Renungan Malam Dalam Acara Diklat Osis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENUNGAN MALAM DALAM ACARA DIKLAT OSIS SMP N 1 RAWALO 2017



Di dalam keheningan malam nan dingin ini Di bawah sinar sang dewi malam yang mulai diredupkan oleh awan malam Kita tengadahkan kepala kita ke angkasa tuk memandang tebaran bintang ciptaan Sang Kholik Yang Maha Perkasa Marilah kita sejenak menjauhkan pikiran kita dari urusan dunia yang kadang kala membuat lupa akan urusan akhirat. Kita bisa ada di dunia ini dengan perantara orang tua kita. Ibu adalah sosok yang begitu sangat tegar dan penuh pengorbanan. Di saat kita masih di dalam kandungan seorang ibu, kita sudah diberi kasih sayang yang begitu besar olehnya. Selama 9 bulan seorang ibu mengandung anaknya, aku, tanpa pernah mengeluh dan tanpa pamrih. Dan dengan perjuangan seorang ibu, aku dapat lahir di dunia ini dengan taruhan hidup atau mati. Setelah saya dilahirkan dan setelah itu ibu juga yang merawat dan membesarkannya dengan ikhlas. Di saat aku menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang aku dengan penuh kasih sayang. Aku dilatih berjalan, berbicara dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.



Namun … sampai saat ini aku belum bisa membalas kasih sayang yang beliau tumpahkan padaku ya Allah. Aku belum bisa membayar pengorbanan yang telah ibu berikan padaku ya Allah. Di saat aku sudah beranjak dewasa ini mestinya aku sudah bisa membalas apa telah ibu berikan, taapi yang ada aku hanya bisa membuat ibu sakit hati. Di saat ibu menasihatiku, aku malah membantahnya. Di saat ibu butuh bantuan, aku malah sms-an. Kadang aku merasa lebih takut kepada bapak padahal aku tahu surga ada ditelapak kaki ibu. Maafkan aku ibu, anakmu yang penuh dosa terhadapmu ibu. Kehidupanku jua takkan terpisahkan oleh jasa bapak, yang telah menjadi lantaran aku dilahirkan di dunia. Ayah juga yang telah bekerja keras banting tulang dan memeras keringat demi utuk mencukupi kehidupan keluarganya termasuk aku. Namun kadang kala aku tiada pedulikan kerja keras beliau. Untuk membantu sedikit saja aku tidak mau. Padahal kalau minta uang kadang aku memaksa harus ada. Dan tiap hari aku meminta uang. Malahan kadang kala untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan saja saya minta upah, inikah balasan dari semua kasih sayangnya? Aku kadang tidak memperhatikan kemampuan beliau dengan menuntut



sesuatu



yang



beliau



tidak



sanggup



untuk



memenuhinya. Ya Allah dosa apa yang harus kutanggung…. Ya Allah ampunilah aku yang berulang kali mendustai bapak dan



ibuku. Berulang kali saya membuat bapak ibuku gelisah, pergi tanpa pamit, pulang telat tanpa memberi tahu. Ya Rabbi kadang kami tidak bisa menjaga nama baik keluarga dengan melakukan perbuatan tidak terpuji. Tidak jarang aku mengabaikan nasihat mereka walaupun aku tahu itu demi kehidupanku. Ya Allah ya Rab …adakah pintu surga-Mu terbuka untuk insan yang mengabaikan, mendustai dan bahkan mungkin mendurhakai kedua orang tuanya seperti saya ini? Maaafkanlan aku yang penuh dosa ini ya Allah. Selain orang tua kami yang penuh arti dalam hidup ini, kami juga punya bapak ibu guru yang telah berjasa membimbing kami. Kami dulu yang tidak bisa apa-apa, kini bisa membaca, menulis, beribadah, dan banyak sekali ilmu yang aku dapatkan dari bapak ibu guru kami. Dengan pebuh kesabaran dan kasih sayang serta ketulusan hati beliau mengajar dan membimbingku agar kelak menjadi anak yang sukses berguna bagi orang tua agama bangsa dan negara. sampai saat ini aku belum bisa membalas segala apa yang telah bapak ibu guru berikan kepada kami. Namun malah sering aku menyakiti hati bapak ibu guru kami. Kadang kala saya mengejeknya dalam hati padahal aku tidak lebih baik dari beliau, mengabaikan perintahnya padahal aku tahu itu untuk kebaikan diriku, bapak ibu guruku maafkanlah aku yang telah menyepelekan nasihatmu yang sebenarnya aku tahu itu



adalah demi masa depanku. Maafkan aku, di kala kau menjelaskan materi pelajaran aku tidak memperhatikan malah ngomong sendiri, padahal aku tahu itu adalah demi aku agar aku dapat pandai. Maafkan kami bapak dan ibu guruku, saat kau suruh



aku



mengerjakan



tugas



dan



latihan



aku



tidak



melaksanakannya dengan baik meski kami tahu itu adalah untuk kemajuan belajarku. Bapak ibu guru, maafkan aku, yang kadang kala untuk tertib saja tidak bisa walau aku tahu itu demi masa depan ku nanti. Berulang kali memasukkan baju saja harus diingatkan bahkan tidak jarang perbuatanku membuat bapak ibu guru jengkel, tidak berkenan atau bahkan menjadikan bapak ibu guru marah. Banyak perkataan, perbuatan kami yang tidak sopan yang membuat bapak ibu guru tiada berkenan.



Di saat seperti ini aku juga ingat Sang Pencipta, tak terhitung jumlahnya dosa yang telah aku lakukan padaMu ya Allah.



TEKS RENUNGAN MALAM UNTUK KEGIATAN LDKS Ananda semua, perlu ananda ketahui bahwa salah satu bagian dari kegiatan LDKS ini adalah renungan malam. Dimalam yang sunyi dan dingin ini bapak ingin mengajak ananda untuk merenungi kembali perjalananan kehidupan ini. Sejak ananda dapat membedakan antara yang benar dan yang salah hingga saat ini, renungkan perjalanan kehidupan yang telah ananda lalui, bapak yakin ananda akan menemui perjalanan yang terbaik untuk mengenal diri sendiri dan menjadi pemimpin yang sejati, paling tidak memimpin diri sendiri. Kegiatan LDKS kali ini, telah kita lalui dari tadi pagi dengan penuh semangat, semoga sampai penutupan yang akan dilaksanakan esok hari tetap berjalan dengan lancar dan sukses, dengan harapan dapat menghasilkan generasi penerus/pemimpin-pemimpin yang nantinya dapat menjalankan roda organisasi siswa intra sekolah ke depan. Saat ananda mempersiapkan untuk kegiatan LDKS ini, tentunya tidak lepas dari peran dan keberadaan orang tua ananda sekalian. Ananda bisa berkumpul disini karena do’a dan restu dari orang tua ananda sekalian. Ananda harus akui, bahwa sampai detik ini, ananda sekalian masih bergantung pada orang tua dan masih membutuhkan peran dan sosok orang tua yang selalu mengasihi dan menyayangi serta memberikan support/dukungan. Saat ini, mereka di rumah dan jauh dari kita, tentu bagi kita akan terbesit rasa rindu kepada mereka, begitu pula mungkin mereka juga sedang memendam rasa rindu kepada ananda sekalian. Tapi, apakah ananda sekalian rindu dengan mereka??? Di setiap waktu mereka selalu berdoa agar ananda sekalian diberikan kesehatan dan keselamatan. Apa itu juga ananda sekalian lakukan kepada mereka??? Apakah ananda sekalian mendoakan mereka??? Kita sebagai seorang anak, perlu mengingat kembali atas semua jasa dan pengorbanan orang tua kita, ayah sibuk mencari kerja untuk bisa menafkahi dan membiayai sekolah ananda sekalian, ibupun dengan kasih sayangnya mencurahkan semua tenaganya demi ananda sekalian hingga sampai saat ini. Oleh karena



itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk menghormati dan menyayangi mereka yang telah merawat dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Kalau kita renungi, apa sajakah yang telah ananda perbuat untuk membalas jasa dan pengorbanan kedua orang tua kita, yang telah bersusah payah membesarkan kita??? Membanting tulang sampai bercucuran keringat dengan tidak mempedulikan siang atau malam, hujan dan panas, walau harus pakaian basah kering dibadan, terkadang



harus



mencucurkan



air



mata



menahan



kepedihan



menghadapi penderitaan hidup ini, meskipun harus tersenyum ditengah kesedihan disaat kita berada ditengah-tengah mereka, padahal mereka sakit tapi tak pernah dihiraukan kesakitannya, asalkan mereka dapat membiayai, membesarkan dan membuat bahagia



anak-anaknya,



walaupun



harus



jiwa



yang



menjadi



taruhannya. Pernahkan ananda rasakan dan terpikirkan akan hal ini??? Cobalah renungkan dan cobalah bayangkan, wajah mereka tatkala menatap ananda, wajah mereka yang selalu memberikan semangat untuk kalian menjadi anak-anak yang bisa membanggakan mereka. Begitu besarnya perjuangan dan pengorbanan mereka, yang mungkin jika kita membalas jasanya tentu tidak akan pernah terhitung.



Terutama pada ibu kita, ingatlah ananda sekalian, bahwa berdasarkan hadits rosul menyatakan “Aljannatu tahta aqdaamil ummahaati” yang artinya “surga itu berada dibawah telapak kaki ibu”. Ibu adalah sosok wanita yang sangat tegar dan penuh pengorbanan. Di saat kita masih di dalam kandungan seorang ibu, kita sudah diberi kasih sayang yang sangat begitu besar olehnya. Selama 9 bulan seorang ibu mengandung anaknya



tanpa ada rasa pamrih.



Dan dengan



perjuangan seorang ibu, kita dapat terlahir di dunia ini dengan taruhan hidup atau mati. Setelah kita di lahirkan dan setelah itu ibu juga yang merawat dan membesarkannya dengan ikhlas. Disaat kita menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang kita dengan penuh kasih sayang. Disaat kita berlatih berjalan, namun kita terjatuh dan menangis.



Apa



yang



dilakukan



ibu?



Ia



mengendong



dan



menenangkan kita. Apakah ananda sekalian teringat akan hal itu?, bahkan saat ananda sekalian diajak oleh ibu ananda pergi ke suatu tempat, dan ananda menginginkan sesuatu. Ananda tak pernah perdulikan seberapa uang ibu ananda. Dan ibu pun tak pernah mengeluh, dan tak akan menceritakannya kepada ananda sekalian bahwa ibu ananda uangnya terbatas. Namun ibu tetap membelikan ananda, apa yang ananda minta.



Disaat ananda melakukan kesalahan, dan membuat ibu marah kepada ananda. Itu bukan tanda ibu tak sayang, melainkan ibu sangat sayang kepada ananda. Ibu ingin yang terbaik untuk ananda. Ibu ingin ananda tidak berada di jalan yang salah. Masihkah ananda ingat itu semua? Sudahkah ananda berterima kasih kepada ibu ananda? Sudahkah



ananda



mohon



ampun



kepada



ibu



ananda?



Sungguh...banyak sekali pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Tetapi mengapa seorang anak yang sudah tumbuh besar dan dewasa tidak mau berbakti kepada ibunya? Apakah mereka merasa dirinya itu tidak lagi membutuhkan seorang ibu yang telah membesarkannya dari kecil? Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu tak akan pernah tergantikan oleh apapun, dan akan ada untuk anaknya selamanya, meskipun anaknya tak berbakti kepadanya. Sungguh sangat besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya maka dari itu kita jangan sampai melukai hati seorang ibu yang telah banyak berkorban untuk kita.



Bapak berharap, jika nanti ananda pulang ke rumah agar meminta maaf, berterima kasih dan peluk ibu dan ayah ananda. Selagi kita masih memiliki mereka, selagi mereka masih berada ditengah-tengah kita. Bagaimana jika diantara keduanya atau kedua orang tua kita telah meninggalkan kita, meninggalkan alam dunia ini. Sehingga tidak bisa lagi memberikan kasih sayang, pelukan dan kehangatan bagi kita, tidak lagi bisa melihat kita. Maka tentu kesempatan kita untuk



meminta maaf dan berterima kasih kepada mereka tidak akan berguna.



Ucapkan istighfar syahadat dan sholawat (dibaca masing-masing 3 kali), kemudian membacakan do’a untuk kedua orang tua.



Perlu ananda renungi juga, selain sosok ibu yang berarti dalam hidup kita adalah Guru. Perjuangan seorang guru tidak dapat dinilai dengan apapun. Guru merupakan seseorang yang sangat berjasa dalam menuntut ilmu. Gurulah yang membimbing, mengajar hingga kita bisa membaca dan menulis. Senyum indah selalu menghiasi wajahnya. Dia mengisi dengan kesabarannya. Hilang dahagaku yang haus akan ilmu. Jika disaat dia mengajar di depan kelas, namun murid-muridnya tak memperhatikannya, tapi dia tetap sabar. Meskipun ia mengerutkan wajahnya, itu pun tetap dirangkai dengan senyumnya. Tahukah ananda, betapa susahnya, betapa beratnya, dan begitu besarnya perjuangan seorang guru? Jangan pernah ananda coba untuk sakiti hati seorang guru, apalagi membuat ia kecewa dan marah pada ananda!!! Dia yang mengajari banyak hal tentang ilmu pengetahuan maupun ilmu pekerti. Memberi semangat pada kita itulah dia. Dia sangat berjasa dan sangat berpengaruh pada hidup kita. Tanpa guru dunia ini akan hampa. Ada sebuah cerita tentang seorang guru. Mereka mendengar kabar bahwa sang guru dirawat di rumah sakit. Setelah mendengar kabar itu, mereka pun terdiam seribu bahasa. Mereka merenungkan sesuatu hal. Yang mereka pikirkan, apa ini ada hubungannya dengan apa yang telah mereka perbuat tanpa sengaja pada tempo hari? Hanya karena canda yang tak tepat, membuatnya marah pada mereka. Saat dia memberikan tugas, namun mereka menolaknya. Hal ini membuatnya marah, namun itu semua hanya ia pendam. Sehingga membuatnya masuk ke rumah sakit. Apakah ananda pernah terpikirkan akan hal ini? Apakah ananda pernah memperdulikan perasaan guru ananda? Perasaan seorang guru itu begitu peka. Jadi jangan pernah sakiti guru ananda sampai kapanpun.



Patuhilah apa yang ia perintahkan!!! Guru bekerja dengan penuh ketulusan jiwa dan memberinya dengan penuh kasih sayang..



Seorang teman adalah tempat dimana kita mencurahkan hati. Namun, sering kita salah menggunakannya. Kita sering membohongi mereka, kita sering menyakiti mereka, bahkan kita sering membuatnya marah. Padahal kita yang salah, tapi apakah pernah ananda yang memulai untuk minta maaf? Mereka yang menemani kita, hari demi hari kita lewati bersama. Atas semua kebaikan-kebaikan mereka dan sebagai tempat curhat terbaik, janganlah pernah kita sakiti mereka. Sahabat sejati akan selalu bersama. Walau raga jauh, tapi hati selalu dekat. Jangan pernah ananda sakiti orang yang ananda sayangi, jika ananda tak ingin kehilangan mereka !!!



Mushofahah