RESUME Caring [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS RESUME KONSEP DASAR KPERAWATAN I TEORI CARING MENURUT KRISTEN SWANSON



DOSEN PENGAMPUH : Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns., M.Kep.



DISUSUN: 1. Lailil Ika Feby Rahma Martha 2. Nur jamila KELAS/KELOMPOK: 1C/12



(1130019023) (1130019051)



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWTAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2019



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... 1 BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 3 1.2. Tinjauan teori pada Caring................................................................................................... 3 1.1.1.



Inti dari keperawatan dan kesehatan ......................................................................... 4



1.1.2.



Caring Tranpersonal.................................................................................................. 4



1.1.3.



Teori Caring Swanson............................................................................................... 5



1.1.4.



Rangkuman Tinjauan Teori ...................................................................................... 5



1.2.



Persepsi Klien tentang caring ........................................................................................... 5



1.2.1.



Etika Pelayanan ......................................................................................................... 6



1.2.2.



Etika keperawatan ..................................................................................................... 6



1.3.



Caring dalam Praktik Keperawatan.................................................................................. 6



a. Kehadiran ......................................................................................................................... 7 b. Sentuhan ........................................................................................................................... 7 c. Mendengarkan .................................................................................................................. 9 d. Memahami Klien .............................................................................................................. 9 1.4.



Kristen Swanson dengan theory of Caring .................................................................... 10



Teori caring menurut Swanson terdiri dari lima proses sebagai berikut: ................................. 10 1.5. Dampak perilaku caring perawat kepada kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan yang utama : .............................................................................................................................. 12



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual merupakan dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat menyadari kebutuhan teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan praktek profesional keperawatan/ pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhikualitas pelayana kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan keperawan akan berjalan dengan baik jika didukung dengan adanya pengembangan profesionalisme keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang memberikan pengaruh didalam pelayanan keperawatan adalah A theory of Caringyang diperkenalkan oleh Kristen Swanson. Lingkungan kesehatan seperto rumah sakit, perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perawat harus meningkatkan profesionalismenya, yaitu meningkatkan perilaku caring. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotifasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memerhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien(Carruth el all,1999) Caring adalah sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini penting dalam kekacauan linglkungan pelayanan kesehatan saat ini. Caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawata brkerja memberikan pelayanan keperawatan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien baik individu, keluarga, kelompok masyarakat. Peningkatan penggunaan kemajuan teknologi menjadi berbahya jika tidak disertai dengan latar belakang keterampilan dan pelayana yang baik. Ini waktunya untuk menilai dan menira praktik caring dan pengetahuan ahli yang merupakan inti praktik pelayanan (Brenner dan Wrubel, 1989;lesniak, 2005). 1.2. Tinjauan teori pada Caring Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa, dan mempunyai hubungandengan sesama. Patricia Benner (1984) serta Benner dan Wrubel (1989)menawarkan kepada perawat suatu pengertian praktik keperawatan dan caring melalui interprestasi laporan perawat ahli. Setelah mendengar laporan perawat dan menganalisis apa yang dimaksud, Benner menggambarkan inti dan praktik keperawatan yang baik adalah caring. caring berarti bahwa seseorang, kejadian, rencana dan segala sesuatu yang berhubungan dengan banyak orang (Benner dan Wrebel,1989). Caringsebagai bentuk dasar da praktik keperawatan di man perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan mengelola atau membangunkembali hubungan. Caringmembantu perawat mengenali intervensi yang baik dan kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.



1.1.1. Inti dari keperawatan dan kesehatan Berdasarka persepsi transkultural, Madeleine Leininger (1978) menggambarkan konsep perawatan sebagai inti dari sentral, gabungan,dan dominan ruang lingkup yang membedakan keperawatan dari disiplin ilmu kesehatan lainnya. Perawat merupakan kebutuhan dasar manusia., penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidupsemua individu. Perawatan tidak sama dengan pengobatan, membantu individu atau kelompok dalam meniningkatkan kondisi manusia. Tindakan caring berhubungan dengan kegiatan, proses dan keputusan pengasuhan yang penuh keterampila, empati, kasih sayang dan dukungan. Tindakan caring tegantung kebutuhan, masalah, dan nilai-nilai klien. Untuk caringdalam memperoleh kesembuhan, perawat perlu mempelajari kebiasaan kultur tertentu dan ungkapan caring individu dengab kultur yang berbeda-beda supaya dapat mengenali dan memenuhi kebutuhan semua klien. 1.1.2. Caring Tranpersonal Klien dan keluarganya mengharapkan kulaitas hubungan individu yang baik dari perawat. Akan tetapi, kebanyakan percakapan yang terjadi antara klien dan perawatnya sangat singkat dan tidak menggambarkan adanya suatu hubungan. Teori menggabungkan proses pelayanan manusia dengan lingkungan pemulihan, menyertakan proses generasi kehidupan dan penerimaan kehidupan dari pelayanan manusia dan pemulihan untuk perawat dan kliennya (Watson, 2006b). Teori caring transpersonal menolak pelayanan kesehatan dan tempat pelayanan yang berorientasi penyakit sebelum diobati (Watson, 1988)



1.1.3. Teori Caring Swanson Kristen Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan proses pemberi layanan dalam usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan. Ada tiga kelompok berbeda yang diwawancarai; wanita yang pernah mengalami keguguran, orang tua dan pelayanan kesehatan dalam ruang perawat intensif neonates, serta ibu yang berisiko tinggi secara sosial mengalami intervensi kesehatan jangka panjang. Teori Swanson (1991) berguna dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun strategis caring yang berguna dan efektif. Setiap semua proses caring mempunyai definisi dan subdimensi yang merupakan dasar untuk intervensi keperawatan. Pelayanan keperawatan dan caring sangat penting dalam membuat hasil psitif pada kesehatan dan kesejahteraan klien (Swanson 1999a). selanjutnya hasil penelitian ini digunakandalam mengembangkan teori untuk mrnuntun praktik klinis keperawatan. Sebagai contoh Swanson(1999b) menguji efek dari konseling berbasis caring pada keadaan emosional wanita ditahun pertama setelah mengalami keguguran. Konseling berbasis caring secara signifikan menunjukan penurunan perasaan depresi dn amarah, terutama pada empat bulan petama setelah keguguran. 1.1.4. Rangkuman Tinjauan Teori Teori caring keperawatanmemiliki tema-tema yang serupa. Pelayanan banyak melibatkan hubungan antara individu. Hubungan pemberi layanan dapat bersifat terbuka dan tertutup (Benner, 2004). Caring sepertinya semakin tidak terlihat saat perawat dank lien mempunyai hubungan yang didsari penghargaan, perhatian, dan dukungan. Empati dan rasa kasihan perawat menjadi bagian alami dari setiap pertemuan dengan klien. 1.2. Persepsi Klien tentang caring Teori caring swanson (1991) menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai caring menegaskan apa yang klien harapkan dari pemberi layanan. Klien kemudian menilai efektivitas perawat dalam melaksanakan tugasnya; tetapi klien menilai pengaruh dimensi pelayanan keperawatan (Williams, 1997). Menjadikan kehadiran yang menentramkan,mengenali individu sebagai sesuatu yang unik, dan menjaga kebersamaan dan perhatian penuh kepada klien merupakan sikap pelayanan yang dinilai klien. Penelitian tentang persepsiklien penting karena pelayanan kesehatan merupakan focus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Apa yang kalian alami selama berinteraksi dengan fasilitasi institusionaldan pelayanan kesehatan, dan apa yang kalian pikirkan tentang pengalaman tersebut, menjelaskan bagaimana klien menggunakan sistem pelayanan kesehatan dan apa keuntungan yang mereka dapatkan (Gertis, et al.1993; Mayer, 1986). Jika klien merasakan penyelenggarapelayanan kesehatan bersikap sensitif, simpatik, merasa kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai individu, mereka biasanya menjadi teman sekerja yang aktif dalam merencanakan perawatan (Attree, 2001). Sebagai institusi berusaha meningkatkan kepuasan klien, membuat tempat pelayanan merupakan tujuan yang penting dan bermanfaat. Kepuasaan klien



akan pelayan keperawatan merupakan faktor penting dalam memutuskan untuk kembali berobat kerumah sakit. Sikap caring merupakan nilai awal yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan harapan khusus klien. Biasanya klien dan perawat memiliki persepsi yang berbeda tentang caring (Mayer, 1987; wolf, Miller, dan Devine, 2003). 1.2.1. Etika Pelayanan Caring merupakan suatu sikap moral. Melalui caring terhadap sesame manusia, harga diri manusia dilindungi, didukung, dan dijaga. Watson (1988) menyarankan agar caring, sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat berja sesuai standar etik untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etik merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersifat unik sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis. Selain itu etika keperawatan menempatkan caring sebagai fokus dalam membuat keputusan. 1.2.2. Etika keperawatan Berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap perawat terhadap orang lain. Perawat yang berperan dalam etik keperawatan harus bersifat sensitive terhadap hubungan tidak seimbang yang menunjukkan pemnyalahgunaaan kekuatan seseorang terhadap orang lain-disengaja atau tidak disengaja. Pada temapat pelayanan kesehatan, klien dan keluarganya sering tidak berdiri pada dasar yang sama denga para profesiona, hal ini di sebabkan oleh penyakit klien, kurangnya informasi, kemunduran karena nyeri dan penderitaan, serta situasi yang tak terduga. Etika keperawatan menempatkan perawatsebagai penolong klien,memecahkan dilemma etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus. 1.3. Caring dalam Praktik Keperawatan Para ahli tidak setuju bila dikatakn bahwa caringdapat diajarkan atau suatu metode dasar yang sudah ada di dunia. Untuk mereka yang menemukan caring sebagai bagian normal dari kehidupannya, caring merupakan hasil dari kultur, nilani-nilai, pengalaman, dan hubungan mereka dengan orang lain. Saat perawat berurusan dengan kesehatan dan penyakit dalam praktiknya, kemampuan meraka dalam pelayanan semakin berkembang. Sikap keperawatn yang berhubungan dengan caringadalah kehadiran. Sentuhan kasih sayang, dan selalu mendengarkan klien. Perawat melakukan caring dengan melakukan pendekatan pelayanan dalam setiap pertemuan dengan klien.



a. Kehadiran Kehadiran adalah suatu pertemuan dengan orang yang merupakan sarana untuk lebih mendekatkandan menyampaikan manfaat caring. Fredriksson (1999) menjelaskan bahwa kehadiran berarti “ada di” dan “ ada dengan”. “ada di” tidak hanya berarti kehadiran secara fisik, tetapi jiga termasuk komunikasi dan pengertian. Hubungna interpersonal dari istilah “ ada di” seperti bergantung pada fakta kalau perawat yang memperhatikan klien (Cohen, et al., 1994). Jenis kehadiran merupakan sesuatu yang ditawarkan perawat kepada klien dengan maksud untuk mendapatkan dukungan, kenyamanan, atau dorongan, mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan, atau untuk menenangka hati( Farred, 1996; Pederson, 1993). “Ada dengan “ juga merupukan hubungan interpersonal. Perawat memberikan dirinya, yang berarti selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Apabila klien menerima perawat untuk melihat, membagi, serta menyentuh sisi kerapuhan dan penderitaan mereka. Kehadiran seseorang merupakan sesuatu yang berarti (Watson, 2003). Melalui kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan, serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk suasana keterbukaan dan saling mengerti. Melalui pertemuan dengan klien, perawat dapat meningkatkan kemmpuannya dengan belajar dari klien. Hal ini memperkuat kemampuan perawat untuk menyelenggarakan pelayanan keperawatan yang sesuai dan adekuat. Kehadiran perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut karena situasi tertekan. Memberikan penentraman hati dan penjelasan yang saksama tentang prosedur, tetap berada di samping klien, serta memberikan klien petunjuk selama menjalani prosedur tersebut, semuanya menunjukkan bahkan kehadiran sangat berarti untuk kesehatan klien. b. Sentuhan Klien menghadapi situasi yang memalukan, menakutkan, dan menyakitkan. Apapun gejalanya atau yang dirasakan, klien akan melihat perawat untuk mendapat bantuan. Menggunakan sentuhan merupakan salah satu cara pendekatan yang menenangkan di mana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Sentuhan dapat berupa kontak dan non-kontak (Fredisson, 1999). Sentuhan kontak seperti kontak langsung kulit dengan kulit, sedangkam sentuhan non-kontak adalah kontak mata, sulit untuk membedakan keduanya. Keduanya digambarkandalam tiga kategori: sentuhan berorientasi-tugas, sentuhan pelayanan, sentuhan perlindungan (Frediksson, 1999).



Perawat menggunakan sentuhan beroruentasi-tugas saat melakukan tugas atau prosedur. Perlakuan yag ramah dan cekatan ketika melaksanaka prosedur keperawatan akan memberikan rasa aman. Perawat ahli mempelajari bahawa beberapa prosedur akan lebih efektif jika dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan untuk kepentingan klien. Sebagai contoh, jika klien merasa cemas dalam menjalaninsuatu prosedur, seperti pemasangna sedang naso-gaster (nagogastric tube = NGT), perawat akan memberikan kenyamanan dengan penjelasan penuh tentang prosedur tersebut akan dilakukan dengan hati-hati, cekatan, pwrsiapan sebelumnya, pengaturan posisi klien, dan NGT dimasukkan dengan hati-hati. Selam prosedur berlansung, perawat menjelaskan dengan suara pelan kepada klien untuk memberikan dukungan dan ketenangan. Sentuhan caring adalah suatu bentuk komunikasi non-vebal , yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan klien, meningkatan harga diri, dam memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Boyek dan Watson, 1994). Sentuhan perlindungan adalah suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk untuk melindungi perawat dan/atau klien (Frediksson, 1999). Sentuhan perlindungan juga merupakan bentuk sentuhan yang melindungi perawat secara emosional. Sentuhan dapat memberikan banyak pesan, oleh sebab itu harus digunakan secara bijaksana. Sentuhan itu sendiri dapat menjadi masalah pada budaya tertentu yang dianut oleh klien maupun perawa (Benner, 2004).



c. Mendengarkan Caring melibatkan interaksi interpersonal dan bukan sekadar percakapan resiprokal antara dua orang. Dalam suatu hubungan pelayanan perawat membangun kepercayaan, membuka topic pembicaraan, dan mendengarkan apa yang klien katakan. Mendengarkan merupakan kunci, karena hal itu menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan termasuk “mengerti” apa yang klien katakan, dengan memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan respon baik terhadap lawan bicaranya (kemper, 1992). Mendengarkan sungguh-sungguh membuat anda akan mengetahui secara benar dan merespon apa yang benar-benar berarti bagi klien dan keluarganya (boykin, et al., 2003). Supaya mendengar lebih efektif, pendengar perlu menenangkan dirinya untuk mendengarkan dengan keterbukaan (Fredriksson, 1999). Fredriksson menggambarkannya dengan mengunci mulut dan pikirannya. Hal ini tetap diam dan konsntrasi terhadap apa yang klien ingin katakan. Perawat harus dapat memberikan perhatian penuh pada kilen saat klien menceritakan kisahnya. Saat individu yang sakit memilih untuk menceritakan kisahnya, hal ini melibatkan individu lain. Menceritakan kisah menyatakan secara langsung hubungan yang terjadi hanya jika klinisi juga Saling berbagi cerita. Dengan aktif mendengarkan, anda mulai memahami klien anda dan mengetahui apa yang penting menurut mereka (Bernick, 2004). Belajar mendengarkan klien terkadang memang sulit. Hal ini bisa membuat kita bingung saat sedang bertugas, sejawat memberikan intruksi sambil berteriak, atau klien lain menanti untuk mendapatkan kebutuhan mereka. Waktu yang anda habiskan secara efektif untuk mendengarkan berguna dalam rangka mendapatkan informasi dan memperkuat hubungan perawat-klien. Mendengarkan termasuk memberikan memasukkannya sebagai referensi. d. Memahami Klien



Salah satu proses caring yang dikemukakan Swanson (1991) adala memahaman klien.konsep tersebut terdiri atas pemahaman perawat terhadap klien tertentu dan pemilihan intervensi berikutnya (Radwin 1995). Pemahaman terus berkembang dengan berjalannya waktu selama perawat mempelajari kondisi klinis secara khusus serta perilaku dan respon fisiologis klien. Pemahaman yang mendalam membantu perawat dalam meresponns apa yang menjadi persoalan klien(Bulfin, 2005). Melayani klien berarti perawat menghindari asumsi, fokus pada klien dan ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang memberikan informasi dan memberikan penilaian kinis. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Dengan membangun hubungan caring, akan membantu perawat lebih mengenal klien sebagai individuyang unik dan memilih terapi keperawatan yang paling sesuai dan efektif. Hubungann caring yang dibangun perawat, besama-sama dengan peningkatan pengetahuan dan pengalaman perawat, merupakan sumber yang berarti terjadi perubahan status klinis klien. 1.4. Kristen Swanson dengan theory of Caring Teori caring menurut Swanson terdiri dari lima proses sebagai berikut: 1) Knowing (mengetahui) adalah upaya perawat untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam kehidupan klien. Subdimensi dari proses Knowing adalah: a. Avoiding assumtions (menghindari asumsi-asumsi) b. Centering on the one cared for (perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan) c. Assessing thoroughly ( melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio-psiko sosial-spitual-kultura) d. Seeking clues (perawat menggali informasi-informasi secara mendalam) e. Engaging the self of both (melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif). 2) Being with adalah kehadiran secara fisik dan emosional bersama pasien melalui komunikasi terapeutik dengan memberikan dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan. Subdimensi dari proses Being With adalah: a. Being there (perawat dapat menunjukkan kehadiran secara fisik dan emosional bersama pasien) b. Convering availability (menunjukkan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan/ well being) c. Sharing feelings (berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesehatan klien)



d. Non-burdening (perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan keperawatan) 3) Doing for berarti bersama-sama melakukan sesuatu tindakan yang bsa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien. Subdimensi dari proses Doing for adalah: a. Comforting (memberikan kenyamanan), perawat dalam melakukan tibdakan keperawatan dengan memberikan kenyamanan pada klien dalam menjaga privasi klien. b. Anticipating (mengantisipasi), perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta oersetujuan klien dan keluarga. c. Performing competently/skillfully (menunjukkan keterampilan), perawat menunjukkan kompetensi atau skillsebagai perawat profesional dengan berkomunikasi dan memberikan kenyamanan dalam tindakannya. d. Protecting (melindungi), perawat melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan tindakan medis. e. Preserving dignity (menjaga martabat klien), perawat menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia. 4) Enabling (memperdayakan), perawat memperdayakan klien dengan memberikan dukungan, informasi dan memfasilitasi klien meningkatkan kesembugan. Subdimensi dari proses Enabling adalah: a. Informing / explaining (memberikan/menjelaskan informasi), perawat memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien. b. Supporting/allowing (mendukung), perawat memberikan dukungan kepada klien dalam mencapai kesejahteraan/kesehatan sesuai tugas an tanggung jawabnya. c. Focusing (fokus), saat bersama klien, perawat tertuju pada masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien. d. Generatingalternative/thinking it throught e. Validating/giving feedback, perawat memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan dan memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan. 5) Maintaining belief, yaitu menumbuhkan keyakinan kepada klien untuk dapat melalui masalah/keadaannya dengan menumbuhkan sikap optimis, membantu mangambil hikmah. Subdimensi dari proses Maintaining belief adalah: a. Believing in/holding in esteem, perawat menanggapi apa yang klien rsakan dan percaya bahwa perasaan-perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi. b. Maintaining ahope-filled attitude, perawat menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat. c. Offering realistic optimism,perawat memberikan harapan yang realistis terhadap keadaan klien dan berusaha untuk mempengaruhu klien mempunyai optimisme dan harapan yang sama.



d. Going the distance (menjaga jarak), perawat menjaga hubungan sebagai perawat-klien sampai tujuan perawatan tercapai/berakhir. 1.5. Dampak perilaku caring perawat kepada kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan yang utama : 1) Ronde keperawatan bertingkat Pelaksanaan ronde keperawatan merupakan implementasi dari proses Being With dan going for. Perawat pelaksana dan ketua tim melakukan ronde keperawatan bertingkat untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperwatan. Perawat pelaksana melaksanakan ronde keperawatan setiap jam pada jam-jam yang memerlukan pelayanan keperawatan. Ronde keperawatan setiap jam dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan pasien dan meminimalkan panggilan pasien melalui lampu panggilan atau bel. Ronde keperawatan dapat meningkatkan rasa nyaman dan perasaan terlindungi dari perawat. R “ Apakah Anda merasa nyaman ?” (respon nyeri) O “Apakah Anda perlu mengubah posisi?” (pengaturan posisi tidur/duduk pasien) U “Apakah Anda ingin BAB/BAK?” (pengaturan eliminasi ) D “Apakah Anda memerlukan sesuatu?” S Keamanan, Apakah letak bel dapat dijangkau pasien?apakah semua hal yang dapat membahayakan pasien telah dihilangkan? Perawat pengawas dapatmelaksanakan ronde bersama perawat pelaksana untuk mengkaji kebutuhan pasien dan interaksi yang dilakukan perawat pelaksana dengan pasien. 2) Prosedur atau Cara kerja Prosedur atau cara kerja dapat memudahkan perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatn yang diberikan kepada klien. Prosedur berkomunikasi dapat disusun untuk perawat dalam menyampaikan informasi/menjelaskan keadaan /situasi ruang perawatan/proses perawatan kepada klien. Prosedur kerja termasuk dalam proses enabling. 3) Hubungan/komponen pelayanan . Komponen dari pelayanan meliputi: a. Momen dari caring Saat pergantian dinas kerja, perawat dapat memeriksa kebutuhan pasien dengan duduk selama tiga atau lima menit untuk berbicara dengan pasien, menanyakan koping pasien akan penyakit atau proses perawatan dan apabila memungkinkan perawat dapat memberikan sentuhan pada tangan/lengan. Proses tersebut merupakan bagian dari being with dan knowing untuk menggali informasi dari pasien akan kenutuhan dasar yang diperlukan. b. Tdak ada panggilan pasien yang tidak terdengar oleh perawat Suatu proses komunikasi untuk memberikan penjelasan kepada semua perawat mengenai keadaan pasien diruangan. Panggilan pasien ke ruangan perawat merupakan indicator akan kebutuhan pasien yang memerlukan bantuan perawat.tidak ada panggilan pasien yang tidak terdengar oleh perawat merupakan kemudahan akses pasien akan perawat (doing for).



c. Kemitraan dengan bagian pendukung layanan Merupakan proses dalam menjamain kualitas pelayanan seperti kesesuaian menu/suhu makanan bagi pasien, jadwal kebersihan ruangan dan sebagainya. Proses tersebut termasuk dalam being with. d. Blameless apology (permohonan maaf atas ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan) Dalam situasi yang tidak terduga, perawat melakukan permohonan maaf atas ketidaksesuaina antara harapan dan kenyataan pasien akan proses pelayananan keperawatan/pengobatan. Permohonan maaf merupakan bagian daru proses komunikasi dengan memberikan penjelasan bahwa tidak mempengaruhi pencapaian tujuan perawatan/pengobatan.



DAFTAR PUSTAKA



Potter, Patricia A. Anne G. Perry. 2009. Fundamental of Nursing Edisi 7 .Salemba Medika : Elsevier. Kusmiran Eny. 2015. Soft Skill Caring . Jakarta : Trans Info Media.



LAMPIRAN