Sop Deteksi Dini Dan Rujukan Balita Gizi Buruk Atau Beresiko Gizi Buruk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK ATAU BERESIKO GIZI BURUK No. Dokumen : 440A/SOP/ADMEN/VI/2022 No. Revisi : 00 SOP Tgl.diberlakuakan : 02 Juni 2022 Halaman : 1/4



PUSKESMAS WANGISAGARA



Hj. Teti Mulyati, SKM., MMKes NIP. 19690417 198903 2 004 Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang beresiko gizi buruk merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan



1. Pengertian



mobilisasi masyarakat. Agar deteksi dini dan rujukan kasus dapat optimal diperlukan kegiatan penemuan dini aktif dan pasif yang melibatkan semua komponen masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader, dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan mendeteksi kasus gizi buruk maupun kasus yang beresiko mengalami gizi buruk secara dini agar



2. Tujuan



dapat dicegah dan ditangani dengan cepat dan tepat sehingga kondisi mereka tidak menjadi lebih buruk. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 440/440/ADMEN/SK/VI/2022



3. Kebijakan



tentang Tim Asuhan Gizi Puskesmas Wangisagara 1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi. 3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman



4. Referensi



Gizi Seimbang. 4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak. 5. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020.



5. Prosedur



1. Penemuan kasus gizi buruk dilakukan pada saat balita datang ke posyandu, pelaporan masyarakat, kunjungan rumah, dan pelacakan kasus. 2. Balita yang datang ke Posyandu dengan kondisi sebagai berikut. -



Berat Badan tidak Naik.



-



Balita BGM.



-



LiLA warna kuning (11,5 - < 12,5 cm) atau warna merah (< 11,5 cm).



Dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan konfirmasi kasus gizi dengan pemeriksaan klinis dan antropometri dengan menggunakan indikator BB/PB atau BB/TB dan atau LiLA. 3. Bayi atau balita yang ditemukan pada saat kunjungan rumah atau saat pelacakan kasus dengan kondisi sebagai berikut. -



Balita yang terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan.



-



Balita (6-59 bulan) dengan LiLA warna kuning (11,5 - < 12,5 cm) atau warna merah (< 11,5 cm).



-



Balita dengan pitting edema bilateral.



-



Balita tampak kurus.



-



Bayi < 6 bulan yang mengalami kesulitan menyusu baik disebabkan karena faktor bayi maupun faktor ibu.



Dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan konfirmasi kasus gizi dengan pemeriksaan klinis dan antropometri dengan menggunakan indikator BB/PB atau BB/TB dan atau LiLA. 4. Penentuan status gizi buruk pada balita berdasarkan gejala klinis yaitu, adanya edema bilateral yang bersifat pitting minimal pada kedua punggung kaki. 5. Cara pemeriksaan edema bilateral, sebagai berikut. -



Lakukan pemerikasaan pada kedua punggung kaki atau tangan atau kedua tungkai.



-



Tekan lembut dengan kedua ibu jari pada bagian punggung kaki atau tangan atau bagian bawah kaki atau tungkai dan hitung hingga tiga detik, kemudian angkat ibu jari.



-



Jika lekukan bekas tekanan tertinggal pada kedua kaki atau tangan atau tungkai, ini menunjukan bayi atau balita mengalami edema.



6. Balita menderita gizi kurang apabila ditemukan ada satu atau lebih tanda berikut. -



BB/PB atau BB/TB -3 SD s.d < -2 SD



-



LiLA antara 11,5 cm s.d < 12,5 cm (usia 6-59 bulan)



-



Tidak ada edema



7. Balita gizi kurang disarankan untuk datang secara rutin ke Posyandu setiap bulan untuk dipantau berat badannya dan diberikan konseling PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) untuk mencegah terjadinya gizi buruk. 8. Balita menderita gizi buruk apabila ditemukan ada satu atau lebih tanda berikut.



-



Edema minimal pada kedua punnggung kaki atau tangan atau tungkai.



-



BB/PB atau BB/TB < -3 SD.



-



LiLA < 11,5 cm (usia 6-59 bulan)



9. Layanan balita gizi buruk sebagai berikut. -



Balita gizi buruk tanpa komplikasi medis diberikan layanan rawat jalan.



-



Balita gizi buruk dengan komplikasi medis diberikan layanan rawat inap.



10. Tanda-tanda komplikasi medis sebagai berikut. -



Anoreksia.



-



Dehidrasi berat (muntah terus menerus, diare).



-



Letargi atau penurunan kesadaran.



-



Demam tinggi.



-



Pnemonia berat (sulit bernapas atau bernapas cepat).



-



Anemia berat.



11. Bayi < 6 bulan menderita gizi buruk apabila ditemukan ada satu atau lebih tanda berikut. -



BB/PB < -3 SD.



-



Ada edema.



12. Bayi < 6 bulan perlu dirawat inap di Rumah Sakit apabila ditemukan satu atau lebih tanda berikut. -



BB/PB < -3 SD.



-



Ada edema.



-



Terlalu lemah untuk menyusu.



-



Terdapat tanda-tanda komplikasi medis.



13. Bayi < 6 bulan menderita gizi buruk dan balita ≥6 bulan dengan BB