Revisi Proposal Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL SKRIPSI “ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PADA INDUSTRI KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 20122015”



Disusun oleh: 1. Yuliana Rahmasari (C1B014002) 2. Tantyo Ari Pramana (C1B014103)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2017



1



Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan berupa proposal yang berjudul “ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PADA INDUSTRI KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 2012-2015” dengan tepat waktu. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga sahabat, dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.



Dalam penyelesaian proposal ini, kami tidak terlalu menemukan banyak kendala. Kami juga banyak mendapat bantuan bimbingan, saran, dan pendapat dari dosen pengampu dan teman-teman semua. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zulkifli, M.S dan Bapak Drs. Jamal, M.M serta teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan proposal ini. Kami sebagai penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan komentar yang akan membangun untuk masa mendatang. Semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua, serta dapat menambah pengetahuan. Semoga kita semua selalu di dalam lindungan Allah SWT. Amin



Jambi, Juni 2017



Tim Penulis



2



DAFTAR ISI Halaman Judul........................................................................................................1 Kata Pengantar.......................................................................................................2 Daftar Isi ...............................................................................................................3 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian .........................................................................4 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ................................................................10 1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................13 1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ........................................................................................15 2.2 Penelitian Terdahulu ...............................................................................30 2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................................32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian.......................................................................................35 3.2 Jenis Data.................................................................................................35 3.3 Sumber Data............................................................................................35 3.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................................36 3.5 Metode Analisis Data..............................................................................36 3.6 Alat Analisis............................................................................................37 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................40 LAMPIRAN ................................................................................................41



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang didirikan oleh sekelompok orang



yang memiliki tujuan yang sama. Secara umum perusahaan memiliki tujuan utama untuk memperoleh laba bagi pertumbuhan perusahaan dan kesejahteraan pemilik saham, serta dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang dan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada secara optimal dan mengarahkannya pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan cara-cara yang efektif dan efisien. Seorang manajer harus berusaha agar perusahaan yang dipimpinnya berada dalam kondisi yang sehat. Kondisi tersebut dapat diukur dari kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasional secara efektif dan efisien, serta didukung oleh suatu model pengelolaan yang tepat guna dan berdaya guna. Peningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja keuangan akan menunjang fungsi kinerja perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan menurut Bambang Riyanto (2008:10) terdapat tiga bidang keputusan yaitu: (1) keputusan mengenai investasi, (2) keputusan mengenai pemenuhan kebutuhan dana, dan (3) keputusan mengenai deviden. Dalam keputusan investasi, manajer keuangan dituntut untuk dapat mengalokasikan dana kedalam bentukbentuk investasi yang dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan pendanaan menyangkut penentuan kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Keputusan deviden bersangkutan dengan penentuan persentase dari keuntungan netto yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham.



4



Penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam dua sudut pandang utama. Hal ini sesuai dengan pendapat Howell, dkk (1987:25-30) penilaian kinerja dapat dilakukan dari dua sudut pandang: (1) Segi finansial, berupa laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan pada kurun waktu tertentu. (2) Segi non finansial, yang meliputi pengukuran terhadap kualitas, kinerja mesin, dan persediaan. Salah satu penilaian dari segi finansial adalah dalam hal penggunaan dana yang tergambar dalam laporan keuangan. Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan, pihak manajemen akan dapat menentukan langkah yang tepat untuk menjalankan perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dana sangat dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan seperti membeli aktiva untuk menunjang peningkatan pelayanan pada konsumen, mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas. Dana tersebut berasal dari laba yang diperoleh dari kegiatan usaha perusahaan dalam periode dan modal sendiri, sedangkan jika ditinjau dari sumber eksternal, dana diperoleh dari kreditur seperti bank dan lembaga keuangan lainnya, dari investor seperti pemegang saham. Menurut Bambang Riyanto (2008, hal 354) analisis sumber dan penggunaan dana sering disebut analisis aliran dana. Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan alat finansial yang yang sangat penting bagi manajer keuangan perusahaan. Pengertian dana yang digunakan dalam analisis sumber dan penggunaan dana dalam artian sempit yaitu “kas” dan dalam artian luas yaitu sebagai modal kerja.



5



Laporan sumber dan penggunaan dana dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang posisi keuangan saat ini, apakah lebih besar atau lebih kecil sumber dan penggunaannya. Selain itu juga dapat diketahui dari mana sumber dana perusahaan pada periode tersebut dan kemana dana tersebut dibelanjakan dan di investasikan, apakah pengalokasiannya telah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Menurut Sofyan Syafri Harahap (1996:8081) laporan arus kas diharapkan dapat: (1) Memberikan umpan balik dari arus kas yang aktual, (2) Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas, (3) Memberikan informasi tentang kualitas laba, (4) Memperbaiki komparabilitas informasi dari laporan keuangan, (5) Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas, dan (6) Membantu meramalkan arus kas dimasa yang akan datang. Laporan arus kas juga dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Kas merupakan aktiva yang paling likuid, karenanya semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Di pihak lain, suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar menunjukkan tingkat perputaran kasnya tersebut rendah atau dengan kata lain ada over investment dalam kas. Hal ini berarti bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Menurut Munawir (1983:14), Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang meliputi pembayaran gaji karyawan, pembelian bahan baku, biaya pemasaran, biaya produksi, cadangan kas, dan sebagainya. Perusahaan dituntut



6



agar mampu mengelola dana atau kas yang ada untuk dipergunakan membiayai segala jenis kegiatannya. Keberhasilan perusahaan dalam mengelola keuangan akan menunjang perusahaan dalam mengelola dana yang ada untuk dipergunakan membiayai segala jenis kegiatannya dan mengembangkan usaha serta menyaingi para pesaing. Oleh karena itu, analisis sumber dan penggunaan kas merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi manajemen perusahaan. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas, akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan kas yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya. Dari sekelompok perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, salah satu kelompok industri adalah industri manufaktur. Industri ini menghasilkan produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, disamping itu industri ini menyumbangkan hasil bagi APBN berupa pajak dan memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Industri manufaktur terdiri dari beberapa sub sektor, salah satunya adalah sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. Permintaan pasar sub sektor industri kosmetik ini terbilang tinggi karena saat ini tidak hanya penduduk perempuan saja yang mengkonsumsi kosmetik, tetapi penduduk laki-laki saat ini juga banyak yang membeli produk kosmetik dan perawatan tubuh. Meski ekonomi Indonesia saat ini kian melambat, tetapi produk dari sub sektor industri kosmetik dan keperluan rumah tangga tetap diminati karena telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat Indonesia masa kini. Industri Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga yang dijadikan objek penelitian pada penelitian ini berjumlah 4 perusahaan yang terdiri dari PT Martina Berto Tbk, PT Mustika Ratu Tbk, PT Mandom Indonesia Tbk, dan PT Unilever Indonesia Tbk. Kegiatan operasi perusahaan tidak bisa lepas dari masalah pengelolaan sumber daya perusahaan yang meliputi pengelolaan aktiva, hutang, dan modal.



7



Berdasarkan data keuangan industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga selama periode 2012-2015 dapat diketahui perkembangan aktiva lancar dan aktiva tetap pada tabel 1.1.1 berikut ini: Tabel 1.1.1 : Perkembangan Rata-rata Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap pada Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015 Uraian



Tahun 2012



Rata-Rata Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) Rp 1.666.915 Perkembangan Rata-Rata Aktiva Tetap (Jutaan Rupiah) Rp 1.910.964 Perkembangan Sumber: lampiran 1



2013



2014



2015



Rp 1.839.217 10,33%



Rp 2.007.501 9,14%



Rp 2.146.020 6,90%



Rp 2.127.156 11,31%



Rp 2.419.902 13,76%



Rp 2.710.314 12%



Berdasarkan Tabel 1.1.1 diketahui bahwa rata-rata aktiva lancar pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.666.915 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 1.839.217 atau terjadi peningkatan sebesar 10,33%. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebesar 9,14% menjadi Rp 2.007.501, sedangkan pada tahun 2015 meningkat sekitar 6,90% menjadi Rp 2.146.020. Dapat dilihat pula rata-rata aktiva tetap pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.910.964 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 2.127.156 atau terjadi peningkatan sebesar 11,31%. Pada tahun 2014 rata-rata aktiva tetap industri kosmetik dan keperluan rumah tangga adalah sebesar Rp 2.419.902 atau terjadi peningkatan 13,76%, sedangkan pada tahun 2015 hanya meningkat sebesar 12% yaitu menjadi Rp 2.710.314. Selain aktiva lancar dan aktiva tetap, pengelolaan kas erat kaitannya dengan hutang. Perkembangan hutang pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga selama periode 2012-2015 dapat diketahui pada tabel 1.1.2 dibawah ini:



8



Tabel 1.1.2 : Perkembangan Rata-rata Total Hutang pada Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015 Tahun



Uraian Rata-Rata Total Hutang (Jutaan Rupiah) Perkembangan



2012



2013



2014



2015



Rp 104.321.289 -



Rp 128.574.742 23,25%



Rp 230.584.074 79,34%



Rp 178.219.439 -22,71%



Sumber: lampiran 2 Berdasarkan Tabel 1.1.2 diketahui bahwa rata-rata total hutang pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 104.321.289 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 128.574.742 atau terjadi peningkatan sebesar 23,25%. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebesar 79,34% menjadi Rp 230.584.074, sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 22,71% menjadi Rp 178.219.439. Pengelolaan kas juga berkaitan dengan modal suatu perusahaan. Perkembangan ekuitas pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga selama periode 2012-2015 dapat diketahui pada tabel 1.1.3 berikut ini: Tabel 1.1.3 : Perkembangan Rata-rata Total Ekuitas pada Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015 Uraian Rata-Rata Ekuitas (Jutaan Rupiah) Perkembangan



Tahun 2012



2013



2014



2015



Rp 480.309.891 -



Rp 504.088.788 4,95%



Rp 519.691.242 3,10%



Rp 632.734.613 21,75%



Sumber: lampiran 3 Berdasarkan Tabel 1.1.3 diketahui bahwa rata-rata total ekuitas pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 480.309.891 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 504.088.788 atau terjadi peningkatan sebesar 4,95%. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebesar 3,10% menjadi Rp 519.691.242, sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 21,75% menjadi Rp 632.734.613.



9



Perubahan yang terjadi pada komponen aktiva, hutang, dan modal pada dasarnya akan berpengaruh terhadap arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan. Menurut Baridwan (1989:71), kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Setiap perusahaan harus mempu mengelola kasnya agar tetap dalam keadaan cukup, dengan memperhatikan sumber-sumber dan penggunaan kas. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang “Analisis Sumber dan Penggunaan Kas pada Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015”.



1.2



Perumusan Masalah Penelitian Kasmir (2010: 199) menyatakan laporan sumber dan penggunaan kas dapat digunakan



untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber dan penggunaan kas, sebab-sebab perubahan kas, baik dari sumber maupun penggunaan kas, apakah sumber dan penggunaan kas sudah dilakukan secara efektif dan efisien, meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang, dan sebagai alat untuk perencanaan kas mendatang. Perubahan komponen kas dapat diketahui dari perubahan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 : 40). Perkembangan rata-rata arus kas dari aktivitas operasi periode 2012-2015 dapat diihat pada tabel dibawah ini:



10



Tabel 1.2.1 : Perkembangan Rata-rata Arus Kas dari Aktivitas Operasi pada Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015 Tahun



Uraian



2012



Rata-rata arus kas dari aktivitas operasi (dalam jutaan rupiah) Rp 63.607.599 Perkembangan (%) Sumber: lampiran 4



2013



Rp 66.362.831 4,33%



2014



2015



Rp 27.251.016 -58,93%



Rp 29.954.731 9,92%



Berdasarkan Tabel 1.2.1 diketahui bahwa rata-rata arus kas dalam menunjang aktivitas operasi pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga pada tahun 2012 adalah sebesar Rp63.607.599 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 66.362.831 atau terjadi peningkatan sebesar 4,33%. Pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu -58,93% menjadi Rp 27.251.016, sedangkan pada tahun 2015 kembali meningkat sekitar 9,92% menjadi Rp 29.954.731. Dalam perkembangan sub sektor industri ini selain ditunjang oleh arus kas dari aktivitas operasi, juga didukung oleh arus kas dari aktivitas investasi. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangkanpanjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Syakur, 2009 : 40). Perkembangan rata-rata arus kas dari aktivitas investasi periode 2012-2015 dapat diihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.2.2: Perkembangan Rata-rata Arus Kas dari Aktivitas Investasi pada Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015 Uraian



Tahun 2012



Rata-rata arus kas dari aktivitas investasi (dalam jutaan rupiah) (Rp 24.005.882) Perkembangan (%) Sumber: lampiran 5



2013



Rp 79.775.522 432,32%



2014



2015



(Rp 49.930.499) -162,59%



Rp 58.938.384 218,04%



11



Berdasarkan Tabel 1.2.2 diketahui bahwa rata-rata arus kas dari aktivitas investasi pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga pada tahun 2012 adalah sebesar (Rp 24.005.882) dan pada tahun 2013 sebesar Rp 79.775.522 atau terjadi peningkatan yang sangat besar yaitu 432,32%. Pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu -162,59% menjadi (Rp 49.930.499), sedangkan pada tahun 2015 kembali meningkat sekitar 218,04% menjadi Rp 58.938.384. Selain ditunjang oleh arus kas dari aktivitas operasi dan aktivitas investasi, perkembangan industri ini juga di dukung oleh arus kas dari aktivitas pendanaan. Menurut (Syakur, 2009: 4) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Perkembangan rata-rata arus kas dari aktivitas pendanaan periode 2012-2015 dapat diihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.2.3: Perkembangan Rata-rata dari Aktivitas Pendanaan pada Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015 Uraian



Tahun 2012



Rata-rata arus kas dari aktivitas pendanaan (dalam jutaan rupiah) Rp 2.014.643 Perkembangan (%) Sumber: lampiran 6



2013



Rp 5.313.868 163,76%



2014



Rp 21.706.224 308,42%



2015



(Rp61.520.141) -383,42%



Berdasarkan Tabel 1.2.3 diketahui bahwa rata-rata arus kas dari aktivitas pendanaan pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga pada tahun 2012 adalah sebesar Rp2.014.643 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 5.313.868 atau terjadi peningkatan sebesar 163,76%. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 308,42% menjadi Rp 21.706.224, tetapi pada tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup besar pula yaitu 383,42% menjadi (Rp 61.520.141).



12



Dari data yang terdapat pada tabel 1.2.1, tabel 1.2.2, dan tabel 1.2.3 dapat dilihat bahwa industri kosmetik dan keperluan rumah tangga kerap kali mengalami defisit pada arus kas yang menandakan perusahaan belum dapat mengelola kasnya secara efisien dan harus berusaha untuk menutupi defisit tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.



Bagaimana perkembangan kas dan setara kas pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015?



2.



Bagaimana kecukupan arus kas pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015?



3.



Bagaimana sumber dan penggunaan kas pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015?



1.3



Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari



penelitian ini adalah untuk: 1.



Untuk mengetahui perkembangan kas dan setara kas pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015.



2.



Untuk mengetahui bagaimana kecukupan arus kas pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015.



3.



Untuk mengetahui sumber dan penggunaan kas pada industri manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2012-2015.



13



1.4



Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Dapat



dipergunakan



oleh



pihak



manajemen



perusahaan



sebagai



dasar



pertimbangan dalam mengambil keputusan dan menentukan besarnya dana untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. 2. Bagi Penulis Penelitian ini berguna bagi peneliti karena dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai sumber dan penggunaan kas pada suatu perusahaan dan bagaimana perusahaan dalam mengelola kasnya.



14



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Landasan Teori Kajian pustaka ini khususnya pada aspek landasan teori akan dijelaskan berbagai



konsep terkait berbagai pemahaman mengenai variabel-variabel yang ada dan hubungannya dengan variabel lainnya sesuai dengan masalah penelitian. 2.1.1 Manajemen Menurut T.Hani Handoko (1995:8) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan sumbe daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organsiasi yang telah ditetapkan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2004:2) manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lannya secara efisien dan efektif untuk mencapa tujuan tertentu. Dari kedua pendapat diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan untuk mengatur segara sumbr-sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.1.2



Manajemen Keuangan



Menurut Bambang Riyanto (2012:4) manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Menurut Weston dan Brigham (1984:3) manajemen keuangan adalah merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan pencarian dana dengan biaya yang serendah-rendahnya dan menggunakannya secara efektif dan efisien untuk kegiatan operasi organisasi.



15



Dari kedua pengertian tersebut dapat disebutkan bahwa manajemen keuangan adalah suatu proses untuk mengatur keuangan suatu perusahaan dimulai dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut untuk membiayai pembelanjaan dan investasi. Fungsi keuangan suatu perusahaan adalah: (1) Modal harus dicari dari sumber-sumber luar dengan biaya yang semurah-murahnya dan dialokasikan untuk berbagai kegiatan bisnis secara efektif, efisien, produktif, dan menguntungkan. (2) Arus uang dalam operasi perusahaan harus dicatat, atau harus mempunyai sistem akuntansi yang tepat guna, agar kegiatan bisnis dapat disajikan dalam bentuk laporan keuangan (financial statement) yang tepat waktu, tepat guna, dan akurat. (3) Memberi imbalan kepada pemilik sumber-sumber keuangan, diberikan dalam bentuk laba, dividen, bunga, pembayaran kembali utang dan modal. Untuk mengelola keuangannya setiap perusahaan membutuhkan manajer keuangan. Beberapa tujuan manajer keuangan adalah untuk memaksimumkan laba (maximizing profit), memaksimumkan kekayaan pemegang saham (maximizing shareholder wealth), serta untuk menjaga kekayaan pihak-pihak yang berkepentingan (preserving stakeholders wealth). Menurut Fahmi (2013:2) bidang manajemen keuangan memiliki tiga ruang lingkup yang dilihat oleh seorang manajer keuangan, yaitu : 1.



Bagaimana mencari dana



Tahap ini merupakan tahap awal dari tugas seorang manajer keuangan, dimana ia mencari sumber-sumber dana yang bisa dipakai atau dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai modal perusahaan.



16



2.



Bagaimana mengelola dana



Pada tahap ini pihak manajemen keuangan bertugas untuk mengelola dana perusahaam dam kemudian menginvestasikan dana tersebut ke tempat-tempat yang dianggap produktif dan menguntungkan. 3.



Bagaimana membagi dana



Pada tahap akhir ini pihak manajemen keuangan akan melakukan keputusan untuk membagi keuntungan kepada para pemilik sesuai dengan jumlah modal yang disetor atau ditempatkan. 2.1.3



Laporan Keuangan



Menurut Riyanto (2000:327) Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan financial suatu perusahaan dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi – laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Menurut Irham Fahmi (2012:22) Laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. Dari kedua pengertian diatas dapat disebutkan bahwa laporan keuangan adalah informasi akuntansi pada suatu periode tertentu yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan yang terdiri dari Laporan Rugi/Laba, Neraca, dan Laporan sumber dan penggunaan dana. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakaian dalam pengambilan keputusan. Jadi laporan keuangan adalah



17



suatu proses pencatatan transaksi keuangan perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. 2.1.4



Neraca



Menurut Harahap (2009:107) neraca atau daftar neraca disebut juga leporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajibannya atau hutang dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut. Menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (1998:65) Neraca menunjukan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan, dan modal dasar perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan disajikan pada sisi aktiva sedangkan kewajiban dan modal sendiri di sisi pasiva Dari kedua pengertian diatas dapat disebutkan bahwa neraca adalah suatu laporan keuangan yang menunjukkan sumber ekonomis yang dimiliki oleh suatu perusahaan baik yang terdiri dari aktiva maupun pasiva. 2.1.5 Laporan Laba Rugi Menurut Warsono (2003:12) laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapa selama periode tertentu. Sedangkan menurut Darsono (2005:8) laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya-biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Komponen laporan laba rugi menurut Darsono (2005:8) adalah: a.



Pendapatan/penjualan



b.



Harga pokok penjualan



c.



Biaya pemasaran



d.



Biaya administrasi dan umum



18



e.



Pendapatan luar usaha



f.



Biaya luar usaha



Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu daftar perusahaan dimana di dalamnya didasarkan atas semua pendapatan dan biayabiaya sedemikian rupa yang terjadi pada periode tertentu yang disusun secara sistematis sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah suatu perusahaan itu memperoleh laba atau rugi. 2.1.6



Laporan Arus Kas



Menurut Skousen (2009:284) laporan arus kas adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan menurut Harahap (2010:257) mengemukakan bahwa laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan pada kegiatan: operasi, pembiayaan dan investasi. Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas merupakan laporan yag menginformasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dihasilkan dari aktivitas pendanaan dan pembiayaan. 2.1.7



Aktiva



Aktiva menurut James O.Gill terjemahan Eka Herawati (2004:5) adalah uang, barang dagangan, penerimaan, tanah, bangunan, serta peralatan yang merupakan milik perusahaan dan mempunyai nilai uang, sedangkan menurut Jumingan (2006:13), aktiva adalah bentuk dari penanaman modal perusahaan yang dapat berupa harta kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktiva merupakan semua kekayaan yang dimiliki perusahaan.



19



2.1.8



Aktiva Lancar



Menurut Sudarsono dan Edilius (2004:183), aktiva lancar adalah aktiva yag secara normal dapat ditranformasikan menjadi kas dalam jangka waktu setahun atau sebelum berakhirnya siklus produksi. Sedangkan menurut James O.Gill terjemahan Eka Herawati (2004:5) aktiva lancar adalah jumlah atau total dari kas, wesel tagih, piutang dagang (dikurangi cadangan piutang ragu-ragu), uang muka sediaan, sediaan dan beberapa item lainnya yang dapat dikonversikan (diubah) menjadi kas dalam waktu singkat biasanya kurang dari setahun. Jadi dari kedua definsi dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah kekayaan yang segera diuangkan. 2.1.9



Aktiva Tetap



Menurut Farah Margaretha (2007:31), aktiva tetap adalah aktiva yang dapat dikonversikan menjadi kas lebih lama dari setahun dan digunakan untuk aktivitas produksi. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:19) aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang tidak atau yang berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi, misalnya: tanah, bangunan, pabrik. Jadi dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai umur yang relatif permanen atau jangka panjang dan tidak habis dipakai dalam satu kali perputaran operasi perusahaan. 2.1.10 Hutang Hutang menurut S.Munawir (2007:8) adalah semua kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakann sumber dana atau modal yang berasal dari kreditur, sedangkan menurut Jumingan (2006:25) hutang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Jadi hutang adalah semua kewajiban pada pihak luar perusahaan.



20



2.1.11 Hutang Lancar Hutang Lancar menurut James O.Gill terjemahan Eka Herawati (2004:5) adalah total seluruh uang yang dipinjam oleh perusahaan yang jatuh tempo pembayarannya kurang dari setahun. Sedangkan menurut Sudarsono dan Edilius (2004:185) hutang lancar adalah semua hutang dan kewajiban lainnya yang harus dilunasi dalam jangka waktu perputaran usahanya yang normal atau hutang-hutang yang dilunasi dengan aktiva lancar. Jadi dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hutang lancar adalah hutang yang pembayarannya kurang dari satu tahun dan dilunasi dengan aktiva lancar. 2.1.12 Hutang Jangka Panjang Menurut Farah Margaretha (2007:32), hutang jangka panjang adalah kewajiban pada pihak ketiga yang jatuh tempo lebih dari setahun. Sedangkan hutang jangka panjang menurut Bambang Riyanto (2001:238) adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Jadi hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan perusahaan yang masa jatuh temponya lebih dari satu tahun. 2.1.13 Kas Menurut S.Munawir (2002:14), kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2002:22) kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Jadi kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, kas tidaklah hanya berupa uang tunai yang ada di tangan perusahaan, tetapi mencakup semua rekening perusahaan yang mempunyai karakteristik dengan bank dan lembaga keuangan lainnya. 2.1.14 Analisis Sumber dn Penggunan Kas Menurut Munawir (2010:37) pengertian analisis sumber dan penggunaan kas yaitu Suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk



21



mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Menurut Prastowo (2005:345) pengertian analisis sumber dan penggunaan kas adalah Analisis sumber dan penggunaan kas untuk memperoleh informasi mengenai sebab-sebab terjadinya surplus/defesit kas selama periode tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang kas. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sumber dan penggunaan kas menggambarkan dan menunjukan aliran atau gerakan kas yaitu sumbersumber penerimaan serta penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan, dan mengetahui sebab-sebab berubahnya uang kas dan untuk mengetahui bagaimana mendapatkan dan membelanjakan kebutuhan-kebutuhan yang ada di perusahaan. 2.1.15 Sumber dan Penggunaan Kas Menurut Munawir (2010:159) Sumber penerimaan kas suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari: 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas. 2.



Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.



3.



Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.



4.



Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas misalnya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena



22



adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan dan sebagainya. 5.



Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.



Keuntungan dari operasi perusahaan, apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Munawir (2010:159) penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi sebagai berikut: 1.



Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.



2.



Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.



3.



Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.



4.



Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah, gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.



5.



Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.



6.



Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi



perusahaan



dalam



mengakibatkan



berkurangnya



kas



atau



menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana utuk menutup kerugian tersebut.



23



Kasmir (2010: 198) menyatakan penggunaan kas harus disusun sedemikian rupa dalam suatu rencana pengeluaran kas. Ada kas yang memang harus segera dikeluarkan pada saat dibutuhkan dana ada pula yang memiliki jangka waktu tertentu pengeluarannya. Artinya, pengeluaran tersebut menanggung jatuh temponya, namun tetap harus dianggarkan agar tidak menanggung pengeluaran yang lain. Dari pengertian sumber dan penggunaan kas dapat dikatakan bahwa sumber kas yaitu berasal dari hasil penjualan serta adanya penerimaan kas serta sumber penghasilan dari perusahaan, sedangkan penggunaan kas yaitu digunakan untuk pembelian dan pengeluaran untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan. 2.1.16 Klasifikasi Sumber dan Penggunaan Kas Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi (operating activities), aktivitas investasi (investising activities), dan aktivitas pendanaan (financing activities) (PSAK No.2, 2002). 1.



Aktivitas Operasi



Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi yang lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa yang mempengaruhi pendapatan laba atau rugi bersih. Arus kas yang diterima misalnya dari : a. hasil penjualan barang dagangan dan jasa b. pendapatan royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain c. penerimaan kas dari perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya



24



d. penerimaan



kembali



(restitusi)



pajak



penghasilan



kecuali



jika



dapat



diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendaaan dan investasi e. penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuktujuan transaksi usaha dan perdagangan. Arus kas yang keluar misalnya dari : a. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa b. pembayaran kas dari perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya. c. Pembayaran (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khsus sebagai bagian dari aktivitas pendaaan dan investasi. d. Pembayaran kas dari kontak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. e. Pembayaran gaji karyawan. 2.



Aktivitas Investasi



Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas yang diterima misalnya dari : a. penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain b. perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain c. uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).



25



Arus kas keluar misalnya berasal dari : a. pembayaran aks untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. b. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (deadling or treading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. 3. Aktivitas Pendanaan Menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk operasinya. Dimana arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan, sedangkan arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditur atas dana yang diberikan sebelumnya. Arus kas yang diterima misalnya dari : a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya b. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya. Arus kas keluar misalnya berasal dari : a. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan b. Pelunasan pinjaman c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).



26



2.1.17 Laporan sumber dan penggunaan kas Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan yang berhubungan dengan kas dapat diketahui, dari mana uang kas diperoleh dan digunakan untuk apa saja uang kas tersebut dalam periode tertentu. Kasmir (2010: 199) menyatakan laporan sumber dan penggunaan kas dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber dan penggunaan kas, sebab-sebab perubahan kas, baik dari sumber maupun penggunaan kas, apakah sumber dan penggunaan kas sudah dilakukan secara efektif dan efisien, meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang, sebagai alat untuk perencanaan kas mendatang dan sebagai salah satu dasar pertimbangan bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membanyar bunga dan pinjamannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber dan penggunaan kas dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan tingkat efektifitas dan efisiensi atas penggunaan kas dalam melakukan pembiayaan kegiatan operasional perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi atas penggunaan kas maka sumber-sumber kas yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk melakukan pembiayaan aktivitas operasional perusahaan. 2.1.18 Penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas Munawir (2007: 160) menyatakan penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan dan jurnal pengeluaran kas. Dalam melakukan analisa perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas (non cash transaction). Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain adalah sebagai berikut:



27



a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi, dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible assets dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas. b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan tidak dapat ditagih lagi. c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang memiliki dan penghentian dari aktiva tetap. d. Adanya pembayaran stock deviden, adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Langkah-langkah dalam menyusun laporan sumber dan pengggunaan dana (Syamsuddin, 2011: 140) sebagai berikut: a. Menggunakan neraca tahun sebelumnya untuk menghitung perubahan-perubahan di dalam assets dan liabilities. b. Menggunakan pengklasifikasian yang sudah diberikan di muka untuk menentukan apakah perubahan-perubahan dalam assets kecuali net assets dan liabilities termasuk ke dalam sumber (S) ataupun penggunaan (P). c. Menentukan perubahan fixed assets d. Menentukan pembayaran deviden e. Menentukan jumlah perubahan modal saham yang beredar. Adapun perubahan-perubahan dari elemen-elemen neraca yang efeknya memperbesar kas dan dikatakan sumber dana adalah sebagai berikut (Riyanto, 2001: 346):



28



a. Berkurangnya aktiva lancar selain kas Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana atau kas. Berkurangnya barang (inventory) dapat terjadi karena terjualnya barang dan hasil penjualannya itu merupakan sumber dana/kas bagi perusahaan. Berkurangnya piutang berarti bahwa piutang itu telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Berkurangnya surat-surat berharga berarti surat berharga terjual dan hasil penjualan tersebut merupakn sumber dana/kas bagi perusahaan. b. Berkurangnya aktiva tetap Berkurangnya



aktiva



tetap



merupakan



sumber



dana/kas



bagi



perusahaan.



Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti sebagian dari aktiva tetap dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana. Berkurangnya aktiva tetap neto tersebut berarti merupakan sumber dana. c. Bertambahnya setiap jenis hutang Bertambahnya utang, baik utang lancar maupun hutang jagka panjang merupakan sumber dana. Bertambahnya uang berarti adanya tambahan dana yang diterima oleh perusahaan. d. Bertambahnya modal Bertambanhya modal misalnya disebabkan karena adanya emisi saham baru dan hasil penjualn saham itu merupakan sumber dana. e. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasi berarti ada tambahan dana bagi perusahaan yang bersangkutan. Mengenai perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil kas dan dikatakan sebagai penggunaan dana sebagai berikut (Riyanto, 2001: 348):



29



a. Bertambahnya aktiva lancar selain kas Bertambahnya aktiva lancar selain kas dapat terjadi karena pembelian barang membutuhkan dana, dengan demikian perubahna aktiva lancar merupakan penggunaan dana b. Bertambahnya aktiva tetap Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap, dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana. c. Berkurangnya setiap jenis utang Berkurangnya utang baik utang jangka panjang ataupun jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur utangnya. Pembayaran kembali utang berarti penggunaan dana. d. Berkurangnya modal Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana, ini terjadi pengurangan modal yang merupakan penggunaan dana. e. Pembayaran cash deviden Pembayaran cash deviden jelas merupakan penggunaan dana. Cash deviden dibayarkan dari keuntungan neto setelah pajak. f. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan berkurangnya aktiva atau bertambahnya utang. Sebenarnya bertambahnya utang merupakan sumber dana tetapi dengan adanya kerugian tambahan dana tersebut digunakan untuk menutup kerugian, adanya kerugian maka merupakan penggunaan dana. 2.2



Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil dari



berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan data



30



pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan sumber dan penggunaan kas. Oleh karena itu, penelitian melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa jurnal atau skripsi melalui dari berbagai sumber. 1.



Analisis Sumber dn Penggunaan Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Perseo) Divisi Regional III Sumtera Selatan Periode 2012-2014, Belly Kalahari (skripsi 2015). Hasil penelitiannya yaitu padtahun 2013 jumlah kas mengalami kenaikan dari tahun 2012. Kenaikan ini disebabkan besarnya sumber penerimaan kas dibandingkan dengan penggunaan kas. Pada tahun 2014 jumlah kas mengalami penurunan dari tahun 2013, penurunan ini disebabkan karena sumber kas pada perusahaan digunakan untuk membayar kewajiban lancar secara besar, hal ini dapat diliht dari besarnya penurunan kewajban lncar perusahaan terlihat sangat signifikn dari tahun sebelumnya.



2.



Analisis Sumber dan Penggunaan Kas pada Yayasan Peguruan Islam Adabiyah Palembang, Rizka Amalia (skripsi 2015). Hasil penelitiannya yaitu tingkt lukuiditas pada YPI Adabiyah Palembang terlalu tnggi. Tingginya tingkat likuiditas ini disebabkan karena YPI Adabiyah Palembang memiliki kelebihan uang kas yang cukup tinggi untuk melunasi hutang lancarnya dngan uang kas di tangan, uang kas di Bank, kas kecil serta deposito yang ada. Dengan demikian brarti adanya uang kas yang menganggur pada yayasan dan berati pula bahwa YPI adabiyah Palembang kurang efektif dan efisien dalam mengelola kas. Jumlah piutang yang naik turun tiap tahunnya diimbangi oleh kenaikan kewajiban lancar setip thunnya. Sehingga, kas yang berlum diterima YPI Adabiyah Palembang



31



akibat adanya piutang dpat tertutupi oleh kenaikn kewajiban lancar yang menambah sumber kas YPI Adabiyah Palembang. 3.



Penelitian yang dilakukan oleh Tessa Verika (jurnal 2009) yang berjudul Analisis Sumber dan Penggunan Kas pada PT. Kusumasejati Intiprima bekasi,hasil penelitiannya yaitu PT. Kusumasjati Intiprima Bekasi mrupakan perusahaan yang likuid karena mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Ha ini bisa dilihat dari selisih perubahan aktiva lancar terhadap hutang lancar sebesar Rp. 100.619.292,-.



4.



Penelitian yang dilakukan olh Lilik Setiani (jurnal 2016) yang berjudul Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Sebagai Alat Bagi Manajemen Dalam Mengelola Kas (Studi Kasus Warnet Asnet Kota Kediri Periode 2014-2015) penelitin dilakukan selama 6 bulan mulai bulan Juli sampai bulan Desember 2015. Hasil penelitiannya yaitu berdasarkan kertas kerja sumber dan penggunaan kas Warnet Asnet mengalami kenaikan pada tahun 2015 dari tahun 2014 sedangan dari hasil analisis sumber dan penggunaan kas yang berasal dari kegitan investasi bahwasanya idak terdapat penerimaan atau penggunaan kas. Hal ini menunjukkn bahwa tidak ada melakukan penjualan atau pembelian aset-aset investasi. Dan dari kegiatan pendanaan bahwasanya tidak terdapat penerimaan atau pengeluran yang terjadi, hal ini menunjukkan tidak melakukan pinjaman dalam jangka panjang. Jadi sumber dan penggunaan kas yang dilakukan Warnet Asnet cukup efektif.



2.3



Kerangka Pemikiran Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga merupakan salah satu industri yang



menarik. Hal ini karena produk yang di produksi oleh sektor industri ini telah menjadi kebutuhan sehari-sehari dan telah menjadi gaya hidup yang melekat bagi masyarakat. Seiring



32



berkembangnya zaman, tidak hanya wanita yang menggunakan produk kosmetik dan perawatan tubuh tetapi pria juga menggunakannya. Sehingga peluang bagi industri kosmetik dan keperluan rumah tangga untuk berkembang semakin besar. Dalam melaksanakan aktivitasnya, perusahaan harus melakukan evaluasi dan pengukuran terhadap apa yang telah dilakukannya sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Namun demikian, untuk dapat membelanjai



aktivitas



operasi



perusahaan



sehari-hari



tersebut



perusahaan



selalu



membutuhkan dana atau kas. Kas merupakan salah satu sumber daya yang terbatas, dan setiap badan usaha membutuhkan kas untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya. Perusahaan secara umum harus mempertahankan jumlah kas yang wajar. Tingkat likuiditas perusahaan hendaknya diikuti oleh penggunaan dana secara efektif dan efisien, karena apabila terjadi kelebihan dana yang disebabkan oleh ketidakefektivan penggunaan dana ini menunjukkan adanya pengendapan dana yang disebut dengan idle money, dimana kelebihan dana ini bukannya menguntungkan perusahaan tetapi malah merugikan,sebab dana tersebut tidak bisa menambah keuntungan.Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan dinamakan “likuiditas badan usaha”, sedangkan apabila berhubungan dengan pihak dalamperusahaan atau proses produksi dinamakan “likuiditas perusahaan”. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, artinya perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Sebaliknya, kalau perusahaan tidak dapat memenuhi pembayaran pada saat ditagih atau kewajibannya pada saat jatuh tempo, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “illikuid”.



33



Likuiditas suatu badan usaha akan mengalami perubahan jika unsur-unsur yang mempengaruhinya juga mengalami perubahan. Ada alat analisis yang digunakan untuk menganalisis penggunaan kas yaitu analisis sumber dan penggunaan modal kas. Laporan tentang perubahan kas akan memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen perusahaan mengelola kasnya yang dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan kas untuk dua periode atau lebih. Dengan melakukan analisis sumber dan penggunaan kas selain dapat melihat perubahan kas yang terjadi juga dapat berguna untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan melunasi pinjamannya. Laporan perubahan kas tersebut sangatlah penting karena beberapa ukuran kinerja perusahaan masih tetap menggunakan komponen kas, yaitu likuiditas perusahaan. Apabila perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber lebih besar daripada penggunaan kasnya, ini berarti akan diperoleh kas yang cukup, maka diharapkan likuiditas perusahaan akan meningkat. Apabila perusahaan mengalami kekurangan kas, keadaan ini akan mendorong perusahaan mengalami kredit.



34



BAB III METODE PENELITIAN 3.1



Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Industri Manufaktur sub



sektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 yang terdiri dari 4 perusahaan yaitu: PT Martina Berto Tbk, PT Mustika Ratu Tbk, PT Mandom Indonesia Tbk, dan PT Unilever Indonesia Tbk. 3.2



Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni data yang



diperoleh dari Industri Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun data sekunder yang dimaksudkan adalah: 1. Data laporan perubahan kas 2. Data arus kas 3. Data neraca 4. Data laporan laba rugi 3.3



Sumber Data 1. Situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id 2. Situs resmi PT Martina Berto Tbk yaitu www.martinaberto.co.id 3. Situs resmi PT Mustika Ratu Tbk yaitu www.mustika-ratu.co.id 4. Situs resmi PT Mandom Indonesia Tbk yaitu www.mandom.co.id 5. Situs resmi PT Unilever Indonesia Tbk yaitu www.unilever.co.id 6. Literatur – literatur yang berkaitan dengan penelitian



35



7. Penelitian terdahulu 3.4



Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah



penelitian kepustakaan. Menurut Istijanto (2009:135) penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari teori dan konsep dari literatur-literatur yang erat hubungannya dengan objek penelitian ini untuk dapat menganalisa data. Data yang diambil adalah data laporan keuangan Industri kosmetik dan keperluan rumah tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. 3.5



Metode Analisis Data 3.5.1 Deskriptif Kuantitatif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan



pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya, penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada sumber dan penggunaan kas. Pengertian dari metode deskriptif menurut Sugiyono (2005:21), adalah: “Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Sedangkan pengertian kuantitatif menurut Sugiyono (2007:13), adalah: “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.



36



3.6



Alat Analisis Dalam penelitian yang dilakukan, data yang telah diperoleh akan di analisis dengan



menggunakan alat analisis sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran hasil dari perkembangan komponen kas dan setara kas dapat menggunakan alat analisis yaitu: 3.6.1 Analisis Trend Horizontal Analisis horizontal dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga perkembangannya akan diketahui pada periode yang diteliti yaitu selama 2012-2015. Metode ini disebut juga sebagai metode analisis dinamis. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Perkembangan=



𝑇𝑎−𝑇𝑑 Td



X 100%



Keterangan : Ta



: Data tahun yang dianalisis



Td



: Data tahun dasar



Sumber : S. Munawir (2007:52) 2. Untuk memperoleh hasil mengenai kecukupan arus kas dapat menggunakan alat analisis yaitu: 3.6.2 Kecukupan Arus Kas Dalam buku Financial Statement Analysis, Woelfel (1995:158) mengungkapkan standar yang dipakai. Standar diungkapkan dalam ratio kecukupan arus kas. Rumus kecukupan arus kas yaitu: 𝑘𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 + 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 + 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛



37



Kecukupan arus kas ini memberi pengertian bahwa kecukupan arus kas yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghasilkan arus kas operasi dalam memenuhi kebutuhan. Istilah “cukup” sendiri, identik dengan tingkat atau standar arus kas yang harus diupayakan dalam hubungannya dengan jumlah arus kas. Arus kas sendiri pada dasarnya berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas antara dua periode akuntansi. 3. Untuk menganalisis hasil dari pengelolaan sumber dan penggunaan kas dapat menggunakan alat analisis yaitu: 3.6.3 Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas Suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu menurut Munawir (2010:37), sedangkan menurut Prastowo (2005:345) pengertian analisis sumber dan penggunaan kas adalah Analisis sumber dan penggunaan kas untuk memperoleh informasi mengenai sebab-sebab terjadinya surplus/defesit kas selama periode tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang kas. Hasil dari analisis sumber dan penggunaan kas adalah laporan perubahan kas yang menggambarkan perubahan dari masing-masing komponen kas dan setara kas. Untuk mempermudah dalam penyusunan laporan perubahan kas maka sebelum itu harus dibuat kertas kerja (work sheet), dalam kertas kerja ini perubahan-perubahan yang terjadi dalam masing-masing pos dianalisa dan ditentutkan bagaimana pengaruh perubahan komponen pos terhadap kas. Menurut Syamsuddin (2011: 140)dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut : a. Menggunakan neraca tahun sebelumnya untuk menghitung perubahan-perubahan di dalam assets dan liabilities.



b. Menggunakan pengklasifikasian yang sudah diberikan di muka untuk menentukan 38



apakah perubahan-perubahan dalam assets kecuali net assets dan liabilities termasuk ke dalam sumber (S) ataupun penggunaan (P). c. Menentukan perubahan fixed assets d. Menentukan pembayaran deviden e. Menentukan jumlah perubahan modal saham yang beredar.



Bentuk dari work sheet akan terlihat pada tabel 3.6.1 dan tabel 3.6.2 berikut ini : Tabel 3.6.1 Bentuk Laporan Perubahan Work Sheet



Tabel 3.6.2 Bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Kas Work sheet



39



DAFTAR PUSTAKA



Agnes Sawir, 2003 Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Agus Sartono, 1996, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasinya, Penerbit BPFE Yogayarta. Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian Kuatitatif Teori dan Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada Jakarta. Darsono, 2009, Manajemen Keuangan, Penerbit Nusantara Consulting Jakarta. Dwi Prastowo, dan Rifka Julianty, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit UPP STIM YKPN Yogyakarta. Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Kencana Prenada Media Group. Munawir, 2002, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty Yogyakarta.



40



LAMPIRAN Lampiran 1: Aktiva Lancar PT Martina berto PT Mustika Ratu PT Mandom indonesia PT unilever Indonesia Jumlah Rata-rata



2012 510.202 352.880 768.615 5.035.962 6.667.659 1.666.915



2013 453.760 313.664 726.505 5.862.939 7.356.868 1.839.217



2014 442.121 376.694 874.017 6.337.170 8.030.002 2.007.501



2015 467.304 380.988 1.112.672 6.623.114 8.584.078 2.146.020



Aktiva Tetap PT Martina berto PT Mustika Ratu PT Mandom indonesia PT unilever Indonesia Jumlah Rata-Rata



2012 99.291 102.592 492.957 6.949.017 7.643.857 1.910.964



2013 158.009 125.919 739.447 7.485.249 8.508.624 2.127.156



2014 623.002 123.444 989.662 7.943.500 9.679.608 2.419.902



2015 648.899 116.101 969.424 9.106.831 10.841.255 2.710.314



Uraian Rata-Rata Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) Perkembangan Rata-Rata Aktiva Tetap (Jutaan Rupiah) Perkembangan



Tahun 2012



2013



2014



2015



1.666.915 -



1.839.217 10,33%



2.007.501 9,14%



2.146.020 6,90%



1.910.964 -



2.127.156 11,31%



2.419.902 13,76%



2.710.314 12%



2012 174.931.100 69.586.067 164.751.376 8.016.614 417.285.157 104.321.289



2013 160.451.280 61.792.400 282.961.770 9.093.518 514.298.968 128.574.742



2014 180.110.021 121.183.242 611.508.875 9.534.156 922.336.294 230.584.074



2015 214.685.781 120.064.018 367.225.370 10.902.585 712.877.754 178.219.439



Lampiran 2: Total Hutang PT Martina berto PT Mustika Ratu PT Mandom indonesia PT unilever Indonesia Jumlah Rata-rata Uraian Rata-Rata Total Hutang (Jutaan Rupiah) Perkembangan



Tahun 2012



2013



2014



2015



104.321.289 -



128.574.742 23,25%



230.584.074 79,34%



178.219.439 -22,71%



41



Lampiran 3: Ekuitas PT Martina berto PT Mustika Ratu PT Mandom indonesia PT unilever Indonesia Jumlah Rata-Rata



Uraian Rata-Rata Ekuitas (Jutaan Rupiah) Perkembangan



2012 434.562.913 385.886.711 1.096.821.575 3.968.365 1.921.239.564 480.309.891



2013 2014 2015 451.318.464 442.892.078 434.213.595 377.791.327 378.955.415 377.026.019 1.182.990.689 1.252.170.961 1.714.871.478 4.254.670 4.746.514 4.827.360 2.016.355.150 2.078.764.968 2.530.938.452 504.088.788 519.691.242 632.734.613



Tahun 2012



2013



2014



2015



480.309.891 -



504.088.788 4,95%



519.691.242 3,10%



632.734.613 21,75%



2012 (13.923.794) 12.708.802 250.453.743 5.191.646 254.430.397 63.607.599



2013 (2.863.783) 8.221.522 253.851.906 6.241.679 265.451.324 66.362.831



2014 1.669.652 (22.679.473) 123.551.162 6.462.722 109.004.063 27.251.016



2015 1.011.148 (8.272.888) 120.781.612 6.299.051 119.818.923 29.954.731



Lampiran 4: Arus kas dari aktivitas operasi PT Martina berto PT Mustika Ratu PT Mandom indonesia PT unilever Indonesia Jumlah Rata-rata Uraian Rata-rata arus kas dari aktivitas operasi Perkembangan



Tahun 2012



2013



2014



2015



63.607.599 -



66.362.831 4,33%



27.251.016 -58,93%



29.954.731 9,92%



Lampiran 5: Arus kas dari aktivitas investasi PT Martina berto PT Mustika Ratu PT Mandom indonesia PT unilever Indonesia Jumlah Rata-rata



2012 51.250.944 (15.992.186) (130.180.255) (1.102.030) (96.023.527) (24.005.882)



2013 2014 2015 87.284.641 12.538.182 (16.959.116) (12.264.781) (3.536.486) (4.959.793) 245.211.375 (207.716.751) 259.101.689 (1.129.148) (1.006.941) (1.429.245) 319.102.087 (199.721.996) 235.753.535 79.775.522 (49.930.499) 58.938.384



42



Tahun



Uraian Rata-rata arus kas dari aktivitas investasi Perkembangan



2012



2013



2014



2015



(24.005.882) -



79.775.522 432,32%



(49.930.499) -162,59%



58.938.384 218,04%



Lampiran 6: Arus kas dari aktivitas pendanaan PT Martina berto PT Mustika Ratu PT Mandom indonesia PT unilever Indonesia Jumlah Rata-rata Uraian Rata-rata arus kas dari aktivitas pendanaan Perkembangan



2012 2013 2014 2015 90.006.935 106.566.193 (20.540.654) 5.614.314 (3.403.997) (5.847.096) 7.015.668 13.521.401 (74.347.430) (74.341.891) 105.203.389 (260.073.948) (4.196.937) (5.121.735) (4.853.509) (5.142.332) 8.058.571 21.255.471 86.824.894 -246.080.565 2.014.643 5.313.868 21.706.224 -61.520.141 Tahun 2012



2013



2014



2015



2.014.643 -



5.313.868 163,76%



21.706.224 308,42%



-61.520.141 -383,42%



Lampiran 7: DAFTAR PERTANYAAN SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN KELOMPOK 7 Pembahas Utama: Nezalian Nur Ricky Irawan 1. Apakah penelitian ini benar-benar bermanfaat bagi para investor, perusahaan, akademis dan bagi penulis? 2. Apa hubungan antara arus kas keluar, arus kas masuk, dan net cash flow? 3. Bagaimana jika arus kas suatu perusahaan bernilai negatif? Rillya Tiara Sari 4. Apa yang terjadi jika S > P? dan apa yang terjadi jika S < P? 5. Mengapa suatu perusahaan perlu menganalisis Sumber dan Penggunaan Dana?



43



Peserta: Siti Pandilah 6. Apa yang harus dilakukan agar perusahaan dapat mengelola kas perusahaannya secara efektif dan efisien? Muhammad Roihan 7. Jelaskan bagaimana cara membuat laporan sumber dan penggunaan kas Yopi Yulianti 8. Apa yang akan terjadi jika jumlah kas suatu perusahaan tidak wajar? Ardiansyah 9. Apa perbedaan aliran kas pembelanjaan dan aliran kas untuk investasi? Hariyana 10. Bagaimana jika kas suatu perusahaan berada pada kondisi break even point, dalam artian tidak kekurangan kas dan tidak kelebihan kas? Lara Nopiana 11. Kapan kas suatu perusahaan dapat dikatakan wajar?



44