Skripsi Ririn Khairina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI LITERATUR PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES ALOE VERA TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) YANG MENGALAMI DEMAM HALAMAN SAMPUL



Skripsi Disususn Oleh: RIRIN KHAIRINA



NIM 1614201110046



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN 2020 STUDI LITERATUR PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES ALOE VERA TERHADAP



i



PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) YANG MENGALAMI DEMAM HALAMAN JUDUL



Skripsi Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Banjarmasin untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program studi S-1 Keperawatan Disusun Oleh: RIRIN KHAIRINA



NIM 1614201110046



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN 2020



ii



HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini dengan judul “Studi Literatur Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Yang Mengalami Demam” oleh Ririn Khairina, NIM : 1614201110046, telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan akan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Seminar Skripsi Program Studi S.1 Keperawatan Ners A Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Banjarmasin, 25 juli 2020 Pembimbing 1



Dewi Kartika Wulandari, Ns, M.Kep NIK. 01 23041989 119 006 014 Pembimbing 2



Hj. Jum’ah, Ns, M.Kep NIP. 1974031519980320007 Mengetahui, Ketua Program Studi S.1 Keperawatan



Izma Daud, Ns, M.Kep NIK.01 16071984 048 003 010



iii



LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini oleh Nama : Ririn Khairina NIM : 1614201110046 Judul Skripsi : Studi Literatur Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) Yang Mengalami demam Telah melaksanakan ujian skripsi pada tanggal 25 Juli 2020, dan dinyatakan berhasil mempertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi S.1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Penguji 1



Dewi Kartika Wulandari, Ns, M.Kep NIK. 01 23041989 119 006 014



(Pimpinan Sidang)



Penguji 2



Hj. Jum’ah, Ns, M.Kep NIP. 1974031519980320007



(Anggota)



Penguji 3



Dr. Isnawati. SKM., M.Kes NIP. 1974031519980320007 Mengesahkan di Tanggal



(Anggota)



: Banjarmasin :



Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan



Solikin, Ns., M. Kep. Sp. Kep., MB NIDN: 1129077901



iv



Mengetahui, Kaprodi S.1 Keperawatan



Izma Daud, Ns., M. Kep NIK. 01 16071984048 003 010



HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Ririn Khairina



NIM



: 1614201110046



Program Studi



: S1 Keperawatan Ners A



Fakultas



: Keperawatan dan Ilmu Kesehatan



Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul Studi Literatur Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Yang Mengalami Demam ini benarbenar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.



Banjarmasin, 20 Juli 2020 Saya yang membuat pernyataan,



Ririn Khairina NIM. 1614201110046



v



PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Ririn Khairina



NIM



: 1614201110046



Program Studi



: S1 Keperawatan Ners A



Jenis Karya



: Skripsi



Sebagai civitas akademika Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, yang turut serta mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Hak Bebas Royalti atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Studi Literatur Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Yang Mengalami Demam” Dengan adanya Hak Bebas Royalti ini, maka Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan mempunyai kebebasan secara penuh untuk menyimpan, melakukan kelolaan berupa database, serta melakukan publikasi tugas akhir saya ini dengan pertimbangan tetap mencantumkan nama penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dengan segala perangkat yang ada (bila diperlukan). Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di : Banjarmasin Pada tanggal : 20 Juli 2020 Saya yang menyatakan,



Ririn Khairina NIM. 1614201110046



vi



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’alla, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kepada setiap hamba-Nya. Atas berkat dan rahmat-Nya jualah usaha penulis untuk menyelesaikan skripsi “Studi Literatur Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Yang Mengalami Demam” ini berjalan lancar dan baik Penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, antara lain: 1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. 2. Bapak Solikin, Ns., M. Kep., Sp. Kep. MB selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin; 3. Ibu Izma Daud, Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan



Fakultas



Keperawatan



dan



Ilmu



Kesehatan



Universitas Muhammadiyah Banjarmasin; 4. Ibu Dewi Kartika Wulandari, Ns., M.Kep selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan pengarahan, ilmu, bimbingan, dukungan, motivasi dan semangat kepada penulis; 5. Ibu Hj. Jum’ah, Ns., M.Kep selaku Pembimbing II tentang metodologi penelitian sekaligus pembimbing teknik penulisan yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran. 6. Kepala Puskesmas Pekauman Banjarmasin beserta seluruh staf yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang telah membantu banyak dalam pengumpulan data. 7. Keluarga saya yang tidak pernah lelah mendo’akan saya selama ini 8. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan penuh dalam bentuk apapun itu.



vii



Penulis menyadari bahwa dalam peyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dikarenakan penulis masih dalam tahap pembelajaran, maka penulis



mengharapkan



kritik



dan



saran



yang



membangun



demi



menyempurnakan skripsi ini. Semoga ide pemikiran yan tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin ya Rabbal alamin. Wassallamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh. Banjarmasin, 20 Juli 2020



Penulis



viii



ABSTRAK Latar belakang : Demam pada anak dibutuhkan penanganan yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Jika penanganan tidak tepat dan lambat akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu dan membahayakan keselamatan anak. Demam bisa mengakibatkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), kekurangan oksigen dan demam di atas 42°C jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan penurunan kesadaran. Dari studi pendahuluan di Puskesmas Pekauman Banjarmasin didapatkan 354 anak yang mengalami demam Tujuan : Untuk mengetahui apakah pemberian kompres aloe vera dapat menurunkan suhu tubuh pada anak usia sekolah (6-12 tahun) yang mengalami demam. Metode : Penelitian ini menggunakan studi literatur. Digunakannya metode ini karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh pemberian kompres aloe vera dapat menurunkan suhu tubuh pada anak usia sekolah (6-12 tahun) yang mengalami demam. Dengan membandingkan dan menganalisa 7 jurnal. Teknik pengambilan data menggunakan analisa VIA pada setiap literatur yang dianalisa. Hasil : Dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian kompres aloe vera terhadap penurunan suhu tubuh pada anak usia sekolah (6-12 tahun) yang mengalami demam. Dengan mempertimbangkan hasil studi literatur. Kata Kunci : Kompres aloe vera, anak usia sekolah, suhu tubuh, demam Daftar Rujukan : 58 (2009-2017)



ix



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL........................................................................................i HALAMAN JUDUL..........................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................iii LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..............................................v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................vi KATA PENGANTAR......................................................................................vii ABSTRAK.........................................................................................................ix DAFTAR ISI.......................................................................................................x DAFTAR TABEL...........................................................................................xiii DAFTAR SKEMA..........................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR........................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1 1.1 Latar Belakang...................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................5 1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................5 1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................6 1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................6 1.4.2 Manfaat Aplikatif......................................................................6 1.5 Penelitian Terkait...............................................................................7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................10 2.1 Konsep Anak Usia Sekolah..............................................................10 2.1.1 Definisi Anak Usia Sekolah....................................................10 2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah............11 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang.....................12 2.1.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah...........15 2.1.5 Masalah Pada Anak Usia Sekolah...........................................18 2.2 Konsep Suhu Tubuh.........................................................................21 2.2.1 Definisi Suhu Tubuh...............................................................21 2.2.2 Suhu Tubuh Normal................................................................22



x



2.2.3 Sistem Pengaturan Suhu Tubuh..............................................23 2.2.4 Proses Kehilangan Panas Pada Tubuh....................................24 2.2.5 Alat Pengukur Suhu Tubuh.....................................................25 2.2.6 Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh.............................................28 2.3 Konsep Demam................................................................................30 2.3.1 Definisi Demam......................................................................30 2.3.2 Etiologi Demam......................................................................31 2.3.3 Manifestasi klinis Demam.......................................................32 2.3.4 Patofisiologi Demam...............................................................32 2.3.5 Mekanisme Tubuh terhadap Demam......................................33 2.3.6 Definisi Terapi Non Farmakologis..........................................34 2.3.7 Penatalaksanaan Terapi Non Farmakologis............................35 2.4 Kompres Aloe Vera..........................................................................35 2.4.1 Kompres Aloe Vera.................................................................35 2.4.2 Tujuan dan manfaat.................................................................37 2.4.3 Kandungan Aloe vera..............................................................38 2.4.4 Waktu pemberian Kompres Aloe Vera...................................38 2.4.5 Cara pengukuran suhu tubuh...................................................38 2.4.6 Efek Kompres Aloe Vera........................................................38 2.4.7 Metode Kompres Aloe Vera...................................................39 2.5 Kerangka Teori.................................................................................40 2.6 Kerangka Konsep.............................................................................40 2.7 Hipotesis...........................................................................................41 BAB 3 METODOLOGI...................................................................................42 3.1 Desain Penelitian..............................................................................42 3.2 Definisi Operasional.........................................................................42 3.3 Populasi dan Sampel........................................................................44 3.3.1 Populasi...................................................................................44 3.4 Sampel dan Teknik Sampling..........................................................46 3.5 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................48 3.5.1 Tempat Penelitian....................................................................48 3.5.2 Waktu Penelitian.....................................................................49 3.6 Teknik Pengambilan Data................................................................49 3.7 Instrumen Penelitian.........................................................................50 3.8 Teknik Analisa Data.........................................................................55 3.9 Etik Penelitian..................................................................................56 xi



BAB 4 PEMBAHASAN...................................................................................57 4.1 Hasil Penelusuran Jurnal..................................................................57 4.1.1 Jurnal Pertama.........................................................................57 4.1.2 Jurnal Kedua............................................................................63 4.1.3 Jurnal Ketiga...........................................................................69 4.1.4 Jurnal Keempat........................................................................74 4.1.5 Jurnal Kelima..........................................................................77 4.1.6 Jurnal Keenam.........................................................................80 4.1.7 Jurnal Ketujuh.........................................................................87 4.2 Pembahasan......................................................................................92 4.2.1 Keterkaitan Jurnal Dengan Hipotesis Penelitian.....................92 BAB 5 PENUTUP...........................................................................................106 5.1 Kesimpulan....................................................................................106 5.2 Saran...............................................................................................107 5.2.1 Bagi Puskesmas.....................................................................107 5.2.2 Bagi Petugas Kesehatan........................................................107 5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan......................................................107 5.2.4 Bagi Orang Tua.....................................................................107 5.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya......................................................107 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................108



xii



DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional..........................................................................57 Tabel 3.2 Populasi.............................................................................................59 Tabel 3.3 Sampel dan Sampling........................................................................61 Tabel 3.4 Alat Pengumpulan Data..................................................................65Y Tabel 4.1 Analisis VIA Jurnal Pertama.............................................................72 Tabel 4.2 Analisis VIA Jurnal Kedua................................................................78 Tabel 4.3 Analisis VIA Jurnal Ketiga...............................................................84 Tabel 4.4 Analisis VIA Jurnal Keempat............................................................89 Tabel 4.5 Analisis VIA Jurnal Kelima..............................................................93 Tabel 4.6 Analisis VIA Jurnal Keenam.............................................................96 Tabel 4.7 Analisis VIA Jurnal Ketujuh...........................................................103



xiii



DAFTAR SKEMA YSkema 2.1 Kerangka Teori................................................................................. Skema 2.2 Kerangka konsep.............................................................................57



xiv



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Termometr Air Raksa Kaca..........................................................42 Gambar 2.2 Termometer infra merah...............................................................43 Gambar 2.3 Termometer temporal...................................................................43 Gambar 2.4 Termometer strip plastik...............................................................44 Gambar 2.5 Termometer Digital......................................................................45



xv



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1



Jadwal Penelitian



Lampiran 2



Surat



Rekomendasi



Pendataan/Penelitian/Survey



dari



Pelaksanaan Pemerintahan



Kota



Banjarmasin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjarmsin. Lampiran 3



Surat Balasan Permohonan Permintaan Data Penelitian dari Pemerintahan Kota Banjarmasin Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.



Lampiran 4



Surat Balasan Puskesmas Pekauman Banjarmasin



Lampiran 5



Lembar Penjelasan Penelitian



Lampiran 6



Surat Pernyataan Persetujuan Subjek Penelitian (Informed Consent)



Lampiran 7



Lembar Observasi



Lampiran 8



Standar Prosedur Operasional



Lampiran 9



Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi



Lampiran 10 Jurnal Pertama “Aloe Vera Barbadensis Miller As An Alternative Treatment For Children With Fever” Lampiran 11 Jurnal Kedua “The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto Lumajang Hospital” Lampiran 12 Jurnal Ketiga “Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 3-6 Tahun Di Puskesmas Nusukan.” Lampiran 13 Jurnal Keempat “Pengaruh Kompres Aloe Vera Terhadap Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam Di Puskesmas Siantan Hilir.” Lampiran 14 Jurnal Kelima “Perbedaan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Usia Sekolah Sebelum Dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya Di Rsud Ungaran Kabupaten Semarang.”



xvi



Lampiran 15 Jurnal Keenam “Perbedaan Efektivitas Kompres Daun Kelor Dan Kompres Bawang Merah Terhadap Perubahansuhu Tubuh Balita Demam Di Rs Uns Surakarta” Lampiran 16 Jurnal Ketuju “Pengaruh Pemberian Tumbukan Bawang Merah Sebagai Penurun Suhu Tubuh Pada Balita Demam Di Puskesmas”



xvii



18



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Demam dapat membahayakan keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan penurunan kesadaran (Maharani, 2011). Demam membuat orang tua menjadi risau karena suhu tubuh anak yang meningkat. Demam pada anak sering menimbulkan pobia tersendiri bagi banyak ibu. Oleh karna itu seorang ibu harus siap siaga jika anaknya terkena demam (Puspa Swara, 2016). Demam didefinisikan sebagai respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang diperantarai oleh kuman/bakteri dan ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh (Tamsuri, 2010). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus penyakit yang disertai dengan demam pada tahun 2013 mencapai 62% dengan jumlah kasus terbanyak terjadi pada penyakit pneumonia dan infeksi sistemik seperti bakteri, virus, dan parasit. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya (Setyowati, 2013). Jumlah kasus demam tifoid diseluruh dunia di perkirakan terdapat 21 juta kasus dengan 128.000 sampai 161.000 kematian setiap tahun, kasus terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara (WHO, 2018). Di taiwan, sebesar 20-40% anak mencari pengobatan medis akibat demam setiap tahunnya (Li-Chuan, 2016). Anak paling rentan terkena demam, walaupun gejala yang dialami anak



19



lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insiden demam banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun (Niken, 2011). Di Indonesia, penyakit demam bersifat endemic (penyakit yang selalu ada di masyarakat sepanjang waktu walaupun dengan angka kejadian yang kecil). Prevalensi nasional untuk demam (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan) adalah 1,60%. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi demam thypoid diatas prevalensi nasional yaitu urutan ke-1 Nanggroe Aceh Darussalam (2,96%) dan urutan ke-7 Kalimantan Selatan (1,95%). Prevalensi demam banyak ditemukan pada kelompok umur sekolah (5-24 tahun) yaitu 1,9%, dan terendah pada bayi yaitu 0,8% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi demam di Indonesia mencapai 1,7%. Distribusi prevalensi tertinggi adalah pada usia 5-14 tahun (1,9%), usia 1-4 tahun (1,6%), usia 15-24 tahun (1,5%) dan usia 37,2°C dan bisa diterapkan dalam intervensi asuhan keperawatan pada anak dengan kenaikan suhu tubuh di atas batas normal >37,2°C.



23



1.4.2Manfaat Aplikatif 1.4.2.1 Puskesmas Dapat dijadikan tambahan informasi bagi puskesmas dan dapat dijadikan acuan dalam memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan dari tanaman lidah buaya sebagai terapi dalam menurunkan suhu tubuh pada anak demam. 1.4.2.2 Petugas kesehatan Sebagai bahan pertimbangan untuk perawat dalam memberikan tindakan yang tepat kepada pasien anak dan dapat memberikan perubahan perilaku orang tua dalam menghadapi anak demam. 1.4.2.3 Institusi pendidikan Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar tentang terapi non farmakologi seperti pemberian kompres aloe vera untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam. 1.4.2.4 Bagi orang tua Diharapkan dari penelitian kompres aloe vera bisa diterapkan untuk penanganan pertama pada anak dengan kenaikan suhu tubuh di atas normal >37,2°C dan dapat menambah pengetahuan orang tua bahwa tidak hanya dengan pengobatan farmakologi saja yang bisa mengatasi kenaikan suhu tubuh pada anak tapi juga dengan pengobatan non farmakologi yaitu dengan cara kompres aloe vera. 1.4.2.5 Bagi peneliti selanjutnya Dapat menambah ilmu pengetahuan dan referensi tentang pengobatan non farmakologi selain dengan pemberian kompres air hangat, juga ada pemberian kompres aloe vera untuk mengatasi kenaikan suhu tubuh pada anak dan menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya, dengan merubah salah satu variabel penelitian.



24



1.5



Penelitian Terkait Penelitian terkait yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu : Nurul Fajriyah, (2016). “Perbedaan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Populasi yang diteliti adalah anak demam usia sekolah yang menjalani rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, rata-rata jumlah anak yang mengalami demam perbulan selama tahun 2015 sebanyak 87 anak. Sampel yang diteliti adalah anak demam usia sekolah yang menjalani rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sebanyak 15 orang. Hasil uji paired t test didapatkan nilai p-value sebesar 0,001, artinya ada perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang yang dilakukan selama 15 menit. Desain penelitian menggunakan metode preeksperimen dengan pre-posttest dalam satu kelompok (One-Group Pre-test-post test Design). Pada penelitian ini dilakukan pemberian kompres daun lidah buaya di daerah axila, selama 15 menit.



Perbedaan penelitian ini terdapat pada Judul “Pengaruh Pemberian Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) Yang Mengalami Demam Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin” Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pemberian kompres aloe vera dapat menurunkan suhu tubuh pada anak usia sekolah. Populasi yang diteliti dari penelitian ini adalah semua anak usia sekolah (6-12 tahun) yang mengalami demam di wilayah



kerja



puskesmas



pekauman



banjarmasin



sebanyak



30



responden. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah yang mengalami demam di wilayah kerja puskesmas pekauman banjarmasin.



25



Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan One group Pretest-Postest.



Penelitian ini



menggunakan jenis statistik parametrik dengan uji statistik Pairedsample



t-Test



merupakan



prosedur



yang



digunakan



untuk



membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Pada penelitian ini dilakukan pemberian kompres aloe vera di dahi, aksila, dan lipatan paha selama 15 menit. Metode pengambilan sampling dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dengan menggunakan purposive sampling Eva Muzdhalifah As Seggaf, (2017). “Pengaruh Kompres Aloe Vera Terhadap Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam” Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompres lidah buaya terhadap perubahan suhu tubuh penderita demam usia pra sekolah di wilayah kerja puskesmas siantan hilir. Populasi dari penelitian ini seluruh anak yang berusia 3-6 tahun yang mengalami demam dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hilir. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 16 responden kelompok intervensi dengan kriteria inklusi yaitu: Orang tua yang memiliki anak usia 3-6 tahun dan bersedia menjadi responden, demam dalam rentang waktu 1-3 hari, anak dengan kategori demam sub febris (37,6-38,4°C). Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil uji statistic Wilcoxon dengan nilai p = 0,001 (p37,2°C disertai tanda dan gejala penyerta. Pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk anak demam dengan suhu 38°C, banyak orang tua memberikan obat penurun panas untuk membuat anak merasa nyaman dan mengurangi kecemasan orang tua (Hidayat 2011). Ikatan Dokter Anak Indonesia menetapkan suhu tubuh normal untuk bisa dilakukkan tindakan non farmakologi berkisar antara >37,2-37,8°C. Pada demam tinggi 38°C dianjurkan langsung



40



membawa ke dokter atau rumah sakit karena dapat mengakibatkan alkalosis respiratorik, asidosis metabolik, kerusakan hati, kelainan EKG, dan berkurangnya aliran darah otak. Dampak lain yang dapat ditimbulkan jika demam tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan otak, hiperpireksia yang akan menyebabkan syok, epilepsi, retardasi mental atau ketidakmampuan belajar (IDAI, 2011) 2.2.3Sistem Pengaturan Suhu Tubuh Suhu tubuh manusia diatur oleh suatu mekanisme umpan balik (feelback) yang berada dipusat pengaturan suhu (hipotalamus). Pengaturan suhu suatu mekanisme pada saat pusat temperatur di hipotalamus mendeteksi adanya suhu tubuh yang terlalu panas, maka tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini akan terjadi bila suhu tubuh inti sudah melewati ambang batas toleransi tubuh yang mempertahankan suhu atau yang disebut titik tetap (setpoint). Set point (titik tetap) tubuh akan dipertahankan supaya suhu inti tubuh tetap konstan pada kisaran 37°C. Pada saat suhu meningkat melebihi titik tetap (setpoint), maka keadaan ini akan merangsang hipotalamus untuk melakukan berbagai mekanisme agar suhu mampu dipertahankan dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap (Sodikin, 2012). 2.2.4Proses Kehilangan Panas Pada Tubuh Menurut (Kozier et al., 2011) kehilangan panas pada tubuh dapat terjadi dengan 4 cara yaitu : 2.2.4.1 Radiasi Perpindahan panas dari permukaan salah satu benda ke permukaan benda ke permukaan benda yang lain tanpa kontak langsung antar kedua benda tersebut, sebagian besar dalam bentuk sinar inframerah. 2.2.4.2 Konduksi



41



Proses perpindahan panas dari satu molekul ke molekul yang lain yang suhunya lebih rendah. Perpindahan panas secara konduksi tidak dapat terjadi tanpa adanya kontak langsung



antara



molekul



tersebut



dan



biasanya



menyebabkan kehilangan panas yang sangat sedikit, kecuali misalnya ketika tubuh direndam dalam air yang dingin. Jumlah perpindahan panas bergantung pada perbedaan suhu dan jumlah serta lama kontak antara molekul. 2.2.4.3 Konveksi Merupakan penyebaran panas melalui aliran udara. Tubuh biasanya memiliki sedikit udara hangat di sekelilingnya. Udara hangat ini naik dan diganti oleh udara yang lebih dingin, sehingga individu akan selalu kehilangan sedikit panas lewat konveksi. 2.2.4.4 Evaporasi Proses evaporasi kelembaban yang kontinu dari saluran pernafasan, mukosa mulut, dan kulit. Kehilangan air yang terusmenerus dan tidak terdeteksi ini disebut kehilangan air yang tidak disadari (insensible water loss), dan kehilangan panas yang terjadi bersamaan dengan proses itu disebut sebagai kehilangan panas yang tidak disadari (insensible heat loss). Sepuluh persen dari kehilangan panas basal adalah insensible heat loss. Ketika suhu tubuh meningkat, vaporasi menyebabkan kehilangan panas yang lebih besar. 2.2.5Alat Pengukur Suhu Tubuh Menurut (Sodikin, 2012) menyatakan bahwa termometer sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh seseorang, termasuk anak. Jenis termometer yang sering digunakan diantaranya termometer kaca atau raksa, termometer digital. 2.2.5.1 Termometer air raksa-kaca



42



Termometer ini terdiri dari atas tabung gelas tertutup yang berisi cairan air raksa atau merkuri. Di tepi ujung terlihat garis-garis yang menunjukkan skala temperatur. Bila suhu meningkat, air raksa dalam tabung sempit akan naik. Titik dimana air raksa tersebut berhenti naik menunjukkan berapa suhu pengguna saat itu (Sodikin, 2012).



Gambar 2.1 Termometr Air Raksa Kaca



2.2.5.2 Termometer



infra



merah



(Infraced



Sensing



ear



Thermometer) Menurut (Sodikin, 2012) menyatakan termometer jenis ini digunakan untuk mengukur radiasi termal dari aksila, saluran telinga (membran timpani). Suhu tubuh hasil pengukuran akan terlihat ±1 detik. Hal mendasar dari termometer inframerah adalah semua objek akan memancarkan energi inframerah. Semakin panas suatu benda, maka molekul-molekul yang ada didalamnya semakin aktif serta semakin banyak inframerah yang dipancarkan.



Gambar 2.2 Termometer infra merah



43



2.2.5.3 Termometer temporal Termometer



ini



termometer



jenis



menggunakan



pemindai infra merah untuk mengukur suhu dari arteri temporal yang ada di dahi. Termometer ini merekam temperatur waktu ± 6 detik. (Sodikin, 2012).



Gambar 2.3 Termometer temporal



2.2.5.4 Termometer strip plastik (termograf) Perubahan warna yang terjadi merupakan respon untuk menunjukkan



perubahan



suhu.



Cara



penggunaan



termometer strip plastik adalah dengan menempatkan strip pada dahi sampai terjadi perubahan warna, biasanya memerlukan waktu ± 15 detik beberapa strip dapat digunakan seperti termometer air raksa oral.



44



Meskipun



penggunaanya



mudah,



tapi



tingkat



keakuratannya agak rendah khususnya pada bayi dan anak kecil (Sodikin, 2012).



Gambar 2.4 Termometer strip plastik 2.2.5.5 Termometer Digital Termometer



digital



prinsip



kerjanya



sama



dengan



termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer digital terdapat logam yang berfungsi sebagai sensor suhu , yang kemudian akan memuai dan pemuaian ini diartikan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang tertera pada termometer digital. Cara kerja kedua jenis termometer antara termometer klinik dengan menggunakan air raksa dan termometer digital adalah sama. Kedua jenis alat ini tentunya juga sudah memenuhi persyaratan dimana sebelum dijual di pasaran akan melalui kalibrasi untuk menentukan keakuratan hasil dari kedua



45



alat tersebut. Hasil penelitian Dolkar, Kapoor, Singh, dan Suri (2013) yang meneliti dengan judul a comparative study on the recording of temperature by the clinical mercury



thermometer



and



digital



thermometer,



menemukan bahwa hasil dari kedua jenis termometer tersebut secara klinik tidak ada perbedaan yang signifikan. Artinya bahwa kedua termometer tersebut memiliki keakuratan yang sama dan dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Keunggulan dari termometer jenis ini adalah praktis, mudah dibaca dan hasil pengukuran sangat cepat. Seperti termometer air raksa pengukuran suhu digital bisa dilakukan dibeberapa tempat yaitu mulut, ketiak dan anus. Cara pengukurannya sama dengan cara pengukuran dengan memakai termometer air raksa. (Sodikin, 2012).



Gambar 2.5 Termometer Digital 2.2.6Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh Ada beberapa macam lokasi pengukuran suhu tubuh yaitu : 2.2.6.1 Pengukuran di aksila (ketiak) Pengukuran suhu aksila (ketiak) merupakan pengukuran suhu yang paling aman untuk memeriksa apakah anak menderita demam. Keuntungan dari pemeriksaan suhu di aksila ini aman dan mudah dilakukan bagi orang tua atau pengasuh, nayamn bagi anak, dapat dilakukan pada semua usia termasuk bayi baru lahir. Kerugiannya korelasi antara suhu aksila dengan suhu pusat tubuh (core temperature) rendah (Fransisca Handy, 2016).



46



2.2.6.2 Pengukuran suhu di anus (rektal) Perhatikan bahwa suhu rektal tidak boleh diukur jika anak mengalami diare atau kurang dari 1 tahun. Keuntungan dari pemeriksaan suhu di anus tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Kerugiannya tidak nyaman bagi anak, kadang menimbulkan keraguan bagi orang tua atau pengasuh untuk melakukannya, khawatir akan menyakiti anak, hasil pengukuran tergantung seberapa dalam thermometer dimasukkan ke dalam anus (Fransisca Handy, 2016). 2.2.6.3 Pengukuran di telinga Menurut (Sodikin, 2012) mengemukakan secara teori membran timpani merupakan tempat untuk pengukuran suhu inti, hal ini karena adanya arteri yang berhubungan dengan pusat termoregulasi. Termometer membran timpani yang dikembangkan saat ini menggunakan metode infared radiationemitted detectors (IRED). Walaupun dari segi kenyamanan cukup baik, pengukuran suhu membran timpani sehingga saat ini jarang dipergunakan karena variasi nilai suhu yang berkorelasi dengan suhu oral atau rektal cukup besar. Pengukuran suhu tubuh dengan lokasi membran timpani memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan : a.



Tempat mudah dicapai.



b.



Perubahan posisi yang dibutuhkan minimal.



c.



Waktu pengukuran cepat hanya 2-5 detik.



d.



Dapat dilakukan tanpa membangunkan klien.



Kekurangan a. Alat bantu dengar harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran. b. Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga (membran timpani).



47



c. Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu. Ke akuratan pada bayi baru lahir dan anak-anak masih diragukan. 2.2.6.4 Pengukuran di arteri pulmonalis Diantara berbagai tempat pengukuran suhu tubuh, tempat yang paling dianggap mendekati suhu yang terukur oleh thermostat di hipotalamus adalah suhu darah arteri pulmonalis. Tetapi cara ini memilik berbagai keterbatasan, seperti pengukuran tersebut merupakan cara invasif, menggunakan arteri pulmonalis sehingga cara ini hanya sesuai untuk perawatan invasif (Sodikin, 2012). 2.2.6.5 Pengukuran di esophagus Suhu pada esopagus juga dianggap sebagai suhu yang mendekati suhu inti, karena dekat dengan arteri yang membawa dari jantung ke otak. Tetapi kelemahannya adalah suhu di esofagus tidak sama di sepanjang esopagus. Dimana esopagus dibagian atas akan dipengaruhi udara trakea (Sodikin, 2012). 2.3



Konsep Demam 2.3.1Definisi Demam. Anak dikatakan demam apabila suhu tubuhnyaa diatas normal dan ada tanda atau gejala penyerta. Batasan suhu normal pada anak tergantung dari cara tempat pengukuran suhu. Secara umum, kita dapat menggunakan acuan demam suhu pada pengukuran diketiak diatas 37,2°C (Sodikin, 2012). Anak diartikan demam jika suhu badannya diatas 37,2°C disertai tanda dan gejala penyerta (Hidayat 2011). Demam didefinisikan sebagai respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang diperantarai oleh kuman atau bakteri dan ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh (Tamsuri, 2010). Suhu tubuh yang mencapai 41°C berada pada angka kematian 17%, suhu tubuh



48



yang mencapai 43°C akan mengalami keadaan koma dengan angka kematian 70%, dan suhu tubuh 45°C akan meninggal dalam beberapa jam (Said, 2014). Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditengahi oleh kenaikan titik ambang regulasi hipotalamus. Pusat pengatur panas yaitu hipotalamus, hipotalamus berfungsi sebagai pusat pengatur suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor-reseptor neuronal perifer dingin dan panas. Faktor pengaturan lainnya adalah suhu darah yang bersirkulasi dalam hipotalamus. Integrasi sinyal-sinyal ini mempertahankan agar suhu didalam tubuh normal pada titik ambang 37,0°C (98,0°F) dan sedikit berkisar antara 11,5°C. Suhu aksila mungkin 1,0°C lebih rendah dari dalam tubuh (Nelson, 2012). Berdasarkan definisi diatas disimpulkan anak dikatakan demam ketika suhu tubuh lebih dari 37,2°C, sebagai respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang diperantarai oleh kuman/bakteri dan ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. 2.3.2Etiologi Demam Menurut (Febry dan Marendra, 2010) penyebab demam dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Demam infeksi, antara lain infeksi virus (cacar, campak dan demam berdarah) dan infeksi bakteri (demam tifoid dan pharingitis). 2. Demam non infeksi, antara lain karena kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun (penyakit yang disebabkan system imun tubuh itu sendiri). 3. Demam fisiologis, bisa karena kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara terlalu panas dan kelelahan setelah bermain disiang hari.



49



Dari ketiga penyebab tersebut yang paling sering menyerang anak adalah demam akibat infeksi virus maupun bakteri (Febry & Marendra, 2010). 2.3.3Manifestasi klinis Demam Tanda dan gejala terjadinya demam (suhu >37,2°C) (Sodikin, 2012) adalah: a. Anak rewel b. Kulit kemerahan c. Hangat pada sentuhan d. Peningkatan frekuensi pernapasan e. Menggigil f. Dehidrasi



2.3.4Patofisiologi Demam Demam terjadi akibat adanya infeksi atau peradangan. Sebagai respon masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen. Selain efek-efeknya dalam melawan infeksi juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus sekarang mempertahankan suhu ditingkat yang baru dan tidak mempertahankannya di suhu normal tubuh. Jika, sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 38,9°C (102°F), maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal pra demam terlalu dingin sehingga bagian otak ini



memicu



mekanisme-mekanisme



respon



dingin



untuk



meningkatkan suhu menjadi 38,9°C. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi panas segera meningkat dan mendorong suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada permulaan demam. Setelah suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respon terhadap panas dan dingin tetapi dengan patokan yang lebih tinggi. Karena itu, terjadi



50



demam sebagai respon terhadap infeksi adalah tujuan yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi. Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan lokal prostaglandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung pada



hipotalamus.



Aspirin



mengurangi



demam



dengan



menghambat sintesa prostaglandin. Tanpa adanya pirogen endogen maka di hipotalamus tidak terdapat prostaglandin dalam jumlah bermakna (Sherwood, 2012).



2.3.5Mekanisme Tubuh terhadap Demam Mekanisme tubuh terhadap demam menurut (Guyton & Hall, 2012) yaitu: 2.3.5.1 Vasodilatasi Pembuluh darah mengalami dilatasi dengan kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasokontriksi



penuh



akan



meningkatkan



kecepatan



pemindahan panas kke kulit seanyak delapan kali lipat. 2.3.5.2 Berkeringat Dari



peningkatan



berkeringat.



temperatur



Peningkatan



yang



temperatur



menyebabkan tubuh



1oC



menyebabkan keringat cukup banyak untuk membuang 10 kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh. 2.3.5.3 Penurunan pembentukan panas Mekanisme



yang



menyebabkan



pembentukan



panas



berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan kuat.



51



2.3.6 Definisi Terapi Non Farmakologis Terapi



non



Farmakologi



merupakan



tindakan



dengan



menggunakan terapi fisik, seperti penanganan pada anak demam, menempatkan anak diruang bersuhu dan bersirkulasi baik, mengganti pakaian anak dengan pakaian tipis dan menyerap keringat, memberikan hidrasi yang adekuat, dan memberikan kompres (Widodo, 2010). Terapi non farmakologi diartikan sebagai terapi tambahan selain hanya mengonsumsi obat-obatan. Manfaat dari terapi non farmakologi yaitu meningkatkan efikasi obat, mengurangi efek samping, serta memulihkan keadaan pembuluh darah dan jantung. Bentuk terapi non farmakologi adalah terapi alternatif dan komplementer. Pengobatan alternatif adalah pengobatan yang dipilih sebagai pengganti terhadap pengobatan medis sedangkan pengobatan komplementer adalah pengobatan yang digunakan bersama-sama dengan pengobatan medis (Nurul, 2016). Terapi non farmakologi adalah tindakan yang dapat dilakukan dengan pemberian kompres air hangat, air dingin. Pemberian kompres tidak harus selalu menggunakan air hangat atau pun air dingin, tapi bisa juga dengan menggunakan kompres lidah buaya (Wardiah et al., 2016). Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa terapi non farmakologi



diartikan



sebagai



terapi



tambahan,



dengan



menggunakan terapi fisik, bukan hanya dengan obat-obatan saja.



2.3.7Penatalaksanaan Terapi Non Farmakologis Terapi non farmakologi seperti pemberian kompres lidah buaya dapat menjadi alternatif pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk menurunkan demam pada anak. Pemberian terapi lidah buaya



52



dipilih karena 95% kandungan yang terdapat didalam lidah buaya adalah air dan lidah buaya mengandung senyawa lignin yang meniliki kemampuan penyerapan yang tinggi sehingga lebih cepat menembus masuk ke dalam pori dan sel, serta berguna sebagai media pembawa zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh kulit. Di dalam tanaman lidah buaya juga mengandung saponin yang bermanfaat dalam penurunan suhu tubuh. Ketika lidah buaya ditempelkan pada dahi, aksila dan lipatan paha anak yang mengalami demam, maka saponin yang ada didalam lidah buaya akan memvasodilatasi kulit, sehingga akan mempercepat kerja lignin yang memiliki kemampuan penyerapan tinggi dalam menurunkan suhu tubuh dalam menembus masuk ke pori. Ditunjang juga oleh karakteristik lidah buaya yang memiliki tingkat keasaman (pH) yang normal, hampir sama dengan pH kulit manusia sehingga dapat menghindari terjadainya alergi kulit pada manusia. Lidah buaya juga memiliki kandungan asam amino dan enzim



yang



masing-masing



berfungsi



untuk



membantu



perkembangan sel-sel baru dengan kecepatan luar biasa dan menghilangkan sel-sel yang telah mati dari epidermis (As Seggaf, 2017). 2.4



Kompres Aloe Vera 2.4.1Kompres Aloe Vera Kompres adalah salah satu tindakan non farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh bila anak mengalami demam. Pemberian kompres tidak harus menggunakan air hangat, salah satu metode kompres lain yang juga dapat diberikan pada anak yang mengalami demam adalah metode kompres dengan lidah buaya (Aloe vera). Lidah buaya merupakan salah satu komoditi produk pertanian



yang



dijadikan



komoditi



unggulan



di



Provinsi



Kalimantan Barat (Aseng, 2015). Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Pemberian kompres pada



53



daerah pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptic hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini akan menuju area hipotalamus merangsang preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluarn panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter & Perry, 2010). Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres merupakan tindakan alternative selain dengan mengonsumsi obatobatan. Masih banyak orang tua yang enggan melakukan tindakan pengompresan pada anaknya, karena merasa obat-obatan lebih cepat dalam penyembuhan (Maharani, 2011). Lidah buaya mengandung air sebanyak 95%. Adanya kandungan air yang besar dalam lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk menurunkan demam melalui mekanisme penyerapan panas dari tubuh dan mentransfer panas tersebut ke molekul air kemudian menurunkan suhu tubuh. Penurunan suhu demam dapat terjadi karena air memiliki kapasitas panas penguapan yang cukup besar yaitu sekitar 0,6 kilokalori per gram (Fajariyah, 2016). Pemberian kompres dengan cara lain untuk mengurangi suhu tubuh karena infeksi (hipertermi) adalah dengan menggunakan Aloe vera. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa dengan pemberian kompres aloe vera (lidah buaya) dapat berpengaruh yang signifikan untuk mengurangi suhu tubuh pada penderita demam (As Assegaf, 2017).



54



Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kompres aloe vera adalah kompres yang menggunakan tumbuhan aloe vera yang didalamnya terkandung air 95%.



2.4.2Tujuan dan manfaat 2.4.2.1 Tujuan Kompres Aloe Vera Tujuan kompres lidah buaya adalah untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat, karena didalam lidah buaya mengandung air sebanyak 95% adanya kandungan air yang besar dalam lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk menurunkan demam melalui mekanisme penyerapan panas dari tubuh dan mentransfer panas tersebut ke molekul air kemudian menurunkan suhu tubuh. Penurunan suhu demam dapat terjadi karena air memiliki kapasitas panas penguapan yang cukup besar yaitu sekitar 0,6 kilokalori per gram (As Seggaf, 2017). 2.4.2.2 Manfaat Kompres Aloe Vera Di dalam tanaman aloe vera mengandung Saponin yang bermanfaat dalam penurunan suhu tubuh. Ketika lidah buaya ditempelkan pada dahi anak yang mengalami demam, maka saponin yang ada didalam lidah buaya akan memvasodilatasi kulit, sehingga akan mempercepat kerja lignin yang memiliki kemampuan penyerapan tinggi dalam menurunkan suhu tubuh dalam menembus masuk ke pori. Lidah buaya memiliki sel cairan keasaman (pH) yang natural, mirip dengan pH kulit manusia, hal ini dapat menghindari terjadinya alergi kulit bagi pemakaianya, terutama pada anak anak yang memiliki kulit sensitive (As Aseggaf, 2017). 2.4.3Kandungan Aloe vera 2.4.3.1 Saponin



55



Bermanfaat untuk penurunan suhu tubuh. Saponin bekerja untuk memvasodilatasi kulit sehingga akan mempercepat kerja lignin. Saponin bekerja melebarkan pembuluh darah dapat mempercepat pengeluaran panas (As Aseggaf, 2017). 2.4.3.2 Lignin Lignin memiliki kemampuan penyerapan tinggi dalam menurunkan suhu tubuh dalam menembus masuk ke pori lignin yang memiliki kemampuan penyerapan tinggi dalam menurunkan suhu tubuh dalam menembus masuk ke pori (As Seggaf, 2017). 2.4.4Waktu pemberian Kompres Aloe Vera Pemberian kompres aloe vera dapat dilakukan selama 10-15 menit (Fajariyah, 2016). 2.4.5Cara pengukuran suhu tubuh Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pemberian kompres aloe vera, dengan menggunakan termometer digital pada aksila, pengompresan dilakukan pada bagian dahi dan bagian dada. 2.4.6Efek Kompres Aloe Vera Lidah buaya mengandung air sebanyak 95 %. Adanya kandungan air yang besar dalam lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk menurunkan demam melalui mekanisme penyerapan panas dari tubuh dan mentransfer panas tersebut ke molekul air kemudian menurunkan suhu tubuh. Penurunan suhu demam dapat terjadi karena air memiliki kapasitas panas penguapan yang cukup besar yaitu sekitar 0,6 kilokalori per gram (Fajariyah, 2016). Di dalam tanaman aloe vera mengandung Saponin yang bermanfaat dalam penurunan suhu tubuh. Ketika lidah buaya ditempelkan pada dahi anak yang mengalami demam, maka saponin yang ada didalam lidah



buaya



akan



memvasodilatasi



kulit,



sehingga



akan



mempercepat kerja lignin yang memiliki kemampuan penyerapan tinggi dalam menurunkan suhu tubuh dalam menembus masuk ke



56



pori. Lidah buaya memiliki sel cairan keasaman (pH) yang natural, mirip dengan pH kulit manusia, hal ini dapat menghindari terjadinya alergi kulit bagi pemakaianya, terutama pada anak anak yang memiliki kulit sensitif (As Seggaf, 2017). 2.4.7Metode Kompres Aloe Vera Lidah buaya dipotong dengan ukuran 5x15 cm, dan kemudian dicuci dengan air mengalir dan sedikit tambahan garam untuk menghilangkan lendir yang ada pada lidah buaya tersebut. Pemberian kompres dilakukan selama 15 menit dan dilakukan pengukuran suhu pada sebelum dan setelah pemberian kompres lidah buaya menggunakan termometer digital yang diletakan pada area axila (As Seggaf, 2017).



57



2.5



Kerangka Teori Skema 2.1 Kerangka Teori



Anak Usia Sekolah (6-12 tahun)



Infeksi atau peradangan didalam tubuh Pirogen endogen Hipotalamus



Menggigil Manifestasi Klinis a. Anak rewel



Suhu tubuh



b. Kulit kemerahan c. Hangat/panas



pada



Demam



sentuhan d. Peningkatan



frekuensi



pernapasan e. Menggigil f. Dehidrasi



Pemberian Kompres Aloe Vera Kandungan Aloe Vera a. Saponin b. Lignin



Memvasodilatasi kulit dan mempercepat kemampuan penyerapan



2.6



Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan bagan terhadap rancangan penelitian yang akan dil akukan, meliputi siapa yang akan diteliti atau subjek penelitian. Variabel yang akan diteliti atau subjek penelitian. Variabel yang akan



58



diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Hidayat, 2015). Skema 2.2 Kerangka konsep Variabel Independen



Pemberian Kompres Aloe Vera



Variabel dependen Suhu tubuh sebelum



Suhu



diberikan



diberikan



Kompres



Aloe Vera



2.7



tubuh



setelah Kompres



Aloe Vera



Hipotesis Hipotesis yang diterapkan dalam penelitian ini “Ada Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Sekolah Yang Mengalami Demam Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin?”



BAB 3 METODOLOGI 3.1



Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan studi literatur. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian (Nursalam, 2016). Digunakannya metode ini karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh pemberian kompres aloe vera terhadap penurunan suhu tubuh pada anak usia sekolah dengan membandingkan dan menganalisa beberapa jurnal dan penelitian terkait.



3.2



Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2017).



59



60



Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Independen : Kompres Aloe Vera



Variabel Dependen :Penurunan suhu tubuh



Definisi operasional Metode pengompresan pada dahi, aksila, dan lipatan paha menggunakan aloe vera yang dikupas dan diambil dagingnya, pengompresan dilakukan selama 15 menit . Suhu tubuh merupakan tanda atau suatu ukuran penting yang dapat memberi petunjuk mengenai keadaan tubuh seseorang, Untuk menentukan suhu tidak dapat menggunakan panca indera (perabaan tangan), alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah thermometer. Diharapkan setelah diberikannya tindakan kompres aloe vera suhu tubuh anak mengalami penurunan.



Parameter



Alat ukur



Skala



Skor



Tehnik ini berlangsung selama 15 menit



-



-



-



Suhu tubuh



-



-



-



61



3.3



Populasi dan Sampel 3.3.1Populasi Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. (Arikunto, S., 2010) menjelaskan



bahwa



“populasi



adalah



keseluruhan



subjek



penelitian. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.



Tabel 3.2 Populasi No .



1.



2.



3.



Judul Jurnal



Populasi



Jumlah Populasi



Aloe Vera Barbadensis Miller As An Alternative Treatment For Children With Fever.



Semua anak demam di Wilayah Kerja Puskesmas Doplang Blora



Tidak disebutkan di dalam jurnal



The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto Lumajang Hospital



Semua pasien anakanak yang dirawat di Space Bougenville dr. Haryato Lumajang yang memiliki tandatanda hipertermia.



Tidak disebutkan di dalam jurnal



Pengaruh Pemberian Kompres Anak usia 3-6 tahun Aloe Vera Terhadap Penurunan dengan demam di Suhu Tubuh Anak Demam Usia Puskesmas Nusukan 3-6 Tahun Di Puskesmas Nusukan.



Tidak disebutkan di dalam jurnal



62



4.



5.



6.



7.



3.4



Pengaruh Kompres Aloe Vera Terhadap Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam Di Puskesmas Siantan Hilir.



Seluruh anak yang berusia 3-6 tahun yang mengalami demam dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hilir



Tidak disebutkan di dalam jurnal



Perbedaan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Usia Sekolah Sebelum Dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya Di Rsud Ungaran Kabupaten Semarang. Perbedaan Efektivitas Kompres Daun Kelor Dan Kompres Bawang Merah Terhadap Perubahan suhu Tubuh Balita Demam Di Rs Uns Surakarta



Anak demam usia sekolah yang menjalani rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Seluruh balita yang mengalami demam Di Rs Uns Surakarta



87 anak



Balita demam yang Pengaruh Pemberian berobat ke poli anak Tumbukan Bawang Merah di Puskesmas Lubuk Sebagai Penurun Suhu Tubuh Buaya Kota Padang Pada Balita Demam Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018.



Tidak disebutkan di dalam jurnal



Tidak disebutkan di dalam jurnal



Sampel dan Teknik Sampling Sampel merupakan penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, S., 2010). Sampling merupakan teknik yang digunakan untuk pemilihan sampel agar sampel yang di pilih dapat memenuhi kriteria yang diinginkan sesuai (Fathur Sani K, 2016). Tabel 3.3 Sampel dan Sampling No .



Judul Jurnal



Jumlah Sampel



Teknik Sampling



63



1.



Aloe Vera Barbadensis Miller As An Alternative Treatment For Children With Fever.



40 responden Purposive Sampling (20 kompres aloe vera dan 20 kompres air hangat)



2.



The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto Lumajang Hospital



20 responden Purposive Sampling (10 sampel untuk kompres air hangat dan 10 sampel untuk kompres bawang merah)



3.



Pengaruh Pemberian 12 responden Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 3-6 Tahun Di Puskesmas Nusukan.



Purposive Sampling



4.



Pengaruh Kompres Aloe Vera 16 responden Terhadap Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam Di Puskesmas Siantan Hilir.



Purposive Sampling



5.



Perbedaan Suhu Tubuh Pada 15 responden Anak Demam Usia Sekolah Sebelum Dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya Di Rsud Ungaran Kabupaten Semarang.



Accidental Sampling



6.



Perbedaan Efektivitas Kompres Daun Kelor Dan Kompres Bawang Merah Terhadap Perubahansuhu Tubuh Balita Demam Di Rs Uns Surakarta



7.



Pengaruh Pemberian 16 responden Tumbukan Bawang Merah



28 responden Consecutive (14 kelompok kompres Sampling daun kelor dan 14 kelompok kompres bawang merah)



Purposive Sampling



64



Sebagai Penurun Suhu Tubuh Pada Balita Demam Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018.



3.5



Tempat dan Waktu Penelitian 3.5.1Tempat Penelitian No Judul Jurnal . Aloe Vera Barbadensis Miller As An 1. Alternative Treatment For Children With Fever. The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body Temperature Of Children With 2. Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto Lumajang Hospital Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu 3. Tubuh Anak Demam Usia 3-6 Tahun Di Puskesmas Nusukan. Pengaruh Kompres Aloe Vera Terhadap Suhu Tubuh Anak Usia Pra 4. Sekolah Dengan Demam Di Puskesmas Siantan Hilir. Perbedaan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Usia Sekolah Sebelum Dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya 5. Di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Perbedaan Efektivitas Kompres Daun Kelor Dan Kompres Bawang Merah 6. Terhadap Perubahansuhu Tubuh Balita Demam Di Rs Uns Surakarta Pengaruh Pemberian Tumbukan Bawang Merah Sebagai Penurun 7. Suhu Tubuh Pada Balita Demam Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018.



Tempat Penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Doplang Blora Rumah Sakit Lumajang Haryato



Puskesmas Nusukan



Ruangan Poli Umum Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hilir RSUD Ungaran Kabupaten Semarang



Rumah Sakit UNS Surakarta



Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang



65



3.5.2Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan sejak bulan Desember 2019 sampai dengan Juli 2020 dimulai dengan penyusunan proposal penelitian sampai dengan pelaporan hasil penelitian. 3.6



Teknik Pengambilan Data Menggunakan penelusuran literature jurnal menggunakan VIA V : Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari cara peneliti memilih subjek/ sampel pasien penelitian, cara mengukur variabel, dan mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor perancu (confounding factor). Untuk memperoleh hasil riset yang benar (valid), maka sebuah riset perlu menggunakan desain studi yang tepat. I : Important bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis perlu dinilai tidak hanya validitas (kebenaran)nya tetapi juga apakah intervensi tersebut memberikan informasi diagnostik ataupun terapetik yang substansial, yang cukup penting (important), sehingga berguna untuk menegakkan diagnosis ataupun memilih terapi yang efektif. A : Bukti tentang kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu intervensi, baik secara klinis maupun statistik, seperti yang ditunjukkan pada situasi riset yang sangat terkontrol. Suatu intervensi menunjukkan efikasi jika efek intervensi itu valid secara internal (internal validity), dengan kata lain intervensi itu memberikan efektif ketika diterapkan pada populasi sasaran (target population).



3.7



Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa karya tulis atau hasil penelitian yang telah dipublikasikan (evidance based) terkait variabel yang diteliti. Alat pengumpulan data pada jurnal yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4.



66



Tabel 3.4 Alat Pengumpulan Data No . 1.



2.



3.



4.



Judul Jurnal Aloe Vera Barbadensis Miller As An Alternative Treatment For Children With Fever.



The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto Lumajang Hospital



Alat Pengumpulan Data Intervensi Instrumen penelitian ini Kelompok eksperimen diberi kompres lidah buaya. Jenis lidah buaya yang digunakan adalah aloe vera barbarensis miller dengan lebar ± 6cm dan panjang ± 11cm. Peneliti memilih lidah buaya segar dan bersih, kemudian mengupas lidah buaya dengan melepas kulit daun dan menaruhnya di dahi, ketiak (aksila), dan lipatan pangkal paha selama 15 - 20 menit. Sedangkan kelompok control hanya diberi kompres air hangat (37°C40°C) pada kain basah dan diletakkan dahi, ketiak (aksila), dan lipatan pangkal paha selama 15 - 20 menit. Termometer rektal digital digunakan untuk mengukur suhu. Dianggap demam jika suhunya >37,3°C. Pengukuran dilakukan beberapa kali (setelah 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit intervensi). Intervensi Kelompok perlakuan diberikan kompres bawang merah yang dihancurkan lalu diletakkan di daerah aksila selama 10 menit sedangkan kelompok control diberikan kompres hangat di daerah aksila selama 10 menit karna memiliki pembuluh darah yang besar.



Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 3-6 Tahun Di Puskesmas Nusukan.



Observasi Tehnik tersebut dilakuakan dengan cara responden mengetahui suhu tubuhnya sebelum dan sesudah pemberian kompres Aloe Vera.



Pengaruh Kompres Aloe Vera Terhadap Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam Di Puskesmas Siantan Hilir.



Observasi Dilakukan langsung ke pasien dan dibantu oleh satu orang perawat. Sebelum pelaksanaan perawat tersebut sudah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai tindakan kompres lidah



67



buaya. Setelah subjek yang dicari telah memenuhi syarat dalam kriteria inklusi baru dilaksanakan tindakan mandiri keperawatan berupa pemberian kompres lidah buaya. Lidah buaya dipotong dengan ukuran 5x 15cm, dan kemudian dicuci dengan air mengalir dan sedikit tambahan garam untuk menghilangkan lendir pada lidah buaya tersebut. Pemberian kompres dilakukan selama 15 menit dan dilakukan pengukuran suhu pada sebelum dan sesudah pemberian kompres lidah buaya menggunakan thermometer digital yang dilakukan pada area axila. 5.



Perbedaan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Usia Sekolah Sebelum Dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya Di Rsud Ungaran Kabupaten Semarang.



6.



Perbedaan Efektivitas Kompres Daun Kelor Dan Kompres Bawang Merah Terhadap Perubahan suhu Tubuh Balita Demam Di Rs Uns Surakarta



7.



Lembar Observasi Yang diisi oleh petugas untuk mendapatkan hasil apakah kompres daun lidah buaya dilakukan atau tidak dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah preeksperimen dengan pre-posttest dalam satu kelompok (One-Group Pretest-Posttest Design). Peneliti memberikan perlakuan kompres daun lidah buaya pada anak demam untuk mengetahui suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan kompres



Intervensi Instrument penelitian ini menggunakan kain basah daun kelor dan bawang merah yang sebelumnya telah ditumbuk halus. Takaran daun kelor dan bawang merah berat masing-masing 50 gram kemudian haluskan dicampurkan dengan 1 buah jeruk nipis peras, 1 sendok makan minyak kelapa, kemudian campur semua bahan, aduk rata dan kompreskan pada dahi anak selama 15 menit. Alat untuk pengukuran suhu tubuh adalah termometer raksa. Sebelum diberikan terapi komplementer, peneliti menilai suhu tubuh balita apakah balita mengalami hipertemi. Lembar Observasi Pengaruh Pemberian Tumbukan Pemberian tumbukan bawang merah Bawang Merah Sebagai Penurun dilakukan di rumah anak yang telah



68



berobat ke poli anak, sebelumnya Suhu Tubuh Pada Balita Demam Di diberikan pertanyaan sesuai dengan Puskesmas Lubuk Buaya Kota kriteria inklusi dan ekslusi diluar Padang Tahun 2018. ruangan poli sebelum anak dipanggil ke dalam ruangan untuk diperiksa dan mendapatkan terapi yang akan diberikan. Penelitian dengan menggunakan tumbukan bawang merah yang ditempelkan pada punggung balita demam ini dapat menurunkan suhu tubuh.



3.8



Teknik Analisa Data Analisa data adalah suatu proses atau upaya untuk mengolah data menjadi informasi baru sehingga karakteristik data menjadi lebih mudah dipahami dan berguna untuk solusi masalah, terutama terkait dengan penelitian. Teknik Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode naratif. Metode naratif adalah metode dimana peneliti mengumpulkan pengalaman dan peristiwa yang sudah pernah dialami atau yang sedang dialami tentang kehidupan individu seperti yang diceritakan melalui kisah-kisah pengalaman mereka, termasuk diskusi tentang makna pengalaman-pengalaman bagi individu (Nursalam, 2017).



3.9



Etik Penelitian Penelitian ini telah diuji etik pada bulan Mei 2020 di Universitas Muhammadiyah



Banjarmasin



081/UMB/KE/V/2020.



dengan



nomor



sertifikat



etik



BAB 4 PEMBAHASAN 4.1



Hasil Penelusuran Jurnal 4.1.1Jurnal Pertama Judul : Aloe Vera Barbadensis Miller As An Alternative Treatment For Children With Fever (Aloe Vera Barbadensis Miller Sebagai Alternatif Pengobatan Untuk Anak-anak Dengan Demam). Peneliti : Siti Choirul Dwi Astuti, Suhartono, Ngadiyono, Supriyana



69



Publikasi : Jurnal Keperawatan Belitung. 2017 Oktober; 3 (5): 595-602 Diterima: 11 Maret 2017 Tahun : 2017 Tabel 4.1 Analisis VIA Jurnal Pertama No. 1.



Judul Jurnal dan Alamat Aloe Vera Barbadensis Miller As An Alternative Treatment For Children With Fever (Aloe Vera Barbadensis Miller Sebagai Alternatif Pengobatan Untuk Anak-anak Dengan Demam). https://belitungraya.org/BR P/index.php/bnj/article/vie w/196



Validity Metode Penelitian: Eksperimen Semu (pretestposttest) Teknik Sampling: Purposive Sammpling Jumlah Sampel: 40 responden



70



Important



Applicabel



Karakteristik 1. Lidah buaya juga Respoden adalah termasuk tanaman anak-anak lokal yang dengan demam dibudidayakan (37,3°C-38,5°C) sehingga mudah laki-laki dan didapat dan perempuan yang harganya berusia 1-5 tahun terjangkau memiliki status 2. Didalam lidah gizi baik dengan buaya terdapat p-value 0,05 kandungan saponin yang dapat menyebab kan vasodilatasi, sehingga mempercepat penurunan suhu tubuh setelah pemberian kompres lidah buaya. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang menemukan bahwa lidah buaya memiliki fitokimia dalam bentuk saponin dan digunakan untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien luka bakar 3. Lidah buaya juga mengandung lignin yang dapat menembus ke dalam kulit, yang membantu mencegah



hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit.



71



72



Hasil Penelitian Untuk menguji efek aloe vera barbarensis miller pada demam dilakukan pembagian sampling diantara kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan analisis data independent t-test dan paired t-test. 1.



Karakteristik responden Responden



Kelompok Kompres Air Hangat



Umur (bulan) Mean Median Min Max ±SD Kelamin Laki-laki Perempuan Status nutrisi Baik Tidak Baik



Kelompok Kompres Lidah Buaya



Nilai-P 0.802



37.55 34.5 27 60 7.937



38.2 37 22 59 9.563



14 (70%) 6 (30%)



13 (65%) 7 (35%)



0,736 0.705 16 (80%) 4 (20%)



15 (75%) 5 (25%)



Dapat diketahui bahwa mayoritas anak-anak dalam penelitian ini berusia 37-38 bulan dan memiliki status gizi yang baik, dengan nilai p> 0,05, yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara karakteristik responden dengan kelompok eksperimen dan kontrol.



2. Waktu untuk mencapai suhu normal Waktu



5 menit 10 menit 15 menit



Kelompok Kompres Air Hangat N % 1 5% 4 20% 12



60%



Kelompok Kompres Lidah Buaya N % 8 40% 18 90% 20



100%



Total N 9 2



% 22.5% 55%



32



80%



73



20 menit Total



20



100%



20



100%



40



100%



20



100%



20



100%



40



100%



Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam kelompok kompres air hangat mencapai suhu normal dalam waktu 20 menit berjumlah 20 orang dan dalam kelompok kompres aloe vera mencapai suhu normal lebih cepat dari pada kemompok kompres hangat, yaitu dalam waktu 15 menit berjumlah 20 orang. 3. Perbedaan



suhu tubuh sebelum



dan sesudah intervensi



menggunakan paired t-test Waktu Pengukuran Sebelum dan sesudah 5 menit Sebelum dan sesudah 10 menit Sebelum dan sesudah 15 menit Sebelum dan sesudah 20 menit



Intervensi Kompres Air Hangat Kompres Lidah Buaya Perbedaan Rata- Nilai-P Perbedaan Rata- Nilai-P Rata Berpasangan Rata Berpasangan 0.26 0.001 0.55 0.0001 0.44



0.001



1.065



0.0001



0.71



0.001



1.415



0.0001



1.085



0.001



1.435



0.0001



Dapat diketahui bahwa ada penurunan suhu tubuh yang signifikan dalam kelompok eksperimen dan kontrol dalam empat kali pengukuran dengan p-value 0,05. Namun, ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam suhu tubuh antara kelompok eksperimen dan kontrol setelah 10 menit (p = 0,001), 15 menit (p = 0,001) dan 20 menit intervensi (0,013). Ada sedikit perbedaan suhu tubuh antara kedua kelompok, yang hanya 0,2ºC. Kekurangan dari jurnal ini tidak mencantumkan berapa jumlah populasi dalam penelitian. Kelebihan



dari



jurnal



ini



peneliti



menggunakan



kelompok



eksperimen dan kontrol untuk mengetahui intervensi mana yang lebih efektif dalam mengatasi penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam, dan hasilnya kelompok eksperimen yang lebih efektif. Sehingga memudahkan orang tua dalam memilih tindakan mana yang lebih efektif dalam mengatasi penurunan suhu tubuh pada anak demam. Dari intervensi kelompok kompres lidah buaya dan kompres air hangat dapat disimpulkan bahwa kompres lidah buaya lebih efektif dari pada kompres air hangat karena kompres lidah buaya memiliki efek yang signifikan dalam menurunkan suhu tubuh pada anak-anak dengan demam disbanding kompres air hangat.



Nilai-P 0.141 0.141 0.001 0.001 0.013 0.001



75



4.1.2 Jurnal Kedua Judul : The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto Lumajang Hospital. Peneliti : Pragita Reza Riyady Publikasi : ISBN 978-602-60569-3-1 Tahun : 2016 Tabel 4.2 Analisis VIA Jurnal Kedua No. 2.



Judul Jurnal dan Alamat The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto Lumajang Hospital https://ura.unej.ac.id/han dle/123456789/68561



Hasil Penelitian



Validity Metode Penelitian: Eksperimen Semu (pretestposttest) Teknik Sampling: Purposive Sampling Jumlah Sampel: 20 responden



Important Applicabel Karakteristik 1. Bawang merah Responden anak-anak sering digunakan usia 1-5 tahun yang dalam kegiatan memiliki tanda sehari-hari dalam hipertermi rendah, masyarakat sedang, tinggi dan sehingga sangat memenuhi kriteria mudah inklusi yang ditemukan di ditetapkan oleh masyarakat peneliti. Peneliti 2. Bawang merah membagi sampel adalah ramuan menjadi kelompok multiguna yang kontrol dan dapat digunakan perlakuan. untuk menurunkan suhu tubuh 3. Bawang merah memiliki kandungan flavonoid, allylcysteine sulfoxide (alliin) yang dapat melancarkan sirkulasi darah sehingga panas dari tubuh bisa lebih mudah didistribusikan ke pembuluh darah perifer.



76



1. Data suhu tubuh sebelum dan setelah intervensi kelompok perlakuan kompres bawang merah No . 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Kategori Hipertermi Tinggi Hipertermi Sedang Hipertermi Normal Hipertermi Rendah Hipertermi Sedang Hipertermi Tinggi Total



Sebelum Intervensi Jumlah % 0 0



Sesudah Intervensi Jumlah % 0 0



0



0



0



0



0



0



4



40



5



50



5



50



4



40



1



10



1



10



0



0



10



100



10



100



Dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan suhu tubuh sebelum kompres bawang merah 40% dalam kategori hipertermi sedang. Setelah dikompres bawang merah, suhu tubuhmenurun pada kategori hipertermi sedang adalah 1 orang (10%). 2. Perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah intervensi kelompok perlakuan kompres bawang merah Kode Suhu Tubuh Responden Sebelum Kategori Sesudah Kategori P.1 37,6 Hipertermi Rendah 36.5 Hipertermi Normal P.2 37,7 Hipertermi Rendah 36.6 Hipertermi Normal P.3 37.8 Hipertermi Rendah 36.8 Hipertermi Normal P.4 37.9 Hipertermi Rendah 36.9 Hipertermi Normal P.5 38.0 Hipertermi Rendah 37.5 Hipertermi Rendah P.6 38.4 Hipertermi Sedang 37.7 Hipertermi Rendah P.7 38.7 Hipertermi Sedang 37.0 Hipertermi Normal P.8 38.7 Hipertermi Sedang 37.5 Hipertermi Rendah P.9 38.9 Hipertermi Sedang 37.4 Hipertermi Rendah P.10 39.5 Hipertermi Tinggi 38,4 Hipertermi Sedang Total 383.2 372.3 Mean 38.32 37.23



Perbedaan -1.1 -1.1 -1.0 -1.0 -0.5 -0.7 -1.7 -1.2 -1.5 -1.1 -10.9 -1.09



77



Dapat diketahui bahwa ada penurunan rata-rata suhu tubuh pada kelompok yang diberi perlakuan 1,09ºC dari rata-rata sebelum diberi bawang kompres sebesar 38,32ºC diberi kompres 37,23ºC setelah



bawang.



Tanda



negatif



pada



kolom



perbedaan



menunjukkan bahwa ada penurunan suhu tubuh responden pada kelompok perlakuan 3. Data suhu tubuh sebelumdan setelah intervensi Kelompok kontrol kompres air hangat No . 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Kategori Hipertermi Tinggi Hipertermi Sedang Hipertermi Normal Hipertermi Rendah Hipertermi Sedang Hipertermi Tinggi Total



Sebelum Intervensi Jumlah % 0 0



Sesudah Intervensi Jumlah % 0 0



0



0



0



0



0



0



2



20



6



60



6



60



4



40



2



20



0



0



0



0



10



100



10



100



Dapat diketahui bahwa suhu tubuh pada kelompok kontrol pretest lebih dari setengahnya yaitu 6 responden (60%) berada dalam kategori hipertermia rendah sedangkan 4 responden (40%) berada dalam kategori hipertermia sedang. Pada saat post-test dapat diketahui penurunan suhu pada kategori hipertermia awalnya 4 menjadi 2 responden berada pada kategori hipertermia sedang. 4. Perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah intervensi kelompok kontrol kompres air hangat Kode Suhu Tubuh Responden Sebelum Kategori Sesudah Kategori P.1 37,6 Hipertermi Rendah 37.2 Hipertermi Rendah



Perbedaan -0.4



78



P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 P.10 Total Mean



37,7 37.9 38.6 37.9 38.6 37.8 38.2 37.7 37.2 381.2 38.12



Hipertermi Sedang Hipertermi Sedang Hipertermi Sedang Hipertermi Rendah Hipertermi Sedang Hipertermi Rendah Hipertermi Rendah Hipertermi Rendah Hipertermi Rendah



38.1 38.6 37.8 36.5 38.5 37.0 37.1 37.0 36,9 374.3 37.43



Hipertermi Rendah Hipertermi Sedang Hipertermi Rendah Hipertermi Normal Hipertermi Sedang Hipertermi Rendah Hipertermi Rendah Hipertermi Rendah Hipertermi Normal



Dapat diketahui bahwa penurunan suhu tubuh rata-rata pada kelompok kontrol 0,65ºC dari pretest rata-rata untuk 38,12ºC menjadi 37,47ºC setelah posttest. Tanda negatif pada perbedaan kolom menunjukkan bahwa ada penurunan suhu tubuh pada kelompok kontrol. 5. Perbedaan suhu tubuh kelompok perlakuan dan kontrol Mean Variabel



Sebelum



Sesudah



Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol



38.32



37,23



Mean Differenc e -1.0900



38.14



37.47



-0.6500



Dapat diketahui suhu pada kelompok bwang merah mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok air hangat, yaitu penurunan 1,09ºC pada kelompok perlakuan sedangkan kelompok kontrol 0,65ºC. Kekurangan dari jurnal ini tidak mencantumkan berapa jumlah populasi dalam penelitian dan tidak mencantumkan keseluruhan kandungan dalam intervensi penelitian. Kelebihan dari jurnal ini peneliti menggunakan kelompok perlakuan dan kontrol untuk mengetahui intervensi mana yang mengalami penurunan suhu tubuh lebih besar pada anak yang



-0.6 -0.3 -0.8 -1.4 -0.1 -0.8 -1.1 -0.7 -0.3 -6.5 -0.65



79



mengalami



demam,



dan



hasilnya



kelompok



perlakuan



mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih besar dari kelompok kontrol. Sehingga memudahkan orang tua dalam memilih tindakan mana yang lebih efektif dalam mengatasi penurunan suhu tubuh pada anak demam. Dari intervensi kelompok kompres bawang merah dan kelompok kompres air hangat di dapatkan hasil setelah kompres bawang merah didapatkan rerata perbedan: 1.09ºC dan setelah kompres air hangat didapatkan rerata perbedaan: 0,65ºC. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompres bawang merah lebih berpengaruh dalam menurunkan suhu tubuh. 4.1.3 Jurnal Ketiga Judul : Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 3-6 Tahun Di Puskesmas Nusukan Peneliti : Bagus Purnomo, Yuli Widyastuti, Siti Sarifah Publikasi : Tidak disebutkan didalam jurnal Tahun : 2019 Tabel 4.3 Analisis VIA Jurnal Ketiga No. 3.



Judul Jurnal dan Alamat Pengaruh Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 3-6 Tahun Di Puskesmas Nusukan



Validity Metode Penelitian: Quasi eksperimen Teknik Sampling: Purposive http://repository.itspku.ac Sampling .id/130/ Jumlah Sampel: 12 Responden



Important Applicabel Karakteristik 1. Kompres tidak Responden terbanyak harus selalu berada pada rentang menggunkan umur 4-5 tahun kompres hangat sejumlah 6 atau dingin, responden, umur 3-4 namun dapat tahun sejumlah 4 juga responden, dan paling menggunakan sedikit berada pada kompres aloe rentang umur 5-6 vera. tahun sejumlah 2 2. Salah satu responden. responden metode untuk rata-rata berjenis menurunkan kelamin laki-laki suhu tubuh dari sejumlah 7 responden luar tubuh,



80



dan 5 responden perempuan.



dengan cara meletakkan daging Aloe vera yang telah dikupas dan dicuci untuk menghilangkan gelnya dibagian axila atau ketiak responden. 3. Didalam jurnal ini mengatakan bahwa aloe vera terbukti memiliki efek sebagai antipiretik



Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Setelah dilakukan pengambilan data pada setiap responden sebanyak 12 responden. Hasil analisa Univariatnya dapat disajikan dalam bentuk yaitu : a. Umur Umur 3.0-3.9 4.0-4.9 5.0-6.0 Total



Frekuensi 4 6 2 12



Presentase (%) 33.3 50.0 16.7 100.0



Dapat diketahui bahwa responden terbanyak pada rentan usia 4,0-4,9 tahun sejumlah 6 responden, umur 3,0-3,9 tahun sejumlah 4 responden, dan responden paling sedikit pada rentang usia 5,0-6,0 tahun sejumlah 2 responden. b. Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempua n



Frekuensi



Presentase (%)



7 5



58.3 41.7



81



Total



12



100.0



Dapat diketahui bahwa responden jenis kelamin laki-laki sejumlah 7 responden dan perempuan sejumlah 5 responden. c. Suhu Sebelum Pemberian Kompres Aloevera



Sebelum Perlakuan



Me



Med



Df



Min



Max



38.10



38.00



0.3029



37.8



38.6



Dapat diketahui bahwa rata-rata suhu tubuh responden sebelum diberikan kompres aloe vera yaitu 38,108ºC dengan suhu terendah yaitu 37,8ºC dan suhu teringgi yaitu 38,6ºC. d. Suhu Sesudah Pemberian Kompres



Sesudah Perlakuan



Me



Med



Df



Min



Max



37.425



37.450



0.1712



37.1



37.6



Dapat diketahui bahwa rata-rata suhu tubuh responden sebelum diberikan kompres aloe vera yaitu 37,425ºC dengan suhu terendah yaitu 37,1ºC dan suhu teringgi yaitu 37,6ºC. e. Statistik Deskriptif Me



Med



Df



Min



Max



Sebelum Perlakuan



38.10



38.00



0.3029



37.8



38.6



Sesudah Perlakuan



37.425



37.450



0.1712



37.1



37.6



Dapat diketahui bahwa rata-rata suhu sesudah perlakuan lebih rendah yaitu 37,425ºC dibandingkan rata-rata suhu sebelum perlakuan yaitu 37,450ºC maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian kompres Aloevera terhadap penurunan suhu tubuh pada anak.



82



2. Analisis Bivariat a. Uji Normalitas Data



Suhu Sebelum Pemberian Suhu Sesudah Pemberian



Statistic .854



Shapiro wilk Df 12



Sig .041



.894



12



.135



Dapat diketahu bahwa suhu tubuh sebelum dan sesudah pemberian kompres Aloe vera mempunyai nilai signifikan p = 0,041 dan p = 0,135, dimana p