Serbuk Terbagi (Kapsul) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tanggal Praktikum



:



Jam Praktikum



: 08.30 – 11.00



Dosen Pembimbing : Kelompok Praktikum : 11



Laporan Praktikum Kuliah Sediaan Farmasi dan Terapi Umum Serbuk Terbagi (Kapsul)



Anggota Kelompok : Kanti Rahmi Fauziyah



(B04120125)



Ayu S Pandiangan



(B04120144)



LABORATURIUM FARMASI DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016



PENDAHULUAN Obat dapat disebut sebagai zat kimia yang dapat mempengaruhi fungsi faal makhluk hidup sedangkan dalam arti sempit obat merupakan zat kimia dengan cara pemberian dan dosis tertentu dapat digunakan untuk mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit hewan atau manusia. Dari kedua pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan penggunaan obat adalah untuk memperbaiki kondisi faal mahkluk hidup. Obat memiliki berbagai macam bentuk yang tergantung dari tiga faktor, yaitu jenis obat, penderita (pasien), dan penyakit pasien. Serbuk adalah salah satu bentuk sediaan obat yang merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Sediaan serbuk terdiri dari dua macam yaitu serbuk terbagi dan serbuk tidak terbagi. Salah satu contoh serbuk terbagi adalah obat untuk mengatasi penyakit diare, seperti yang dilakukan pada praktikum ini. Pembuatan obat serbuk perlu memperhatikan beberapa hal, contohnya adalah takaran bahan dan cara pencampuran. Oleh karena itu pelajaran tentang pembuatan serbuk perlu diketahui agar dalam membuat atau memberikan resep berbentuk serbuk tidak membahayakan pasien. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah mengetahui cara meracik bahan-bahan obat bentuk puyer atau serbuk terbagi sebagai obat dalam untuk mengurangi diare dan sakit kepala, cara pemberian obat, penulisan etiket, label obat, dan cara membungkus puyer agar tidak mudah rusak atau berceceran. TINJAUAN PUSTAKA Serbuk Terbagi (Pulveres) Ada enam ketentuan peracikan didalam dunia farmasi, yakni obat yang berbentuk kristal/bongkahan besar hendaknya digerus halus terlebih dahulu, obat yang berkhasiat keras dalam jumlah sedikit dicampur dengan zat tambahan dalam mortir, obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar merata, obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu, obat yang volumenya kecil



dimasukkan terlebih dahulu, dan tidak menggerus bahan serbuk dalam jumlah yang banyak sekaligus (Aulton 2002). Sediaan serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihasilkan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Macammacam sediaan serbuk yaitu serbuk terbagi (pulveres) dan serbuk tidak terbagi (pulvis). Pulveres adalah serbuk yang dapat dibagi-bagi dalam bobot dan dosis yang relatif sama dan dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Pulvis merupakan serbuk yang penggunaannya tidak bisa dibagi-bagi dan harus dalam satu kesatuan utuh. Untuk serbuk terbagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam. Sedian padat jenis ini dapat disimpan pada wadah yang tertutup dengan rapat (Himawati 2008). Papaverin HCl Papaverin adalah opium alkaloid yang berfungsi sebagai relaksasi otot polos. Papaverin digunakan untuk kejang saluran pencernaan dan ureter, serta pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah. Mekanisme kerja obat ini yaitu menghambat phosphodiesterases dan tindakan langsung pada saluran kalsium. Papaverin diserap di saluran cerna dan 54% didepo di lemak dan hati. Sisanya didistribusikan ke seluruh tubuh dan mampu mengikat 90% protein. Obat di metabolisme di hati dan dieliminasi melalui urin. Papaverin berefek meningkatkan aliran darah pada pembuluh darah arteri koroner dan menyebabkan dilatasi (pelebaran pembuluh darah arteri dan vena). Pada kasus angina pectoris (nyeri dada karena tidak cukupnya aliran darah ke jantung) papaverin memiliki efek yang positif tapi tidak meringankan rasa sakit. Bentuk parenteral diindikasikan untuk kejang vascular akut yang berhubungan dengan oklusi koroner, angina pectoris, embolism peripheral dan pulmonary, vasospastic pada pembuluh darah perifer, angiospastic otak, spasmus viscera seperti kejang empedu dan kolik. Selain itu obat ini juga bisa diaplikasikan intracavernosus untuk pengobatan impotensi. Kontra indikasi obat ini adalah bisa memblok atrioventrikular (AV) jantung. Obat ini disarankan untuk tidak dikunyah. Papaverin merupakan obat keras sehingga dapat menyebabkan efek samping



seperti berkeringat, sakit kepala, kelelahan, kulit kemerahan, gangguan perut, hilang nafsu makan, diare, konstipasi, maupun sakit perut hingga detak jantung irregular (MedlinePlus, 2011). Paracetamol Parasetamol berasal dari kata N-asetil-para-aminofenol asetominofen (versi amerika) atau para-asetil-amino-fenol parasetamol (versi inggris), memiliki berat molekul 151,17, rumus empiris obat ini adalah C8H9NO2. Parasetamol merupakan senyawa metabolit aktif fenasetin, namun tidak memiliki sifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Paracetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang sangat umum digunakan untuk mengobati sakit kepala,



flu



dan



demam.



Parasetamol



cukup



efektif



menangani



sakit



musculoskeletal pada anjing. Analgesik merupakan obat yang dapat meredakan rasa nyeri sedangkan antipiretik adalah senyawa obat yang dapat menghilangkan atau menurunkan demam, juga agen yang bekerja seperti itu (Dorland 2011). Sulfaguanidin Sulfaguanidin merupakan sulfonamide usus. Obat ini hanya sedikit sekali (5-10%) diserap oleh usus sehingga menghasilkan konsentrasi obat yang tinggi didalam usus besar. Sulfaguanidin ternyata lebih baik resorpsinya sampai lebih kurang 50% dan sebaiknya jangan digunakan untuk pengobatan infeksi usus berbung efek sistemisnya. Sulfaguanidin dahulu banyak dimasukkan dalam sediaan kombinasi antidiare, tetapi kini praktis tidak digunakan lagi (Tjay dan Rahardja, 2007). Saccharum lactis Saccharum lactis (sinonim dari laktosa) adalah gula disakarida yang terdapat dari sekresi susu mamalia. Sediaan ini digunakan untuk susu buatan (formula), pada pabrik makanan dan pada kepentingan farmasi; dalam dosis besar, berfungsi sebagai diuretik dan laksativa. Saccharum lactis merupakan bahan tambahan pada pembuatan obat kering (Anonim). Penggunaan zat ini biasanya sebelum menggerus zat aktif obat, yakni untuk menutup pori-pori mortar dan stamper agar konsentrasi zat aktif dalam obat tidak berkurang (Syamsuni 2006).



METODOLOGI PRAKTIKUM 1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan dan anak timbangan, batu kerikil, mortar dan stemper, kertas perkamen, kapsul, pot plastik dan etiket.. Bahan yang digunakan adalah Parasetamol, Sulfaguanidin, Papaverin HCl, Sacharum Lactis, Ol. Menthaepip. 2. Metode kerja Timbangan yang digunakan disetarakan dengan penambahan beban pada bagian kiri dan atau kanan timbangan kemudian timbangan dialas dengan kertas perkamen kemudian disetarakan lagi. Dilakukan penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan yaitu Parasetamol 2,0 g, Sulfaguanidin 1,0 g, Papaverin HCl 0,2 g dan Sacharum Lactis 2,0 g. Mortar kering dan bersih disiapkan, kemudian Sacharum laktis (SL) dimasukkan dan digerus hingga homogen. Penggerusan SL terlebih dahulu juga untuk menutup pori-pori mortar. Papaverin HCl dimasukkan dan digerus hingga homogen, kemudian disisihkan. Sulfaguanidin digerus kemudian ditambahkan 1/3 SL dan dihomogenkan, kemudian tambahkan Papaverin dan 1/3 SL yang disisihkan tadi dan dihomogenkan kembali. Parasetamol digerus dan ditambahkan 1/3 sisa SL kemudian dihomogenkan. Setelah homogen Parasetamol dan SL ditambahkan campuran Papaverin HCl, Sulfaguanidin dan SL yang telah dihomogenkan tadi. Hasil sediaan tersebut dibagi dua di atas timbangan, masing-masing bagian dibagi lima diatas kertas perkamen, kemudian siapkan kapsul dan serbuk obat dimasukkan ke dalam kapsul secara perlahan dan dimasukkan ke dalam pot plastik. Dinding luar pot plastik diberi etiket berwarna putih, ditambah tulisan bahwa obat tidak boleh diulang tanpa resep dokter hewan. 3. Resep 4. Perhitungan Dosis Perhitungan Obat Keras yang digunakan adalah:



Dosis Maksimum (DM) sekali : 250 mg DM sehari Rumus =



: 1000 mg (1 g) n n+12



x DM



Sekali



= 3/ 15 x 250 mg



= 50 mg



atau 0,05 g



Sehari



= 3/15 x 1000 mg



= 200 mg



atau 0,2 g



% sekali



= 0,03/ 0,05 x 100% = 60%



% sehari



= 3 x 0,03/0,2 x 100%= 45%



Bahan yang diperlukan Parasetamol



= 2,0 g



Sulfaguanidin = 1,0 g Papaverin HCl= 0,2 g Elaeosh.menthapip =0,2 g (SL 2 g + 1 tetes Ol.menthapip) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil



Gambar 1 Proses pemasukan serbuk ke dalam kapsul



Gambar 2 Sediaan kapsul dalam pot plastik Pembahasan Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian dalam secara oralatau untuk pemakaian luar. Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dengan dibungkus kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok (Syamsuni 2006). Serbuk dan granul dapat digunakan untuk memberikan keuntungan pada sejumlah cara yang berlainan seperti serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan, masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak



ditemukan dalam sediaan serbuk, obat yang tidak stabil dalam suspense atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk, obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapatdibuat dalam bentuk serbuk serta dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita. Sedangkan kerugian dari obat serbuk adalah tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak, terkadang menjadi lembap atau basah pada penyimpanan. Obat sakit perut/mules adalah obat atau agen berupa serat yang mengurangi gejala diare. Obat-obatan antidiare paling efektif adalah derivate opioid, yang menurunkan motilitas usus agar memungkinkan waktu yang lebih besar untuk penyerapan air dan elektrolit. Serat bertujuan sebagai pembentuk, meningkatkan konsistensi feses tetapi tidak dapat menurunkan kehilangan cairan dan elektrolit. diare infeksius mungkin memerlukan antibiotik jika parah. Pembuatan obat sakit perut ini dibuat dalam bentuk puyer karena lebih mudah diserap tubuh sehingga daya kerjanya cepat. Papaverin HCl berfungsi sebagai antispasmodic, agar usus tidak berkontraksi terus menerus. Paracetamol sebagai analgesik dan antipiretik, untuk membantu mengurangi rasa sakit dan dapat menghilangkan sakit kepala (jika disertai sakit kepala). Sulfaguanidin sebagai antibakterial jika diare dikarenakan bakteri flora normal yang berlebih. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sepuluh butir kapsul obat sakit perut serta sakit kepala/pusing. Dalam memasukkan obat ke dalam kapsul, yaitu obat dibagi terlebih dahulu dengan timbangan (sama rata) kemudian masing2 dibagi ke dalam 5 bagian. Pemasukan serbuk ke dalam kapsul memerlukan teknik yang baik agar dosis obat tidak berkurang. Setelah semua serbuk masuk, maka kapsul harus dikunci agar tidak mudah terbuka kembali. Penggulangan obat serbut terbagi tersebut harus disertai dengan resep dokter, karena mengandung obat keras (papaverin HCl) dan antibiotic (sulfaguanidin). Jika penggunaannya tidak tepat, maka akan menimbulkan kondisi abnormal lainnya. Pada pot obat selain ditempelkan etiket putih sebagai penanda obat dalam, ditempelkan juga label “Tidak boleh diulang tanpa resep dokter hewan”. Pada resep obat, tertulis singkatan m.f.pulv.No.X (misce fac pulveres numero X) yang artinya ambil dan buatlah serbuk terbagi ke dalam sepuluh



bagian; dan s.t.d.d 1 pulv a.c (signa ter de die uno pulveres ante cibos) yang artinya buatlah tanda tiga kali sehari, satu takaran sebelum makan. Pembuatan obat ini dilakukan dengan membagi seluruh resep ke dalam sepuluh bagian; berbeda dengan praktikum sebelumnya, yaitu resep yang tertulis di kali sepuluh. Kemasan yang digunakan pada pembuatan serbuk terbagi salah satunya dengan menggunakan kapsul. Kapsul merupakan bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dimasukkan ke dalam cangkang yang sesuai untuk pemberian obat. Kapsul biasanya dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat lain. Kapsul dapat digulongkan secara besar yaitu kapsul keras dan kapsul lunak. Kapsul keras biasanya digunakan untuk bentuk kering, serbuk atau pellet sedangkan kapsul lunak biasanya digunakan untuk minyak dan komposisi obat yang tidak terlarut atau seuspensi dalam minyak/ kapsul terbuat dari bahan seperti protein hewan biasanya gelatin, polisakarida tumbuhan atau derivate klarbohidrat dan selulosa. Tujuan penggunaan kapsul sebagai pengemas adalah menutupi bau dan rasa yang kurang enak, mencegah rusaknya zat berkhasiat dalam lambung, mencegah iritasi lambung, serta memberikan efek estetika dan psikologis. Kapsul yang digunakan dalam praktikum ini termasuk two piece gel encapsulation. Kapsul ini terdiri dari dua bagian yang harus dibuka terlebih dahulu untuk memasukkan zat. Serbuk yang dimasukkan ke dalam kapsul meliputi bahan aktif, zat pembawa, pengisi, glindant dan preservasi.



DAFTAR PUSTAKA Aulton ME. 2002. Pharmaceutics the Science of Dosage Form design 2nd edition, Edinburgh: Churchill Livingstone, pp. 534-543. Dorland WA. 2011. Kamus Saku Kedokeran Dorland. Jakarta: EGC Himawati ER. 2008. Peracikan Sediaan Serbuk. Preskripsi-I.pdf. [6 Maret 2016] MedlinePlus. 2011. Papaverine [terhubung berkala]. US National Library of Medicine, http://medlineplus/papaverin.html [6 Maret 2016]. Syamsuni H. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC Pr.



Tjay TH dan Rahardja K. 2007. Obat-obat penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek sampingnya ed.6. Jakarta: Gramedia.