manajemen ASN : a. Menyiapkan Kejujuran Sebagai insan 5. Melakukan evaluasi evaluasi terhadap bahan evaluasi Menganalisis hasil post kemampuan dan yang beriman selalu menjaga pelaksanaan test dengan profesional. Hasil : profesionalisme kejujuran dalam bertindak, keseluruhan Dokumentasi Smart ASN : Sumber Daya Manusia kerja keras, disiplin, kegiatan Menggunakan software yang mempermudah analisis dan evaluasi kegiatan Berorientasl Pelayanan: Saya akan cekatan dalam mengumpulkan bahan evaluasi Akuntabel: Saya akan cermat dalam Mengumpulkan bahan evaluasi Kompeten: Saya akan memberikan kinerja terbaik dalam mengumpulkan bahan evaluasi Adaptif : Saya akan bertindak proaktif
berkomitmen, dan
mendahulukan kepentingan pasien
dalam Mengumpulkan bahan evaluasi b. Melakukan evaluasi post tes
Terlaksananya evaluasi, dokumentasi
Berorientasi Pelayanan: Saya akan cekatan dalam melakukan Evaluasi post tes Akuntabel Saya akan cermat dalam melakukan evaluasi post tes Kompeten: Saya akan memberikan kinerja terbaik Dalam melakukan evaluasi post tes Harmonis: Saya akan melakukan evaluasi yang selaras dengan tujuan edukasi saya dapat terlaksana Loyal: Saya
akan
berkontribusi
dalam
melakukan evaluasi post tes Adaptif:Saya
akan
bertindak proaktif dalam melakukan evaluasi post test Kolaboratif: saya akan
c. Melaporkan hasil evaluasi
Adanya laporan
membutuhkan teman sejawat untuk bekerja sama melakukan evaluasi post tes Berorientasl Pelayanan
hasil evaluasi
Saya
Hasil : Dokumen
akan
bersikap
ramah dalam melaporkan hasil evaluasi kepada pimpinan Akuntabel:
Saya akan
melaporkan hasil evaluasi dengan penuh tanggung
jawab Harmonis: Saya akan melaporkan hasil evaluasi selaras dengan apa yang saya lakukan Keterkaitan substansi mata edukasi Agenda II Manajemen ASN : Kegiatan melakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan merupakan bagian dari kewajiban ASN dalam melaksanakan tugas dengan pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab. Smart ASN: Melakukan evaluasi merupakan dari nilai dasar Smart ASN yaitu Profesionalisme dimana penulis bekerja sesuai tugas dan fungsinya. ANALISIS DAMPAK Perkiraan Hambatan : Tingkat pemahaman peserta edukasi tentang cara menyelesaikan soal ujian Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak diketahui secara pasti tingkat pemahaman perawat tentang BHD Alternatif Solusi : Memberikan kesempatan kepada peserta mencari waktu yang tepat untuk evaluasi Sumber : Hasil Analisis, 2022 Kendari November 2022 Menyetujui Coach
(MUH. ILHAM, SE., MM) NIP. 19800618 201001 1 003
Peserta
(Awaludin, A.Md.Kep) NIP. 19941025 202203 1 011
3.4 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) Tabel 3.7 Matrik Rekapitulasi Rancana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) Jumlah aktualisasiper Core Value ASN
Kegiatan
No Core Value ASN
Ke-1 Juml ah
1. Berorientasi pelayanan
2
Cekatan dan solutif Perbaikan tiada henti
2
Tanggung jawab Tanggung jawab dan jujur
2. Akuntabel
Kode Perilaku
Ke-2 Juml ah 1
1
3. Kompeten
1
Kualitas terbaik
2
Kode Perilaku Perbaika ntiada henti
Tanggung jawab
Kinerja terbaik Membantu orang lain
Ke-3 Kode Jum Perilaku lah 2
Cekatan Ramah
3
Tanggung jawab Tanggung jawab Tanggung jawab
1
Kinerja terbaik
Ke-4 Kode Jum Perilaku lah 3
Cekatan cekatan Ramah
11
3
Cermat Cermat Tanggung jawab
11
2
Kinerja terbaik Kinerja terbaik
8
4.
Harmonis
5.
Loyal
2
Membangun lingkungan kerja yang kondusif Menghargai
1
Komitmen dan dedikasi
1
Membangu n lingkungan kerja yang kondusif
1
Menjaga nama baik
Inovasi 6.
7.
Adaptif
Kolaboratif
Jumlah aktualisasi per kegiatan
1
2
11
2
Kontribusi Kontribusi
1
9
Inovasi Inovasi
Kerja sama
1
3
2
3
15
Selaras
Berdedikasi Berdedikasi Komitmen Inovasi Inovasi
Kerja sama Kerja sama Kerja sama
2
1
Selaras Selaras
Komitme n
7
7
2
Proakti f Proakti f
8
1
Kerja sama
8
14
60
3.5 Estimasi Biaya Tabel 3.8 Estimasi Biaya No.
Kegiatan
Estimasi biaya yang tersedia
Keterangan
1.
Kegiatan ke-1
Rp. 50.000
Biaya print
2.
Kegiatan ke-2
Rp. 100.000
Biaya print dan kertas
3.
Kegiatan ke-3
Rp. 80.000
Konsumsi
4.
Kegiatan ke-4
Rp. 50.000
Biaya print
3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tabel 3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan B u la n No Kegiatan
Tahapan Kegiatan
November
Desember
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1
Melakukan 1.Menyiapkan konsultasi bahan dengan konsultasi pimpinan 2. Menghubungi dan menghadap pimpinan/ mentor 3. Meminta persetujuan saran dan dukungan pimpinan
2
Mencetak 1. Berkoordinas media edukasi dengan teman sejawat 2. Membuat dan mendesain mediaedukasi 3. Mencetak media edukasi
3 Melakukan 1. Membuat edukasi
materi edukasi
pengelolaan 2. Menyiapkan obat Membuat Undangan edukasi 3. Melakukan Pre Test 4.Melaksanakan kegiatan edukasi
Melakukan tabulasi data 4 Melakukan 1.Menyiapkan evaluasi bahan evaluasi 2. Melakukan terhadap evaluasi post tes pelaksanaan 3. Melaporkan hasil keseluruhan evaluasi kegiatan Keterangan : = Hari libur
= Pelaksanaan kegiatan / tahapan kegiatan
BAB IV PENUTUP
Isu yang di angkat dalam tugas dan fungsi penulis sebagai terampil perawat di UPTD Puskesmas Wabula Kabupaten Buton yaitu SOP Penanganan BHD Bagi Penderita Henti Jantung
Di Ruang UGD Puskesmas Wabula
kabupaten buton, berdasarkan isu tersebut penulis akan melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Melakukan Konsultasi dengan pimpinan 2. Menyusun Tim Pembuat SOP 3. Membuat SOP Tentang BHD 4. Melakukan Sosialisasi SOP BHD 5. Monitoring dan Evaluasi
Dengan melaksanakan kegiatan tersebut di atas, penulis diharapkan sapat mengatasi masalah atau isu yang ada. Dalam pelaksanaannya penulis menerapkan nilai-nilai ASN BerAKHLAK dan menerapkan nilai pentingnya penguasaan teknologi informasi dalam penyusunan, pengarsipan, pelaporan dan evaluasi kegiatan agar ASN memberikan pelayanan lebih cepat akurat dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole of Government Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undangv Republik Indonesia Nomor 25 Tahun2009 Tentang Pelayanan Publik. UPTD Puskesmas Wabula, 2022. Profil UPTD Puskesmas Wabula Kabupaten Buton: Wabula
Menpan RB, 2014. Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama,Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 : Jakarta. Roatib,Ali, 2016. Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada orang dewasa,
https://rsjsoerojo.co.id/2016/08/19/ bantuan – hidup – dasar– bhd – pada – orang - dewasa : Magelang