Salinan FINAL - MA1 - PAB - Sukiman - SMA - E - X [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SUKIMAN



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Modul Ajar



KEBERAGAMAN AGAMA BUDDHA DI INDONESIA



Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti



X



Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Pusat Asesmen dan Pembelajaran 2021



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



TUJUAN PEMBELAJARAN



Fase / Elemen  Fase E  Elemen Sejarah



Tujuan Pembelajaran 10.1 Mendeskripsikan dengan menunjukkan bukti-bukti bahwa agama Buddha Indonesia yang beragam merupakan titik temu antara nilai-nilai agama Buddha dengan kearifan lokal. 10.2 Mendeskripsikan dengan membuat peta konsep peran pelaku sejarah agama Buddha dalam mengembangkan agama Buddha di Indonesia yang beragam. 10.3 Meneladan perjuangan pelaku sejarah agama Buddha dalam mengembangkan agama Buddha yang beragam melalui dialog lintas aliran dalam agama Buddha.



Kata Kunci  Pelaku sejarah  Sejarah Agama Buddha di Indonesia  Keberagaman Agama Buddha



Kompetensi yang Diharapkan Mendeskripsikan keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Profil Pelajar Pancasila  Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia  Berkebhinekaan global  Bernalar kritis



Sarana Prasarana  Komputer/laptop/gaget  Jaringan internet  Ruang kelas / ruang terbuka



Target dan Jumlah Siswa  Modul ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar siswa reguler/ tipikal  Jumlah siswa maksimum 32 orang



Ketersediaan Materi  Ada pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi.  Ada alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit memahami konsep



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Moda Pembelajaran  Tatap Muka  PJJ Daring  PJJ Luring



 Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)



Materi Ajar, Alat, dan Bahan Sumber Materi Ajar  Buku Siswa dan Buku Guru Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas X  Video …



Alat  Handphone/laptop/komputer



Bahan  Lembar kerja, file atau link video



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Kegiatan Pembelajaran Utama



Pengaturan Siswa



 Individu



 Berpasangan



 Berkelompok



Metode  Diskusi



 Eksplorasi



 Presentasi



 Permainan



 Demonstrasi



 Ceramah



 Project



 Kunjungan Lapangan



 Eksperimen



 Simulasi



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



ASESMEN Bagaimana guru menilai ketercapaian Tujuan Pembelajaran?  Asesmen Individu  Asesmen Kelompok  Keduanya



Jenis Asesmen  Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya)  Tertulis (tes objektif, esai)



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Kegiatan Pembelajaran



01



Memahami Potret Keberagaman Agama Buddha 2 pertemuan = 2 x 3 JP



Memahami Keberagaman Agama Buddha di Indonesia 2 pertemuan = 2 x 3 JP



03



02



Peran Tokoh Sejarah dalam Memelihara Keberagaman Agama Buddha di Indonesia (2 pertemuan = 2 x 3 JP)



Dialog Lintas Aliran dalam Keberagaman Agama Buddha di Indonesia (2 pertemuan = 2 x 3 JP)



04



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Kegiatan Pembelajaran 1



Memahami Potret Keberagaman Agama Buddha



Pertanyaan Kunci



Mengapa saat ini Agama Buddha beragam?



Buddha mengajarkan Dharma untuk kebahagiaan semua makhluk yang mau dan mampu mempraktikkannya. Buddha tidak melekati ajarannya dengan memberikan label agama atau sekte tertentu.



Pertanyaan Pemantik



Pemahaman Bermakna



 Mengapa ajaran Buddha saat ini disebut Agama Buddha?  Mengapa Agama Buddha saat ini terdiri dari beragam sekte atau aliran?



 Peserta didik mampu mendeskripsikan alasan ajaran Buddha saat ini disebut Agama Buddha.  Peserta didik mampu mendeskripsikan alasan Agama Buddha saat ini terdiri dari beragam sekte atau aliran?



Indikator Keberhasilan



01 Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



5 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar pertemuan hari ini tentang keragaman Agama Buddha saat ini.



Guru memberikan pengantar dengan menjelaskan tentang pemahaman bermakna bahwa pada masa Buddha belum ada istilah agama Buddha maupun aliran-aliran yang ada dalam Agama Buddha saat ini



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Buddha tidak pernah menamai ajaranNya dengan nama Agama Buddha. Mengapa saat ini ajaran Buddha disebut Agama Buddha?



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Urutan Kegiatan



5 Menit



15 Menit



15 Menit



07



08



09



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Mengapa Agama Buddha saat ini terdiri dari beragam aliran?



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



15 Menit



5 Menit



10 Menit



10



11



12



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Guru memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mengerjakan Lembar kerja. Penjelasan berupa teknik mengerjakan dan rubrik penilaiannya. Tugas akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya.



Materi Ajar



Baca dan pahami materi berikut agar memiliki pemahaman benar tentang awal munculnya aliran dalam Agama Buddha



Buddha



pada



mengajarkan



hal



dasarnya yang



hanya



bermanfaat



dengan kehidupan suci, untuk menuju pembebasan dan mencapai nirwana



(S.v.438). Mencapai nirwana berarti menjadi Buddha, baik Sāvakabuddha, Paccekabuddha,



Sammāsambuddha.



Dharma atau kebenaran itu hanya satu. “Sebagaimana halnya dengan samudra raya yang hanya mempunyai satu rasa, yaitu rasa garam, demikian pula Dharma hanya mempunyai satu rasa, yaitu rasa kebebasan” (Ud. 56). Saat Buddha wafat pada tahun 483 SM, Beliau tidak meninggalkan sebuah institusi pun yang berkuasa mengenai ajarannya. Beliau juga tidak menunjuk seseorang sebagai penggantinya dan hanya berkata bahwa barang siapa memahami Dharma maka ia melihat Buddha. Dharma atau ajaran Buddha pun belum ditulis dalam kitab. Tidak adanya otoritas yang mempunyai kewenangan tertinggi menyebabkan perbedaan-perbedaan penafsiran yang muncul ratusan tahun setelah Buddha wafat tidak dapat terselesaikan dengan persatuan, sebaliknya mengarah pada perpecahan.



Masa setelah Konsili Sangha (sangha samaya) kedua sampai kirakira abad 1 Masehi merupakan masa kemunculan aliran-aliran atau sekte-sekte dalam Agama Buddha. Periode ini sering disebut sebagai periode The School of Buddhism atau masa munculnya aliran-aliran pikiran dalam Agama Buddha. Sedangkan masa sebelumnya itu, yaitu semasa hidup Buddha sampai dengan konsili pertama disebut sebagai The Primittive Buddhism atau masa Buddhisme dasar. Setiap sekte atau aliran memiliki pengikut masing-masing dan berkembang ke wilayah-wilayah tertentu ke luar India. Tidak dapat disangkal bahwa dalam perkembangannya, setiap aliran Agama



Buddha bersentuhan dengan budaya setempat. Hal ini yang membuat setiap aliran semakin kaya dengan tata cara ritual yang berbedabeda.



02 Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



70 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar pertemuan hari ini tentang keragaman Agama Buddha dengan kegiatan membahas Lembar Kerja yang telah dikerjakan



Guru memberikan pengantar dengan memberikan apersepsi berupa diskusi dan pertanyaan-pertanyaan singkat yang berhubungan dengan materi pada minggu lalu.



Dengan teknik presentasi dan diskusi guru memfasilitasi pembahasan soal pada Lembar Kerja nomor per nomor



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi tentang jawaban soal-soal pada Lembar Kerja.



Guru memfasilitasi peserta didik membuat simpulan tentang materi pembelajaran Keberagaman Agama Buddha saat ini.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya



Lembar Kerja



Tuliskan deskripsi pada setiap gambar berikut terkait keberagaman dalam Agama Buddha.



______________________________________ ______________________________________



______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________



_____________________________________ _____________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________



Refleksi



Uraian berikut merupakan penjelasan dan pembahasan Lembar Kerja sebagai acuan untuk melakukan penilaian penugasan. Gambar ini adalah gambar peta wilayah penyebaran aliran Agama Buddha Mahayana dan Hinayana (Theravada). Aliran Theravara tersebarmulai Myanmar,



dari



Srilanka,



Bhutan,



Thailand,



Vietnam,



Kamboja,



dan Laos



Aliran Mahayana menyebar keseluruh Asia Timur. Negara-negara yang menganut ajaran Mahayana sekarang ini adalah Cina, Jepang, Korea dan Vietnam. Penganut Agama Buddha Tibet (etnis Himalaya yang diakibatkan oleh invasi Cina ke Tibet). Gambar ini adalah gambar rohaniwan Agama Buddha aliran Tantrayana. Tantra telah ada di India sebelum bangsa Arya datang di India. Pada masa itu, di peradaban lembah Sungai Sindu,



cikal-bakal



paham



Tantra



telah



terbentuk dalam praktik pemujaan oleh bangsa Dravida terhadap Dewi Kemakmuran.



Aliran Tantrayana memiliki akar pandangan yang sama dengan Mahayana, khususnya dalam hal Yogacara. Namun, Tantrayana berbeda dengan Mahayana dalam hal tujuan, wujud manusia yang telah mencapai tujuan Tantrayana, dan cara pengajarannya.



Gambar ini adalah gambar rohaniwan Agama Buddha Mahayana. Aliran Mahayana awalnya berkembang di India barat-laut, dan India



selatan. Mahayana dipengaruhi oleh kesenian Yunani



dalam



Hellenistic



dan



bentuk



Roumanian dan pengaruh ide dari keduanya mediteranean dan dunia Iranian. Mahayana kemudian berkembang keluar dari negri asalnya, India, sampai ke timur jauh dan menyebar ke seluruh Asia Timur. Negara yang menganut ajaran Mahayana diantaranya Nepal, Tibet, Mongolia, China, Jepang, Korea, Vietnam, dan Indonesia. Gambar ini adalah gambar rohaniwan Agama Buddha Theravada. Istilah Theravada muncul sebagai salah satu aliran agama Buddha dalam Dipavamsa, catatan awal sejarah Sri Lanka pada abad ke-4 Masehi. Istilah ini juga tercatat dalam Mahavamsa, sebuah catatan sejarah penting yang berasal dari abad ke-5.



Di yakini Theravada merupakan wujud lain dari salah satu aliran agama Buddha terdahulu yaitu Sthaviravada (Bahasa Sanskerta: Ajaran Para Sesepuh) , sebuah aliran agama Buddha awal yang terbentuk pada Sidang Agung Sangha ke-2 (443 SM).



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Kegiatan Pembelajaran 2



Memahami Keberagaman Agama Buddha di Indonesia



Pertanyaan Kunci



Bagaimana keragaman Agama Buddha di Indonesia?



Agama Buddha telah masuk ke Indonesia sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dibawa oleh para pedagang dari India dan China. Akulturasi antara budaya Agama Buddha yang dibawa oleh para pedangan India dan China dengan budaya asli nusantara.



Pertanyaan Pemantik



Pemahaman Bermakna



 Mengapa Agama Buddha di Indonesia terdiri dari banyak aliran?  Bagaimana pengaruh budaya Nusantara terhadap perkembangan Agama Buddha di Indonesia?



 Peserta didik mampu mendeskripsikan alasan banyaknya aliran Agama Buddha di Indonesia.  Peserta didik mampu menunjukkan contoh-contoh pengaruh budaya Nusantara terhadap perkembangan Agama Buddha di Indonesia



Indikator Keberhasilan



03



Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



5 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar pertemuan hari ini tentang keragaman Agama Buddha di Indonesia.



Guru memberikan pengantar dengan menjelaskan tentang pemahaman bermakna bahwa Agama Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari India dan China yang kemudian terjadi akulturasi dengan budaya Nusantara.



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Mengapa Agama Buddha di Indonesia terdiri dari banyak aliran, dan aliran apa yang paling benar?”



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Urutan Kegiatan



5 Menit



15 Menit



15 Menit



07



08



09



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Bagaimana pengaruh budaya Nusantara terhadap perkembangan Agama Buddha di Indonesia?”



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



15 Menit



5 Menit



10 Menit



10



11



12



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Guru memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mengerjakan Lembar kerja. Penjelasan berupa teknik mengerjakan dan rubrik penilaiannya. Tugas akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya.



Materi Ajar



Baca dan pahami materi berikut agar memiliki pemahaman benar tentang fakta keberagaman Agama Buddha di Indonesia. Agama Buddha pertama kali masuk ke Nusantara sekitar pada abad ke5 Masehi. Diduga pertama kali



dibawa oleh pengelana dari China bernama



Fa



Hsien[1].



Buddha



pertama



kali



Kerajaan yang



berkembang di Nusantara adalah Gambar Ilustrasi masuknya Agama Buddha ke Nusantara



Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 sampai ke tahun 1377.



Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang



penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan. Di Jawa berdiri juga kerajaan Buddha yaitu Kerajaan Syailendra, tepatnya di Jawa Tengah sekarang, meskipun tidak sebesar Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berdiri pada tahum 775-850, dan meninggalkan



peninggalan berupa beberapa candi-candi Buddha yang masih berdiri hingga sekarang antara lain Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon.



Setelah itu pada tahun 1292 hingga 1478, berdiri Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang ada di Indonesia. Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Maha Patihnya, Gajah Mada. Namun karena terjadi perpecahan internal dan juga tidak adanya



penguasa pengganti yang menyamai kejayaan Hayam Wuruk dan Gajah



Mada,



maka



Kerajaan



Majapahit



mulai



mengalami



kemunduran. Setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, maka kerajaan Hindu-Buddha mulai tergeser oleh kerajaan-kerajaan Islam. Dari mula masuknya agama Buddha di Nusantara terutama pada masa Kerajaan Sriwijaya, mayoritas penduduk pada daerah tersebut merupakan pemeluk agama Buddha, terutama pada daerah Nusantara



bagian



Jawa



dan



Sumatera.



Namun,



setelah



berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, jumlah pemeluk agama Buddha semakin berkurang karena tergantikan oleh agama Islam baru yang dibawa masuk ke Nusantara oleh pedagangpedagang yang bermukim di daerah pesisir. Jumlah umat Buddha di Indonesia juga tidak berkembang pada masa penjajahan Belanda maupun penjajahan Jepang. Bahkan pada masa penjajahan Portugis, umat Buddha di Indonesia semakin berkurang karena bangsa Eropa juga membawa misionaris untuk menyebarkan agama Kristen di Nusantara.



04



Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



70 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar hari ini tentang keragaman Agama Buddha di Indonesia dengan kegiatan membahas Lembar Kerja yang telah dikerjakan



Guru memberikan pengantar dengan memberikan apersepsi berupa diskusi dan pertanyaan-pertanyaan singkat yang berhubungan dengan materi pada minggu lalu.



Dengan teknik presentasi dan diskusi guru memfasilitasi pembahasan soal pada Lembar Kerja nomor per nomor



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi tentang jawaban soal-soal pada Lembar Kerja.



Guru memfasilitasi peserta didik membuat simpulan tentang materi pembelajaran Keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya



Lembar Kerja



Tuliskan deskripsi pada setiap gambar berikut terkait keberagaman dalam Agama Buddha di Indonesia.



______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________



_____________________________________ _____________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ ______________________________________ _____________________________________ _____________________________________



_____________________________________ _____________________________________ _____________________________________



Refleksi



Uraian berikut merupakan penjelasan dan pembahasan Lembar Kerja sebagai acuan untuk melakukan penilaian penugasan.



Gambar ini adalah gambar bangunan candi



Buddha



khas



Kerajaan



Sriwijaya. Berdasarkan catatan I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah



bagi



cendikiawan



Buddha



sehingga menjadi pusat pembelajaran



agama Buddha. Terdapat 1.000 orang pandita yang belajar agama Buddha pada Sakyakirti, seorang pandita terkenal di Sriwijaya. Gambar ini adalah gambar bangunan candi



Buddha



khas



Kerajaan



Mataram. Keberadaan agama Buddha pada masa Kerajaan Medang atau Mataram



Kuno



dapat



dilihat



dari



peninggalan berupa prasasti, tulisan, dan bangunan, khususnya pada masa



Dinasti Syailendra. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, menunjukkan bahwa agama Buddha yang berkembang di Kerajaan Mataram saat itu adalah Buddha Mahayana.



Gambar ini adalah gambar bangunan candi Buddha khas Kerajaan Majapahit. Pada zaman Majapahit (1293 M–1527 M), nilai-nilai budaya dan agama di Nusantara sudah mencapai puncak melibatkan beberapa aliran agama, seperti Shiva-Hindu, Vishnu-Hindu, dan agama Buddha. Oleh sebab itu, toleransi dalam bidang keagamaan sangat diutamakan



sehingga pertentangan dan perselisihan antaragama tidak pernah terjadi. Dalam Arjunawijaya diceritakan ketika Arjunawijaya, seorang Rajja beragama Hindu akan memasuki candi Buddha.



Gambar



ini



adalah



gambar



upacara



peringatan Tri Suci Waisak nasional dengan menggunakan Candi Borobudur sebagai altar



utama. Ini mencerminkan keberagaman aliran Agama Buddha, juga upaya menghormati dan melestarikan warisan sejarah Agama Buddha.



Umat Buddha di Indonesia saat ini sudah memasuki masa kedewasaan dalam menyikapi keberagaman aliran dalam Agama Buddha. Keragaman aliran tidak menghilangkan makna dan hakikat ajaran Buddha, “Jangan berbuat jahat, perbanyak berbuat baik, dan sucikan pikiran”.



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Kegiatan Pembelajaran 3



Peran Tokoh Sejarah dalam Memelihara Keberagaman Agama Buddha di Indonesia



Pertanyaan Kunci



Bagaimana peran Tokoh Sejarah dalam memelihara keragaman Agama Buddha di Indonesia?



Keberagaman jika tidak disikapi dan dipelihara dengan bijaksana dapat menimbulkan perpecahan. Para tokoh Buddhis memiliki peran penting dalam memelihara dan memberikan pemahaman benar kepada umat tentang keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Pertanyaan Pemantik



Pemahaman Bermakna



 Bagaimana cara memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia?  Bagaimana peran tokoh dalam memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia?



 Peserta didik mampu menjelaskan cara memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia.  Peserta didik mampu menunjukkan peran tokoh dalam memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Indikator Keberhasilan



05



Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



5 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar pertemuan hari ini tentang peran tokoh Buddhis dalam memelihara keragaman Agama Buddha di Indonesia.



Guru memberikan pengantar dengan menjelaskan tentang pemahaman bermakna bahwa tentang peran tokoh Buddhis dalam menyikapi keberagaman Agama Buddha di Indonesia



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Bagaimana cara memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia?”



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Urutan Kegiatan



5 Menit



15 Menit



15 Menit



07



08



09



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Bagaimana peran tokoh dalam memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia?”



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



15 Menit



5 Menit



10 Menit



10



11



12



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Guru memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mengerjakan Lembar kerja. Penjelasan berupa teknik mengerjakan dan rubrik penilaiannya. Tugas akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya.



Baca dan pahami materi berikut agar memiliki pemahaman benar tentang peran tokoh Buddhis dalam memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Materi Ajar



Agama Buddha di Indonesia saat ini terdiri dari banyak aliran. Sebagian besar umat Buddha telah menyadari bahwa meskipun berlainan aliran, tetapi bersumber dari satu, yaitu ajaran Buddha. Menjalani kehidupan beragama yang majemuk diperlukan sikap toleransi. Toleransi adalah kesediaan untuk dapat menerima kehadiran orang yang berkeyakinan beda dan tidak memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Toleransi merupakan sikap yang paling efektif untuk menyikapi keberagaman. Umat Buddha yang toleran tidak terlepas dari peran



para



tokoh



Buddhis



dalam



membina



dan



memberikan



pemahaman. Peran tokoh agama merupakan suatu bentuk apa saja yang diperbuat tokoh agama bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepada dirinya. Peran ini menunjuk pada kontribusi tokoh agama dalam memberikan sesuatu yang dibutuhkan



oleh masyarakat berupa berbagai solusi pemecahan dalam masalah kehidupan kemasyarakatan maupun permasalahan agama yang ada di dalam masyarakat. Dari peran tersebut, tokoh agama mendapatkan tempat tersendiri sebagai pemimpin di masyarakat yang didapatkannya



karena memiliki kemampuan lebih dalam masalah agama dan kemasyarakatan.



06



Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



70 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar hari ini tentang keragaman Agama Buddha di Indonesia dengan kegiatan membahas Lembar Kerja yang telah dikerjakan



Guru memberikan pengantar dengan memberikan apersepsi berupa diskusi dan pertanyaan-pertanyaan singkat yang berhubungan dengan materi pada minggu lalu.



Dengan teknik presentasi dan diskusi guru memfasilitasi pembahasan Lembar Kerja Yang telah dikerjakan peserta didik



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi tentang jawaban soal-soal pada Lembar Kerja.



Guru memfasilitasi peserta didik membuat simpulan tentang materi pembelajaran Peran Tokoh Buddhis dalam Memelihara Keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya



Lembar Kerja



Melacak Peran Tokoh Buddhis dalam Memelihara Keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Langkah Kerja: 1. Carilah minimal dua orang tokoh Buddhis, dengan ketentuan minimal satu orang yang hidup pada masa sebelum kemerdekaan dan satu orang lagi hidup setelah masa kemerdekaan Indonesia. 2. Setiap tuliskan



tokoh



carilah



biografi



memelihara



gambar/fotonya,



singkat



keberagaman



dan



kemudian



perannya



Agama



dalam



Buddha



di



Indonesia, 3. Jangan lupa sertakan referensi atau sumber pustaka



yang digunakan. 4. Format laporan dapat mengikuti contoh berikut atau membuat kreasi sendiri.



TOKOH BUDDHIS PEMELIHARA KEBERAGAMAN AGAMA BUDDHA DI INDONESIA (Tuliskan Nama Tokoh) Gambar/Foto Tokoh Biografi Singkat ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ Peran dalam Memelihara Keberagama Agama Buddha di Indonesia ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________



Rubrik berikut merupakan panduan bagi Guru dalam memberikan penilaian terhadap tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik.



Refleksi



No 1



Skor



Unsur yang Dinilai



0



1



2



3



Jumlah tokoh v



3 tokoh



v



2 tokoh



v



1 tokoh



v



Tidak mengerjakan



v



Unsur jawaban meliputi nama, gambar/foto, biografi, dan peran



B



Lengkap 4 unsur



v



3 unsur



v



2 unsur



v



1 unsur 3



Jumlah A



4 tokoh atau lebih



2



4



v



Referensi



C



lengkap



v



Kurang lengkap Tidak ada



v v



Nilai =



(A + A.B + C) x 100 24



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Kegiatan Pembelajaran 4



Dialog Lintas Aliran dalam Keberagaman Agama Buddha di Indonesia



Pertanyaan Kunci



Mengapa dialog lintas aliran dapat menjadi solusi dalam keragaman Agama Buddha di Indonesia?



Dalam keberagaman, mempermasalahkan perbedaan bukanlah solusi. Saling memahami dan menghargai perbedaan merupakan sikap bijak dalam keberagaman. Oleh karena itu dialog lintas aliran merupakan solusi tepat untuk kebersamaan dalam keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Pertanyaan Pemantik



Pemahaman Bermakna



 Mengapa dialog lintas aliran dibutuhkan dalam keberagaman?  Bagaimana keberagaman Agama Buddha di Indonesia dapat dipelihara dengan dialog lintas aliran?



 Peserta didik mampu memahami pentingnya dialog lintas aliran dalam keberagaman.  Peserta didik mampu menunjukkan bahwa keberagaman Agama Buddha di Indonesia dapat dipelihara dengan dialog lintas aliran.



Indikator Keberhasilan



07



Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



5 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar pertemuan hari ini tentang pentingnya dialog lintas aliran dalam keragaman Agama Buddha di Indonesia.



Guru memberikan pengantar dengan menjelaskan tentang pemahaman bermakna bahwa dialog lintas aliran merupakan solusi dalam keberagaman Agama Buddha di Indonesia



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Mengapa dialog lintas aliran dibutuhkan dalam keberagaman?”



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Urutan Kegiatan



5 Menit



15 Menit



15 Menit



07



08



09



Guru menyampaikan pertanyaan pemantik, “Bagaimana keberagaman Agama Buddha di Indonesia dapat dipelihara dengan dialog lintas aliran?”



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut



Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil eksplorasinya secara bergantian, dan membuka ruang diskusi antar peserta didik



15 Menit



5 Menit



10 Menit



10



11



12



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi terhadap pertanyaan pemantik ini.



Guru memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mengerjakan Lembar kerja. Penjelasan berupa teknik mengerjakan dan rubrik penilaiannya. Tugas akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya.



Materi Ajar



Baca dan pahami materi berikut agar memiliki pemahaman benar tentang peran tokoh Buddhis dalam memelihara keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Agama Buddha yang merupakan salah satu agama yang memiliki sikap yang toleran dan kritis. Sikap toleransi yang kritis ini, agama Buddha mengedepankan sikap keyakinan sementara (tidak mutlak dan perlu penyelidikan) terhadap setiap ajaran agama atau yang kita kenal dengan konsep “Ehipassiko” atau datang dan buktikan baru percaya. Aliran/sekte atau filsafat tertentu yang kebenarannya harus diuji melalui pengalaman personal seseorang, artinya dicapai oleh individu itu sendiri. Oleh karena itu, agama Buddha menolak penerimaan buta terhadap suatu keyakinan atau otoritas tertentu. Agama Buddha mengajarkan para pengikutnya untuk selalu bersikap terbuka, tetapi tetap kritis dalam menerima setiap ajaran apa pun. Dialog lintas aliran bukanlah hal untuk mengubah aliran yang lain menjadi aliran kita. Hal ini juga bukan tempat untuk berdebat, menyerang, menyanggah aliran yang lain. Setiap kelompok aliran meyakini keyakinannya masing-masing sekaligus menghormati hak-hak



aliran lain untuk mempraktekkan keyakinannnya secara bebas. Hal ini merupakan sebuah usaha untuk mengatasi atau mencegah ketegangan diantara kelompok kelompok aliran, maka tercipta perdamaian diantara kelompok aliran Agama Buddha yang berbeda.



08



Urutan Kegiatan



10 Menit



15 Menit



70 Menit



01



02



03



Salam, doa, duduk hening, dan menyampaikan bahwa tujuan belajar hari ini tentang keragaman Agama Buddha di Indonesia dengan kegiatan membahas Lembar Kerja yang telah dikerjakan



Guru memberikan pengantar dengan memberikan apersepsi berupa diskusi dan pertanyaan-pertanyaan singkat yang berhubungan dengan materi pada minggu lalu.



Dengan teknik presentasi dan diskusi guru memfasilitasi pembahasan Lembar Kerja Yang telah dikerjakan peserta didik



15 Menit



15 Menit



10 Menit



04



05



06



Guru memberikan penjelasan dan penguatan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi tentang jawaban soal-soal pada Lembar Kerja.



Guru memfasilitasi peserta didik membuat simpulan tentang materi pembelajaran Peran Tokoh Buddhis dalam Memelihara Keberagaman Agama Buddha di Indonesia.



Penutupan dengan duduk hening, doa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya



Membuat video singkat tentang pengalaman pribadi



Lembar Kerja



saat mengikuti/melakukan dialog lintas aliran Agama Buddha.



Langkah Kerja: 1. Buatlah rencana dan laksanakan dialog dengan teman-teman Buddhis kalian yang berbeda aliran. Dialog dapat dilakukan secara offline maupun online menyesuaikan dengan kondisi. 2. Buatlah laporan tentang dialog lintas aliran yang telah kalian lakukan dalam bentuk video berdurasi minimal 5 menit dan maksimal 7 menit. 3. Konten video berisi pengalaman dan kesan-kesan kalian saat melakukan dialog lintas aliran.



4. Upload video kalian ke akun youtube dengan setingan private sehingga hanya dapat diakses oleh orang lain yang memiliki link.



5. Kumpulkan tugas kalian dengan membagikan link atau tautan video tersebut.



Refleksi



No 1



Rubrik berikut merupakan panduan bagi Guru dalam memberikan penilaian terhadap tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik.



Unsur yang Dinilai



Skor 0



1



2



3



Durasi video v



6-7 menit



v



5-6 menit



v



Kurang dari 5 menit



v



Kurang dari 3 menit Tidak membuat video



v v



Konten video



B



Bagus



v



Cukup



v



Kurang



3



Jumlah A



Lebih dari 7 menit



2



4



v



Kualitas video



C



Bagus



v



Cukup



v



Kurang



v



Nilai =



(A + B + C) x 100 12



KELAS X _ FASE E



BUD . E . SUQ . 10.1-10.2-10.3



Daftar Pustaka Bodhi, Bhikkhu. 2011. Kumpulan Khotbah Sang Buddha. Jakarta: Yayasan Dharmacitta. Dhammika. 1990. Dasar Pandangan Agama Buddha. Surabaya: Yayasan Dharmadipa Arama.



Dharmananda. 2004. Keyakinan Umat Buddha. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya. Kuntari dan Kuswanto. 2021. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Vijjanananda. 2018. Sammasambuddha Biografi Buddha Historis. Jakarta: Ehipassiko Foundation. Widya, Dharma, K, 1993, Materi Pokok Sejarah Perkembangan Agama Buddha II. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha.



PENULIS



Sukiman, S.Ag., M.Pd.B. Lahir di Pati pada tanggal 02 September 1977 sebagai anak kelima dari lima bersaudara. Berbekal pendidikan S1 dan S2 dalam bidang Pendidikan Keagamaan Buddha, hingga saat ini berprofesi sebagai Guru Pendidikan Agama Buddha di SMA Negeri 1 Kota Bekasi sejak tahun 2003. Pengembangan keprofesian yang pernah diikuti: 1.



Tim Pengembang Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud RI.



2.



Tim Penulis Bahan Ajar Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud RI.



3.



Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013, Direktorat PSMA, Kemdikbud RI.



4.



Tim Pengembang Kurikulum, Direktorat PSMA, Kemdikbud RI



5.



Tim Pengembang Kurikulum Keagamaan Buddha, Direktorat Jenderal Bimas Buddha, Kementerian Agama RI.



6.



Tim Perumus Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud RI.