10 0 203 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS)
Disusun Oleh : Nurnengsi 190401010
PRODI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG TAHUN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) 1. Pokok Bahasan
: Kesehatan Reproduksi Remaja (Wanita)
2. Sub pokok bahasan
: Keputihan (Flour Albus)
3. Sasaran
: Mahasiswi Semester 4 Prodi DIII Kebidanan
4. Hari, Tanggal
: Senin, 28 Maret 2016
5. Waktu
: Pukul 08.00 08.30 WIB
6. Tempat
: Aula Kampus
7. Penyuluh
: Nurnengsi
8. Tujuan a. Tujuan Intruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran dapat memahami tentang Keputihan (Flour Albus) b. Tujuan Instrusional Khusus Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Keputihan (Flour Albus) diharapkan sasaran mampu : 1) Menjelaskan pengertian keputihan 2) Menyebutkan jenis-jenis keputihan 3) Menyebutkan minimal 2 penyebab Keputihan 4) Menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala keputihan 5) Menyebutkan minimal 3 akibat keputihan 6) Menyebutkan minimal 3 cara mencegah keputihan 9. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab 10. Media a. Laptop b. Power Point c. LCD
d. Leaflet e. Materi 11. Kegiatan No
Tahap, Waktu Kegiatan
Kegiatan Penyuluh 1. Membuka
kegiatan
Respon Sasaran 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan salam. 2. Memperkenalkan diri. 1.
Pembukaan 5 Menit
2. Peserta
mengetahui
nama penyuluh 3. Menjelaskan maksud dan
tujuan
3. Peserta
dari
maksud dan tujuan
penyuluhan 4. Menyebutkan
memahami
penyuluhan materi
4. Peserta
yang akan diberikan
materi
mengetahui yang
akan
deberikan 5. Menyampaikan
5. Peserta
kontrak waktu 1. Menjelaskan
mengetahui
waktu penyuluhan
pengertian keputihan 2. Menjelaskan
jenis-
jenis keputihan 3. Menjelaskan Penyebab Keputihan 2.
Kegiatan inti 15 Menit
4. Menjelaskan
Peserta
tanda dan
dan gejala keputihan
mendengarkan
memahami
materi
yang disampaikan
5. Menjelaskan akibat keputihan 6. Menjelaskan bagaimana
cara
pencegahan keputihan 1. Menyimpulkan materi penyuluhan
yang
1. Mendengarkan
telah
disampaikan
kepada sasaran 2. Memberikan pertanyaan Evaluasi/penutup
3.
10 Menit
2. Menjawab kepada
pertanyaan
sasaran tentang materi yang
sudah
disampaikan penyuluh 3. Menutup acara dan
3. Mendengarkan
mengucapkan
salam
penyuluh menutup
serta
kasih
acara
terima
kepada sasaran.
dan
menjawab salam
12. Materi Terlampir 13. Evaluasi Peserta mampu memahami dan mengetahui tentang keputihan, dan dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. a. Apa yang dimaksud dengan keputihan? b. Sebutkan jenis-jenis keputihan! c. Sebutkan minimal 2 penyebab Keputihan! d. Sebutkan minimal 3 tanda dan gejala keputihan! e. Sebutkan minimal 3 akibat keputihan! f. Sebutkan minimal 3 cara mencegah keputihan!
14. Daftar Pustaka Aulia. (2012). Serangan-serangan Penyakit Khas pada Wanita Pling Sering Terjadi. Jogjakarta: Buku Biru.
Elmart, F. (2012). Mahir Menjaga Ogan Intim Wanita. Solo: Tinta Medina. Indah,
Arthanasia.
(2011).
Perawatan Gangguan Bermacam-
macam Keputihan Pada Organ Reproduksi Wanita. Manuaba, I. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Sarwono, S.W. (2010). Bunga Rampai: Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sengkang, 10 april 2021 Mengetahui Pembimbing Akademik
Penyuluh
Marhumi S.ST M.kes
Nurnengsi
NIP.
NIM.190401010
LAMPIRAN MATERI KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) A. Pengertian keputihan
Keputihan atau Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. Keputihan (flour
albus) adalah pengeluaran cairan dari jalan
lahiryang
bukan darah. Flour albus atau keputihan adalah nama gejala yang diberikan pada cairan yang keluar dari saluran genetalia wanita, yang tidak berubah. Flour
albus atau keputihan adalah
sekret
putih
yang
kental
keluar
dari vagina maupun rongga uterus (Kamus Kedokteran). Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan. Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal (Blankast, 2008). B. Jenis-jenis keputihan Keputihan terbagi menjadi dua yaitu : 1. Bersifat Fisiologis (Keputihan normal) Keputihan yang terjadi pada masa ovulasi yaitu kurang lebih 12-14 hari setelah menstruasi. Keputihan ini wajar terjadi pada wanita biasanya tidak berwarna atau bening, tidak berbau, tidak berlebihan dan tidak sampai menimbulkan keluhan. 2. Bersifat Patologis (Keputihan tidak normal) Keluarnya lendir secara berlebihan berwarna kuning atau hijau atau keabu-abuan, berbau amis atau busuk bisa menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah intim. (Kirania, 2011)
C. Penyebab Keputihan 1. Factor Infeksi vagina a. Jamur Umumnya
disebabkan
oleh
jamur
candida
albicans
yang
menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning kuningan dengan bau yang khas. Keputihan jamur bisa diakibatkan oleh kehamilan, penggunaan pil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan tubuh rendah, dan lain sebagainya. b. Bakteri Biasanya, diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri ciri cairannya encer dengan warna putih ke abu abuan beraroma amis sering tidak gatal atau sedikit gatal. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, berganti-ganti pasangan, penggunaan alat KB spiral atau IUD, dan lain sebagainya. c.
Virus Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit HIV/ AIDS, condyloma, herpes, dan lain lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan, condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil.
d.
Parasit Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks/ hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar menukar peralatan mandi, pinjam
meminjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya (Dita, 2010). 2. Faktor hygiene yang jelek Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar. 3. Pemakaian obat-obatan Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam waktu lama. Karena pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan
KB
mempengaruhi
keseimbangan
hormonal
wanita.
Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan. 4. Stres Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwantyastuti (2004) yang mengatakan bahwa wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang disebabkan oleh stres. 5. Penyebab lain keputihan Alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan, seorang ibu bahkan bisa kehilangan bayinya. (Suryana, 2009)
D. Tanda dan gejala keputihan 1. Keputihan normal (fisiologis) a. Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer
b. Tidak mengeluarkan bau yang menyengat c. Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu d. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta e. Remaja awal kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya f. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar. 2. Keputihan abnormal (patologis) a. Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa b. cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat (bau tidak sedap) c. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina d. Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma. E. Akibat keputihan Menurut Sarwono (2010), Keputihan yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan kemandulan.
F. Cara mencegah keputihan Keputihan dapat dicegah dengan cara sebagai berikut : 1. Menjaga kebersihan, diantaranya yaitu :
a. Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar tetap kering untuk mencegah timbulnya bakteri dan jamur. b. Saat menstruasi bisasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab. c. Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi pada vagina. d. Menghindari
penggunaan
cairan
pembersih
kewanitaan
yang
mengandung deodoran dan mengandung bahan kimia terlalu berlebihan. Karena itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat merangsang munculnya jamur atau bakteri. e. Setelah buang air besar , bersihkan dengan air dan keiringkan dari depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina. f. Menjaga kuku tetap bersih dan pendek, Kuku dapat terinfeksi candida akibat garukan pada kulit yang terinfeksi. Candida yang tertimbun dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi atau cebok. 2. Memperhatikan pakaian, diantaranya yaitu : a. Apabila pakaian dalam yang digunakan sudah terasa lembab sebaiknya segera diganti dengan yang kering dan bersih. b. Menghindari penggunaan celana dalam dan celana panjang yang terlalu
ketat
karena
dapat
meningkatkan
kelembaban
organ
kewanitaan. c. Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya selesai olahraga dan selesai renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah dan lembab). d. Memakai pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap kelembaban dan mejaga agar sirkulasi udara tetap terjaga.
3. Mengatur gaya hidup, diantaranya yaitu :
a.
Menghindari seks bebas atau berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung seperti kondom.
b.
Mengendalikan stress
c.
Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan serangan infeksi.
d.
Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan.
e.
Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang. Kegemukan dapat membuat kedua paha tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan kelembaban sekitar vagina.
f.
Apabila
mengalami
keputihan
dan
mendapatkan
pengobatan
antibiotic oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotic tersebut sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal dan keputihan tidak dating lagi (Elmart, 2012).