Segmented Reporting (KEL.5) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Segment Reporting



Ditujukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Akuntansi Manajemen Dosen pengampu : Yusro Rahma, S.E., M.Si. Disusun oleh : Sisi Sulistia



(11180820000028)



Riayatu Asihah



(11180820000029)



Syifa Aisah Hamitaputri



(11180820000047)



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat se rta karunia-Nya yang telah memberikan kami kelancaran dan kemudahan dalam m enyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak sanggu p menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang telah memba wa kita dari zaman kebodohan hingga zaman sekarang ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan ol eh dosen kami yaitu Ibu Yusro Rahma, S.E., M.Si. Makalah ini berjudul “Segment Reporting” yang kami sajikan dalam sebuah tulisan menurut penelitian kami dari berbagai sumber bacaan. Diharapkan pembaca dapat memahami dan me mperluas pengetahuannya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yusro Rahma, S.E., M.Si. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah membimbing ka mi dan memberi kami pembelajaran serta pengetahuan yang sangat bermanfaat ba gi kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dap at memberikan ilmu serta pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupu n makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan da n kami memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan maupun materi yang d isampaikan. Saran dan kritikan akan sangat membantu bagi kami untuk memperba iki kesalahan dan membangun kami agar dapat menulis lebih baik lagi. Demikianl ah makalah ini kami buat semoga memberikan manfaat bagi pembaca.



Tangerang Selatan, April 2020



Penyusun



i|Page



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1.



Latar Belakang..........................................................................................1



1.2.



Rumusan Masalah.....................................................................................2



1.3.



Tujuan Penulisan.......................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3 2.1.



Pengertian Desentralisasi................................................................3



2.2.



Desentralisasi di sebuah Perusahaan.........................................................4



2.3.



Perhitungan Biaya Variabel dan Biaya Absorpsi.....................6



2.4.



Pelaporan Segmen pada Laporan Laba Rugi.........................11



BAB III PENUTUPAN..........................................................................................19 3.1.



Kesimpulan..............................................................................................19



DAFTAR PUSTAKA



ii | P a g e



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Secara



umum



pertanggungjawaban.



sebuah Hansen



perusahaan and Mowen



diatur



menurut



garis-garis



(2007:558) Sistem



akuntansi



pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Hansen



anda



Mowen



(2007:559)



Desentralisasi



adalah



praktik



pendelegesian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralissi karena berbagai alasan, diantaranya: 1) kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal, 2) memfokuskan manajemen pusat, 3) melatih dan memotivasi para manajer segmen, 4) meningkatkan daya saing, 5) serta membuka segmen-segmen ke berbagai kekuatan pasar. Agar bisa beroperasi secara efektif manajemen membutuhkan tersedianya informasi yang melebihi informasi yang diberikan oleh laporan laba rugi. Menurut Tuhardjo (2012:93), segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian atau aktivitas organisasi yang mengakibatkan manajemen perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivitas organisasi yang bersangkutan. Dengan adanya materi desentralisasi dan pelaporan yang disegmen diharapkan dapat membantu kita dalam kemampuan untuk menyusun laporan kinerja serta dapat menyiapkan laporan laba rugi yang disegmen karena hal ini berguna bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan.



1|Page



1.2.



Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian terkait desentralisasi secara umum ? 2. Bagaimana perusahaan melakukan desentralisasi ? 3. Bagaimana



perhitungan



biaya



variabel



dan



biaya



absorpsi ? 4. Bagaimana pelaporan segmen pada laporan laba rugi ? 1.3.



Tujuan Penulisan 1. Memahami tentang desentralisasi secara umum. 2. Mengetahui alasan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan desentralisasi. 3. Memahami perhitungan biaya variabel dan biaya absorpsi. 4. Mengetahui pelaporan segmen pada laporan laba rugi.



2|Page



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Desentralisasi Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan beragam: sentralisasi dan desentralisasi.



Sentralisasi,



berbagai



keputusan



dibuat



pada



tingkat



manajemen puncak dan manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Desentralisasi, memperkenakan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplimintasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Dapat disimpulkan bahwa Desentralisasi Organisasi adalah Sebuah organisasi yang terdesentralisasi (decentralized organization), wewenang pengambilan keputusannya tidak diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak, melainkan disebarkan diseluruh organisasi. Di satu sisi ekstrem, organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah organisasi yang memberikan kebebasan kepada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah ataupun karyawan untuk membuat suatu keputusan. Pada sisi lainnya, di suatu organisasi yang sangat tersentralisasi, manajer-manajer tingkat yang lebih rendah memiliki sedikit kebebasan untuk membuat suatu keputusan. Pada pengambilan keputusan terdesentralisasi memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan



penting



yang



berkaitan



dengan



wilayah



pertanggungjawaban mereka. Jadi singkatnya Desentralisasi adalah praktik 3|Page



pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. 2.2 Desentralisasi di sebuah Perusahaan Alasan-alasan



untuk



melakukan



desentralisasi



Perusahaan



memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alasan diantaranya: 1.



Mengumpulkan dan Menggunakan informasi lokal kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi dipasar dan area yang berbeda,manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal. Akan tetapi, para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki akses terhadap informasi ini. Akibatnya, mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal.



2.



Memfokuskan



Manajemen



Pusat



dengan



mendesentralisasikan



keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat dari operasional sehari-hari. 3.



Melatih dan Memotivasi para manajer organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Peluang seperti itu juga memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya. Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan.



4.



Meningkatkan daya saing pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi diberbagai divisinya. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan



4|Page



kinerja suatu divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-keukatan pasar. Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit atau divisi.



Pengorganisasian



divisi-divisi



sebagai



pusat



pertanggungjawaban



menciptakan kesempatan pengendalian divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban.  Cara pembagian unit atau divisi-divisi tersebut adalah:  1.



Pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi. Contoh, divisi Pepsi, Coke dan lain-lain. 



2.



Pembagian menurut garis geografis. Misalnya, UAL, Inc. (induk perusahaan United Airline) memiliki sejumlah divisi regional Asia/Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, dan Karibia.



3.



Pembagian berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi. Pusat pertanggungjawaban terdiri dari pusat investasi, pusat laba, pusat pendapatan dan pusat biaya. Hasil-hasil dari setiap pusat pertanggungjawaban bisa diukur berdasarkan



informasi



yang



dibutuhkan



manajer



untuk



mengoprasikan



pusat



pertanggungjawaban mereka. Berikut jenis utama pusat pertanggungjawaban:  Pusat Biaya (Cost Center) – Manajer pada pusat biaya memiliki kendali atas biaya-biaya tetapi bukan atas penerimaan atau dana investasi. Departemen jasa seperti akuntansi, keuangan, administrasi umum, hukum, dan personalia biasanya dianggap sebagai pusat biaya. Manajer pusat biaya diharapkan meminimalkan biaya dan menyediakan jasa atau produk yang diminta oleh bagian lain dari organisasi.  Pusat Laba (Profit Laba) - Manajer sebagai pusat laba memiliki kendali atas biaya maupun pendapatan. Seperti halnya manajer pusat biaya, manajer suatu pusat laba tidak memiliki kendali atas dana-dana investasi. Manajer pusat laba sering kali dievaluasi dengan membandingkan laba aktual dengan laba yang ditargetkan atau dianggarkan.  Pusat Pendapatan (Revenue Center) - Manajer sebagia pusat pendapatan memiliki kendali atas pendapatan yang dikelola dari pihak penjual.



5|Page



 Pusat Investasi (Investment Center) – Manajer sebuah pusat investasi memiliki kendali atas biaya, pendapatan, dan investasi di aktiva operasi. Manajer pusat investasi biasanya dievaluasi dengan menggunakan ukuran imbal hasil atas investasi (ROI) atau laba residu.



2.3 Perhitungan Biaya Variabel dan Biaya Absorpsi A. Penilaian Persediaan Ada dua metode dalam perhitungan laba yaitu berdasarkan perhitungan biaya variable dan berdasarkan perhitungan biaya absorpsi penuh. Keduanya merupakan metode perhitungan biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu yaitu overhead tetap. 



Perhitungan Biaya Absorpsi ( Full Costing ) Absorption Costing adalah memperlakukan semua biaya produksi sebagai harga pokok (produk cost) tanpa memperhatikan apakah biaya ter sebut variabel



atau



tetap.



Harga



pokok



dengan



menggunakan metode ini terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik tetap dan variabel. Karena metode ini juga dengan metode full cost. 



Perhitungan Biaya V ariabel ( Direct Costing ) Variable Costing adalah Hanya biaya produksi yang



berubah-ubah



sesuai



dengan



output



yang



diperlakukan sebagai harga pokok. Pada umumnya terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. Biasanya metode ini juga sering disebut sebagai direct costing.



6|Page



Untuk melengkapi perbandingan antara absorption costing dan variabel costing, kami akan membahas sedikit beban penjualan dan administrasi. Beban ini tidak pernah dilakukan sebagai bagian dari harga pokok produk baik



dengan



pendekatan



variable



costing



maupun



absorption costing, berikut klasifikasi biayanya : Pengelompokan biaya dengan perhitungan biaya absopsi dan biaya variable sebagai biaya produk atau biaya periode Perhitungan Biaya Produk



Biaya Perhitungan



Biaya



Absorpsi Variable Bahan baku langsung, Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, tenaga kerja langsung, overhead



Biaya Periode



variable, overhead variabel



overhead tetap Beban penjualan beban administrasi



, Overhead tetap, beban penjualan, administrasi



Perbandingan Metode Perhitungan Biaya Variable dan Biaya Absorpsi Prinsip-prinsip akuntansi berterima umum ( GAAP ) mensyaratkan perhitungan biaya absorpsi untuk pelaporan bagi pihak-pihak diluar perusahaan. Financial Accounting Standards Borad ( FASB , Internal Revenue Service ( IRS ), dan regulator lainnya tidak menerima perhitungan baiaya variable sebagai metode perhoitungan biaya produk untuk pelaporan



bagi



pihak-pihak



diluar



perusahaan.



Namun,



perhitungan biaya variable dapat memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keputusan dan pengendalian,



informasi



yang



tidak



diberikan



oleh



7|Page



beban



perhitungan biaya absorpsi. Untuk penggunaan internal, perhitungan biaya variable adalah alat manajemen yang penting. Valuasi Persediaan Persediaan di nilai pada biaya produk atau biaya produksi. (ingatlah bahwa biaya persediaan tidak pernah memasukkan



biaya



periode



atau



administrasi). Dalam perhitungan



penjualan



atau



absorpsi,



biaya



biaya



produk terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan overhead tetap.  Biaya produk dengan perhitungan biaya absorpsi = bahan baku langsung + tenaga kerja langsung + overhead variable + overhead tetap Dalam perhitungan biaya variabel, biaya produk hanya terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variable  Biaya Produk dengan Perhitungan Biaya Variabel = bahan baku langsung + tenaga kerja langsung + overhead variable 1. Laporan laba rugi Biaya produk per Unit adalah dasar bagi beban pokok penjualan, metode perhitungan biaya variable dan absorpsi dapat menhasilkan angka laba operasi yang berbeda. Perbedaannya muncul karena jumlah biaya tetap yang diakui sebagai beban dengan kedua metode tersebut. Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan perhitungan



harga biaya



mengakibatkan



pokok



penjualan,



variabel



angka



laba



dan bersih



maka



absorpsi yang



metode dapat berbeda.



Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap



8|Page



yang diakui sebagai beban pada kedua metode. 2. Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah.Apabila barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari pada laba menurut biaya absorpsi.alasannya adalah karena penjualan lebih banyak dari yang diproduksi berarti bahwa persediaaan digunakan. Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu, unit-unit yang diproduksi dan dijual telah



mengandung



seluruh



overhead



tetap



periode



berjalan. Dengan demikian, jumlah beban overhead tetap meurut perhitungan biaya absoorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan sejumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi karena sejumlah overhead tetap mengalir dari persediaan awal. Apabila jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang dilaporkan. Karena unit-unit



yang



diproduksi



terjual



seluruhnya,



maka



penhitungan biaya absorpsi, seperti perhitungan biaya variabel akan mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban. Tidak ada overhead tetap yang masuk atau keluar dari persediaan. Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih diantara kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tarif overhead tetap dengan perubahan total unit persediaan awal dan akhir(yang



9|Page



merupakan selisih antara produksi dan penjualan). Selisih antara laba bersih menurut perhitungan biaya absorpsi dan perhitungan biaya variabel dapat dinyatakan sebagai : Laba menurut perhitungan biaya absorpsi – Laba menurut perhitungan biaya variabel = Tarif overhead tetap x ( unit yang diproduksi – unit yang terjual) 4. Perlakuan overhead tetap pada perhitungan biaya absorpsi Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan ke unit yang diproduksi. B. PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN EVALUASI KINERJA Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan



sering



kali



digunakan



sebagai



petunjuk



terhadap kemampuan manajerial. Secara umum, apabila kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer berhak untuk mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini : 1)



Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya, sementara faktorfaktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.



2)



Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya, sementara faktorfaktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.



10 | P a g e



3)



Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari periode ke periode berikutnya, sementara faktorfaktor lainnya tetap, maka laba tidak akan berubah.



Tujuan Evaluasi Kinerja Ada dua pendekatan terhadap tujuan penilaian prestasi kerja sebagai berikut: 1. Tujuan Evaluasi Hasil-hasil penilaian prestasi kerja digunakan sebagai dasar bagi evaluasi regular terhadap prestasi anggota-anggota organisasi, yang meliputi: a) Telaah



Gaji.



Keputusan-keputusan



kompensasi



yang



mencakup kenaikan meritpay, bonus dan kenaikan gaji lainnya merupakan salah satu tujuan utama penilaian prestasi kerja. b) Kesempatan Promosi. Keputusan-keputusan penyusunan pegawai



(staffing)



yang



berkenaan



dengan



promosi,



demosi, transfer dan pemberhentian karyawan merupakan tujuan kedua dari penilaian prestasi kerja. 2. Tujuan Pengembangan Informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian prestasi kerja dapat



digunakan



untuk



mengembangkan



pribadi



anggota-



anggota organisasi, yang meliputi: a. Mengukuhkan Dan Menopang Prestasi Kerja. Umpan balik prestasi



kerja



(performance



feedback)



merupakan



kebutuhan pengembangan yang utama karena hampir semua karyawan ingin mengetahui hasil penilaian yang dilakukan. b. Meningkatkan Prestasi Kerja. Tujuan penilaian prestasi



11 | P a g e



kerja juga untuk memberikan pedoman kepada karyawan bagi peningkatan prestasi kerja di masa yang akan datang. c.Menentukan Tujuan-Tujuan Progresi Karir. Penilaian prestasi kerja juga akan memberikan informasi kepada karyawan yang dapat digunakan sebagai dasar pembahasan tujuan dan rencana karir jangka panjang. d. Menentukan



Kebutuhan-Kebutuhan



Pelatihan.



Penilaian



prestasi kerja individu dapat memaparkan kumpulan data untuk digunakan sebagai sumber analisis dan identifikasi kebutuhan pelatihan. Faktor-faktor penilaian kerja : Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja, yaitu: 1. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan organisasi untuk menahan orangorang



di



dalam



organisasi,



yang



dijabarkan



dalam



penilaian terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja. 2. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan organisasi untuk menahan orangorang



di



dalam



organisasi,



yang



dijabarkan



dalam



penilaian terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja. 3. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan organisasi untuk menahan orangorang



di



dalam



organisasi,



yang



dijabarkan



dalam



penilaian terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja.



12 | P a g e



2.4 Pelaporan Segmen pada Laporan Laba Rugi Agar bisa beroperasi secara efektif manajemen membutuhkan tersedianya informasi yang melebihi informasi yang diberikan oleh laporan laba rugi. Beberapa jenis produk dapat menguntungkan, beberapa produk lain lebih efektif dibanding lainnya, beberapa karyawan penjualan lebih efektif dibanding lannya, beberapa divisi produksi mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas sumberdaya. Untuk bisa memberikan solusi masalah ini manajemen membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan. Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian atau aktivitas organisasi yang mengakibatkan manajemen perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivitas organisasi yang bersangkuatan. Segmen dapat dilakukan atas dasar : divisi produk, kelompok atau jenis produk, departemen produksi, dan darerah penjualan. Salah satu kegunaan yang paling penting dari pendekatan kontribusi terhadap penentuan harga pokok produk adalah untuk penyajian laporan yang disegmen yang dapat digunakan untuk analisis profitabilitas berbagai segmen organisasi. Laporan yang disegmen dapat disajikan untuk aktifitas pada berbagai level yang berbeda pada organisasi dan dapat disajikan dalam bentuk yang berbeda pula. Pada ilustrasi 2-1 menggambarkan bahwa tiga tingkatan laporan yang disegmen yang ditujukkan menurut bentuk yang digunakan secara luas. Perusahaan secara keseluruhan pertama kali disegmen atas dasar divisi. Kemudian salah satu divisi yaitu divisi 2 disegmen lebih lanjut atas dasar jenis produk yang dijual. Selanjutnya salah satu jenis produk model reguler disegmen atas dasar daerah penjualan jenis produk ini. Dari ilustrasi 2-1 kita juga dapat melihat adanya bagian atau segmen perusahaan yang semakin kecil. Hal ini merupakan pendekatan yang luas digunakan pada pelaporan yang disegmen. Manjemen bisa disegmen divisi 1 ke dalam bagian yang lebih kecil dengan cara yang sama seperti yang dilakukan dalam men-segmen divisi 2. Dengan demikian memberikan pandangan yang terinci mengenai seluruh aspek dan level operasi perusahaan. Dengan menyelidiki secara seksama kecenderungan dan hasil setiap



13 | P a g e



segmen mengenai perusahaan sebagai keseluruhan dan memungkinkan akan menemukan kesempatan dan atau cara bertindak yang lebih tepat.



Ilustasi 2-1 Laporan laba rugi yang disegmen Segmen atas dasar divisi



Penjualan Dikurangi biaya variabel : Harga pokok penjualan variabel Biay variabel lain-lain Biaya variabel total Contribution margin Dikurangi direct fixed expenses Divisional segmen margin Dikurangi common fixed expenses Penghasilan neto



Jumlah $500.000 $180.000 $50.000 $230,000 $270.000 $170.000 $100.000 $25.000 $75.000



Segmen Divisi 1 $300.000



Divisi 2 $200.000



$120.000 $30.000 $150.000 $150.000 $90.000 $60.000



$60.000 $20.000 $80.000 $120.000 $80.000 $40.000



Segmen atas dasar lini produk divisi 2 : Divisi 2 Penjualan Dikurangi biaya variabel Harga pokok penjualan variabel Biaya variabel lain-lain Biaya variabel total Contribution margin Dikurangi direct fixed expenses Divisional segmen margin Dikurangi common fixed expenses Divisional segmen margin



Segmen Model



Model



Deluxe



Reguler



$200.000



$75.000



$125.000



$60.000 $20.000 $80.000 $120.000 $70.000 $50.000 $10.000 $40.000



$20.000 $5.000 $25.000 $50.000 $30.000 $20.000



$40.000 $15.000 $55.000 $70.000 $40.000 $30.000



Segmen atas dasar penjualan salah satu lini produk divisi 2 : Model



Segmen Dalam



Luar



Reguler



Negeri



Negeri



14 | P a g e



Penjualan Dikurangi biaya variabel : Harga pokok penjualan variabel Biaya variabel lain-lain Biay variabel total Contribution margin Dikurangi direct fixed expenses Territorial segmen margin Dikurangi common fixed expenses Product line segmen margin



$125.000



$100.000



$25.000



$40.000 $15.000 $55.000 $70.000 $25.000 $45.000 $15.000



$32.000 $5.000 $37.000 $63.000 $15.000 $48.000



$8.000 $10.000 $18.000 $7.000 $5.000 $(3.000)



$30.000



Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan yang disegmen adalah sama dengan pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya. Tetapi ada satu hal yang tidak sama yaitu pada penanganan biaya tetap. Dalam hal ini biaya tetap yang tergolong direct fixed costs yang dibebankan ke dalam berbagai segmen. Jika biaya tetap tidak dapat dilacak langsung ke beberapa segmen maka biaya tetap ini diperlukan sebagai direct fixed costs dan dicatat terpisah dari segmennya sendiri. Dengan demikian menurut pendeketan kontribusi, biaya tidak pernah dibebankan semaunya ke dalam segmen organisasi. Menurut pendekatan konstribusi ada 2 pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya ke berbagai segmen organisai, yaitu : a.



Mengikuti pola perilaku biaya yaitu biaya variabel dan biaya tetap



b.



Mengikuti apakah biaya dapat dilacak secara langsung ke segmen yang bersangkutan ataukah tidak



Penjualan dan Contribution Margin Penyajian laporan yang disegmen memerlukan penyelenggaraan catatan penjualan atas dasar masing-masing segmen maupun keseluruhan organisasi. Contribution margin merupakan data yang amat berguna bagi manajer terutama untuk pembentukan dampak kenaikan dan penurunan volume penjualan terhadap penghasilan neto. Dengan adanya laporan yang disegmen manajer akan mampu membuat



15 | P a g e



perhitungan atas dasar produk per produk, divisi per divisi, daerah penjualan per daerah penjualan sehingga dapat diperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki bidang-bidang (segmen) yang lemah dan mempertahankan serta meningkatkan bidang-bidang yang kuat. Contribution Margin berguna untuk pengambilan keputusan yang menyangkut penggunaan sementara kapasitas pesanan khusus, dan promosi produk jangka pendek. Keputusan jangka pendek biasanya hanya terkait dengan biaya variabel dan pendapatan. Dengan memperhatikan secara seksama contribution margin segmen dan rasio contribution margin segmen, manajemen dapat



membuat



keputusan



jangka



pendek



memaksimumkan



kontribusi



masing-masing



dengan



baik



yang



akan



segmen



bagi



profitabilitas



perusahaan secara keseluruhan. Penekanan pada kegunaan contribution margin tidak boleh menganggap bahwa biaya tetap tidak penting. Biaya tetap sangat penting bagi setiap organisasi. Secara tidak langsung, pendekatan kontribusi menyatakan bahwa tujuan yang berbeda membutuhkan biaya yang berbeda. Untuk satu tujuan tertentu biaya variabel dan pendapatan mungkin sudah dapat memenuhi kebutuhan seorang manajer, sedangkan untuk tujuan lain kebutuhan manajer dapat mencakup biaya tetap. Menurut pendekatan kontribusi pengelompokan biaya ke dalam satu kategori biaya tetap menegaskan bahwa penghasilan neto hanya timbul setelah biaya tetap tertutup. Setelah biaya tetap tertutup penghasilan neto akan bertambah sebesar contribution margin yang dihasilkan dari setiap satuan tambahan produk yang terjual. Direct fixed costs dapat diartikan sebagai biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada segmen tertentu dan yang timbul karena adanya segmen. Sedangkan common fixed costs dapat diartikan sebagai biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada segmen tertentu, namun timbul karena aktivitas operasi secara keseluruhan. Agar dapat dibebankan ke segmen, common fixed costs harus dialokasikan. Pedoman untuk membedakan direct fixed costs dengan common fixed costs, adalah: (1) jika biaya dengan jelas dan secara fisik dapat dilacak ke satuan produk atau segmen organisasi, maka biaya tersebut merupakan direct costs bagi segmen yang bersangkutan, dan (2) jika biaya harus dialokasikan



16 | P a g e



agar dapat dibebankan ke satuan produk atau segmen organisasi lainnya maka biaya tersebut merupakan common costs bagi segmen yang bersangkutan. Contoh direct fixed costs adalah: gaji manajer segmen, depresiasi gedung atau peralatan yang digunakan untuk segmen tertentu, iklan untuk kepentingan segmen tertentu. Contoh common fixed costs adalah: gaji pegawai adminitratif teras, depresiasi fasilitas yang tanggung bersama segmen. Perbedaan antara direct fixed costs dan common fixed cost sangat penting dalam pelaporan yang disegmen, karena direct fixed costs dibebankan ke dalam segmen, sedangkan common fixed costs tidak. Petunjuk praktis yang dapat digunakan secara luas adalah memperlakukan sebagai direct costs hanyalah biaya yang akan hilang jika segmen itu sendiri dihilangkan. Contoh jika divisi 1 pada peragaan 2-1 ditutup, maka tidak boleh terjadi manajer divisi akan tetap digaji, karena manajer divisi 1 akan hilang bersama divisinya. Maka gaji manajer ini harus diklasifikasikan sebagai direct fixed costs divisi 1. Di pihak lain, presiden direktur pasti akan terus ada sekalipun divisi 1 dihentikan. Oleh karena itu, gaji presiden direktur merupakan common fixed costs bagi kedua divisi. Gagasan yang selama ini dapat dinyatakan dengan cara lain yaitu: “memperlakukan sebagai direct costs hanya biaya yang ditambahkan sebagai akibat penciptaan segmen”. Akan selalu ada beberapa biaya yang termasuk antara kategori direct costs dan common costs yang perlu dicermati sungguh-sungguh dan dipertimbangkan dengan baik untuk dapat diklasifikasikannya dengan tepat. Hal yang paling penting bagi manajemen adalah jangan sampai mengalokasikan common costs dengan cara semaunya karena hal ini akan merusak nilai segmen margin yang dijadikan sebagai pedoman profitabilitas segmen jangka panjang. Direct fixed costs pada suatu laporan yang disegmen dapat menjadi common fixed costs jika perusahaan dibagi ke dalam segmen yang lebih kecil. Inilah yang menyebabkan adanya batasan terhadap bagaimana biaya dipisahkan dengan tidak menggunakan alokasi yang semaunya. Dari ilustrasi 2-1 terlihat bahwa ketika segmen diartikan sebagai divisi, maka divisi 2 mempunyai direct costs sebesar $80,000. Bagaimanapun juga ketika pengertian segmen dipersempit menjadi segmen sebagai lini produk divisi 2 maka hanya $70,000 yang tetap sebagai direct fixed costs¸ sedangkan $10,000 menjadi



17 | P a g e



common costs lini produk tersebut. Karena $10,000 ini dapat berupa depresiasi bangunan pabrik divisi 2. Depresiasi ini akan menjadi bagi lini produk yang dihasilkan dalam bangunan pabrik karena lini produk akan membagi manfaat yang diterima atas bangunan pabrik. Setiap alokasi depresiasi antara dua lini produk akan menciptakan beberapa dasar semaunya. Untuk menghindari hal ini, kita akan memperlakukan depresiasi bangunan sebagai common costs ketika divisi 2 disegmen menjadi lini produk. Jumlah $70,000 yang tetap sebagai direct fixed costs bahkan setelah divisi disegmen menjadi lini produk akan terdiri dari jumlah yang dapat dikaitkan langsung pada lini produk atas dasar yang tidak semaunya. Jumlah ini mungkin terdiri dari advertensi, misalnya yang dibelanjakan untuk promosi lini produk, yaitu sebesar $30,000 untuk model deluxe dan $40,000 untuk model reguler. Advertensi lini produk akan menjadi direct fixed costs divisi sebagai keseluruhan, dan masih akan merupakan direct cost ketika hanya mempertimbangkan lini produk dalam divisi, sebab biaya itu dapat dibebankan ke lini produk tanpa perlu melakukan alokasi semaunya. Segment Margin Segment Margin diperoleh dengan mengurangkan direct fixed costs segment dari contribution margin segment yang bersangkutan. Segment margin dipandang sebagai ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang segmen sebab dalam menghitung segment margin hanya digunakan biaya yang langsung dapat dilacak ke segmen. Jika dalam jangka panjang segmen tidak dapat menutup direct expense-nya sendiri, maka segment tersebut kemungkinan tidak boleh dipertahankan kecuali segment tersebut diperlukan bagi penjualan produk segment lain. Dari segi pengambilan keputusan, segment margin lebih bermanfaat dalam keputusan yang menyangkut kebutuhan dan kinerja jangka panjang. Sebaliknya, contribution margin lebih bermafaat dalam keputusan jangka pendek. Common cost tidak dialokasikan disegmen, namun hanya dikurangkan seluruhnya



untuk



mendapatkan



penghasilan



netto



perusahaan



sebagai



keseluruhaan. Untuk tujuan pelaporan eksternal FASB menghendaki bahwa semua common costs dialokasikan di antara segmen atas dasar yang layak.



18 | P a g e



Akuntan manajemen berpendapat bahwa tidak ada manfaat apapun pada keseluruhan laporan yang disegmen dengan mengalokasikan common cost di antara segmen. Alasannya adalah bahwa alokasi semaunya akan menjauhkan perhatian dari biaya yang seharusnya dikendalikan manajer segmen dan yang akan membentuk dasar nilai kinerjanya sebagai manajer segmen. Usaha mengalokasikan common fixed costs di antara segmen dapat menghasilkan data yang menyesatkan segment earnings atau dapat mengaburkan hubungan penting antara segment revenues. Alokasi common fixed costs yang semaunya sering menyebabkan segmen tampak tidak menguntungkan, padahal segmen ini dapat menyumbangkan banyak sisa dari direct cost-nya sendiri pada profitabilitas keseluruhan perusahaan. Biaya yang dialokasikan dapat mengarah pada penghapusan segmen dan menurunkan keuntungan total perusahaan.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Untuk



meningkatkan



efisiensi



secara



keseluruhan,



banyak



perusahaan memilih desentralisasi. Inti desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan. Perusahaan yang terdesentralisasi membentuk pusat pertanggung jawaban. Dalam setiap perusahaan terdapat masalah dalam pengalokasian biaya. Pendekatan kontribusi berusaha menangani masalah ini melalui 19 | P a g e



penetapan segmen organisasi dan melalui pengklasifikasian biaya sebagai direct costs atau common costs bagi segmen yang bersangkutan. Pendekatan kontribusi juga mengalokasikan biaya menurut perilaku biaya. Karena alasan inilah maka biaya yang dapat dilacak langsung ke segmen tertentu diklasifikasikan antara sebagai biaya variabel dan sebagai biaya tetap. Pengurangan total biaya variabel dari penjualan menghasilkan contribution margin, yang berguna dalam perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek. Selanjutnya, pengurangan biaya tetap langsung suatu segmen dari contribution margin akan menghasilkan segment margin. Segment margin sangat bermafaat bagi perencanaan dan pengambilan keputusan jangka panjang.



DAFTAR PUSTAKA Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen. 2016. Akuntansi Manajerial Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat Tuhardjo. 2012. Akuntansi Manajemen. Malang: Fakultas Ekonomi Negeri Malang



20 | P a g e