Sri Andini - 17406241033 - Laporan KKL 3 - Museum Perundingan Linggarjati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN INDIVIDU KULIAH KERJA LAPANGAN III “MUSEUM PERUNDINGAN LINGGARJATI” Dosen Pembimbing: Dr. Aman, M.Pd. Laporan ini disusun guna memenuhi Mata Kuliah Kerja Lapangan III



Disusun oleh : Sri Andini NIM. 17406241033 Pendidikan Sejarah 2017B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2021



i



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan taufik dan hidayahNya kepada penulis dalam menyusun laporan Kuliah Kerja Lapangan III ini, sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Kuliah Kerja Lapangan III. Meskipun pelaksanaan KKL III pada kesempatan kali ini tidak dapat terjun langsung ke lapangan akibat adanya pandemi COVID-19, akan tetapi tidak mengurangi rasa ingin tahu penulis untuk mengetahui berbagai tempat yang berkaitan dengan sejarah kemerdekaan melalui studi literatur dan mengumpulkan informasi dari berbagi sumber internet maupun jurnal. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya yang disebabkan keterbatasan wawasan, pemahaman dan kemampuan. Maka diharapkan kepada semua pihak untuk kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan laporan ini. Demikian  pengantar



yang



dapat penulis sampaikan,



kurang



lebihnya penulis mohon maaf, akhir kata penulis ucapkan terimakasih.



Yogyakarta, Januari 2021 Penulis,



ii



dan



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah.....................................................................................2 C. Tujuan.........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3 A. Sejarah dan Latar Belakang Pembangunan Museum Perundingan Linggarjati..................................................................................................3 B. Perkembangan Museum Perundingan Linggarjati................................6 C. Fasilitas dan Koleksi Museum Perundingan Linggarjati......................8 BAB III PENUTUP................................................................................................10 Kesimpulan.................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11 LAMPIRAN...........................................................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Museum berasal dari bahasa Yunani yaitu “museion” yang memiliki arti sebuah bangunan tempat suci untuk memuja sembilan Dewi Seni dan Ilmu Pengetahuan. Hal ini dikarenakan museum pada mulanya muncul dan berkembang pertama kali di Eropa. Namun, seiring berkembangnya jaman, museum dikenal sebagai sebuah tempat yang dikelola oleh suatu lembaga, bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mmebutuhkan pengetahuan dan pengembangannya, terbuka untuk umum dengan cara memperoleh, merawat, menerbitkan atau memamerkan benda-benda koleksinya untuk keperluan belajar, pendidikan, penelitian dan wisata.1 Museum merupakan tempat untuk pengembangan budaya dan pelestarian peradaban manusia. Artinya, museum tidak hanya bergerak di bidang budaya, tetapi juga dapat bergerak di bidang ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya. Selain itu, museum juga merupakan sarana dengan peranan strategis terhadap penguatan identitas masyarakat termasuk masyarakat di lingkungan sekitarnya. Pada masa sekarang, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat, dan mengkomunikasikan berdasarkan penelitian dari benda-benda yang merupakan bukti konkret dari proses pengembangan kebudayaan. Di museum, masyarakat



dapat



berekreasi



sambil



mendapatkan



informasi



mengenai



pengetahuan dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan manusia dan lingkungan.2 Di Indonesia, terdapat berbagai jenis museum yang tersebar di setiap wilayah. Salah satunya adalah Museum Perundingan Linggarjati yang berlokasi di Jalan Linggasana No.74, Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten 1



Yuni Sri Wahyuni, Yuk Kunjungi Museum, Semarang : ALPRIN, 2008, halaman 2-3.



2



Suraya dan Muhammad Sholeh, E-Museum sebagai Media Memperkenalkan Cagar Budaya di



Kalangan Masyarakat, Yogyakarta : Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, halaman 3.



1



Kuningan, Jawa Barat. Museum ini merupakan bangunan yang menjadi saksi perjuangan secara diplomatik para pendiri negara dalam upaya untuk mencapai kemerdekaan. Di dalam laporan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sejarah dan perkembangan dari Museum Perundingan Linggarjati. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah dan latar belakang pembangunan Museum Perundingan Linggarjati? 2. Bagaimana perkembangan dari Museum Perundingan Linggarjati? 3. Bagaimana fasilitas dan koleksi Museum Perundingan Linggarjati? C. Tujuan 1. Mengetahui sejarah dan latar belakang pembangunan Museum Perundingan Linggarjati. 2. Mengetahui perkembangan dari Museum Perundingan Linggarjati. 3. Mengetahui fasilitas dan koleksi Museum Perundingan Linggarjati.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah & Latar Belakang Pembangunan Museum Perundingan Linggarjati



Gambar Peristiwa Perundingan Linggarjati Sumber : ikpni.or.id Dalam upaya untuk dapat mencapai suatu kemerdekaan, berbagai upaya dilakukan oleh bangsa Indonesia, salah satunya dengan melakukan diplomasi. Setelah sebelumnya banyak terjadi konflik dan insiden pertempuran antara para pejuang Indonesia dengan pasukan Sekutu-Belanda, jalur diplomasi akhirnya dipilih untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang cinta kedamaian. Diplomasi memiliki peran yang sangat penting, ketika suatu negara sedang mengalami konflik seperti peperangan. Dengan adanya jalan diplomasi maka dapat menekan jatuhnya korban jiwa dan dapat mengahkhiri negara-negara yang sedang berseteru tanpa harus menimbulkan banyak kerugian fisik maupun materi.3



3



Abdul Majid, Skripsi : Perjuangan Jalur Diplomasi : Sejarah Perundingan Linggarjati (1946-



1949), Bandung : Fakultas Adab dan Humaniora, Sejarah dan Peradaban Islam, 2019, halaman 2.



3



Salah satu cara perjuangan dengan jalur diplomasi adalah melakukan perjanjian atau perundingan. Berbagai perundingan telah dilakukan oleh pihak Indonesia dan pihak Belanda salah satunya adalah Perudingan Linggarjati. Perundingan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya peristiwa perlawanan yang masih dilakukan bangsa Indonesia kepada Belanda akibat konflik yang masih terus terjadi pasca kemerdekaan Indonesia. Perjuangan jalur diplomasi diawali dengan diselenggarakannya perundingan di Jakarta yang kemudian dilanjutkan di Hooge Value, Belanda pada bulan April 1946. Perundingan ini dilakukan untuk melanjutkan perundingan sebelumnya di Jakarta yang belum tuntas. Namun perundingan ini juga tidak mencapai kata sepakat dikarenakan masing-masing pihak tetap teguh pada pendirian masing-masing. Akibat dari perundingan yang dilakukan di Hooge Value mengalami deadlock atau tidak dapat mencapai kata sepakat, maka perundingan ini dianggap hanya sebagai perundingan pendahuluan saja, dimana masih aka nada perundingan-perundingan selanjutnya. Untuk melanjutkan perundingan, maka dipilih salah satu rumah milik warga Belanda di desa Linggajati, Kuningan Jawa Barat sebagai tempat untuk melangsungkan pertemuan lanjutan. Pertemuan lanjutan ini dihadiri oleh beberapa juru runding dari Indonesia, Belanda dan Inggris pada tanggal 10 November 1946. Delegasi dari kedua belah pihak yang mewakili Indonesia, Belanda dan Inggris sebagai penengah diantaranya; Inggris sebagai pihak penengah diwakili oleh Lord Killearn, Indonesia diwakili oleh Soetan Sjahrir (Ketua) Muhammad Roem, Dr.A.K Gani dan Mr. Susanto Tirtoprojo, S.H, Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn (Ketua), Van Pool dan De Boer. Terdapat juga beberapa saksi atau tamu yang hadir dalam pertemuan tersebut seperti, Amir Syarifudin, dr. Leimena, dr. Sudarsono, Ali Budiharjo, Presiden Sukarno dan Hatta.4



4



Yunita Endra Megiati dkk, Peran Soetan Sjahrir dalam Perundingan Linggajati 1947, Visioner :



Jurnal Penelitian Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2020, halaman 271 (265-274).



4



Perundingan Linggarjati akhirnya dapat ditandatangani secara sah dan resmi tepatnya pada tanggal 25 Maret 1947. Adapun isi dari Perundingan Linggarjati adalah sebagai berikut:5 1. Pengakuan status de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatera oleh Belanda. 2. Pembentukan negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat (RIS). 3. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala negara. 4. Pembentukan RIS dan Uni Indonesia-Belanda sebelum 1 Januari 1949. Pasca terjadinya Perundingan Linggarjati, hubungan antara IndonesiaBelanda justru semakin memburuk. Hal tersebut diawali dari perselisihan Indonesia dan Belanda akibat perbedaan penafsiran terhadap hasil Perundingan Linggarjati. Belanda cenderung menempatkan Indonesia sebagai negara persekmakmuran dengan Belanda sebagai negara induk. Sebaliknya, pihak Indonesia tetap teguh mempertahankan kedaulatannya untuk terlepas dari Belanda.6 Perundingan Linggarjati ternyata dilanggar oleh pihak Belanda. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jenderal H.J. Van Mook menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian Linggarjati. Pihak Belanda juga melancarkan serangan ke wilayah Republik Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947. Serangan yang dilakukan pihak Belanda ini dikenal dengan sebutan Agresi Militer Belanda I.7 Tindakan Belanda melakukan agresi terhadap Indonesia telah 5



Tarjani,



Sejarah



Perundingan



Linggarjati



dan



Gedung



Linggarjati,



tersedia



di



http://pintar.jatengprov.go.id/uploads/users/tarjani/materi/SD_SEJARAH_GEDUNG_LINGGARJATI __DAN_PERUNDINGAN_LINGGARJATI_2014-1003/SEJARAH_GEDUNG_LINGGARJATI__DAN_PERUNDINGAN_LINGGARJATI.pdf , diakses pada 27 Januari 2021, pukul 23.56 WIB. 6



David Nurul Kharisma, Kota Malang pada Masa Agresi Militer Belanda I Tahun 1947,



AVATARA, Volume 4, Nomor 3, Oktober 2016, halaman 943 (942-956). 7



Irfandi Cahyanto, E-Jurnal : Upaya Pasukan Sub-Wehrkreise 106 Kulonprogo dalam



Pertempuran Mempertahankan Jembatan Bantar Sentolo 1948-1949, Yogyakarta : FIS, Pendidikan Sejarah, 2017.



5



menimbulkan macam-macam kritik di dalam PBB. Tindakan ini juga merupakan bentuk pelanggaran Belanda terhadap hasil kesepakatan dalam Perundingan Linggarjati. B. Perkembangan Museum Perundingan Linggarjati Sebelum menjadi sebuah museum yang memiliki nilai kesejarahan mengenai peristiwa Perundingan Linggarjati seperti sekaran ini, gedung ini memiliki riwayat yang cukup panjang dari tahun ke tahun yaitu sebagai berikut: 8 1. Tahun 1918 gedung ini adalah sebuah gubuk kecil milik seorang penduduk bernama Ibu Jasitem 2. Tahun 1921 gubuk ini berpindah tangan kepada seseorang berdarah Belanda yaitu Tersana yang kemudian dibangung menjadi sebuah bangunan yang lebih permanen. 3. Tahun 1930 bangunan ini kembali berpindah tangan kepada seseorang yang juga berdarah Belanda yang kemudian dijadikan rumah tinggal Mr. Jacobus (Koos) Van Johannes. 4. Tahun 1935 rumah ini disewa oleh Theo Huitker untuk dijadikan Hotel Rustoord. 5. Tahun 1942 bangunan yang semula bernama Hotel Rustoord berpindah ke tangan Jepang dan berganti menjadi Hotel Hokayryokan. 6. Tahun 1945 Indonesia telah berhasil memproklamasikan kemerdekaan, Hotel Rustoord pun berubah nama menjadi Hotel Merdeka 7. Tahun 1946 dijadikan tempat perundingan antara Indonesia-Belanda yaitu Perundingan Linggarjati sehingga bengunan inipun dinamakan Gedung Perundingan Linggarjati. 8



Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Museum Konferensi Linggarjati, tersedia di



https://kemlu.go.id/portal/id/read/57/tentang_kami/museum-konferensi-linggarjati#:~:text=Isi %20pokok%20yang%20dicapai%20dari,salah%20satu%20negara%20bagiannya%20adalah pada 27 Januari 2021, pukul 23.35 WIB.



6



diakses



8. Tahun 1948-1950 Belanda melancarkan agresi militernya, gedung inipun dijadikan markas oleh Belanda. 9. Tahun 1950-1975 gedung ini dijadikan sebagai Sekolah Dasar Negeri Linggarjati. 10. Tahun 1975 dilakukan pembuatan bangunan SDN Linggarjati. 11. Tahun 1976 pemerintah menyerahkan gedung ini kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan sebagai museum memorial. Kemudian,



Gedung



Perundingan



Linggajati



ditetapkan



sebagai



bangunan cagar budaya yang dilindungi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Saat ini Gedung Perundingan yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Pemerintah Daerah Kuningan. Saat ini, apabila kita mengunjungi gedung ini, pada bagian belakang gedung kita kan melihat terdapat halaman luas yang dihiasi dengan pepohonan rindang dan tangga menuju ke bawah. Di area ini, terdapat monumen yang bertuliskan isi pokok hasil Perundingan Linggarjati. Selain itu, terdapat pula batu hitam dengan ukiran lima pilar masyarakat Indonesia yang dibangun di atas monumen. Kelima pilar tersebut antara lain, petani, pemuka agama, wanita, tentara, dan pemuda yang saling berangkulan. Hal ini sebagai wujud kekuatan utama bangsa Indonesia yang teguh membela kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi. 9 C. Fasilitas dan Koleksi Museum Perjanjian Linggarjati



9



Indonesia Kaya, Museum Linggarjati, Gedung Bersejarah Perjuangan Diplomatik Indonesia,



tersedia



di



https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/museum-linggarjati-gedung-



bersejarah-perjuangan-diplomatik-indonesia diakses pada 27 Januari 2021, pukul 18.21 WIB.



7



Gambar Gedung Perundingan Linggarjati Sumber : museumindonesia.com Gedung Naskah Linggarjati saat ini berfungsi sebagai museum yang terawat dengan baik. Gedung ini dimiliki oleh Negara dan dikelola oleh Dinas Kebudayaan



dan



Pariwisata



Kabupaten



Kuningan



tetap



dipertahankan



keasliannya dan telah mengalami dua kali pemugaran. Gedung Naskah Linggarjati mulai dipugar sekitar tahun 1977-1978 hingga 1979-1980 oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan. Pemugaran ini melalui Proyek Sasana Budaya Jawa Barat dibawah pengawasan teknis Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Pada tahun anggaran 1994-1995 juga dilakukan rehabilitasi oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.10 Benda-benda koleksi yang terdapat di dalam Museum Perundingan Linggarjati merupakan sumber belajar sejarah yang menyediakan informasi 10



Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya, Gedung Naskah Linggarjati, tersedia di



https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2015121500011/gedung-naskahlinggajati diakses pada 28 Januari 2021, pukul 00.006 WIB.



8



konkrit khususnya yang berkaitan mengenai perjuangan bangsa Indonesia sejak masa proklamasi kemerdekaan sampai lahirnya masa Orde Baru di Indonesia.11 Saat ini, pengelolaan Gedung Perundingan Linggarjati ini berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Gedung ini memiliki benda koleksi dengan jumlah 48 dan juga pemandu yang berjulah 13 orang.12 Pada ruang Perundingan Linggarjati terdapat beberapa barang seperti perabot replika yang cukup membantu pengunjung mendapatkan gambaran suasana pada masa itu. Terdapat juga sejumlah foto dokumentasi seputar perundingan yang menghiasi dinding Ruang Perundingan Linggarjati seperti foto wartawan mancanegara mengetik naskah berita di pagar tangga kediaman Bung Sjahrir di Linggasana. Menurut keterangan pemandu gedung, foto-foto tersebut diperoleh dari Kedutaan Belanda. Mengenai fasilitas, di gedung ini tersedia toilet dan area parkir untuk pengunjung. Fasilitas yang lainnya adalah dengan adanya replika yang menunjukkan benda-benda yang ada pada ma perundingan lingarjati dilaksanakan. Meskipun hanya replika, namun banyak sekali pengunjung yang merasa berada pada zaman ketika perjanjian tersebut sedang berlangsung. Replika dibuat semirip mungkin dengan yang asli.13 BAB III PENUTUP 11



Aminatul Fitriah, Skripsi : Pemanfaatan Gedung Perundingan Linggarjari sebagai Sumber



Sejarah pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Beber Tahun Ajaran 2015-2016, Semarang : FIS, Pendidikan Sejarah, 2016, halaman 6. 12



Wanjat Kastolani dkk, Pengaruh Interprestasi terhadap Kepuasan Wisatawan Berkunjung di



Museum Nasional Gedung Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan, Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, Volume 12, Nomor , April 2016, halaman 17 (13-23). 13



Faizal Zulkarnain, Gedung Perundingan Linggarjati, Situs Bersejarah yang Menyimpan



Banyak Kenangan, tersedia di https://www.tempatwisata.pro/wisata/Gedung-Perundingan-Linggarjati , diakses pada 28 Januari 2021, pukul 00.18 WIB.



9



Kesimpulan Perundingan Linggarjati dilatarbelakangi oleh banyaknya peristiwa perlawanan yang masih dilakukan bangsa Indonesia kepada Belanda akibat konflik yang masih terus terjadi pasca kemerdekaan Indonesia. Perjuangan jalur diplomasi diawali dengan diselenggarakannya perundingan di Jakarta yang kemudian dilanjutkan di Hooge Value, Belanda pada bulan April 1946. Perundingan ini dilakukan untuk melanjutkan perundingan sebelumnya di Jakarta yang belum tuntas. Namun perundingan ini juga tidak mencapai kata sepakat dikarenakan masing-masing pihak tetap teguh pada pendirian masing-masing. Maka dilakukanlah perundingan lanjutan yang dinamakan Perundingan Linggarjati karena dilakukan di daerah Linggarjati. Sebelum menjadi sebuah museum yang memiliki nilai kesejarahan mengenai peristiwa Perundingan Linggarjati seperti sekaran ini, gedung ini memiliki riwayat yang cukup panjang dari tahun ke tahun. Kemudian, Gedung Perundingan Linggajati ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Saat ini Gedung Perundingan yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Pemerintah Daerah Kuningan. Gedung Naskah Linggarjati saat ini berfungsi sebagai museum yang terawat dengan baik. Gedung ini dimiliki oleh Negara dan dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan tetap dipertahankan keasliannya dan telah mengalami dua kali pemugaran. Benda-benda koleksi yang terdapat di dalam Museum Perundingan Linggarjati merupakan sumber belajar sejarah yang menyediakan informasi konkrit khususnya yang berkaitan mengenai perjuangan bangsa Indonesia sejak masa proklamasi kemerdekaan sampai lahirnya masa Orde Baru di Indonesia



10



DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid.2019.Perjuangan Jalur Diplomasi : Sejarah Perundingan Linggarjati (1946-1949). Skripsi Prodi Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung. Aminatul Fitriah.2016. Skripsi : Pemanfaatan Gedung Perundingan Linggarjari sebagai Sumber Sejarah pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Beber Tahun Ajaran 2015-2016S. Skripsi Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNNES. David Nurul Kharisma.2016. Kota Malang pada Masa Agresi Militer Belanda I Tahun 1947. AVATARA. Volume 4, Nomor 3. Oktober 2016. Halaman 942956. Faizal Zulkarnain. Gedung Perundingan Linggarjati, Situs Bersejarah yang Menyimpan Banyak Kenangan, tersedia di https://www.tempatwisata.pro/wisata/Gedung-Perundingan-Linggarjati , diakses pada 28 Januari 2021, pukul 00.18 WIB. Indonesia Kaya. Museum Linggarjati, Gedung Bersejarah Perjuangan Diplomatik Indonesia, tersedia di https://www.indonesiakaya.com/jelajahindonesia/detail/museum-linggarjati-gedung-bersejarah-perjuangandiplomatik-indonesia diakses pada 27 Januari 2021, pukul 18.21 WIB. Irfandi Cahyanto.2017. E-Jurnal : Upaya Pasukan Sub-Wehrkreise 106 Kulonprogo dalam Pertempuran Mempertahankan Jembatan Bantar Sentolo 1948-1949. E-Jurnal Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNY. Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. Museum Konferensi Linggarjati, tersedia di https://kemlu.go.id/portal/id/read/57/tentang_kami/museumkonferensi-linggarjati#:~:text=Isi%20pokok%20yang%20dicapai %20dari,salah%20satu%20negara%20bagiannya%20adalah diakses pada 27 Januari 2021, pukul 23.35 WIB. Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. Gedung Naskah Linggarjati, tersedia di https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO201512150001 1/gedung-naskah-linggajati diakses pada 28 Januari 2021, pukul 00.006 WIB. Suraya dan Muhammad Sholeh.2014. E-Museum sebagai Media Memperkenalkan Cagar Budaya di Kalangan Masyarakat. Yogyakarta : Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Tarjani. Sejarah Perundingan Linggarjati dan Gedung Linggarjati, tersedia di http://pintar.jatengprov.go.id/uploads/users/tarjani/materi/SD_SEJARAH_GE DUNG_LINGGARJATI__DAN_PERUNDINGAN_LINGGARJATI_201410-



11



03/SEJARAH_GEDUNG_LINGGARJATI__DAN_PERUNDINGAN_LING GARJATI.pdf , diakses pada 27 Januari 2021, pukul 23.56 WIB. Wanjat Kastolani dkk.2016. Pengaruh Interprestasi terhadap Kepuasan Wisatawan Berkunjung di Museum Nasional Gedung Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure. Volume 12, Nomor. April 2016. Halaman 13-23. Yuni Sri Wahyuni.2008. Yuk Kunjungi Museum. Semarang : ALPRIN. Yunita Endra Megiati dkk.2020. Peran Soetan Sjahrir dalam Perundingan Linggajati 1947. Visioner : Jurnal Penelitian Komunikasi. Volume 2, Nomor 1.Desember 2020. Halaman 265-274.



12



LAMPIRAN



Bagian Depan Gedung Perundingan Linggarjati Sumber : aroengbinang.com



Replika Jalannya Perundingan Linggarjati Sumber : Jejakpiknik.com



Ruang Perundingan Linggarjati Sumber : jabar.tribunnews.com



13