Sifilis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SIFILIS STADIUM 1DAN 2



DEFINISI Sifilis adalah penyakit  infeksi yang dapat  digolongkan Penyakit  Menular Seksual (PMS),  yang disebabkan oleh  Treponema palidium,  yang bersifat kronis dan  bekerja secara sistemik.



EPIDEMIOLOGI pada Abad ke-15  wabah sifilis  Setelah 1860, perbaikan sosioekonomi  morbiditas penyakit me↓  Selama PD II, insidens penyakit me↑, mencapai puncak pada 1946.  Ditemukan penisilin  insidens penyaki me↓  Eropa



Pada tahun 2011   72% kejadian syphilis berhubungan dengan seks  laki­laki dengan laki­laki.   360 kasus untuk syphilis kongenital yaitu anak  atau bayi yang mendapatkan syphilis dari  ibunya.  Sifilis diderita oleh waria 25%, pekerja seks  langsung 10%, pria yang berhubungan seks  sesama pria 10%, pekerja seks tidak langsung  3%, dan narapidana 3%. (Kementrian Kesehatan  Republik Indonesia)  



ETIOLOGI Kuman Treponema pallidum ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman (1905)  Bentuk spiral; panjang 5­ 20 mikron  dan lebar 0,1­ 0,2 mikron.  Gerakan berotasi undulasi sisi ke sisi  Mati pada kekeringan, panas,  antiseptik ringan, hidup beberapa  lama di luar tubuh  Sifilis ini juga dapat menular melalui  hubungan seksual dengan penderita  sifilis dan kontak kulit dengan lesi  yang mengandung T. Pallidum. 



KLASIFIKASI



Klasifikasi (WHO) berdasarkan faktor epidemiologi : Sifilis dini ◦ Perjalanan penyakit < 2 tahun ◦ Menular ◦ Masih ditemukan kuman Treponema pallidum di lesi kulit 2. Sifilis lanjut ◦ Perjalanan penyakit > 2 tahun ◦ Tidak menular ◦ Tidak ditemukan kuman di lesi kulit, kecuali ibu hamil yang menderita stadium lanjut,  Treponema pallidum dapat melalui plasenta masuk ke tubuh janin. 1.



Klasifikasi sifilis secara klinis:  1. Sifilis kongenital ( bawaan)  2. Sifilis akuisita ( didapat)



SIFILIS PRIMER (S I)  Waktu inkubasi : 9­90 hari, umumnya  3  minggu  Lesi pertama siofilis berupa chancre biasanya  didaerah anogenital   Umumnya lesi hanya 1: papel yg kemudian menjadi papel erosi / ulkus : ULKUS DURUM 



 a. b. c. d. e. f. g. h.



Ciri khas ULKUS DURUM Biasanya soliter Berbentuk bulat atau lonjong Berukuran beberapa 1- 2 cm Tepi ulkus teratur, berbatas tegas dengan tanda-tanda radang negatif Dinding ulkus tegak Permukaan dasar ulkus bersih, berwarna merah Isi ulkus berupa cairan serus Pada perabaan terdapat indurasi (durum) dan tidak nyeri tekan (indolen)



lidah



Ulkus durum di



Ulkus durum



SIFILIS SEKUNDER (S II)  Timbul ruam sifilis sekunder, 3 minggu setelah  terjadi chancre atau setelah 6­8 minggu setelah  infeksi.  fase yang sangat menularkan penyakit  Tanpa rasa rasa gatal.  Kelainan sistemik didahului gejala prodromal : Nyeri otot, sendi, suhu subfebril, sukar menelan (angina sifilitika), malaise, anoreksi & sefalgia. 



Pada pemeriksaan dijumpai :  Kelainan tubuh seperti selaput lendir, kelenjar, dan organ tubuh lain a. Kuku : onikia, rapuh dan kabur b. Mata : uveitis anterior, korioretinitis c. Tulang : periostitis d. Hepar : hepatomegali, hepatitis e. Ginjal, meningen 



Kelainan Kulit : 



     



Makula eritem, bulat lonjong (roseola sifilitika) terutama  dada, perut, punggung, lengan, tangan Papel - batas kulit rambut kepala (korona veneris) Papula arsiner, sirsiner dan polisiklik Papula diskret - telapak tangan dan telapak kaki Papula korimbiformis Kondiloma lata - kulit lipatan-lipatan yang lembab & hangat Papula + folikulitis yang dapat  alopesia sifilitika







Kelainan selaput lendir :







Mucous patch - banyak mengandung T pallidum, Bentuk bulat, kemerahan  ulkus Kelainan  mukosa bibir, pipi, laring, tonsil dan genital. Kelainan kelenjar Pembesaran kelenjar  seluruh tubuh Kelenjar - kelenjar getah bening superfisialis  terutama suboksipital, sulkus bisipitalis & inguinal. Pada aspirasi kelenjar akan ditemukan T. pallidum.



    



Sifilis Stadium II, makulopustula



Sifilis Stadium II, Papuloskuama



Sifilis stadium II, Mucous patch - tongue



Sifilis II, Interstitial glossitis



DIAGNOSA DIAGNOSA



Anti bodi IgM  mendeteksi  Treponema  pallidum.



Memeriksa dengan  menggunakan  mikroskop scotopic. 



Serologi Sifilis.



Pemeriksaan  Molecular biology  sifilis.



Pemeriksaan  cairan sumsum  tulang belakang.



PENGOBATAN Sifilis dapat sembuh jika diobati pada tahap awal infeksi  terjadi.   Penderita sifilis diberi antibiotik penisilin (paling efektif).   Bagi yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4×500  mg/hr, atau eritromisin 4×500 mg/hr, atau doksisiklin  2×100 mg/hr.   Sefaloridin memberi hasil baik pada sifilis dini,  Azitromisin dapat digunakan untuk S I dan S II.  Lama pengobatan 15 hari bagi S I & S II dan 30 hari  untuk stadium laten  Eritromisin diberikan bagi ibu hamil  Doksisiklin memiliki tingkat absorbsi lebih baik dari  tetrasiklin yaitu 90­100%, sedangkan tetrasiklin hanya  60­80%. 



PENGAWASAN Pengawasan terhadap penderita sifilis, yang  harus dilakukan adalah pemeriksaan klinis dan  serologis (STS) kuantitatif ulangan dengan jarak  (interval) waktu adalah sebagai berikut :  Terhadap penderita sifilis primer dan sekunder   Setiap bulan sampai 3 bulan sesudah  pengobatan dimulai  Seterusnya setiap 3 bulan sampai setahun  sesudah pengobatan dimulai  Kemudian bulan ke 18 dan ke 24 sesudah  pengobatan dimulai 



UPAYA PEMERINTAH  Melakukan upaya skrining pada orang­orang  yang beresiko  Pembagian kondom untuk komunitas yang  beresiko  Membuat terobosan obat­obat herbal bagi  penderita  Promosi kesehatan mengenai dampak dan  bahaya seks bebas, kaitannya dengan dampak  dan penularan PMS 



Terimakasih 