Rangkuman ESAS (ERWIN DISHANTOSO, NIM - SNR19214009) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



: ERWIN DISHANTOSO



NIM



: SNR 19214009



KELAS



: SI REGULER B



MATA KULIAH



: KEPERAWATAN PALIATIF



EDMONTON SYMPTOM ASSESSMENT SYSTEM ( ESAS )



A. DESKRIPSI Edmonton Symptom Assesment System (ESAS) adalah alat penilaian yang valid dan andal untuk membantu dalam penilaian Sembilan gejala umum yang dialami oleh pasien kanker. ESAS merupakan salah satu alat penilaian utama yang digunakan dalam Pelaksanaan Integrasi Perawatan Paliatif. Alat ini dikembangkan oleh Program Perawatan Paliatif Regional, Capital Health di Edmonton. B. TUJUAN ESAS Alat ini dirancang untuk membantu dalam penilaian Sembilan gejala umum pada pasien kanker : nyeri, kelelahan, mual, depresi, kecemasan, kantuk, nafsu makan, kesejahteraan dan sesak nafas. Satu skala kosong tersedia bagi pasien unutuk digunakan untuk menilai “ masalah lain” sesuai kebutuhan,Tingkat keparahan pada saat penilaian setiap gejala di nilai dari 0 hingga 10 pada skala numeric, dengan 0 yang berarti bahwa gejalanya tidak ada dan 10 yang merupakan tingkat keparahan terburuk. ESAS dirancang sehingga pasien atau pengasuh keluarganya, dapat menelola sendiri alat tersebut. Karena itu, pasien harus diajari cara meyelesaikan skalanya. Ini adalah pendapat pasien tentang keparahan gejala yang merupakan standar emas untuk penilaian gejala. ESAS memberikan gambaran tingkat keparahan gejala dari waktu ke waktu. Namun ini bukanlah penilaian yang lengkap. Agar penilaian gejala yang baik dapat dicapai, ESAS harus digunakan sebagai salah satu bagian dari penilaian klinis secara Holistik. C. CARA MELAKUKAN ESAS Pasien melingkari angka yang paling tepat untuk menunjukkan dimana gejala berada diantara dua keadaan. Tidak ada rasa sakit



0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kemungkinan Rasa Sakit Terburuk



Angka yang dilingkari kemudian dimasukkan kedalam grafik atau Form ESAS dan di tempatkan kedalam grafik. Ada beberapa gejala yang mungkin sulit untuk dipahami oleh pasien seperti : Depresi



- Sedih atau



Kecemasan



- Gugup atau gelisah



Kelelahan



- Tingkat energy menurun (tetapi tidak harus mengantuk)



Kantuk



- Kantuk



Kesejahteraan - Keseluruhan kenyamanan, baik fisik atau sebaliknya, jujur ,menjawab pertanyaan , “Bagaimana kabarmu?” Jika pasien kesakitan, mereka harus menandai diagram tubuh dimana nyeri dirasakan. Hal ini tidak perlu dilakukan setiap hari, tetapi setiap perubahan perlu dicatat. Diskusikan dengan pasien anda mengenai cara terbaik dalam melakukan nya. D. KAPAN MENGUNAKAN ESAS a. Pasien di rumah Cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengisi ESAS melalui telepon atau kunjungan rumah (maksimum sekali dalam sehari). Pasien dengan control gejala yang baik tanpa maslaah sosial dominan dapat menyelesaikan ESAS setiap minggu. b. Pasien yang dirawat di Rumah Sakit, Unit Perawatan Paliativ atau Fasilitas Perawatan Jangka Panjang. Cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengisi ESAS setiap hari. Pasien dengan control gejala yang baik tanpa masalah sosial dominan dapat meyelesaikan ESAS setiap minggu. c. Waktu yang tepat Idealnya pasien menyelesaikan ESAS pada waktu yang sama di setiap harinya. E. SIAPA YANG HARUS MELENGKAPI ESAS Idealnya pasien mengisi ESAS mereka sendiri. Namun jika pasien memiliki gangguan kognitif atau karena alas an lain tidak dapat melakukan ESAS secara mandiri, maka harus dibantu oleh pengasuh ( anggota keluarga, teman) atau professional kesehatan yang terkait dengan perawatan pasien. Jika pasien tidak dapat memberikan penilaian pada gejala, ESAS diselesaikan oleh pengasuh atau professional. F. DIMANA MENDOKUMENTASIKAN ESAS ESAS selalu dilakukan pada skala numeric ESAS dan skor ditranskrip kedalam grafik, flow sheet atau bentuk ESAS ditandatangani dan di masukkan kedalam grafik. Catatan : Jika pemberia asuhan atau professional menyelesaikan ESAS saja, skala gejala subjektif tidak dilakukan (yaitu kelelahan, depresi, kecemasan, dan kesejahteraan dibiarkan kosong) dan pengasuh penilai gejala yang tersisa seobjektif mungkin, yaitu nyeri dinilai berdasarkan pengetahuan tentang perilaku nyeri, nafsu mkana diartikan sebagai tidak ada atau ada makan, mual sebagai tidak adanya atau ada muntah atau muntah dan sesak nafas sebagai pernafasan yang di percepat atau dipercepat yang tampaknya menyebabkan tekanan bagi pasien.