Si Cantik Dan Buruk Rupa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SI CANTIK DAN BURUK RUPA Dahulu kala ada sebuah istana yang sangat megah yang dihuni oleh seorang pangeran yang gagah berani yang terkenal dengan dengan ketampananya. Dia tinggal di Istana bersama dengan seorang ratu dan dikawal oleh seorang pengawal setianya. Pada suatu hari di balkon Istana terlihat Pangeran dan Sang Ratu sedang berbincang… Ratu



: Sayang, nak kamu itu mau kemana sih pagi-pagi buta begini? Ibu sudah buatkan kamu sarapan lho, apa tidak di makan dulu? (sambil membawakan makanan)



Pangeran



: Gausah bu, aku ini ingin berburu di hutan aku ingin berburu seekor kijang bu. (sambil membawa anak panah dan mengusap usap panahan dengan gaya yang antusias)



Ratu



: Makanlah nak sedikit, ibu sudah memasaknya untukmu. (melihat ke makanan dengan wajah sedih)



Pangeran



: Baiklah bu. (sambil makan) Bu, sebaiknya aku segera berangkat ke hutan, aku sudah menghabiskan makanannya.



Ratu



: Ya sudah kalau begitu hati-hati nak, kamu ke hutan dengan siapa?



Pangeran



: Aku mengajak Bara bu ajudanku. Bara ! Kemarilah !



Ajudan



: Siap tuan, ada apa?



Pangeran



: Hari ini kita akan pergi ke Hutan mencari kijang.



Ajudan



: Siap, tuan.



Pangeran



: Aku berangkat dulu bu.



Ratu



: Hati-hati nak.



Pangeran dan Ajudan berjalan ke Hutan. Tiba-tiba di Hutan mereka bertemu dengan seorang gadis desa. Gadis Desa



: Selamat pagi pangeranku yang tampan. Kamu pasti datang kemari mencariku kan sayang?



Pangeran



: Siapa kamu? Saya memang tampan, tapi saya tidak mencari gadis jelek sepertimu.



Gadis Desa



: Aku ini paling cantik di desa ya pangeran. Pasti Pangeran tidak lama lagi juga akan datang melamarku dan menikahiku.



Pangeran



: Lebih baik kamu ambil cermin dan ratapi saja nasib jelekmu itu. Menjijikan.



Gadis Desa



: Sombong sekali pangeran ini, lihat pembalasanku pangeran! Lihat saja! (lalu marah dan sembari pergi)



Pangeran dan Ajudan pergi mencari kijang dan gadis desa pergi kembali ke desanya dan menemui seorang penyihir ua yang terkenal sangat sakti tempatnya tersembunyi dan tidak banyak yang mengetahuinya. Gadis Desa



: Permisi, aku ingin bertemu madam. Tok tok (mengetuk pintu dan berteriak)



Madam



: Masuk saja. Ada apa? (dengan suara yang besar dan datar, wajah yang tak berekspresi dan menyeramkan)



Gadis Desa



: Aku ingin meminta sesuatu Madam, apa kau bisa membuatkan ku ramuan pengubah wajah? Aku ingin pangeran yang tampan berubah menjadi jelek sampai sampai orang tidak mau melihatnya dan tidak mengenali wajah aslinya.



Madam



: Hahaha (ketawa menyeramkan) apapun bisa aku buat dengan mudah gadis kecil. (sambil memegang air dalam gelas dan dibacakannya mantra lalu di putar di atas bola sihirnya lalu menumpahkan ke dalam wadah ramuan). Ini dia ramuan pengubah wajah yang kamu inginkan, ini sangat ampuh. Wajahnya akan berubah menjadi jelek sekali hahaha (ketawa jahat)



Gadis Desa



: Waw, hahaha aku sangat senang sekali madam. Apa penangkal dari ramuan ini madam?



Madam



: Ramuan ini abadi, tapi jika ada seorang gadis yang dengan tulus menerima cinta dan mencintai pangeran kutukannya akan berakhir.



Gadis Desa



: Hahaha kalau dia sudah buruk rupa pasti tidak ada satupun perempuan yang akan mencintainya. Baiklah, sebagai imbalannya aku bawakan kau makanan kesukaan mu Madam dari Hutan Hitam.



Maddam



: Baiklah. Hahaha (ketawa seram)



Keesokan harinya pangeran datang kembali ke hutan untuk berburu kijang. Lalu pangeran bertemu dengan Gadis desa kembali di hutan. Gadis desa



: Hai selamat pagi kembali pangeranku yang tampan. Apakah semalam kau memimpikanku? Aku sangat merindukanmu.



Pangeran



: Apa kau kemarin belum bercermin? Kau dan kata-katamu sangat menjijikan.



Gadis desa



: Aku sudah bercermin kok pangeran aku memang cantik. Tapi… (sembari bercermin dan bergaya kemudian menumpahkan ramuan ke muka pangeran) oops!



Pangeran



: Arrrgggghhh !!! muka ku panas! (pangeran berlarian kepanasan dan wajahnya berubah menjadi buruk rupa) apa-apaan ini!



Gadis desa



: Nih (memberikan/melemparkan cermin) Sekarang coba pangeran bercermin, lalu ratapi nasibmu. Hahaha (sambil pergi dan tertawa keras)



Pangeran



: Kurang ajar! Kenapa mukaku menjadi seperti ini? Aaaargh!



Keesokan harinya Pangeran dan Ajudan pergi kembali ke Hutan. Melihat buah-buahan untuk umpan kijangnya di rusak oleh seseorang. Pangeran



: Kau mau kemana kan buah-buahan buruanku?



Ibu Putri



: Ampun tuan, Maaf. Saya tidak tahu kalau ini buah-buahan untuk binatang buruan. Ampuni saya tuan.



Pangeran



: Tidak bisa! Sebagai hukumannya kau harus menjadi budak ku di istana selama satu tahun.



Ibu Putri



: Tapi tuan saya memiliki anak gadis di rumah ia tinggal bersama saya saja. Saya tidak tega meninggalkannya sendirian tuan. Dia pasti cemas nantinya.



Pangeran



: Baiklah Ajudan saya akan mengantarkan kau kepada anak gadismu menemanimu berpamitan setelah itu kau menjadi budakku.



Ibu Puti



: Baiklah pangeran.



Pangeran menunggu di Hutan. Ajudan dan Ibunya Putri menemui Putrinya.



Putri



: Ada apa ini ibu? Kenapa ada pengawal kerajaan kesini bu? (ekspresi khawatir).



Ibu Putri



: Maafkan ibu nak, ibu melakukan kesalahan, ibu mengambil buah-buahan dari Hutan tapi ibu tidak tahu kalau ini semua milik kerajaan. Ibu harus menjadi budak di Istana selama setahun nak.



Putri



: Biar aku saja bu yang menggantikan ibu menjadi budak di Istana. Aku tidak mau ibu menjadi budak bu. Biarkan aku saja yang menggantikan ya bu? Aku mohon. Aku janji aku akan baik saja dan secepatnya pulang.



Ibu Putri



: Maafkan ibu ya putri, Hati-hati ya nak disana. Sering berkunjung untuk sekedar mengabari ya, ibu selalu menunggumu disini. (sambil nangis)



Ajudan



: Mari Putri sudah waktunya kembali ke Istana.



Putri dan Ajudan kembali ke Hutan menjemput Pangeran lalu kembali ke Istana. Pangeran



: Loh, kemana wanita itu Bara Ajudanku?



Ajudan



: Ini Putri tuan, anak dari ibu yang tadi. Dia ingin menggantikan ibunya menjadi budak di Istana.



Pangeran



: Baiklah kita bawa dia ke Istana sekarang.



Sesampainya di Istana.. Pangeran



: Nah, putri kamu istirahat dulu saja.



Ratu



: Siapa anak cantik ini nak?



Pangeran



: Dia akan tinggal disini bu sampai beberapa hari.



Ratu



: Ya sudah mari ibu antarkan kamu ke kamar, kamu ganti baju dulu ya.



Putri



: Tapi bukankah saya disini menjadi budak pangeran?



Pangeran



: Kamu istirahat saja, besok saja saya beritahu kamu.



Putri



: Baik pangeran. (sambil jalan ke kamar bersama ratu)



Keesokan harinya di taman Istana terlihat Putri sedang menyirami bunga-bunga. Pangeran



: Sedang apa kamu disini?



Putri



: Aku sedang menyirami bunga pangeran.



Pangeran



: Kamu sangat cantik sekali, kamu rajin pula, aku menyukaimu sejak pertama kali melihat mu Putri.



Putri



: Apa pangeran?



Tiba-tiba Gadis Desa dan Penyihir datang Gadis Desa



: Hahaha rupanya kamu sudah bertemu dengan pujaan hatimu ya pangeran. Tapi aku tidak rela bila melihatmu bersamanya. Madam, tolong bantu aku membunuh Pangeran sekarang.



Ajudan



: Ada apa ini?



Maddam



: Hyaaaa!



(Ajudan dan Penyihir adu senjata dan kekuatan) Pangeran



: Putri, tetaplah di belakangku. Aku akan melindungimu dari manusia jahat satu ini.



Putri



: Baik pangeran.



Gadis desa



: Akan ku bunuh kau pangeran! (gadis desa membawa pisau dan bertengkar dengan Pangeran)



Ajudan dan Pangeran terjatuh dengan luka tusuk dibagian perut Pangeran. Gadis Desa dan Penyihir tertawa. Putri



: Pangeran, jangan mati. (sambil menangis dan menopang Pangeran). Aku juga menyayangimu Pangeran.



Tiba-tiba Pangeran berubah menjadi seperti semula. Dan terbangun. Gadis Desa dan Penyihir terkena gatal-gatal, panas, dan timbul bercak bercak penyakit kulit dan melarikan diri saat itu juga sambil berteriak-teriak.



Putri



: Pangeran? Apa kau baik-baik saja? Kenapa kau berubah? (terkejut)



Pangeran



: Akhirnya kutukan ini terlepas dariku. Aku kembali seperti semula berkat putri. Aku mendengarnya, kau menyayangiku dengan tulus. Terimakasih Putri. (terbangun dari tidurnya dan menjabat tangan si Putri)