15 0 122 KB
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PADA PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Keperawatan Jiwa Pembimbing Akademik : Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep.
Nama Anggota Kelompok : Yunita Anggerina Koroh
22020120210092
Denny Safiudin
22020120210087
Qodri Rhomadoni Dewi
22020120210038
Annisa Hilda Aunillah
22020120210031
Intan Indah Sari
22020120210041 Kelompok 9A
PROGRAM PENDIDIKAN NERS ANGKATAN 36 DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) I PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN PERTEMUAN KE-1 I. PROSES KEPERAWATAN A. Kondisi Klien 1. Identitas klien
Nama
: Nn. M
Usia
: 24 tahun
Dx. Medis : Skizofrenia Afektif
2. Analisa Data No 1
Data Fokus DS : -
Klien mengatakan bahwa dirinya mengidap gangguan jiwa yaitu suka mengamuk dan marah-marah ketika klien tidak suka dengan temannya
-
Klien mengatakan bahwa dirinya, suka mencakar penghuni panti dan memecahkan kaca lemari ketika marah.
DO: -
Afek labil. Klien bereaksi dengan baik untuk menjawab pertanyaan umum yang diajukan oleh perawat. Namun untuk pertanyaan yang tidak ingin dijawab seperti penyebab kemarahannya, klien lebih cenderung menghindari pertanyaan dan kadang mengungkapkan kalau klien lupa kejadian ketika klien marah.
-
Klien sering teriak-teriak ketika berada ruangan.
-
Klien terlihat memukul temannya.
B. Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan pada Nn. M adalah risiko perilaku kekerasan
C. Tujuan 1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
2. Klien mampu mengidentifikasi penyebab, tanda, marah yang dilakukan dan akibat marah 3. Klien mampu mengontrol marah dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal 4. Tidak ada keinginan melukai orang lain 5. Sikap tubuh rileks D. Rencana Tindakan 1. Membina hubungan saling percaya dengan klien 2. Mengidentifikasi penyebab marah yang dialami klien 3. Mengidentifikasi tanda dan gejala marah yang dialami klien 4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan yang dialami klien 5. Menjelaskan cara mengontrol marah dengan cara fisik yaitu latihan nafas dalam dan pukul bantal 6. Melatih klien cara mengontrol marah dengan cara fisik yaitu latihan nafas dalam dan pukul bantal 7. Melatih klien memasukkan latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal ke dalam jadwal kegiatan harian II. STRATEGI KOMUNIKASI A. Fase Orientasi 1. Salam 2. Validasi 3. Kontrak B. Fase Kerja C. Fase Terminasi 1. Evaluasi subjektif 2. Evaluasi objektif 3. Rencana tindak lanjut 4. Kontrak
III. SKENARIO ROLEPLAY SP 1 Prolog: Seorang klien bernama Nn. M usia 24 tahun dirawat di RSJD dr. Amino Gondohutomo karena mengamuk, agresif dengan sesama penghuni panti, klien suka mencakar penghuni panti, memecah kaca lemari, sulit tidur dan ADL harus diarahkan saat berada di Panti Marga Widodo. Sebelumnya klien pernah dirawat di RSJ Soejarwadji Klaten sebanyak 7 kali dan minum obat secara rutin tetapi pada waktu di Jakarta obat habis dan pasien tidak minum obat tetapi pada waktu di Jakarta obat habis dan pasien tidak minum obat. Klien mengatakan pernah dibully saat masih sekolah. Klien didiagnosa skizofrenia afektif. Fase Orientasi SALAM Perawat Klien Perawat
: “ Assalamualaikum, Selamat pagi” : “ Waalaikumsalam.” : “ Perkenalkan Saya Perawat Qodri Dewi, biasanya dipanggil Mbak Qodri. Saya perawat yang jaga di Ruang Arimbi pada shift pagi ini. Ini dengan Mbak siapa namanya?”
Menjelaskan shift jaga perawat Klien : “ Namaku M mbak” Perawat : “ Ohh Mbak M. Sukanya dipanggil siapa mbak?” Klien : “ Mbak M aja.” EVALUASI VALIDASI Perawat : “ Oke. Bagaimana kabarnya hari ini Mbak?” Klien : “ Baik Mbak, cuman agak kesel sama marah aja sama temenku.” (menujukkan ekspresi cemberut) Tambahkan pertanyaan tentang respon klien Ketika marah Validasi ulang atau tanyakan ulang tentang perasaan klien saat ini, apakah marah atau kesal? Validasi ulang terkait hasil pengkajian sebelumnya (DO & DS)
KONTRAK WAKTU, TEMPAT, DAN TUJUAN Perawat : “ Ohh begitu. Bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol tentang rasa kesal dan marah Mbak? Mau nggak?” Tambahkan tujuan dari tindakan keperawatan yang akan
dilakukan. Klien Perawat Klien Perawat Klien Perawat Fase Kerja Perawat
: : : :
Tambahkan kegiatan napas dalam & pukul bantal dalam kontrak. “ Boleh Mbak, sekalian Aku mau curhat. Oh ya kira-kira lama nggak?” “Nggak kok. Mbak pengennya berapa lama?” “ Manut Mbak yang penting jangan lama-lama banget.” “ Oke. Kalau 10 menit gimana? Untuk tempatnya mau dimana? Di
kamar sini saja atau mau di taman?” : “ Oke. Di sini aja Mbak.” : “Oke. Kita mulai ya.” : “ Kalau boleh tau, kenapa Mbak kesal dan marah sama temennya?”
Klien
Hindari kata “kenapa” : “ Temenku nyebelin. Sering ngatain Aku gendut.” (bicara dengan nada
Perawat
tinggi dan sedikit berteriak) : “ Ohh begitu, sebelumnya Mbak pernah kesal sama marah kayak gini nggak?” Gunakan Bahasa baku “Pernah Mbak dulu pas SMA.” “ Dulu gara-gara apa Mbak marahnya?” “ Gatau aku lupa.” “ Penyebab marahnya sama seperti yang sekarang nggak?” “ Iya sama.” “ Mbak apa yang dirasain kalau lagi marah atau kesel sama temennya
Klien Perawat Klien Perawat Klien Perawat
: : : : : :
Klien
gitu? Deg-degan gitu nggak?” : “ Ya pokoknya jengkel banget, deg-degan juga iya, sama napasku jadi
Perawat
agak cepet gitu.” : “ Terus biasanya apa yang Mbak lakukan kalau lagi marah atau kesel
Klien
sama temennya gitu?” : “ Biasanya ya marah-marah, ngomel-ngomel gitu sama kalo udah marah banget temenku itu Aku jambak, pukul sama Aku cakar. Lha habisnya
Perawat
nyebelin banget kok.” (bicara dengan nada tinggi) : “ Lalu setelah melakukan itu, apa yang Mbak rasakan? Apakah Mbak
Klien Perawat
merasa lebih baik?” : “ Rasanya ya agak lega Mbak.” : “ Menurut Mbak, tindakan yang Mbak lakukan itu merugikan temenmu
Klien Perawat
nggak?” : “ Ya merugikan sih, tapi kan dia yang mulai duluan ngejek-ngejek Aku.” : “ Nah berarti Mbak tau ya kalau itu merugikan. Lalu, menurut Mbak setelah melakukan hal itu apakah keadaan akan menjadi lebih baik?”
Klien
: “ Sebenernya nggak sih Mbak, temenku jadi berkurang terus kadang
Perawat
menjauh.” : “ Berarti Mbak juga paham ya kalau dengan marah seperti itu malah memperburuk keadaan. Oh ya, Mbak udah pernah mecoba cara lain yang
Klien Perawat
lebih baik untuk mengatasi kemarahan yang Mbak rasakan belum?” : “ Belum tau dan belum pernah nyoba Mbak.” : “ Sebenarnya ada beberapa cara atau kegiatan yang dapat digunakan untuk meredam dan mengendalikan kemarahan agar tidak menimbulkan kerugian. Tapi untuk hari ini kita belajar dua cara dulu ya. Bagaimana?
Klien Perawat
Mau nggak Mbak?” : “ Oke boleh Mbak.” : “ Sipp, nah cara yang pertama yaitu napas dalam. Jadi kalau kira-kira Mbak mulai jengkel lalu tanda dan gejala marahnya Mbak muncul, seperti mbak yang sebutkan sebelumnya yaitu deg-degan, napas cepat Mbak bisa berdiri lalu tarik napas dalam dari hidung lalu ditahan sebentar kemudian hembuskan perlahan-lahan melalui mulut. Untuk cara yang kedua yaitu pukul bantal. Jadi kalau Mbak merasa mulai marah bisa langsung ke kamar untuk mencari bantal kemudian dipukul-pukul
Klien Perawat
sampai Mbak merasa tenang. Nah nanti Saya contohkan ya Mbak.” : “ Oke Mbak.” : “ Jadi seperti ini Mbak caranya.” (mempraktikan cara napas dalam dan pukul bantal)
Klien
“ Bagaimana, sampai sini udah paham belum Mbak?” : “ Udah Mbak. Eh tapi itu tahan napasnya berapa lama ya kira-kira?
Perawat
Terus itu dilakukan berapa kali?” : “ Sebentar saja Mbak, sekitar 3 detik dan untuk berapa kalinya dapat
Klien Perawat
dilakukan sampai Mbak merasa tenang.” : “ Ohh okee.” : “ Sudah paham ya berarti. Ohh ya untuk pukul bantalnya sudah paham
Klien Perawat Klien
belum?” : “Sudah Mbak.” : “Kalau begitu yuk coba dipraktikan Mbak.” : (klien mempraktikan cara napas dalam dan pukul bantal sesuai dengan yang sudah diajarkan perawat)
Perawat
“Gimana Mbak? Sudah benar belum?” : “Iya Mbak sudah benar sekali. Bagus. Nah ini sebisa mungkin
latihannya dilakukan secara rutin ya Mbak jadi kalau sewaktu-waktu Mbak mulai merasakan akan marah bisa melakukaan hal tersebut. Oh ya dua cara ini juga bisa dilakukan sekaigus kok mbak jadi bisa tarik napas dalam sambil memukul bantal.” Klien Perawat Klien
Berikan reinforcement & evaluasi formatif : “ Oke siap Mbak.” : “ Sipp. Ada yang ingin ditanyakan lagi nggak Mbak?” : “ Nggak ada Mbak.”
Fase Terminasi EVALUASI SUBYEKTIF Perawat : “ Baiklah kalau begitu. Bagaimana perasaannya setelah ngobrol-ngobrol sama Saya soal kemarahan Mbak?” Klien
Tanyakan kepahaman klien tentang apa yang telah didiskusikan : “ Seneng Mbak, jadi punya temen cerita sama tau caranya napas dalam
dan pukul bantal itu.” EVALUASI OBYEKTIF Perawat : “ Nah sekarang coba sebutkan lagi Mbak penyebab marah, tanda gejalanya, akibatnya.” Klien
Evaluasi ulang tentang respon marah pasien : “ Okedeh. Aku kalau marah itu gara-gara diejek sama temenku, terus kalau marah itu pasti deg-degan, napas cepat, sama jambak temenku tapi
Perawat Klien
itu merugikan kan ya sama tidak memperbaik keadaan.” : “ Iya betul sekali. Terus gimana cara yang baik untuk mengatasinya?” : “ Napas dalam. Pertama berdiri lalu tarik napas dalam dari hidung lalu ditahan sebentar sekitar 3 detik kemudian hembuskan perlahan-lahan
Perawat Klien
melalui mulut. Itu dilakukan sampai Aku merasa tenang. Betul nggak?” : “ Benar sekali. Kalau cara pukul bantalnya gimana hayo Mbak?” : “Kalau merasa marahnya mulai muncul, langsung ke kamar cari bantal
kemudian dipukul-pukul sampai merasa tenang. Gitu?” RENCANA TINDAK LANJUT Perawat : “Ya bagus, benar semua. Nah ini kan sudah 10 menitan ya kita ngobrolnya, dan Saya harus pamit dulu soalnya masih ada hal lain yang harus saya kerjakan. Kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi sama latihan
cara yang lain gimana Mbak? Mau nggak?” Klien : “ Mau Mbak. Latihannya apa ya?” KONTRAK WAKTU, TEMPAT DAN TUJUAN Perawat : “ Besok kita latihan minum obat dengan prinsip 6 benar. Jadi kita ketemu lagi ya. Untuk waktu dan tempatnya Mbak mau jam berapa dan Klien Perawat
dimana?” : “ Aku ngikut aja Mbak.” : “ Mmm bagaimana kalau besok sekitar jam 9 dan untuk tempatnya kalau
Klien Perawat
di taman bagaimana?” : “ Oke Mbak.” : “ Sekarang mari kita masukkan latihan kita hari ini ke dalam jadwal
Klien Perawat
kegiatan harian ya Mbak.” : “ Iya Mbak.” : “ Kalau begitu saya pamit dulu ya. Oh ya jangan lupa latihan yang sudah
Klien Perawat Klien
saya ajarkan dilakukan secara rutin ya Mbak.” : “ Okee.” : “Sipp. Selamat pagi Mbak. Sampai jupa besok.” : “ Pagi Mbak.”