Sap Ami [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN AKUT MIOKARD INFARK DI RUANG ICU RSUD DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 Agung Nur Rasyid



I4051191011



Aina Rahayu Dewi



I4051191013



Annissa Puspa Juwita



I4051191014



Desy Anggreani



I4051191015



Arini Hayati



I4051191026



Nada Elize Nurlatifah



I4051191041



Nurul Hafiza



I4051191042



Rizki Nurfitri



I4051191043



Epiphana Desi



I4051191044



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2020



SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan



: Akut Miokard Infark



Sub pokok bahasan



: Pencegahan dan Penanganan Akut Miokard Infark



Sasaran



: Keluarga Pasien di Ruang ICU RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang



Hari/tanggal



: Sabtu, 14 Maret 2020



Waktu



: 90 menit



Tempat



: Ruang ICU RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang



Penyuluh



: Mahasiswa Profesi Ners Universitas Tanjungpura



A. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 90 menit diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap penyakit (Akut Miokard Infark). B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 90 menit, diharapkan peserta dapat: 1.



Mengetahui pengertian akut miokard infark.



2.



Mengetahui penyebab akut miokard infark.



3.



Mengetahui faktor pemicu akut miokard infark.



4.



Mengetahui pencegahan akut miokard infark.



5.



Mengetahui tanda dan gejala akut miokard infark.



6.



Memahami penanganan akut miokard infark.



7.



Mengetahui komplikasi akut miokard infark.



8.



Mengetahui cara agar terhindar dari akut miokard infark.



C. Strategi Pelaksanaan 1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab 2. Media



: Power Point dan Leaflet



3. Alat



: Laptop, Infocus, Kertas Leaflet



4. Sumber : Media dan alat yang digunakan bersumber dari milik penyuluh dan RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang 5. Garis besar materi (penjelasan terlampir) a) Pengertian akut miokard infark. b) Penyebab akut miokard infark. c) Faktor pemicu akut miokard infark. d) Pencegahan akut miokard infark. e) Tanda dan gejala akut miokard infark. f) Penanganan akut miokard infark. g) Komplikasi akut miokard infark. h) Cara agar terhindar dari akut miokard infark. D. SASARAN Keluarga pasien di Ruang ICU RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang. E. WAKTU Hari



: Sabtu



Tanggal



: 14 Maret 2020



Jam



: 09.00-10.30 WIB



Tempat



: Ruang ICU RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang



F. Proses Pelaksanaan



No 1.



Kegiatan Pendahuluan



Penyuluh - Salam pembuka



Peserta - Menjawab salam



Waktu 1 menit



- Perkenalan



- Mendengarkan



5 menit



- Menyampaikan



- Menyimak



5 menit



tujuan



Ket. 15 menit



penyuluh



penyuluhan - Mengingatkan kontrak telah



- Mendengarkan



2 menit



- Mendengarkan,



2 menit



yang disepakati



sebelumnya - Apersepsi



menjawab 2.



Kerja



pertanyaan - Mendengarkan



- Penyampaian garis besar materi



dengan



akut



perhatian



miokard



infark: 1. Pengertian akut miokard infark 2. Penyebab akut miokard infark 3. Faktor pemicu akut miokard infark 4. Pencegahan akut miokard infark 5. Tanda



dan



gejala



akut



miokard infark



penuh



45 menit



60 menit



6. Penanganan akut miokard infark 7. Komplikasi akut miokard infark 8. Cara



agar



terhindar dari akut miokard infark - Memberi



- Menanyakan hal-



kesempatan peserta



5 menit



hal yang belum untuk



jelas



bertanya - Menjawab pertanyaan



- Mendengarkan



5 menit



dan memperhatikan jawaban



dari



penyuluh - Evaluasi



- Menjawab



5 menit



pertanyaan 3.



Penutup



- Menyimpulkan - Salam penutup TOTAL WAKTU



G. Setting Tempat



penyuluh - Mendengarkan - Menjawab salam



13 menit



15 menit



2 menit 90 menit



Keterangan: = penyaji = peserta = fasilitator = moderator = dokumentasi = demonstrator H. Pengorganisasian 1.



Penyaji: Aina Rahayu Dewi



2.



Moderator: Epiphana Desi



3.



Fasilitator: Nurul Hafiza, Annissa Puspa Juwita dan Nada eliza Nurlatifah



4.



Dokumentasi: Arini Hayati dan Desy Anggreani



5.



Denstrator : Agung Nur Rasyid dan Rizki Nurfitri



I. Rencana Evaluasi Tahap Evaluasi Struktur



Indikator Keberhasilan - Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan. -



Alat



sudah



dipersiapkan



15



menit



sebelum



penyuluhan dimulai. -



Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan



Proses



yaitu berupa power point dan leaflet. - Peserta berada di tempat sesuai waktu yang telah ditentukan. - Peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai. - Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan dengan memperhatikan materi yang disampaikan dan bertanya pada penyuluh mengenai hal-hal yang



Hasil



belum dimengerti. - Peserta dapat mengetahui pengertian akut miokard infark. - Peserta dapat mengetahui penyebab akut miokard infark. - Peserta dapat mengetahui faktor pemicu akut miokard infark. - Peserta dapat mengetahui pencegahan akut miokard infark. - Peserta dapat mengetahui tanda dan gejala akut miokard infark. - Peserta dapat memahami penanganan akut miokard infark. - Peserta dapat mengetahui komplikasi akut miokard infark. - Peserta dapat mengetahui cara agar terhindar dari akut miokard infark.



LAMPIRAN MATERI AKUT MIOKARD INFARK (AMI) 1. Definisi AMI atau infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner kurang. Infark miokard akut adalah nekrosisi miokard akibat aliran darah ke otot jantung targanggu (Arif, 2010). Akut Miokard Infark (AMI) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan darah miokard. Infark myokardium merupakan blok total yang mendadak dari arteri koroner besar atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial bervariasi dan bergantung kepada besar daerah yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat. Infark myocardium dapat berakibat nekrosis karena parut atau fibrosis, dan mendatangkan kematian mendadak (Morton, 2012). Dari kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Akut Miokard Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri koroner yang cukup. 2. Etiologi Faktor-faktor yang menyebabkan Akut Miokard Infark (AMI) adalah suplai darah oksigen ke miokard berkurang (aterosklerosis, spasme, arteritis, stenosis aorta, insufisiensi jantung, anemia, hipoksemia), curah jantung yang meningkat (emosi, aktivitas berlebih, hipertiroidisme), dan kebutuhan oksigen miokard meningkat (kerusakan miokard, hpertropi miokard, hipertensi diastolik). Penyebab infark miokard yang jarang adalah penyakit vaskuler inflamasi, emboli (endokarditis, katup buatan), spasme koroner yang berat



(misal setelah menggunakan kokain), peningkatan viskositas darah serta peningkatan kebutuhan O2 yang bermakna saat istirahat (Harun, 2012). Menurut Nurarif & Kusuma (2015), penyebab AMI yaitu: a.



Faktor penyebab 1) Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor: a) Faktor pembuluh darah: Aterosklerosis, spasme, arteritis. b) Faktor sirkulasi: Hipotensi, 9actor9i aorta, insufisiensi. c) Faktor darah: Anemia, hipoksemia, polisitemia. 2) Curah jantung yang meningkat a) Aktifitas yang berlebihan b) Emosi c) Makan terlalu banyak. d) Hypertiroidisme. 3) Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada a) Kerusakan miocard. b) Hypertropimiocard. c) Hypertensi diastolic. b. Faktor predisposisi: 1) Faktor risiko biologis yang tidak dapat diubah a) Usia lebih dari 40 tahun b) Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause. c) Hereditas. d) Ras: lebih tinggi insiden pada kulit hitam. 2) Faktor risiko yang dapat diubah a) Mayor: hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, kalori. b) Minor: inaktifitas fisik, pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif), stress psikologis berlebihan.



3. Faktor Pemicu a. Merokok Peran rokok dalam penyakit jantung coroner ini antara lain: aterosklerosis peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi, peningkatan tekanan darah, pemicu aritmia jantung, meningkatan kebubutan oksigen jantung dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Merokok 20 batang atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan 2-3 kali yang tidak merokok.



b. Konsumsi Alkohol Mengkonsumsi alcohol akan meningkatkan mortalitas kardivaskular karena aritmia, hipertensi sistemk dan kardiomiopati dilatasi. c. Hipertensis Sistemik Hipertensi sistemik menyebabkan meningkatnya after load yang secara tidak langsung menyebabkan beban jantung menjadi meningkat. Kondisi seperti ini akan memicu hipetropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari meningkatnya after load yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, d. Obesitas Terdapat hubungan yang erat antara obesitas dengan AMI dimana berat badan yang berlebih akan membutuhkan oksigen yang lebih sehingga membebankan kerja jantung. e. Diabetes Risiko terjadinya infark pada pasien DM sebesar 2-4 kali tinggi dengan orang biasa. Hal ini berkaitan dengan adanya abnormalitas metabolisme lipid. f. Usia Risiko meningkat pada usia 45-55 tahun ke atas. g. Jenis kelamin Morbiditas penyakit jantung coroner pada laki-laki 2 kali lebih besar perempuan dikarenakan hal ini berkaitan dengan esterogen dan endogen yang bersifat protektif pada perempuan. Hal ini terbukti insidensi PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya setara dengan laki-laki ketika wanita mengalami menopause. h. Riwayat keluarga Keluarga yang memiliki riwayat PJK sebelum umur 70 tahun merupakan faktor risiko independent untuk terjadinya PJK. Adanya riwayat



PJK pada keluarga menandakan adanya predisposisi genetik pada keadaan ini. (Harun, Sjaharuddin, & Alwi, 2011) 4. Pencegahan a. Makan-makanan yang bergizi dan seimbang yang tidak banyak mengandung b. c. d. e.



lemak Berhenti merokok Menghindari minuman yang beralkohol Kelola stress Kurangi berat badan bila overweight (Kosasih, 2016)



5. Tanda dan Gejala a. Nyeri dada yang secara mendadak dan terus menerus dan menjalar ke bagian bahu sampai ke lengan. Kadang menjalar sampai ke rahang dan leher. Nyeri ini dimulai dengan spontan, menetap selama beberapa jam atau beberapa hari dan tidak hilang dengan bantuan istirahat. b. Nyeri sering disertai dengan sesak napas, pucat, dingin, sakit kepala, serta mual dan muntah. Manifestasi klinis AMI menurut Nurarif & Kusuma (2015), yaitu: a. Lokasi substernal, rerosternal, dan prekordial. b. Sifat nyeri: rasa sakit seperti ditekan, terbakar, tertindih benda berat, ditusuk, diperas, dan diplintir. c. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri. d. Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan. e. Gejala yang menyertai: keringat dingin, mual, muntah, sulit bernafas, cemas dan lemas. f. Dispnea.



6. Penanganan Tidak hanya para tenaga medis saja yang dapat melakukan penanganan pertolongan pertama pada penyakit jantung IMA, namun masyarakat atau



orang awam pun bisa dan harus melakukan penanganan pertolongan pertama pada penyakit jantung AMI karena penting dilakukan untuk menunggu datangnya paramedis dan dibawa ke RS. Berdasarkan dr. Nikolas Wanahita medical director Gramercy Heart and Vascular Centre Mount Elisabeth Novena Singapura, salah satu cara masyarakat untuk menangani serangan jantung mendadak yaitu dengan mengikuti training cardiopulmonary resuscitation (CPR). Training CPR dilakukan selama 2 sampai 3 jam, dengan secara manual memompa jantung agar tidak mengalami kematian otak atau brain dead. Jika tidak dilakukan tindakan CPR 2-3 menit saja otak akan mati karena tidak ada asupan oksigen yang masuk dari darah yang dipompa melalui jantung dan segera bawa ke pusat layanan kesehatan terdekat. (Kosasih, 2016). 7. Komplikasi Komplikasi menurut Joyce, (2014) tentang AMI yaitu: a. Disritmia Disritmia merupakan penyebab dari 40% hingga 50% kematian setelah IMA. Ritme ektopik muncul pada atau sekitar batas dari jaringan miokardium yang iskemik dan mengalami cedera parah. Miokardium yang rusak juga dapat mengganggu system konduksi, menyebabkan disosiasi atrium dan ventrikel (blok jantung). Supraventrikel takikardia (SVT) kadang kala terjadi sebagai akibat gagal jantung. Reperfusi spontan atau dengan farmakologis dari area yang sebelumnya iskemik juga dapat memicu terjadinya ventrikel disritmia. b. Syok kardiogenik Syok kardiogenik berperan hanya pada 9% kematian akibat AMI, tetapi lebih dari 70% klien syok meninggal karena sebab ini. Penyebabnya antara lain: penurunan kontraksi miokardium dengan penurunan curah jantung, disritmia tak terdeteksi, dan sepsis. c. Gagal jantung dan edema paru



Penyebab kematian paling sering pada klien rawat inap dengan gangguan jantung adalah gagal jantung. Gagal jantung melumpuhkan 22% klien laki-laki dan 46% wanita yang mengalami AMI serta bertanggung jawab pada sepertiga kematian setelah AMI. d. Emboli paru Emboli paru (PE) dapat terjadi karena flebitis dari vena kaki panggul (trombosis vena) atau karena atrial flutter atau fibrilasi. Emboli paru terjadi pada 10% hingga 20% klien pada suatu waktu tertentu, saat serangan akut atau pada periode konvalensi. e. Infark miokardum berulang Dalam 6 tahun setelah AMI pertama, 18% laki-laki dan 35% wanita dapat mengalami AMI berulang. Penyebab yang mungkin adalah olahraga berlebih, embolisasi, dan oklusi trombotik lanjutan pada arteri coroner oleh atheroma. f. Komplikasi yang disebabkan oleh nekrosis miokardium Komplikasi yang terjadi karena nekrosis dari miokardium antara lain aneurisme ventrikel, ruptur jantung (ruptur miokardium), defek septal ventrikel (VSD), dan otot papiler yang ruptur. Komplikasi ini jarang tetapi serius, biasanya terjadi sekitar 5 hingga 7 hari setelah MI. Jaringan miokardium nekrotik yang lemah dan rapuh akan meningkatkan kerentanan terkena komplikasi ini.



g. Perikarditis Sekitar 28 % klien dengan MI akut transmural akan mengalami perikarditis dini (dalam 2 hingga 4 hari). Area yang mengalami infark akan bergesekan dengan permukaan pericardium dan menyebabkan hilangnya cairan pelumas. Gesekan friksi perikardium dapat didengar di area prekardial. Klien mengeluh bahwa nyeri dada memburuk dengan gerakan,



inspirasi dalam, dan batuk. Nyeri pericarditis akan mereda dengan duduk dan condong ke depan. h. Sindrom dressler (perikarditis akut). Sindrom dressler, suatu bentuk pericarditis, dapat terjadi paling akhir enam minggu hingga beberapa bulan setelah IMA. Walaupun agen penyebabnya tidak diketahui, diduga terjadi karena faktor autoimun. Klien biasanya datang dengan demam berlangsung satu minggu atau lebih, nyeri dadaperikardium, gesekan friksi pericardium, dan kadang kala pleuritis dengan efusi pleura. Ini merupakan fenomena yang akan sembuh sendiri dan tidak ada pengobatan yang telah diketahui. Terapi meliputi aspirin, prednisone, dan analgesic opioid untuk nyeri. Terapi antikoagulasi dapt memicu tamponade kordis dan harus dihindari pada klien ini. Peran perawat dalam melakukan closed monitoring merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan kegawatdaruratan pasien AMI. Resiko kematian pasien AMI dapat ditentukan dengan melakukan pemantauan hemodinamik secara ketat dan perawatan selama 24 jam dari awal pasien mengalami onset gejala 3-12 jam hingga kembali stabil dalam waktu 48 jam, namun jika kondisi hemodinamik pasien menurun terus menerus maka pasien beresiko tinggi mengalami kematian (Morton, 2012). 8. Cara Agar Terhindar Edukasi dan promosi kesehatan infark miokard akut (acute myocardial infarct) diperlukan untuk mengimbangi tingginya insidensi serta mortalitas. Edukasi terhadap pasien menjadi pilar



yang



penting.



pencegahan



primer,



aterosklerosis



dengan



Bentuk



pencegahan



yakni modifikasi



dapat



pencegahan gaya



hidup,



berupa



terjadinya berhenti



merokok, rutin berolahraga, menjaga berat badan yang ideal, mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus, dan mengontrol tekanan darah. Pencegahan sekunder pada



pasien berisiko tinggi yang memiliki riwayat penyakit jantung iskemik ataupun infark miokard sebelumnya adalah membuat rencana untuk kondisi darurat yaitu dengan mempersiapkan nitrogliserin serta menyiapkan akses ke layanan gawat darurat atau rumah sakit bila terjadi serangan infark (Kosasih, 2016).



DAFTAR PUSTAKA Arif, M. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Harun, S. (2012). Infark Miokard Akut dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: FKUI. Harun, Sjaharuddin, & Alwi, I. (2011). Infark Miokard Akut Tanpa ST Elevasi. Jakarta: EGC. Jyoce, M.B. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika. Kosasih, A. (2016). Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS Indonesia. Jakarta: PERKI. Morton, (2012). Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Gawat Darurat Medis. Jakarta: Binarupa Aksara. Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.