SAP Tubektomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN KONTRASEPSI MANTAP KB TUBEKTOMI (STERILISASI)



Disusun oleh: Siti Fathimah P - 13050



PRODI D-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015



SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik



: Kontrasepsi Mantap KB Tubektomi (sterelisasi)



Pelaksana



: Mahasiswa STIKES Kusuma Husada Surakarta



Hari,tanggal : Minggu, 7 Juni 2015



I.



Waktu



: Jam 09.00 – Selesai



Tempat



: Stikes Kusuma Husada



Sasaran



: Masyarakat (Ibu)



Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan tentang Hipotiroid selama 20 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami tentang kontrasepsi mantap Tubektomi



II.



Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan ini selama 30 menit diharapkan peserta mampu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Menjelaskan pengertian kontrasepsi 80% benar Menyebutkan pengertian kontrasepsi mantap tubektomi 80% benar Indikasi dan kontraindikasi dilakukan tubektomi 75% benar Keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap tubektomi 80% benar Komplikasi kontrasepsi mantap tubektomi 75% benar Menjelaskan persiapan pre-operatif tubektomi 75% benar Menyebutkan Perawatan dan Informasi postoperatife 75% benar



III. Materi Penyuluhan (terlampir) IV.



Metode Penyuluhan 1. Ceramah dan Demonstrasi



Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan pengertian serta pelaksanaan tentang pendidikan kesehatan kontrasepsi 2.



mantap tubektomi. Diskusi/Tanya jawab Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkan penyuluhan atau pada saat diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan peserta mengemukakan hal-hal yang belum dimengerti.



V. Media Penyuluhan



N O



1.Media



: Power Point (PPT)



2. Alat bantu



: Leaflet



TAHAP



WAKTU



KEGIATAN PENYAJI



KEGIATAN AUDIENCE



1



Pendahuluan



5 menit



1. Salam 2. Perkenalan 3.Menjelaskan penyuluhan 4.Kontrak waktu



2.



Pelaksanaan



20 menit



1. Menjelaskan pengertian kontrasepsi 2. Menyebutkan pengertian kontrasepsi mantap tubektomi 3. Indikasi dan kontraindikasi dilakukan tubektomi 4. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap tubektomi 5. Komplikasi kontrasepsi mantap tubektomi 6. Menjelaskan persiapan pre-operatif tubektomi 7. Perawatan dan Informasi postoperatife 8. Memberi kesempatan audience bertanya



3.



Penutup



5 menit



4.Menyetujui 1.Mendengarkan



2.Mendengarkan



3.Mendengarkan



4. Bertanya



1.Memberi pertanyaan pada 1.Bertanya audience 2.Menyimpulkan 2.Penyimpulan bersama 3.Saran 3.Mendengarkan 4.Salam 4.Menjawab salam



VI. Kegiatan Penyuluhan



VII. Pengorganisasian Moderator



1.Menjawab salam tujuan 2.Mendengarkan 3.Mendengarkan



: Siti Fathimah



Penyaji/penyuluh : Teknis



:



Fasilitator



:



Notulen



:



VIII. Job Descriptian 1. Moderator



: Mengarahkan jalannya acara 2. Penyaji :Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan 3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam diskusi 4. Notulen :Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengavaluasi jalannya penyuluhan



X. Evaluasi a. Evaluasi Struktural  SAP siap 1 jam sebelum pelaksanaan penkes dan sesudah disetujui  Media telah siap  Tenpat pendidikan kesehatan sudah siap  Kontrak waktu telah disepakati b. Evalusi Proses  Penyuluhan berjalan dengan lancer  Pengorganisasian TIM penyuluhan rapi  TIM penyuluh dapat memberikan penkes secara jelas kepada sasaran  Audience aktif dalam mengikuti penyuluhan  Evaluasi diberikan secara tanya jawab c. Evaluasi Hasil Setelah dilakukan penyuluhan ini selama 20 menit diharapkan peserta mampu:  Menjelaskan pengertian kontrasepsi dengan benar  Menyebutkan pengertian kontrasepsi mantap tubektomi dengan benar  Indikasi dan kontraindikasi dilakukan tubektomi dengan benar



 Keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap tubektomi dengan benar  Komplikasi kontrasepsi mantap tubektomi dengan benar  Menjelaskan persiapan pre-operatif tubektomi dengan benar  Menyebutkan Perawatan dan Informasi postoperatife dengan benar



XI. Lampiran MATERI 1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi adalah menghidari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun, 2008).



Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan



konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma



yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat antara lain dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk mempunyai anak lagi. Kontrasepsi permanen adalah kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi. 2. Pengertian Tubektomi Tubektomi atau kontap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba. Dengan demikian maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma karena adanya hambatan pada tuba (Suratun dkk, 2008). 3. Indikasi dan Kontra Indikasi Tubektomi a) Indikasi Dengan sifatnya yang permanen, sterilisasi hanya cocok untuk pasangan yang tidak menginginkan anak lagi. Secara lebih luas, indikasi sterilisasi dapat dibagi lima macam yaitu :  Indikasi Medis Yang termasuk indikasi medis adalah penyakit yang berat kronik seperti jantung, ginjal, paru-paru, dan penyakit kronik lainnya. Tetapi tidak semua penyakit tersebut merupakan indikasi, hanya yang membahayakan keselamatan Ibu kalau ia mengandung merupakan indikasi untuk sterilisasi.



 Indikasi Obstetris Indikasi obstetris adalah keadaan di mana resiko kehamilan berikutnya meningkat meskipun secara medis tidak menunjukkan kelainan apa-apa, termasuk kedalam indikasi obstetric adalah multiparitas (banyak anak), apalagi dengan usia yang relatif lanjut (misal grandemultigravida, yakni paritas lima atau lebih dengan umur 35 tahun atau lebih), sesio sesarea dua kali atau lebih dan lain-lain.  Indikasi Genetik Indikasi



genetik



adalah



penyakit



herediter



yang



membahayakan kesehatan dan keselamatan anak, seperti hemophilia.  Indikasi Kontrasepsi Indikasi kontrasepsi adalah indikasi yang murni ingin menghentikan



(mengakhiri)



kesuburan,



artinya



pasangan



tersebut tidak menginginkan anak lagi meskipun tidak terdapat keadaan lain yng membahayakan keselamatan Ibu seandainya ia hamil.  Indikasi Ekonomis Indikasi



ekonomis



artinya



pasangan



suami



istri



menginginkan sterilisasi karena merasa beban ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan bertambahnya anak dalam keluarga tersebut (siswosudarmo, 2007, hlm.52-53). b) Kontra indikasi Kontra Idikasi (tidak boleh menjalani tubektomi) Menurut Sujiyatini (2009, p.165) yang tidak boleh menjalani tubektomi adalah sebagai berikut:  Hamil atau dicurigai hamil  Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan



 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut  Tidak boleh menjalani proses pembedahan  Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan  Belum memberikan persetujuan tertulis 4. Keuntungan dan Kerugian Tubektomi Keuntungan yang utama bahwa kontap merupakan suatu metode cara KB yang paling efektif disbanding seluruh cara yang tersedia. Keefektifannya tercapai begitu operasi selesai dikerjakan. Tubektomi merupakan cara KB jangka panjang yang tidak memerlukan tindakan ulang artinya cukup sekali dikerjakan. Dengan kata lain cara ini selain tidak user dependent. Karena cara ini permanent, dapat dikatakan continuation rate-nya praktis 100%. Meskipun kontap harus ditempuh melalui operasi tubektomi merupakan cara yang paling aman, bebas dari efek samping asal semua prosedur dan persyaratan operasi terpenuhi. Sebagaimana cara KB lainya kontap bersifat praktis artinya tidak membutuhkan kunjungan ulang yang terjadwal dan tidak mengganggu hubungan sexsual. Bebas dari efek samping hormonal sebagaimana pil, KB suntik maupun susuk. Kerugian kontap adalah sifatnya permanent, sehingga calon ibu klien harus menyadari betul bahwa sekali dilakukan sterilisasi hamper tidak mungkin hamil kembali. Cara ini hanya cocok untuk mereka yang tidak ingin mempunyai anak lagi, bukan sebagai cara penjarangan. Kontap merupakan tindakan operasi, sehingga syarat operasi harus terpenuhi



terutama



yang



menyangkut



pencegahan



infeksi



(Siswasudarmo.et.al, 2007). 5. Komplikasi yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya a) Infeksi luka, apabila terlihat infeksi luka obati dengan antibiotik. b) Demam pasca operasi (> 38 c), obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan.



c) Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi). Apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer, apabila ditemukan pascaoperasi,dirujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu. d) Hematoma subkutan, gunakan packs yang hangat dan lembab ditempat tersebut. Amati hal ini biasannya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ekstensif. e) Emboli gas yang diakibatkan laparoskopi (sangat jarang terjadi). f) Rasa sakit pada lokasi pembedahan, pastikan adanya infeksi, atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan. g) Perdarahan superficial (tepi-tepi kulit atau subkutan), mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan (Saifuddin, 2006, hlm.MK-84). 6. Persiapan Pre-operatif Tubektomi



a) Konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur dilakukan. b) Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi antara lain meliputi penyakitpenyakit pelvis, pernah mengalami



operasi abdominal atau



pelvis, riwayat diabetes mellitus, riwayat penyakit paru-paru seperti asthma, bronchitis, pernah mengalami problem dengan anestesi, penyakit-penyakit perdarahan, alergi dan pengobatan yang dijalani saat ini. c) Pemeriksaan fisik: meliputi kondisi-kondisi yang mungkin mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi. d) Pemeriksaan laboratorium meliputi pemerisaan darah lengkap, pemeriksaan urin dan pap smear. e) Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus ditandatangani oleh suami atau istri yang dari calon akseptor



kontrasepsi



mantap



sebelum



dilakukan.



Umumnya



penandatanganan dokumen Informed consent dilakukan setelah calon akseptor dan pasangannya mendapatkan konseling (Pinem, 2009, hlm.294). 7. Perawatan dan Informasi postoperatife Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi aktivitas normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu 7 hari setelah pembedahan), hindarilah hubungan intim hingga merasa cukup nyaman, hindari mengangkat benda-benda berat dan apabila merasa sakit minumlah 1 atau 2 analgesik (penghilang rasa sakit) setiap 4 hingga 6 jam