SKRIPSI Revisi (LIA ADRIANI BAKMA) - Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH TSANAWIAH AS’ADIYAH NO.2 BONTOUSE TAHUN 2021



LIA ADRIANI BAKMA 1714201016



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG 2021



SKRIPSI HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH TSANAWIAH AS’ADIYAH NO.2 BONTOUSE TAHUN 2021



LIA ADRIANI BAKMA 1714201016



Karya ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG 2021



PERNYATAAN PERSETUJUAN Proposal ini akan dipertahankan dihadapan tim penguji dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung. Sengkang, 12 Juli 2021 Tim Pembimbing Pembimbing I



Pembimbing II



Masrah Hasan, S.Kep.,Ns., M.Biomed NIDN. 0902038902



Rosmiati, S.ST.,M.Kes NIDN. 0919027102



Mengetahui Ketua Program Studi S1 Keperawatan



Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kes NIDN. 0903068604



iii



PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi ini diajukan



:



Nama



: Lia Adriani Bakma



Nim



: 17 14201 016



Program Studi



: S1 Keperawatan



Judul Proposal



: “Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse Tahun 2021”



Proposal ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian proposal dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk melakukan penelitian pada program studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung pada hari kamis tanggal



Juli 2021.



Tim Penguji



Ketua



: Masrah Hasan, S.Kep.,Ns., M.Biomed



(………………………….)



Sekretaris : Rosmiati, S.ST.,M.Kes



(………………………….)



Anggota



(………………………….)



: 1. Yammar, S.Kep., M.Biomed 2. Eka Wulansari, SKM., M.Kes



iv



(………………………….)



PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH



Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



: Lia Adriani Bakma



NIM



: 1714201016



Program Studi



: S1 Keperawatan



Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sabagian atau keseluruhan karya ilmiah ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.



Sengkang,



2021



Yang menyatakan



LIA ADRIANI BAKMA



v



PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai Civitas Akademik Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung, saya bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Lia Adriani Bakma



NIM



: 1714201016



Program Studi



: S1 Keperawatan



Jenis Karya



: Karya Ilmiah (Skripsi)



Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Program Studi Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non Ekslusive Royalty-free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse Tahun 2021” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan hak royalty Nonekslusif ini Program Studi Keperawatan



Fakultas



Keperawatan



dan



Kebidanan



Universitas



Puangrimaggalatung berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.



Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Sengkang,



Juli 2021



Yang menyatakan :



LIA ADRIANI BAKMA



vi



ABSTRAK Lia Adriani Bakma “HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH TSANAWIAH AS’ADIYAH NO. 2 BONTOUSE TAHUN 2021” Dibimbing oleh : Masrah Hasan, S.Kep.,Ns., M.Biomed dan Rosmiati, S.ST.,M.Kes Dismenorea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari wanita dan mendorong untuk melakukan pemeriksaan. Sekitar 70-90% kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan dapat menimbulkan dampak konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan. Regulasi emosi merupakan proses mengatur emosi dengan mengekspresikan emosi positif serta menekan emosi negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid pada remaja Putri di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan remaja putri kelas VII dan Kelas VIII MTs No. 2 Bontouse yang mengalami nyeri haid berjumlah 83 orang dan Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini teknik purposive sampling yaitu didapat sebanyak 27 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid dengan hasil analisis data didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,001 ≤ 0,05, artinya ada hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid pada remaja putri di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse. Diharapkan kepada remaja putri untuk dapat mengontrol emosinya, dengan selalu berpikir positif, berbagi perasaan dengan orang lain yang dianggap dekat, berpikir sebelum mengambil keputusan. Hal ini dapat memberikan efek pada turunnya intensitas nyeri haid. Kata kunci : Dismenore, Regulasi Emosi, Remaja Putri



vii



ABSTRACT Lia Adriani Bakma "RELATED EMOTIONAL REGULATION WITH MENSTORY PAIN INTENSITY IN ADOLESCENT WOMEN IN MADRASAH TSANAWIAH AS'ADIYAH NO. 2 BONTOUSES FOR 2021” Supervised by : Masrah Hasan, S.Kep.,Ns., M.Biomed and Rosmiati, S.ST.,M.Kes Dysmenorrhea is pain during menstruation that interferes with a woman's daily activities and prompts her to have an examination. Approximately 70-90% of cases of menstrual pain occur during adolescence and can cause emotional conflict, tension and anxiety. Emotion regulation is the process of regulating emotions by expressing positive emotions and suppressing negative emotions. The purpose of this study was to determine the relationship between emotional regulation and the intensity of menstrual pain in adolescent girls at Madrasah Tsanawiah As'adiyah No. 2 Bontouse. The research design used in this research is quantitative research with a Cross Sectional Study approach. The population in this study were all adolescent girls in class VII and class VIII MTs No. 2 Bontouses who experienced menstrual pain amounted to 83 people and the sampling technique used in this study was a purposive sampling technique that was obtained as many as 27 people. The instrument in this study used a questionnaire. The analysis used is Chi Square. The results showed that there was a relationship between emotional regulation and the intensity of menstrual pain with the results of data analysis obtained a significance value of 0.001 0.05, meaning that there was a relationship between emotional regulation and the intensity of menstrual pain in adolescent girls at Madrasah Tsanawiah As'adiyah No. 2 Bontouse. . It is expected that young women will be able to control their emotions, by always thinking positively, sharing feelings with other people who are considered close, thinking before making decisions. This can have an effect on decreasing the intensity of menstrual pain. Keywords: Dysmenorrhea, Emotion Regulation, Young Women



viii



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karuania-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimanggalatung Sengkang. Selama proses pembuatan skripsi ini masih banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua pihak yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi dengan baik. Ucapan terima kasih bagi penulis adalah ungkapan yang tiada batas. Hanya kata yang berbentuk kalimat, namun sebagai seorang makhluk yang tidak luput dari khilaf maka layak jika penulis mengucapkannya pada mereka yang telah menciptakan semacam imajinasi dan spirit juga semangat ketika penulis mulai merangkai kata menuai bahasa. Bagaimanapun juga langkah penulis yang ada sekarang ini tidak akan pernah ada tanpa kehadiran mereka. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan penuh kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Hj. Fibriani Sulianti Sanusi, selaku ketua dewan pembina yayasan perguruan puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan dan memberikan bimbingan serta pengetahuannya.



ix



2. Bapak dr. H. Abdul Azis M, M.Kes, selaku ketua umum yayasan perguruan puangrimanggalatung



untuk



mengikuti



pendidikan



dan



memberikan



bimbingan serta pengetahuannya. 3. Bapak



Prof.



Dr.



Imran



Ismail,



M.S,



selaku



rektor



universitas



puangrimanggalatung yang telah membimbing dan memotivasi penulis 4. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG., MARS, selaku dekan fakultas keperawatan dan kebidanan universitas puangrimanggalatung yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kerja. 5. Bapak Barangkau, S.Kep, Ns., M.Kep, selaku wakil dekan fakultas keperawatan dan kebidanan universitas puangrimanggalatung. 6. Ibu Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku ketua program studi S1 keperawatan universitas puangrimanggalatung yang telah memberikan bimbingan serta pengetahuannya dan motivasi. 7. Ibu Masrah Hasan, S.Kep., Ns., M.Biomed, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan pengetahuan, saran dan masukan selama ini. 8. Ibu Rosmiati, S.ST., M.Kes, sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dorongan serta pengalaman. 9. Para dosen dan staf program studi S1 keperawatan, fakultas keperawatan dan kebidanan (FKK), universitas puangrimanggalatung sengkang yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan dan bantuan selama penulis mengikuti pendidikan. 10. Rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan proposal.



x



Spesial untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Muh. Bakri dan ibunda Kasmaniati atas doa, cinta, kasih sayang dan dukungannya baik moral maupun materi yang diberikan kepada penulis dan untuk saudara-saudaraku tersayang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, amin. Sengkang, Juli 2021



Penulis



xi



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................



i



HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................



ii



KATA PENGANTAR ....................................................................................



ix



DAFTAR ISI ...................................................................................................



xii



DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..............................................................



xv



DAFTAR ISTILAH .......................................................................................



xvi



DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................



1



A. Latar Belakang ...............................................................................



1



B. Rumusan Masalah ..........................................................................



5



C. Tujuan Penelitian ..........................................................................



5



D. Manfaat Penelitian .........................................................................



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................



7



A. Konsep Remaja ..............................................................................



7



1. Pengertian ................................................................................



7



2. Kategori masa remaja ..............................................................



8



3. Pertumbuhan dan perkembangan remaja .................................



8



B. Konsep Nyeri Haid .........................................................................



12



1. Pengertian ................................................................................



12



2. Jenis dismenore ........................................................................



13



3. Patofisiologi ............................................................................



15



4. Diagnosis .................................................................................



16



xii



5. Penanganan .............................................................................



16



6. Intensitas Nyeri .......................................................................



16



C. Konsep Regulasi Emosi .................................................................



19



1. Pengertian .................................................................................



19



2. Aspek-aspek regulasi emosi .....................................................



20



3. Faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi emosi ..................



22



BAB III KERANGKA KONSEP ..................................................................



23



A. Dasar Pemikiran .............................................................................



23



B. Kerangka Konsep ...........................................................................



24



C. Variabel .........................................................................................



24



D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................



25



E. Hipotesis ........................................................................................



26



BAB IV METODE PENELITIAN ...............................................................



27



A. Metode Penelitian...........................................................................



27



B. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................



27



C. Populasi Dan Sampel .....................................................................



27



D. Instrumen Penelitian.......................................................................



29



E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................



30



F. Etika Penulisan ...............................................................................



31



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................



33



A. Hasil Penelitian ..............................................................................



33



B. Pembahasan ....................................................................................



39



xiii



BAB VI METODE PENELITIAN ...............................................................



44



A. Kesimpulan ....................................................................................



44



B. Saran ...............................................................................................



44



DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................



47



LAMPIRAN



xiv



DAFTAR GAMBAR DAN TABEL Gambar 2.1 Numerical Rating Scale (NRS) ...................................................



18



Gambar 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................



24



Tabel 3.1



Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ................................



25



Tabel 5.1



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....



34



Tabel 5.2



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ....................



34



Tabel 5.3



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas ..................



35



Tabel 5.4



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Pertama Haid .............................................................................................



35



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lamanya Haid .............................................................................................



36



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid...................................................................................



36



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Regulasi Emosi ..........................................................................................



37



Hubungan Regulasi Emosi Dengan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri .......................................................................



38



Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8



xv



DAFTAR ISTILAH 1. Menarche



: Haid Pertama



2. Dismenore



: Nyeri Haid



3. Menstruasi



: Haid



4. Prevalensi



: Kejadian



5. Riset



: Penelitian



6. WHO



: World Health Organization



7. EQ



: Emotional Quotiend



8. SQ



: Spiritual Quotiend



9. Vasokongesti pelvis



: Pembengkakan Pada Pelvis



10. Distraksi



: Gangguan



11. Edema



: Pembengkakan



12. Urtikaria



: Lesi Pada Kulit Dan Gatal



13. Migraine



: Sakit Kepala Pada Satu Sisi Bagian Kepala



14. Asma bronkhiale



: Kesulitan Bernapas Pembengkakan



15. Endometriosis



: Jaringan Dalam Lapisan Dinding Rahim



16. Endometrium



: Jaringan Yang Tumbuh Di Tuba Fallopi



17. Stenosis serviks



: Penyempitan Leher Rahim



18. IUD



: Intrauterine Device



19. AKRD



: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim



20. Estrogen



: Hormon Seks Wanita



21. Progesteron



: Hormon Yang Berpengaruh Pada Siklus Menstruasi Perempuan, Kehamilan Dan Embriogenesis



22. Siklooksigenasi



: Enzim Yang Bertanggung Pembentukan Prostanoid



xvi



Karena



Jawab



Adanya



Untuk



23. Prostaglandin F2α (PGF2α) : Prostaglandin Yang Terjadi Secara Alami Yang Digunakan Dalam Pengobatan Untuk Menginduksi Persalinan 24. Prostaglandin E2 (PGE2)



: Prostaglandin Alami Yang Digunakan Dalam Pengobatan.



25. Leukotrin



: Zat Yang Diproduksi Dalam Sel Darah Putih



26. Tromboksan



: Zat Yang Menyebabkan Pembekuan Darah



27. Myometrium



: Lapisan Tengah Dari Dinding Rahim Yang Terdiri Dari Sel-Sel Otot Polos



28. USG Dopler



: Ultrasonofrafi dopler



29. Arteri uterina



: Arteri Saluran Reproduksi Wanita



30. Analgetika



: Obat Anti Sakit



31. NSAID



: Obat Non-Steroidanti Inflamasi



32. Intervensi



: Perencanaan



33. Situation selection



: Menyeleksi Situasi



34. Situation modification



: Memodifikasi Situasi



35. Attentional deployement



: Penyebaran Atensi



36. Cognitive change



: Pergantian Cognitif



37. Respons modulation



: Pengaturan Reaksi



xvii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1



Lembar Kuesioner Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse



Lampiran 2



Surat Permohonan Menjadi Responden



Lampiran 3



Surat Persetujuan Responden



Lampiran 4



Surat Izin Penelitian Dari Program Studi S1 Keperawatan



Lampiran 5



Surat Izin/Rekomendasi Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu



Lampiran 6



Surat Izin Penelitian dari Kantor Kecamatan Tanasitolo (Tempat Penelitian)



Lampiran 7



Master Tabel



Lampiran 8



Hasil Analisis Uji Correlation Pearson Variabel Univariat Dan Bivariat Dengan SPSS 22



Lampiran 9



Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian



Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup



xviii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa pubertas adalah perubahan dari masa kanak-kanak menjadi remaja yang ditandai dengan haid pertama (Menarche) yang dialami oleh setiap remaja putri. Masa pubertas adalah dimana perempuan mengalami kematangan organ reproduksi yang ditandai dengan haid pertama (Febriana, 2018). Menstruasi atau haid adalah perubahan yang fungsi pada tubuh dalam wanita yang terjadi secara teratur dan yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi sering diiringi dengan nyeri haid dikarenakan pada saat nyeri menstruasi disebabkan oleh prostaglandin (zat yang menyebabkan otot Rahim berkontraksi) (Aspar & Rahmawati, 2020). Nyeri haid (Dismenorea) merupakan nyeri berkala yang berlangsung



pada hari- hari haid. Gangguan haid ialah kasus kesehatan pada perempuan yang tidak hanya mempengaruhi reproduksi, namun juga kesehatan psikis serta kualitas hidup (Adib Rad et al., 2018). Dismenorea sudah menjadi permasalahan kesehatan reproduksi yang sangat universal di seluruh dunia. Prevalensi dismenore sangat banyak terjadi pada perempuan umur 20-an serta biasanya akan menurun bersamaan dengan bertambahnya umur perempuan itu sendiri. Terdapat pula laporan bahwa nyeri haid mempengaruhi lebih dari 80% perempuan di umur reproduksi ataupun perempuan umur produktif dengan rentang umur 14-45 tahun (Acheampong et al., 2019).



1



2



Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 didapatkan 1.769.425 jiwa (90%) wanita di dunia mengalami nyeri haid berat (OKTORIKA et al., 2020) Prevalensi dismenore di Ghana ialah 68,1%



dengan sepertiga



menerangkan bahwa nyeri mereka parah (Acheampong et al., 2019)



dan



sebanyak 89% di Swedia menerangkan bahwa mereka mengidap dismenore. Dismenore berat, skor 8-10 pada skala penilaian numerik untuk nyeri (Söderman et al., 2019). Riset di Pakistan memberi tahu 86,6% dari 723 perempuan pernah mengalami nyeri haid, 22% dan 31,4% mengeluhkan nyeri berat dan sedang. Riset di Iran, pengidap, 36,5% mengeluhkan nyeri sedang, 33,2% mengeluhkan nyeri berat, dan hanya 30,3% mengeluh intensitas nyeri yang ringan. Perihal ini sejalan dengan literatur review sebelumnya yang mencatat Iran selaku negeri dengan prevalensi dismenore paling tinggi. Serupa dengan Iran, riset yang dicoba pada 366 mahasiswi di Saudi Arabia menggambarkan 87,7% mengidap dismienore, dari jumlah tersebut cuma 8,7% yang mengeluhkan nyeri ringan (Abdel-Salam et al., 2018; Zafar et al., 2018). Masalah menstruasi yang sering dialami oleh remaja adalah dismenorea. Prevalensi dismenorea di Indonesia sebesar sebesar 64,2%, yang terdiri dari 54,9% mengalami dismenorea primer dan 9,4% mengalami dismenorea sekunder (OKTORIKA et al., 2020). Dismenorea adalah nyeri yang dirasakan remaja pada saat menstruasi. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018, angka



3



kejadian dismenorea cukup tinggi yaitu tingkat nyeri ringan sebesar 57,7%. Nyeri sedang 38,5% dan nyeri berat sebesar 3,8% (Ruqaiyah & Marwati, 2020). Sekitar 70-90% kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan dapat menimbulkan dampak konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan. Dari konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan akan mempengaruhi kecakapan dan ketrampilan. Dismenore menyebabkan aktivitas belajar dalam pembelajaran bisa terganggu, konsentrasi menjadi menurun bahkan tidak ada sehingga materi yang diberikan selama pembelajaran yang berlangsung tidak bisa ditangkap oleh perempuan yang sedang dismenore (Putri et al, 2020). Regulasi emosi merupakan tingkah laku dan pikiran yang dipengaruhi oleh emosi. Pada saat mengalami emosi yang berlebihan, maka individu akan selalu berpikiran negatif, dan sering lupa dengan perbuatannya karena perasaan emosi berhubungan dengan bagaimana cara individu mengontrol pikiran dan tingkah laku dalam emosi yang berbeda-beda baik itu positif maupun negatif (Hardyanti, 2020). Remaja kerap mengalami nyeri pada perut bagian bawah pada disaat haid yang diakibatkan oleh kenaikan sekresi hormon serta kontrasi otot rahim. Nyeri yang dialami bisa mempengaruhi pikiran serta perasaan remaja yang mengalami haid, bila remaja memikirkan jika haid itu nyeri, maka nyeri akan semakin terasa. Nyeri menimbulkan kondisi fisik terasa tidak aman sehingga memunculkan perasaan takut, risau dan gampang terpancing emosi. Oleh karena itu diperlukan regulasi emosi supaya sanggup mengatur serta



4



mengendalikan pikiran dan perasaan remaja tentang pengalaman nyeri yang dialami pada saat haid, dengan begitu remaja bisa berpikir secara positif serta menimbulkan emosi yang positif sehingga nyeri yang dialami juga akan menurun (Febriana, 2018). Dari penelitian (Febriana, 2018), Menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja, artinya semakin tinggi regulasi emosi remaja, maka nyeri yang dialami saat haid akan berkurang, dan apabila semakin rendah regulasi emosi remaja, maka nyeri yang dialami saat haid semakin tinggi. Regulasi emosi berada pada kategori sedang dan nyeri haid pada kategori rendah, maksudnya remaja putri cukup mampu menyesuaikan diri terhadap emosi negatif seperti perasaan letih, sedih, dan marah saat haid, sehingga dapat menurunkan penilaian dan pengalaman nyeri haid. Berdasarkan data awal yang peneliti peroleh di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse, pada tahun ajaran 2018/2019, terdapat 275 siswa dari 12 ruangan kelas (4 ruangan kelas VII, 4 ruangan kelas VIII, dan 4 ruangan kelas IX). Pada tahun ajaran 2019/2020, terdapat 306 siswa dari 12 ruangan kelas (4 ruangan kelas VII, 4 ruangan kelas VIII, dan 4 ruangan kelas IX). Pada tahun ajaran 2020/2021, terdapat 338 siswa dengan 161 siswa perempuan dan 113 siswa perempuan yang berada dikelas VII dan VIII. Terdapat 96 siswa perempuan yang mengalami haid, dan 83 diantaranya mengalami nyeri haid. Hasil survey, 60% dari mereka mengatakan bahwa



5



pada saat menstruasi, mereka sering emosi dan terlalu sensitif terhadap teman dan orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut yang hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dengan judul “Hubungan Regulasi Emosi Dengan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse Tahun 2021” B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah ada hubungan Regulasi Emosi Dengan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan Regulasi Emosi Dengan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse Tahun 2021 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi tenaga kesehatan maupun mahasiswa dan sebagai sumber informasi bagi para remaja putri agar lebih mengetahui tentang regulasi emosi saat remaja menstruasi, nyeri haid dan hubungan antara regulasi emosi dengan nyeri haid.



6



2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Tempat Penelitian Sebagai



tambahan



informasi



dan



pengetahuan



tentang



kesehatan reproduksi dan menjadi bahan agar remaja putri mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid. b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai dokumen institusi yang dapat digunakan untuk pengembangan materi perkuliahan dan dijadikan referensi bacaan bagi mahasiswa. c. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai



salah



satu



bahan



acuan



untuk



memperdalam



pengetahuan hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid dan mengembangkan lagi penelitian lebih lanjut.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Remaja 1. Pengertian Menurut Wold Health Organization (WHO), Remaja merupakan individu yang mengalami perkembangan dengan menunjukkan tandatanda kemunculan seksual sekundernya hingga kematangan seksual. Seorang



remaja



juga



sudah



mulai



mengalami



perubahan



dan



perkembangan psikologi seperti perubahan pola pikir dan kestabilan emosi. Remaja juga mulai berusaha untuk mandiri dan tidak tergantung dengan orang tua terlebih dalam hal sosial dan ekonomi (Repi et al., 2018). Menurut World Health Organization (WHO), usia remaja terpaut dari 10-20 tahun. Usia remaja terbagi menjadi dua, yaitu remaja awal dengan rentang usia 10-14 tahun, dan remaja akhir dengan rentang usia 15-20 tahun (Repi et al., 2018). Pengertian remaja dalam masyarakat indonesia, adalah seseorang yang berumur 11 tahun dan mulai memperlihatkan tanda-tanda seksual baik secara fisik maupun secara mental. Seseorang yang menginjak umur 11 tahun sudah mulai pada masa penyempurnaan aspek psikologis, seperti dalam pencapaian identitas diri. Dan pencapaian fase genital dari perkembangan psikoseksual serta pencapaian perkembangan moral (Repi et al., 2018).



7



8



2. Kategori masa remaja a. Masa remaja awal, yaitu individu yang berusia 13 tahun atau 14 tahun sampai 17 tahun. Pada masa ini, terjadi perubahan fisik yang sangat cepat dan mencapai puncaknya. Pada masa ini, terjadi juga ketidakstabilan emosi dalam banyak hal dan interaksi sosial yang berubah (Octavia, 2020). b. Masa remaja akhir, yaitu individu yang berusia 17-20 tahun. Pada masa ini, individu ingin selalu jadi pusat perhatian, ingin menonjolkan diri, mempunyai cita-cita tinggi, mempunyai semangat yang tinggi dan mempunyai energi yang besar, ingin memantapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional (Octavia, 2020). 3. Pertumbuhan dan perkembangan remaja Pertumbuhan biasanya berkaitan dengan perubahan ukuran dan struktur biologis tubuh, seperti jumlah, besar, serta luas. Pertumbuhan merupakan proses kematangan fungsi fisik yang berlangsung secara normal. Hasil pertumbuhan berupa bertambahnya ukuran fisik individu, seperti tinggi dan berat badan. Pertumbuhan merupakan proses perubahan dan kematangan fisik yang menyangkut perubahan ukuran tubuh. Perkembangan merupakan proses perubahan kemampuan pada organorgan fisiologis dan peningkatan kemampuan psikologis (Octavia, 2020).



9



a. Pertumbuhan aspek-aspek fisik Pertumbuhan aspek-aspek fisik merupakan perubahan fisik yang terjadi pada pertumbuhan remaja. Perubahan yang terjadi berupa perubahan



ukuran



tubuh,



kematangan



ciri



kelamin



laki-



laki/perempuan. Perubahan fisik bisa diukur dan dilihat, seperti bertambah berat, tinggi, dan perubahan hal fisik lainnya (Octavia, 2020). Perubahan fisik yang terjadi pada remaja wanita, pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi), pertumbuhan payudara, tumbuh bulu halus di daerah genetalia, mengalami menstruasi, tumbuh bulu di ketiak, dan lain sebagainya (Octavia, 2020). b. Perkembangan aspek-aspek psikis Perkembangan aspek-aspek psikis remaja adalah perubahan yang terjadi pada jiwa, pikiran, dan emosi seseorang lebih dewasa dalam menghadapi kehidupan yang berbeda dari masa kanak-kanak. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikis individu, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan spiritual



(SQ) masing-masing



individu. Kecerdasan emosional berkaitan dengan emosi, perasaan, pikiran. Sedangkan kecerdasan spiritual berkaitan dengan kepercayaan, ketuhanan, dan agama (Octavia, 2020).



10



Menurut (Octavia, 2020), Perubahan yang terjadi pada psikologis pada masa remaja adalah, sebagai berikut : 1) Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. 2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosiemosi baru. 3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya. 4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis serta lawan jenis. 5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa kanak-kanak



menuju



dewasa.



Remaja



akhir



sudah



dapat



memahami, mengarahkan, mengembangkan dan memelihara identitas diri. 6) Timbulnya kecanggungan bagi remaja karena remaja harus menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik. 7) Transformasi intelektual yang sangat berpengaruh dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa. c. Perkembangan seksual Perkembangan seksual pada wanita antara lain: mulai menghadapi haid ataupun datang bulan, dipermukaan wajahnya mulai timbul jerawat, buah dadanya mulai besar, pinggulnya mulai melebar, dan pahanya membesar (Ramdhani et al., 2018).



11



d. Perkembangan aspek kognitif atau intelektual Perkembangan kognitif yang terjalin pada remaja bisa dilihat dari keahlian remaja untuk berpikir lebih logis. Pada tahap ini remaja mulai sanggup berspekulasi tentang suatu, berupa membayangkan masa depan. Menurut pemikiran piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif, sehingga informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja kedalam skema kognitifnya (Ramdhani et al., 2018). e. Perkembangan aspek emosi Perkembangan emosi pada aspek ini meliputi keterampilan remaja untuk menyayangi, merasa tenteram, berani, gembira, cemas, marah, malu, takut, cemburu, iri hati, pilu serta ingin tahu. Dalam hal emosi negatif, biasanya remaja belum bisa mengontrolnya dengan baik, sehingga remaja dalam bertingkah-laku sangat dikuasai oleh emosi. Kondisi emosi remaja masih labil sebab erat ikatannya dengan kondisi hormon. Emosi remaja lebih kuat serta lebih menguasai dirinya dari pikiran yang realistis. Pada masa ini, terjadi tingginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat transformasi fisik serta psikologis yang terjadi (Ramdhani et al., 2018). f. Perkembangan aspek kepribadian dan sosial Pertumbuhan karakter yang berarti pada masa remaja ialah pencarian bukti diri sebagai proses sebagai seorang yang unik dengan peranan berguna dalam hidup. Dalam waktu yang pendek remaja



12



mengadakan transformasi yang radikal ialah dari tidak menggemari lawan jenis selaku sahabat jadi lebih menggemari sahabat dari lawan jenisnya. Sedangkan dalam kehidupan sosial, remaja sangat tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak



jarang orang tua



dinomorduakan sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Remaja mulai mencari atensi dari lingkungannya, berupaya memperoleh status serta peranan diarea sosialnya. Ada pula tugas perkembanagan remaja dalam aspek ini ialah meraih peranan sosial sebagai pria dan wanita, dan sanggup berteman dengan sahabat sebaya dari kedua jenis kelamin (Ramdhani et al., 2018). B. Konsep Nyeri Haid 1. Pengertian Dismenorea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari wanita dan mendorong untuk melakukan pemeriksaan (Nuraeni, 2017). Dismenore atau nyeri pada saat haid mungkin suatu gejala yang paling sering menyebabkan para wanita muda pergi ke dokter untuk berkonsultasi dan melakukan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya yang sukar untuk dinilai (Rosanah, 2015). Etiologi nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil (Jalilah & Prapitasari, 2020).



13



2. Jenis dismenore Ada 2 jenis dismenorea, sebagai berikut : a. Dismenorea primer Dismenorea primer terjadi jika tidak ada penyakit organik, biasanya dari bulan keenam sampai tahun kedua setelah menarke (menstruasi pertama). Dismenorea ini seringkali hilang pada usia 25 tahun atau setelah wanita hamil dan melahirkan per vagina (Fitriani, 2019). Dismenorea adalah tidak terdapat kelainan organ karena rahim dalam batas normal. Dismenore primer terjadi pada wanita tanpa kelainan patologi organ reproduksinya (Akbar et al., 2020; nuraeni, 2017). Untuk meredakan dismenorea primer, dengan mandi air panas, masase, distraksi, latihan fisik dan tidur yang cukup. Panas dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi dan meningkatkan sirkulasi. Orgasme dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan aliran menstruasi dan meredakan vasokongesti pelvis. Diet dengan mengurangi garam dan peningkatan penggunaan diuretik alami seperti asparagus dapat mengurangi edema dan rasa tidak nyaman yang timbul (Fitriani, 2019). Menurut (Istiqamah, 2019), Ada beberapa faktor peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain :



14



1) Faktor kejiwaan Faktor kejiwaan sering terjadi pada remaja yang tidak bisa mengontrol emosinya yang diakibatkan oleh kurangnya penjelasan tentang nyeri haid seperti tahapan terjadinya nyeri haid dan cara menanganinya. 2) Faktor konstitusi (kebiasaan fungsional dari tubuh) Faktor fungsional tubuh yang berpengaruh terhadap terjadinya dismenore, seperti anemia dan penyakit menahun lainnya yang dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. 3) Faktor obstruksi kanalis servikalis Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore primer ialah stenosis kanalis servikalis. 4) Faktor endokrin Faktor endokrin yang menyebabkan nyeri haid yaitu kontraksi uterus yang berlebihan, karena endometrium dalam fase sekseri yang akan mengahasilkan prostaglandin, dan apabila prostagkandin dihasilkan secara berlebihan selain nyeri haid makan akan dijumpai efek lainnya seperti muntah dan diare. 5) Faktor alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale bahwa sebab alergi ialah toksin haid.



15



b. Dismenorea sekunder Dismenorea sekunder adalah dismenore yang terjadi akibat adanya kelainan (patologis) pada organ reproduksi atau adanya penyakit organik, seperti endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis cerviks, neoplasma ovarium atau uterus, polip uterus, infeksi, tumor baik jinak maupun ganas, seperti mioma, dan adanya bendabenda asing, seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) serta IUD (Akbar et al., 2020; nuraeni, 2017). 3. Patofisiologi Dismenorea primer terjadi pada siklus ovulasi yang melibatkan hormon estrogen dan progesteron. Lucut progesteron akan merusak membram lisosom sehingga melepas enzim litik dan fosfolipid yang lepas mengaktivasi jalur siklooksigenasi, metabolisme asam arakidonat menjadi prostaglandin F2α (PGF2α), prostaglandin E2 (PGE2), leukotrin dan tromboksan waktu haid. Kadar PGF2α dan PGE2 yang tinggai menyebabkan peningkatan frekuensi (4-10 kali tiap 10 menit) dan durasi kontraksi myometrium. Pengamatan yang dilakukan oleh Dawond (2006) mendapatkan peningkatan tekanan pada rongga uterus hingga mencapai 100-400 mmHg pada puncak kontraksi. Bila tekanan ini melebihi tekanan arteri uterina, maka dapat menyebabkan terjadinya iskemi pada myometrium (Akbar et al., 2020). Pemeriksaan ultrasonografi dopler menunjukkan resistensi arteri uterina dan arkuatus lebih tinggi pada wanita dismenore primer



16



dibandingkan yang tidak menderita. Kadar PGF2α dan PGE2 endometrium pada siklus ovulasi, dimulai fase proliferasi meningkat pada fase sekresi dan maksimum pada pra-haid. Kadar PGF2α endometrium pra-haid 5x dibanding fase proliferasi. Kadar PGF2α lebih tinggi dibanding tidak menderita, infus PGF2α dapat menimbulkan gejala seperti dimenore. Dismenore sekunder, patofisiologi terjadinya nyeri tergantung dari kelainan yang menyebabkannya (Akbar et al., 2020). 4. Diagnosis Dismenore primer dapat didiagnosa dengan anamnesis yang akurat tentang riwayat haid, menarke, mulai dismenore dan gejalanya, dengan menyingkirkan adanya patologi pelvis. Pada umumnya tidak memerlukan uji laboratorium, imaging, dan endoskopi (Akbar et al., 2020). 5. Penanganan Cara mengatasi nyeri dismenore saat menstruasi pada umumnya menggunakan terapi secara farmakologi atau nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi pada nyeri haid dapat menggunakan obat analgetika (obat anti sakit) dan obat non-steroidanti inflamasi (NSAID) seperti asam mefenamat, ibuprofen, piroxicam dan lain-lain. Penanganan dismenore dapat juga dilakukan dengan nonfarmakologi, yaitu melakukan olahraga ringan, teknik relaksasi, kompres hangat atau dingin pada daerah yang nyeri, dan pengobatan herbal, seperti kunyit asam, jahe, kedelai, dan air kelapa (Misliani et al., 2019).



17



6. Intensitas Nyeri Pengkajian nyeri haid yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar dalam menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat dan merencanakan intervensi yang sesuai (Istiqamah, 2019). Menurut (Istiqamah, 2019), derajat nyeri dismenore dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu : a. Dismenore ringan Individu mengalami nyeri ringan, artinya mengalami nyeri tapi masih dapat ditolerir karena masih berada pada ambang rangsang, berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari, ditemukan pada disemenorea primer. Dismenore ringan terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 1-3. b. Dismenore sedang Individu dengan dismenore sedang akan mulai merespon nyerinya dengan merintih dan menekan-nekan bagian yang nyeri, diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan kerjanya, kadang terjadi pada disemenorea primer. Dismenore sedang terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 4-6. c. Dismenore berat Seseorang mengeluh karena adanya rasa terbakar dan ada kemungkinan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan biasa dan perlu istirahat beberapa hari, dan dapat disertai sakit kepala, migran, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut, terjadi pada



18



dismenorea sekunder. Dismenore berat terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 7-10. Pengukuran intensitas keparahan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu numerical rating scale. Kriteria nyeri adalah sebagai berikut :



0 1 Tidak nyeri



2 3 Nyeri ringan



4



5 6 Nyeri sedang



7



8 Nyeri berat



9



10 Nyeri tdk terkontrol



Gambar 2.1 Numerical Rating Scale (NRS) a.



Skala 0 Tidak ada nyeri dan aktivitas sehari-hari tidak berpengaruh



b.



Skala 1-3 Nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah tetapi masih dapat ditahan dan beraktivitas serta berkonsentrasi)



c.



Skala 4-6 Nyeri sedang (terasa kram pada bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggung, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, dan sulit berkonsentrasi)



d.



Skala 7-9 Nyeri berat (terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, paha dan ke panggung, tidak ada nafsu makan, mual, badan



19



lemas, tidak bisa beraktivitas, dan tidak dapat berkonsentrasi, nyeri semakain bertambah setiap harinya pada dismenorea sekunder) e.



Skala 10 Nyeri paling hebat (terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, paha, kaki, dan punggung, tidak ada nafsu makan, mual, muntah, sakit kepala, badan lemas, tidak bisa beraktivitas dan bangun dari tempat tidur, dan kadang sampai pingsan, nyeri semakain bertambah setiap harinya pada dismenorea sekunder) (Istiqamah, 2019).



C. Konsep Regulasi Emosi 1. Pengertian Emosi merupakan reaksi individu terhadap sesuatu stimulus ataupun kejadian yang mengaitkan faktor evaluasi ataupun proses kognitif, semacam anggapan dari interpretasi seseorang terhadap kejadian yang dialami (Ramdhani et al., 2018). Emosi adalah proses yang melibatkan banyak komponen yang bekerja terus-menerus sepanjang waktu, regulasi emosi melibatkan perubahan dalam “dinamika emosi atau waktu munculnya”,



besaran,



durasi dan mengimbangi respon perilaku, pengalaman atau fisiologis. Regulasi emosi dapat mengurangi, memperkuat atau memelihara emosi tergantung pada tujuan individu (Silvanus, 2017). Emosi ialah perasaan batin individu, baik berbentuk pergolakan pikiran, nafsu, kondisi mental serta fisik yang bisa muncul ataupun



20



termanifestasi kedalam wujud ataupun indikasi, berupa cemas, takut, marah, murung, jengkel, iri, cemburu, bahagia, kasih sayang serta rasa ingin tahu (Ndari et al., 2018). Regulasi emosi merupakan pemahaman serta uraian emosi dan proses mengelola serta mengatur emosi dengan tujuan tertentu supaya individu bisa membiasakan diri dengan emosinya serta sanggup menuntaskan suatu permasalahan dengan mengekspresikan emosi positif serta menekan emosi negatif (Febriana, 2018). Regulasi emosi diketahui sebagai proses evaluasi kembali, yang diisyarati oleh penilaian kognitif terhadap stimulus yang dilakukan untuk mengurangi akibat negatif dari reaksi yang diberikan. Regulasi emosi mrupakan suatu usaha individu untuk mempengaruhi pengalaman serta ekspresi emosi (Ramdhani et al., 2018). 2. Aspek-aspek regulasi emosi Menurut Gratz dan Roemer, ada enam aspek regulasi emosi sebagai berikut (Febriana, 2018) : a. Penerimaan respon emosional Kecenderungan untuk mengaitkan diri sendiri disaat merasa emosi, yang disangka oleh kebanyakan ahli regulasi emosi sebagai kemampuan membiasakan diri terhadap reaksi emosi negatif.



21



b. Keterlibatan dalam sikap bertujuan Keterampilan untuk melaksanakan sikap impulsif serta berperilaku sesuai dengan tujuan yang diinginkan pada saat menghadapi emosi negatif c. Kontrol reaksi emosi Keterampilan mengendalikan sikap disaat menghadapi emosi negatif. d. Pemahaman emosi Menyertakan pengawasan serta penilaian pengalaman emosi selaku cara untuk memodifikasi emosi serta sikap. e. Strategi regulasi emosional Keterampilan untuk memanfaatkan strategi regulasi emosi sesuai suasana secara fleksibel untuk memodulasi reaksi emosional yang diinginkan untuk memenuhi tujuan orang serta tuntutan situasional. Mengenali 5 strategi regulasi dalam proses emosi, yakni: pilih suasana (situation selection), maksudnya orang memilah untuk berada pada suasana yang sesuai dengan dirinya; modifikasi suasana (situation modification), maksudnya orang berupaya untuk mengganti suasana sehingga merasakan emosi yang berbeda; penyebaran atensi ataupun



mengubah



pusat



perhatian



(attentional



deployement),



maksudnya strategi dengan metode individu tidak lagi mencermati objek yang dirasakan mengganggu; pergantian kognitif/ mengganti



22



metode berpikir (cognitive change), maksudnya orang melaksanakan pergantian tentang perihal yang dipikirkan, ataupun mengubah arti suatu peristiwa, yang bertujuan untuk menurunkan emosi negatif; serta pengaturan reaksi (respons modulation), maksudnya strategi yang berfokus pada respons, sebagai upaya mempengaruhi kecenderungan respons emosi yang sedang berlangsung, bisa berbentuk reaksi fisiologis, sikap, atau reaksi yang dirasakan ataupun dialami (Ramdhani et al., 2018). 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi emosi (putri, 2020) a. Usia, Anak perempuan yang berusia 7 hingga 17 tahun lebih mampu meluapkan emosi jika dibandingkan dengan anak lakilaki, dan anak perempuan mencari dukungan lebih banyak jika dibandingkan dengan anak laki-laki yang lebih memilih untuk meluapkan emosinya dengan melakukan latihan fisik. b. Hubungan interpersonal dan regulasi emosi berhubungan dan saling mempengaruhi. Jika individu ingin mencapai suatu tujuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan individu lainnya, maka emosi akan meningkat. Biasanya emosi positif meningkat bila individu mencapai tujuannya dan emosi negatif meningkat bila individu menemui kesulitan dalam mencapai tujuannya. c. Orang tua memiliki pengaruh dalam emosi anak-anaknya. Orang tua menetapkan dasar dari perkembangan emosi anak dan hubungan antara orang tua dan anak menentukan konteks untuk tingkat perkembangan



23



emosi di masa remaja. Regulasi emosi yang dimiliki orang tua juga dapat mempengaruhi hubungan orang tua dan anak karena tingkat kontrol dan kesadaran diri mereka ditiru oleh anak yang sedang berkembang.



BAB III KERANGKA KONSEP A. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti, yaitu remaja putri yang mengalami nyeri haid. Nyeri haid adalah salah satu keluhan yang dialami oleh wanita berupa rasa sakit saat menstruasi. Nyeri haid sering dijumpai pada remaja yang biasanya bisa berdampak pada emosi, seperti mudah tersinggung atau terlalu sensitif, mudah marah, takut, dan juga adanya kecemasan pada diri remaja. Remaja belum bisa mengontrol dengan baik emosi (regulasi emosi) yang ada pada dirinya secara positif. Penelitian ini terdapat dua variabel, yakni variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel lain, dalam penelitian ini, variabel independennya adalah intensitas nyeri haid (Dismenore). Variabel dependen adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas, dalam penelitian ini, variabel dependen adalah regulasi emosi.



24



25



B. Kerangka Konsep Berdasarkan dari dasar pemikiran diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Intensitas Nyeri Haid



Regulasi Emosi



Gambar 3.1 Kerangka konsep Ket : = Variabel Independen/Bebas = Variabel Dependen/Terikat = Pengaruh Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka peneliti akan mencari hubungan regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid pada remaja putri di MTs As’adiyah No.2 Bontouse tahun 2021. C. Variabel Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang pengertian konsep tertentu (Suhatini, 2020). Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat. Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas (Christalisana, 2018). Variabel independen dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri haid, sedangkan variabel dependennya adalah regulasi emosi.



26



D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif



No.



Variabel



Tabel 3.1 Definisi operasional dan kriteria objektif Definisi Alat Ukur Skala



Hasil ukur



Operasional 1.



Variabel



Salah satu



1. Lembar



Rasio



Nyeri berat : 7-10



Independen :



keluhan yang



kusioner atau



Nyeri sedang : 4-6



Intensitas



dialami



wawancara



Nyeri ringan : 0-3



Nyeri Haid



wanita berupa



2. Numerical



rasa sakit saat



Rating Scale



Kriteria objektif :



menstruasi



(NRC).



Nyeri berat : 1 Nyeri sedang : 2 Nyeri ringan : 3



2.



Variabel



Kemampuan



Lembar kusioner atau



Dependen :



remaja untuk



wawancara



Regulasi



mengontrol



Emosi



emosinya



Kriteria objektif :



terhadap



Buruk : 1



suatu



Baik : 2



keadaan



Guttman



Ya : 1 tidak: 2



27



E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban, dalil, atau argumen sementara dari pertanyaan penelitian (Istiqamah, 2019). Berdasarkan kerangka konsep diatas, peneliti mengajukan hipotesis, yaitu : 1.



Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan regulasi dengan intensitas nyeri haid (dismenorea) pada remaja putri di MTs No.2 Bontouse tahun 2021.



2.



Hipotesis Nol (Ho) : Tidak Ada hubungan regulasi dengan intensitas nyeri haid (dismenorea) pada remaja putri di MTs No.2 Bontouse tahun 2021.



BAB IV METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan di penelitian ini, yaitu metode Kuantitatif merupakan metode yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata, dan perhitungan statistik lainnya, guna menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran yang objektif dan numerial. Dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study, yaitu penelitian dilakukan serentak satu waktu. (KAHFI, 2020). B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse dan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai bulan Juni 2021. C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas VII dan VIII di



MTs



As’adiyah No.2 Bontouse yang mengalami nyeri haid sebanyak 83 orang siswi.



28



29



2. Teknik sampling Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling, yaitu Purposive Sampling yang artinya pengambilan sampel yang didasarkan atau suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi atau ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya 3. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Suhatini, 2020). Sampel penelitian ini adalah remaja putri kelas VII dan kelas VIII yang mengalami nyeri haid (dismenore) saat menstruasi di MTs As’adiyah No.2 Bontouse dengan kriteria : a. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi dari setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Suhatini, 2020). 1) Remaja putri yang bersedia sebagai responden 2) Remaja putri yang mengalami haid 3) Remaja putri yang mengalami nyeri haid 4) Remaja putri yang berada di kelas VII dan VIII 5) Remaja putri yang berusia 13-15 tahun



30



b. Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Suhatini, 2020) 1) Remaja putri yang tidak hadir saat dilakukannya penelitian Dalam penelitian ini, besarnya sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Adapun rumus Taro Yamane adalah sebagai berikut:



n=



N N. d2 +1



Ket : n : jumlah sampel N : jumlah populasi d : pressesi yang ditetapkan



𝑛=



=



𝑁 83 83 = = 𝑁. 𝑑 2 + 1 83. (0,05)2 + 1 83. (0,025) + 1



83 2,075+1



=



83 3,075



= 27



Jadi, 27 orang remaja putri yang mengalami nyeri haid yang menjadi sampel.



31



D. Instrumen Penelitian 1. Informed Consent Berupa lembar persetujuan menjadi responden atau subjek dalam penelitian. Melalui informed consent ini menandakan bahwa responden bersedia menjadi subjek penelitian tanpa suatu paksaan dari pihak manapun dan bersedia menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner. 2. Kuesioner Berupa lembar pertanyaan yang harus diisi responden. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui status responden secara lengkap dan terjaga kerahasiaanya. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Seleksi, artinya data yang terkumpul dari kusioner maupun data penunjang kemudian diseleksi sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Editing, artinya setelah data terkumpul dan diseleksi, maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan, keseragaman, kebenaran dan kesinambungan data. 3. Koding, artinya untuk memuahkan pengolahan data yaitu dengan memberikan simbol-simbol dari setiap jawaban yang diberikan responden. 4. Tabulasi, artinya menyusun data-data ke dalam tabel yang sesuai sebelum dilakukan analisis. 5. Analisa data Data yang telah terkumpul, kemudian ditabulasi dalam tabel sesuai dengan variabel yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap



32



editing, koding, tabulasi dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan komputerisasi yakni Program Statistical Product and Service Solution (SPSS) statistik 22. Dalam analisis data meliputi: a. Analisis univariat Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan ciri-ciri variabel yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang meliputi nama, umur, kelas, skala nyeri haid, dan skala regulasi emosi. b. Analisis bivariat Analisis bivariat merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, yakni untuk menganalisis hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri di MTs As’adiyah No.2 Bontouse. F. Etika Penulisan Penelitian merupakan upaya mencari kebenaran dalam suatu fenomena kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, penelitian harus dilakukan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Hal ini menyebabkan perlunya sebuah etika dalam melakukan penelitian keperawatan. Penelitian diharapkan menerapkan empat prinsip sebagai berikut: 1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Peneliti menghormati keputusan responden dan memberikan kebebasan kepada responden untuk bersedia atau tidak menjadi responden dalam penelitian. Apabila responden bersedia, maka responden diminta



33



menandatangani informed consent. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai teknis penelitian sebelum meminta persetujuan. 2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and confidentiality) Peneliti mempunyai kewajiban untuk menjaga privasi responden dengan tidak memberitahukan identitas responden kepada orang lain. Peneliti bisa mencantumkan nama responden dengan menulis inisial. 3. Keadilan



dan



inklusivitas/keterbukaan



(respect



for



justice



and



inclusiveness) Peneliti memperlakukan semua responden secara sama tanpa membedakan suku, agama, ras, status ekonomi, dan sebagainya. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu prosedur penelitian kepada responden. Responden diberikan kesempatan untuk menanyakan hal yang dianggap masih belum jelas. 4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) Peneliti berusaha untuk memberikan manfaat sebaik-baiknya bagi masyarakat khususnya responden dan subjek penelitian. Responden diharapkan dapat mengetahui status perkembangan reproduksi mereka. Peneliti tidak merugikan responden dengan tidak memaksakan kehendak.



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse pada tanggal 4 juni – 4 Juli 2021. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional study yaitu penelitian dilakukan serentak satu waktu tanpa adanya follow up dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling dimana pengambilan sampel yang didasarkan atau suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi atau ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil interview pada responden dengan menggunakan lembar kuesioner, data sekunder dalam penelitian ini data jumlah remaja putri yang mengalami nyeri haid yaang berada di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No.2 Bontouse. Penelitian ini disajikan secara berurutan sesuai dengan pola analisis yang telah direncanakan yaitu pertama dari analisis univariat dan analisis bivariat. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, maka hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut:



34



35



1. Analisis Univariat a. Karekteristik Umum Responden 1) Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 No Jenis Kelamin Frekuensi % 1



Laki-laki



0



0



2



Perempuan



27



100



Jumlah



27



100



Sumber : Data Primer 2021 Berdasarkan tabel 5.1, dari 27 Responden (100%), berjenis kelamin perempuan. 2) Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 No Usia Frekuensi % 1



13



9



33,3



2



14



10



37,0



3



15



8



29,6



Jumlah



27



100



Sumber : Data Primer 2021



36



Berdasarkan tabel 5.2, dari 27 Responden, 8 responden (29,6%) berusia 13 tahun, terdapat 10 responden (37%) berusia 14 tahun, dan terdapat 9 responden (33,3%) berusia 15. 3) Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 No Kelas Frekuensi % 1



VII



8



29,6



2



VIII



19



70,4



Jumlah



27



100



Sumber : Data Primer 2021 Berdasarkan tabel 5.3, dari 27 Responden, 8 responden (29,6%) berada di kelas VII, dan terdapat 19 responden (70,4%) berada di kelas VIII. 4) Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pertama haid Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Pertama Haid Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 No Usia pertama haid Frekuensi % 1



11-12



16



59,2



2



13-14



11



40,7



Jumlah



27



100



Sumber : Data Primer 2021 Berdasarkan tabel 5,4, menunjukkan bahwa dari 27 responden, terdapat 16 responden (59,2%) mereka pertama haid



37



saat berusia 11-12 tahun, terdapat 11 responden (40,7%) mereka pertama haid saat berusia 13-14 tahun. 5) Distribusi frekuensi responden berdasarkan rata-rata lama haid Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan lamanya haid Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 No Lamanya haid (hari) Frekuensi % 1



7-10



18



66,7



2



3-6



9



33,3



Jumlah



27



100



Sumber : Data Primer 2021 Berdasarkan tabel 5.5, menunjukkan bahwa 18 responden (66,7%) yang mengalami lamanya haid 7-10 hari, dan terdapat 9 responden (33,3%) yang mengalami lamanya haid 3-6 hari. b. Variabel Independen 1) intensitas nyeri haid Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan intensitas nyeri haid Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 No Intensitas Nyeri Haid Frekuensi % 1



nyeri berat



3



11,1



2



nyeri sedang



21



77,8



3



nyeri ringan



3



11,1



Jumlah



27



100



Sumber : Data Primer 2021



38



Berdasarkan tabel 5.6, menunjukkan bahwa dari 27 responden, terdapat 3 responden (11,1%) mengalami skala nyeri haid 7-9 yang artinya intensitas nyeri haidnya nyeri hebat, terdapat 21 responden (77,8%) mengalami skala nyeri haid 4-6 yang artinya intensitas nyeri haidnya nyeri sedang, dan terdapat 3 responden (11,1%) mengalami skala nyeri haid 0-3 yang artinya intesitas nyeri haidnya nyeri ringan. c. Variabel Dependen 1) Regulasi Emosi Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Regulasi Emosi Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 No Regulasi emosi Frekuensi % 1



Buruk



5



18,5



2



Baik



22



81,5



Jumlah



27



100



Sumber : Data Primer 2021 Berdasarkan tabel 5.7, menunjukkan bahwa 27 responden, terdapat 5 responden (18,5%) mengalami regulasi emosi yang buruk dan terdapat 22 responden (81,5%) mengalami regulasi emosi yang baik.



39



2. Analisis Bivariat Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel independen (intensitas nyeri haid) dan variabel dependen (regulasi emosi). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji



Chi Square dengan



tingkat kemaknaan < α (0,05) pada derajat kepercayaan 95%. a. Hubungan regulasi emosi dengan intensitas nyeri pada remaja putri Tabel 5.8 Hubungan Regulasi Emosi Dengan Intensitas Nyeri Haid pada remaja putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021 Regulasi Emosi P Total Intensitas Buruk Baik (value) Nyeri Haid N % N % N % Nyeri berat



3



100



0



0



3



100



Nyeri sedang



1



4,8



20



95,2



21



100



Nyeri ringan



1



33,3



2



66,7



3



100



Total



5



18,5



22



81,5



27



100



0,001



Sumber : Data Primer 2021 Berdasarkan tabel 5.8 dari hasil penelitian di sekolah MTs No. 2 Bontouse Tahun 2021 didapatkan bahwa responden memiliki intensitas nyeri haid berat dengan regulasi emosi buruk sebanyak 3 responden (100%), dan tidak terdapat responden yang mengalami regulasi emosi yang baik, terdapat responden memiliki intensitas nyeri haid sedang dengan regulasi emosi baik sebanyak 20 responden (95,2%), buruk 1 responden (4,8%), dan terdapat responden memiliki



40



intensitas nyeri haid ringan dengan regulasi emosi baik sebanyak 2 responden (66,7%), buruk 1 responden (33,3%). Hasil uji Chi Square, Likelihood Ratio diperoleh nilai (p) = 0,001 berarti α < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau terdapat hubungan regulasi emosi dengan intensitas nyeri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nada Eka Putri, (2020) bahwa ada hubungan regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid. B. Pembahasan 1. Karakteristik Umum Responden Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs No. 2 Bontouse, diketahui subjek penelitian terbanyak adalah usia 14 tahun, dan yang paling sedikit adalah usia 15 tahun. Responden yang ikut dalam penelitian ini berusia 13 tahun hingga 15 tahun, dimana seluruh responden yang ikut dalam penelitian ini telah mengalami menstruasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa periode pubertas pada wanita mencapai puncaknya pada saat terjadinya menstruasi yaitu pada masa remaja awal. Dimana periode pubertas terjadi karena kenaikan sekresi hormon gonadotropin oleh hipofisis Hasil dari penelitian menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa presentase tertinggi yang peneliti jadikan sebagai sampel yaitu perempuan sebanyak 100% karena penelitian ini berhubungan dengan



41



menstruasi, yaitu nyeri haid yang dimana kita tahu menstruasi hanya dialami oleh perempuan saja. Data distribusi juga menunjukkan bahwa seluruh responden usia 13 tahun hingga 15 tahun yang ikut dalam penelitian merupakan siswi kelas VII dan VIII. Hal ini sesuai dengan teori dimana murid SMP tergolong dalam kelompok usia remaja awal, dimana masa remaja awal berkisar pada usia 13-15 tahun. Dari hasil penelitian menurut usia pertama haid menunjukkan bahwa 16 responden (59,2%) mereka pertama haid pada usia 11-12 tahun, dan terdapat 11 responden (40,7%) mereka pertama haid pada usia 13-14 tahun. Menurut lamanya haid terdapat 18 responden (66,7%) yang mengalami haid selama 7-10 hari, dan terdapat 9 responden (33,3%) yang mengalami haid selama 3-6 hari. 2. Gambaran intensitas nyeri haid Berdasarkan hasil yang didapatkan, kejadian nyeri haid pada remaja putri di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse yaitu sebesar 100% mengalami nyeri haid dalam berbagai kriteria nyeri yaitu nyeri ringan, sedang, dan berat. Penelitian ini menunjukkan responden paling banyak mengalami nyeri sedang (77,8%). Responden memiliki intensitas nyeri setiap individu yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh deskripsi individu tentang nyeri, persepsi dan pengalaman nyeri. Yang seperti kita tahu



42



tingkatan nyeri haid terbagi atas 3, yaitu nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala Numerical Rating Scale yang membagi tingkatan nyeri haid yaitu tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, dan nyeri tidak terkontrol. Untuk skala tidak nyeri ditunjukkan dengan angka 0, untuk tingkatan nyeri ringan ditunjukkan dengan skala 1-3 dengan karakteristik terasa kram pada perut bagian bawah tetapi masih dapat ditahan dan beraktivitas serta berkonsentrasi, untuk tingkatan nyeri sedang ditunjukkan dengan skala 4-6 dengan karakteristik terasa kram pada bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggung, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, dan sulit berkonsentrasi, untuk tingkatan nyeri berat ditunjukkan dengan skala 7-9 dengan karakteristik terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, tidak ada nafsu makan, mual, badan lemas, dan untuk tingkatan nyeri tidak terkontrol ditunjukkan dengan skala 10 dengan karakteristik nyeri tidak terkontrol, kadang bisa sampai pingsan (Istiqamah, 2019). 3. Gambaran regulasi emosi Berdasarkan Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa responden yang mengalami nyeri haid memiliki regulasi emosi yang baik sebanyak 81,5%, dengan 22 responden dan memiliki regulasi emosi buruk sebanyak 18,5%, dengan 5 responden.



43



Hal ini sesuai dengan yang disebutkan di penelitian Yusmia Eka Febriana, (2018), bahwa regulasi emosi adalah proses mengelolah atau mengatur emosi. Individu yang mampu meregulasi emosi dengan baik akan bisa membiasakan diri dengan emosinya serta sanggup menuntaskan suatu permasalahan dengan mengekspresikan emosi positif serta menekan emosi negatif. Individu yang mampu meregulasi emosi adalah individu yang mampu membiasakan diri terhadap reaksi emosi yang negatif, mampu mengendalikan sikapnya terhadap reaksi apapun, dan mampu menghadapi emosi negatif (Febriana, 2018). Regulasi emosi yang baik dimulai dari adanya kesadaran terhadap emosi yang dirasakan kemudian adanya kontrol emosi. Kesadaran emosi membantu individu dalam mengontrol emosi yang dirasakan dengan demikian individu mampu menunjukan respon yang adaptif dari emosi yang dirasakan. Pada dasarnya semua individu dapat menyadari emosi yang mereka rasakan dari pengalaman emosi yang pernah mereka alami. Pengalaman emosi yang dimiliki individu biasanya berkaitan dengan situasi tertentu sehingga individu cenderung akan menghindari situasi yang mampu memicu munculnya emosi (Putri, 2020). Individu yang memiliki regulasi emosi yang buruk adalah individu tidak dapat mengurangi emosi negatif



dan masih



44



berpengaruh terhadap emosi negatif yang dimilikinya, seperti kelelahan, marah, dan sedih (Putri, 2020). 4. Hubungan regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami regulasi emosi baik paling banyak terjadi pada responden yang mengalami nyeri haid sedang (95,2%) dengan 20 responden diikuti dengan nyeri ringan (66,7%) dengan 2 responden, nyeri berat (0%). Sedangkan untuk responden yang mengalami regulasi emosi buruk, merupakan responden yang mengalami nyeri haid ringan (33,3%) dengan 1 responden, nyeri sedang (4,8%) dengan 1 responden dan nyeri berat (100%) dengan 3 responden. Hasil analisis Chi Square, Likelihood ratio hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid pada remaja putri di MTs As’adiyah No. 2 Bontouse, didapatkan nilai signifikan 0,001 (p value ≤ 0,05) artinya ada hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid pada remaja putri di MTs As’adiyah No. 2 Bontouse. Dari data dilapangan dapat disimpulkan bahwa remaja putri berada pada kategori cukup mampu menyesuaikan diri terhadap emosi negatif, seperti perasaan lelah, marah, dan sedih saat haid, sehingga mampu mengontrol emosi yang dimilikinya. Regulasi emosi remaja pada saat menstruasi dalam kategori cukup mampu dalam mengontrol dan menyesuaikan diri terhadap emosi negatif yang dimilikinya. Aspek yang paling banyak



45



ditunjukkan adalah mampu mengontrol emosi secara sadar, mudah, dan otomatis. Dan yang paling sedikit, yaitu dalam mengontrol stress yang menekan. Dalam penelitian Silvanus (2017), menyimpulkan bahwa nyeri haid cenderung lebih hebat dan lebih sering terjadi pada remaja putri yang mengalami kegelisahan, kecemasan yang tinggi, dan ketegangan yang hebat. Seringkali nyeri haid berkurang pada saat remaja putri beristirahat dan menghilang pada saat tidur dengan lelap tanpa kegelisahan yang dilaminya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silvanus, (2017), yang dalam skripsinya menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid pada remaja putri dengan hasil analisis sperman rank, didapatkan nilai signifikan 0,015. Dan hasil dari corelation cofficient dengan 0,452 yang berarti hubungan negatif antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid yang artinya semakin tinggi regulasi emosi yang dirasakan remaja putri, maka semakin rendah intensitas nyeri haid yang dialami remaja putri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusmia Eka Febriana, (2018), yang dalam skripsinya menyimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid dengan nilai korelasi 0,314 yang artinya remaja cukup mampu mengontrol emosi yang dimilikinya.



46



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di sekolah Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse untuk 27 sampel remaja putri yang mengalami nyeri haid, sebagian besar remaja putri mengalami intensitas nyeri haid sedang dengan 21 responden (77,8%), intensitas nyeri haid ringan dan intensitas nyeri haid berat dengan 3 responden (11,1). Remaja putri mengalami nyeri haid, sebagian besar remaja putri mengalami regulasi baik dengan 22 responden (81,5%), dan regulasi emosi buruk dengan 5 responden (18,5). Penelitian ini menggunakan uji Chi Square, Likelihood Ratio dengan taraf signifikan 0,001 artinya adanya hubungan regulasi emosi dengan intensitas nyeri haid pada remaja putri di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse. B. Saran Saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis ialah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan reproduksi terutama tentang menstruasi secara insentif dan kontinyu dengan menggunakan metode dan media informasi efektif melalui penyuluhan langsung ke remaja putri.



2. Saran Praktis a. Bagi Instansi sekolah MTs As’adiyah No. 2 Bontouse Diharapkan kepada sekolah MTs As’adiyah No. 2 Bontouse untuk lebih meningkatkan pengetahuan pendidikan kesehatan reproduksi terhadap siswi. Dan juga disarankan untuk pihak sekolah agar dapat membantu siswi dalam mengendalikan diri dan mengontrol emosi yang muncul pada saat haid, terutama emosi marah dan cemas karena hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan psikisnya pada saat haid dan menyebabkan pengalaman nyeri. b. Bagi remaja putri Diharapkan kepada remaja putri disarankan untuk dapat mengatur atau mengontrol emosinya pada saat haid dengan mengendalikan perilaku yang lebih bertujuan, sehingga ketika remaja mendapat stimulus rasa sakit pada perut saat haid, remaja mampu mengontrol dan mengendalikan perilakunya dan membuat pengalaman nyeri yang dirasakan berkurang. c. Bagi Penulis Penulis diharapkan untuk terus menambah pengetahuan/wawasan tentang teori intensitas nyeri haid dalam penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah.



47



48



d. Bagi Peneliti Lain Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian lebih lanjut dengan melakukan penambahan variabel yang lain baik penambahan jenis kelamin, tempat dan waktu untuk menambah khasanah pengetahuan dan jumlah penelitian yang terkait supaya hasil yang didapatkan lebih akurat.



DAFTAR PUSTAKA Abdel-Salam, et al. (2018). Epidemiological Aspects Of Dysmenorrhea Among Female Students At Jouf University, Saudi Arabia. Middle East Fertility Society Journal, 23(4), 435–439. tanggal diakses : 24 April 2021 Acheampong, K., et al. (2019). Prevalence And Predictors Of Dysmenorrhea, Its Effect, And Coping Mechanisms Among Adolescents In Shai Osudoku District, Ghana. Obstetrics And Gynecology International, 2019. tanggal diakses : 23 April 2021 Adib Rad, H., et al. (2018). Effect Of Ginger And Novafen On Menstrual Pain: A Cross-Over Trial. Taiwanese Journal Of Obstetrics And Gynecology, 57(6), 806–809. tanggal diakses : 24 April 2021 Akbar, M. Iiham Aldika,et al. (2020). Ginekologi Praktis Komprehensif - Google Books. Airlangga University Press. tanggal diakses : 12 Mei 2021 Aspar, H., & Rahmawati. (2020). Hubungan Skala Stres Terhadap Kejadian Gejala Dismenorea Mahasiswa Tingkat I B Di Kampus Akbid Pelamonia Makassar Selama Pandemi Covid-19 Tahun 2020. Kesehatan Delima Pelamonia, 4 No. 2. Tanggal diakses : 24 april 2021 Christalisana, C. (2018). Pengaruh Pengalaman Dan Karakter Sumber Daya Manusia Konsultan Manajemen Konstruksi Terhadap Kualitas Pekerjaan Padaproyekdi Kabupaten Pandeglang. Jurnal Fondasi, 7 No 1. tanggal diakses : 10 Mei 2021 Febriana, Y. A. (2018). Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Saat Haid (Dismenore) Pada Remaja. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. tanggal diakses : 22 Mei 2021 Fitriani. (2019). Modul Bahan Ajar : Keperawatan Maternitas. Sengkang : Universitas Puangrimanggalatung Sengkang. Hardyanti, E. (2020). Hubungan Regulasi Emosi Dengan Intensitas Nyeri Haid (Disminorhea) Pada Remaja Putri. In Orphanet Journal Of Rare Diseases (Vol. 21, Issue 1). tanggal diakses : 22 Mei 2021 Istiqamah, N. (2019). Perbedaan Efektivitas Pemberian Air Jahe Dan Air Kelapa Terhadap Nyeri Haid [Universitas Muhammadiyah Malang]. tanggal diakses : 23 April 2021 Jalilah, N. Hi., & Prapitasari, R. (2020). Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana - Google Books. Cv Adanu Abimata. tanggal diakses : 26 April 2021



49



50



Kahfi, A. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievement Devision (Stad) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Smp Muhammadiyah 3 Bandar Lampung [Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung]. tanggal diakses : 15 Mei 2021 Misliani, A., et al. (2019). Penanganan Dismenore Cara Farmakologi Dan Nonfarmakologi. Jurnal Citra Keperawatan, 7(1), 23–32. tanggal diakses : 23 April 2021 Ndari, S. S., et al. (2018). Metode Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini (R. S. Dewi (Ed.); 1st Ed.). Edu Publisher. tanggal diakses : 22 Mei 2021 Nuraeni, Rina. (2017). Keperawatan Maternitas - Google Books (Aeni Wati (Ed.); 1st Ed.). tanggal diakses : 22 Mei 2021 Octavia, S. (2020). Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja (H. Rahmadani (Ed.); 1st Ed.). Cv Budi Utama. tanggal diakses : 22 Mei 2021 Oktorika, P., et al. (2020). Hubungan Index Masa Tubuh (Imt) Dengan Skala Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 2 Kampar. Jurnal Ners, 4(23), 122–129. tanggal diakses : 23 April 2021 Putri, N E, et al. 2020. Hubungan Regulasi Emosi Terhadap Intensitas Nyeri Dismenore Pada Siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Pontianak. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNK) Vol. 3 Ed 2 2020. tanggal diakses 23 Mei 2021. Ramdhani, N., et al. (2018, May). Psikologi Untuk Indonesia Tangguh Dan Bahagia - Google Books. tanggal diakses : 23 Mei 2021 Repi, A. A.,et al. (2018). Aku, Remaja Yang Positif (1st Ed.). Pt Gramedia. tanggal diakses : 23 mei 2021 Rosanah, Himatu Mardiah. (2015). Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid Dan Nifas - Google Books. tanggal diakses : 23 April 2021 Ruqaiyah, & Marwati. (2020). Hubungan Pengetahuan Terhadap Kejadian Dismenorea Pada Mahasiswa Baru Akbid Pelamonia Makassar Tahun 2020. Kesehatan Delima Pelamonia, 4 No. 2. tanggal diakses : 23 April 2021 Silvanus, et al. 2017. Hubungan Regulasi Emosi Dengan Intensitas Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di SMAN 7 Malang.jurnalpsik nursing news. vol. 2 no. 3 2017. Tanggal diakses : 23 Mei 2021.



51



Söderman, L.,et al. (2019). Prevalence And Impact Of Dysmenorrhea In Swedish Adolescents. Acta Obstetricia Et Gynecologica Scandinavica, 98(2), 215–221. tanggal diakses : 24 april 2021 Suhatini, Siti Nurlina. (2020). Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Siswi Kelas Xi Di Sma Negeri 12 Bandar Lampung Tahun 2020 [Poltekkes Tanjungkarang]. tanggal diakses : 23 April 2021 Zafar, M, et al. (2018). (Pdf) Pattern And Prevalance Of Menstrual Disoreders In Adolescents. International Journal Of Pharmaceutical Science And Research, 9(5). tanggal diakses : 24 april 2021



Lampiran 1 LEMBAR KUESIONER PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH TSANAWIAH AS’ADIYAH NO.2 BONTOUSE A. Identitas Siswi 1. Nama



:



2. Umur



:



3. Sekolah



:



4. Kelas



:



5. Suku



:



6. Agama



:



7. Alamat



:



8. No. HP



:



B. Kuesioner nyeri haid 1. Usia berapa anda mengalami haid pertama? Jawab : 2. Berapa lama anda mengalami haid? Jawab :



hari



3. Apakah anda mengalami nyeri haid?  Ya



 Tidak



4. Berapa lama nyeri haid anda berlangsung?  ≤ 3 hari



 ≥ 3 hari



5. Skala dan intensitas nyeri haid Kriteria nyeri adalah sebagai berikut :



0



1



Tidak nyeri



2



3



4



Nyeri ringan



5



6



7



Nyeri sedang



8 Nyeri berat



9



10



Nyeri tidak terkontrol



Skala 0, tidak ada nyeri Skala 1-3, Nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah tetapi masih dapat ditahan dan beraktivitas serta berkonsentrasi). Skala 4-6, Nyeri sedang (terasa kram pada bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggung, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, dan sulit berkonsentrasi) Skala 7-9, Nyeri berat (terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, paha dan ke panggung, tidak ada nafsu makan, mual, badan lemas) Skala 10, nyeri hebat (nyeri tidak terkontrol, kadang bisa sampai pingsan) C. Kuesioner regulasi emosi 1. Apakah anda sulit berkonsentrasi ketika menstruasi hari pertama?  Ya



 Tidak



2. Apakah saat menstruasi hari pertama, anda mudah tersinggung?  Ya



 Tidak



3. Apakah saat sakit kepala karena menstruasi, anda mencaci orang yang membuat anda marah sampai merasa puas?  Ya



 Tidak



4. Apakah ketika sedang mengalami nyeri haid, anda memilih tidur daripada berkumpul dengan teman-teman?  Ya



 Tidak



5. Apakah anda kurang maksimal dalam menyelsaikan tugas-tugas ketika sedang merasakan nyeri haid?  Ya 6.



 Tidak



Apakah anda mudah menangis ketika merasakan nyeri haid?  Ya



 Tidak



7. Apakah anda mudah terpancing emosi dengan apapun perkataan temanteman saat anda merasakan nyeri haid?  Ya



 Tidak



8. Apakah anda hanya dapat berdiam diri dikamar ketika sedang menstruasi hari pertama?  Ya



 Tidak



9. Apakah anda mengeluhkan setiap kesakitan yang anda alami saat nyeri haid?  Ya



 Tidak



10. Apakah anda pernah membenci orang yang membuat anda kecewa saat sedang menstruasi?  Ya



 Tidak



11. Apakah anda bersikap tidak peduli terhadap lingkungan saat anda mengalami nyeri haid?  Ya



 Tidak



12. Apakah anda akan meninggalkan semua pekerjaan ketika nyeri haid tak kunjung hilang?  Ya



 Tidak



13. Apakah saat mengalami nyeri haid, anda akan memikirkan hal yang negatif (hal yang buruk)?  Ya



 Tidak



Lampiran 2 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth : Siswi Calon Responden Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawaah ini, mahasiswa Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang. Nama



: Lia Adriani Bakma



NIM



: 17 14201 016



Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak akan menimbulkan akibat buruk bagi siswi sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk tujuan penelitiaan. Apabila siswi menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan responden



untuk



menandatangani



lembaran



persetujuan



dan



menjawab



pertanyaaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam lembaran kuesioner. Atas perhatian siswi sebagai responden, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya Peneliti



LIA ADRIANI BAKMA



Lampiran 3 SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



:



Alamat



:



Dengan ini masyarakat bersedia menjadi responden dalam penelitian Saudari Lia Adriani Bakma yang berjudul “Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Madrasah Tsanawiah As’adiyah No. 2 Bontouse Tahun 2021”. Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan dirahasiakan. Responden,



Lampiran 4



Lampiran 5



Lampiran 6



Lampiran 7 No. Responden



Jenis Kelamin



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27



1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



Usia Usia Kelas Pertama Responden Haid 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 2 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 2 1



Lama Haid 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



Intensitas Regulasi Nyeri Emosi Haid 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2



Keterangan: Jenis kelamin :



Usia Responden :



kelas responden :



1 = perempuan



1 = 13 tahun



1 = VII



2 = laki-laki



2 = 14 tahun



2 = VIII



3 = 15 tahun Usia pertama haid :



Lama haid :



1 = 11-12 tahun



1 = 7-10 hari



2 = 13-14 tahun



2 = 3-6 hari



Intensitas nyeri haid :



Regulasi emosi :



1 = nyeri berat



1 = buruk



2 = nyeri sedang



2 = baik



3 = nyeri ringan



Lampiran 8



A. Frequencies Statistics



N



jenis kelamin



usia



kelas



usia pertama



responden



responden



responden



haid



Valid Missi ng



lama haid



intensitas nyeri



regulasi



haid



emosi



27



27



27



27



27



27



27



0



0



0



0



0



0



0



Jenis Kelamin Responden Cumulative Frequency Valid



perempuan



Percent



27



100,0



Valid Percent



Percent



100,0



100,0



Usia Responden Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



13 tahun



9



33,3



29,6



29,6



14 tahun



10



37,0



37,0



66,7



15 tahun



8



29,6



33,3



100,0



27



100,0



100,0



Total



Kelas Responden Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



kelas VII



8



29,6



29,6



29,6



kelas VIII



19



70,4



70,4



100,0



Total



27



100,0



100,0



Usia Pertama Haid Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



11-12 Tahun



15



55,6



55,6



55,6



13-14 Tahun



12



44,4



44,4



100,0



Total



27



100,0



100,0



Lama Haid Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



7-10 hari



18



66,7



66,7



66,7



3-5 hari



9



33,3



33,3



100,0



27



100,0



100,0



Total



Intensitas Nyeri Haid Cumulative Frequency Valid



nyeri berat



Percent



Valid Percent



Percent



3



11,1



11,1



11,1



nyeri sedang



21



77,8



77,8



88,9



nyeri ringan



3



11,1



11,1



100,0



27



100,0



100,0



Total



Regulasi Emosi Cumulative Frequency Valid



buruk



Percent



Valid Percent



Percent



5



18,5



18,5



18,5



baik



22



81,5



81,5



100,0



Total



27



100,0



100,0



B. Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N intensitas nyeri haid * regulasi emosi



Missing Percent



27



100,0%



N



Total



Percent 0



N



0,0%



Percent 27



100,0%



intensitas nyeri haid * regulasi emosi Crosstabulation regulasi emosi buruk intensitas nyeri haid



nyeri berat



3



0



3



Expected Count



,6



2,4



3,0



11,1%



0,0%



11,1%



1



20



21



3,9



17,1



21,0



3,7%



74,1%



77,8%



Count



1



2



3



Expected Count



,6



2,4



3,0



3,7%



7,4%



11,1%



5



22



27



5,0



22,0



27,0



18,5%



81,5%



100,0%



Count Expected Count % of Total



nyeri ringan



% of Total Total



Total



Count



% of Total nyeri sedang



baik



Count Expected Count % of Total



C. Chi Square Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases



df



sided)



16,270a



2



,000



14,015



2



,001



4,255



1



,039



27



a. 5 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,56.



Lampiran 9



Lampiran 10



Lampiran 11



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama



: Lia Adriani Bakma



Tempat/Tanggal Lahir



: Paung, 30 Juli 1998



Jenis Kelamin



: Perempuan



Status



: Mahasiswa



Agama



: Islam



Alamat



: kp. Baru paung desa tua, kec. Majauleng, kab. wajo



Telepon



: 082290095683



Email



: [email protected]



Riwayat Pendidikan



:



1. SD



: SDN 313 Tua, Tahun 2005-2011



2. SMP



: SMPN 2 Tosora, Tahun 2011- 2014



3. SMA



: SMAN 1 Majauleng, Tahun 2014-2017



4. S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Puangrimaggalatung, 2017-2021 (Sementara).