Sop Fisioterapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGANAN FISIOTERAPI No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan Direktur



PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat pengguna jasa fisioterapi sehingga tercapai pelayanan fisioterapi yang optimal untuk mendukung pelayanan kesehatan prima Sebagai acuan dalam pengembangan fisioterapi dan dalam melaksanakan konsep asuhan fisioterapi juga dalam evaluasi Pelayanann fisioterapi kepada pasien dilaksanakan sesuai dengan proses fisioterapi meliputi: a. Asesmen fisioterapi meliputi pemeriksaan anamnesa, pengukuhan analisis dan analisisterhadap problem gerak dan fungsi actual dan potensial,individu dan kelompok. b. Diagnosis fisioterapi meliputi disfungsi gerak, kelemahan otot, kemampuan atau ketidakmampuan, sindrom individu dan kelompok c. Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan inventaris yang mengarah kepada tujuan. d. Intervensi fisioterapi adalah pencetusan dan modifikasi tehnologi fisioterapi yaitu manual terapi dan peralatan e. Evaluasi adalah suatu kegiatan asesmen ulang f. Dokumen fisioterapi yaiti sistim pencatatan dan informasi sebagai tanggung jawab Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



1



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA STROKE No. Dokumen



No revisi



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



Halaman Ditetapkan Direktur



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Stroke merupakan manifestasi deficit neurologist karena kurangnya suplay darah ke otak sehingga terjadi kelumpuhan pada 1 sisi yang sama



TUJUAN



Untuk meningkatkan fungsi motorik dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien



KEBIJAKAN



Sebagai acuan tindakan pasien rawat jalan di Sub Dep Rehabilitasi Medik. a. b. c. d. e.



PROSEDUR



Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Spesifik Pemeriksaan Kemampuan Fungsional Pelaksanaan Terapi 1. Latihan ekstremitas atas dan bawah Analisa Melatih gerak fungsi lengan dan tungkai Menstrasfer latihan ke aktifitas sehari hari 2. Latihan Keseimbangan duduk Analisa kemampuan duduk Melatih keseimbangan duduk Menstransfer ke aktifitas sehari hari 3. Latihan duduk ke berdiri dan berdiri ke duduk Latihan seluruh gerak berdiri duduk Menstransfer latihan keaktifitas sehari hari 4. Latihan Keseimbangan berdiri Analisa kemampuan berdir Latihan keseimbangan berdiri Menstransfer latihan keaktifitas sehari hari



2



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA STROKE No. Dokumen



PROSEDUR



f. UNIT TERKAIT



No revisi



Halaman



5. Latihan berjalan Analisa Berjalan Latihan komponen yang hilang - Melatih ekstensi hip - Melatih kontrol duduk - Melatih gerak horizontal- lateral pelvis - Mengontrol fleksi knee - Melatih ekstensi knee dan dorso fleksi ankle - Melatih keseluruhan gerak Evaluasi



Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



3



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA Osteo Arthritis ( Osteo Arthritis ( OA ) ) LUTUT No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Terbit



Halaman Ditetapkan, Direktur



PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Osteo Arthritis ( OA ) Adalah suatu sendi degeneratif dimana terjadi kelainan pada cartilago ( tulang rawan)



TUJUAN



Untuk mencegah / menahan kerusakan yang lebih lanjut pada sendi tersebut dan mengatasi nyeri dan kaku sendi



KEBIJAKAN



Sebagai acuan tindakan pasien Osteo Arthritis ( OA ) di Rawat jalan Sub Dep Rehabilitasi Medik.



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



a. Anamnesa b. Pemeriksaan : nyeri, Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual Muscle Testing ( MMT ) c. Diagnosa - Adanya nyeri lutut - Adanya keterbatasan gerak - Adanya kelemahan otot quadriceps d. Pelaksanaan  Diathermi 1. Sort Wave Diathermi ( Sort Wave Diathermi ( SWD ) ) dosis toleransi, waktu 15’ 2. US dosis toleransi, waktu 8-10’  Latihan Latihan pada Osteo Arthritis ( OA ) lutut harus diberikan sesuai dengan toleransi pasien, tidak boleh dengan pembebanan yang berlebihan Misalkan : Renang Static by cycle Quadrichep band Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



4



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan, Direktur



PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Scoliosis adalah pembengkokan kesamping lateral tulang vertebra, yang terjadi pada thorakal dan lumbal, yang kadang disertai rotasi yang bersifat progresif. Untuk mencegah progresifitas dan koreksi terhadap deformitas Sebagai acuan/pedoman tindakan terhadap pasien scoliosis a. Anamesa b. Pemeriksaan Fisik c. Pemeriksaan Spesifik - Lingkup Gerak Sendi ( LGS ) dan MMT - Ekspansi thorak dan derajat deformitas d. Diagnosa : Adanya keterbatasan gerak dan deformitas Adanya spasme otot dan kelemahan otot e. Pelaksanaan 1. Diathermi ( jika ada nyeri ) : - Sort Wave Diathermi ( SWD ) - Micro Wave Diathermi ( SWD ) 2. Latihan : - Breathing exercise - Stretching : passive stretching movement 10 X gerakan masing masing diberi tahanan 10 hitungan. - Mobilisasi trunk, free active movement 10X, masing masing gerak, side fleksi, ekstensi dan flexi trunk. f. Evaluasi



Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



5



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA BELL’S PALSY No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Halaman



Ditetapkan,



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Bell’s Palsy adalah kelumpuhan saraf facialis akibat edema pada bagian n. facialis diforamen stylomastoideus, dimana penyebab pastinya belum diketahui Mengurangi edema dan spasme otot dan meningkatkan kekuatan otot ototwajah dan mencegah atropi Sebagai acuan tindakan bell’s palsy pada rawat jalan Rehabilitasi Medik a. Anamnesa b. Pemeriksaan Inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak otot wajah, kemampuan fungsional. c. Diagnosa a. Adanya rasa nyeri dan tebal pada separo wajah b. Adanya spasme/ atropi pada otot otot wajah c. Adanya kelumpuhan pada otot otot wajah d. Penatalaksanaan a. Sort Wave Diathermi ( SWD ) /Micro Wave Diathermi ( MWD ) pada sisi wajah dengan glass elektrode dosis toleransi penderita, waktu 10-15 menit b. Massage separo wajah dengan efflurage dan friction 10-15 menit, vibration dan topolement c. Stimulasi elektrik dengan arus IDC pada motor point, tiap otot 10-20 kontraksi f. Edukasi, penderita menghindari angina, kompres air hangat, massage dan latihan sendiri Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan



6



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA FROZEN SHOULDER No. Dokumen



No. Revisi



Halaman Ditetapkan, Direktur



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Frozen Shoulder adalah suatu bentuk keterbatasan gerak pada sensi bahu dimana ditemukan keluhan nyeri sebagai gejala sisa tendisitis, bursitis Mengurangi rasa nyeri pada penderita frozen shoulder dan meningkatkan luas gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot Sebagai acuan tindakan frozen shoulder pada rawat jalan Rehabilitasi Medik a. Anamnese b. Pemeriksaan Inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak aktif maupun pasif, kemampuan fungsional, pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), derajat nyeri, Manual Muscle Testing ( MMT ). c. Diagnosa :  Adanya rasa nyeri pada bahu  Adanya keterbatasan gerak pada bahu  Adanya penurunan kemampuan aktifitas fungsioanal d. Penatalaksanaan Sort Wave Diathermi ( SWD ) dengan glass electrode dengan metode contra planar, intensitas toleransi, waktu 10-15 menit  USD dengan dosis toleransi waktu 6-10 menit  Latihan dengan shoulder wheel, finger ladder, over head pulley, pendulan  Terapi manipulasi e. Edukasi



7



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA FROZEN SHOULDER No. Dokumen f. PROSEDUR UNIT TERKAIT



No. Revisi



Halaman



Evaluasi Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual Muscle Testing ( MMT ), Derajat nyeri



Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



8



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN ( LBP) No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Halaman



Ditetapkan, Direktur



PENGERTIAN



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Low Back Pain (LBP) adalah nyeri atau rasa tidak enak di daerah lumbal, sacrum sampai kaki



TUJUAN



Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, menambah kekuatan otot dan mencegah deformitas/kekakuan



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Sebagai acuan tindakan LBP pada rawat jalan rehabilitasi medik a. Anamnesa b. Pemeriksaan : Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual Muscle Testing ( MMT ), Derajat nyeri c. Diagnosa : Adanya spasme paralumbal Adanya nyeri paralumbal Adanya keterbatasan gerak lumbosakral d. Pelaksanaan 1. SWD /MWD dosis toleransi penderita, waktu 15 menit 2. USD dosis tolerasi, waktu 10 menit 3. Traksi kalau ada penyempitan dosis 1/3 berat badan, waktu 15 menit 4. latihan dengan metode - Williams flexion exercise - mc.kennzy exercise d. Evaluasi Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



9



PENANGANAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOD SYNDROME (CRS) No. Dokumen PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan, Direktur Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001



PENGERTIAN TUJUAN



CRS adalah gangguan nyeri dan kaku pada daerah kuduk/leher dan bisa menjalar ke bahu dan lengan. Untuk mengurangi gangguan nyeri dan rileksasi otot



KEBIJAKAN PROSEDUR



Sebagai acuan tindakan CRS pada rehabilitasi medik a. Amannese b. Pemeriksaan : nyeri, Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual Muscle Testing ( MMT ) c. Diagnosa : Adanya nyeri leher dan pundak Adanya spasme otot leher dan trapezius Adanya keterbatasan gerak leher dan bahu d. Pelaksanaan : - pemanasan : bisa dipilih Micro Wave Diathermi ( SWD ) /Sort Wave Diathermi ( SWD ) , dosis toleransi penderita, waktu 10 – 15 menit. - US pada daerah cervikal, dosis toleransi penderita, waktu 10 menit. - Traksi cervikal apabila ada indikasi penyempitan, dosisi 1/7 berat badan, waktu 10-15 menit. - Latihan bisa diberikan dengan metode neck callient exercise e. Evaluasi



UNIT TERKAIT



Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



10



PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN No. Dokumen PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan, Direktur Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001



PENGERTIAN



Terapi latihan adalah merupakan modalitas fisioterapi yang pelaksanaanya menggunakan latihan gerak tubuh baik secara aktif ataupun pasif



TUJUAN



Untuk pencegahan disfungsi dengan pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan dari kekuatan dan daya tahan otot dan kemampuan fungsional.



KEBIJAKAN



Sebagai acuan untuk memberikan terapi latihan di rehabilitasi medik a. Anamnese b. Pemeriksaan : nyeri, Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual Muscle Testing ( MMT ), antrophometri c. Diagnosa : Adanya keterbatasa LGS Adanya kelemahan otot Adanya penurunan koordinasi d. Pelaksanaan : terapi latihan yang dapat digunakan antara lain - static contraction - passive exercise - relax passive exercise - force passive exercise - active exercise - assisted active exercise - free active exercise - resisted active exercise pemberian terapi latihan disesuaikan dengan kondisi pasien, otot mana yang akan diterapi, dosis 1-8 hitungan/repetisi. Sekali gerakan 5x repetisi. Jangan lupa posisi pasien dan terapis senyaman mungkin.



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



11



PENGGUNAAN SOFT WAVE DIARTHEMI ( SWD ) No. Dokumen



No. Revisi



Ditetapkan, Direktur



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Halaman



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Sort Wave Diathermi ( SWD ) adalah salah satu alat diatermi(terapi panas) yang mengeluarkan gelombang pendek,frekwensi (10-100 megacycle/dtk) dengan penetrasi ketubuh (1-2 cm). Terutama untuk mendapatkan efek analgesik,untuk megurangi inflamasi ,ada efek relaksasi juga meningkatkan suhu jaringan sehingga terjadi vasodilatasi serta didapatkan efek sedatif Sebagai acuan tindakan rawat jalan di poliklinik rehab medik 1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. Siapkan kabel power,kemudian hubungkan ke stop kontak. 3. Tekan tombol on 4. Pemasangan ke pad elektroda disesuaikan dengan kondisi pasien. 5. Kabel elektroda tidak boleh Saling menempel/menyilang. Mengenai langsung penderita. 6. Mengatur intensitas. 7. Selesainya ditandai dengan bunyi alat 8. Melepas pad dari tubuh pasien 9. Pemakaian alat selesai. Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



12



PENGGUNAAN MICRO WAVE DIATHERMI ( MWD ) No. Dokumen Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan, Direktur



PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



No. Revisi



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Suatu modalitas terapi panas yang mempunyai sifat konversi energi radiasi elektromagnetik(gelombang radar) menjadi panas



TUJUAN



Digunakan untuk kasus mengurangi inflamasi dan memperbaiki sirkulasi darah.



KEBIJAKAN



Sebagai acuan/pedoman tindakan MWD di Poliklinik Rehab Medik



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. Siapkan kabel power dan hubungkan ke stop kontak. 3. Area yang mau diterapi harus terbuka terbebas dari pakaian dan harus bersih dari keringat ,minyak atau gel. 4. Posisikan lampu sedemikian terhadap tubuh pasien. 5. Posisi lampu tidak boleh menempel harus ada jarak dengan tubuh pasien. 6. Tombol On dinyalakan, Putar tombol timer,kemudian putar tombol intensitas sesuai kondisi pasien. 7. Lampu tidak boleh mengenai daerah mata(diberi alat pelindung khusus) 8. Setelah timer bunyi tanda selesainya terapi yang dilakukan. 9. Matikan dengan memutar balik tombol intensitas. 10. Pemakaian alat selesai. Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



13



PENGGUNAAN ULTRA SOUND DIATHERMI (USD) No. Dokumen Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan, Direktur



PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



No. Revisi



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Suatu modalitas terapi panas yang mempunyai sifat konversi energi suara frekwensi tinggi yang diubah menjadi energi panas dengan penetrasi dalam (3-5 cm)



TUJUAN



Digunakan untuk kasus inflamasi dan mengurangi spasme otot.



KEBIJAKAN



Sebagai acuan/pedoman tindakan USD rawat jalan di Poliklinik Rehab Medik



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. Siapkan kabel power,kemudian hubungkan kestop kontak. 3. Tekan tombol on power. 4. Tekan tombol waktu. 5. Tekan tombol intensitas 6. Tranduser dihubungkan pada bagian tubuh yang sudah diberin jelly. 7. Tekan tombol start 8. Tranduser dijalankan sesuai dengan waktu terapi . 9. Selesainya ditandai dengan bunyi alat. 10. Bersihkan bagian tubuh yang terkena jelly. 11. Bersihkan tranduser. 12. Pemakaian alat selesai. Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



14



PENGGUNAAN INFRA RED (IR) No. Dokumen PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan, Direktur Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Salah satu terapi superficial, yang hanya sampai subcutan Digunakan untuk kasus mengurangi spasme ringan . Sebagai acuan/pedoman tindakan pemberian alat IR untuk pasien 1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. Siapkan alat infra red. a. Siapkan tempat terapi lebih dahulu,kemudian pasien diposisikan yang nyaman untuk dilakukan terapi.Untuk daerah muka maka derah mata harus ditutup dengan kasa/kapas basah. b. Alat diposisikan terhadap pasien,kemudian hubungkan ke stop kontak. Alat akan bekerja sesuai timer yang diputar tersendiri kurang lebih 10-15 menit. c. Setelah timer berbunyi maka terapi yang dilakukan sudah selesai. Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



15



PENGGUNAAN LASER BERKEKUATAN RENDAH No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Terbit



Ditetapkan, Direktur



PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Halaman



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Laser berkekuatan rendah adalah sinar yang kekuatannya dilipat gandakan dengan menstimulasi pancaran radiasi suatu substansia/bahan melalui induksi elektromaghnetik. Untuk mengurangi rasa nyeri. Sebagai acuan/pedoman untuk penggunaan LASER Berkekuatan Rendah 1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. PERSIAPAN Siapkan alat (dalam hal ini cosmogama LP 50) Hubungkan “door switch” dengan unit Hubungkan “Laser probe” dengan unit Siapkan “goggles” 3. MEMULAI TERAPI Menjelaskan PROSEDUR terapi pada penderita : Waktu terapi dan rasa yang akan dialami Pilih titik – titik nyeri yang akan di lakukan laser. Posisikan pasien senyaman mungkin. Tekan tombol ON pada alat laser Pilih program terapi yang sesuai dengan diagnose dengan menekan tombol pin ( 1231) Kemudian pilih OK Pilih mode yang akan di gunakan untuk terapi sesuai dengan kasus. Kemudian pilih OK Tempelkan ujung laser pada titik – titik nyeri yang sudah di tentukan. Tekan tombol on treandment sampai ada tanda waktu habis. Lakukan di semua titik –titik yang sudah ditentukan.



16



PENGGUNAAN LASER BERKEKUATAN RENDAH No. Dokumen PROSEDUR UNIT TERKAIT



No. Revisi



Halaman



4. AKHIR TERAPI Tekan tombol OFF Lepaskan laser dari Stop kontak. Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



17



PENGGUNAAN TENS ( TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION ) No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Terbit



Ditetapkan, Direktur



PROSEDUR TETAP



PENGERTIAN



Halaman



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 Transcutaneus electrical nerve stimulation adalah merupakan cara terapi menggunakan energi listrik untuk merangsang syaraf melalui permukaan kulit



TUJUAN



Untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri



KEBIJAKAN



Sebagai acuan/pedoman untuk penggunaan TENS



PROSEDUR



1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. Persiapan alat Basahi spon elektroda Pasang spon pada elektroda Tekan tombol on power 3. Persiapan pasien Hindarkan daerah yang mau dipasang elektroda dari pakaian Bersihkan tempat yang mau dipasang elektroda Posisikan pasien seenak mungkin Jelasakan pada pasien rasa yang akan timbul 4. Pelaksanaan Pasang kedua/ 4 elektroda pada titik yang ditentukan Titik tersebut bisa: pada kedua sisi daerah nyeri pada akar saraf spinal cord pada saraf tepi, proksimal atau distal daerah nyeri Pilih arus yang akan dipakai Putar/tekan tombol timer Putar/tekan tombol intensitas, naikkan sedikit demi sedikit dengan dosis toleransi penderita (penderita sampai terasa seperti ditusuk-tusuk atau sampai timbul kontraksi Waktu terapi habis, turunkan intensitas pelan-pelan Putar/tekan tombol off power



18



PENGGUNAAN TENS ( TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION) No. Dokumen PROSEDUR



UNIT TERKAIT



TUJUAN KEBIJAKAN



No. Revisi



Halaman



Angkat semua elektroda Bersihkan daerah yang diterapi Periksa kulit penderita apakah ada perubahan yang terjadi Catat intensitas penderita Waktu terapi Penempatan elektroda 5. Selesai, cuci semua spon elekrtroda Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



Mendidik fungsi otot secara individual baik yang letaknya superfisial maupun deep Sebagai acuan/pedoman untuk penggunaan Stimulasi Listrik 1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. PERSIAPAN ALAT : 1. Tentukan prosedur yang akan digunakan untuk terapi 1. Galvanic ( dinervasi ) 2. Faradic ( enervasi ) 2. Cek :kabel, steker, kabel penghubung, tombol



19



PROSEDUR



intensitas dalam posisi 0 dan polaritas sesuai dengan yang dibutuhkan. 3. Elektrode harus cukup basah 4. Tes peralatan oleh terapis sendiri 5. Persiapkan air untuk membasahi electrode, peta motor point, handuk dan pengikat. 3. Sambungkan kabel ke elektrode dan peralaatan elektrode pasif dihubungkan dengan dispersif, elektode aktif dengan kutub negatif 4. Penempatan electrode : 1. Teknik Unipolar electrode aktif ditempatkan di titik motorik ( otot inervasi ) atau dekat insersi tendon ( dinervasi ) electrode dispersif di tempatkan diarea yang jauh dari area yang aka distimulasi biasanya di tempatkan di sisi tubuh yang sama dengan yang diterapi dan di bawah ekstremitas.



PENGGUNAAN ELECTRICAL STIMULATION (ES) No. Dokumen



PROSEDUR



No. Revisi



Halaman



2. Teknik Bipolar Kedua electrode di tempatkan pada otot yang sama atau kelompok otot pada titik motorik ( otot inervasi ) atau dekat pada insersi otot ( dinervasi ) 3. PERSIAPAN PASIEN : 1. Atur posisi pasien rileks dan nyaman 2. Jelaskan pada pasien mengenai rasanya. 3. Jika semua siap beritahu pasien arus akan dinyalakan 4. MULAI TERAPI 1. Elektrode dipasang sesuai teknik 2. Tingkatkan intensitas arus sedikit demi sedikit sampai terlihat kontraksi otot dengan baik. 3. Stimulasi setiap otot 10-20 kontraksi pada suatu saat tergantung kondisi otot. 4. Hindari stimulasi yang berlebihan karena otot yang lemah/ dinervasi akan cepat lelah. 5. Jika kulit menjadi merah / lelah pindah ke stimilasi otot yang l ain.



20



5.



UNIT TERKAIT



MENGAKHIRI TERAPI 1. Turunkan tombol pada posisi OFF 2. Lepas elektrode 3. Cek kulit pasien atau tanyakan keluhan subyektif pasien



Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan.



PENGGUNAAN STATIC BY CYCLE No. Dokumen PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Tanggal Terbit



Halaman



Ditetapkan, Direktur



Drg. Yusro Pembina Tingkat I Nip.196102261989112001 PENGERTIAN



Static by cycle adalah terapi latihan dengan menggunakan sepeda static yang berguna untuk



21



penguatan otot tungkai atas dan otot – otot tungkai bawah. TUJUAN



Mencegah atropi otot, memelihara mobilitas diantara muscle fibers, mengurangi spasme otot, menambah Lingkup Gerak Sendi ( LGS ).



KEBIJAKAN



Sebagai acuan/pedoman penggunaan static by cycle di rehab medik RSAL Dr. Ramelan



PROSEDUR



1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke pasien. 2. Hal yang harus diperhatikan sebelum latihan - tekanan darah : sebelum latihan sebaiknya tekanan darah sistolik kurang / sama dengan 80 mmHg, diastol kurang / sama dengan 120 mmHg. catatan : latihan dihentikan apabila : - frekuensi jantung selama latihan naik lebih dari 20 kali permenit atau turun dari 10 x permenit., pucat, keringat dingin, dan pusing 3. Cek alat 4. Pelaksanaan : mintalah pasien untuk mengayuh sepeda dengan beban minimal. Kemudian kita tentukan beban yang sesuai dengan toleransi pasien. Latihan diberikan 15-20 menit.



UNIT TERKAIT



Seluruh instalasi rawat inap A,B,C,E,G,ICU, instalasi rawat Jalan. DAFTAR ISI



Kata Pengantar .................................................................................................. i Daftar Isi............................................................................................................ ii Penanganan Fisioterapi ................................................................................. 1 Penanganan Fisioterapi pada stroke ................................................................2 Penanganan Fisioterapi pada Osteo Arthritis ( OA ) lutut..................................4 Penanganan Fisioterapi pada scoliosis.............................................................5 Penanganan Fisioterapi pada Bell’s Palsy.........................................................6 Penanganan Fisioterapi pada Frozen Shoulder ...............................................7 Penanganan Fisioterapi pada Low Back Pain (LBP).........................................9 Penanganaan Fisioterapi pada Cervical Roods Sindrome (CRS).................... 10 Penanganaan Fisioterapi dengan Terapi Latihan ............................................11 Penggunaan Sort Wave Diathermi ( SWD ) .....................................................12 Penggunaan Micro Wave Diathermi ( MWD ) ..................................................13 Penggunaan Ultra Sound Diathermi ( USD ).................................................... 14 Penggunaan Infra Red ( IR )............................................................................ 15 Penggunaan Laser Berkekuatan Rendah.........................................................16 Penggunaan TENS ( Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation )..................18 Penggunaan Electrical Stimulation ( ES )........................................................ 20 Penggunaan Static By Cycle.............................................................................22



22



STANDARD OPERATING PROCEDURE FISIOTERAPI



-



23



2016 Kata Pengantar Untuk meningkatkan pelayanan rehabilitasi medik diperlukan suatu ketentuan standart demi memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien yang memerlukannya. Untuk itu telah tersusun buku pedoman Standart Operasional Prosedur Fisioterapi yang dapat dipertanggung jawabkan. Kemampuan teknologi informasi serta era globalisasi tidak hanya meningkatkan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang bermutu dan bertanggung-jawab tetapi kesadaran hukum masyarakat pun makin meningkat pula, sehingga para petugas harus memberikan pelayanan yang professional dan terstandart agar terlindung dari tuntutan hukum yang tidak wajar. Pelayanan yang bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan akan bisa dilaksanakan dan di evaluasi diperlukan tools berupa guideline pedoman seperti pedoman standart pelayanan Standart Operasional Prosedur, standart profesi, etika profesi, indikator klinik dll. Pedoman atau standart tersebut akan membimbing para tenaga pelayanan tetap bekerja dalam rambu – rambu profesional, sehingga hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu akan terpenuhi.



24



Buku ini untuk tahap awal berisi kasus – kasus yang banyak ditemukan dimasyarakat dan khususnya di Rumkital dr Ramelan. Penatalaksanaan tiap kasus mengunakan teknologi yang bisa diterapkan sehingga buku ini dapat di jadikan acuan oleh semua petugas Fisioterapi dalam melaksanakan pelayanan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini. Akhir kata kami menyadari buku ini jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan semua pihak untuk kesempurnaan buku ini sangat kami harapkan.



i



25