Sifilis Kongenital [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS SIFILIS KONGENITAL



Pembimbing: Disusun Oleh:



KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI - BOGOR PERIODE PERIODE FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA 2021



1



IDENTITAS PASIEN Nama Lengkap



: By. A



Tempat/Tanggal Lahir



: Bogor, 14 Januari 2021



Alamat



: Kp. Jaya Sari



Pekerjaan



:-



Status perkawinan



: Belum menikah



Suku Bangsa



: Sunda



Umur



: 2 hari



Jenis Kelamin



: Perempuan



Pendidikan



:-



Agama



: Islam



Tanggal Masuk RS Ciawi



: 14 Januari 2021



Tanggal Keluar RS Ciawi



:



1.



ANAMNESIS



Tanggal 16 Januari 2021 Jam 08.00 WIB. Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis. Keluhan Utama



: Bayi lahir dengan ibu sifilis



Keluhan Tambahan : Ruam di bagian kaki Riwayat Penyakit Sekarang : HMRS Ibu mengatakan bayi lahir dengan cara section caesaria, menangis kuat, BAK (+) ASI (+) dan bayi menyusu dengan kuat, BAB (+) terdapat ruam di kaki setelah lahir, demam (-) Riwayat Penyakit Dahulu: -



Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa.



Riwayat Penyakit Keluarga: -



Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat keluhan serupa



-



Riwayat alergi / atopi disangkal.



2



Riwayat Lingkungan: 



Ibu pasien merupakan ibu rumah tangga







Ayah pasien merupakan supir grab



Riwayat Perinatal: Selama ibu pasien mengandung, ibu mengetahui menderita sifilis saat kehamilan menginjak 6 bulan, ibu baru berobat 3 minggu yang lalu sebelum melahirkan 1x suntik, pernikahan pertama selama tujuh tahun, ibu memiliki tato dan berhenti merokok saat usia 6 minggu, Ibu juga mengatakan selama kehamilan hanya mengkonsumsi vitamin dan obat penambah darah.. Kesimpulan: Ibu mengalami infeksi sifilis saat kehamilan Riwayat Persalinan Pasien lahir pada tanggal 14 Januari 2021. Pasien lahir di RS secara section caesaria, Saat lahir usia kandungan sudah cukup bulan (>37 minggu). Ibu mengatakan saat lahir pasien langsung menangis dengan kencang. Berat badan lahir pasien adalah 2600 gr (BBLN) Panjang badan 48 cm. Riwayat ASI Pasien mendapat ASI eksklusif hingga sekarang. Riwayat Imunisasi: Pasien melakukan imunisasi dasar lengkap sesuai usia di RS Usia 0 bulan : HBO (-) Kesimpulan : Riwayat imunisasi belum diberikan Riwayat Tumbuh Kembang: Pasien saat ini berusia 2 hari pasien dapat merespon suara, dan mencengkram tangan orang. Status Gizi: BB: 2.6 Kg ; TB: 48 cm IMT: 11.3 ; 3



Berdasarkan kurva WHO untuk anak perempuan usia 0-2 tahun 



BB/U : BB normal (diatas persentil -2)







PB/U : Perawakan normal (diatas -2)







IMT/U : Gizi normal (dibawah -1 SD)







BB/TB : Status Gizi normal (diatas -2 SD)



4



5



6



7



2. PEMERIKSAAN FISIK Tanggal : 16 Januari 2021 Jam 08.15 WIB pemeriksaan di bangsal seruni Pemeriksaan Umum Keadaan Umum



: Tampak Sehat



Kesadaran



: Compos Mentis, GCS 15 (E 4 V5 M6)



Tanda Vital Frekuensi Nadi



: 143x/menit, Regular, Isi Cukup



Frekuensi Napas



: 43 x/menit, Regular,



Saturasi Oksigen



: 99%



Suhu Tubuh



: 36.9C



Data Antropometri : BB: 2.6 kg; TB: 48 cm Berdasarkan kurva WHO untuk anak perempuan usia 0- 2 tahun BB/TB : Status Gizi normal Pemeriksaan Sistem •



Kepala Normocephali, tidak ada deformitas, rambut hitam terdistribusi merata, rambut tidak mudah dicabut, tidak teraba benjolan di kepala, nyeri tekan (-)







Mata 8



Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), mata cekung(-/-), pupil bulat isokor, diameter 3 mm, Refleks Cahaya +/+, Kornea Jernih •



Mulut Lidah kotor (-), lidah kering (-) dinding faring posterior hiperemis (-), Tonsil T1-T1 tidak hiperemis







Telinga Normotia, liang telinga lapang +/+, sekret -/-, serumen -/+, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-, nyeri tarik aurikula-/•



Hidung Saddle nose (+), deviasi septum (-), napas cuping hidung (-), sekret -/-, darah -/-, mukosa hiperemis -/-







Leher Trakea letak di tengah, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, nyeri tekan (-). Tidak ada pembesaran KGB submandibula, cervical, supra-infraclavicula, nyeri tekan (-)







Thoraks Paru



:I: Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris Retraksi dinding dada suprasternal (-), interkostal (-) P: Stem fremitus kanan-kiri depan-belakang sama kuat Tidak teraba benjolan P: Sonor, batas paru hepar di ICS V MCL dextra A: Suara napas vesikuler (+/+), Rhonki(-/-), Wheezing (-/-)



Jantung



: I: Ictus cordis tidak tampak P: Ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra P: Batas jantung tidak melebar Redup, batas jantung kanan misdternum Redup, batas jantung kiri di ICS V MCL sinistra Redup, batas jantung atas di ICS III PSL sinistra A: Bunyi jantung I dan II normal, Murmur (-), Gallop (-)







Abdomen







Inspeksi



: Datar, supel







Auskultasi



: Bising usus (+) 8x/menit normal







Perkusi



: Timpani di 4 Kuadran 9







Palpasi



: Nyeri tekan (-) di Epigastrium, hepar dan limpa tidak



teraba membesar •



Ekstremitas Akral hangat, oedem (-), CRT 4 kali titer maternal umumnya tidak dihasilkan dari transfer pasif, dan diagnosis dianggap pasti atau sangat mungkin. Penyakit ibu yang didapat pada akhir kehamilan dapat ditularkan sebelum pembentukan antibodi. Jadi, pada neonatus dengan titer yang lebih rendah tetapi manifestasi klinis yang khas, sifilis juga dianggap sangat mungkin terjadi. Pada neonatus tanpa tanda-tanda penyakit dan titer serologis rendah atau negatif, sifilis dianggap mungkin terjadi; pendekatan selanjutnya tergantung pada berbagai faktor ibu dan bayi . Kegunaan uji fluoresen untuk antitreponemal IgM, yang tidak ditransfer melalui plasenta, masih kontroversial, tetapi uji tersebut telah digunakan untuk mendeteksi infeksi neonatal. Setiap tes nontreponemal positif harus dikonfirmasi dengan tes treponemal spesifik untuk mengecualikan hasil positif palsu, tetapi tes konfirmasi tidak boleh menunda pengobatan pada bayi yang bergejala atau bayi dengan risiko tinggi infeksi. Sifilis kongenital lanjut



17



Diagnosis sifilis kongenital lanjut berdasarkan riwayat klinis, tanda fisik yang khas, dan tes serologis positif (lihat juga Sifilis: Tes diagnostik untuk sifilis). Tiga serangkai Hutchinson dari keratitis interstitial, gigi seri Hutchinson, dan ketulian saraf kranial ke-8 adalah diagnostik. Kadang-kadang tes serologi nontreponemal standar untuk sifilis negatif, tetapi tes absorpsi antibodi treponema fluoresen (FTA-ABS) positif. Diagnosis harus dipertimbangkan dalam kasus tuli yang tidak dapat dijelaskan, kemunduran intelektual yang progresif, atau keratitis.



Gambar 2 . Manifestasi dari sifilis lanjut



Gambar 3. Gambaran serologi sifilis 2 Follow up



18



Semua bayi yang seropositif dan mereka yang ibunya seropositif harus menjalani titer VDRL atau RPR setiap 2 hingga 3 bulan sampai tes tidak reaktif atau titer menurun 4 kali lipat. Pada bayi yang tidak terinfeksi dan berhasil diobati, titer antibodi nontreponemal biasanya tidak reaktif dalam 6 bulan. Antibodi treponemal yang didapat secara pasif mungkin ada lebih lama, mungkin 15 bulan. Penting untuk diingat untuk menggunakan tes nontreponemal spesifik yang sama untuk memantau titer pada ibu, neonatus, bayi, dan anak kecil dari waktu ke waktu.Jika VDRL atau RPR tetap reaktif setelah usia 6 hingga 12 bulan atau titer meningkat, bayi harus dievaluasi ulang (termasuk pungsi lumbal untuk analisis CSF, dan hitung darah lengkap dengan jumlah trombosit, rontgen tulang panjang, dan tes lain secara klinis. ditunjukkan). 2.1.6



Tatalaksana 9



Ibu dengan infeksi sifilis -



Bila hasil serologis pada ibu positif dan sudah diobati dengan penisilin 2,4 juta unit dimulai sejak 30 hari sebelum melahirkan, bayi tidak perlu diobati



-



Bila ibu tidak diobati atau diobati secara tidak adekuat atau tidak diketahui status pengobatannya , maka : o Beri bayi aqueous crystalline penicillin G 50.000 U/kg/dosis IM/IV tiap 12 jam selama 7 hari pertama usia kehidupannya, dilanjutkan tiap 8 jam sampai 10-14 hari atau aqueous procaine penicillin G 50.000 U /kg IM dosis tunggal selama 10-14 hari o Beri ibu dan ayahnya benzatin penisilin 2,4 juta unit IM dibagi dalam dua suntikan pada tempat yang berbeda o Rujuk ibu dan ayahnya ke RS yang melayani penyakit menular seksual untuk tindak lanjut



19



Gambar 4. Algoritma tatalaksana anak dengan ibu seropositif 2.1.7



Prognosis 3 Prognosis yang sangat baik jika didiagnosis dan dirawat dengan tepat dan



tepat waktu. Sifilis mudah diobati dengan penisilin. Namun, ada peningkatan risiko untuk hasil yang lebih buruk dan kemungkinan kematian pada: -



Bayi premature



-



Mereka yang mengalami keterlambatan atau tidak menerima perawatan yang tepat



-



Pasien yang menunjukkan penyebaran penyakit yang luas dengan kegagalan banyak organ



-



Bayi dengan reaksi Jarisch-Herxheimer yang parah setelah pengobatan.



20



DAFTAR PUSTAKA 1. The Lancet Congenital syphilis in the USA. Lancet. 2018 Oct 06;392(10154):1168 2. Davis ID, Avner EDDiarrheaIn: Kliegman RM, Stanton BM, Geme J, Schor N, Behrman RE, editors. Nelson’s of Pediatrics. Edisi ke-20. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2016 3. Hussain S, Vaidya R. Congenital Syphilis [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2021 [cited 20 January 2021]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537087/#:~:text=Congenital%20syphilis %20(CS)%20is%20caused,signs%20and%20symptoms%20to%20stillbirth.



4. Siagian, M. Diagnosis dan Tata Laksana Sifilis Kongenital. Sari Pediatri. 2003;5(2):52-57.



5. L. Tesini B. Congenital Syphilis - Pediatrics - MSD Manual Professional Edition [Internet]. MSD Manual Professional Edition. 2020 [cited 20 January 2021]. Available from: https://www.msdmanuals.com/professional/pediatrics/infections-inneonates/congenital-syphilis



6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Sifilis Untuk Pengendalian Sifilis di Layanan Kesehatan Dasar. In: Depkes. 2013. Available from: http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/PEDOMAN_TATALAKSANA_S IFILIS_PUSKESMAS___merah_ok.pdf 7. Baker C. Red book atlas of pediatric infectious diseases. Washington, DC: American Acad. of Pediatrics; 2013.



8. Congenital Syphilis - 2015 STD Treatment Guidelines [Internet]. Cdc.gov. 2021 [cited 20 January 2021]. Available from: https://www.cdc.gov/std/tg2015/congenital.htm



9. IDAI. 2011. Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.



21