Soal Ukom Gel. 1-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL TRYOUT UJI KOMPETENSI PERSIAPAN UKOM S1 KEPERAWATAN 2017 STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI Kasus : Klien datang ke poli jantung dengan keluhan dada terasa berat untuk bernafas , terasa berdebardebar kaki dan tangan bengkak, Setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh perawat didapatkan TD; 130/80 mmhg, N; 100 x mnt., RR 3 6x/mt, pada ekstremitas terjadi pitting oedem, ictus cordis bergeser 2 cm kearah axila, pada auskultasi terdengar suara gallop. Klien sudah 3 bulan ini didiagnosa decompensasi cordis . 1. Pada pemeriksaan fisik yan dialakukan oleh perawat saat inspeksi terlihat adanya pulsasi pada katub trikuspidalis dan mitral, dimana tempat pulsasi / impuls terbesar pada katub jantung................. a. Pulmonal b. Aorta c. Trikuspidalis d. Mitral e. Bukan salah satu diatas Pembahasan : Pada palpasi jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan dilakukan perabaan diatas iktus kordis (apical impulse). Lokasi point of masksimal impulse , normal terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (medial dari apeks anatomis). Pada bentuk dada yang panjang dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI medial dari garis midklavikular, sedang pada bentuk dada yang lebih pendek lebar, letak iktus kordis agak ke lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2. auskultasi pada tempat yang benar : Katup pulmonal = ICS 2 sinistra linea stenal Katup Aorta = ICS 2 dextra linea stemal Katup Mitral = ICS 5 Apex cordis Katup trikuspidal = stemalis dextra / sinister ICS 4, 5



2. Pada pemeriksaan jantung secara palpasi, pasien diatas mengalami pergeseran pulsasi ke arah axila dari titik PMI, dimanakah letak posisi titik PMI. a. Ics 2 sternum kiri b. Ics 2 sternum kanan c. Ics 4 sternum kiri d. Ics 5 midclavikula line e. Ics 3 midclavicula lne Pembahasan : Ictus Cordis Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali tampak dengan mudah pulsasi yang disebut ictus cordis pada intercostal V, linea medioclavicularis kiri. Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung. Diameter pulsasi kira-kira 2 cm, dengan punctum maksimum di tengah-tengah daerah tersebut. Pulsasi timbul pada waktu sistolis ventrikel. Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar, kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri. Pada pericarditis adhesive, ictus keluar terjadi pada waktu diastolis, dan pada waktu sistolis terjadi retraksi ke dalam. Keadaan ini disebut ictus kordis negatif. Pulsasi yang kuat pada sela iga III kiri disebabkan oleh dilatasi arteri pulmonalis. Pulsasi pada supra sternal mungkin akibat kuatnya denyutan aorta. Pada hipertrofi ventrikel kanan, pulsasi tampak pada sela iga IV di linea sternalis atau daerah epigastrium. Perhatikan apakah ada pulsasi arteri intercostalis yang dapat dilihat pada punggung. Keadaan ini didapatkan pada stenosis mitralis. Pulsasi pada leher bagian bawah dekat scapula ditemukan pada coarctatio aorta. 3. Pada ekstrimitas tangan dan kaki terdapat odema ,cara memeriksa adanya pitting odem..... a. Inspeksi kulit b. Palapasi menekan menggunakan ibu jari c. Perkusi adanya suara redup d. Auskultasi e. Pengukuran dengan metelin Pembahasan : Lakukan palpasi pitting dengan cara menekan dengan menggunakan ibu jari dan amati waktu kembalinya. Penilaian Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik



4. Auskultasi bunyi jantung , pada pasein diatas akan terdengar bunyi gallop, dikarenakan adanya..... a. Penutupan katub trikuspidalis dan mitral b. Membukanya katup pulmonal dan aorta c. Gagal jantung d. Berkurangnya curah sekuncup e. Arus turbulensi Pembahasan :



IRAMA DERAP (GALLOP RHYTMH) Istilah irama derap digunakan untuk bunyi jantung rangkap tiga yang menyerupai derap lari seekor kuda. Irama derap disebabkan adanya satu atau lebih bunyi ekstra. Penting untuk membedakan apakah bunyi ekstra terjadi pada saat sistole atau diastole. Irama derap protodiastolik terdiri atas bunyi jantung, III. Irama derap presistolik terdiri atas bunyi jantung IV, I, II. Bila terdiri atas bunyi jantung III dan IV disebut irama derap sumasi. Irama derap pada neonatus menunjukkan adanya gagal jantung, juga ditemukan pada miokarditis. 5. Bunyi jantung I terjadi pada saat... a. Menutupnya katup atrioventrikularis b. Membukanya katup pulmonalis dan aorta c. Menutupnya katup trikuspidalis dan mitral d. Menutupnya katup aorta dan pulmonalis e. Membukanya katup mitral dan trikuspidalis Pembahasan : Mekanisme terjadinya bunyi jantung khususnya bunyi jantung I berhubungan dengan penutupan katup mitral/ katup trikuspid yang terdengar paling baik di apeks. Bunyi S1 yaitu bunyi “lub”. Bunyi “lub” disebabkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspidalis. Peristiwa ini menyebabkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada, sehingga apat terdengar sebagai bunyi, (Guyton & Hall, 1997 : 347). 6. Pada pasien decompensasi kordis terjadi adanya odem ekstremitas. Intervensi independen keperawatan pada pasien yang mengalami oedem ekstrimitas adalah ..... a. Pemberian diuretik b. Pengurangan asupan sodium melalui diit c. Pemberian Nitrogliserin Sub lingual d. Menekan pada daerah mata kaki yang terjadi oedem e. Menaikkan kaki diatas level dari atrium kiri



7. Seorang perempuan usia 52 tahun dirawat di RS dengan keluhan keluar darah segar saat BAB sudah 3 hari dan terasa nyeri sekali. Hasil pemeriksaan fisik: terdapat prolaps didaerah perianal yang tidak dapat dimasukkan dengan jari. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 88x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37°C



Apakah tindakan yang harus di lakukan perawat untuk kasus di atas ? A. Kaji tingkat nyeri B. Berikan makanan yang lunak C. Perbanyak konsumi makanan berserat D. Hemoroidektomi E. Merendam anus dengan latutan PK (kalium permanganate) Pembahasan :  Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar, selain itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. Menghindari makanan yang sulit dicerna oleh usus. Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. Perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.  Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. Jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.  Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. Selain itu penderita disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.  Untuk mengurangi rasa gatal, pendarahan dan nyeri, rendamlah pinggul/pantat dalam larutan PK (KP/Kalium Permanganat) selama beberapa kali dalam sehari dengan durasi sekitar 10 menit. 8. Seorang perempuan berusia 55 tahun di ruang rawat penyakit dalam mengeluh lemas sejak kemarin, BAB 10 kali per hari dengan konsitensi encer, terdapat lendir, pasien cemas. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 55x/menit, suhu 38,30C, respirasi rate 16 kali per menit, balance cairan minus 600 cc per jam kerja. Perawat melakukan tindakan kolaboratif memberikan rehidrasi cairan dengan cairan infuse NaCl 20 tetes per menit, dan memberikan oralit. Apakah kriteria hasil evaluasi dari tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan perawat tersebut? A. Diare berkurang B. Cemas berkurang



C. Pasien lebih berenergi D. Balance cairan seimbang E. Tekanan darah meningkat (mendekati normal 120/80 mmHg) Pembahasan :



9. Tn. H, 40 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan, mual, muntah sejak 3 hari lalu. Klien mengatakan nyeri ulu hati, dan terlihat warna sklera dan kulit berwarna kuning. Dari hasil pemeriksaan fisik ada pembesaran hati dan nyeri tekan pada area hati. Dari data tersebut pasien didiagnosa hepatitis. Apakah pemeriksaan Lab yang paling menunjang untuk diagnosa kasus diatas? A. Hb. B. Bilirubin. C. Sgpt, Sgot. D. LED. E. HbSAg. Pembahasan : Pemeriksaan Hb : bila ada perdarahan/anemis Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan Pemeriksaan Billirubin : bila ada gejala icterus Pemriksaan SGOT/SGPT : Pemeriksaan LED : Pemeriksaan HBSAg : HBsAg (Hepatitis B surface antigen) adalah suatu protein antigen yang dihasilkan oleh HBV. Antigen ini adalah indikator awal dari hepatitis B akut dan sering kali (digunakan untuk) mengidentifikasi orang-orang yang terinfeksi sebelum gejala-gejala muncul. HBsAg menghilang dari darah selama masa pemulihan. Pada beberapa orang (khususnya mereka yang terinfeksi adalah anak-anak atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada penderita AIDS), infeksi kronis dengan HBV dapat terjadi dan HBsAg tetap positif. 10. Tn Y  (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan



mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram  yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y! a. 2000 cc b. 300 cc c. 450 cc d.-540 cc e. 1500 cc Pembahasan : Input Cairan:       Infus            = 2000 cc Tranfusi WB =   300 cc Obat injeksi =    100 cc AM             =    300 cc  (5 cc x 60 kg)      + ——————————————— 2700 cc   Output cairan:     Drainage      =     100 cc NGT           =     200 cc Urine           =  1700 cc IWL            =     900 cc     (15 cc x 60 kg)  + ———————————————2900 cc Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan – output cairan 2700 cc – 2900 cc – 200 cc. Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus : IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya? berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C  – 36,8 .°C) = 900 + 200 (1,7) = 900 + 340 cc = 1240 cc Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output : Drainage      =     100 cc NGT           =     200 cc Urine           =  1700 cc IWL            =  1240 cc   + ————————– 3240 cc Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc – 3240 cc =  -540 cc  



Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur,  untuk menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu: Usia Balita (1 – 3 tahun)      : 8 cc/kgBB/hari Usia 5 – 7 tahun                    : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari Usia 7 – 11 tahun                  : 6 – 7 cc/kgBB/hari Usia 12 – 14 tahun               : 5 – 6 cc/kgBB/hari   Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari   Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari 11.



Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke polikinik penyakit dalam dengan keluhan ada benjolan di leher, hasil pengkajian ditemukan edeme dibagian wajah dan pergelangan kaki, nafsu makan menurun, mudah cape, aktifitas terbatas. Apa diagnose keperawatan utama yang dapat ditegakkan dari kasus diatas? A. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan B. Perubahan pola berfikir b/d gangguan metabolisme C. Kuranngnya pengetahuan tentang program pengobatan D. Gangguan pertukaran gas b/d obstruksi jalan nafas E. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d adanya edema



12.



Seorang perempuan usia 50 tahun dirawat di ruang plamboyan dengan keluhan nyeri luka di kaki, badan terasa lemah, hasil pemeriksaan fisik ditemukan ada luka gangren dikaki sebelah kanan sejak 2 bulan yang lalu, luka tampak hitam dan ada pus, bau, gula darah 300 mg/dl, leukosit 12.000 ada riwayat orang tua pasien menderita DM . Apa rencana tindakan mandiri yang paling tepat dari kasus diatas? A. Atur posisi tidur semi fowler B. Latih relaksasi nafas dalam C. Lakukan perawatan luka (ganti balutan) D. Berikan terapi insulin sesuai advis E. Kolaborasi pemberian antibiotik



13.



Seorang laki-laki berusia 34 tahun, diantar keluarga ke rumah sakit dengan keluhan : tidak buang air besar sejak 5 hari yang lalu, perut terasa sesek dan sakit, teraba keras saat dipalpasi. Berat badan 58 Kg, tinggi badan 168 cm. Kebiasaan minum pasien hanya ± 600 cc perhari dan jarang makan sayuran dan buah. Apakah tindakan yang paling tepat untuk dilakukan selanjutnya? A. Melakukan huknah pada pasien B. Menganjurkan banyak minum C. Memberikan diit tinggi serat D. Mengkaji lebih lanjut penyebab konstipasi E. Memberikan obat pencahar oral



14.



Klien dengan riwayat Coronay Arterial Deseases (CAD) 6 tahun lalu, memakai aspirin secara rutin. Saat ini klien direncanakan akan operasi apendiks. Manakah hal terbaik yang harus dilakukan terkait temuan data tersebut: A. dicatat dan dilaporkan ke dokter B. dicatat namun tidak perlu dilaporkan ke dokter C. dicatat dan dilaporkan ke dokter karena beresiko perdarahan D. dicatat dan dilaporkan ke dokter karena beresiko alergi zat kontras E. di catat dan dilaporkan ketua TIM



15.



Paska operasi, tindakan lain manakah yang harus diberikan pada klien dengan tranfusi Packed Red Cell (PRC) untuk meningkatkan fungsi perfusi sistemik A. pemberian oksigen B. pemberian bikarbonat C. pemberian NaCl 09% D. pemberian Glukosa 5% E. pemberian Ringer Laktat



16. Tn. R 33 tahun dengan perdarahan dan penurunan volume vaskular direncanakan mendapat terapi poligeline (Haemaccel) 1000ml dalam 8 jam. Berapa tetes infus harus diberikan A. 42 tetes/menit B. 30 tetes/menit C. 50 tetes/menit D. 45 tetes/menit E. 20 tetes/menit 17. Seorang wanita (33 tahun) berobat ke Poli Penyakit dalam dengan keluhan selama 3 bulan terakhir selalu merasa lapar dan makan kebih banyak dari biasanyanya, tetapi mengalami penurunan berat badan sebanyak 6.5kg, tangan gemetar. Pemeriksaan fisik : suhu 38.3 o C, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit dan tekanan darah 160/85mmHg. Pada palpasi didapatkan pembesaran kelenjar tiroid. Hasil Lab: T3 350mg/dl dan T4 15.1mg/dl. Manakah intervensi keperawatn yang paling tepat untuk mengatasi nutrisi pada pasien di atas ; a. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering b. Anjurkan pasien makan makanan selagi hangat c. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan tinggi kalori d. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan rendah lemak nabati e. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa murni Pembahasan : 18. Seorang wanita (73 tahun) datang berobat ke poliklinik RSU dengan keluhan sejak seminggu terakhir sering buang air kecil, banyak makan dan minum, tidak bertenaga dan berat badan menurun, tidak ada riwayat DM sebelumnya. Pada pemeriksaan labooratorium didapatkan gula darah sesaat 300mg/dl. Turgor kulit menurun, TD 100/60mmHg, Nadi 104x/menit, RR 24x/menit, Suhu 37.5 o C.



3. Manakah penyebab langsung



dari keluhan sering buang air kecil pada kasus di atas? A. Diuresis Osmotik B. Dehidrasi sel C. Hiperthermia D. Polidipsi E. Poliphagia Manakah penyebab langsung dari keluhan sering buang air kecil pada kasus di atas ? a. Diuresis osmotic b. Dehidrasi sel c. Hipertermia d. Polidipsi e. Polipagi



Manakah intervensi keperawatan yang paling tepat untuk mengatasi masalah nutrisi pada kasus



A. Anjurkan pasien untuk



makan sedikit tapi sering B. Anjurkan pasien untuk makan makanan selagi hangat C. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori D. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak nabati E. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa murn 19. Seorang wanita (30 tahun) dirawat di ruang K dengan diagnosa dyspepsia. Kesadaran somnolen, terpasang NGT. Perawat hendak memberi makan pasien ini lewat NGT, tetapi sebelumnya perawat hendak memastikan apakah NGT masih terletak didalam lambung ataukah posisinya telah bergeser.



Manakah tindakan yang paling tepat yang harus dilakukan oleh seorang perawat? a. Memastikan dengan melakukan (x-ray) abdomen b. Memastikan posisi NGT dengan USG abdomen c. Menarik NGT keluar kemudia memasukkan kembali ke posisi semula d. Memsukkan udara ke dalam NGT dan mendengar bunyi menggunakan stetoskop e. Aspirasi NGT menggunakan spuit secara perlahan dan identifkasi jenis cairan 20. Seorang laki-laki (70 tahun) masuk ke UGD 1 jam yang lalu dengan gastritis akut. Keluhan : mual, muntah, diare. Pemeriksaan : pucat, distensi abdomen, bunyi usus menurun. Pasien ini dipersiapkan untuk dilakukan esophagoskopi. Manakah tindakan yang di lakukan oleh perawat untuk mempersiapkan pasien tersebut ? a. Berikan perawatan mulut b. Posisikan pasien supine dengan kepala hiperekstensi c. Puasakan pasien swlam 8-12 jam sebelum prosedur d. Memberikan antasida 1 jam sebelum dilakukan pemeriksaan e. Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan ini tidak akan meninbulkan rasa tidak nyaman Pembahasan : Persiapan pasien dilakukan esophagoskopi :