5 0 2 MB
EVALUASI KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SUMUR KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Pada Program Studi Administrasi Negara Konsentrasi Manajemen Publik
Disusun oleh : MAMAN NURALAM NIM : 6661081097
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : “ Perjuangan untuk mendapatkan kesuksesan harus selalu diiringi oleh rasa syukur, kesabaran dan keikhlasan”
PERSEMBAHAN Untuk kedua Orang Tuaku, Saudara-saudaraku dan Istri Tercinta Yang selalu memberikan semua yang terbaik kepada ku. Semoga skripsi ini dapat menjadi awal tanda terima kasih atas seluruh pengorbanan yang telah diberikan demi keberhasilanku.
ABSTRAK
Maman Nuralam. NIM. 6661081097. 2015. Program Studi Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi. Evaluasi Kinerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Tahun 2014. Pembimbing I : Dr. Ayuning Budiati., M.PPM dan pembimbing II : Listyaningsih, S.Sos., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang saat ini serta untuk mengetahui seberapa besar persentase kinerja pegawai menurut tanggapan masyarakat sebagai obyek dari pelayanan publik di kantor Kecamatan Sumur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari desain deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate area random sampling dengan jumlah sebanyak 96 responden. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik yakni SPSS Versi 17. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa prosentase kinerja pegawai kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang tahun 2015 sebesar 44% atau lebih kecil dari nilai yang dihipotesiskan sebesar 65%. Berkaitan dengan kinerja yaitu kuantitas, kualitas pekerjaan dan kreatifitas pegawai berada dalam kondisi yang kurang baik dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Pimpinan Kecamatan Sumur sebaiknya dapat melakukan evaluasi kinerja pegawai negeri sipil secara lebih menyeluruh berkaitan dengan melakukan pembinaan jiwa korps dan kode etik kerja, pelatihan komputer untuk pemerintahan, peningkatan disiplin kerja dengan menyempurnakan aturan dan tata tertib dalam bekerja, melakukan pengawasan melekat dan memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar peraturan dan tata tertib yang berlaku di Kecamatan Sumur Pandeglang. Kata kunci : Evaluasi Kinerja Pegawai, Kecamatan Sumur
Kabupaten
ABSTRAC T Maman Nuralam . NIM . 6661081097. 2015. State Administration Studies Program University of Sultan Ageng Tirtayasa . Thesis. Employee Performance Evaluation in the Office of Pandeglang District Sumur 2014. Supervisor : Dr. Ayuning Budiati., M.PPM and mentors II : Listyaningsih, S. Sos., M.Si
This study aimed to evaluate the performance of employees in the Office of Pandeglang District Sumur at this time and to know how large a percentage of employee performance according to community feedback as an object of public service in the office of the District Sumur. The method used is quantitative method. The design used in this study consisted of descriptive design. The sampling technique using proportionate random sampling area with a total of 96 respondents. Processing of research data conducted by using statistical test of the SPSS Version 17. Based on the findings, note that the percentage of employee performance in the Office of Pandeglang District Sumur in 2015 amounted to 44% or less than the hypothesized by 65%. Relating to the performance of that quantity, the quality of the work and creativity of employees are in a poor state in providing public services to the community. Leaders District Sumur should be able to conduct a performance evaluation of civil servants more thoroughly with regard to fostering soul corps and the code of ethics of work, computer training for government, improvement of labor discipline by refining rules and regulations in work, to supervise the inherent and sanction employees which violate the rules and regulations applicable in Pandeglang District Sumur.
Keywords : Employee Performance Evaluation, District Sumur
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kinerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Tahun 2014” dapat diselesaikan. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten. Penulis bersyukur mendapat bantuan dari semua pihak selama proses penyusunan skripsi serta mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat : 1.
Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, Drs., M.Pd, sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2.
Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si, sebagai Dekan Fakultas Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.
Kandung Sapto N., M.Si, sebagai Wakil Dekan I Fakultas Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4.
Mia Dwianna, S.Ikom., M.Si, sebagai Wakil Dekan II Fakultas Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5.
Gandung Ismanto, S.Sos., M.M, sebagai Wakil III Dekan Fakultas Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
i
6.
Rahmawati, S.Sos., M.Si, sebagai Plt. Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten.
7.
Dr. Ayuning Budiati M.PPM, sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
8.
Listyaningsih, S.Sos., M.Si, sebagai pembimbing II yang telah memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
9.
Seluruh Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta Banten.
10.
Bapak Dr. Epi Sutiasa, M.Si, selaku Kepala Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang yang telah mengizinkan dan membantu penulis selama melakukan kegiatan penelitian ini.
11.
Bapak E. Hadi Kusuma, SE, selaku Sekretaris Kecamatan yang telah membantu penulis selama proses pengumpulan data penelitian.
12.
Buat kedua orang tuaku, beserta keluarga besarku atas semua pengorbanan yang diberikan kepada penulis selama ini, baktiku untuk orangtuaku.
13.
Buat istriku tercinta, yang setia menemani suami selama penyusunan skripsi ini, I Love U.
Penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak untuk dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga karya kecil ini bermanfaat bagi semua pihak. Serang, 17 Mei 2015 Penulis
ii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Lembar Orisinalitas Motto dan Persembahan Abstrak Abstract Kata Pengantar....................................................................................................................i Daftar Isi.........................................................................................................................iii Daftar Tabel......................................................................................................................vi Daftar Gambar................................................................................................................vii BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah....................................................................................1
1.2
Identifikasi Masalah.........................................................................................9
1.3
Batasan Masalah..............................................................................................11
1.4
Rumusan Masalah.............................................................................................11
1.5
Tujuan Penelitian.............................................................................................11
1.6
Manfaat Penelitian...........................................................................................12 1.6.1 Manfaat Teoritis......................................................................................12 1.6.2 Manfaat Praktis.......................................................................................12
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1
Deskripsi Teori................................................................................................13
2.2
Teori Organisasi Publik…...............................................................................13 iii
2.3
Teori Kinerja Pegawai.....................................................................................15 2.3.1 Pengertian Kinerja................................................................................15 2.3.2 Pengertian Evaluasi..............................................................................16 2.3.3 Pengertian Evaluasi Kinerja.................................................................17 2.3.4
Faktor-faktor dalam Evaluasi Kinerja..................................................18
2.4
Penelitian Terdahulu........................................................................................19
2.5
Kerangka Berfikir.............................................................................................21
2.6
Hipotesis..........................................................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Metode Penelitian............................................................................................24
3.2
Intrumen Penelitian..........................................................................................25
3.3
Jenis dan Sumber Data......................................................................................29
3.4
Populasi dan Sampel.........................................................................................29
3.5
Teknik Pengumpulan data...............................................................................33
3.6
Teknik Pengolahan dan Analisis Data..............................................................34 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data......................................................................34 3.6.2 Tekknik Analisis Data.............................................................................35
3.7
Lokasi dan Jadwal Penelitian...........................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian.............................................................38
4.2
Deskripsi data..................................................................................................40
iv
4.2.1 Karakteristik Responden..........................................................................40 4.2.2 Uji Validitas dan Realibilitas...................................................................42 4.2.2.1 Uji Validitas.................................................................................42 4.2.2.2 Uji Realibilitas............................................................................45 4.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai...............................46 4.3
Pengujian Hipotesis.........................................................................................73
4.4
Interpretasi Hasil Penelitian.............................................................................75
4.5
Pembahasan.....................................................................................................80
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan…......................................................................................................82
5.2
Saran…............................................................................................................82
Daftar Pustaka Lampiran
v
DAFTAR TABEL Hal Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31
Uji Validitas Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur (tahap I).......42 Uji Validitas Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur (tahap II).....44 Uji Realibilitas Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur..................45 Tanggapan Respon Mengenai Pegawai Dapat Menyelesaikan Pekerjaan.................................................................................................46 Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Publik saat Terjadi Antrian....................................................................................................47 Tanggapan responden Mengenai Mempercepat Penyelesaian Pekerjaan.................................................................................................48 Tanggapan Responden Mengenai Ketelitian Pegawai dalam Bekerja. . .49 Tanggapan Responden Mengenai Kerapihan Penyelesaian Pekerjaan.................................................................................................50 Tanggapan Responden Mengenai Kehati-hatian Dalam Bekerja...........51 Tanggapan Responden Mengenai Penyimpanan Berkas pekerjaan.......52 Tanggapan Responden Mengenai Sikap Cekatan dalam Bekerja..........53 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tanggap Pegawai....................54 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Respon yang Cepat.......................................................................................................55 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Komputerisasi............56 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Dalam Pengarsipa......57 Tanggapan Responden Mengenai Latar Belakang Pendidikan Pegawai...................................................................................................58 Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Arahan dan Petunjuk......59 Tanggapan Responden Mengenai Masa Kerja yang Cukup...................60 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Menyelesaikan Masalah...................................................................................................61 Tanggapan Responden Mengenai Keramahan Pegawai.........................62 Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi yang Baik.....................63 Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi Pimpinan dan Bawahan.................................................................................................64 Tanggapan Responden Mengenai Kerjasama Antar Pegawai Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Bidang Kerjanya................................65 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Ide dan Gagasan....................................................................................................66 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Menyerap Aspirasi. .67 Tanggapan Responden Mengenai Hadir dan Pulang Tepat Waktu........68 Tanggapan Responden Mengenai Mematuhi Tata Tertib..............,.......69 Tanggapan Responden Mengenai Mengenakan Atribut Kepegawaian.. 70 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai...............................71 Statistik Deskriptif (One Sample Statistic).............................................73 Ranking Dimensi Kinerja Pegawai Kecamatan Sumur..........................76
vi
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................40 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...............................................41 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.....................................41 Pengukuran Kinerja Secara Kontinum.......................................................75
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan suatu sistem kerja yang berdasarkan atas tata
hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentimen tanpa emosi atau pilih kasih, tanpa pamrih dan prasangka. Menurut Subarsono (2012:14), birokrasi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang. Tata Pemerintahan yang baik (Good Governence) menjadi slogan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan mulai dari pusat hingga daerah ini memerlukan Pegawai Negeri Sipil sebagai penggerak instansi pemerintah yang memiliki kecakapan kerja, memiliki kedisiplinan, dapat bekerjasama dengan baik, memiliki daya tanggap, bertanggung jawab serta taat kepada aturan hukum. Jika hal ini dilaksanakan secara terprogram (sistemik) dan berkelanjutan dapat meningkatkan kinerja instansi pemerintah dalam memberikan pelayananpelayanan kepada masyarakat. Sebagai salah satu provinsi yang tergolong muda baru yang baru berdiri selama kurang lebih 12 tahun, Provinsi Banten sampai saat ini terus berupaya untuk dapat melaksanakan tata kelola aparatur pemerintahannya baik pada tingkatan provinsi hingga tingkatan kabupaten. Secara geografis, Provinsi Banten berada pada wilayah yang sangat strategis yaitu sebagai pintu gerbang antara
1
2
Pulau Sumatera dan Pulau Jawa serta berbatasan dengan Jakarta sebagai Ibukota Negara. Posisi ini sangat menguntungkan bagi perkembangan kegiatan perekonomiannya, bila pemerintah daerah dapat menggunakan kesempatan dan memanfaatkan segala sumber daya yang dimilikinya secara optimal. Strategisnya letak Provinsi Banten berpotensi menarik masyarakat luar Banten untuk hidup dan menetap di Provinsi ini. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian dari aparatur pemerintahan yang ada dalam rangka memberikan pelayanan publik kepada masyarakat Banten. Semakin heterogen masyarakatnya maka akan semakin kompleks pula masalah yang harus ditangani oleh pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu dibutuhkan pegawai negeri
sipil yang
profesional dan dapat diandalkan. Kewajiban pegawai negeri sipil memberikan pelayanan publik tertuang didalam Undang – undang No 43 Tahun 1999, pada pasal 3 menyatakan bahwasanya pegawai negeri sipil berkedudukan sebagai pegawai negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan kegiatan pembangunan. Kemudian guna dapat mengemban tugas tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil ialah dengan melakukan pembinaan jiwa dan korps pegawai negeri sipil pada seluruh aparatur pemerintahan yang ada di Provinsi Banten maupun di tiap Kabupaten, termasuk di dalamnya aparatur pemerintahaan di Kabupaten Pandeglang. Upaya pembinaan jiwa dan korps pegawai negeri sipil tertuang pada Peraturan
Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil yang didalamnya menerangkan kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi oleh setiap pegawai negeri sipil. Dengan adanya peraturan pemerintah tersebut diharapkan pegawai negeri sipil akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja atau prestasi kerjanya. Menurut Syamsudin (2007 : 42), pegawai negeri sipil dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya memiliki tiga (3) peranan. Hal ini tentunya juga berlaku untuk pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang baik yang pegawai sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil maupun pegawai yang masih honorer. Adapun 3 peranan tersebut sebagai berikut : 1.
2.
3.
Pegawai kecamatan sebagai pengembang misi organisasi. Sebagai pengembang misi organisasi, pegawai Kantor Kecamatan Sumur diharapkan dapat menjadi penggagas ide dan inovasi untuk dapat mengembangkan daerah-daerah yang ada di lingkungan kecamatannya yang bertujuan untuk membangun kemandirian masyarakat dan membangkitkan atau menstimulasi kegiatan penduduk khususnya yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian demi upaya pemerataan pembangunan. Pegawai kecamatan sebagai pimpinan organisasi Sebagai pimpinan organisasi, Kantor Kecamatan Sumur merupakan instansi puncak di Daerah Sumur yang menaungi desa-desa atau kelurahan yang berada di lingkungan kecamatannya. Di dalam desa tersebut, terdapat berbagai macam organisasi baik organisasi formal (pemerintah desa, Kodim, Polsek, sekolah, puskesmas, dan lain sebagainya) maupun organisasi non formal (badan usaha perseorangan maupun kelompok, ormas, paguyuban dan lain sebagainya) yang membutuhkan arahan serta kerjasama agar segala kebijkana maupun tindakan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi tersebut sesuai dengan mekanisme atau prosedur yang ada dan tidak melanggar peraturan hukum yang berlaku. Pegawai kecamatan sebagai pekerja Sebagai pekerja, pegawai kecamatan memiliki fungsi untuk dapat menjalankan kegiatan keadministrasian dan tugas-tugas lainnya yang ada di Kantor Kecamatan. Dengan kata lain, pegawai kecamatan harus dapat bekerja dengan memberikan pelayanan publik sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh kecamatan.
Berkaitan dengan pelayanan publik, pegawai di Kantor Kecamatan Sumur harus berpedoman kepada asas transparansi dan akuntabilitas serta mengatur dengan jelas hak dan kewajiban pemberi pelayanan (pegawai Kecamatan Sumur) dan yang diberi pelayanan (masyarakat Kecamatan Sumur). Tidak dapat diingkari bahwa rakyat atau masyarakat pada setiap daerah memiliki hak untuk mengawasi jalannya instansi pemerintahan, yakni pegawai di Kantor Kecamatan Sumur. Kegiatan pengawasan dan penyampaian keluhan bisa disampaikan secara langsung kepada instansi pelaksananya yakni Kecamatan Sumur maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan rakyat seperti tokoh-tokoh di desa, ormas dan lain sebagainya. Menurut Ikhsan (2009 : 3-4), menyatakan bahwa instansi yang bertugas sebagai penyelenggara jasa pelayanan publik harus memiliki kemauan dan proaktif terhadap upaya-upaya perbaikan atau peningkatan kinerjanya serta memberikan ruang publik bagi masyarakat yang ingin menyampaikan pendapat baik berupa penilaian, evaluasi, keluhan, saran dan pengawasan. Saat ini, bentuk-bentuk dari pelayanan publik yang dapat dilakukan oleh Kecamatan Sumur kepada masyarakat Kecamatan Sumur baik secara langsung maupun melalui perwakilan petugas dari desa (kelurahan) disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 1.1 Pelayanan Publik dari Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang No
Jenis Pelayanan
Lama Waktu
1
KTP elektronik (e-ktp)
2 – 3 minggu
2
Kartu keluarga (KK)
2 – 3 minggu
3
Akte kelahiran
4
STPT tanah
3 minggu 1 – 2 minggu
No
Jenis Pelayanan
Lama Waktu
5
Pajak bangunan dan bumi
1 – 2 minggu
6
Keterangan penduduk / domisili
20 – 30 menit
7
Surat nikah
2 – 3 minggu
8
Surat jual beli hewan
20 – 30 menit
9
Surat keterangan tidak mampu
15 – 20 menit
10
SKCK
20 – 30 menit
11
Surat kematian
10 – 20 menit
12
Surat bepergian
20 – 30 menit
Sumber : Data Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang, 2014
Dalam rangka mengetahui kinerja pegawai di kantor Kecamatan Sumur berkaitan dengan pelayanan publik diperlukan sebuah evaluasi
kinerja.
Pelaksanaan evaluasi kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian atau realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian visi dan misi dengan cara pemberian penilaian guna perbaikan pelaksanaan suatu kegiatan atau program untuk masa yang akan datang. Menurut Gandung (2010 : 157), hasil evaluasi kinerja dapat diperoleh dengan cara melakukan pengukuran (kuantifikasi) kinerja yang diperlukan untuk dapat memberikan penilaian seberapa besar perbedaan (gap) antara kinerja aktual saat ini dengan kinerja yang diharapkan. Dengan diketahuinya perbedaan (gap) tersebut, maka upaya perbaikan dan peningkatan kinerja dapat dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, diketahui bahwa ditemukan beberapa kondisi faktual yang diduga sebagai masalah atau hambatan yang terjadi saat ini di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang berkaitan
dengan kinerja pegawai kantor kecamatan. Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi gambaran keseharian dari aktifitas pegawai kantor Kecamatan Sumur. Pertama, adalah pegawai kantor Kecamatan Sumur sering ditemukan terlambat masuk kerja dari jam masuk kerja yang seharusnya yakni jam 7.30 Wib. Selain itu, terdapat beberapa pegawai kantor kecamatan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan atau membolos, bermain game di saat jam kerja, istirahat sebelum tiba waktu istirahat, pulang sebelum waktunya tanpa izin pimpinan untuk mengurus keperluan pribadi, jarang ada pegawai yang ada di ruang piket kantor sebagai front office dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (Sumber : penelitian lapangan dan lampiran daftar hadir pegawai, 2014). Kedua, pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat secara langsung maupun melalui perwakilan dari sekretaris desa (carik) untuk mengurus KTP elektronik (e-KTP), pembuatan kartu keluarga (KK) serta akte kelahiran terkesan dipersulit oleh oknum pegawai kantor Kecamatan Sumur. Bentuk dipersulitnya kepengurusan tersebut seperti menunda pelayanan, meminta berkas persyaratan yang sebenarnya tidak diperlukan, lama waktu pemerosesan e-ktp dan kartu keluaraga hingga satu setengah bulan dimana waktu normalnya adalah 2-3 minggu serta terdapat oknum pegawai yang meminta sejumlah uang dalam bentuk isyarat agar permintaan dapat lebih cepat diproses (Sumber : hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Sumber Jaya, Hari selasa, 10 Juni 2014). Ketiga, pegawai Kantor Kecamatan Sumur dianggap kurang berkompeten. Hal ini ditunjukkan dari 28 pegawai Kantor Kecamatan Sumur hanya ada 5 orang yang menguasai atau dapat mengoperasionalkan komputer. Selain itu, saat ini
terdapat pegawai satpol PP yang bertugas sebagai pegawai Kantor Kecamatan Sumur yang sebenarnya tidak tercatat sebagai pegawai Kecamatan Sumur secara sah atau legal (Sumber : hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Kerta Mukti, Hari Kamis, 12 Juni 2014). Keempat, pegawai Kantor Kecamatan Sumur dianggap tidak memiliki kecakapan kerja yang memadai. Hal ini ditunjukkan dengan pegawai tidak mengerti prosedur atau mekanisme kerja untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan seperti tidak hafal syarat-syarat pembuatan surat keterangan tidak mampu, pengurusan STPT tanah, surat keterangan izin usaha kecil menengah dan lain sebagainya. Namun hal yang cukup memprihatinkan adalah etos kerja dan keterampilan pegawai dalam memberikan pelayanan publik kurang baik yang akhirnya membangun citra negatif kepada Kantor Kecamatan Sumur yang dinilai oleh masyarakat tidak bisa bekerja dengan baik(Sumber : hasil wawancara dengan masyarakat Sumber Jaya, Hari selasa, 10 Juni 2014). Kelima, pegawai Kantor Kecamatan Sumur tidak pernah melakukan pembinaan kepada aparatur pemerintahan desa atau kelurahan berkaitan dengan mekanisme
dan
kegiatan
keadministrasian
publik.
Akibat
dari
tidak
dilaksanakannya pembinaan atau penyuluhan tersebut, banyak sekretaris desa (carik) yang menjadi bingung apabila dimintai untuk mengurus berkas-berkas yang mereka inginkan seperti pembuatan e-ktp, kartu keluarga, surat pengantar SKCK, surat keterangan domisili, surat keterangan tidak mampu dan lain sebagainya(Sumber : hasil wawancara dengan Kepala Desa Kerta Jaya, Hari selasa, 10 Juni 2014).
Keenam, terdapat beberapa oknum pegawai Kantor Kecamatan Sumur yang terindikasi terlibat pelanggaran netralitas PNS dalam hal politik. Hal tersebut terlihat oleh peneliti dalam observasi awal di lapangan, ada oknum PNS yang membicarakan dan mengarahkan PNS terhadap partai politik tertentu ketika jam kerja masih berlaku pada momen pemilihan presiden periode tahun 2014. Terkadang oknum pegawai tersebut menggunakan fasilitas Kantor untuk kegiatan mobilisasi dan kampanye yang dilakukan secara terang-terangan (Sumber : hasil wawancara dengan masyarakat Sumber Jaya, Hari selasa, 10 Juni 2014). Ketujuh, tidak adanya pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment). Dalam hal pemberian penghargaan hampir
tidak
pernah
dilaksanakan sama sekali di Kantor Kecamatan Sumur. Sedangkan sanksi hukuman hanya dilakukan dalam bentuk teguran lisan saja padahal kesalahannya mengharuskannya diberikan sanksi dalam bentuk lain yang lebih tegas (Sumber : hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Sumber Jaya, Hari selasa, 10 Juni 2014). Kedelapan, Kepala Camat jarang melakukan pengawasan dan evaluasi berkaitan dengan kinerja dari pegawainya. Hal ini dipengaruhi karena Kepala Camat lebih sering pergi ke luar dan jarang berada di Kantor Kecamatan Sumur sehingga pegawai tidak dapat dikontrol pekerjaannya. Di samping itu, Kepala Camat dinilai tidak memiliki kepemimpinan yang kuat dan berkarakter sehingga mampu mengontrol kerja dari bawahannya (Sumber : hasil wawancara dengan masyarakat Sumber Jaya, Hari selasa, 10 Juni 2014).
Berdasarkan fenomena permasalahan diatas yang saat ini terjadi di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang tentunya akan memberikan dampak yang kurang baik yakni menurunnya kinerja pegawai yang bekerja di Kecamatan Sumur. Selain itu, apabila hal ini tidak segera ditindaklanjuti maka opini masyarakat yang akan terbentuk nantinya adalah pegawai Kantor Kecamatan Sumur diragukan kredibilitasnya serta memperoleh pencitraan yang kurang baik. Hal ini menarik dan mendorong peneliti untuk melakukan kajian lebih mendalam mengenai kinerja Pegawai pada kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang kemudian peneliti tetapkan sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini kemudian diangkat dalam bentuk skripsi yang berjudul “Evaluasi Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Tahun 2014”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti
melakukan
masalah berkaitan dengan kinerja pegawai di Kantor
identifikasi
Kecamatan
Sumur
Kabupaten Pandeglang sebagai berikut : 1.
Pegawai kantor Kecamatan Sumur sering ditemukan terlambat masuk kerja dari jam masuk kerja yang seharusnya yakni jam 7.30 Wib, tidak masuk kerja tanpa keterangan, bolos kerja, bermain game di saat jam kerja, istirahat sebelum tiba waktu istirahat, pulang sebelum waktunya tanpa izin pimpinan untuk mengurus keperluan pribadi, jarang ada pegawai yang ada di ruang piket kantor.
2.
Pelayanan publik untuk mengurus KTP pembuatan kartu keluarga (KK) serta akte
elektronik
(e-KTP),
kelahiran
terkesan
dipersulit oleh oknum pegawai kantor Kecamatan Sumur. 3.
Pegawai Kantor Kecamatan Sumur dianggap kurang berkompeten khususnya dalam mengoperasikan komputer. Hal ini ditunjukkan dari 28 pegawai Kantor Kecamatan Sumur hanya ada 5 orang yang dapat mengoperasionalkan komputer. Selain itu, saat ini terdapat pegawai satpol PP yang bertugas sebagai pegawai Kantor Kecamatan Sumur yang sebenarnya tidak tercatat sebagai pegawai yang sah.
4.
Pegawai Kantor Kecamatan Sumur dianggap
tidak
memiliki
kecakapan kerja yang memadai. Hal ini ditunjukkan dengan pegawai tidak mengerti prosedur atau mekanisme kerja untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. 5.
Pegawai Kantor Kecamatan Sumur tidak
pernah
melakukan
pembinaan kepada aparatur pemerintahan desa atau
kelurahan
berkaitan dengan mekanisme dan kegiatan keadministrasian publik. 6.
Terdapat oknum pegawai Kantor Kecamatan Sumur yang terindikasi terlibat pelanggaran netralitas PNS dalam hal politik. Oknum pegawai membicarakan dan mengarahkan PNS terhadap partai politik tertentu ketika jam kerjadan menggunakan fasilitas Kantor untuk kegiatan mobilisasi dan kampanye yang dilakukan secara terang-terangan.
7.
Tidak adanya pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment) sehingga memperlemah motivasi kerja pegawai.
8.
Pimpinan Kecamatan yakni Kepala Camat jarang melakukan pengawasan dan evaluasi berkaitan dengan kinerja dari pegawainya. Hal ini dipengaruhi karena Kepala Camat lebih sering pergi ke luar dan jarang berada di Kantor Kecamatan Sumur.
1.3
Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
peneliti memberikan batasan masalah guna memperkecil fokus pembahasan dalam penelitian ini yakni mengenai “Evaluasi Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Tahun 2014”.
1.4
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang telah berhasil peneliti lakukan yakni
“Bagaimana hasil evaluasi kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang tahun 2014 ? ”
1.5
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui evaluasi kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang.
1.6
Manfaat Penelitian Dari judul penelitian “Evaluasi Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan
Sumur Kabupaten Pandeglang Tahun 2014”, peneliti berharap akan memberikan manfaat yang berarti baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut ini manfaat yang diharapkan oleh peneliti yang antara lain : 1.6.1 Manfaat Teoritis 1.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai instansi pemerintah terkait.
2.
Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran khususnya bagi pengembangan ilmu Administrasi Negara.
3.
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan variabel penelitian.
1.6.2 Manfaat Praktis 1.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran yang tepat dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai sehingga Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dapat meningkatkan kinerja pegawai dan dapat memberikan pelayanan publik secara prima.
2.
Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Deskripsi Teori Menurut Sugiyono (2010 : 55), teori merupakan seperangkat konsep asumsi
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Deskripsi teori ini merupakan acuan dasar dalam menunjang sebuah penelitian, sebagaimana yang peneliti lakukan. Pada bagian deskripsi teori ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui teori-teori apa saja yang digunakan sebagai referensi yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori kinerja pegawai. Adapun penjelasan dari teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.
2.2
Teori Organisasi Publik Organisasi pada dasarnya seperti sebuah organisme yang memiliki siklus
kehidupan. Organisasi dalam siklus hidupnya mengalami masa-masa layaknya manusia seperti lahir, tumbuh, dewasa, tua dan mati. Namun agak berbeda sedikit dengan manusia, organisasi dapat senantiasa diperbaharui. Ketika siklusnya mulai menurun,
organisasi
harus
segera
berbenah
dan
menyesuaikan
dengan
lingkungannya agar dapat sejalan dengan perkembangan zaman. Publik berasal dari bahasa latin “Public” yang berarti “of people” yaitu berkenaan dengan masyarakat. Menurut Syafi’i (1999 : 22), mendefinisikan publik ialah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan,
13
14
harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki. Dengan kata lain publik tidak langsung diartikan sebagai penduduk, masyarakat, warga negara ataupun rakyat, karena kata-kata tersebut berbeda. Organisasi publik sering identik dengan organisasi pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah. Menurut Taliziduhu (1999 : 14), mendefinisikan organisasi publik sebagai berikut : “Organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat akan jasa publik dan layanan kemasyarakatan”. Menurut Sutarto (2002 : 25), organisasi publik dapat didefinisikan sebagai berikut : “Kerangka struktur dalam mana pekerjaan dari banyak orang dilakukan untuk pencapaian maksud bersama”. Selain itu, organisasi publik merupakan organisasi terbesar yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan
yang
absah
(terlegitimasi)
di
bidang
politik,
administrasi
pemerintahan, dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan hukum. Organisasi ini bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat demi kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi sebagai pijakan dalam kegiatan operasionalnya. Organisasi publik berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat tidak pada keuntungan. Menurut Thoha (2001 :58), memprediksi bahwa organisasi-organisasi dimasa mendatang yang salah satunya di bidang
penataan organisasi, dimana organisasi dimasa mendatang akan mempunyai sifatsifat yang unik. Struktur organisasi formal akan mengalami penambahan dan perubahan yang bervariasi, sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi baru tanpa menganalisis lebih lanjut struktur formal yang ada. Sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi tandingan yang nonstruktural. Keadaan seperti ini sering dinamakan gejala proliferation dalam organisasi. Suatu pertumbuhan yang cepat dari suatu organisasi, sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi formal yang nonstruktural yang dibentuk untuk menerobos kesulitan birokrasi.
2.3
Teori Kinerja Pegawai
2.3.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan aspek penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kinerja pegawai yang baik pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Menurut Cordoso Gomes (2006 : 135), mendefinisikan kinerja sebagai berikut ini : “Catatan outcome yang dihasilkan fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu”. Menurut Anwar Prabu (2011 : 67), mendefinisikan kinerja sebagai berikut : “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Adapun menurut Sedarmayanti (2007 : 14), memberikan pengertian kinerja yaitu : “Hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar hasil kerja, target dan sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”. Menurut Winardi (2003 : 118), mengatakan bahwa pengertian kinerja sebagai berikut : ““Tingkatan hingga dimana tujuan-tujuan dicapai. Dengan demikian kinerja sinonim dengan hasil pekerjaan”. Menurut Pasolong (2007 : 176), mendefinisikan kinerja adalah : “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini jika hasil kerja ingin menempati nilai baik maka dalam bekerja harus benar-benar disiplin dalam segala hal yang positif. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya selama waktu tertentu.
2.3.2 Pengertian Evaluasi Rangkaian dari fungsi pengawasan dalam manajemen salah satunya adalah penilaian (evaluating). Proses evaluasi atau penilaian sangat penting dalam proses manajemen, karena dalam evaluasi itulah dapat dipastikan ada atau tidak adanya kemajuan manajemen dalam menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan evaluasi yang sistematik dan tepat dapat diketahui adanya kemunduran atau kemajuan sehingga dilakukan tindakan tepat untuk memperbaikinya.
Menurut Taliziduhu (2003 : 201), mendefinisikan evaluasi adalah : “Proses pembandingan antara standar dengan fakta dan analisis hasilnya”. Selain itu, menurut Payaman (2005 : 105), mendefinisikan penilaian (evaluasi) sebagai berikut : ”Suatu proses mengestimasi atau menetapkan nilai, penampilan, kualitas atau status dari beberapa objek, orang atau benda. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan evaluasi adalah serangkaian upaya untuk menilai
dan
membandingkan
sejauhmana kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil semestinya (target).
2.3.3 Pengertian Evaluasi Kinerja Pada dasarnya evaluasi kinerja merupakan bagian dari fungsi manajemen yang penting yaitu evaluasi dan pengawasan. Evaluasi kinerja merupakan metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja organisasi atau instansi. Menurut Payaman (2005 : 73), evaluasi kinerja juga dapat berarti sebagai penilaian kinerja sebagai bahwa : “Suatu gambaran yang sistematis tentang kebaikan dan kelemahan dari pekerjaan dari individu atau kelompok. Meskipun ada diantara masalah teknis (seperti pemilihan format) dan masalah manusianya itu sendiri (seperti resistansi penilai, dan adanya hambatan hubungan antar individu), yang kesemuanya itu tidak dapat teratasi oleh penilai kinerja”. Selain itu, menurut Anwar Prabu (2005 : 75), mendefinisikan evaluasi atau penilaian kinerja sebagai berikut :
“Suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya”. Menurut Andrew (2000 : 69), mengemukakan bahwa penilaian pegawai sebagai berikut : “Evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa objek orang ataupun sesuatu (barang)”. Menurut Payaman (2005 : 141), bahwa ada beberapa tahap yang dapat dilakukan dalam evaluasi kinerja yaitu: 1.
2. 3. 4. 5.
Tahap pertama, menghimpun semua informasi yang berkaitan dengan kinerja dimaksud, baik menyangkutkinerja peroranganatau kelompok orang, maupun menyangkut kinerja unit kerja atau kinerja lembaga secara keseluruhan. Tahap kedua, mendeskripsikan unsur kinerja dari setiap informasi yang dihimpun, sehingga kinerja termuat dalam informasi tersebut. Tahap ketiga, membuat kajian atas kinerja, serta membandingkannya dengan tolok ukur atau sasaran yang harus dicapai. Tahap keempat, menarik kesimpulan dari pelaksanaan penilaian. Tahap kelima, merumuskan saran-saran tindak lanjut.
Dari beberapa pendapat diatas, disimpulkan bahwa sistem penilaian kinerja ialah proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan (target pekerjaan) selama periode tertentu.
2.3.4 Faktor-faktor dalam Evaluasi Kinerja Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai, terdapat beberapa faktor yang lebih difokuskan kepada individu dalam suatu organisasi. Menurut Marihot (2005 : 52) faktor-faktor dalam evaluasi kinerja antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
2.4
Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work). Merupakan volume atau banyaknya beban pekerjaan atau jumlah yang harus diselesaikan oleh seseorang pegawai diukur dari kemampuan secara kuantitatif di dalam mencapai target atau hasil kerja sesuai dengan apa yang dibebankan. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work). Merupakan tingkat sejauh mana pekerjaan itu baik atau buruk buat pegawai ini dapat dilihat dari segi ketelitian, kerapian kerja, kecepatan untuk menyelesaikan pekerjaan, keterampilan dan kecekatan pegawai dalam bekerja. Pengetahuan Kerja (Job Knowledge). Merupakan proses penempatan seseorang pegawai yang disesuaikan dengan background pendidikan atau keahliannya dalam suatu pekerjaan. Hal ini dapat ditinjau dari kemampuan pegawai dalam memahami hal-hal berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan. Kerjasama Tim (Team Work) Merupakan upaya kerjasama antar sesama pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya sebatas vertikal atau kerjasama antar pegawai, akan tetapi kerjasama secara horisontal pun merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan berorganisasi yaitu dimana pimpinan organisasi dan para pegawainya terjalin suatu hubungan yang kondusif dan menghasilkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Kreatifitas (Creatifity). Merupakan kemampuan seseorang pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dengan cara-cara atau inisiatif sendiri dianggap efektif dan efisien serta mampu menciptakan perubahan. Perubahan guna untuk melakukan perbaikan demi kemajuan organisasi.
Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti dalam melakukan studi kepustakaan selain
ditunjang dari buku literatur juga dari jurnal penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan variabel dengan variabel dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu dengan kesamaan variabel penelitian disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Alat Analisis
Nama Peneliti
Judul
Zesbendri
Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
Analisis Regresi
Pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Jamsostek Kantor Cabang Gatot Subroto
Analisis regresi
Pengaruh disiplin kerja, motivasi dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan Disiplin kerja pegawai negeri sipil di Kantor Dinas Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (BKBPMP) Kabupaten Serang
Analisis regresi berganda
Disiplin kerja, motivasi dan pengembangan karir secara bersamaan berpengaruh terhadap kinerja pegawai negeri sipil
Analisis deskriptif
Disiplin kerja pegawai negeri sipil di kantor dinas BKBPMP Kabupaten Serang mencapai minimal 70%
(2010)
Donnirimata (2010)
M. Harlie (2010)
Dian Feriyanto (2013)
Hasil Penelitian Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Prosentase disiplin kerja mempengaruhi kinerja pegawai sebesar 68.2% Prestasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Prosentase prestasi kerja mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 88.36%
Prosentase disiplin kerja pegawai sebesar 78.84%
2.5
Kerangka Berfikir Fokus penelitian ini adalah evaluasi kinerja pegawai Kantor Kecamatan
Serang Kabupaten Pandeglang. Dalam penelitian ini, evaluasi kinerja merupakan suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan atau pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kecamatan Sumur memiliki kewajiban
memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa (kelurahan) guna mempermudah urusan keadministrasian dan pelayanan publik lainnya kepada masyarakat yang ada di wilayah tugasnya. Dalam rangka mengetahui kinerja pegawai di kantor Kecamatan Sumur berkaitan dengan pelayanan publik diperlukan sebuah evaluasi
kinerja.
Pelaksanaan evaluasi kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian atau realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian visi dan misi dengan cara pemberian penilaian guna perbaikan pelaksanaan suatu kegiatan atau program untuk masa yang akan datang. Hasil evaluasi kinerja diperoleh dengan cara melakukan pengukuran (kuantifikasi) kinerja yang diperlukan untuk dapat memberikan penilaian seberapa besar perbedaan (gap) antara kinerja aktual saat ini dengan kinerja yang diharapkan. Dengan diketahuinya perbedaan (gap) tersebut, maka upaya perbaikan dan peningkatan kinerja dapat dilakukan (Gandung, 2010 : 157).
Untuk mempermudah memahami alur dalam penelitian ini, peneliti membuata kerangka pemikiran yang disajikan pada gambar dibawah ini :
keterangan, bolos kerja, bermain game di saat jam kerja, istirahat sebelum tiba waktunya, pulang sebelum waktunya tanpa izin pimpinan, jarang ada serta akte kelahiran terkesan dipersulit oleh oknum pegawai. uter. Hal ini ditunjukkan sedikit sekali pegawai yang bisa mengoperasionalkan komputer. Selain itu, terdapat pegawai satpol PP yang bertugas seba i. Hal ini ditunjukkan dengan pegawai tidak mengerti prosedur atau mekanisme kerja untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. emerintahan desa atau kelurahan berkaitan dengan mekanisme dan kegiatan keadministrasian publik. PNS dalam hal politik. Oknum pegawai membicarakan dan mengarahkan PNS terhadap partai politik tertentu menggunakan fasilitas Kantor untuk ke perlemah motivasi kerja pegawai. kaitan dengan kinerja dari pegawainya. Hal ini dipengaruhi karena Kepala Camat lebih sering pergi ke luar dan jarang di Kantor Kecamatan Sumur.
Indikator Evaluasi Kinerja Indikatornya, antara lain: Kwantitas Pekerjaan (Quantity of Work). Kwalitas Pekerjaan (Quality of Work). Pengetahuan Kerja (Job Knowledge). Kerjasama Tim (Team Work) Kreatifitas (Creatifity). Sumber : Marihot (2005 : 52 :)
Hasil Penelitian (Output Penelitian) Mengetahui Hasil Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang saat ini
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
2.6
Hipotesis Menurut Sugiyono (2011 : 70), hipotesis adalah sebagai berikut : “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian
ini sebagai berikut : 1.
Hipotesis Nol (H0) Jika H0 ; µ ≥ 65%, maka Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dikatakan berhasil jika lebih dari 65%.
2.
Hipotesis Alternatif (Ha) Jika Ha ; µ ≤ 65%, maka Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dikatakan tidak berhasil jika kurang dari 65%.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metodologi Penelitian Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang digunakan untuk mengetahui metode ilmiah. Menurut Sugiyono (2011 : 43), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang menjelaskan nilai suatu variabel dengan mengolah data-data yang ada kedalam suatu angka. Sedangkan desain penelitian memberikan gambaran kepada
penulis
mengenai langkah–langkah yang harus dilakukan secara sistematis dengan mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang benar. Sehingga keberadaan desain penelitian ini akan sangat membantu dan memudahkan penulis untuk dapat memecahkan permasalahan yang sedang diteliti. Adapun desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah desain Deskriptif. Menurut Sugiyono (2011 : 44), desain deskriptif adalah desain yang menjabarkan atau melukiskan sifat atau karakteristik dari sesuatu fenomena tertentu. Desain ini dapat memberikan gambaran yang sebenarnya di lapangan dengan cara mengumpulkan data. Pada umumnya desain digunakan untuk penelitian yang menggunakan variabel mandiri dan atau tanpa melakukan perbandingan atau mencari korelasi antar variabel.
24
25
3.2
Intrumen Penelitian Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau
angket yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Kemudian peneliti membuat dimensi dari evaluasi kerja yang diklasifikasikan sebagai berikut ini : 1. 2.
3. 4. 5.
Kuantitas Pekerjaan, terdiri dari : a. Volume pekerjaan b. Lama waktu penyelesaian pekerjaan Kualitas Pekerjaan, terdiri dari : a. Ketelitian dalam bekerja b. Kerapihan dalam bekerja c. Kecepatan dalam bekerja d. Keterampilan yang dimiliki pegawai Pengetahuan kerja, terdiri dari : a. Latar belakang pendidikan pegawai b. Pengalaman kerja pegawai Kerjasama Tim, terdiri dari : a. Hubungan kemanusian antara sesama pegawai b. Hubungan kerja antara sesama pegawai Kreatifitas, terdiri dari : a. Kreatifitas pegawai dalam membuat inovasi kerja b. Kedisiplinan pegawai
Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang akan dibuat nantinya akan ditabulasikan dan di interpretasikan satu persatu. Adapun tabel keterkaitan antara dimensi dengan indikator dan item pertanyaan sebagai berikut : Tabel 3.1 Keterkaitan Dimensi, Indikator dan Item Pertanyaan No No Dimensi Indikator / item pertanyaan Angket 1 Kuantitas Pekerjaan Pegawai Kecamatan dapat menyelesaikan Volume Pekerjaan 1 pekerjaan-pekerjaannya sesuai dengan bidang kerjanya 2 Pegawai Kecamatan dapat memberikan pelayanan publik pada saat terjadi antrian masyarakat (umumnya terjadi pada hari senin dan selasa)
Lama waktu penyelesaian pekerjaan
3 4
2
Kualitas Pekerjaan Ketelitian dalam bekerja
5
6 Kerapihan pekerjaan
7
8
9 Kecepatan dalam bekerja
10 11
12
Keterampilan yang dimiliki pegawai
13 14
15
Pegawai Kecamatan dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan batas waktu yang diberikan Pegawai Kecamatan dapat mempercepat waktu penyelesaian pekerjaannya dari waktu normalnya Pegawai Kecamatan memiliki ketelitian dalam bekerja, khususnya ketika melayani keperluan atau permintaan masyarakat terkait pelayanan keadministrasian Pegawai Kecamatan dapat segera melakukan perbaikan apabila ditemukan kesalahan dalam hasil pekerjaannya Pegawai Kecamatan memiliki kerapihan dalam menyelesaikan pekerjaannya yang ditunjukkan dari sedikitnya kesalahan yang mereka lakukan Pegawai Kecamatan memiliki kehati-hatian dalam menyelesaikan pekerjaannya, khususnya yang berkaitan dengan pemberkasan dan ketika melayani keperluan atau permintaan masyarakat Pegawai menyimpan berkas-berkas pekerjaan didalam lemari pengarsipan yang terkode dan tertata rapih Pegawai Kecamatan memiliki sikap yang cekatan dalam bekerja Pegawai Kecamatan memiliki daya tanggap yang baik dalam menterjemahkan atau menafsirkan permintaan atau keluhan dari masyarakat yang datang Pegawai kecamatan memiliki respon yang cepat terhadap permintaan untuk menyelesaikan pekerjaan atau keluhan dari masyarakat yang datang Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan dalam menggunakan perangkat kerja khususnya komputer Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan lainnya seperti kemampuan dalam pengarsipan (pengkodean dan penataan arsip) Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan dalam surat menyurat baik secara manual maupun secara elektronik (email)
3
Pengetahuan Kerja Latar belakang pendidikan pegawai
16 17
Pengalaman kerja pegawai
18
19
4
Kerjasama Tim Hubungan kemanusiaan dengan masyarakat Hubungan kerja antara sesama pegawai
Pegawai Kecamatan memiliki keramahan ketika melakukan pelayanan masyarakat
21
Pegawai Kecamatan memiliki komunikasi yang baik Pegawai Kecamatan memiliki hubungan yang harmonis antar pegawai
22
24
Kreatifitas Kreatifitas
Pegawai Kecamatan telah memiliki lama masa kerja yang cukup yaitu minimal pernah menjadi pegawai honorer agar tidak perlu dilakukan penataran atau pendidikan ulang mengenai tugas dan tanggung jawabnya Pegawai Kecamatan memiliki cara pandang yang luas dalam menangani pekerjaan atau menyelesaikan permasalahan yang ada
20
23
5
Pegawai Kecamatan memiliki latar belakang pendidikan yang cukup minimal sarjana tingkat satu Pegawai Kecamatan dapat memberikan arahan yang tepat jika ditemukan persyaratan keadministrasiannya tidak lengkap dari permintaan masyarakat terkait
25 26
27
Pegawai Kecamatan memiliki komunikasi yang baik, antara pimpinan dan bawahannya Pegawai Kecamatan dapat bekerjasama dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan dengan membagi pekerjaan sesuai bidang kerjanya Pegawai Kecamatan memiliki ide dan gagasan dalam meningkatkan kinerja atau ketika menyelesaikan suatu permasalahan Pegawai Kecamatan dapat membuat metode-metode baru dalam menyelesaikan pekerjaannya atau ketika menyelesaikan suatu permasalahan Pegawai Kecamatan mampu menyerap aspirasi masyarakat atas pelayanan yang diberikan saat ini untuk merumuskan mekanisme pelayanan yang lebih baik lagi
Kedisiplinan
28 29 30
Pegawai Kecamatan hadir dan pulang tepat waktu Pegawai Kecamatan tidak keluar kantor sebelum jam kerja selesai atau mengurus keperluan pribadi tanpa izin pimpinan Pegawai kecamatan menggunakan atribut kepegawaian secara lengkap, rapih dan bersih
Sumber : Peneliti, 2014
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner. Sedangkan skala pengukuran instrumen yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini diterapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2010:107). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang digunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang jawaban setiap item diberi skor, seperti berikut : Tabel 3.2 Skala Likert Skor
Keterangan
4
Sangat Setuju / Sangat Baik
3
Setuju / Baik
2
Tidak Setuju / Kurang Baik
1
Sangat Tidak Setuju / Sangat Kurang Baik
Sumber : Sugiyono (2010:108)
3.3
Jenis dan Sumber Data Mengenai sumber data yang diperoleh dalam mendapatkan informasi yang
dijadikan sebagai sumber dalam memperoleh data maka sumber data ini dibagi menjadi dua, yaitu : 1.
Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari subyek atau obyek yang diteliti (sampel atau responden). Data primer biasanya bersifat masih mentah karena belum diolah atau diinterpretasikan sifat dan kualifikasinya.
2.
Data sekunder adalah data yang bersumber dari informasi media yang dimiliki relevansi dengan masalah penelitian dan layak dijadikan referensi, dokumentasi internal dalam melakukan penelitian. a.
Dokumentasi,
yaitu
teknik
pengumpulan
data
dengan
menggunakan dokumen-dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian yakni laporan dari kantor Kecamatan Sumur. b.
Studi Kepustakaan, pemanfaatan bahan-bahan referensi sebagai rujukan teori dan asumsi yang berkaitan serta menunjang penelitian. Studi kepustakaan ini meliputi data-data yang didapat dari dokumen-dokumen dan jurnal penelitian terkait.
3.4
Populasi dan sampel Menurut Sugiyono (2011:51), populasi merupakan keseluruhan dari
karakteristik atau hasil unit pengukuran yang menjadi objek penelitian. Penulis mencoba menetapkan suatu populasi dengan menyesuaikan objek penelitiannya
dan kemudian memutuskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang yang saat ini berjumlah 22.581 jiwa. Selain itu, menurut Sugiyono (2011:51), sampel merupakan bagian dari populasi namun masih memiliki sifat dan karakteristik populasi. Sedangkan menurut Usman (2006 :44), sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan tehnik tertentu yang disebut teknik sampling. Teknik sampling berguna agar mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan populasi dapat dipertanggung jawabkan, lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak, serta menghemat waktu, tenaga dan biaya (Usman, 2006:44). Sementara rumus yang digunakan dalam menghitung jumlah sampel adalah rumus Slovin. N
n = 1 + Ne2 Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Sampling error (tingkat kesalahan) Diketahui: N = 22.581 jiwa. e = 0,1 (10%) n=?
jawab: n = 22.581 jiwa 1+ 22.581 (0,1)2 n = 22.581 jiwa 1+ 22.581 jiwa n = 22.581 jiwa 23.581 n = 96 Sampel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dengan menggunakan rumus Slovin, dapat diketahui bahwa jumlah populasi sebanyak 22.581 jiwa dengan tingkat kesalahan (error) sebesar 10% (0,1), maka diperoleh hasil sampel sebanyak 96 responden yan akan dijadikan sampel penelitian. Kemudian, tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tehnik proportionate area random sampling. Dimana sampel dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi. Di samping itu, peneliti juga mempertimbangkan bahwa penyebaran kuesioner dilakukan kepada responden yang telah berusia di atas 25 tahun karena dianggap telah memiliki kemampuan dalam memberikan penilaian kinerja pegawai kantor kecamatan sumur kabupaten pandeglang secara lebih objektif. Teknik ini digunakan karena jumlah populasi terdiri dari sub populasi yang tidak homogen sehingga pada setiap populasi akan diwakili sesuai dengan proporsinya masing-masing dan dapat menghasilkan sampel yang representatif. Dibawah ini tabel dari teknik perhitungan sampel penelitian.
Tabel 3.3 Teknik Perhitungan Sampel Jumlah Perhitungan Penduduk 3.877 jiwa 3.877 x 100%=17.16%x 96 22.581
Hasil Hasil Akhir 16.47 16
Sumber Jaya
4.048 jiwa 4.048x 1%=17.92%x 96 22.581
17.20
17
3
Tunggal Jaya
2.947 jiwa
2.947 x 100% =13.30%x 96 22.581
12.76
13
4
Ujung Jaya
3.957 jiwa 3.957 x 100% =17.52%x 96 22.581
16.81
17
5
Taman Jaya
10.8
11
6
Kerta Mukti
2.542 jiwa x 100% =11.25%x 96 22.581 2.817 jiwa x 100% =12.47 %x 96 22.581
11.97
12
7
Cigorondong
2.393 jiwa 2.393x 1% =10.59 % x96 22.581
10.16
10
8
Jumlah
∑ =22.581
No
Desa
1
Kerta Jaya.
2
∑ =96
Sumber : Data diolah Tahun 2014
Berdasarkan tabel 3.3, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 96 sampel yang tersebar di 7 (tujuh) Desa di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang yaitu Desa Kerta Jaya, Sumber Jaya, Tunggal Jaya, Ujung Jaya, Taman Jaya, Kerta Mukti, dan Cigorondong, dimana sebanyak 96 sampel tersebut merupakan penduduk yang ber-umur 25 tahun ke atas yang akan mewakili dari jumlah keseluruhan yang mencapai 22.581 jiwa.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh mengenai evaluasi kinerja pegawai di
Kantor
Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang memiliki indikator-indikator yang dijadikan sebagai dasar dalam menyusun item-item yang dapat dijadikan sumber data, dimana teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut ini : 1.
Kuisioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden (masyarakat Kecamatan Sumur) agar dapat memberikan isian atau jawabannya. Kuesioner dalam penelitian ini akan diberikan kepada para masyarakat yang tersebar di 7 desa yang berada dalam wilayahadministratif Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang.
2.
Metode Observasi Metode observasi merupakan serangkaian pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap subyek atau obyek penelitian melalui mata, telinga, dan perasaan dengan melihat fakta-fakta fisik dari obyek yang diteliti dan mendapat masukan dari pihak-pihak terkait didalam penelitian ini. Fakta-fakta dan
informasi
yang
diperoleh secara langsung dilapangan dicatat dan dirangkum, untuk dijadikan data sekunder sebagai pendukung data
primer
diperoleh dari hasil jawaban responden melalui kuesioner.
yang
3.
Metode Kepustakaan Metode
kepustakaan
digunakan
dalam
penelitian
ini
untuk
mendapatkan gambaran teori yang tepat terhadap penelitian ini, menurut beberapa ahli, yakni dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku, literatur, serta karya ilmiah yang pernah dibuat dan dipublikasikan sebagai bahan referensi yang ada keterkaitan dengan penulisan peneliti ini.
3.6
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data.
Proses
pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan, dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu analisis data. Data yang telah terkumpul diolah dengan melalui beberapa proses sebagai berikut : 1.
2. 3.
Coding, yaitu tahap mengklasifikasikan data dari tanggapan responden atas kuesioner yang telah disebarkan. Data yang diinput dari kuesioner tanggapan responden mengenai kinerja pegawai adalah data ordinal dengan skala likert dengan bobot 4, 3, 2 dan 1. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data yang harus dilakukan secara berulang-ulang dan cermat. Tabulating, yaitu tahap penyusunan data secara akumulatif dengan menggunakan alat bantu Methode Succesive Interval (MSI) untuk merubah data ordinal menjadi data interval agar dapat dilaksanakan uji statistik dengan alat bantu SPSS versi 17.
Setelah itu dilakukan pengujian Validitas dan Realibilitas instrumen penelitian yakni kuesioner mengenai kinerja pegawai. Uji validitas digunakan
untuk menunjukan tingkat kevalidan instrument penelitian, artinya instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran. Menurut Muhidin (2007 : 37), keputusan pada sebuah butir atau item pertanyaan dapat dianggap valid apabila r > 0.3. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi pearson product moment dengan menggunakan alat bantu program Statistik Program for Social Science atau SPSS versi 17. Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa inggris ’rely’, yang berarti percaya, dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Dengan demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Hasil pengukuran dapat dipercaya atau dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > rtabel, dimana jika nilai alpha < 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik (Sekaran, 1992).
3.6.2 Teknik Analisis Data Teknik analisis adalah upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan data dengan mengelompokkan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah dipahami dan diinterpretasi oleh pembaca atau penguji. Dalam hal ini peneliti dalam menganalisa dan menggunakan metode analisis data kuantitatif, yaitu suatu metode analisis data dengan menggunakan angka-angka pemecahan masalah dapat dihitung secara pasti dengan penghitungan matematis. Pengujian
hipotesis
menggunakan
formula
z-test
digunakan
untuk
mengetahui deksriptif dari variabel penelitian yakni kinerja pegawai Kecamatan
Sumur Kabupaten Pandeglang yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS Versi 17. Adapun langkah pembuktiannya sebagai berikut : 1.
Uji Hipotesis Pada sebuah penelitian, lazimnya dilakukan pendugaan atau hipotesis
terhadap masalah yang eksis dan menjadi fokus penelitian. Hipotesis disusun berdasarkan kenyataan bahwa di satu sisi sebagai organisasi birokrasi tentu persoalan yang dihadapi sangat kompleks, sehingga mengharapkan hadirnya aparatur yang baik secara pribadi maupun kinerja pegawai. Adapun hipotesis nol (H0) yang diajukan oleh peneliti yaitu H 0 : µ 0 ≥ 65 %. Dengan kata lain “kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dikatakan Baik jika lebih tinggi atau sama dengan 65 persen”. Hipotesis nol (H0) dapat diterima apabila harga nilai zhitung < nilai ztabel. Secara statistik, hipotesis nol di atas dapat dirumuskan sebagai berikut ini :
H0 : µ ≥ 65 %
Adapun hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan oleh peneliti yaitu Ha : µ 0 < 65 %. Dengan kata lain “kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dikatakan tidak berhasil jika lebih rendah dari 65 persen”. Hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima apabila harga nilai zhitung > nilai ztabel. Secara statistik, hipotesis alternatif di atas dapat dirumuskan sebagai berikut ini :
Ha : µ < 65 %
3.7
Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian Evaluasi Kinerja Pegawai di Kantor
Kecamatan
Sumur
Kabupaten Pandeglang dilakukan di Kecamatan Sumur, yang terdiri dari 7 Desa antara lain Desa Sumber Jaya, Kerta Jaya, Tunggal Jaya, Taman Jaya, Ujung Jaya, Kertamukti, dan Cigorondong. Prakiraan waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel
3.4
Jadwal Penelitian No
Tahun 2014
Keterangan Apr – Jun
Jul – Sept
1
Observasi Awal
√
2
Penyusunan Proposal
√
3
Bimbingan Proposal
√
4
Perbaikan Proposal
√
5
Penyerahan Proposal Seminar
√
6
Seminar Proposal
√
7
Revisi Proposal
√
8
Observasi Lapangan dan Penyusunan Hasil Penelitian
√
Tahun 2015 Okt – Des
Jan – Mar
√
√
Apr – Jun
9
Pendaftaran Sidang
√
10
Sidang Skripsi dan Revisi Skripsi
√
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian Kecamatan Sumur merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa aparatur pemerintah kewilayahan yakni kecamatan dan kelurahan merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang mendapat pelimpahan sebagian kewenangan Bupati dan Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 18 Tahun 2008, pada pasal 1 menyatakan bahwa kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten yang ditetapkan dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah. Kecamatan Sumur memiliki kewajiban memberikan pelayanan publik kepada masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa (kelurahan) guna mempermudah urusan keadministrasian dan pelayanan publik lainnya kepada masyarakat yang ada di wilayah tugasnya. Dalam upaya memberikan pelayanan publik, Kecamatan Sumur akan sangat dipengaruhi oleh luas wilayah, jumlah kelurahan atau desa, jumlah penduduk serta faktor-faktor lainnya. Kecamatan Sumur memiliki luas wilayah sebesar 50.000 Km2. Adapun jumlah penduduknya hingga tahun 2013 tercatat sebanyak 22.581 jiwa (Sumber : Data Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Tahun 2013). Sedangkan letak geografisnya berbatasan dengan :
38
39
1.
Pada bagian utara dari letak Kecamatan Sumur berbatasan dengan Kecamatan Cimanggu.
2.
Pada bagian timur dari letak Kecamatan Sumur berbatasan dengan Kecamatan Cidahu.
3.
Pada bagian selatan dari letak Kecamatan Sumur berbatasan dengan Kecamatan Ciseuat.
Adapun pemerintah desa (kelurahan atau desa) yang terdapat di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang terdiri dari 7 kelurahan atau desa antara lain : 1.
Desa Kerta Jaya, memiliki jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sebanyak 3.877 jiwa.
2.
Desa Sumber Jaya, memiliki jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sebanyak 4.048 jiwa.
3.
Desa Tunggal Jaya, memiliki jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sebanyak 2.947 jiwa.
4.
Desa Ujung Jaya, memiliki jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sebanyak 3.957 jiwa.
5.
Desa Taman Jaya, memiliki jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sebanyak 2.542 jiwa.
6.
Desa Kerta Mukti, memiliki jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sebanyak 2.817 jiwa.
7.
Desa Cigorondong, memiliki jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sebanyak 2.393 jiwa.
4.2
Deskripsi Data
4.2.1 Karakteristik Responden Untuk mengetahui kinerja pegawai di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang, maka peneliti melakukan penyebaran kuisioner kepada sampel penelitian (responden) yakni masyarakat di setiap Desa yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Sumur guna pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini sebanyak 96 orang responden. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut ini : Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
35% 65%
Laki-laki Perempuan
Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan gambar 4.1, diketahui bahwa mayoritas respoden yang melakukan pengisian kuesioner atau yang umumnya dijumpai oleh peneliti saat melakukan penelitian lapangan didominasi oleh laki-laki dengan persentase sebesar 65 % dibandingkan perempuan dengan persentase sebesar 35%. Karakteristik responden berdasarkan pengelompokkan usianya sebagai berikut :
adalah
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
28%
32%
21 - 30 Th 31 - 40 Th
40%
> 40 Th
Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan gambar 4.2, diketahui bahwa mayoritas respoden yang melakukan pengisian kuesioner didominasi oleh responden dengan usia antara 31 - 40 tahun sebesar 40%. Kemudian responden dengan usia antara 21 - 30 tahun sebesar 32% dan responden dengan usia usia lebih dari 40 tahun sebesar 28%. Selain daripada itu, pengelompokkan responden juga dilakukan berdasarkan tingkat pendidikan akhir responden yang disajikan pada tabel berikut: Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
6%
20%
41% 33%
Sumber: Data primer yang telah diolah
SD SLTP SLTA Sarjana
Berdasarkan gambar 4.3, diketahui bahwa mayoritas respoden yang melakukan pengisian kuesioner didominasi oleh responden dengan pendidikan akhirnya merupakan lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) sebesar 33%. Adapun responden yang berpendidikan akhirnya sarjana hanya sebesar 6%
4.2.2 Uji Validitas dan Realibilitas 4.2.2.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menunjukan tingkat kevalidan instrumen penelitian (kuesioner), artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Keputusan pada sebuah butir atau item pertanyaan dapat dianggap valid apabila rhitung (koefisien korelasi pearson) > rtabel (0.3). Uji validitas menggunakan metode pearson product moment dengan program SPSS versi 17. Untuk dapat mengetahui apakah butir atau item pertanyaan dari kuesioner kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dinyatakan valid atau tidak valid disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Uji Validitas Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur (Tahap I) Item P1
Koefisien Korelasi Pearson 0.751**
P2
0.643
P3
**
Keterangan
Item
Valid
P16
Koefisien Korelasi Pearson 0.488**
Keterangan Valid
**
Valid
Valid
P17
0.647
0.082
Tdk Valid
P18
0.586**
Valid
P4
0.612**
Valid
P19
0.679**
Valid
P5
0.530**
Valid
P20
0.714**
Valid
P6
-0.029
Tdk Valid
P21
0.661**
Valid
P7
0.549**
Valid
P22
0.010
Tdk Valid
Item
Koefisien Korelasi Pearson
Keterangan
Item
Koefisien Korelasi Pearson
Keterangan
P8
0.562**
Valid
P23
0.718**
Valid
P9
0.427**
Valid
P24
0.573**
Valid
P10
0.525**
Valid
P25
0.619**
Valid
P11
0.614**
Valid
P26
0.103
Tdk Valid
P12
0.531**
Valid
P27
0.635**
Valid
P13
0.686**
Valid
P28
0.738**
Valid
P14
0.581**
Valid
P29
0.647**
Valid
P15
-0.203
Tdk Valid
P30
0.534**
Valid
Sumber: Data diolah tahap I, 2015 Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa nilai korelasi pearson pada masingmasing item atau butir pertanyaan memiliki nilai korelasi yang bervariasi. Terdapat sebanyak 25 item pertanyaan yang memiliki nilai rhitung (koefisien korelasi pearson) > rtabel (0,3) yang ditunjukkan dengan tanda bintang ganda, menunjukkan bahwa item pertanyaan tersebut dapat dikatakan “valid”. Selain itu, ditemukan sebanyak 5 item pertanyaan yang memiliki nilai rhitung (koefisien korelasi pearson) < rtabel (0,3), menunjukkan bahwa item pertanyaan tersebut dikatakan “tidak valid”. Menurut Sugiyono (2010:177) mengemukakan apabila terdapat item pertanyaan yang tidak valid maka dapat diambil tindakan dengan menghilangkan atau menghapus item pertanyaan tersebut atau melakukan perbaikan isi dari item pertanyaan tersebut dengan yang lain dan kemudian disebarkan kembali. Berdasarkan rujukan tersebut, peneliti mengambil tindakan untuk menghilangkan
atau menghapus item pertanyaan yang tidak valid guna efesiensi langkah-langkah penelitian berikutnya. Kemudian setelah diambil tindakan dengan menghilangkan atau menghapus item pertanyaan yang tidak valid maka hasil pengujian validitas akhir atau tahap II disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Uji Validitas Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur (Tahap II)
P1
Koefisien Korelasi Pearson 0.769**
P2
0.620**
Valid
P20
0.719**
Valid
P4
0.622**
Valid
P21
0.656**
Valid
P5
0.534**
Valid
P23
0.743**
Valid
P7
0.582**
Valid
P24
0.590**
Valid
P8
0.573**
Valid
P25
0.639**
Valid
P9
0.426**
Valid
P27
0.642**
Valid
P10
0.513**
Valid
P28
0.749**
Valid
P11
0.622**
Valid
P29
0.648**
Valid
P12
0.549**
Valid
P30
0.542**
Valid
P13
0.691**
Valid
-
-
-
P14
0.609**
Valid
-
-
-
P16
0.490**
Valid
-
-
-
P17
0.638**
Valid
-
-
-
P18
0.577**
Valid
-
-
-
Item
Keterangan
Item
Valid
P19
Koefisien Korelasi Pearson 0.681**
Keterangan Valid
Sumber: Data diolah tahap II, 2015 Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa seluruh item pertanyaan sebanyak 25 item memiliki nilai rhitung (koefisien korelasi pearson) > rtabel (0,3) yang
ditunjukkan dengan tanda bintang ganda, menunjukkan bahwa item pertanyaan tersebut dapat dikatakan “valid” dan dapat dilakukan tahapan selanjutnya yakni pengujian realibilitas.
4.2.2.2 Uji Realibilitas Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau menunjukkan bahwa instrumen penelitian (kuesioner) yang digunakan memiliki konsistensi dalam pengukuran. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai cronbach alpha
reliabilitas
dari hasil pengolahan
data dengan ketentuan dari Sekaran (2002), dimana nilai koefisien reliabilitas yang ditunjukkan dari nilai cronbach alpha < 0.6 adalah kurang baik, nilai cronbach alpha > 0.7 adalah dapat diterima dan nilai cronbach alpha > 0.8 baik. Hasil pengujian realibilitas instrumen penelitian (kuesioner) kinerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.932
25
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa Cronbach's Alpha Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang diperoleh nilai sebesar 0.932, sehingga kuesioner disebut reliabel yang berada dalam kategori “baik” karena nilai cronbach alpha > 0.8 (0.932 > 0.8).
4.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang berdasarkan tanggapan responden yang telah melakukan pengisian kuisioner, dimana kuesioner penelitian sebanyak 25 item pertanyaan yang telah dinyatakan valid dengan jumlah sampel sebanyak 96 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya sesuai bidang kerjanya disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai dapat Menyelesaikan Pekerjaan No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
16
16.67%
2
Baik
21
21.88%
3
Buruk
40
41.67%
4
Sangat Buruk
19
19.79%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 1 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa dari 96 responden yang menyatakan sangat baik sebanyak 16 responden atau sebanyak 16.67%, yang menyatakan baik sebanyak 21 responden atau sebanyak 21.88%, yang menyatakan buruk sebanyak 40 responden atau 41.67% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 19 responden atau 19.79%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai Kecamatan Sumur saat ini dianggap tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dapat
dilihat dari pegawai yang sering melempar tugas kepada pegawai yang lain ketika ada masyarakat yang meminta pelayanan publik kepada mereka. Selain itu pegawai juga terkesan mempersulit persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat dan melambatkan waktu atas penyelesaian pekerjaan. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan dapat memberikan pelayanan publik pada saat terjadi antrian masyarakat (umumnya terjadi pada hari senin dan selasa) disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Publik Saat Terjadi Antrian No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
17
17.71%
2
Baik
31
32.39%
3
Buruk
33
34.38%
4
Sangat Buruk
15
15.63%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 2 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa dari 96 responden yang menyatakan sangat baik sebanyak 17 responden atau sebanyak 17.71%, yang menyatakan baik sebanyak 31 responden atau sebanyak 32.39%, yang menyatakan buruk sebanyak 33 responden atau 34.38% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 15 responden atau 15.63%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai tidak dapat memberikan pelayanan publik ketika terjadi antrian masyarakat yang relatif cukup banyak. Hal ini dicerminkan dari pegawai kecamatan yang tampak stres ketika
melayani masyarakat dalam jumlah yang banyak atau antrian yang cukup panjang. Ini biasanya ditemukan di awal-awal minggu seperti hari senin ataupun hari selasa dimana masyarakat lebih sering mendatangi kantor kecamatan untuk meminta bantuan pelayanan publik dengan berbagai bentuk pelayanan. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan dapat mempercepat waktu penyelesaian pekerjaannya dari waktu normal disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Mempercepat Penyelesaian Pekerjaan No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
16
16.67%
2
Baik
33
34.38%
3
Buruk
28
29.17%
4
Sangat Buruk
19
19.79%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 4 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa dari 96 responden yang menyatakan sangat baik sebanyak 16 responden atau sebanyak 16.67%, yang menyatakan baik sebanyak 33 responden atau sebanyak 34.38%, yang menyatakan buruk sebanyak 28 responden atau 29.17% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 19 responden atau 19.79%. Responden yang menyatakan baik berpendapat pegawai kantor kecamatan dianggap dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan dari waktu normalnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pegawai kecamatan yang dapat menyelesaikan
berkas pekerjaannya dan melanjutkan berkas pekerjaan yang baru ditandai dengan tidak adanya berkas pekerjaan yang menumpuk di meja kerja mereka. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki ketelitian dalam bekerja, khususnya ketika melayani keperluan atau permintaan masyarakat disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Ketelitian Pegawai dalam Bekerja No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
15
15.63%
2
Baik
27
28.13%
3
Buruk
39
40.63%
4
Sangat Buruk
15
15.63%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 5 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa dari 96 responden yang menyatakan sangat baik sebanyak 15 responden atau sebanyak 15.63%, yang menyatakan baik sebanyak 27 responden atau sebanyak 28.13%, yang menyatakan buruk sebanyak 39 responden atau 40.63% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 15 responden atau 15.63%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai kecamatan kurang memiliki ketelitian dalam bekerja atau dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari seringnya kesalahan yang dilakukan oleh beberapa pegawai ketika memberikan pelayanan seperti kesalahan mengetik nama, kesalahan pengetikan tanggal atau bulan, isi
berkas yang tertukar dengan berkas yang lainnya dan lain-lain hal sebagai bentuk kurang telitinya pegawai kecamatan dalam melayani masyarakat. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki kerapihan dalam menyelesaikan pekerjaannya yang ditunjukkan dari sedikitnya kesalahan yang mereka lakukan disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Kerapihan Penyelesaian Pekerjaan No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
19
19.79%
2
Baik
25
26.04%
3
Buruk
32
33.33%
4
Sangat Buruk
20
20.83%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 7 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa dari 96 responden yang menyatakan sangat baik sebanyak 19 responden atau sebanyak 19.79%, yang menyatakan baik sebanyak 25 responden atau sebanyak 26.04%, yang menyatakan buruk sebanyak 32 responden atau 33.33% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 20 responden atau 20.83%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai kurang memiliki kerapihan dalam bekerja. Kerapihan dalam bekerja ditunjukkan dengan berkas pekerjaan yang tidak kotor, berkas pekerjaan diarsipkan kedalam map-map sesuai dengan jenis pelayanan serta berkas pekerjaan yang sudah dicek kembali isinya apakah masih terdapat kesalahan dalam pengetikan. Sampai saat
ini, masyarakat menilai bahwa pegawai kecamatan tidak memiliki kerapihan dalam bekerja saat memberikan pelayanan publik. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki kehatihatian dalam menyelesaikan pekerjaan, khususnya yang berkaitan dengan pemberkasan dan ketika melayani keperluan masyarakat disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kehati-hatian Dalam Bekerja No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
16
16.67%
2
Baik
29
30.21%
3
Buruk
37
38.54%
4
Sangat Buruk
14
14.58%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 8 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa dari 96 responden yang menyatakan sangat baik sebanyak 16 responden atau sebanyak 16.67%, yang menyatakan baik sebanyak 29 responden atau sebanyak 30.21%, yang menyatakan buruk sebanyak 37 responden atau 38.54% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 14 responden atau 14.58%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai kurang memiliki kehati-hatian dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dari berkas pekerjaan tidak diarsipkan kedalam map-map sesuai dengan jenis kategori
pelayanan serta berkas pekerjaan yang sudah dicek kembali isinya apakah masih terdapat kesalahan dalam pengetikan. Tanggapan responden atas indikator pegawai menyimpan berkas-berkas pekerjaan didalam lemari pengarsipan yang terkode dan tertata rapih disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Penyimpanan Berkas Pekerjaan No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
19
19.79%
2
Baik
27
28.13%
3
Buruk
36
37.50%
4
Sangat Buruk
14
14.58%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 9 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 19 responden atau sebanyak 19.79%, yang menyatakan baik sebanyak 27 responden atau sebanyak
28.13%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 36 responden atau 37.50% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 14 responden atau 14.58%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya berkas-berkas pengerjaan tidak disimpan kedalam lemari pengarsipan melainkan ditempatkan didalam kardus-kardus. Hal ini mengingat jumlah lemari pengarsipan di kantor Kecamatan memang hanya ada sebanyak 3 buah lemari arsip. Selain itu, pegawai kecamatan tidak berupaya untuk merubah data pekerjaan yang berbentuk
hardcopy menjadi softcopy dengan scanning data. Hal ini mengakibatkan apabila sewaktu-waktu data tersebut dibutuhkan akan sulit untuk ditemukan karena penyimpanannya yang kurang baik. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki sikap yang cekatan dalam bekerja disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Sikap Cekatan dalam Bekerja No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
18
18.75%
2
Baik
23
23.96%
3
Buruk
39
40.63%
4
Sangat Buruk
16
16.67%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 10 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.11, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 18 responden atau sebanyak 18.75%, yang menyatakan baik sebanyak 23 responden atau sebanyak
23.96%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 39 responden atau 40.63% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 16 responden atau 16.67%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai kecamatan tidak memiliki sikap yang cekatan pada saat bekerja. Hal ini dapat disebabkan pegawai kecamatan tersebut kurang menguasai dalam mengoperasionalkan komputer. Selain itu pegawai juga suka bertanya kepada pegawai lainnya
berkaitan dengan mekanisme pekerjaan yang tengah diselesaikannya karena tidak hafalnya pegawai mengenai prosedur dari pekerjaan tersebut. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki daya tanggap yang baik dalam menterjemahkan atau menafsirkan permintaan atau keluhan dari masyarakat yang datang disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tanggap Pegawai No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
19
19.79%
2
Baik
19
3
Buruk
35
19.79% 36.46%
4
Sangat Buruk
23
23.96%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 11 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 19 responden atau sebanyak 19.79%, yang menyatakan baik sebanyak 19 responden atau sebanyak
19.79%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 35 responden atau 36.46% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 23 responden atau 23.96%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai tidak memiliki daya tanggap yang baik atas permintaan dari masyarakat yang datang untuk meminta pelayanan administratif. Pegawai sering melakukan kesalahan dalam menafsirkan permintaan masyarakat secara tepat. Fenomena ini pernah
terjadi saat masyarakat membuat kartu tanda pentuduk elektronik (e-ktp) yang rata-rata ditemukan kesalahan nama dan tanggal lahir dari yang bersangkutan. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki respon yang cepat terhadap permintaan untuk menyelesaikan pekerjaan atau keluhan dari masyarakat yang datang disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Respon Yang Cepat No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
19
19.79%
2
Baik
26
27.08%
3
Buruk
34
35.42%
4
Sangat Buruk
17 96
17.71%
Total
100%
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 12 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.13, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 19 responden atau sebanyak 19.79%, yang menyatakan baik sebanyak 26 responden atau sebanyak
27.08%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 34 responden atau 35.42% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 17 responden atau 17.71%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai kecamatan dianggap tidak memiliki respon yang cepat terhadap penyelesaiaan pekerjaan atau permintaan dari masyarakat. Masyarakat menilai bahwasanya pegawai kecamatan dianggap mengulur-ulur waktu sehingga pekerjaan selesainya dalam waktu yang lebih lama, apalagi bila ada masyarakat yang dianggap dari kalangan kurang
mampu justru pegawai kecamatan cenderung saling melemparkan pekerjaan antara satu pegawai dengan pegawai lainnya karena dianggap tidak akan dapat memperoleh uang bonus dari masyarakat yang bersangkutan. Tanggapan
responden
atas
indikator
pegawai
kecamatan
memiliki
ketrampilan dalam menggunakan perangkat kerja khususnya komputer disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Komputerisasi No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
14
14.58%
2
Baik
29
30.21%
3
Buruk
35
36.46%
4
Sangat Buruk
18 96
18.75%
Total
100%
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 13 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.14, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 14 responden atau sebanyak 14.58%, yang menyatakan baik sebanyak 29 responden atau sebanyak
30.21%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 35 responden atau 36.46% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 18 responden atau 18.75%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai kecamatan dianggap kurang menguasai keterampilan dalam mengoperasionalkan komputer. Hal ini ditunjukkan dari pegawai yang sering saling bertanya kepada sesama pegawai tentang bagaimana caranya mengaktifkan alat ini maupun itu. Mungkin
saja ini disebabkan karena pegawai tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan yang baik atau tidak pernah mengikuti pembelajaran komputer di tempat lainnya. Tanggapan
responden
atas
indikator
pegawai
kecamatan
memiliki
ketrampilan lainnya seperti kemampuan dalam pengarsipan (pengkodean dan penataan arsip) disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Dalam Pengarsipan No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
11
11.46%
2
Baik
37
38.54%
3
Buruk
36
37.50%
4
Sangat Buruk
12
12.50%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 14 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.15, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 11 responden atau sebanyak 11.46%, yang menyatakan baik sebanyak 37 responden atau sebanyak
38.54%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 36 responden atau 37.50% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 12 responden atau 12.50%. Responden yang menyatakan baik berpendapat bahwa beberapa pegawai memiliki kemampuan dalam pengarsipan. Pengarsipan yang ditata dengan baik akan sangat bermanfaat ketika masyarakat datang kembali untuk mengambil berkas yang mereka minta sehingga tidak perlu mencari-cari lagi berkas tersebut.
Pengarsipan yang mereka gunakan berdasarkan pengkodean dengan klasifikasi nama desa yang ada di kecamatan sumur. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, minimal telah menempuh sarjana tingkat satu disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Latar Belakang Pendidikan Pegawai No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
14
14.58%
2
Baik
28
29.17%
3
Buruk
38
39.58%
4
Sangat Buruk
16
16.67%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 14 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.16, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 14 responden atau sebanyak 14.58%, yang menyatakan baik sebanyak 28 responden atau sebanyak
29.17%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 38 responden atau 39.58% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 16 responden atau 16.67%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai kecamatan yang ada saat ini, baik pegawai tetap maupun pegawai honorer meski memiliki latar belakang pendidikan yang cukup namun belum dapat menunjukkan semangat dan etos kerja yang profesional, khusus pegawai yang masih honorer
cenderung lebih banyak mengobrol-obrol di waktu jam kerja dan bermain game di komputer dan sering mengabaikan keperluan masyarakat. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan dapat memberikan arahan atau petunjuk yang jelas ketika melayani permintaan masyarakat disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Arahan dan Petunjuk No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
15
15.63%
2
Baik
23
23.96%
3
Buruk
39
40.63%
4
Sangat Buruk
19
19.79%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 17 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.17, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 15 responden atau sebanyak 15.63%, yang menyatakan baik sebanyak 23 responden atau sebanyak
23.96%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 39 responden atau 40.63% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 19 responden atau 19.79%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai kecamatan terkadang tidak dapat memberikan arahan dan petunjuk kepada masyarakat ketika terdapat kekurangan persyaratan atas pelayanan yang diminta. Hal ini lebih sering didominasi oleh pegawai yang tidak hafal dengan prosedur keadministrasian kecamatan yang ada.
Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki masa kerja yang cukup yaitu minimal pernah menjadi pegawai honorer agar tidak perlu dilakukan penataran mengenai tugas dan tanggung jawabnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Masa Kerja yang Cukup No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
17
17.71%
2
Baik
29
30.21%
3
Buruk
34
35.42%
4
Sangat Buruk
16
16.67%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 18 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.18, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 17 responden atau sebanyak 17.71%, yang menyatakan baik sebanyak 29 responden atau sebanyak
30.21%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 34 responden atau 35.42% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 16 responden atau 16.67%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai di Kantor Kecamatan Sumur saat ini mayoritas adalah pegawai negeri sipil yang baru bekerja sekitar 2 hingga 3 tahun. Hal ini ditunjukkan dengan pegawai Kantor Kecamatan Sumur yang lama atau memiliki masa kerja diatas 5 tahun telah dimutasi ke instansi atau kantor dinas yang lainnya dan digantikan oleh pegawai baru lulus seleksi pegawai negeri sipil atau dari pegawai honorer.
Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki cara pandang yang luas dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan atau menyelesaikan permasalahan yang ada disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Menyelesaikan Masalah No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
18
18.75%
2
Baik
29
30.21%
3
Buruk
36
37.50%
4
Sangat Buruk
13
13.54%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 19 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.19, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 18 responden atau sebanyak 18.75%, yang menyatakan baik sebanyak 29 responden atau sebanyak
30.21%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 36 responden atau 37.50% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 13 responden atau 13.54%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa pegawai kecamatan saat ini tidak ada yang memiliki kemampuan khusus yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang ada di wilayah kecamatan sumur seperti sengketa lahan, konflik antar pemuda, persaingan politik dari tokoh–tokoh desa hingga aksi demonstrasi dari warga masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari anggapan masyarakat bahwa pegawai Kecamatan Sumur saat ini tidak ada yang memiliki wibawa, kurang berpendidikan, kurang pengalaman, masih muda,
kurang menjalin silaturahmi dengan warga masyarakat, bukan tokoh yang dituakan dan lain-lain sebagainya yang membuat pegawai Kecamatan Sumur dianggap tidak memiliki kemampuan menangani permasalahan yang terjadi. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki keramahan ketika melakukan pelayanan masyarakat disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Keramahan Pegawai No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
15
15.63
2
Baik
24
25.00%
3
Buruk
35
36.46%
4
Sangat Buruk
22
22.92%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 20 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.20, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 15 responden atau sebanyak 15.63%, yang menyatakan baik sebanyak 24 responden atau sebanyak
25.00%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 35 responden atau 36.46% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 22 responden atau 22.92%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai kecamatan kurang ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini tercermin dari pegawai yang jarang memberikan senyum, raut muka yang tegang dan terkesan kaku, kurangnya obrolan santai yang dapat mencairkan suasana, terkesan membeda-bedakan pelayanan khususnya ketika
melayani masyarakat kecil dan lain-lain sebagainya yang membuat pegawai kecamatan sumur dianggap kurang ramah dan hangat dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki komunikasi yang baik dengan masyarakat disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Komunikasi yang Baik No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
18
18.75%
2
Baik
20
20.83%
3
Buruk
38
39.58%
4
Sangat Buruk
20
20.83%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 21 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.21, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 18 responden atau sebanyak 18.75%, yang menyatakan baik sebanyak 20 responden atau sebanyak
20.83%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 38 responden atau 39.58% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 20 responden atau 20.83%. Responden yang menyatakan buruk beranggapan
bahwa
pegawai
Kecamatan Sumur tidak memiliki kemampuan komunikasi yang
baik.
Kemampuan komunikasi yang baik umumnya ditunjukkan dengan kemampuan berinteraksi dengan lawan bicara dengan bahasa verbal. Namun yang dirasakan
oleh masyarakat adalah pegawai terhitung jarang melakukan interaksi dengan mereka secara verbal atau melakukan perbincangan. Tanggapan
responden
atas
indikator
pegawai
kecamatan
memiliki
komunikasi yang baik, antara pimpinan dan bawahannya disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi Pimpinan dan Bawahan No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
20
20.83%
2
Baik
25
26.04%
3
Buruk
38
39.58%
4
Sangat Buruk
13
13.54%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 23 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.22, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 20 responden atau sebanyak 20.83%, yang menyatakan baik sebanyak 25 responden atau sebanyak
26.04%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 38 responden atau 39.58% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 13 responden atau 13.54%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa sepertinya komunikasi antar pimpinan dan bawahan di Kantor Kecamatan Sumur tidak berjalan dengan baik. Hal ini disampaikan oleh masyarakat bahwa Kepala Kecamatan Sumur saat ini bukanlah orang yang bertipe memasyaratkan diri atau
bukan orang yang senang bergaul. Selain itu beliau juga sering bepergian ke luar kantor sehingga tidak ada waktu untuk beramah tamah dengan pegawainya. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan dapat bekerjasama dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan dengan
membagi
pekerjaan sesuai dengan bidang kerjanya disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Kerjasama Antar Pegawai Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Bidang Kerjanya No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
13
13.54
2
Baik
22
22.92
3
Buruk
40
41.67
4
Sangat Buruk
21
21.88
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 24 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.23, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 13 responden atau sebanyak 13.54%, yang menyatakan baik sebanyak 22 responden atau sebanyak
22.92%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 40 responden atau 41.67% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 21 responden atau 21.88%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwa kerjasama antar pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang membutuhkan kerjasama tim tidak terjalin dengan baik. Hal ini sering ditemukan dari pegawai yang terkadang tidak menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, ada pegawai
yang aktif dan pegawai yang cenderung pasif dalam kerjasama tersebut dan lain sebagainya yang menunjukkan bahwasanya kerjasama tim dan tanggungjawab pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan pembagian pekerjaan tidak berjalan dengan optimal. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan memiliki ide dan gagasan
dalam
meningkatkan
kinerja
atau
ketika
menyelesaikan
suatu
permasalahan disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Ide dan Gagasan No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
19
19.79%
2
Baik
27
28.13%
3
Buruk
36
37.50%
4
Sangat Buruk
14
14.58%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 25 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.24, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 19 responden atau sebanyak 19.79%, yang menyatakan baik sebanyak 27 responden atau sebanyak
28.13%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 36 responden atau 37.50% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 14 responden atau 14.58%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai kecamatan sumur kurang memiliki gagasan-gagasan dan ide yang membangun atau dalam upaya meningkatkan kinerjanya. Pegawai lebih suka menunggu
perintah dari Kepala Kecamatan ataupun pemberitaan melalui surat edaran pemerintah daerah atas suatu kebijakan. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan mampu menyerap aspirasi masyarakat atas pelayanan saat ini untuk merumuskan mekanisme pelayanan yang lebih baik lagi disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Menyerap Aspirasi No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
12
12.50%
2
Baik
34
35.42%
3
Buruk
35
36.46%
4
Sangat Buruk
15
15.63%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 27 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.25, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 12 responden atau sebanyak 12.50%, yang menyatakan baik sebanyak 34 responden atau sebanyak
35.42%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 35 responden atau 36.46% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 15 responden atau 15.63%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai Kecamatan tidak dapat menyerap aspirasi baik yang sifatnya keluhan, kritik maupun saran dari masyarakat atas pelayanan yang mereka terima selama ini. Hal yang paling tidak disukai oleh kebanyakan masyarakat adalah kritik dan saran atas pelayanan publik yang mereka rasakan lebih banyak yang tidak didengar dan
dilaksanakan oleh mereka, meskipun masukan tersebut rasional dan logis bahkan memberikan dampak yang positif sekalipun. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan hadir dan pulang tepat waktu atau mematuhi tata tertib pegawai negeri sipil yang berlaku disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Hadir dan Pulang Kerja Tepat Waktu No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
15
15.63%
2
Baik
27
28.13%
3
Buruk
38
39.28%
4
Sangat Buruk
16
16.67%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 28 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.26, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 15 responden atau sebanyak 15.63%, yang menyatakan baik sebanyak 27 responden atau sebanyak
28.13%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 38 responden atau 39.28% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 16 responden atau 16.67%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat bahwasanya pegawai kecamatan sumur tidak dapat hadir tepat waktu dan pulang sebelum waktunya. Hal ini dapat dilihat dari oknum pegawai kecamatan yang sering ditemui masuk kantor jam 8.30 wib, jam 09.00 wib. Lebih ironisnya lagi oknum pegawai bahkan ketika waktu istirahat tiba pukul 12.00 wib justru membolos kerja atau langsung
pulang kerja tanpa sepengetahuan dan izin kepala kecamatan. Terkadang ditemukan oknum pegawai tengah bersantai-santai di luar kantor kecamatan pada jam kerja, ini menunjukkan bahwa pegawai Kecamatan Sumur kurang memiliki disiplin, etos kerja dan jiwa koprs kepegawaian yang baik. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan tidak keluar kantor sebelum jam kerja selesai atau mengurus keperluan pribadi tanpa izin pimpinan dan mematuhi tata tertib pegawai lainnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Mematuhi Tata Tertib No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
14
14.58%
2
Baik
27
28.13%
3
Buruk
35
36.46%
4
Sangat Buruk
20
20.83%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 29 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.27, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 14 responden atau sebanyak 14.58%, yang menyatakan baik sebanyak 27 responden atau sebanyak
28.13%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 35 responden atau 36.46% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 20 responden atau 20.83%. Responden yang menyatakan buruk berpendapat pegawai kecamatan sumur dapat dikatakan tidak memiliki disiplin dan etos kerja yang baik sebagai pegawai negeri sipil. Masyarakat sering menemukan hal-hal yang sebenarnya tidak pantas
dilakukan oleh pegawai negeri sipil dan menyalahi tata tertib pegawai seperti sering keluar kantor untuk kepentingan pribadi seperti belanja atau istirahat di warung kopi saat jam kerja, tidak berpakaian dengan bersih dan rapih, tidak menggunakan atribut kepegawaian dan yang terpenting adalah tidak ikut serta melakukan kampanye politik. Tanggapan responden atas indikator pegawai kecamatan tidak keluar kantor sebelum jam kerja selesai atau mengurus keperluan pribadi tanpa izin pimpinan dan mematuhi tata tertib pegawai lainnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Menggunakan Atribut Kepegawaian No
Jenis Tanggapan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
14
14.58%
2
Baik
32
33.33%
3
Buruk
35
36.46%
4
Sangat Buruk
15
15.63%
96
100%
Total
Sumber: Pertanyaan Kuesioner No 30 Variabel Kinerja
Berdasarkan tabel 4.28, diketahui bahwa dari 96
responden
yang
menyatakan sangat baik sebanyak 14 responden atau sebanyak 14.58%, yang menyatakan baik sebanyak 32 responden atau sebanyak
33.33%,
yang
menyatakan buruk sebanyak 35 responden atau 36.46% dan yang menyatakan sangat buruk sebanyak 15 responden atau 15.63%. Responden
yang
menyatakan
buruk
berpendapat
pegawai
tidak
menggunakan atribut kepegawaian secara lengkap seperti kartu pegawai, tidak
berpakaian dengan rapih, rambut yang tidak tertata rapih, menggunakan sendal di saat jam kerja dan lain sebagainya yang menunjukkan bahwa atribut kelengkapan kepegawaian tidak digunakan sebagaimana mestinya sehingga pegawai jauh dari kesan pegawai yang profesional. Akumulasi tanggapan responden atas indikator Kinerja Pegawai Kecamatan Sumur disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.29 Akumulasi Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai No
Deskriptor Pertanyaan
Bobot Skala Likert 1
2
3
4
Skor Aktual
P1
Pegawai Kecamatan dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya sesuai dengan bidang kerjanya
19
40
21
16
226
P2
Pegawai Kecamatan dapat memberikan pelayanan publik pada saat terjadi antrian masyarakat (umumnya terjadi pada hari senin dan selasa) Pegawai Kecamatan dapat mempercepat waktu penyelesaian pekerjaannya dari waktu normalnya Pegawai Kecamatan memiliki ketelitian dalam bekerja, khususnya ketika melayani keperluan atau permintaan masyarakat terkait pelayanan keadministrasian Pegawai Kecamatan memiliki kerapihan dalam menyelesaikan pekerjaannya yang ditunjukkan dari sedikitnya kesalahan yang mereka lakukan Pegawai Kecamatan memiliki kehati-hatian dalam menyelesaikan pekerjaannya, khususnya yang berkaitan dengan pemberkasan dan ketika melayani keperluan atau permintaan masyarakat
15
33
31
17
242
19
28
33
16
238
15
39
27
15
234
20
32
25
19
235
14
37
29
16
239
P9
Pegawai menyimpan berkas-berkas pekerjaan didalam lemari pengarsipan yang terkode dan tertata rapih
14
36
27
19
243
P10
Pegawai Kecamatan memiliki sikap yang cekatan dalam bekerja
16
39
23
18
235
P11
Pegawai Kecamatan memiliki daya tanggap yang baik dalam menterjemahkan atau menafsirkan permintaan atau keluhan dari masyarakat yang datang
23
35
19
19
226
P4 P5
P7
P8
P12
Pegawai kecamatan memiliki respon yang cepat terhadap permintaan untuk menyelesaikan pekerjaan atau keluhan dari masyarakat yang datang
17
34
26
19
239
P13
Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan dalam menggunakan perangkat kerja khususnya komputer
18
35
29
14
231
P14
Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan lainnya seperti kemampuan dalam pengarsipan (pengkodean dan penataan arsip)
12
36
37
11
239
P16
Pegawai Kecamatan memiliki latar belakang pendidikan yang cukup minimal sarjana tingkat satu
16
38
28
14
232
P17
Pegawai Kecamatan dapat memberikan arahan yang tepat jika ditemukan persyaratan keadministrasiannya tidak lengkap dari permintaan masyarakat terkait
19
39
23
15
226
P18
Pegawai Kecamatan telah memiliki lama masa kerja yang cukup yaitu minimal pernah menjadi pegawai honorer agar tidak perlu dilakukan penataran atau pendidikan ulang mengenai tugas dan tanggung jawabnya
16
34
29
17
239
P19
Pegawai Kecamatan memiliki cara pandang yang luas dalam menangani pekerjaan atau menyelesaikan permasalahan yang ada
13
36
29
18
244
P20
Pegawai Kecamatan memiliki keramahan ketika melakukan pelayanan masyarakat
22
35
24
15
224
P21
Pegawai Kecamatan memiliki komunikasi yang baik
20
38
20
18
228
P23
Pegawai Kecamatan memiliki komunikasi yang baik, antara pimpinan dan bawahannya
13
38
25
20
244
P24
Pegawai Kecamatan dapat bekerjasama dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan dengan membagi pekerjaan sesuai bidang kerjanya Pegawai Kecamatan memiliki ide dan gagasan dalam meningkatkan kinerja atau ketika menyelesaikan suatu permasalahan
21
40
22
13
219
14
36
27
19
243
P27
Pegawai Kecamatan mampu menyerap aspirasi masyarakat untuk merumuskan mekanisme pelayanan yang lebih baik lagi
15
35
34
12
235
P28
Pegawai Kecamatan hadir dan pulang tepat waktu
16
38
27
15
233
P29
Pegawai Kecamatan tidak keluar kantor sebelum jam kerja selesai atau mengurus keperluan pribadi tanpa izin pimpinan
20
35
27
14
227
P25
P30
Pegawai kecamatan menggunakan atribut kepegawaian secara lengkap, rapih dan bersih
15
35
32
14
237
Total
308
644
480
296
4220
Rata-rata
12
26
19
12
169
Sumber : Data primer yang telah diolah peneliti, 2014 4.3
Pengujian Hipotesis Selanjutnya, guna memperoleh kesimpulan atas hipotesis yang diajukan
pada bagian sebelumnya, uji hipotetis perlu dilakukan untuk keperluan tersebut. Dalam hal ini, formula z-test digunakan untuk menguji hipotetis deskriptif terhadap variabel dengan jenis data interval dan berasumsi normal, jumlah sampel atau N sebanyak 96 responden. Dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 17 diperoleh harga-harga statistik deskriptif sebagai berikut : Tabel
4.30
Statistik Deskriptif One-Sample Statistics N Kinerja Pegawai
Mean 96
61.9136
Std. Deviation
Std. Error Mean
14.51907
1.48185
Sumber : Output SPSS v.17 Berdasarkan tabel 4.30, diketahui bahwa nilai rerata (Mean), simpangan baku (Std. Deviation), nilai yang dihipotesiskan () sebesar 6.240 yaitu 65 persen dari total skor ideal yang mungkin diperoleh yaitu sebesar 9.600 dan jumlah sampel (N) dimasukkan ke dalam rumus uji z sebagai berikut :
Diperoleh nilai zhitung sebesar 12,382. Sementara nilai ztabel dengan tingkat kesalahan sebesar (0,05) diketahui sebesar 1,98. Dengan menggunakan uji satu sisi (one-tailed), hipotesis nol (H0) dapat diterima apabila harga nilai zhitung
nilai ztabel. Diketahui bahwa nilai zhitung
(12,382) > nilai ztabel (1,98) pada taraf
kepercayaan 95%, maka dengan demikian “Ha dapat diterima dan H0 ditolak”. Dengan kata lain, hipotesis yang menyatakan bahwa “kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dikatakan tidak berhasil atau kurang baik jika kurang dari 65 persen” dapat terbukti kebenarannya. Sedangkan untuk mengetahui prosentase kinerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang saat ini menggunakan rumus sebagai berikut : Prosentase Kinerja = Tot. Skor Aktual x 100% Tot. Skor Ideal
Maka, = 4.220
x 100%
9.600 = 0,4395 x 100% = 43,95% = 44% (dibulatkan) Dengan demikian, prosentase kinerja pegawai di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang saat ini ialah sebesar 44 persen.
4.4
Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan uraian pada tabel 4.29, diketahui bahwa hasil pengukuran dari
25 item pertanyaan atau deskriptor diperoleh nilai total skor aktual sebesar 4.220. Untuk dapat mengetahui kinerja pegawai Kecamatan Sumur
Kabupaten
Pandeglang menurut tanggapan responden atau masyarakat di Kecamatan Sumur dianalisis berdasarkan hasil skoring jawaban responden dari kuesioner yang telah mereka isi sebagai berikut : Skor sebesar 296 yang menjawab sangat baik
= 296 x 4 = 1.184
Skor sebesar 480 yang menjawab baik
= 480 x 3 = 1.440
Skor sebesar 644 yang menjawab kurang baik
= 644 x 2 = 1.288
Skor sebesar 308 yang menjawab sangat kurang baik = 308 x 1 = 308 Jumlah = 4.220 Jumlah skor tertinggi
= 4 x 25 x 96 = 9.600
Jumlah skor terendah
= 1 x 25 x 96 = 2.400
Berdasarkan data tersebut, diketahui pengukuran
kinerja
pegawai
Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut : Sangat Kurang Baik Kurang Baik
2.400
4.800
Baik
7.200
Sangat Baik
9.600
4.220 Gambar 4.4 Pengukuran Kinerja Pegawai Secara Kontinum
Berdasarkan gambar 4.4, diketahui bahwa kinerja pegawai Kecamatan Sumur menurut tanggapan responden memperoleh jumlah skor sebesar 4.220. Jumlah skor tersebut terletak diantara rentang penilaian 2.400 – 4.800 yang berada dalam kategori yang “kurang baik”. Dengan kata lain, kinerja pegawai Kecamatan Sumur menurut tanggapan responden berada dalam kategori yang kurang baik. Hasil pengukuran kinerja pegawai Kecamatan Sumur menurut tanggapan responden terdapat keselarasan dengan hasil pengujian hipotesis, dimana hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa kinerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dikatakan kurang baik atau tidak berhasil apabila kurang dari 65%. Kemudian untuk dapat mengetahui dimensi kinerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dilakukan dengan cara membuat peringkat dari nilai rata-rata masing-masing dimensi kinerja yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.31 Ranking Dimensi Kinerja Pegawai Kecamatan Sumur
Kuantitas Pekerjaan
235
Kualitas Pekerjaan
235
Pengetahuan Kerja
236 183
Kerjasama Tim
235
Kreatifitas
0
50
100 Rata-rata Nilai Dimensi
150
200
250
Berdasarkan tabel 4.31, diketahui dengan jelas rata-rata nilai dimensi kinerja pegawai Kecamatan Sumur yang diuraikan sebagai berikut ini : 1
Dimensi kuantitas pekerjaan pegawai kecamatan kantor Sumur saat ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 235 dari nilai ideal sebesar 384. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kuantitas pekerjaan dengan indikator volume pekerjaan dan lama waktu penyelesaian pekerjaan didominasi oleh tanggapan yang tidak setuju atau kurang baik dari masyarakat Kecamatan Sumur yang ditunjukkan dari pegawai kantor kecamatan sering saling melimpahkan tugas dalam melayani masyarakat yang meminta pelayanan, tidak dapat melayani keperluan masyarakat dengan cepat sehingga timbul antrian yang cukup panjang yang umumnya sering terjadi pada hari senin dan selasa.
2
Dimensi kualitas pekerjaan pegawai kantor kecamatan Sumur saat ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 235 dari nilai ideal 384. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kualitas pekerjaan dengan indikator ketelitian kerja, kerapihan kerja, kecepatan kerja dan keterampilan yang dimiliki pegawai didominasi oleh tanggapan yang tidak setuju atau kurang baik dari masyarakat Kecamatan Sumur yang ditunjukkan dari
seringnya
kesalahan
dalam
membuat
berkas-berkas
keadministrasian seperti kesalahan mengetik nama, tanggal atau bulan, berkas yang tertukar dan kotor, berkas pekerjaan tidak diarsipkan dan ditempatkan di meja, penyimpanan arsip yang kurang baik, sikap yang kurang cekatan dalam memberikan pelayanan dan
lain sebagainya bentuk pelayanan yang kurang disukai oleh masyarakat. 3
Dimensi pengetahuan kerja pegawai kantor kecamatan Sumur saat ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 236 dari nilai ideal sebesar 384. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi pengetahuan kerja dengan indikator tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
pegawai
didominasi oleh tanggapan yang tidak setuju atau kurang baik dari masyarakat Kecamatan Sumur yang ditunjukkan dari semangat dan etos kerja yang kurang, khususnya pegawai honorer yang sering mengobrol di jam kerja, bermain game di komputer, tidak dapat memberikan arahan, petunjuk dan keterangan apabila terdapat kekurangan dari persyaratan atas pelayanan yang diminta karena tidak hafal prosedur keadministrasian yang berlaku, kurangnya pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat seperti sengketa lahan, konflik antar pemuda desa, persaingan
politik
dan
lain
sebagainya
yang
menunjukkan
pengetahuan kerja belum dapat memenuhi harapan masyarakat. 4
Dimensi kerjasama tim pada pegawai kantor kecamatan Sumur saat ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 183 dari nilai ideal sebesar 384. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kerjasama tim dengan indikator hubungan dengan masyarakat dan hubungan antar sesama pegawai didominasi oleh tanggapan yang tidak setuju atau kurang baik dari masyarakat Kecamatan Sumur yang ditunjukkan dari kurang
ramahnya pegawai ketika melayani masyarakat, sering membedabedakan
ketika
melayani
masyarakat
kecil,
tidak
memiliki
kemampuan komunikasi yang baik, lemahnya komunikasi antara pimpinan dengan bawahan dan kurangnya kerjasama tim dan sikap saling membantu jika pegawai lainnya meminta bantuan dan lain sebagainya yang menunjukkan kerjasama tim tidak kuat 5
Dimensi kreatifitas pegawai kantor kecamatan Sumur saat ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 235 dari nilai ideal sebesar 384. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kreatifitas dengan indikator kreatifitas dan disiplin pegawai didominasi oleh tanggapan yang tidak setuju atau kurang baik dari masyarakat Kecamatan Sumur yang ditunjukkan dari pegawai kurang memberikan gagasan dan ide untuk menguatkan kinerja pelayanan publik karena lebih suka menunggu instruksi dari pimpinan, tidak menyerap aspirasi seperti keluhan, kritik dan saran dari masyarakat, absensi pegawai sering terlambat masuk kerja dan pulang sebelum waktunya, sering membolos kerja pada jam istirahat, keluar kantor demi kepentingan pribadi dan tanpa izin pimpinan, disiplin dan etos kerja yang tidak baik, tidak berpakaian sesuai atribut kepegawaian dan ada oknum yang ikut kampanye politik pada saat-saat tertentu dan lain sebagainya yang menunjukkan kreatifitas pegawai kurang baik.
4.5
Pembahasan Di samping itu, peneliti memberikan uraian berkaitan dengan ranking
dimensi kinerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang antara lain : 1
Dimensi pengetahuan kerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang memperoleh nilai rata-rata tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kinerja yaitu pengetahuan kerja yang diuraikan oleh peneliti dalam bentuk pertanyaan kuesioner memiliki jumlah skor tanggapan dari responden yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah skor dari dimensi kinerja lainnya meskipun rata-rata tanggapan masyarakat didominasi dengan jawaban yang tidak setuju atau kurang baik. Dengan kata lain, dimensi pengetahuan kerja memiliki peringkat yang paling tinggi bila dibandingkan dimensi kinerja lainnya seperti kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, kerjasama tim dan kreatifitas.
2
Dimensi kerjasama tim dari pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang memperoleh nilai rata-rata terendah. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kinerja yaitu kerjasama tim yang diuraikan oleh peneliti dalam bentuk pertanyaan kuesioner memiliki jumlah skor tanggapan dari responden yang paling rendah bila dibandingkan dengan jumlah skor dari dimensi kinerja lainnya yang didominasi dengan dengan jawaban yang tidak setuju atau kurang baik dan sangat tidak setuju dan sangat kurang baik. Dengan kata lain, dimensi kerjasama
tim
memiliki
peringkat
yang
dibandingkan dengan dimensi kinerja lainnya
paling
rendah
bila
Selain itu, peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian ini tidaklah sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan peneliti. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain : 1.
Peneliti memiliki keterbatasan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner penelitian yang mungkin dianggap kurang tepat atau juga kekeliruan berkaitan dengan kinerja pegawai.
2.
Peneliti memiliki keterbatasan waktu dan biaya selama penelitian berlangsung.
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, secara
umum kondisi kinerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang menurut tanggapan masyarakat di Kecamatan Sumur yang tersebar pada 7 desa atau kelurahan saat ini berada dalam kondisi yang buruk dengan persentase tanggapan responden atas kinerja pegawai Kecamatan Sumur sebesar 44 persen. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha), yakni kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dikatakan tidak berhasil atau buruk jika lebih rendah dari 65 persen terbukti “diterima”. Dimensi yang berada dalam kategori penilaian kinerja pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang yakni kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, pengetahuan kerja, kerjasama tim dan kreatifitas pegawai masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan ini perlu mendapatkan penanganan yang serius dari Kepala Kecamatan Sumur guna mengoptimalkan kinerja pegawainya dalam memberikan pelayanan publik yang prima.
5.2
Saran-saran Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka penulis dapat memberikan
beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan positif dan dasar
82
83
pengambilan keputusan dalam usaha meningkatkan kinerja pegawai Kecamatan Sumur. Saran-saran yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan upaya-upaya pembinaan jiwa korps dan kode etik kepada pegawai Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang guna memperkuat tanggung jawab dan profesionalisme sebagai abdi negara.
2.
Melakukan pengawasan melekat (waskat) guna menghindari praktekpraktek perilaku menyimpang seperti tindakan indispliner, gratifikasi dan lain-lain tindakan yang dapat memberikan citra buruk kepada korps pegawai negeri sipil.
3.
Memberikan reward and punishment kepada pegawai Kecamatan Sumur yang dinilai memiliki kinerja atau prestasi kerja yang baik agar semangat kerja dan iklim kerja menjadi lebih dinamis dan kondusif.
4.
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada para
pegawai
berkaitan penerapan pelayanan publik yang prima, kursus komunikasi verbal, pelatihan penggunaan komputer untuk pemerintahan dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai Kecamatan Sumur.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Indeks. Fitron, Ikhsan Nur. 2009. Mencurigai Kekuasaan: Pelayanan Prima Bagi Warga. Jakarta. Global Medika Profetika. Gomes, Fausto Cordoso. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Andi Offset. Handoko, Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. BPFE. Harbani, Pasolong. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabeta. Haris, Syamsuddin. 2007. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. Lipi Press. Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Ismanto, Gandung. 2010. Banten Bangkit: Habis Gelap Terbitkah Terang. Serang. Gong Publishing. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan. Bandung. Remaja Rosdakarya. Marihot, Hariandja. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. BPFE. Muhidin, Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung. Pustaka Setia. Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia. Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi I dan Kybernologi II. Jakarta. Rineka Cipta. Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung. Mandar Maju. Sikula, Andrew, E. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Erlangga. Simanjuntak, J. Payaman. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta. FE Universitas Indonesia.
Subarsono, A.G. 2012. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta. , 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta. Sutarto. 2002. Dasar – dasar Organisasi. Jakarta. Gunung Agung. Syafi’e. 1999. Ilmu Administrasi Negara. Jakarta. Rineka Cipta. Thoha, Miftah. 2001. Ilmu Administrasi Negara. Jakarta. Raja Biro Findo Persada. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady A. 2006. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara. Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta. Raja Grafindo.
Dokumen: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Kewajiban dan Larangan. Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Bulan September 2013. Sumber lain: Internet: http//shelmi.wordpress.com/2009/02/27/evaluasi-kinerja/.(Tanggal akses 5 November 2013).
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN EVALUASI KINERJA PEGAWAI KANTOR KECAMATAN SUMUR KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2014 Serang,
April 2015
Kepada Yth, Bapak/Ibu Responden DiTempat Bersamaan dengan ini, saya selaku mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Negara yang tengah melakukan penelitian skripsi memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara dapat meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagaimana terlampir. Pertanyaan tersebut mengungkap bagaimana kinerja pegawai Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang saat ini. Data yang diperoleh akan digunakan dalam rangka menyusun skripsi untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kerahasiaan identitas Bapak/Ibu/Saudara terjamin dan data ini hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah akademis dan sumbangsih pemikiran bagi Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dalam rangka memberikan data serta perspektif masyarakat Kecamatan Sumur terhadap kinerja pegawai kantor kecamatan. Diharapkan kuisioner ini dapat dijawab seluruhnya, mengingat objektifitas penelitian akan sangat bergantung dari pengisian kuisioner ini. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara membantu proses penelitian ini, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Maman Nuralam NPM: 6661081097
Identitas Responden Harap responden mengisi dengan sebenarnya 1. Nama
:……………………………….
2. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
3. Usia...................................................................Tahun 4. Pendidikan
:
SD
SLTP
SLTA
S1
………...
Petunjuk Pengisian 1 Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti, bila ada yang tidak dimengerti diharapkan untuk bertanya kepada peneliti. 2 Berilah tanda “cheklist” ( √ ) pada jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pilihan dari bapak/ibu/saudara. 3
Harap mengisi semua pertanyaan yang diberikan.
Keterangan Jawaban Pernyataan Sangat Baik (SB) diberi nilai 4 Pernyataan Baik (B) diberi nilai 3 Pernyataan Tidak Baik (TB) diberi nilai 2 Pernyataan Sangat Tidak Baik (STB) diberi nilai 1
Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Pernyataan ini berkisar mengenai kinerja pegawai Kantor Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang, yang dimaksudkan untuk mengetahui kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat saat ini di Kecamatan Sumur. No
Uraian Pernyataan
1
Pegawai Kecamatan dapat menyelesaikan pekerjaanpekerjaannya sesuai dengan bidang kerjanya Pegawai Kecamatan dapat memberikan pelayanan publik pada saat terjadi antrian masyarakat (umumnya terjadi pada hari senin dan selasa) Pegawai Kecamatan dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan batas waktu yang diberikan Pegawai Kecamatan dapat mempercepat waktu penyelesaian pekerjaannya dari waktu normalnya Pegawai Kecamatan memiliki ketelitian dalam bekerja, khususnya ketika melayani keperluan atau permintaan masyarakat terkait pelayanan keadministrasian Pegawai Kecamatan dapat segera melakukan perbaikan apabila ditemukan kesalahan dalam hasil pekerjaannya Pegawai Kecamatan memiliki kerapihan dalam menyelesaikan pekerjaannya yang ditunjukkan dari sedikitnya kesalahan yang mereka lakukan Pegawai Kecamatan memiliki kehati-hatian dalam menyelesaikan pekerjaannya, khususnya yang berkaitan dengan pemberkasan dan ketika melayani keperluan atau permintaan masyarakat Pegawai menyimpan berkas-berkas pekerjaan didalam lemari pengarsipan yang terkode dan tertata rapih Pegawai Kecamatan memiliki sikap yang cekatan dalam bekerja Pegawai Kecamatan memiliki daya tanggap yang baik dalam menterjemahkan atau menafsirkan permintaan atau keluhan dari masyarakat yang datang Pegawai kecamatan memiliki respon yang cepat terhadap permintaan untuk menyelesaikan pekerjaan atau keluhan dari masyarakat yang datang Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan dalam menggunakan perangkat kerja khususnya komputer Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan lainnya seperti kemampuan dalam pengarsipan (pengkodean dan penataan arsip)
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14
Jawaban Pernyataan STB TB B SB
15 16 17 18
19 20 21 22 23 24
25 26 27
28 29
30
Pegawai Kecamatan memiliki ketrampilan dalam surat menyurat baik secara manual maupun secara elektronik (email) Pegawai Kecamatan memiliki latar belakang pendidikan yang cukup minimal sarjana tingkat satu Pegawai Kecamatan dapat memberikan arahan yang tepat jika ditemukan persyaratan keadministrasiannya tidak lengkap dari permintaan masyarakat terkait Pegawai Kecamatan telah memiliki lama masa kerja yang cukup yaitu minimal pernah menjadi pegawai honorer agar tidak perlu dilakukan penataran atau pendidikan ulang mengenai tugas dan tanggung jawabnya Pegawai Kecamatan memiliki cara pandang yang luas dalam menangani pekerjaan atau menyelesaikan permasalahan yang ada Pegawai Kecamatan memiliki keramahan ketika melakukan pelayanan masyarakat Pegawai Kecamatan memiliki komunikasi yang baik Pegawai Kecamatan memiliki hubungan yang harmonis antar pegawai Pegawai Kecamatan memiliki komunikasi yang baik, antara pimpinan dan bawahannya Pegawai Kecamatan dapat bekerjasama dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan dengan membagi pekerjaan sesuai bidang kerjanya Pegawai Kecamatan memiliki ide dan gagasan dalam meningkatkan kinerja atau ketika menyelesaikan suatu permasalahan Pegawai Kecamatan dapat membuat metode-metode baru dalam menyelesaikan pekerjaannya atau ketika menyelesaikan suatu permasalahan Pegawai Kecamatan mampu menyerap aspirasi masyarakat atas pelayanan yang diberikan saat ini untuk merumuskan mekanisme pelayanan yang lebih baik lagi Pegawai Kecamatan hadir dan pulang tepat waktu Pegawai Kecamatan tidak keluar kantor sebelum jam kerja selesai atau mengurus keperluan pribadi tanpa izin pimpinan Pegawai kecamatan menggunakan atribut kepegawaian secara lengkap, rapih dan bersih
Ttd Responden ….…..…………………..
Terima Kasih & Sukses Selalu
UJI VALIDITAS
(30 butir pertanyaan) Kinerja Pegawai P1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P2
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P3
P6
.214
Pearson Correlation N Pearson Correlation
-.029
Pearson Correlation N Pearson Correlation N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P11
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P12
96
N Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
P10
.612** .000
Sig. (1-tailed)
Sig. (1-tailed)
P9
96
.530** .000
N
P8
96
Sig. (1-tailed)
Sig. (1-tailed) P7
.643** .000 .082
Sig. (1-tailed) P5
96
N Pearson Correlation N
P4
.751** .000
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
96 .390 96 .549** .000 96 .562** .000 96 .427** .000 96 .525** .000 96 .614** .000 96 .531** .000 96
P13
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P14
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P15
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P16
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P17
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P18
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P19
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P20
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P21
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P22
96 -.203* .024 96 .488** .000 96 .647** .000 96 .586** .000 96 .679** .000 96 .714** .000 96 .661** .000 96 .462
Pearson Correlation N Pearson Correlation N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P26
.581** .000
Sig. (1-tailed)
Sig. (1-tailed) P25
96
.010
Sig. (1-tailed) P24
.000
N Pearson Correlation N
P23
.686**
96 .718** .000 96 .573** .000 96 .619** .000 96
N Pearson Correlation
.103
Sig. (1-tailed)
.160
N
96
P27
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P28
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P29
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P30
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
Kinerja Pegawai
N Pearson Correlation
.635** .000 96 .738** .000 96 .647** .000 96 .534** .000 96 1
Sig. (1-tailed) N
96
Keterangan : 1.
Total pertanyaan berkaitan dengan variabel Kinerja sebanyak 30 butir/item pertanyaan.
2.
Diketahui ada sebanyak 25 item pertanyaan yang dinyatakan “Valid”, karena nilai korelasinya atau rhitung > rtabel (0.344) dan ditunjukkan dengan tanda bintang ganda (**).
3.
Diketahui ada sebanyak 5 item pertanyaan yang dinyatakan “Tidak Valid”, karena nilai korelasinya atau rhitung < rtabel (0.344). Item pertanyaan yang tidak valid ditandai warna merah, yaitu pertanyaan no 3, 6, 15, 22 dan 26.
UJI VALIDITAS
(25 butir pertanyaan) Kinerja Pegawai P1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
P2
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P4
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P5
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P7
P8
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P13
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P14
96 .622** .000 96 .534** .000 96
.573**
N
P12
.000
N Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
P11
.620**
Sig. (1-tailed)
N
P10
96
.582** .000
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed) P9
.769** .000
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
96 .000 96 .426** .000 96 .513** .000 96 .622** .000 96 .549** .000 96 .691** .000 96 .609** .000 96
P16
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P17
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P18
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P19
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P20
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P21
P23
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P29
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
P30
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Total
.000 96 .577** .000 96 .681** .000 96 .719** .000 96
.743**
N
P28
.638**
N Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
P27
96
Sig. (1-tailed)
N
P25
.000
.656** .000
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed) P24
.490**
Pearson Correlation
96 .000 96 .590** .000 96 .639** .000 96 .642** .000 96 .749** .000 96 .648** .000 96 .542** .000 96 1
Sig. (1-tailed) N
96
UJI REALIBILITAS
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .932
25
UJI STATISTIK DESKRIPTIF One-Sample Statistics N Kinerja Pegawai
Mean 96
Std. Deviation
61.9136
Std. Error Mean
14.51907
1.48185
One-Sample Test Test Value = 0.05 95% Confidence Interval Mean t Kinerja Pegawai
41.748
df
Sig. (2-tailed) 95
.000
Difference 61.86362
of the Difference Lower 58.9218
Upper 64.8055
RIWAYAT HIDUP
Maman Nuralam, Lahir di Sumur, 5 Desember 1988, merupakan putra pertama dari pasangan Bapak Sutrawi dan Ibu Mamah. Agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Kp. Katapang Kecamatan Sumur Desa Cigorondong Kabupaten Pandeglang Banten. Menyelesaikan Pendidikan di SD Negeri Cigorondong tahun 2002, tamat SMP Negeri 2 Taman Jaya tahun 2005, tamat SMA Negeri 5 Pandeglang tahun 2008, tahun 2008 menempuh kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Negera sampai dengan saat ini.