18 0 730 KB
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
KATA PENGANTAR
Standar Pelayanan Medis (SPM) sebagai suatu patokan diperlukan seorang dokter untuk melakukan pelayanan/tindakan, khususnya juga untuk seorang spesialis Orthopaedi dan Traumatologi. Dalam era perkembangan sosial dan hukum yang berkembang cepat di negara kita dewasa ini, maka semakin terasa pentingnya SPM sebagai suatu sarana perlindungan profesi. SPM Orthopaedi dan Traumatologi ini disusun berpedoman pada Buku Standar Pelayanan Medis Perhimpunan Ahli Bedah Orthopaedi Indonesia (SPM PABOI) edisi II yang disusun oleh Tim Penyusun Standar Pelayanan Medis PABOI yang diketuai oleh Dr. Dohar AL Tobing, SpOT. Buku ini terdiri dari dua Bab, yaitu Bab pertama meliputi Orthopaedi Umum dan Bab dua mengenai Orthopaedi Regional yang menguraikan hampir mencakup seluruh kasus-kasus Orthopaedi yang dijumpai dalam praktek sehari-hari. Dengan berpedoman pada buku ini diharapkan kita dapat bekerja lebih profesional dan dapat menghindari kemungkinan adanya tuntutan dari masyarakat atau pihak lain. Semoga Buku Standar Pelayanan Medis (SPM) Orthopaedi dan Traumatologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
2
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
PENGERTIAN 1. ICD
:
International Statistical Classification on Disease and Problem, 10th revision. 2. Diagnosis : Kriteria klinis untuk menegakkan diagnosis. 3. Diagnosis banding : Penyakit yang mempunyai gejala/tanda yang menyerupai penyakit di atas. 4. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis klinis yang telah ditegakkan serta menyingkirkan diagnosis banding. 5. Pelaku : Dokter yang berwenang menangani penyakit tersebut di atas. 6. Konsultasi : Konsultasi kepada sub-spesialistik bedah lain ataupun disiplin spesialisasi lain yang berhubungan/turut berperan dalam menegakkan diagnosis dan dalam penanganan penyakit tersebut di atas maupun penyakit penyerta dan komplikasinya. 7. Perawatan RS : Ditentukan jenis perawatannya : rawat jalan atau rawat inap, segera atau biasa, perawatan intensif atau perawatan biasa dan perkiraan lamanya perawatan. 8. Terapi : Ditentukan tujuannya, cara terapi. 9. Penyulit : Keadaan/penyakit yang mungkin timbul akibat penyakit tersebut di atas ataupun akibat tindakan yang dilakukan. 10. Prognosis : Perkiraan perjalanan penyakit dalam hal: keselamatan jiwa (qua ad vitam), kesembuhan (qua ad sanationam) dan kemungkinan penderita bisa bekerja/beraktifitas seperti sebelum sakit (qua ad functionam). 11. Informed consent : Memberikan keterangan tentang penyakit dan rencana tindakan yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. 12. Masa pemulihan : Masa istirahat di luar RS yang diperlukan sampai penderita dapat beraktifitas kembali. 13. Output : Keadaan penderita saat setelah tindakan ataupun perawatan (sembuh, membaik, cacat). 14. Patologi anatomi : Hasil pemeriksaan patologi anatomi yang dilakukan sesuai dengan indikasi. 15. Otopsi : Perlu dilakukan atau tidak, untuk menentukan sebab kematian. 16. Catatan medik : Hal-hal yang perlu dicatat sebagai arsip/keterangan selama penderita dalam perawatan.
3
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
A. ORTHOPAEDI UMUM
1.
FRAKTUR DAN CEDERA SENDI 4
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR (PATAH TULANG) Definisi : Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan dan lempeng pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka untuk keadaan sebaliknya. Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelum fraktur sudah menderita/patologis. Kriteria Diagnosis : Adanya riwayat trauma yang adekuat (bukan fraktur patologis). Karena fraktur merupakan akibat dari trauma maka perlu diperiksa kemungkinan cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain yang segera mengancam nyawa(Primary Survey ATLS/ Advanced Trauma Life Support). Pada status generalis diperiksa apakah pasien mengalami syok atau perdarahan, trauma pada kepala, medulla spinalis atau organ visera serta ditentukan apakah ada faktor yang menyebabkan fraktur mudah terjadi. Pada status lokalis (secondary survey) diperiksa adanya tanda-tanda fraktur secara sistematis (look, feel, move) seperti bengkak, luka pada kulit (fraktur terbuka atau tertutup), deformitas, nyeri tekan, kondisi neurovaskular distal, adanya gerakan abnormal pada daerah yang diduga fraktur. Diagnosis Banding : Terutama pada fraktur yang dekat dengan sendi; fraktur dislokasi atau fraktur dan dislokasi. Pemeriksaan Penunjang : Foto polos/ Rontgen untuk menentukan diagnosis pasti dan penting untuk perencanaan penatalaksanaan. Pada pemeriksaan radiologi tentukan lokasi tulang yang fraktur, bagiannya, ekstensi ke sendi, jenis garis fraktur. Dibuat minimal dengan dua proyeksi (AP dan lateral). Mencakup dua sendi (distal dan proksimal). Pada pasien anak dibuat juga foto Rontgen dari sisi yang sehat (untuk perbandingan). Pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi, penggunaan zat kontras, CT-scan, MRI, radio isotope scanning, USG, dll. Pemeriksaan laboratorium : darah dan urin. Perawatan RS : Dapat dilakukan di RS tipe A,B,C, sesuai kondisi pasien, kemampuan dokter dan sarana yang ada. Pelaku : Residen Bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi dan Traumatologi. Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi. Konsultasi : Bila diperlukan dapat dilakukan konsultasi dengan spesialis lainnya (bedah thoraks, bedah digestif, bedah anak, bedah vaskular, bedah plastik, bedah urologi, bedah saraf, rehabilitasi medik, dll). Penatalaksanaan / terapi : Tujuan : Menyelamatkan penderita dari bahaya yang mengancam jiwa pasien akibat dari trauma yang dialami. Mendapatkan penyambungan tulang dengan kedudukan yang dapat diterima (memenuhi syarat, mendapatkan kembali fungsi anggota gerak yang cedera). Penanganan secara umum : tindakan penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS (Advanced Trauma Life Support).
5
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penanganan terhadap frakturnya : pada pertolongan pertama, dilakukan pemasangan bidai pada anggota gerak yang diduga patah/dislokasi untuk mengurangi pergerakan antar fragmen tulang sehingga dapat mengurangi nyeri, perdarahan dan menghindari kerusakan jaringan lebih lanjut serta memudahkan transportasi. Pada prinsipnya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (4 R) Recognition (diagnosis klinis dan keadaan sosial pasien). Reduction (bila terjadi pergeseran fragmen, dapat dilakukan secara terbuka maupun tertutup). Retention (mempertahankan kedudukan hasil reduksi, dapat bersifat internal ataupun eksternal). Rehabilitation (anggota gerak bawah penting untuk mobilisasi dan untuk anggota gerak atas, ketrampilan lebih dipentingkan). Pada patah tulang terbuka perlu tindakan debridemen dan disertai dengan pemberian antibiotika profilaksis. Penyulit : Dapat timbul secara sistemik maupun pada lokal anggota gerak yang cedera. Penyulit yang timbul segera : syok, perdarahan/cedera vaskular, cedera saraf, cedera organ, dll. Penyulit yang timbul kemudian : infeksi, kekakuan sendi, atrofi otot. Prognosis : Dubia (tergantung bagian tulang yang fraktur, penanganan yang dipilih serta adanya penyulit). Informed consent : Mutlak diperlukan agar pasien/keluarga mengerti tentang keadaan penyakit pasien, rencana tindakan yang akan dilakukan, penyulit yang mungkin timbul serta prognosisnya. Masa pemulihan : Adalah waktu yang diperlukan untuk pemulihan keadaan pasien sehingga dapat kembali beraktifitas seperti semula secara fungsional (impairment, disability, handicapped). Umumnya berkisar antara 3 bulan sampai dengan 1 tahun. Output : Sembuh, dimana pasien dapat kembali mengerjakan kegiatannya sehari-hari. Cacat bila terdapat penurunan fungsi dari anggota gerak yang cedera sehingga pasien tidak dapat mengerjakan kembali aktifitasnya seperti sebelum ia mengalami cedera. Patologi anatomi : Pemeriksaan ini dilakukan bila ada kecurigaan adanya fraktur patologis. Otopsi : Dilakukan bila diperlukan misalnya bila sebab kematian tidak jelas ataupun untuk kepentingan pembuatan visum et repertum. Catatan medik : Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow-up, penelitian. Dicatat identitas pasien secara jelas dan lengkap, diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan saat pasien pulang dari rumah sakit dan resume medis.
FRAKTUR TERBUKA
6
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Definisi : Terjadinya fraktur yang disertai dengan terdapatnya luka sehingga terjadi hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar. Luka dapat terjadi akibat trauma dari luar atau dari dalam. Diagnosis : Riwayat trauma, luka dan luasnya permukaan, deformitas, nyeri tekan, edema, fungsio laesa. Diagnosis banding : Dislokasi + luka. Pemeriksaan penunjang : Foto Rontgen; minimal 2 proyeksi (AP dan lateral, aksial, tangensial). Pelaku : - residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopaedi dan traumatologi. - spesialis orthopaedi dan traumatologi. Konsultasi : - bila ada cedera lain yang menyertai (neurovaskular, dll); bedah vaskular, bedah digestif, bedah plastik, dll - bila diperlukan untuk menentukan toleransi operasi (penyakit dalam, neurologi, dll) Perawatan RS : Bila tidak ada komplikasi, dirawat selama 3 hari. Terapi : Antibiotika profilaksis sefalosporin generasi 3 untuk fraktur terbuka tipe I dan II, + aminoglikosid untuk fraktur tipe IIIA, + aminoglikosid + penisilin untuk fraktur tipe IIIB dan IIIC, atau sefalosporin generasi IV. Anti tetanus profilaksis. Debridemen dan dilanjutkan dengan reposisi dan pemasangan fiksasi interna atau fiksasi eksterna. Fiksasi interna untuk kasus fraktur terbuka tipe I dan II. Fiksasi eksterna untuk kasus fraktur terbuka tipe III. Pelaksanaan : Tempat Pembiusan
: kamar operasi : umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen bila dilakukan fiksasi interna, jenis implant tergantung tipe dan lokasi fraktur Set fiksasi eskterna, bila dilakukan fiksasi eksterna. Penyulit : - Dini - Lambat
: perdarahan, cedera pembuluh darah/syaraf atau organ lain. : infeksi, kaku sendi, atrofi otot
Prognosis : Dubia (sesuai tipe fraktur terbuka) Informed consent : perlu dibuat (mengenai vitalitas, rencana fiksasi dan kemungkinan tindakan amputasi).
7
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan : Bervariasi, 3 bulan (union fraktur secara klinis), atau lebih bila terjadi penyulit. Output : Bagian yang cedera dapat berfungsi kembali. Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik : Identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka, fraktur dan gerakan sendi pada saat pulang dan penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
DISLOKASI AKROMIO CLAVICULAR ICD – 10 : S 43.1
8
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, edema, fungsio laesa
Diagnosis banding : - fraktur klavikula - fraktur kaput humerus Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen glenohumeral AP. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - berobat jalan bila terapi konservatif - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi
Terapi Operatif Konservatif
: : reposisi dan fiksasi interna. : imobilisasi dengan menggunakan arm-sling.
Pelaksanaan : Tempat Pembiusan
: kamar operasi : umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen, jenis implant tergantung tipe dislokasi Penyulit
:-
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: satu bulan (kerja ringan), 3 bulan (kerja berat)
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: keadaan pendertia sebelum, selama dan setelah penatalaksanaan wajib diisi, beserta resume saat KRS (keluar rumah sakit).
FRAKTUR KLAVIKULA ICD – 10 : S 42.0
9
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis : Riwayat trauma, hematoma, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi bahu dan selalu evaluasi neurovaskular distal. Pada trauma kelahiran perhatikan adanya pseudoparalisis (DD/ Erb’s, Klumpke, pleksus brakhialis palsy pre/post ganglioner) Diagnosis banding : - dislokasi sterno-klavikularis - dislokasi akromio-klavikularis - dislokasi sendi bahu Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen; klavikula proyeksi AP. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, untuk penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: spesialis Bedah Vaskular (bila terjadi cedera vaskular)
Perawatan RS : - berobat jalan bila terapi konservatif dengan pemasangan verban ransel - bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi Terapi : konservatif; imobilisasi dengan menggunakan verban ransel/figure of eight bandage atau arm sling/mitella. operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna; dilakukan bila fraktur terbuka, disertai cedera neurovascular, diperlukan reposisi anatomis, dan pada kasus malunion atau non-union . Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : konservatif operatif : operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw, intramedullary pin, TBW (tension band wiring), tergantung tipe dan lokasi fraktur. Penyulit
: - cedera pembuluh darah - cedera pleksus brachialis - cedera thoraks/ paru
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: satu bulan (kerja ringan), tiga bulan (kerja berat).
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
10
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang dan resume medis.
FRAKTUR SKAPULA ICD – 10 : S 42.1
11
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis : Riwayat trauma tumpul langsung pada darah bahu, nyeri daerah bahu dan skapula. Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - foto Rontgen, skapula AP dan aksial (tangensial) - CT scan, bila fraktur intraartikular Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS : - berobat jalan bila terapi konservatif - bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3-5 hari kecuali bila ada komplikasi Terapi : konservatif; pada fraktur kolum skapula atau korpus skapularis, cukup imobilisasi dengan menggunakan sling atau shoulder immobilizer. Operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna pada displaced fraktur fossa glenoidalis Pelaksanaan : Tempat
Pembiusan
: konservatif operatif : operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw atau wiring, tergantung tipe fraktur. Penyulit
: Cedera pembuluh darah, cedera pleksus brachialis
Prognosis
: fraktur undisplaced : fungsi baik Fraktur displaced : fungsi dubia
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 – 2 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang dan resume medis
DISLOKASI BAHU (ANTERIOR) ICD – 10 : S 43.0
12
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis : Riwayat trauma, nyeri, tonjolan pada bagian depan bahu, posisi lengan abduksi-eksorotasi, kontur bahu menghilang, nyeri tekan, gangguan gerak sendi bahu. Diagnosis banding : - dislokasi akromio-klavikularis - fraktur klavikula - fraktur kolumna humeri - fraktur humerus proksimal Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, sendi bahu AP dan aksial. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - berobat jalan bila terapi konservatif, atau dirawat 1 hari - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi
Terapi : konservatif; reposisi tertutup dengan manuver kocher, dilakukan dalam anestesi umum, kemudian imobilisasi dengan verban Velpeau atau collar cuff selama 3 minggu. operatif; reposisi terbuka pada kasus neglected. Bristow Procedure dilakukan pada dislokasi anterior bahu rekurens. Pelaksanaan : Tempat Pembiusan
: di kamar operasi : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: K-wiring. Penyulit
: - cedera pembuluh darah - cedera pleksus brakhialis - cedera dada - lesi bankart - lesi button hole
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dilengkapi.
Masa pemulihan
: satu bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi Catatan medik
: tidak diperlukan. : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang dan resume medis
13
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR PROKSIMAL HUMERUS ICD – 10 : S 42.2
14
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, edema, fungsio laesa,
Diagnosis banding : dislokasi kaput humerus Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen humerus proyeksi AP/ lateral Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - berobat jalan bila terapi konservatif - operatif, dirawat maksimal selama 7 hari
Terapi : Konservatif : reposisi tertutup dan imobilisasi menggunakan U-slab cast atau arm-sling. Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pelaksanaan : Tempat
Pembiusan
: konservatif operatif : konservatif operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw atau crossed K-wiring atau tension band wiring (TBW), tergantung tipe fraktur. Penyulit
:-
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 - 3 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, dan resume medis
FRAKTUR KOLLUM HUMERI ICD – 10 : S 42.2 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, edema, fungsio laesa
15
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis banding : - dislokasi bahu anterior - fraktur klavikula - dislokasi akromio-klavikularis Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, sendi bahu AP dan lateral Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, untuk penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - nonoperatif: berobat jalan - operatif, maksimal selama 3 hari
Terapi : konservatif; imobilisasi dengan menggunakan U-slab cast dan atau arm-sling. operatif: o reposisi terbuka dan fiksasi interna. o Reposisi tertutup dan percutaneous pinning (syarat: harus tersedia fluoroskopi/Carm). Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : konservatif operatif : operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw atau crossed K-wiring atau tension band wiring (TBW), tergantung tipe fraktur. Penyulit
: kaku sendi
Prognosis
: dubia ad functionam
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 bulan
Output
: ROM bebas bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang dan resume medis.
FRAKTUR BATANG HUMERUS ICD – 10 : S 42.3 Diagnosis :
16
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Riwayat trauma, nyeri, hematoma, nyeri tekan, edema, fungsio laesa, luka, deformitas, bengkak, paresis n. radialis. Diagnosis banding : tidak ada. Pemeriksaan penunjang : Foto Rontgen, humerus AP dan lateral. Pelaku : - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Konsultasi : diperlukan bila ada indikasi (rehabilitasi medik) Perawatan RS : - operatif maksimal selama 7 hari - konservatif : berobat jalan Terapi : konservatif; reposisi dan imobilisasi dengan U-slab cast. Operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : konservatif operatif : operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw atau intramedullary (IM) nail, tergantung tipe fraktur. Penyulit
: cedera n. radialis.
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat, terutama kemungkinan cedera n. radialis.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik : Identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka dan n. radialis pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS ICD – 10 : S 42.4 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi siku.
17
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis banding : - dislokasi sendi siku - fraktur kondiler humerus - fraktur olekranon - fraktur kaput radii - pulled elbow Pemeriksaan penunjang
: foto Rontgen, cubiti proyeksi AP (ekstensi) dan lateral (fleksi) termasuk sisi normal untuk perbandingan.
Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi (rehabilitasi medik)
Perawatan RS
: - konservatif: berobat jalan - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali ada komplikasi
Terapi : Non operatif :reposisi tertutup, kalau mungkin dengan panduan C-arm dan imobilisasi dengan long arm cast/ slab. operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : konservatif operatif : konservatif operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal atau bius umum : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Kirschner wire (cross-wiring) Penyulit
: - cedera pembuluh darah - cedera n. medianus - iskemi Volkmann, kontraktur - miositis ossifikans - malunion
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: satu bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu control dan keperluannya dan resume medis
18
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DISLOKASI SIKU POSTERIOR ICD – 10 : S 53.1 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, gangguan gerak sendi siku.
19
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis banding : - fraktur kondiler humeri - fraktur olekranon - fraktur kaput radii Pemeriksaan penunjang : Foto Rontgen, cubiti proyeksi AP dan lateral termasuk sisi normal untuk perbandingan. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi (rehabiltasi medik)
Perawatan RS
: dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : konservatif; reposisi tertutup dan imobilisasi dengan back-slab dalam posisi fleksi. operatif; reposisi terbuka pada kasus neglected, dan fiksasi dengan implan. Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : konservatif dan operatif : konservatif dan operatif
: di kamar operasi : pembiusan umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Kirschner wire. Penyulit
: - cedera pembuluh darah - cedera n. medianus atau n. ulnaris - kekakuan sendi
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 – 2 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis
FRAKTUR OLEKRANON ICD – 10 : S 52.1 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak ekstensi aktif sendi siku.
20
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis banding : - dislokasi sendi siku - fraktur suprakondiler humeri - fraktur Monteggia Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen siku proyeksi AP dan lateral Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif. - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi (rehabilitasi medik)
Perawatan RS
: - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi - konservatif: berobat jalan.
Terapi : konservatif; bila undisplaced pada fleksi siku. Dilakukan imobilisasi dengan arm sling atau gips spalk. operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna. Implan yang digunakan: TBW (tension band wire) atau plate & screw. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: tension band wiring (TBW) atau plate & screw, tergantung tipe fraktur. Penyulit
: - cedera n. ulnaris
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR ANTEBRACHII (RADIUS DAN ULNA) ICD – 10 : T 10 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, oedema, fungsio laesa, deformitas
Diagnosis banding : -
21
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen antebrakhii proyeksi AP dan lateral Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 7 hari kecuali bila ada komplikasi. - non operatif: berobat jalan
Terapi : Operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna. Non operatif; reposisi tertutup dipandu C-arm, imobilisasi dengan balutan gips sirkuler (long arm cast). Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw, intramedullary (IM) wiring. Penyulit
: gangguan gerakan pronasi-supinasi, cedera saraf dan atau pembuluh darah.
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR MONTEGGIA ICD – 10 : S 52.0 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, oedema, fungsio laesa, deformitas.
Diagnosis banding : - dislokasi radio humeral - dislokasi sendi siku - fraktur radius proksimal
22
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pemeriksaan penunjang : Foto Rontgen, antebrakhii proyeksi AP dan lateral (mencakup sendi siku serta sampai pergelangan tangan); berupa fraktur ulna proksimal disertai dislokasi sendi radio-ulna proksimal dan sendi radio kapitelar. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - berobat jalan bila terapi konservatif. - bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna pada ulna, reposisi sendi radio humeral dan imobilisasi dengan gips spalk posisi fleksi dan supinasi konservatif; reposisi tertutup dan imobilisasi long arm cast (prognosis buruk). Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw. Penyulit
: gangguan gerakan pronasi-supinasi.
Prognosis
: baik (operatif), buruk (konservatif)
Informed consent
: wajib dilengkapi.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis
23
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR ULNA ICD – 10 : S 52.0 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, oedema, fungsio laesa, deformitas.
Diagnosis banding : fraktur radius Pemeriksaan penunjang :
24
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Foto Rontgen, antebrakhii proyeksi AP dan lateral Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - operatif, dirawat maksimal selama 7 hari. - non operatif: berobat jalan
Terapi : operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna. konservatif; dengan atau tanpa reposisi tertutup dan imobilisasi long arm cast. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw. Penyulit
: gangguan gerakan pronasi-supinasi.
Prognosis
: baik
Informed consent
: wajib dilengkapi.
Masa pemulihan
: 1 - 3 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis
FRAKTUR GALEAZZI ICD – 10 : S 52.3 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan.
Diagnosis banding : dislokasi radio-ulnar distal Pemeriksaan penunjang :
25
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Foto Rontgen, antebrakhii proyeksi AP dan lateral (mencakup sendi siku sampai pergelangan tangan); berupa fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radio-ulnar distal. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi. - non operatif: rawat jalan
Terapi : operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna pada radius, reposisi sendi radio-ulnar distal dan fiksasi. Non operatif; reposisi tertutup dan imobilisasi long arm cast (prognosis buruk). Pelaksanaan : Tempat
Pembiusan
: - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw dan Kirschner wire. Penyulit
: gangguan gerakan pronasi-supinasi.
Prognosis
: baik (operatif), buruk (konservatif)
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis
FRAKTUR STYLOID RADIUS (CHAUFFEUR’S FRACTURE) ICD – 10 : S 52.5 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan.
Diagnosis banding : dislokasi sendi radio-ulnar distal Pemeriksaan penunjang :
26
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Foto Rontgen pergelangan tangan proyeksi AP dan lateral Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi. - non operatif: rawat jalan
Terapi : Non operatif; reposisi tertutup + sugar tong splint dengan posisi flexi volar 20o dan ulnar deviasi. Operatif: reposisi terbuka dan fiksasi cross pinning + short arm cast selama 3 -4 minggu. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Kirschner wire. Penyulit
: lesi nervus medianus, malunion
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 4-6 minggu
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis
FRAKTUR COLLES ICD – 10 : S 52.5 Diagnosis : Riwayat trauma dengan pergelangan tangan posisi ekstensi, hematoma, nyeri, deformitas “dinner fork”, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan. Diagnosis banding : Fraktur Smith, Fraktur Barton Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen antebrakhii distal AP dan lateral
27
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : rawat jalan - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif; reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gips (balutan sirkuler atau slab). operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw, Kirschner wire. Penyulit
: - cedera pembuluh darah, - cedera nervus medianus, - distropi reflex simpatik, - cedera TFCC.
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR SMITH ICD – 10 : S 52.5 Diagnosis : Riwayat trauma dengan pergelangan tangan posisi fleksi, hematoma, nyeri, “garden spade deformity”, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan. Diagnosis banding : Fraktur Colles, Fraktur Barton Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen antebrakhii AP dan lateral
28
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - non operatif :berobat jalan - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif; reposisi, traksi, ekstensi dari pergelangan tangan dan imobilisasi dengan gips sirkuler atau slab. operatif; reposisi terbuka dan fiksasi internal. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw, Kirschner wire. Penyulit
: cedera pembuluh darah, cedera nervus medianus, distropi reflex simpatik, cedera TFCC.
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR BARTON (Fraktur subluksasi carpus) ICD – 10 : S 52.5 Diagnosis : Riwayat trauma, edema, bengkak di distal radius fraktur dengan angulasi ke volar (true Barton’s injury), nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan. Diagnosis banding : Fraktur Colles, Fraktur Smith Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen antebrakhii distal AP dan lateral
29
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : berobat jalan - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif; reposisi traksi, imobilisasi menggunakan gips sirkuler Operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
dengan
pergelangan
tangan ekstensi
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw, Kirschner wire. Penyulit
: redisplacement cedera nervus medianus, carpal instability, osteoarthritis sekunder .
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR SKAFOID ICD – 10 : S 62.0 Diagnosis
: riwayat trauma nyeri, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen pergelangan tangan distal AP, lateral dan scaphoid view
30
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : berobat jalan - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif; thumb spica cast selama 6 - 8 minggu operatif; reposisi terbuka dan fiksasi interna Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: screw, Kirschner wire. Penyulit
: osteonekrosis, delayed union
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 -2 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR LUNATUM ICD – 10 : S 62.1 Diagnosis microtrauma
:
riwayat
trauma,
hiperekstensi
pergelangan
tangan,
repetitive
(Kienbock’s disease). Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen manus proyeksi AP dan oblique Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada
31
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : poliklinis - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif : non displaced, cast selama 6 minggu Operatif : displaced, reposisi terbuka dan fiksasi interna Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: screw, Kirschner wire. Penyulit
:-
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: tangan diistirahatkan
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR KARPALIA ICD – 10 : S 62.1 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan.
Diagnosis banding : dislokasi sendi interfalang Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen manus proyeksi AP dan oblique (mencakup sendi pergelangan tangan) Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada
32
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : berobat jalan - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif : reposisi tertutup dan imobilisasi dengan fore slab dalam posisi lumbrikal Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi internal. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Kirschner wire atau mini plate & screws Penyulit
: osteonekrosis, delayed union
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 4 - 6 minggu
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
INSTABILITAS KARPALIA ICD – 10 : Diagnosis
: riwayat trauma, jatuh posisi tangan dorsofleksi, sprain.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen manus proyeksi AP dan oblique Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
33
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : berobat jalan - operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Operatif: o Closed reduction :dengan panduan C-arm, posisi netral, fiksasi K-wire, dan imobilisasi dengan plaster slab o Open reduction : diikuti fiksasi internal dengan screw atau K wire Non operatif: reposisi tertutup dan imobilisasi dengan plaster slab. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Kirschner wire atau screw. Penyulit
:-
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: tangan diistirahatkan
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR BASIS METAKARPAL ICD – 10 : S 62.3 Diagnosis
: riwayat trauma, jatuh posisi tangan menahan, berkelahi.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen manus proyeksi AP dan oblique. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
34
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
: tak perlu
Terapi
: Splinting dengan volar slab dari forearm ke finger joint
Penyulit
:-
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 minggu
Output
: tangan diistirahatkan selama 3 minggu kemudian diikuti latihan
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR FALANGS ICD – 10 : S 62.8 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi jari-jari tangan.
Diagnosis banding : - dislokasi sendi interfalang. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, manus proyeksi AP dan oblique (mencakup sendi pergelangan tangan). Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
35
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Konsultasi
: diperlukan bila ada indikasi (rehabilitasi medik)
Perawatan RS
: - non operatif : berobat jalan - operatif : dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif: reposisi tertutup dan imobilisasi dengan neighbouring splint/ fore slab dengan posisi lumbrikal. Operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Kirschner wire, mini plate & screws. Penyulit
: ruptur tendon.
Prognosis
: dubia.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 bulan, perlu dilakukan fisioterapi.
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
TRAUMATIK AMPUTASI ICD – 10 Diagnosis : Riwayat trauma, jam kejadian, perdarahan, terpotong total atau masih ada bagian yang intak yang jelas perfusi perifer tidak ada cedera tajam atau tumpul Diagnosa anatomis : Traumatik amputasi humerus Traumatik amputasi antebrachii Traumatik amputasi wrist Traumatik amputasi manus Traumatik amputasi phalang Pemeriksaan Penunjang
ICD 10 S 48 ICD 10 S 58 ICD 10 S 68 ICD 10 S 68 ICD 10 S 68.8
: darah lengkap, foto Rontgen level amputasi
36
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaku
: Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsulen Hand
Konsultasi
: Bila diperlukan pada disiplin ilmu terkait
Perawatan Rumah Sakit : - Pertolongan pertama - Rawat perdarahan pada stump amputasi dengan bebat tekan, jangan lakukan ligasi vascular atau tornikuet - rawat amputate dengan dicuci di air yang mengalir, dikeringkan dan dibungkus dengan plastik kedap air. Kemudian direndam dalam air es - rujuk ke rumah sakit dengan fasilitas bedah mikro Terapi : Operasi emergensi yaitu: Antibiotik profilaksis dan anti tetanus Operatif replantasi: o Debridemen dan identifikasi neurovaskular o Fiksasi tulang o Repair tendon o Repair saraf o Repair vena dan arteri Fasiotomi profilaksis Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal.
Bahan/Material : Perlengkapan instrumen Bedah Mikro Set instrumen operasi Orthopaedi Benang khusus untuk repair tendon, saraf dan pembuluh darah Set Implant/pen: plate & screw. Penyulit
: trombosis vena maupun arteri, nekrosis
Prognosis
: tergantung mekanisme trauma, lama waktu iskemik
Informed Consent
: wajib dilengkapi
Masa pemulihan
: untuk viabilitas Untuk fungsional
Output Patologi anatomi Otopsi Catatan Medik
: pemulihan fungsi dan bisa kembali bekerja : tidak diperlukan : tidak diperlukan : keadaan penderita sebelum , selama, dan setelah penatalaksanaan wajib diisi beserta resume saat keluar rumah sakit
3-5 hari 6-9 bulan
37
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DISLOKASI SENDI PANGGUL ICD – 10 : S 73.0 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, deformitas, fungsio laesa, gangguan gerak sendi panggul
Diagnosis banding : - fraktur kollum femur, - fraktur trokanter femur Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, pelvis proyeksi AP dan aksial. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
38
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
: - non operatif : 2 minggu - operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi Non operatif Operatif
: : reposisi tertutup dan imobilisasi traksi kulit : reposisi terbuka pada kasus neglected, dan fiksasi interna bila ada indikasi.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Kirschner wire. Penyulit
: lesi n. ischiadicus Lesi n. femoralis Dekubitus Nekrosis avaskuler Osteoarthritis pasca trauma
Prognosis
: dubia.
Informed consent
: perlu dibuat terutama kemungkinan cedera n. ischiadicus.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR KOLLUM FEMORIS ICD – 10 : S 72.0 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri tekan, deformitas, edema fungsio laesa, luka, gangguan gerak sendi panggul
Diagnosis banding : - dislokasi panggul - fraktur trokanter femur Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, pelvis proyeksi AP dan aksial. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
39
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
: - non operatif : 2 minggu - operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif: reposisi tertutup dan imobilisasi traksi kulit sampai nyeri berkurang Operatif : o hemiarthroplasti untuk pasien usia lanjut, o fiksasi interna untuk pasien usia muda, atau o bipolar hemiarthroplasti pada pasien usia muda dengan resiko nekrosis avakuler. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: Austin Moore prothesis, Bipolar hip prothesis, multiple cannulated screws, multiple screws. Penyulit
: dekubitus nekrosis avaskuler pneumonia
Prognosis
: dubia.
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis.
Otopsi Catatan medik
: tidak diperlukan. : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
40
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR TROKHANTER FEMUR ICD – 10 : S 72.1 Diagnosis
: riwayat trauma, hematom, nyeri tekan, deformitas, edema fungsio laesa, gangguan gerak sendi panggul
Diagnosis banding : - dislokasi panggul - fraktur kollum femoris - fraktur proksimal femur Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, pelvis proyeksi AP dan aksial. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
41
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
: - non operatif : 2 bulan - operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali bila ada komplikasi.
Terapi : Non operatif: reposisi tertutup dan traksi skeletal atau kulit. Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pada pasien usia lanjut bila ada indikasi bisa dilakukan hemiarthroplasti. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screw, Dynamic Hip Screw, Austin Moore prosthesis straight stem. Penyulit
: deformitas varus (coxa vara)
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR INTERTROKANTER FEMUR ICD – 10 : S 72.1 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri tekan, deformitas, edema fungsio laesa, gangguan gerak sendi panggul
Diagnosis banding : - dislokasi panggul - fraktur kollum femoris Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, pelvis proyeksi AP dan aksial. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: rehabilitasi medik untuk mobilisasi
Perawatan RS
: - non operatif : 2 minggu
42
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali bila ada komplikasi. Terapi : Non operatif: reposisi tertutup dan traksi skeletal atau kulit sampai nyeri berkurang Operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna, Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws, Dynamic Hip Screw atau Intramedullary hip screw Penyulit
: Dekubitus Pneumonia Failure of fixation Non union, malunion
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR SUBTROKANTER FEMUR ICD – 10 : S 72.1 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri tekan, deformitas, edema fungsio laesa, gangguan gerak sendi panggul
Diagnosis banding : - dislokasi panggul - fraktur kollum femoris - fraktur intertrokanter femur Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, femur proyeksi AP dan aksial, pelvis proyeksi AP Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : 2 minggu
43
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali bila ada komplikasi. Terapi : Non operatif : traksi skeletal sampai nyeri berkurang dilanjutkan dengan spica casting atau cast bracing Operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna, Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws, Dynamic Hip Screw atau 95 degree condylar blade plate, interlocking nailing. Penyulit
: Dekubitus Pneumonia Loss of fixation Non union
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis.
Otopsi Catatan medik
: tidak diperlukan. : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
44
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR BATANG FEMUR ICD – 10 : S 72.3 Diagnosis
: riwayat trauma, deformitas, nyeri tekan, edema, fungsio laesa, luka, gangguan gerak sendi panggul dan lutut
Diagnosis banding : - dislokasi panggul. - fraktur trokhanter femur. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, femur proyeksi AP dan aksial, pelvis proyeksi AP Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : 2 bulan - operatif : selama 7 hari
45
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Terapi : Non operatif: reposisi tertutup dan balanced skeletal traction sampai terjadi clinical union, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan gips hemispika. Operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws, intramedullary Kuntcher nail, interlocking nailing Penyulit
: syok perdarahan, sindrom kompartemen, cedera pembuluh darah, cedera ligamen
Prognosis
: dubia (buruk pada terapi konservatif, baik pada terapi operatif)
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 - 6 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR KONDILER FEMUR ICD – 10 : S 72.9 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, hematoma, nyeri, edema, fungsio laesa, luka, deformitas, nyeri tekan, gangguan gerak sendi lutut.
Diagnosis banding : - dislokasi sendi lutut. - fraktur patella - fraktur plateau tibia. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, femur distal proyeksi AP dan lateral. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan atas indikasi.
Perawatan RS
: - non operatif : 2 bulan
46
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- operatif : selama 7 hari Terapi : Nonoperatif: pemasangan traksi skeletal sampai terjadi clinical union kemudian dilanjutkan dengan pemasangan gips. operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: condylar buttress plate & screws, condylar blade plate & screws, DCS (dynamic condylar screw) Penyulit
: - cedera pembuluh darah. - cedera ligament. - sindroma kompartemen.
Prognosis
: dubia.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
47
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR PATELLA ICD – 10 : S 82.0 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, hemarthrosis, edema, fungsio laesa
Diagnosis banding : - dislokasi patella. - fraktur kondiler femur - fraktur plateau tibia. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, genu proyeksi AP dan lateral. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : rawat jalan - operatif : dirawat selama 7 hari
48
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Terapi : Non operatif: koker gips atau cylinder cast (pada fraktur undisplaced), atau balutan Robert Jones. Bila ada indikasi, sebelumnya dilakukan aspirasi hemarthrosis. Operatif: o reposisi terbuka dan fiksasi interna dengan tension band wiring dan atau cerclage, bisa dikombinasi dengan pemasangan screw atau K-wire, tergantung tipe fraktur. o patelektomi parsial atau total pada fraktur yang sangat kominutif. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : tanpa pembiusan : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: tension band wiring set, cerclage wire, screws, K-wire. Penyulit
:-
Prognosis
: baik.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: lingkup gerak lutut mencapai normal.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
49
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
RUPTUR TENDON PATELLA ICD – 10 : Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri, hemarthrosis, edema, fungsio laesa, patella teraba lebih tinggi dibanding patella yang normal
Diagnosis banding : - dislokasi patella. - fraktur kondiler femur - fraktur plateau tibia. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, genu proyeksi AP dan lateral. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : rawat jalan
50
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- operatif : dirawat selama 7 hari Terapi : Non operatif: koker gips atau cylinder cast (pada fraktur undisplaced), atau balutan Robert Jones (prognosis jelek). Bila ada indikasi, sebelumnya dilakukan aspirasi hemarthrosis. Operatif: dilakukan repair tendon secara primer, dan bila perlu dilakukan augmentasi dengan pemasangan tension band wire (figure of eight) dari patella sampai tuberositas tibia Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : tanpa pembiusan : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: benang monofilamen non-absorbable minimal 1 - 3 , tension band wiring set. Penyulit
:-
Prognosis
: baik (pada terapi operatif).
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: lingkup gerak lutut mencapai normal.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
51
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
RUPTUR LIGAMENTUM KRUSIATUM ICD – 10 : S 93.2 Diagnosis
: riwayat trauma, biasanya karena berhenti mendadak, nyeri sangat saat diperiksa, oedema, fungsio laesa,
Diagnosis banding : fraktur femur distal, fraktur tiba plateu Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen lutut proyeksi AP dan lateral, foto stress valgus dan varus. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : rawat jalan - operatif : maksimal selama 7 hari
52
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Terapi : Non operatif: balutan Robert Jones atau pemasangan gips dengan weight bearing Operatif: rekonstruksi ligamentum secara arthroskopik. Bila fasilitas arthroskopi tak tersedia atau tak lengkap, dilakukan rekonstruksi terbuka. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set arthroskopi Set instrumen operasi Orthopaedi Set rekonstruksi ACL Penyulit
: Adhesi Osifikasi ligamen Instabilitas
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 3 - 6 bulan
Output
: tidak terdapat instabilitas lutut dan lingkup gerak lutut mencapai normal
Patologi anatomi
: tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
53
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR PLATEAU TIBIA ICD – 10 : S 82.1 Diagnosis
: riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri tekan dan pada pergerakan sendi lutut, edema, fungsio laesa, luka.
Diagnosis banding : - dislokasi genu. - fraktur kondiler femur - fraktur patella. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, sendi lutut proyeksi AP dan lateral. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : rawat jalan
54
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- operatif : selama 3 hari Terapi : Non operatif: reposisi tertutup dan imobilisasi cylinder cast (pada fraktur undisplaced). Bila ada indikasi, sebelumnya dilakukan aspirasi hemarthrosis. Operatif: reposisi terbuka dan fiksasi interna.. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws. Penyulit
: - sindroma kompartemen - ruptur ligamen - robek meniskus
Prognosis
: dubia.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan tanpa nyeri dengan lingkup gerak sendi normal.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
55
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DISLOKASI SENDI LUTUT ICD – 10 : M 24.4 Diagnosis
: riwayat trauma, nyeri daerah lutut, bengkak, deformitas, gangguan gerak sendi lutut
Diagnosis banding : - fraktur femur distal - fraktur kruris proksimal Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen genu proyeksi AP dan lateral. Arteriografi harus dilakukan bila terdapat keraguan sirkulasi ke distal. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - operatif (darurat dan elektif) : dirawat maksimal selama 7 hari
56
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
kecuali bila ada komplikasi. - non operatif : maksimal 3 hari (observasi vaskularisasi) Terapi : Darurat : operatif o Reposisi tertutup + imobilisasi fleksi 150 dengan back slab. Bila dalam beberapa hari bengkak menurun, diganti dengan long leg cast. o Reposisi terbuka dilakukan bila gagal reposisi tertutup, terdapat luka terbuka atau gangguan vaskuler yang memerlukan eksplorasi, kemudian diikuti dengan imobilisasi o Bila setelah reposisi sendi tetap tidak stabil dapat dipasang eksternal fiksator anterior Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: external fixator. Penyulit
: Cedera vaskuler: ruptur atau obstruksi a. poplitea Sindroma kompartemen
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 12 minggu
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
57
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
RUPTUR MENISKUS ICD – 10 : S 83.2 Diagnosis : Umumnya pasien usia muda, riwayat trauma dengan puntiran pada lutut, bengkak, dan nyeri umumnya sisi medial lutut saat berlutut, gangguan gerak sendi lutut seperti mengunci Diagnosis banding : - fraktur femur distal - fraktur kruris proksimal Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen genu AP dan lateral MRI. Arthroskopi Arthrogram Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
58
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif : rawat jalan - operatif: dirawat maksimal selama 5 hari
Terapi : - Non operatif: balutan Robert Jones. - Operatif: o Menisektomi o Repair meniskus (secara terbuka atau arthroskopik) Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set repair meniskus Penyulit
: Osteoarthritis
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 6 minggu
Patologi anatomi
: tidak diperlukan,
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR TIBIAL SPINE dan EMINENSIA INTERKONDILER ICD – 10 : S 82.1 Diagnosis
: riwayat trauma, bengkak dan nyeri daerah lutut, deformitas, gangguan gerak sendi lutut, hemarthrosis.
Diagnosis banding : - fraktur femur distal - fraktur kruris proksimal - ruptur ligamen sendi lutut Pemeriksaan penunjang : Foto Rontgen genu AP dan lateral MRI. CT Scan Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
59
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
: - non operatif : rawat jalan - operatif: dirawat maksimal selama 5 hari
Terapi : Stabil/ undisplaced : reposisi dan long leg cast selama 6 minggu. Bila ada indikasi, sebelumnya dilakukan aspirasi hemarthrosis. Displaced : reposisi terbuka dan fiksasi interna Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: screws. Penyulit
: Cedera vaskuler Sindroma kompartemen Ruptur ligamen krusiatum dan kolateral Osteoarthritis
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 12 minggu
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
60
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR BATANG TIBIA ICD – 10 : S 82.2 Diagnosis
: riwayat trauma, hematoma, nyeri tekan, edema, deformitas, fungsio laesa, luka.
Diagnosis banding : tidak ada. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen kruris proyeksi AP dan lateral. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: - berobat jalan bila terapi konservatif. - bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 7 hari
Terapi : Non operatif : reposisi tertutup dan imobilisasi long leg cast.
61
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna.
Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws atau intramedullary nail Penyulit
: sindroma kompartemen
Prognosis
: baik.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: dapat berjalan bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR PILON TIBIA ICD – 10 : T 12 Diagnosis
: riwayat trauma, bengkak pada daerah pergelangan kaki, nyeri tekan, gangguan gerak sendi.
Diagnosis banding : fraktur ankle. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen kruris distal + ankle proyeksi AP dan lateral. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi.
Perawatan RS
: - non operatif: rawat maksimal 5 hari. - operatif : maksimal 10 hari
Terapi : non operatif
: imobilisasi dengan back slab.
62
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna. Bila terdapat edema yang ekstensif pada kulit dan jaringan lunak sekitar ankle, operasi ditunda sampai edema berkurang dan terdapat gambaran wrinkle sign dari kulit, dan selama penundaan dipasang traksi skeletal pada kalkaneus.
Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws, K-wire. Penyulit
: - cedera pembuluh darah - gangguan penyembuhan luka operasi
Prognosis
: qua ad vitam : dubia ad bonam qua ad functionam : dubia qua ad sanationam : baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1 - 3 bulan
Output
: dapat sembuh bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
63
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR ANKLE (PERGELANGAN KAKI) ICD – 10 : S 82.8 Diagnosis
: Riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri tekan dan pada pergerakan sendi pergelangan kaki, edema, deformitas, fungsio laesa, luka.
Diagnosis banding : Fraktur tibia distal Fraktur kalkanea Fraktur pilon tibia Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen AP/lateral/ Mortise ankle dan proyeksi AP/oblique kaki. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif: rawat jalan - operatif : maksimal 7 hari
64
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Terapi : Non operatif : reposisi tertutup dan gips sepatu, atau back slab bila edema. Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna. Implan yang digunakan: plate & screw atau tension band wire Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws, tension band wire set. Penyulit
: Interposisi periosteum Ruptur ligamen
Prognosis
: dubia ad functionum
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FRAKTUR TALUS ICD – 10 : S 92.1 Diagnosis
: riwayat trauma, hematoma, nyeri tekan, nyeri saat berdiri, edema, fungsio laesa
Diagnosis banding : Fraktur ankle Fraktur tibia distal Fraktur kalkanea Fraktur pilon tibia Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen AP dan lateral/ Mortise ankle dan proyeksi AP/ oblique kaki; foto canale view Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif: rawat jalan - operatif : maksimal 5 hari
65
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Terapi : Non operatif : pemasangan short leg cast (pada fraktur nondisplaced) selama 8-12 minggu, non weight bearing. Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: screws. Penyulit
: Infeksi Osteonekrosis Post traumatik arthritis
Prognosis
: dubia ad functionum
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi Catatan medik
: tidak diperlukan. : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
66
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR KALKANEUS ICD – 10 : S 92.0 Diagnosis
: riwayat trauma dengan mekanisme axial loading dan twisting forces, nyeri tekan dan nyeri saat berdiri, edema, fungsio laesa
Diagnosis banding : Fraktur ankle Fraktur tibia distal Fraktur talus Fraktur pilon tibia Pemeriksaan penunjang: Foto kalkaneus lateral dan axial view Broden view Transvers view Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif: rawat jalan
67
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- operatif
: maksimal 5 hari
Terapi : Non operatif : pemasangan short leg cast selama 4-6 minggu dengan non weight bearing. Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna. Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: plate & screws, K-wire Penyulit
: dehisensi luka, osteomielitis, OA pasca trauma, nyeri kronis
Prognosis
: dubia ad functionum
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
68
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR METATARSAL ICD – 10 : S 92.3 Diagnosis
: riwayat trauma, stress fracture, nyeri, edema, fungsio laesa
Diagnosis banding : Fraktur midtarsal (Chopart joint) Fraktur tarsometatarsal (Lisfranc joint) Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen pedis AP dan lateral Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif: rawat jalan - operatif : maksimal 3 hari
Terapi : Non operatif : pemasangan short leg walking cast selama 2-4 minggu.
69
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna, dipasang selama 6 minggu
Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: K-wire, mini plate & screws. Penyulit
: luka yang luas, degloving wound
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
FRAKTUR MIDTARSALIA (CHOPART’S FRACTURE) ICD – 10 : S 92.3 Diagnosis
: riwayat trauma, bengkak dan nyeri daerah kaki, deformitas, gangguan gerak sendi ankle dan kaki
Diagnosis banding : fraktur ankle Fraktur kalkaneus dan talus Fraktur pedis Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen pedis AP dan lateral, dan 30° oblique Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif: rawat jalan - operatif : maksimal 5 hari
Terapi
:
70
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Non operatif : pada fraktur non displaced dengan balutan gips bawah lutut atau back slab Operatif : pada fraktur displaced dengan reposisi terbuka dan fiksasi interna
Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: K-wires. Penyulit
: Non union Arthritis pasca trauma Sindroma kompartemen
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
FRAKTUR TARSOMETATARSAL (LISFRANC’S FRACTURE) ICD – 10 : S 92.3 Diagnosis
: riwayat trauma, bengkak dan nyeri daerah kaki, deformitas, gangguan gerak sendi ankle dan kaki
Diagnosis banding : fraktur ankle Fraktur kalkaneus dan talus Fraktur pedis Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen pedis AP dan lateral, dan 30° oblique Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - non operatif: rawat jalan - operatif : maksimal 5 hari
Terapi : Non operatif
: bila stabil dengan balutan gips bawah lutut.
71
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Operatif
Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: pada fraktur displaced, dilakukan reposisi terbuka dan fiksasi interna : : - konservatif - operatif : - konservatif - operatif
: di ruang tindakan : di kamar operasi : bius lokal : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set Implant/pen: K-wires. Penyulit
: Non union Arthritis pasca trauma Sindroma kompartemen
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
KOLUMNA VERTEBRALIS FRAKTUR VERTEBRA SERVIKAL ICD – 10 : S 12 Diagnosis : riwayat trauma kepala atau muka dengan nyeri daerah leher tanpa atau dengan gangguan neurologis pada ekstremitas dan fungsi saraf otonom. Diagnosis banding : whiplash injury. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, vertebra servikal proyeksi AP, lateral (swimmer’s position), AP (open mouth), CT-scan, MRI dilakukan bila keadaan umum memungkinkan. Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi.
Perawatan RS
: - rawat inap segera dengan kesiapan perawatan intensif.
Terapi : bila cedera < 8 jam dapat diberi terapi metilprednisolon sesuai dengan metode NASCIS II atau III
72
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
konservatif: dengan pemasangan traksi glisson, traksi crutchfield atau gardner bila diperlukan reposisi, atau dengan hard collar brace bila hanya untuk imobilisasi. Operatif: fiksasi interna dengan implant plate & screw atau wire.
Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif : di ruang tindakan - operatif : di kamar operasi Pasca operasi tersedia ICU dengan ventilator. : - konservatif : bius lokal - operatif : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi, Spine instrumentation set. Set Implant/pen: plate & screws, wires. Penyulit
: - paralisis otot-otot pernafasan - paralisis ekstremitas atas dan bawah dan saraf otonom
Prognosis
: tergantung pada berat ringannya cedera neurologis
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: > 6 bulan
Output
: preservasi fungsi neurologis semaksimal mungkin.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan pada saat pulang, penentuan waktu kontrol.
73
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
FRAKTUR VERTEBRA THORAKOLUMBAL ICD – 10 : S 22.0 Diagnosis : riwayat trauma, nyeri daerah thorakal, thorakolumbal atau lumbal tanpa atau dengan gangguan neurologis pada ekstremitas bawah dan fungsi saraf otonom. Diagnosis banding : tidak ada. Pemeriksaan penunjang : - foto Rontgen, vertebra thorakal atau thorakolumbal proyeksi AP dan lateral - CT-scan - MSCT Scan - MRI Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila ada indikasi.
Perawatan RS
: diperlukan rawat inap sampai kondisi memungkinkan untuk rawat jalan.
Terapi : bila cedera < 8 jam dapat diberi terapi metilprednisolon sesuai dengan metode NASCIS II atau III
74
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
konservatif untuk fraktur tipe stabil atau menolak operasi: o tirah baring. o Pemasangan plaster body jacket atau brace Operatif, dengan indikasi: o Fraktur tipe unstable o Canal encrouchment o Defisit neurologis Dilakukan dekompresi dengan pendekatan anterior dan atau posterior disertai dengan instrumentasi untuk stabilisasi.
Pelaksanaan Tempat
Pembiusan
: : - konservatif : di ruang tindakan - operatif : di kamar operasi Pasca operasi bila ada indikasi rawat di ICU : - operatif : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi, Spine instrumentation set. Set Implant/pen: plate & screws, wires. Penyulit : gangguan fungsi neurologis otonom dan atau fungsi neurologis ekstremitas bawah, infeksi saluran kemih, ulkus dekubitus Prognosis
: tergantung pada berat ringannya cedera neurologis
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 – 6 bulan
Output
: preservasi fungsi neurologis semaksimal mungkin.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan pada saat pulang dan follow-up selanjutnya penentuan waktu kontrol.
75
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
76
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
2. CEDERA JARINGAN LUNAK CEDERA PEMBULUH DARAH TEPI ICD – 10 : Diagnosis : riwayat trauma, nyeri dengan hilangnya kontinuitas pembuluh darah (pulsasi distal dari cedera melemah atau menghilang) perifer tertentu. Ekstremitas yang terkena menjadi pucat atau dingin atau sedikit sianotik. Diagnosis banding : cedera otot lokal Sindroma kompartemen Pemeriksaan penunjang : - arteriografi - USG doppler Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsulen Hand
Konsultasi
: spesialis bedah vaskuler
Perawatan RS
: diperlukan
Terapi : Splint dan perbaiki posisi ekstremitas yang fraktur Operasi segera/emergensi bila evaluasi dalam 30 menit tidak ada perbaikan: dilakukan eksplorasi dan repair. Pelaksanaan
:
77
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Tempat Pembiusan
: di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi vaskuler Benang dan jarum atraumatik monofilamen non-absorbable 5-0 dan lebih kecil. Penyulit
: dead limb
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1-3 minggu
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan pada saat pulang dan follow-up selanjutnya penentuan waktu kontrol dan resume medis.
CEDERA SARAF TEPI ICD – 10 : Diagnosis : riwayat trauma dengan kelumpuhan (penurunan kekuatan) kelompok otot yang dipersarafi oleh saraf perifer tertentu. Hilangnya fungsi sensoris daerah perifer tertentu. Rasa tebal atau perubahan rasa raba, atau ketidakmampuan melakukan pergerakan tertentu. Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - nerve blocking - EMG -NCV Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsulen Hand
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: diperlukan bila oleh karena trauma tajam
Terapi
: Operasi segera bila oleh karena trauma tajam, dilakukan eksplorasi dan repair Observasi bila persangkaan neuropraksia atau neurotmesis Transfer tendon Nerve grafting Neurotisasi
78
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Benang dan jarum atraumatik monofilamen non-absorbable 5-0 dan lebih kecil Penyulit
: parese
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3-6 bulan
Output Patologi anatomi
: tergantung dari tipe dan level dari lesi dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi : tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan pada saat pulang dan follow-up selanjutnya penentuan waktu kontrol dan resume medis
RUPTUR TENDON FLEKSOR ICD – 10 : Diagnosis tangan/ jari tangan
: riwayat trauma, vulnus appertum sisi volar, tidak bisa fleksi/ pergelangan
Diagnosis Anatomi : level ruptur tendon fleksor (zona 1-5) Pemeriksaan penunjang : - pemeriksaan laboratorium rutin Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsulen Hand
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: operatif : emergensi
Terapi
: Antibiotik profilaksis dan anti tetanus Debridemen Repair tendon dengan teknik “Modified Kesler” disertai “running suture” pada paratenon Imobilisasi “dynamic splint”.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum
79
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Benang dan jarum atraumatik monofilamen non-absorbable 4-0 dan 5-0 Penyulit
: ruptur ulang pasca repair tendon Fibrosis dan adhesi tendon
Prognosis
: dubia ad functionam
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: Kembali ROM sendi wrist dan sendi IP
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: keadaan penderita sebelum, selama, dan setelah penatalaksanaan wajib diisi beserta resume saat keluar rumah sakit
RUPTUR TENDON EKSTENSOR ICD – 10 : Diagnosis : riwayat trauma, vulnus appertum sisi dorsal, deformitas fleksi, tidak bisa ekstensi/ pergelangan tangan/ jari tangan Diagnosis Anatomi : level ruptur tendon ekstensor (zona 1-7) Pemeriksaan penunjang : - pemeriksaan laboratorium rutin Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsulen Hand
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: operatif : lama perawatan tidak tentu, tergantung ringan beratnya cedera dan komorbiditas lainnya.
Terapi
: Antibiotik profilaksis dan anti tetanus Debridemen Repair tendon dengan teknik matras disertai “running suture” pada paratenon Imobilisasi posisi ekstensi “dynamic splint”.
Pelaksanaan Tempat
: : di kamar operasi
80
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pembiusan
: bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Benang dan jarum atraumatik monofilamen non-absorbable 4-0 dan 5-0 Penyulit
: ruptur ulang pasca repair tendon Fibrosis dan adhesi tendon
Prognosis
: dubia ad functionam
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: Kembali ROM sendi wrist dan sendi IP terutama ekstensi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: keadaan penderita sebelum, selama, dan setelah penatalaksanaan wajib diisi beserta resume saat keluar rumah sakit
81
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
3. INFEKSI ARTHRITIS SEPTIK AKUT ICD – 10 : M00.9 Diagnosis
: pada bayi: tidak khas,rewel, pseudoparalisis, demam. Pada orang dewasa: nyeri pada sendi, terutama bila digerakkan, demam
Diagnosis banding : osteomielitis akut Pemeriksaan penunjang : - laboratorium: lekositosis dan LED meningkat, aspirasi cairan sinovial: lekosit lebih dari 100.000/ml - radiologis: dapat ditemukan subluksasi/dislokasi patologis - aspirasi cairan sendi: kultur dan tes sensitivitas Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi,
Konsultasi
: diperlukan untuk toleransi operasi dalam pembiusan
Perawatan RS
: 3 -4 minggu
Terapi
: Tirah baring dan analgesik Terapi suportif, infus Imobilisasi tungkai yang sakit Antibiotik sistemik Operatif: debridemen dan drainase Bila disertai dengan subluksasi atau dislokasi: dilakukan reduksi terbuka
82
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
: Dini: sepsis, kematian, destruksi tulang rawan sendi, dislokasi patologis, nekrosis avaskuler Lanjut: penyakit sendi degeneratif, dislokasi permanen, fibrous ankylosis, bony ankylosis
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 3 bulan
Output
: dapat sembuh bila diterapi dengan dini
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
OSTEOMIELITIS HEMATOGENIK AKUT (OHA) ICD – 10 : M86.0 Diagnosis
: nyeri yang sangat dan menetap pada daerah dekat ujung tulang dan pasien menjadi segan untuk menggerakkan tungkainya, demam.
Diagnosis banding : demam rematik, selulitis, trauma pada ekstremitas Pemeriksaan penunjang :
Foto rontgen: reactive new bone, destruksi tulang mulai tampak setelah minggu pertama Bone scan MRI laboratorium: lekositosis dan LED meningkat.
Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi,
Konsultasi
: diperlukan untuk toleransi operasi dalam pembiusan
Perawatan RS
: 3 -4 minggu
Terapi
: Tirah baring dan analgesik Terapi suportif, infus Imobilisasi tungkai yang sakit Antibiotik sistemik Bila keadaan klinis tidak membaik secara bermakna setelah 24 jam terapi adekuat, dapat dilakukan tindakan operatif dekompresi dan drainase
83
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
: Dini: sepsis, kematian, abses arthritis septik Lanjut: osteomielitis kronis, fraktur patologis, kontraktur sendi, gangguan pertumbuhan.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 3 bulan
Output
: dapat sembuh bila diterapi dengan dini
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
NECROTIZING FASCITIS ICD – 10 : M72.6 Diagnosis
: riwayat trauma atau operasi, nyeri pada tempat trauma atau luka operasi, teraba krepitasi (emfisema subkutis) Pasien tampak toksik, hiperemi
Diagnosis banding : selulitis Pemeriksaan penunjang : - laboratorium: lekositosis dan LED meningkat, pengecatan gram - foto rontgen pada bagian ekstremitas yang dikeluhkan: dapat Ditemukan gambaran gas pada jaringan lunak - CT scan: menentukan lokasi infeksi, jaringan nekrosis, dan gambaran gas - MRI Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi,
Konsultasi
: diperlukan untuk toleransi operasi dalam pembiusan
Perawatan RS
: 4 minggu
Terapi
: Perbaiki keadaan umum, infus RL, O2 , cegah hipovolemi Antibiotik sistemik: drug of choice adalah Penicillin G atau klindamisin Operatif: dilakukan debridemen dan eksisi jaringan nekrotik Terapi hiperbarik: dilakukan setelah debridemen yang pertama, dalam tiga sesi terapi
84
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Penyulit
: gagal ginjal, syok septik
Prognosis
: buruk
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: mortalitas mencapai 75%
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
TENOSINOVITIS PIOGENIK ICD – 10 : M65 Diagnosis
: nyeri yang sangat pada palmar manus, disertai bengkak dan nyeri pada pergerakan pasif , demam
Diagnosis banding : selulitis, abses Pemeriksaan penunjang : - laboratorium: lekosit dan LED, kultur pus, pengecatan gram Foto rontgen: gambaran soft tissue swelling Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi,
Konsultasi
: diperlukan untuk toleransi operasi dalam pembiusan
Perawatan RS
: 3 minggu
Terapi : imobilisasi Antibiotik sistemik: Tindakan operatif: insisi, evakuasi pus, drainase kontinyu Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi
85
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: kontraktur sendi
Prognosis
: buruk untuk ekstremitas
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 3 minggu
Output
: dapat sembuh dengan resiko terjadi komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
OSTEOMIELITIS KRONIS ICD – 10 : M86.4 Diagnosis sering hilang timbul
: riwayat fraktur terbuka, luka/ fistel yg tidak sembuh-sembuh, bisul yang
Diagnosis banding : tumor (malignancy) Pemeriksaan penunjang : - foto rontgen: terdapat sekuester, involukrum, reaksi periosteal - pemeriksaan laboratorium, kultur dan tes sensitivitas Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi,
Konsultasi
: diperlukan untuk toleransi operasi dalam pembiusan
Perawatan RS
: operatif, maksimal 14 hari
Terapi : - Pemberian antibiotik sesuai kultur, - Operatif: sekuesterektomi, guttering Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Penyulit
: fraktur patologis
86
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Prognosis
: dubia
Informed consent
: dibuat pernyataan. - Bisa kambuh terutama bila kondisi badan buruk/ lemah - Bila delayed union
Masa pemulihan
: 3 bulan (union fraktur)
Output
: bagian yang cedera dapat berfungsi kembali
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
ARTHRITIS TUBERKULOSA ICD – 10 : M01.19 Diagnosis
: umumnya pasien usia anak-anak, pincang, gerakan sendi terbatas, spasme otot, atrofi otot
Diagnosis banding : irritable joint Pemeriksaan penunjang : - laboratorium: darah rutin, LED, PCR, sputum BTA, tes mantoux - foto rontgen: osteoporosis lokal, soft tissue swelling, lesi osteolitik Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi,
Konsultasi
: dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
: 1-2 minggu
Terapi : Perbaikan keadaan umum dan gizi, tirah baring Obat antituberkulosis, kombinasi Tindakan operatif: sinovektomi, arthrodesis dan fiksasi bila ada indikasi Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Implan/pen: K-wire.
87
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: destruksi tulang rawan
Prognosis
: buruk
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 6 minggu
Output
: eradikasi infeksi
Patologi anatomi
: diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
SPONDILITIS TUBERKULOSA ICD – 10 : M46.2 Diagnosis
: nyeri leher, punggung atau punggung bawah, tergantung letak lesi. Nyeri terutama saat mobilisasi, gangguan neurologis ekstremitas. Demam, keringat malam, batuk, nafsu makan menurun, berat badan menurun
Diagnosis banding : tumor metastasis, tumor ganas tulang primer, fraktur osteoporosis Pemeriksaan penunjang : - laboratorium darah perifer, LED, CRP, sputum BTA, tes mantoux - foto rontgen vertebra AP/Lat pada bagian vertebra yang dikeluhkan - CT Scan: untuk menilai kerusakan tulang dan diameter kanalis spinalis - MRI: untuk menilai ekstensi pus atau jaringan massa paravertebral dan evaluasi penekanan saraf. - Mielografi: bila MRI tidak ada, namun diperlukan penilaian penekanan struktur saraf dalam kanalis spinalis Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi,
Konsultasi
: diperlukan untuk toleransi operasi dalam pembiusan
Perawatan RS
: 1 minggu – 2 bulan
Terapi : Perbaikan keadaan umum dan gizi, tirah baring Obat antituberkulosis, kombinasi
88
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Tindakan non operatif: imobilisasi dengan support eksternal rigid dengan orthosis (brace, balutan gips) minimal 3 bulan Tindakan operatif: o Pendekatan posterior dan atau anterior o Radikal: debridemen, dekompresi saraf, strut bone graft untuk rekonstruksi kolom anterior o Radikal dengan koreksi kifosis dan stabilisasi dengan instrumentasi segmental dengan sekrup pedikel dan kawat sublaminar
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Set instrumen operasi Spine Implan/pen: plate & screw, wires Penyulit
: hematoma
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu – 3 bulan
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
89
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
90
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
4. TUMOR TUMOR JINAK MUSKULOSKELETAL Definisi
: Neoplasma sistem muskuloskeletal dengan pertumbuhan non agresif, dan mempunyai kecenderungan rendah untuk timbulnya rekurensi dan metastasis.
Kriteria Diagnosis: Umumnya asimptomatis Pertumbuhan lambat Radiologis : lesi geografis, batas jelas, tepi yang sklerotik TUMOR GANAS MUSKULOSKELETAL Definisi
: Neoplasma sistem muskuloskeletal dengan pertumbuhan agresif, invasif, destruktif dengan kecenderungan timbulnya kekambuhan dan metastasis.
Kriteria Diagnosis: Keluhan utama nyeri Pertumbuhan cepat, infiltratif Radiologis : lesi permeatif, litik destruktif, batas tidak tegas STAGING (KLASIFIKASI MENURUT ENNEKING)
Terapi
I II III
: Low grade sarcoma, kemungkinan metastasis < 25 % : High grade Sarcoma, kemungkinan metastasis >25 % : Low grade / high grade sarcoma dengan penyerbaran ke tempat lain (kelenjar limfatik atau sistem organ lain).
Tipe
A: intrakompartmental B: ekstrakompartmental : - Kemoterapi dan / radioterapi - Operasi - Kemoterapi dan / radioterapi
91
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Evaluasi
: dilakukan setiap 3 bulan: - Lokal, - Sistemik, - Gejala
Terapi Paliatif: Kemoterapi dan/ radioterapi Terapi simtomatis
92
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
4.1.
TUMOR TULANG JINAK
OSTEOKHONDROMA ICD 10: M 9210 Diagnosis
: tonjolan pada bagian ujung tulang panjang, nyeri pada sekitar tonjolan.
Diagnosis banding : tumor ganas tulang primer (terutama pada stage 3/ agresif). Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali - Foto rontgen: AP/lateral pada bagian yang dikeluhkan (pada anak-anak disertai foto kontralateral) - CT Scan pada stadium 3 - Biopsi eksisional Pelaku
: Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: operatif o One day care o Dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: - konservatif dengan observasi berkala - operatif: eksisi berikut cartlaginous cap
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi
93
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: hematoma.
Prognosis
: baik, kemungkinan degenerasi keganasan pada tipe soliter + 1% dan pada tipe multipel + 10-20%.
Informed consent
:perlu dibuat
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 1 bulan.
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC (Clinical Pathological Conference)
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
ANEURYSMAL BONE CYST (ABC) DAN SIMPLE BONE CYST (SBC) ICD 10: M 85.5 Diagnosis
: nyeri daerah tulang panjang ekstremitas, nyeri gerak.
Diagnosis banding : - tumor ganas tulang primer - infeksi tulang Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali - Foto rontgen: AP/lateral pada bagian yang dikeluhkan (pada anak-anak disertai foto kontralateral) Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: operatif: dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: operatif: kuretase dan bone graft.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft Penyulit
: - hematoma - fraktur patologis
94
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Prognosis
: baik. Rekurensi pada ABC 20 – 70%, pada SBC 10 – 20%.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 1 bulan.
Output
: dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi.
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC.
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
GIANT CELL TUMOR ICD 10: M 9250 Diagnosis
: nyeri dekat persendian daerah tulang panjang ekstremitas, nyeri gerak, bengkak sendi.
Diagnosis banding : - tumor ganas tulang primer - infeksi tulang/sendi Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali - Foto rontgen: AP/lateral pada bagian yang dikeluhkan - CT-scan untuk menilai kerusakan tulang - MRI untuk menilai perluasan massa jaringan tulang tumor - FNAB/ biopsi aspirasi jarum halus Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: operatif, dirawat maksimal 2 minggu
Terapi
: operatif, tergantung stadium o Stadium 1: kuretase dan bone graft kalau perlu pada lesi yang besar disertai dengan bone cement filling. o Stadium 2, 3: prosedur reseksi dan rekonstruksi /limb salvage o Stadium 3 lanjut: ablasi tungkai
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
95
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone cement Implan/pen: plate & screw, intramedullary nail. Penyulit
: - hematoma - fraktur patologis
Prognosis
: - stadium 1 dan 2 dengan tindakan kuretase/limb salvage, rekurensi berkisar antara 20 – 70% - stadium 3 dengan tindakan amputasi/ablasi: 0% - kemungkinan metastasis paru: 3%
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 1 bulan.
Output
: lihat prognosis
Patologi anatomi
: diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
96
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
NON OSSIFYING FIBROMA ICD 10: M 89.8 Diagnosis
: Jaringan fibrous pada tulang anak yang timbul sampai sebelum osifikasi, terutama pada daerah metafisis
Diagnosis banding : tumor tulang jinak Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali - Foto rontgen: AP/lateral pada bagian yang dikeluhkan (pada anak-anak disertai foto kontra lateral) Pelaku
: - residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: operatif, one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: - Non operatif - Operatif
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
: observasi berkala : kuretase dan bone graft
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft Penyulit
: - hematoma
97
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- fraktur patologis Prognosis
: baik, tidak ada resiko untuk berubah ke arah keganasan
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 1 bulan.
Output
: Sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
OSSIFYING FIBROMA ICD-10 : M Diagnosis
: Usia dewasa muda, laki-laki > wanita, terutama daerah shaft tibia dan mandibula Pembesaran bertahap ke depan sebelum umur 5 tahun, fraktur patologis +/-.
Diagnosis banding : fibrous dysplasia adamantinoma Pemeriksaan penunjang : - Foto rontgen - CT Scan - MRI - Bone Scan - Biopsi eksisional Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: tergantung modalitas terapi
Terapi
: - Konservatif : observasi berkala - Operatif : eksisi ekstra periosteal dan bone graft
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
98
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft Penyulit
: fraktur patologis
Prognosis
: kemungkinan rekuren setelah prosedur intralesi
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
:-
Output
: dapat sembuh spontan
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
RETIKULO-ENDOTHELIOSIS ICD – 10 : M Diagnosis
: laki-laki> wanita Eosinophilic granuloma: usia 5 – 20 tahun, tulang pipih, panjang dan spine Hand-Schuller-Christian disease: usia 3-5 tahun, tulang, parapituittary gland, hati, limpa, ginjal, dan kulit Latterer-Siwe disease: usia 1-3 tahun, hati, limpa, ginjal, kulit Benjolan, fraktur patologis +/-, nyeri punggung, riwayat diabetes insipidus dan atau proptosis, organomegali, skin rash
, Diagnosis banding : tumor tulang jinak Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, eosinofil meningkat - Foto rontgen - CT Scan - MRI - Bone scan - Biopsi eksisional Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: diperlukan
Terapi
: - Konservatif : observasi berkala - Operatif : eksisi - Radioterapi
99
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- Kemoterapi Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
: fraktur patologis
Prognosis
: tergantung tipe
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
:-
Output
: dapat sembuh sempurna, tergantung tipe dan modalitas terapi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
100
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DESMOPLASTIC FIBROMA ICD – 10 : M Diagnosis
: tumor jinak, usia 15 – 30 tahun, laki-laki = wanita, tulang ekstremitas pada metafisis; nyeri berulang, terdapat benjolan/massa dapat disertai fraktur patologis
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - Foto rontgen - CT Scan - MRI - Bone scan - Angiografi - Biopsi eksisional Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: diperlukan
Terapi
: - Operatif : eksisi - Radioterapi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi
101
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: fraktur patologis
Prognosis
: tergantung penyulit
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
:-
Output
: dapat sembuh sempurna, tergantung tipe dan modalitas terapi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol, resume medis.
FIBROUS DYSPLASIA ICD – 10 : M 85.0 Diagnosis
: gangguan pertumbuhan dimana daerah tulang trabekular digantikan oleh jaringan fibrous yang mengandung osteoid, bisa mengenai satu tulang (monostatic), satu ekstremitas (monomelic), atau banyak tulang (polyostotic).
Diagnosis banding : tumor tulang jinak Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase - Foto rontgen AP/Lat pada bagian yang dikeluhkan (pada anak-anak disertai foto kontra lateral.) Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: operatif, one day care atau dirawat maksimal 3 hari.
Terapi
: - Non operatif : observasi berkala. - Operatif : kuretase dan bone graft.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft
102
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: Hematoma Fraktur patologis
Prognosis
: perubahan malignan ke arah fibrosarkoma pada 5-10% pasien dengan tipe polyostotic
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: dapat sembuh sempurna bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
OSTEOID OSTEOMA ICD – 10 : M9191 Diagnosis
: nyeri pada tulang dewasa muda yang ditandai dengan adanya nidus pada foto rontgen
Diagnosis banding : - abses Brodie - Sarkoma Ewing - Periostitis kronis Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase - Foto rontgen AP/ Lat pada bagian yg dikeluhkan Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: Operatif : one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: Operatif, eksisi nidus dan bone graft
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft Penyulit
:-
Prognosis
: tidak ada resiko berubah ke arah keganasan
103
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
OSTEBLASTOMA ICD – 10 : M9200 Diagnosis
: tumor yang menyerupai osteois osteoma tetapi dalam ukuran yang lebih. Dirasakan nyeri dan spasme pada otot
Diagnosis banding : Osteoid osteoma Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase - Foto rontgen AP/ Lat pada bagian yg dikeluhkan - Radioisotop scan mencari hot area Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: Operatif, one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: Operatif : eksisi dan bone graft
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft Penyulit
: - Hematoma - Fraktur patologis
Prognosis
: sering terjadi rekurensi dan berubah ke arah keganasan
104
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
KHONDROBLASTOMA ICD – 10 : M922 Diagnosis
: tumor jinak jaringan tulang rawan yang imatur pada daerah epifisis.
Diagnosis banding : Aneurismal bone cyst Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase - Foto rontgen AP/ Lat pada bagian yg dikeluhkan Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: Operatif, one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: Operatif : kuretase dan bone graft
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft Penyulit
: - Hematoma - Fraktur patologis
Prognosis
: tidak ada resiko berubah ke arah keganasan tetapi dapat mengenai sendi di dekatnya
Informed consent
: perlu dibuat.
105
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
EKSOSTOSIS (OSTEOKHONDROMA) ICD – 10 : Diagnosis
: merupakan pertumbuhan hamartoma dari tulang rawan pada aspek perifer dari lempeng epifisis yang mengalami osifikasi enchondral. Dapat soliter atau multipel. Terdapat pada usia > 5 tahun dan pada pria lebih banyak daripada wanita. Predileksi pada tulang panjang ekstremitas, skapula dan tulang inominata. Tumor tumbuh pelan, tanpa nyeri, keras, dan terfiksir. Bila bertransformasi maligna menimbulkan nyeri. Saat garis pertumbuhan berhenti tumbuh, eksostosis juga berhenti tumbuh. Tutup tulang rawan bervariasi tebalnya dari 5 – 10 mm (dewasa 3 -5 mm), di bawahnya terdapat chalky white zone.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah rutin - Foto rontgen AP/ Lat (termasuk kontralateral) Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang terkait.
Perawatan RS
: - Rawat jalan - Rawat inap: operatif, maksimal 3 hari
Terapi
: - Non operatif : observasi berkala. - Operatif : eksisi atau reseksi en bloc (bila transformasi ganas)
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
106
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
:-
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1-2 minggu
Output
: berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
PERIOSTEAL CHONDROMA ICD – 10 : Diagnosis
: Tumor jinak tulang rawan berasal dari permukaan tulang. Terdapat pada umur 10-25 tahun, distribusi lebih banyak pada pria daripada wanita. Tempat lesi pada metafisis tulang panjang. Predileksi di aspek lateral humerus proximal berdekatan dengan insersi otot deltoid. Tumbuh pelan, tanpa nyeri, dan terfiksir. Bisa disertai fraktur patologis. Lesi ini tidak pernah menembus korteks tulang.
Diagnosis banding : Juxtacortical chondrosarcoma Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah rutin - Foto rontgen AP/ Lat, CT Scan - MRI dengan/ tanpa kontras Gadolinium Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang terkait.
Perawatan RS
: - Rawat jalan - Rawat inap: maksimal 5 hari
Terapi
: - Non operatif : bila tidak ada keluhan, observasi berkala - Operatif : kuretase, eksisi marjinal ekstrakapsuler
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi
107
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
:-
Prognosis
: tidak ada resiko berubah ke arah keganasan
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: tergantung keadaan klinis
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
ENKHONDROMA ICD - 10: Diagnosis
: Tumor jinak tulang rawan berasal dari dalam tulang. Terdapat pada usia anak dan menetap selama hidup. Distribusi pria sama dengan wanita. Predileksi pada kanalis medula tulang berongga. Pada enkhondroma multipel terjadi pada 2 keadaan: - Terdistribusi simetris di kedua ekstremitas, dikenal Ollier’s disease, berhubungan dengan gangguan pertumbuhan. - Distribusi random, dikenal Maffucci’s syndrome, berhubungan dengan Hemangiomata kutaneus. Enkhondroma soliter asimptomatis ditemukan tak sengaja saat foto.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah rutin - Foto rontgen AP/ Lateral Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang terkait.
Perawatan RS
: Rawat inap untuk tindakan operatif, maksimal 3-5 hari.
Terapi
: - Non operatif : observasi - Operatif : kuretase, eksisi dan bone graft.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material
:
108
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft
Penyulit
:-
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: tergantung keadaan klinis.
Output
: berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
CHONDROMYXOID FIBROMA ICD - 10: Diagnosis
: Tumor jinak tulang rawan yang komposisi utamanya berasal dari tulang rawan myxoid. Terdapat pada umur 10-30 tahun. Distribusi lebih banyak pada pria daripada wanita. Banyak ditemukan pada metafisis tulang panjang, disertai keluhan nyeri. Tumor tumbuh lambat.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah rutin - Foto rontgen AP/ Lateral - Bone Scan - CT Scan - MRI Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang terkait.
Perawatan RS
: Rawat inap untuk tindakan operatif, maksimal 7 hari
Terapi
: Operatif : kuretase, kemoterapi, radioterapi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Bone allograft Penyulit
:-
109
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: tergantung keadaan klinis
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
110
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
4.2. TUMOR TULANG GANAS OSTEOSARKOMA ICD - 10: M 9180 Diagnosis
: usia dewasa muda, bengkak yang nyeri dekat persendian tulang panjang ekstremitas (terutama sekitar lutut), nyeri gerak, bengkak sendi, pertumbuhan relatif cepat.
Diagnosis banding : - infeksi tulang/sendi Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah rutin, LED, alkali fosfatase, fungsi hati - Foto rontgen AP/ Lateral - CT Scan : untuk menilai luas kerusakan tulang. - MRI : untuk menilai perluasan massa jaringan tumor - FNAB/ BAJAH Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsultan Onkologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: Operatif, dirawat maksimal 2 minggu – 1 bulan
Terapi
: Operatif, tergantung stadium : - Stadium I - IIA : kemoterapi neoajuvan kemudian limb salvage - Stadium II B lanjut : ablasi tungkai disusul dengan kemoterapi ajuvan
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Pada prosedur limb salvage: bone allograft, implan/pen.
111
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: - Hematoma, Infeksi - Fraktur patologis - Metastasis
Prognosis
: - ad functionam : dubia, survival rate 2 tahun : 30-70%. - ad sanationam : dubia ad malam
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1-2 bulan
Output
: lihat prognosis
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis. KHONDROSARKOMA ICD - 10: M 9220 Diagnosis
: Usia dewasa, benjolan di daerah tulang panjang ekstremitas, pertumbuhan lambat.
Diagnosis banding : infeksi tulang/ sendi Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase, fungsi hati - Foto rontgen AP/ Lateral pada bagian yg dikeluhkan - CT Scan: untuk menilai luas kerusakan tulang - MRI untuk menilai perluasan massa jaringan tumor - FNAB/ BAJAH atau biopsi insisional Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsultan Onkologi
Konsultasi
: atas indikasi.
Perawatan RS
: Operatif, dirawat maksimal 2 minggu – 1 bulan
Terapi
: Operatif, tergantung stadium : - Stadium I – II A : prosedur limb salvage. - Stadium II B lanjut : ablasi tungkai
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Pada prosedur limb salvage: bone allograft, implan/pen. Penyulit
: - Hematoma, Infeksi
112
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- Fraktur patologis - Metastasis Prognosis
: - ad functionam: dubia ad bonam - ad sanationam: ad malam
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1-2 bulan
Output
: lihat prognosis
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
MALIGNANT FIBROHISTIOCYTOMA ICD - 10: Diagnosis
: Tumor yang terjadi pada jaringan tulang yang abnormal (infark lama atau penyakit Paget), terjadi pada usia pertengahan
Diagnosis banding : Fibrosarkoma Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase - Foto rontgen AP/ Lateral pada bagian yg dikeluhkan Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsultan Onkologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: Operatif, dirawat maksimal 2 minggu – 1 bulan
Terapi
: Operatif : eksisi luas atau reseksi radikal/amputasi dilanjutkan kemoterapi ajuvan serta radioterapi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
: - Hematoma - Infeksi - Fraktur patologis
Prognosis
: sering terjadi rekurensi dan berubah ke arah keganasan
113
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1-2 bulan
Output
: lihat prognosis.
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
SARKOMA EWING ICD - 10: M 9260 Diagnosis
: Tumor ganas tulang yang berasal dari sel endotel dalam sumsum tulang pada diafisis tulang panjang. Terjadi pada usia 10-20 tahun. Keluhan nyeri dan bengkak.
Diagnosis banding : Tumor tulang primer, Infeksi Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase - Foto rontgen AP/ Lateral pada bagian yg dikeluhkan - CT Scan untuk menilai kerusakan tulang - MRI untuk menilai perluasan massa jaringan tumor - Radioisotop scan Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsultan Onkologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: Operatif, dirawat maksimal 2 minggu – 1 bulan
Terapi
: - Operatif : eksisi luas atau amputasi - Kemoterapi : survival rate 5 tahun mencapai 50% - Radioterapi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
: - Hematoma
114
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- Infeksi - Fraktur patologis Prognosis
: buruk, pembedahan saja tidak menunjukkan perbaikan.
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1-2 bulan
Output
: lihat prognosis.
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
MULTIPLE MIELOMA ICD - 10: M 9732 Diagnosis
: Tumor ganas yang berasal dari gangguan proliferasi sel B pada sumsum tulang yang menyebabkan tulang menjadi sangat rapuh, terjadi umumnya pada usia 45-65 tahun dengan keluhan lelah, nyeri punggung, nyeri tulang atau fraktur patologis.
Diagnosis banding :Metastasis tulang Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, kreatinin, kalsium, protein Bence-Jones, elektroforesis protein, pemeriksaan sumsum tulang dari sternum. - Foto rontgen AP/ Lateral : survei tulang, memperlihatkan gambaran osteoporosis dan gambaran litik tulang, lesi punchedout Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Speialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsultan Onkologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: Bila terjadi fraktur patologis, dirawat maksimal 2 minggu – 1 bulan
Terapi
: Paliatif. Kalau ada indikasi dapat dilakukan tindakan operatif pada fraktur patologis : reposisi terbuka dan fiksasi interna
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi.
115
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Implan/pen: tergantung tipe fraktur.
Penyulit
: Fraktur patologis
Prognosis
: buruk.
Informed consent
: harus dibuat.
Masa pemulihan
: ??
Output
: lihat prognosis.
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
RETINACULUM –CELL SARCOMA (NON HODGKIN’S LYMPHOMA) ICD - 10: M 9591 Diagnosis
: Merupakan round-cell tumor dari sistem retikuloendotelial. Biasanya mengenai daerah pembentukan darah merah seperti pada tulang pipih, tulang belakang, dan metafisis tulang panjang. Usia antara 30 – 40 tahun dengan keluhan nyeri atau fraktur patologis
Diagnosis banding : Sarkoma Ewing Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, - Foto rontgen AP/ Lateral memperlihatkan gambaran destruksi pada area yang normalnya diisi oleh sumsum tulang merah. Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsultan Onkologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: Operatif, dirawat maksimal 2 minggu – 1 bulan
Terapi
: kemoterapi dan operatif berupa reseksi radikal/amputasi.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
: Fraktur patologis
Prognosis
: dubia
116
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
:?
Output
: lihat prognosis.
Patologi anatomi
: harus dilaklukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
117
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
4.3 TUMOR TULANG METASTASIS TUMOR TULANG METASTASIS ICD - 10: M 8000 Diagnosis
: Proses metastasis pada tulang yang berasal dari tumor primer di luar tulang; sering dijumpai pada vertebra, pelvis, femur proksimal dan humerus. Distribusi umur antara 50 – 70 tahun dengan keluhan utama nyeri pada daerah yang terkena disertai tanda-tanda destruksi tulang.
Diagnosis banding : - Fraktur patologis - Multiple myeloma Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali, pemeriksaan tumor-marker untuk melacak tumor primer - Foto rontgen AP/ Lateral: survei tulang - Pemeriksaan lain atas indikasi untuk melacak/evaluasi tumor primer. Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
: rawat inap 2 -4 minggu
Terapi
: - Non operatif : ekspektasi hidup < 3 bulan - Operatif : reseksi radikal/amputasi, ekspektasi hidup 3-6 bulan
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
: - Fraktur patologis
118
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- Keadaan umum yang buruk Prognosis
: buruk
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
:-
Output
: Penderita dapat melewati masa akhir hidup dengan penderitaan minimal dan harga diri yang baik
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
119
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
4.4 TUMOR JARINGAN LUNAK – JINAK LIPOMA ICD - 10: D17.9 Diagnosis
: tumor jinak jaringan lemak, yang dibatasi oleh sebuah kapsul, berupa benjolan lunak dengan batas tegas, dapat digerakkan dari dasar, permukaan tidak rata (lobulated) dan tidak nyeri.
Diagnosis banding : Abses/ infeksi Tumor jaringan lunak lain Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: Operatif: one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: - Non operatif : dengan observasi berkala - Operatif : ekstirpasi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di ruang tindakan atau kamar operasi : bius umum atau regional/spinal atau lokal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: penekanan ke jaringan saraf
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
120
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 1 bulan.
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan,
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
FIBROMA ICD - 10: M 8810 Diagnosis
: Tumor jinak jaringan fibrous, yang dibatasi oleh sebuah kapsul. Berupa benjolan lunak dengan batas tegas, permukaan rata dan tidak nyeri.
Diagnosis banding : Abses/ infeksi Tumor jaringan lunak lain Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali Foto rontgen AP/ Lateral pada bagian yang dikeluhkan Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: Operatif, one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: - Non operatif : observasi berkala - Operatif : ekstirpasi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di ruang tindakan atau kamar operasi : bius umum atau regional/spinal atau lokal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: penekanan ke jaringan saraf
Prognosis
: baik
Informed consent
: perlu dibuat.
121
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
FIBROMATOSIS ICD - 10: M 72.9 Diagnosis
: Tumor jinak jaringan fibrous, yang lebih agresif dari fibroma, punya kecenderungan untuk rekuren setelah dilakukan eksisi. Berupa benjolan berbatas tegas dan kadang-kadang nyeri.
Diagnosis banding : Infeksi Tumor jaringan lunak lain Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali Foto rontgen AP/ Lateral pada bagian yang dikeluhkan Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: Operatif, one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: Operatif : eksisi luas
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: penekanan ke jaringan saraf
Prognosis
: ada resiko untuk rekurensi
Informed consent
: perlu dibuat.
122
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
PIGMENTED VILLONODULAR SYNOVITIS DAN GIANT CELL TUMOR OF TENDON SHEATH ICD - 10: Diagnosis
: Tumor jinak jaringan membran sinovial pada sendi, selaput tendon (tendon sheath) atau bursa
Diagnosis banding : Osteoarthritis dengan efusi sendi Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali Foto rontgen AP/ Lat pada bagian yang dikeluhkan Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: Operatif, one day care atau dirawat maksimal 3 hari
Terapi
: - Non operatif : observasi berkala - Operatif : sinovektomi atau eksisi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di ruang tindakan atau kamar operasi : bius umum atau regional/spinal atau lokal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: Kaku sendi Ruptur tendon
Prognosis
: baik, tidak ada resiko untuk berubah ke arah keganasan tetapi angka rekurensi cukup tinggi
123
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
NEUROFIBROMA ICD - 10: M 9540 Diagnosis
: Tumor jinak jaringan fibrosa dan saraf. Berupa benjolan soliter atau multipel (neurofibroma von Reckinghausen) serta disertai dengan kelainan lainnya (skoliosis, pseudoarthrosis, gigantisma dan lainnya)
Diagnosis banding :Tumor pada jaringan saraf yang lain Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah perifer, LED, fosfatase alkali Foto rontgen AP/ Lat pada bagian yang dikeluhkan MRI Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: Operatif, dirawat maksimal 7 hari
Terapi
: - Non operatif : observasi berkala - Operatif : eksisi en bloc
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di ruang tindakan atau kamar operasi : bius umum atau regional/spinal atau lokal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: gangguan fungsi saraf tepi
Prognosis
: pada tipe multipel, resiko untuk berubah ke arah keganasan 5-10%
Informed consent
: perlu dibuat.
124
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: 2 minggu – 1 bulan
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: harus dilakukan, kalau perlu dibicarakan dalam CPC
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
RHABDOMYOMA ICD - 10: M 8903 Diagnosis
: Tumor jinak pada jaringan otot, berupa benjolan yang mengeras, nyeri Timbul pada waktu kontraksi otot
Diagnosis banding : Ruptur otot Tumor jaringan lunak lain Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah perifer Foto rontgen AP/ Lateral pada bagian yang dikeluhkan MRI Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: Operatif, dirawat maksimal 7 hari
Terapi
: - Non operatif : observasi berkala - Operatif : eksisi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: hematoma
Prognosis
: terdapat resiko untuk berubah ke arah keganasan.
Informed consent
: perlu dibuat.
125
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: 2 minggu sampai 1 bulan.
Output
: sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
126
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
4.5 TUMOR JARINGAN LUNAK – MALIGNAN RHABDOMYOSARKOMA ICD - 10: M 8900 Diagnosis
: Tumor ganas pada jaringan otot. Berupa benjolan yang sangat besar dan nyeri, biasanya pada bahu atau panggul, sering pada penderita dewasa muda.
Diagnosis banding : Tumor jaringan lunak lain Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase Foto rontgen AP/ Lateral pada bagian yang dikeluhkan MRI Biopsi Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsulen Onkologi
Konsultasi
: tidak diperlukan
Perawatan RS
: operatif, dirawat maksimal 7 hari
Terapi
: operatif : reseksi radikal pada otot yang terkena. Bila tumor telah mengenai fasia, maka amputasi perlu dipertimbangkan
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: Infeksi Metastasis
Prognosis
: buruk , adanya lesi rekuren juga memerlukan amputasi
Informed consent
: perlu dibuat.
127
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: 1-2 bulan
Output
: lihat prognosis
Patologi anatomi
: diperlukan,
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
128
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
5. PENYAKIT RHEMATIK ARTHRITIS RHEUMATOID ICD - 10: M 05.8 Diagnosis
: Suatu penyakit inflamasi sendi kronik, poliarthritis simetris dan tenosinovitis, morning stiffness, LED meningkat dan terdapat anti IgG (faktor rheumatoid) dalam serum.
Diagnosis banding : - Seronegative inflammatory polyarthritis - Ankylosing spondilitis - Penyakit Reiter - Poliarthritis Gout - Penyakit deposisi kalsium pirofosfat - Osteoarthritis - Sarkoidosis - Polimialgia rheumatika Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium - Foto rontgen - Biopsi sinovial Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: bila akan dilakukan operasi rekonstruksi
Terapi
: prinsipnya:
Penyulit
Hentikan/kendalikan sinovitis Pertahankan lingkup gerak sendi Cegah deformitas Rekonstruksi sendi Rehabilitasi
: - Deformitas menetap - Hipotrofi/ atrofi otot
129
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
- Ruptur sendi - Infeksi - Kompresi medula spinalis - Vaskulitis sistemik - Amiloidosis Prognosis
: tergantung respon penyakit terhadap terapi
Informed consent
: perlu dibuat bila untuk tindakan operasi.
Masa pemulihan
: tidak bisa diperkirakan
Output
: cegah deformitas permanen
Patologi anatomi
: hasil tidak spesifik
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
130
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
ANKYLOSING SPONDYLITIS ICD - 10: M45 Diagnosis
: Seperti arthritis rheumatoid, tetapi gejala hanya pada tulang belakang dan sendi sakroiliaka, ditandai dengan nyeri dan kekakuan pada tulang punggung.
Diagnosis banding : - DISH - Spondilolistesis - Seronegative spondiloarthritis - Ankylosing hyperostosis Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah rutin - LED, HLA –B27 - Foto rontgen: AP/Lateral, sesuai lokasi lesi: servikal, thorakolumbal lumbosakral, pelvis AP - MRI Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsultan Spine
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - Non operatif : rawat jalan - Operatif : dirawat 7-14 hari
Terapi
: - Non operatif : NSAID, suport eksternal (brace), fisioterapi - Operatif : posterior closing wedge osteotomy, diikuti dengan stabilisasi + instrumentasi.
Pelaksanaan : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum Pasca operasi rawat di ICU dengan fasilitas ventilator Bahan/Material
:
131
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Set instrumen operasi Orthopaedi Set instrumen operasi Spine Implan/pen.
Penyulit
: - Fraktur vertebra - Hiperkifosis - Kompresi medula spinalis
Prognosis
: qua ad functionam : ad bonam qua ad sanationam : dubia ad bonam
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: tidak bisa diperkirakan
Output
: mampu berjalan dengan pandangan horizontal
Patologi anatomi
: hasil tidak spesifik
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
132
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
CRYSTAL DEPOSITION DISORDERS ICD - 10: M 10 Diagnosis
: nyeri pada daerah sendi-sendi jari kaki dan tangan, kadang disertai dengan benjolan akibat deposisi kristal
Diagnosis banding : - Infeksi - penyakit Reiter - Pseudogout - Arthritis rheumatoid Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium darah rutin, fungsi ginjal, asam urat. - Kristal asam urat dalam aspirat sendi Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: - Non operatif : rawat jalan - Operatif : maksimal 5 hari
Terapi
: - Non operatif : NSAID, kontrol terhadap asam urat darah, injeksi steroid intra artikuler (fase akut) - Operatif : eksisi
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di ruang tindakan atau kamar operasi : bius umum atau regional/spinal atau lokal
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: - Infeksi - Komorbiditas lain
Prognosis
: qua ad functionam : dubia qua ad sanationam : dubia
133
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat bila memerlukan tindakan pembedahan.
Masa pemulihan
: tidak bisa diperkirakan
Output
: nyeri sendi hilang dan sendi yang fungsional
Patologi anatomi
: kristal (+)
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
134
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
6. DEGENERATIF OSTHEOARTHRITIS ICD - 10: Diagnosis
: Laki-laki atau wanita, usia pertengahan, nyeri sendi, bengkak, kekakuan sendi sampai terjadi deformitas dan kehilangan fungsi sendi, terutama pada sendi besar penyangga berat badan
Diagnosis banding : - Inflammatory arthropathy - Poliarthritis oleh penyakit sistemik (gout, psoriasis) Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah rutin Foto rontgen AP/Lateral daerah sendi yang dikeluhkan (beserta sendi kontralateral) Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit/ komplikasi
Terapi
: - Non operatif : - NSAID, analgetika - Fisioterapi - Injeksi lubrikan sendi - Operatif : - Arthroscopic lavage - Osteotomi re-alignment - Joint arthroplasty atau joint reconstruction.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
Bahan/Material (tergantung jenis operasi) : Set instrumen operasi Orthopaedi. Set arthroskopi. Set operasi joint arthroplasty. Set joint arthroplasty/prothesis.
135
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: Penyakit komorbiditas lain
Prognosis
: qua ad functionam : dubia qua ad sanationam : tergantung komorbid qua ad vitam : tergantung komorbid
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: tergantung berat ringan keluhan dan modalitas terapi
Output
: mampu mobilitas berjalan tanpa nyeri dan sendi stabil
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
136
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
HAEMOPHILIC ARTHROPATHY ICD - 10: Diagnosis
: Penderita laki-laki atau wanita, sebagai carrier. Trauma ringan sering menyebabkan ekhimosis atau bengkak sendi. Nyeri, pembengkakan, kekakuan sendi sampai terjadi deformitas dan kehilangan fungsi sendi. Terutama pada sendi lutut, ankle, siku, dan bahu. Dapat disertai perdarahan sendi.
Diagnosis banding : - Avascular necrosis - Inflammatory arthropathy - Poliarthritis oleh penyakit sistemik (gout, psoriasis, SLE) Pemeriksaan penunjang : Laboratorium: pemeriksaan faktor VIII dan IX Foto rontgen AP/Lateral daerah sendi Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: - Spesialis Penyakit Dalam - Spesialis Penyakit Dalam, Konsulen Hematologi
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit/ komplikasi atau bila akan dilakukan operasi. Lama perawatan tidak tentu tergantung kondisi penderita dan respon terhadap terapi
Terapi
: - Non operatif : NSAID, dan imobilisasi dengan bidai, terapi untuk perdarahan sendi akut (faktor VIII dan IX) - Operatif : - Osteotomi re-alignment - Arthrodesis - Joint arthroplasty
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal atau lokal
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi.
137
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Implan/pen : pada arhtrodesis. Set instrumen joint arthroplasty. Set joint arthroplasty/prothesis.
Penyulit
: bila kurang respon terhadap pengobatan hematologis
Prognosis
: qua ad functionam : dubia qua ad sanationam : dubia qua ad vitam : dubia
Informed consent
: perlu
Masa pemulihan
: tergantung berat ringan keluhan dan modalitas terapi
Output
: lingkup gerak sendi baik dan mampu mobilisasi berjalan
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
138
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
PENYAKIT SENDI NEUROPATIK (NEUROPATHIC JOINT DISEASE) ICD - 10: Diagnosis
: Laki-laki atau wanita, biasanya usia pertengahan, dengan kerusakan sendi yang hebat tanpa disertai nyeri dan hilangnya sensasi posisi. Pembengkakan, deformitas yang progresif serta terjadi instabilitas pada sendi yang terkena.
Diagnosis banding : - Neurosifilis - Siringomielia - Multiple sclerosis - Neuritis perifer (misal, diabetes) Pemeriksaan penunjang : - Foto rontgen AP dan lateral pada sendi - Pemeriksaan lain untuk menentukan kausa Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit/ komplikasi
Terapi
: - Non operatif : NSAID bila perlu, - Operatif : arthrodesis.
Pelaksanaan Tempat Pembiusan
: : di kamar operasi : bius umum atau regional/spinal
fisioterapi, bracing.
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi. Implan/pen : tergantung lokasi sendi. Bone allograft bila ada indikasi. Penyulit
: deformitas
Prognosis
: dubia
139
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu diberikan
Masa pemulihan
: tergantung berat ringan keluhan dan modalitas terapi
Output
:-
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
140
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
7. KELAINAN METABOLIK DAN ENDOKRIN OSTEOPOROSIS ICD - 10: Diagnosis
: wanita mendekati menopause, nyeri tulang punggung, meningkatnya kifosis torakal, ada riwayat keluarga, riwayat anoreksia nervosa, riwayat amenorhe, pengguna alkohol, merokok, menurunnya aktifitas.
Diagnosis banding : - Rickets dan osteomalasia - Kelainan endokrin - Drug induced - Keganasan Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, densitometri tulang (DEXA) Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit
Terapi
: Tergantung penyebab, konsumsi kalsium dan vitamin D, hormone replacement therapy, bisfosfonat, kalsitonin.
Penyulit
: Fraktur (patologis) vertebra, femur proksimal, fraktur Colles
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: tergantung penyebab
Output
: dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
141
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
RICKETS DAN OSTEOMALASIA ICD - 10: Diagnosis
: Bayi: tetani atau kejang, gagal tumbuh, lesu, kelemahan otot, Craniotabes, penebalan lutut, ankle, wrist karena physeal overgrowth, ricket rosary, Harrison’s sulcus, bow leg atau knock knee, pembengkakan sendi Dewasa: keluhan nyeri pada tulang, kelemahan otot.
Diagnosis banding : - Osteoporosis - Defisiensi vitamin D - Chronic hypophosphatemic - Adult-onset hypophosphatemia - Oncogenic osteomalacia Pemeriksaan penunjang : - Foto rontgen, - Pemeriksaan laboratorium: kadar kalsium serum, fosfat serum, alkali fosfatase, vitamin D, kalsium urin, fosfat urin - Biopsi tulang Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit
Terapi
: Tergantung penyebab, vitamin D.
Penyulit
: Fraktur
Prognosis
: qua ad functionam : dubia qua ad sanationam : dubia qua ad vitam : baik
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: tergantung penyebab
Output
: mobilisasi dengan deformitas minimal
142
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Patologi anatomi
: diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
HIPERPARATHIROIDISME ICD - 10: Diagnosis
: Umur pertengahan, gejala hiperkalsemia: anoreksia, nausea, nyeri abdominal, depresi, kelelahan, kelemahan otot, poliruia, riwayat batu ginjal, gejala khondrokalsinosis
Diagnosis banding : - Multiple mieloma - Metastasis - Sarkoidosis - Osteoporosis - Osteomalasia Pemeriksaan penunjang : - Foto rontgen - Pemeriksaan laboratorium: kalsium serum, fosfat serum, kalsium urin, fosfat urin, kadar hormon parathiroid, alkali fosfatase. Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit
Terapi
: - Non operatif : tergantung penyebab, mengurangi asupan Ca, - Operatif : paratiroidektomi
Penyulit
: Fraktur
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: tergantung penyebab
Output
:-
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
143
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
RENAL OSTEODYSTROPHY ICD - 10: Diagnosis
: Pasien dengan gagal ginjal kronik, uremia, kombinasi gejala rickets, osteomalasia, parathiroidisme sekunder, osteoporosis, osteosklerosis.
Diagnosis banding : - Rickets - Osteomalasia - Parathiroidisme sekunder - Osteoporosis - Osteosklerosis Pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan laboratorium: fungsi ginjal, kalsium serum, fosfat serum, kalsium dan fosfat urin, kadar hormon parathiroid, alkali fosfatase. - Foto rontgen Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit
Terapi
: tergantung penyebab, vitamin D dosis tinggi
Penyulit
: Fraktur , deformitas
Prognosis
: dubia
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: tergantung penyebab
Output
:-
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan
144
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
resume medis.
PENYAKIT PAGET (OSTEITIS DEFORMANS) ICD - 10: Diagnosis
: Nyeri tumpul konstan (dull constan ache), bertambah saat bangun tidur, deformitas tungkai bawah, kifosis, menjadi lebih pendek, ape-like, kompresi syaraf kranial, steal syndrome.
Diagnosis banding : Sarkoma Hiperkalsemia Pemeriksaan penunjang : - Foto rontgen, - Pemeriksaan laboratorium: alkali fosfatase, kadar pyridinoline urin, Kalsium dan fosfat serum Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: bila didapatkan penyulit
Terapi
: - Indikasi : nyeri tulang menetap, fraktur berulang, komplikasi neurologis, high output cardiac failure, hiperkalsemia karena imobilisasi - Menekan bone turn-over: kalsitonin, bifosfonat - Operasi: bila ada fraktur
Penyulit
: Fraktur, osteoarthritis, kompresi saraf, stenosis spinalis, sarkoma tulang, high output cardiac failure, hiperkalsemia
Prognosis
: ad malam
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: tergantung penyebab
Output
: nyeri teratasi dan menekan bone turn-over rate
Patologi anatomi
: diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
145
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
146
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
8. PEDIATRI CEREBRAL PALSY ICD - 10: Diagnosis
: suatu kelainan yang diakibatkan kerusakan otak non-progresif pada awal masa pertumbuhan, yang dapat disebabkan oleh toksemia maternalis, prematuritas, anoksia perinatal, kernikterus, infeksi atau cedera serebral post natal. Klinis terjadi inkoordinasi neuromuskular, distonia, parese dan spastisitas, kadang terdapat kejang, gangguan fungsi luhur dan retardasi mental.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - Lab darah perifer, LED, kimia darah, ALP, FH - Foto Rontgen, AP/Lateral pada deformitas yang ditemukan - CT Scan - EEG Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: jika diperlukan tindakan operatif: untuk koreksi deformitas
Terapi
: - Non operatif - Operatif
Penyulit
: progresivitas deformitas
Prognosis
: qua ad functionam
Informed consent
: perlu dibuat jika ada tindakan
Masa pemulihan
: bulan-tahun tergantung derajat penyakit
Output
: mencegah deformitas tetap
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
: observasi berkala, fisioterapi : koreksi deformitas
: buruk
147
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
FREDRIECH’S ATAXIA ICD - 10: Diagnosis
: Penyakit yang jarang dan merupakan kelainan autosomal resesif dengan degenerasi traktus spinoserebelaris, traktus kortikospinalis, kolumna posterior dari medula spinalis dan sebagian serebelum. Biasanya muncul pada usia 5-6 tahun, ditandai dengan gaya berjalan yang tidak stabil dan aneh, kecenderungan untuk terjatuh dan clumsiness. Kelainan yang sering terdapat adalah pes cavovarus dengan claw toes, skoliosis.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : - Lab darah perifer, LED, kimia darah, ALP, FH - Foto rontgen AP/ Lat pada deformitas yang ditemukan. Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: atas indikasi
Perawatan RS
: jika diperlukan tindakan operatif: untuk koreksi deformitas
Terapi
: - Non operatif - Operatif
Penyulit
: deformitas pes cavovarus, skoliosis dengan progresifitas.
Prognosis
: mobilisasi kursi roda, dan umumnya berumur kurang dari 30 tahun
Informed consent
: perlu dibuat jika ada tindakan
Masa pemulihan
:-
Output
: tidak dapat sembuh (penyakit keturunan)
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
: observasi berkala : koreksi deformitas
148
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
POLIOMIELITIS ANTERIOR ICD - 10: Diagnosis
: Penyakit akibat infeksi viral pada sel-sel kornu anterior medula spinalis dan batang otak dan mengakibatkan paralisis LMN pada grup otot yang terkena. Sebagian sel neuron bisa mengalami cedera akibat inflamasi saja atau edema dan membaik sehingga gangguan motrorik dapat membaik. Klinis ditandai dengan fase akut, fase rekonvalesens dan fase residual.
Diagnosis banding : Penyakit Guillain-Barre Pemeriksaan penunjang : - Lab darah perifer, feses - EMG Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: Spesialis anak
Perawatan RS
: - Fase akut : 7 – 14 hari - Fase residual : 7 – 14 hari
Terapi
: - Fase akut: -Suportif, tirah baring, isolasi -Atasi nyeri: analgetika, anti spasme otot -Fisioterapi Fase residual -operatif: flail joint, fixed deformity -fisioterapi
Penyulit
:
gangguan pernapasan akibat kelumpuhan otot pernapasan
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
minggu-bulan
Output
:
dapat sembuh total jika tidak ada gejala sisa
149
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Patologi anatomi
:
diperlukan
Otopsi
:
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
ARTHROGRIPOSIS MULTIPLEKS KONGENITAL ICD - 10: Diagnosis
: Kelainan neuromuskuler kongenital ditandai dengan gangguan gerak non progresif karena kontraktur jaringan lunak berupa kekakuan pada beberapa sendi, tungkai yang tak berbentuk dan silindris dan tak terdapat lipatan kulit. Dapat berupa kelainan kombinasi neuropatik dan miopatik.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang :
Lab darah perifer, LED, ALP Foto rontgen AP/ Lateral CT Scan MRI.
Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: sesuai bidang ilmu yang diperlukan
Perawatan RS
: operatif 5-10 hari
Terapi
: - Non operatif : observasi berkala, fisioterapi dan pembidaian - Operatif: release, osteotomi, transfer tendon
Penyulit
: kerusakan neurovaskuler
Prognosis
: buruk, karena kerusakan sendi progresif
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: tergantung deformitas yang ada
Output
: tidak dapat sembuh total
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
150
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DISTROFI MUSKULER (termasuk : Duchenne Muscular Dystrophy, Myotonic Myopathies) ICD - 10: Diagnosis
: Kelainan herediter yang mengakibatkan atrofi dan kelemahan otot progresif. Kelainan gen terdapat pada kromosom X p21 yang mengakibatkan kadar distrofin rendah sehingga terjadi gangguan transport kalsium. Tanda karakteristik klinis adalah terdapatnya tanda Gower. Gejala muncul saat anak mulai belajar berjalan. Terdapat kesulitan berdiri, berjalan dan berlari sehingga sering terjatuh. Massa otot terlihat bulky (pseudohipertrofi), karena penimbunan lemak pada otot. Penyakit bersifat progresif. Diagnosis banding : -
Pemeriksaan penunjang :
Lab darah perifer, LED, ALP creatinin phosphokinase (CPK) serum EKG EMG: tanda karakteristik Foto rontgen jika ada Biopsi otot DNA: defek pada kromosom X p21
Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan sesuai dengan kelainan yang ada
Perawatan RS
: - Non operatif: untuk perbaikan keadaan umum - Operatif : untuk biopsi otot
Terapi
: Non operatif : observasi berkala, fisioterapi, bracing
Penyulit
: kelemahan semua otot termasuk pernapasan dan jantung
Prognosis
: buruk, penderita tidak dapat hidup lama karena kerusakan otot jantung dan pernapasan
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: bulan – tahun untuk perbaikan kondisi saja, kecuali sudah menyerang otot napas dan jantung
151
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Output
: lihat prognosis
Patologi anatomi
: diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS (CTEV) ICD – 10 : Q 66.0 Diagnosis
: secara klinis terdapat ekuinus ankle, adduksi forefoot dan supinasi, jari kaki tidak dapat menyentuh tibia seperti pada bayi normal.
Diagnosis banding : ekuinovarus postural, constriction band, arthrogryposis multiplex congenital, spina bifida dengan meningocele/meningomyelocele. Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen, pedis proyeksi AP (plantar fleksi 30o) dan lateral (dorsofleksi). Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: - bila merupakan bagian dari suatu sindroma (ada kelainan kongenital lain) - bila diperlukan untuk menentukan toleransi operasi (bagian paediatri)
Perawatan RS
: - rawat jalan pada terapi konservatif - rawat inap pada tindakan operatif.
Terapi
:
Konservatif; dengan serial stretching dan casting segera/sedini mungkin (metode Ponsetti) Operatif : o operasi release jaringan lunak bagian posteromedial dan Achilles tendon lengthening (pada tahap awal) o operasi bony procedure bila sudah lanjut atau kasus neglected.
Penyulit
: cedera neurovaskuler, pada tipe resisten
Prognosis
: dubia; tergantung beratnya deformitas.
Informed consent
: perlu dibuat (mengenai kemungkinan koreksi yang diharapkan dapat dicapai).
Masa pemulihan
: 3 bulan, namun perlu follow-up jangka panjang untuk melihat bentuk kaki pada waktu mulai berjalan
152
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Output
: kaki dapat diposisikan plantigrade dan pasien dapat berjalan tanpa nyeri.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya.
FLAT FOOT (PES PLANUS) ICD - 10: Q66.5 Diagnosis
: secara klinis, posisi kaki kalkaneus ekuinus, dislokasi sendi talonavikulare, kaki terasa kaku sekali.
Diagnosis banding : CTEV Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen pedis dan ankle AP/ Lateral Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
:-
Perawatan RS
: - Konservatif bila rawat jalan - Rawat inap bila dilakukan tindakan operatif
Terapi
: sepatu yang ditinggikan atau diganjal pada sisi dalam telapak kaki (medial arch support). Plastering foot posisi ekuinovarus selama 6 bulan. Jika gagal, dilakukan operasi lengthening anterior tendon atau tendo Achilles
Penyulit
: reduksi dislokasi kadang sulit
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 6 bulan – 1 tahun
Output
: baik, sebelum anak belajar jalan
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
153
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
SPASMODIC FLAT FOOT ICD - 10: Q66.5 Diagnosis
: klinis
Diagnosis banding : CTEV, ekuinovarus postural Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen polos pedis dan ankle, Harris axial view CT Scan coronal plane Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
: - rawat jalan pada penanganan konservatif - rawat inap pada tindakan operatif, maksimal 7 hari
Terapi
: - Non operatif: walking plaster boot - Operatif: pada kasus lanjut, dilakukan triple arthrodesis
Penyulit
:-
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: 3-6 bulan
Output
: sembuh baik
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
154
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
PES CAVUS ICD - 10: Q66.7 Diagnosis
: pada pasien usia 6-8 tahun dengan deformitas plantar, riwayat keluarga, mengenai kedua kaki, nyeri di bawah kaput metatarsal.
Diagnosis banding : CTEV, ekuinovarus postural Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen pedis AP/ Lateral Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
: - rawat jalan : non operatif - Rawat inap pada tindakan operatif: maksimal 7 hari
Terapi
: - Non operatif: sepatu khusus dengan arch support - Operatif:
Eksisi lateral based wedge dari tulang Mengisi wedge medial (Dwyer) Fleksor dilepas bagian distal dan dipindah ke ekstensor Robert Jones procedures dan operasi Steindler
Penyulit
:-
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: konservatif Operatif
Output
: dapat sembuh baik jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
: tergantung kondisi : 3-6 bulan
155
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
156
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
9. KOMPLIKASI SINDROMA KOMPARTEMEN AKUT KRURIS Diagnosis : riwayat trauma atau fraktur pada ekstremitas, cedera jaringan lunak, cedera arteri, penekanan lama pada tungkai bawah, luka bakar. Tanda-tanda dini berupa nyeri tekan, nyeri pada peregangan otot (stretch pain), tampak pucat (pallor), parestesia, pulselessness, paresis, puffiness. Diagnosis banding : - edema - cedera arteri - cedera saraf Pemeriksaan penunjang : - pemeriksaan tekanan intra kompartemen dengan needle technique (cara Whiteside) - pemeriksaan doppler - arteriografi Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: spesialis Bedah Vaskuler
Perawatan RS
: rawat inap segera dan pengawasan neurovaskuler sampai dilakukan terapi definitif
Terapi
: operasi emergensi; dilakukan fasiotomi kompartemen untuk dekompresi pada semua kompartemenyang bertekanan tinggi, diikuti fiksasi eksterna bila disertai fraktur.
Pelaksanaan : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum atau regional/spinal, atau bila ada kontra indikasi bisa dilakukan dengan anestesi lokal Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi. Set external fixator. Penyulit
: kontraktur iskemik Volkmann
Prognosis
: dubia, baik bila segera ditangani.
Informed consent
: perlu dibuat, untuk persiapan operasi dan untuk menjelaskan prognosis.
Masa pemulihan
: tergantung derajad kerusakan jaringan lunak
157
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Output
: keluhan teratasi dan tungkai terselamatkan.
Patologi anatomi
: tidak diperlukan.
Otopsi
: tidak diperlukan.
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya dan resume medis.
FAT EMBOLISM SYNDROME ICD - 10: Diagnosis
: Gangguan kesadaran mendadak yang disertai gangguan pernapasan dan petekhiae subkonjungtiva pada pasien fraktur tulang panjang, pelvis atau fraktur multipel
Diagnosis banding : EDH, trauma thoraks Pemeriksaan penunjang : - Foto rontgen thoraks, - Pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, pemeriksaan urin Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan untuk perawatan dengan respirator
Perawatan RS
: sampai pasien bebas dari distres pernapasan dan aman untuk dilakukan terapi definitif fraktur
Terapi
: - rawat di ICU - oksigenasi, bila perlu assisted ventilation - balans cairan - imobilisasi fraktur - terapi suportif lain
Penyulit
: distres pernapasan, koma
Prognosis
: buruk
Informed consent
: perlu dilakukan untuk menjelaskan keadaan pasien dan penyulit yang dapat terjadi
Masa pemulihan
: 1-2 minggu
Output
: distres pernapasan teratasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
158
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
THROMBOSIS VENA DALAM (DVT) ICD - 10: Diagnosis
: nyeri di daerah paha atau tungkai bawah setelah trauma atau operasi, Homan’s sign positif, peningkatan temperatur, terutama pada pasien usia tua dengan penyakit kardiovaskular
Diagnosis banding : emboli pulmo Pemeriksaan penunjang : venografi, USG Doppler Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: diperlukan untuk toleransi operasi dalam pembiusan, Spesialis Penyakit Dalam
Perawatan RS
: 7 hari atau sampai pasien mobilisasi penuh
Terapi
: - Elastic stocking - Heparin 3 x 5000-10000 units selama 5-7 hari - Bila perlu LMW Heparin
Penyulit
: emboli paru
Prognosis
: baik bila tidak ada penyulit
Informed consent
: perlu dilakukan sebelum terjadi penyulit
Masa pemulihan
: 3 bulan
Output
: mobilisasi penuh
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
159
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
160
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
1. BAHU ROTATOR CUFF SYNDROME Impingement Syndrome (Tendinitis supraspinatus) ICD - 10: 726.10 Diagnosis
: riwayat aktivitas berlebihan pada sendi bahu (tenis, golf atau berenang), terdapat inflamasi lokal, bengkak, nyeri dari dalam sendi bahu yang menjalar ke regio deltoid, cuff softening, gangguan gerak sendi bahu.
Diagnosis banding : - OA sendi akromioklavikular - Instabilitas glenohumeral Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP dan true AP (45° lateral) Arthrografi atau USG untuk deteksi robekan cuff Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Konsulen Sport Medicine
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang ilmu terkait
Perawatan RS
: - Rawat jalan bila terapi konservatif dengan fisioterapi - Operatif : 3-5 hari
Terapi
: - Non operatif : modifikasi aktifitas sendi bahu, NSAID, injeksi kortikosteroid subakromial, fisioterapi. - Operatif : jika setelah 3 bulan gagal non operatif, dilakukan Akromioplasti secara terbuka atau arthroskopik atau open repair rotator cuff
Pelaksanaan (Operatif) : : Tempat : di kamar operasi
161
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pembiusan
: bius umum
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi. Set instrumen arthroskopi. Set repair rotator cuff. Set benang atraumatik. Penyulit
: displacement kaput humeri
Prognosis
: dubia
Informed consent
: dilakukan untuk persiapan tindakan operasi dan untuk menjelaskan prognosis
Masa pemulihan
:6 – 8 minggu
Output
: sembuh total jika tidak ada komplikasi, namun kadang masih dijumpai nyeri pasca operasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
162
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
ACUTE CALCIFIC TENDINITIS ICD - 10: Diagnosis
: Penderita umur 30-50 tahun, nyeri saat gerakan sendi yang berlebih, dan semakin parah dalam waktu beberapa jam, gangguan gerak sendi bahu, beberapa hari kemudian nyeri mereda dan normal kembali.
Diagnosis banding :arthritis degeneratif Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP dan true AP (45° lateral), tampak kalsifikasi di atas tuberositas mayor Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang ilmu terkait
Perawatan RS
: - Rawat jalan : non operatif - Operatif : 3 hari
Terapi
: - Non operatif : modifikasi aktifitas sendi bahu, NSAID, injeksi kortikosteroid atau anestesi lokal pada area hipervaskular jika diperlukan, fisioterapi. - Operatif : jika gagal non operatif, untuk keluarkan material kalsifikasi.
Pelaksanaan (Operatif) : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar.
163
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: bursitis akut
Informed consent
: perlu dibuat
Prognosis
: baik
Masa pemulihan
: gerakan terbatas di sendi bahu, selanjutnya gerakan semakin luas secara bertahap
Output
: dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
BICIPITAL TENDINITIS ICD - 10: 726.12 Diagnosis
: nyeri daerah alur bicipital, terutama pada gerakan melawan fleksi dan pada saat supinasi lengan bawah
Diagnosis banding : OA sendi akromioklavikular Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP dan true AP (45° lateral) Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bidang ilmu terkait bila diperlukan
Perawatan RS
: - Non operatif : rawat jalan dengan fisioterapi - Operatif : 3 – 5 hari
Terapi
: - Non operatif : fisioterapi, batasi aktifitas sendi bahu, NSAID oral, atau injeksi kortikosteroid ke dalam sarung tendon biseps jika diperlukan. - Operatif, jika gagal non operatif, sangat terkait dengan terapi sindrom impingement
Penyulit
: ruptur tendon biseps
Informed consent
: perlu dibuat
Prognosis
: dubia
Masa pemulihan
: gerakan terbatas di sendi bahu, selanjutnya gerakan semakin luas secara bertahap
164
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Output
: dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis
RUPTUR TENDON BISEPS ICD - 10: 726.62 Diagnosis
: Penderita biasanya umur di atas 50 tahun, nyeri bahu saat mengangkat sesuatu atau jika kontraksi biseps saat abduksi lengan dan rotasi eksternal 90°, pada posisi ini saat melakukan fleksi siku maka terlihat otot biseps bergerak menjauhi sendi bahu
Diagnosis banding : subluksasi dan dislokasi tendon biseps Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP dan true AP (45° lateral) Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang ilmu terkait
Perawatan RS
: - Rawat jalan : non operatif - Operatif 3 -5 hari
Terapi
: - Non operatif : jika ruptur pada bagian perut (belly) tendon biseps, dipasang balutan Velpeau dengan fleksi siku 90°. - Operatif : akromioplasti dan reattachment tendon biseps ke korakoid atau ke bicipital groove pada ruptur tendon biseps distal.
Pelaksanaan (Operatif) : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar.
165
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
: cedera saraf kutaneus antebrakhii
Informed consent
: perlu dibuat
Prognosis
: baik
Masa pemulihan
: 4-6 minggu dalam bidai dan siku dalam fleksi
Output
: dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
KAPSULITIS ADHESIVA (FROZEN SHOULDER) ICD - 10: 726.0 Diagnosis
: biasanya usia di atas 40 tahun, nyeri sendi bahu berangsur menjadi kaku, gerakan terbatas pada sendi skapulohumeral, kemudian nyeri berangsur berkurang dan gerakan mulai agak normal tapi tidak pernah sampai normal
Diagnosis banding : - kekakuan sendi pasca cedera - OA glenohumeral - distrofia refleks simpatetik Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP dan true AP (45° lateral), gambaran tampak normal Arthrografi: kapasitas sendi tampak berkurang Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang ilmu terkait
Perawatan RS
: - Non operatif : rawat jalan, fisioterapi - Operatif : 3 -5 hari
Terapi
: - Non operatif : fisioterapi dengan latihan gerak aktif sendi bahu disertai pemberian obat analgetik dan antiinflamasi - Operatif, jika non operatif gagal, dengan melakukan release rotator internal dan ligamen korakohumeral serta memotong ligamen korakoakromial.
Pelaksanaan (Operatif) : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum
166
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
:-
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: gerakan terbatas di sendi bahu, selanjutnya latihan gerakan aktif secara Bertahap
Prognosis
: ad functionam : dubia
Output
: masih dapat terjadi gerakan sendi bahu yang terbatas pada 50% kasus
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
167
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
ANTERIOR INSTABILITY ICD - 10: 840.4 Diagnosis
: Terdapat riwayat lepasnya sendi bahu (dislokasi) berulang, kemudian ada sensasi ‘tertarik’ yang diikuti rasa kebal dan lemah. Pada apprehension test, pasien merasa kaput humerus-nya bergeser ke depan/anterior.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP dengan sendi bahu posisi rotasi internal. Atau pada axillary view tampak adanya subluksasi. Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang ilmu terkait
Perawatan RS
: - Rawat jalan : non operatif - Operatif 5-7 hari
Terapi
: - Non operatif : hindari posisi yang menyebabkan dislokasi / subluksasi - Operatif : memperbaiki kapsul dan labrum glenoid yang sobek (prosedur Bankart), overlapping repair untuk memperpendek kapsul anterior dan subskapularis (operasi Putti-Platt), memperkuat kapsul anterior-inferior dengan menyilangkan beberapa otot lain di depannya.
Pelaksanaan (Operatif) : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: - Osteoarthritis - Tendinitis supraspinatus
168
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Informed consent
: perlu dibuat
Masa pemulihan
: gerakan terbatas di sendi bahu, selanjutnya latihan gerakan aktif secara Bertahap
Prognosis
: ad functionam : dubia ad bonam
Output
: dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis. POSTERIOR INSTABILITY ICD - 10: 840.4 Diagnosis
: Terdapat riwayat trauma sendi bahu (dislokasi) atau syok sengatan listrik, tampak rotasi internal dan kesulitan melakukan rotasi eksternal
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP tampak gambaran light bulb pada proksimal humerus. Atau pada axillary view tampak dislokasi secara jelas Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang ilmu terkait
Perawatan RS
: - Rawat jalan : non operatif - Operatif 3-5 hari
Terapi
: - Non operatif : fisioterapi dengan latihan penguatan otot dan belajar mengontrol posisi bahu - Operatif : koreksi kapsul posterior dengan cara posterior bone block.
Pelaksanaan (Operatif) : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: osteoarthritis
Prognosis
: ad functionam : dubia ad bonam
Informed consent
: perlu dibuat
169
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: pasca operasi: sendi bahu pada posisi abduksi dan rotasi eksternal dalam spika selama 6 minggu
Output
: dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
BASEBALL PITCHER’S ELBOW ICD - 10: Diagnosis
: Terdapat riwayat trauma hebat sendi bahu (dislokasi) atau syok sengatan listrik, tampak rotasi internal dan kesulitan melakukan rotasi eksternal.
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen, sendi bahu proyeksi AP tampak gambaran light bulb pada proksimal humerus. Atau pada axillary view tampak dislokasi secara jelas. Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi - Spesialis orthopaedi dan Traumatologi
Konsultasi
: bila diperlukan dengan bidang ilmu terkait
Perawatan RS
: - Rawat jalan : non operatif - Operatif : 3 -5 hari
Terapi
: - Non operatif : fisioterapi dengan latihan penguatan otot dan belajar mengontrol posisi bahu - Operatif : koreksi kapsul posterior dengan cara posterior bone block
Pelaksanaan (Operatif) : Tempat : di kamar operasi Pembiusan : bius umum Bahan/Material : Set instrumen operasi dasar. Penyulit
: osteoarthritis.
Prognosis
: ad functionam : dubia ad bonam
Informed consent
: perlu dibuat
170
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
: pasca operasi: sendi bahu pada posisi abduksi dan rotasi eksternal dalam spika selama 6 minggu
Output
: dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
: tidak diperlukan
Otopsi
: tidak diperlukan
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis.
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
171
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
2. SIKU AVULSI TENDON BISEPS DISTAL ICD - 10: Diagnosis
: Nyeri dan kelemahan pada bagian depan sendi siku setelah aktivitas berat. Suruh pasien mengangkat meja dan rasakan bagian distal tendon biceps.
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: MRI
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
tidak diperlukan
Perawatan RS
:
rawat jalan : non operatif Operatif 3-5 hari
Terapi
:
Operatif
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif> 6 minggu
Output
:
dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
:
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
172
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
BURSITIS OLEKRANII ICD - 10: Diagnosis
: pembesaran dari bursa olekranon dan berisi cairan
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
tidak diperlukan
Perawatan RS
:
rawat jalan : non operatif Operatif 3 hari bila ada penyakit konkomitan
Terapi
:
eksisi
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
1-2 minggu
Output
:
dapat sembuh total jika tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
:
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
173
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
GOUTY ARTHRITIS ICD - 10: Diagnosis
: Nyeri , pembengkakan dan peradangan. Kadar asam urat serum meningkat, aspirasi bursa mengandung kristal urat.
Diagnosis banding
: selulitis, arthritis septik
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan kadar asam urat serum Aspirasi cairan bursa sendi
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
Sp.PD bila terdapat gangguan ginjal
Perawatan RS
:
rawat jalan
Terapi
:
NSAID, dalam keadaan akut injeksi intra artikular dengan steroid
Penyulit
:
pembentukan tophi, gagal ginjal kronik
Prognosis
:
qua ad functionam: dubia
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tergantung beratnya arthritis
Output
:
inflamasi sendi teratasi dan bebas nyeri
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
:
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
174
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
OSTEOARTHRITIS SIKU ICD - 10: Diagnosis
: Nyeri , kaku, terutama setelah istirahat. Pada pemeriksaan ditemukan bengkak lokal, penebalan sendi, krepitasi, dan gerak sendi terbatas.
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
tidak diperlukan
Perawatan RS
:
rawat jalan : non operatif Operatif 3-5 hari
Terapi
:
non operatif : NSAID, PT Operatif : bila terdapat tanda neuritis ulnaris: transposisi n. ulnaris. Pada kasus berat replacement sendi dapat dipertimbangkan
Penyulit
:
ulnar nerve palsy
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tergantung ringan beratnya arthritis
Output
:
nyeri dan inflamasi teratasi
Patologi anatomi
:
-
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
175
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
STIFFNESS OF THE ELBOW/ POST TRAUMATIC STIFFNESS ICD - 10: Diagnosis
: Penilaian yang meliputi pemeriksaan fungsi gerak semua sendi ekstremitas atas
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
tidak diperlukan
Perawatan RS
:
rawat jalan : non operatif Operatif 5-7 hari
Terapi
:
non operatif : active movement dini. Bila gerakan tetap terbatas dan gagal membaik dengan latihan, maka diterapkan serial spint operatif: arthrolisis diindikasikan bila setelah 12 bulan pasca cedera ROM fungsional tidak tercapai
Penyulit
:
Post traumatik radioulnar synostosis
Prognosis
:
qua ad functionam: dubia
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
3- 6 bulan
Output
:
bila rentang fleksi siku atnara 30 -130° dan pronasi supinasi masing-masing 50° , maka hampir semua aktivitas sehari-hari dapat dilakukan.
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
GOLFER’S ELBOW (EPIKONDILITIS MEDIALIS)
176
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
ICD - 10: Diagnosis
: diagnosis sama seperti tennis elbow hanya yang terkena bagian medial (fleksor)
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
tidak diperlukan
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan :
Terapi
:
non operatif : istirahat dari aktivitas golf sampai kondisinya pulih sempurna
Penyulit
:
-
Prognosis
:
qua ad functionam : baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
3- 6 minggu
Output
:
dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
OVERUSE OR REPETITIVE STRAIN SYNDROME TENNIS ELBOW (Epikondilitis Lateral) ICD – 10 : Diagnosis
: nyeri dan pembengkakan di sekitar epikondilus lateralis siku, nyeri makin lama makin berat. Biasanya sering terdapat pada atlet tennis yang salah teknik memukul atau aktivitas yang menggunakan ekstensi pergelangan tangan atau genggaman yang kuat,
Diagnosis banding : Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen : biasanya normal tapi kadang menunjukkan adanya kalsifikasi di origo tendon Pelaku
: - Residen bedah dengan pengawasan konsulen Orthopaedi, pada penanganan konservatif. - Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
177
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Konsultasi
: tidak diperlukan.
Perawatan RS
: - Non operatif : rawat jalan - Operatif : 1 – 3 hari
Terapi
: - Non operatif : pembatasan aktivitas pada area yang nyeri tersebut, fisioterapi dan injeksi steroid. Injeksi kortikosteroid + anestesi lokal berguna mengurangi nyeri tetapi tidak kuratif - Operatif : pada kasus yang persisten atau kambuhan. Prinsipnya ialah pelepasan insersi otot ekstensor komunis dari epikondilus lateral. Keberhasilan terapi operatif sekitar 60%
Pelaksanaan Tempat
: : - Non operatif : di ruang tindakan - Operatif : di kamar operasi : Operatif : bius umum
Pembiusan
Bahan/Material : Set instrumen operasi Orthopaedi Penyulit
:-
Prognosis
: qua ada functionam : baik
Informed consent
: perlu dibuat.
Masa pemulihan
: 1-2 minggu
Output
: nyeri teratasi pada aktivitas
Catatan medik
: identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka pada saat pulang, penentuan waktu kontrol.
ARTHRITIS NEUROPATIK SENDI SIKU ICD - 10: Diagnosis
: instabilitas yang progresif pada sendi siku, sendi bengkak, hipermobil, krepitasi, dan nyeri yang minimal
Diagnosis banding
: non union fraktur dislokasi Rheumatoid arthritis lanjut
178
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pemeriksaan penunjang Pelaku
:
Konsultasi
: foto rontgen AP/ Lat residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi
:
tidak diperlukan
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan : Operatif: 3-5 hari
Terapi
:
non operatif : bidai Operatif : arthrodesis
Penyulit
:
dislokasi patologis
Prognosis
:
qua ad functionam : baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
penyakit cenderung progresif
Output
:
stabilitas dengan support eksternal atau bony fusion
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
:
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
ARTHRITIS RHEUMATOID SENDI SIKU ICD - 10: Diagnosis
: bursitis ulnaris dan nodul rheumatoid ditemukan pada bagian siku belakang. Nyeri dan nyeri tekan bila terjadi sinovitis. Pada keadaan lanjut terdapat instabilitas sendi.
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen
Pelaku
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi
179
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Konsultasi
:
tidak diperlukan
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan : Operatif 3-5 hari
Terapi
:
non operatif : bidai, injeksi kortikosteroid lokal atau Radiokoloid Operatif: gagal konservatif dan sinovitis menetap
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
-
Output
:
dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
TUBERKULOSIS SENDI SIKU ICD - 10: Diagnosis
: nyeri dan kaku disertai otot yang mengecil. Sendi bengkak, hangat dan nyeri tekan, ROM terbatas oleh karena nyeri dan spasme
Diagnosis banding
: sinovitis, RA
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen , aspirasi, biopsi, dan pemeriksaan mikrobiologi dan histopatologi
Pelaku Konsultasi
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
tidak diperlukan
180
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan : Operatif 3-5 hari
Terapi
:
non operatif : obat anti tuberkulosis, imobilisasi siku sampai gejala berkurang Operatif: arthrodesis
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
-
Output
:
dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
3. PERGELANGAN TANGAN
181
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
ARTHRITIS RHEUMATOID PERGELANGAN TANGAN ICD - 10: Diagnosis
: bengkak, nyeri dan kekakuan sendi pergelangan tangan. Pada keadan lanjut terdapat deformitas berupa deviasi radial pergelangan tangan disertai deviasi ulnar jari tangan, abduksi dan subluksasi volar sendi radiokarpal.
Diagnosis banding
: artritis septik Tuberkulosis sendi pergelangan tangan
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : osteoporosis, regional, erosi prosessus styloideus ulna dan sendi radiokarpal, interkarpal. Arthrografi CT Scan
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
ke Rehabilitasi medik bila diperlukan
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan :
Terapi
:
lesi ringan
: bidai dan injeksi kortikosteroid intra sinovial
182
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Lesi sedang: sinovektomi Lesi berat : grafting/ transfer tendon, joint replacement, arthrodesis Penyulit
:
infeksi, kontraktur sendi dan jaringan ikat
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
penyakit cenderung progresif
Output
:
sembuh dengan gejala sisa
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
OSTEOARTHRITIS SENDI PERGELANGAN TANGAN ICD - 10: Diagnosis
: gerakan sendi terbatas dannyeri, bisa terdapat riwayat cedera sebelumnya, nyeri dan kaku sendi
Diagnosis banding
: artritis septik Tuberkulosis sendi pergelangan tangan Rheumatoid arthritis
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : penyempitan sendi radiokarpal, sklerosis subchondral
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan rehab medis
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan :
Terapi
:
non operatif : NSAID, bidai, PT Operatif: eksisi bagian distal prosesus stiloideus radius dan arthrodesis
Penyulit
:
infeksi, kontraktur sendi
Informed consent
:
perlu
183
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
:
3-6 bulan
Output
:
bebas nyeri dan pergelangan tangan fungsional
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
TENOSINOVITIS DE QUERVAIN’S ICD - 10: Diagnosis
: pasien wanita usia 40-50 tahun atau wanita dengan kehamilan, nyeri pada sisi radial pergerlangan tangan, bengkak distal radius, sarung tendon teraba tebal dan keras, nyeri tekan pada ujung prosesus stiloideus radius, tes Finkelstein positip. Diagnosa pasti cukup ditegakkan secara klinis
Diagnosis banding
: OA karpometakarpal I Sindroma intersection Non union fraktur scaphoid
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : radius distal (sering kali tidak diperlukan )
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat jalan :
Terapi
:
non operatif : NSAID/ OAINS, bidai, PT, injeksi kortikosteroid pada sarung tendon Operatif: release kompartemen I
Penyulit
:
operatif: lesi nervus radialis ramus sensoris, jaringan fibrotik / kontraktur
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
1-2 minggu
184
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Output
:
sembuh dengan sedikit gejala sisa
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
TUBERKULOSIS SENDI PERGELANGAN TANGAN ICD - 10: Diagnosis
: nyeri, bengkak, kaku sendi terjadi secara gradual diikuti kelemahan dan ketidakmampuan ekstensi
Diagnosis banding
: rhematoid artritis Artritis septik
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : osteoporosis regional, celah sendi radiocarpal dan intercarpalia iregular, erosi tulang serologi test, biopsi
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan : Operatif : rawat inap 3 – 5 hari
Terapi
:
non operatif : obat anti tuberkulosis, bidai, drainase Operatif: drainase, debridement, arthrodesis
Penyulit
:
infeksi sekunder, kontraktur
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
3-6 bulan
Output
:
sembuh dengan gejala sisa
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan
185
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
KISTA GANGLION PERGELANGAN TANGAN ICD - 10: Diagnosis
: benjolan biasanya di bagian dorsal, tidak nyeri, batas tegas, kistik, kadang diikuti kelemahan tangan, transiluminasi kadang positif
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: aspirasi kista (P.A)
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
-
Perawatan RS
:
rawat jalan :
Terapi
:
kadang sembuh spontan Eksisi bila menekan serabut saraf
Penyulit
:
kompresi nervus ulnaris, gangguan arteri radialis
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
1-2 minggu
Output
:
sembuh sempurna (spontan), kadang rekurens
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
186
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) ICD - 10: Diagnosis
: wanita menopause, rheumatoid arthritis, hamil atau myxodema, nyeri dan parestesia pada distribusi saraf median di tangan, pasien terbangun pada malam hari, nyeri terbakar, kadang kelemahan tangan. Tinel;s sign dan Phalen’s test positip
Diagnosis banding
: spondilitsi servikalis
Pemeriksaan penunjang
: tes elektrodiagnosis: perlambatan konduksi saraf
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
-
Perawatan RS
:
tidak perlu
Terapi
:
splinting Injeksi kortikosteroid Release carpal tunnerl
Penyulit
:
lesi nervus medianus
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
1-2 minggu
Output
:
sembuh sempurna Sembuh dengan gejala sisa
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
187
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
KIENBOCK’S DISEASE ICD - 10: Diagnosis
: dewasa muda, nyeri dan kaku, nyeri tekan di atas os lunatum, kekuatan menggenggam berkurang, bila gerakan wrist terbatas dan nyeri
Diagnosis banding
: osteoarthritis
Pemeriksaan penunjang
: x-ray, MRI, bone scan
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
-
Perawatan RS
:
tidak perlu
Terapi
:
splintage wrist Shrotening radius, fusi interkarpal, eksisi karpus proksimal, arthrodesis radiokarpal
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
6-12 minggu
Output
:
osteoarthrosis
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
berlanjut
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
188
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
RADIAL CLUBHAND ICD - 10: Diagnosis
: deviasi radial wrist, hilangnya seluruh/ sebagian radius. Ibu jari, scaphoid, trapezium tumbuh tidak normal, biasanya bilateral. Kadang dihubungkan dengan keadaan trombositopenia dan tidak adanya radius (TAR), anemia Fanconi, atrial septal defek (HoltOram syndrome), atau VATER syndrom (vertebral defect, anal atresia, tracheo-esophageal fistula, renal and Radial dysplasia).
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: x ray
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
psikologi
Perawatan RS
:
tidak perlu
Terapi
:
non operatif: manipulasi dan pemasangan bidai Operatif: untuk perbaikan fungsi dan kosmetik
Penyulit
:
kaku sendi siku
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
> 6 bulan
Output
:
sentralisasi tangan
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
MADELUNG’S DEFORMITY ICD - 10: Diagnosis
: bagian distal radius melengkung ke depan (palmar), distal
189
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
ulna menonjol ke arah belakang wrist, terlihat setelah umur 10 tahun Diagnosis banding
: deformitas post trauma
Pemeriksaan penunjang
: x ray
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
-
Perawatan RS
:
tidak perlu
Terapi
:
non operatif: Operatif: eksisi lower end ulna (prosedur Darrach), osteotom radius, free fat graft.
Penyulit
:
lesi AVN
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
3- 6 bulan
Output
:
pergelangan tangan yang fungsional memuaskan
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
CAPOMETACARPAL OSTEOARTHRITIS SENDI KARPOMETAKARPAL ICD - 10: Diagnosis
: biasanya wanita setengah baya, nyeri difus sekitar dasar ibu jari, kekuatan menjumput dan menggenggam menurun, sendi bengkak, dan posisi aduksi, nyeri tekan, ‘grind test’ positip.
190
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: x ray: penyempitan sendi trapezio-metacarpal joint space
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
tidak perlu
Terapi
:
non operatif: manipulasi dan pemasangan bidai Operatif: eksisi trapezium (artroplasti)
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
> 6 bulan
Output
:
fungsi jari se-optimal mungkin
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
4. TANGAN
191
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
KONTRAKTUR DUPUYTREN ICD - 10: Diagnosis
: penebalan noduler pada telapak tangan, nyeri, telapak berkerut, nodul, dan menebal, hipertropi noduler, dan kontraktur. Aponeurosis palmaris menebal, biasanya di depan jari manis
Diagnosis banding
: kontraktur kulit (laserasi sebelumnya) Kontraktur tendon
Pemeriksaan penunjang
: analisa kromosom (autosomal dominan)
Pelaku Konsultasi
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
192
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
:
rawat jalan
Terapi
:
non operatif: fisioterapi Operatif: bila progresif
Penyulit
:
cedera pada saraf Cedera pada pembuluh darah
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
tergantung keadaan klinis
Output
:
berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
JARI PICU (TRIGGER FINGER) ICD - 10: Diagnosis
: terdapat gangguan gerak pada jari, dimana jari menghentak bila fleksi atau ekstensi yang dipaksakan. Bisa terdapat deformitas fleksi, nodul, nyeri, dan dapat mengenai semua jari. Tersering jari manis dan tengah. Tendon flesor terjeak pada pintu masuknya dan bila dilakukan ekstensi paksa tendon fleksor melewati konstriksi dengan hentakan keras seperti memicu senapan
Diagnosis banding
: kontraktur kulit (laserasi sebelumnya) Kontraktur tendon
Pemeriksaan penunjang
: analisa kromosom (autosomal dominan)
Pelaku Konsultasi
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
193
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
:
rawat jalan Rawat inap: 1-3 hari
Terapi
:
non operatif: NSAID, PT, injeksi steroid pada sarung tendon Operatif: release tendon
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
pasca operasi 2- 3 minggu
Output
:
triggering teratasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
ARTRITIS RHEUMATOID ICD - 10: Diagnosis
: terdapat keluhan pada sendi jari tangan berupa morning stiffness, nyeri , bengkak, deformitas progresif, instabilitasi, hilangnya fungsi , sinovitis sendi, sinovitis sarung tangan tendon, biasanya bersifat simetris.
Diagnosis banding
: osteoarthritis, arthritis gout
Pemeriksaan penunjang
: radiologis, laboratoris
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat jalan Operatif: 3 hari kecuali ada komplikasi
Terapi
:
non operatif: istirahatkan sendi dengan bidai, mengendalikan penyakit sistemik, injeksii intra-artikuler metil prednisolon 40 mg, nitrogen mustard, 1% lignokain Operatif: sinovinektomi diikuti fisioterapi, apabila sinovitis sendi dan tendon tak terkendali, arthrodesis, arthroplasti
194
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
:
kelainan sistemik lain
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
tergantung keadaan klinis
Output
:
radang sendi teratasi dan fungsional
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
INFEKSI AKUT PADA TANGAN ICD - 10: Diagnosis
: tangan terasa nyeri, berdenyut, merah, bengkak, dan nyeri tekan, terdapat demam
Diagnosis banding
: Robekan akut pada tendon Gout arthritis Gigitan serangga yang menyerupai infeksi subkutan
Pemeriksaan penunjang
: radiologis, laboratoris
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat jalan Rawat inap
: pada kasus ringan : pada kasus berat 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: antibiotika secepatnya, analgetika, rest dan elevasi tangan Operatif: drainase abses
Penyulit
:
sepsis, kaku sendi
Informed consent
:
perlu
195
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Masa pemulihan
:
tergantung keadaan klinis
Output
:
berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
CEDERA TERBUKA PADA TANGAN ICD - 10: Diagnosis
: riwayat trauma, terdapat luka yang dapat bersifat bersih, laserasi, remuk, luka injeksi, luka bakar, cedera saraf, cedera pembuluh darah, cedera tendon,. Dinilai juga gerakan aktif dan gerakan pasif
Diagnosis banding
: robekan akut pada tendon
Pemeriksaan penunjang
: foto polos tangan: AP/ lateral
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat jalan pada kasus ringan Rawat inap; 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: antibiotika secepatnya, ATS, tangan dibebat ringan dan dibalut steril, analgetika. Operatif: eksplorasi luka dan debridemen, rekonstruksi organ terpotong kalau kondisi memungkinkan
Penyulit
:
malunion, non union, kaku sendi, cedera saraf, cedera arteri
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
tergantung keadaan klinis
Output
:
berhasil baik bila tidak ada komplikasi
196
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Patologi anatomi
:
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan tidak diperlukan
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
5. LEHER
197
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
PROLAPS AKUT DISKUS INTERVERTEBRALIS SERVIKAL ICD - 10: Diagnosis
: riwayat trauma, fleksi dan rotasi (whiplash injury) yang mendadak, terjadi di atas dan di bawah vertebra cervical 6. Nyeri dan kaku daerah leher menjalar ke skapula atau oksiput. Nyeri dan parasthesia pada ekstremitas atas, dorsal aiku, punggung tangan dan jari 2 dan 3 atau pada distribusi C6/7
Diagnosis banding
: acute tissue strain Neurologic amyotrophy Spondilitis servikalis Neoplasma servikal Lesi rotator cuff
Pemeriksaan penunjang
: foto polos servikal: AP/ lateral MRI
Pelaku
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi
Perawatan RS
:
rawat jalan non operatif Rawat inap; 5-7 hari (bila tanpa komplikasi)
Terapi
:
non operatif: NSAID, rest, pasang collar selama 1/ 2 minggu, PT. Operatif: bila non operatif tidak berhasil. Dilakukan ACDF (anterior Cervical Diskectomy and Fusion) dengan / tanpa instrumentasi
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
-
Output
:
berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
198
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
CEDERA TERBUKA PADA TANGAN ICD - 10: Diagnosis
: riwayat trauma, terdapat luka yang dapat bersifat bersih, laserasi, remuk, luka injeksi, luka bakar, cedera saraf, cedera pembuluh darah, cedera tendon,. Dinilai juga gerakan aktif dan gerakan pasif
Diagnosis banding
: robekan akut pada tendon
Pemeriksaan penunjang
: foto polos tangan: AP/ lateral
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat jalan pada kasus ringan Rawat inap; 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: antibiotika secepatnya, ATS, tangan dibebat ringan dan dibalut steril, analgetika. Operatif: eksplorasi luka dan debridemen, rekonstruksi organ terpotong kalau kondisi memungkinkan
Penyulit
:
malunion, non union, kaku sendi, cedera saraf, cedera arteri
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
tergantung keadaan klinis
Output
:
berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
199
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
SPONDILITIS SERVIKALIS ICD - 10: Diagnosis
: degenerasi kronik diskus intervertebralis sering terjadi pada segmen C5-7, usia di atas 40 tahun, mengeluh nyeri leher kronik dan kaku, keluhan secara gradual memberat saat bangun tidur, nyeri menjalar ke oksiput, punggung, bahu ke arah bawah, pada kedua tangan disertai paraesthesia kelemahan dan kesemutan. Gerak leher terbatas dan nyeri. Bila terdapat radikulopati, perubahan sensibilitas, kelemahan otot dan reflek menurun pada tangan dan lengan
Diagnosis banding
: nerve entrapment syndrome Thoracic outlet syndrome Neoplasma servikal Lesi rotator cuff
Pemeriksaan penunjang
: foto polos AP/ lateral MRI
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat jalan pada non operatif Rawat inap, operatif; 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: rest dengan collar, NSAIDs Operatif: key hole foraminotomy, ACDF, ACCF atau laminoplasti (tergantung letak lesi kompresi)
Penyulit
:
neuropati, mielopati
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
-
Output
:
berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
200
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
SPONDILITIS SERVIKALIS (NON SPESIFIK/ PYOGENIK) ICD - 10: Diagnosis
: nyeri pada leher dan kaku otot, dan spasme dan juga dapat diikuti dengan tanda-tanda infeksi umum
Diagnosis banding
: neoplasma sekunder
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan darah rutin foto polos servikal AP/ lateral MRI servikal
Pelaku
:
Konsultasi Perawatan RS
:
Terapi
:
non operatif: rest dengan support, antibiotika i.v analgetika, roborantia Operatif: dekompresi debridemen dan kalau perlu diikuti ACDF atau ACCF dengant atau tanpa instrumentasi
Penyulit
:
-
Informed consent
:
tidak perlu
Masa pemulihan
:
-
Output
:
berhasil baik bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
:
Otopsi Catatan medik
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi non operatif 1-2 minggu operatif; 1-2 minggu
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
SPONDILITIS SERVIKALIS DENGAN MIELOPATI (CERVICAL SPONDYLOTIC MYE LOPATHY) ICD - 10:
201
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis
: diameter sagital dengan kanalis servikal kurang darri 11 mm Ditandai dengan nyeri leher, brakialgia, paraesthesia, kelemahan dan kesemutan pada tangan dan kaki, spastisitas dan unsteady gait, diperberat dari hiper ekstensi leher. Pada kasus yang berat terjadi disfungsi miksi dan defekasi. Derajat mielopati dinilai dengan disfungsi miksi dan defekasi, derajat mielopati dinilai dengan skor JOA (Japanese Orthopaedic Association Score) atau Nurick score
Diagnosis banding
: multipel sclerosis Amyotropic lateral session Syringomyelia Spinal cord tumor
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan darah rutin DPL, LED, CRP foto polos servikal AP/ lateral CT scan/ MSCT scan MRI
Pelaku
:
Konsultasi Perawatan RS
:
Terapi
:
non operatif: analgetika, NSAID, collar support, isometric exercises Operatif: dekompresi via laminektomi atau Laminoplasti
Penyulit
:
Perburukan defisit neurologis
Informed consent
:
perlu
Masa pemulihan
:
3-6 bulan
Output
:
untuk gejala: < 3 bulan: dapat sembuh total 3-6 bulan: kesembuhan 50% 6 bulan : kesembuhan 20 %
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
:
Otopsi Catatan medik
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi non operatif rawat jalan operatif; 7-10 hari (tanpa komplikasi)
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
TORTICOLLIS ICD - 10: Diagnosis
: dagu membengkok ke atas dan mengarah pada satu sisi, asimetri wajah (plagiocephaly). Terdapat jaringan fibrosis pada otot sternomastoid pada satu sisi, dan gagal memanjang sejalan dengan perutmbuhan (tortikolis kongenital). Tortikolis sekunder
202
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
disebabkan anomali tulang, infeksi, trauma, arthritis dan disfungsi bola mata. Otot pada sisi yang terkena kaku dan keras Diagnosis banding
: tonsilitis Tuberkulosis Tumor fosa posterior
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan darah rutin DPL, LED, CRP foto polos servikal AP/ lateral
Pelaku
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi
Konsultasi Perawatan RS
:
non operatif rawat jalan operatif; 3-5 hari (tanpa komplikasi)
:
Terapi
:
non operatif: PT, saat bayi dilakukan muscle stretching oleh orang tua Operatif: bila kelainan menetap selama setahun
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
-
Output
:
dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
OSSIFICATION OF THE POSTERIOR LONGITUDINAL LIGAMENT (OPLL) ICD - 10: Diagnosis
: Nyeri kombinasi pada leher dan ekstremitas atas dengan disertai keluhan paraestesia, kelemahan otot pada ekstremitas atas dengan gejala UMN. Didapatkannya gejal inkoordinasi, kikuk, gangguan menulis dan pada keadaan yang berat dengan inkontinensia. Pemeriksaan khusus: Refleks fisiologis meningkat, refleks patologis + (Babinsky + Hofmann-Traummer +, inverted-radial reflex +, Lhermitte’s sign +)
Diagnosis banding
:
203
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pemeriksaan penunjang Pelaku
:
Konsultasi
: foto polos servikal AP/ lateral MRI residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic spine surgeon
:
-
Perawatan RS
:
rawat inap: operatif; maksimal 10 hari (tanpa komplikasi)
Terapi
:
Operatif bila gejala dan keluhan progresif dan sangat mengganggu digunakan metode dekompresi laminoplasti
Penyulit
:
Perdarahan durante operasi Pasca bedah: gangguan neurologis memburuk
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
6 minggu
Output
:
sembuh total bila tidak ada komplikasi tergantung gejala neurologis
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
204
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
6. PUNGGUNG
SKOLIOSIS IDIOPATIK ICD - 10: M41 Diagnosis
: adanya kelainan bentuk punggung, kadang disertai rasa pegal daerah punggung setelah beraktivitas. Tulang belakang deviasi ke kanan atau kiri dari garis tengah pada bidang sagital, koronal dan aksial (deformitas 3 dimensional), jarang terdapat gangguan neurologis. Idiopatik skoliosis merupakan 80% dari seluruh skoliosis dan 90% terdapat pada perempuan. Terdapat pada 12% dari populasi dan pada usia muda
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan laboratorium rutin Foto rontgen: AP tegak, AP supine dengan bending kanan dan kiri, lateral, pelvis AP tes fungsi paru
Pelaku
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic spine surgeon
205
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Konsultasi
:
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat jalan: non operatif Rawat inap: operatif; maksimal 10 hari (tanpa komplikasi)
Terapi
:
non operatif : (kurva < 40 derajat) observasi, exercise, bracing (Milwaukee, Boston) operatif (kurva > 40 derajat) : instrumentasi segmental dan fusi posterior.
Penyulit
:
Pada skoliosis berat terjadi gangguan sistem pernapasan Gangguan neurologis
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif: 3-6 bulan (fusi)
Output
:
tidak terjadi gangguan neurologis, kurva terkoreksi, fusi tercapai, penderita puas.
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
DEFORMITAS KIFOSIS ICD - 10: M40 Diagnosis
: deformitas pada bidang sagital, dapat terdapat pada daerah torakal maupun lumbal. Bisa terdapat keluhan nyeri kronis. Pada umumnya deformitas terbentuk secara gradual sesuai dengan progresifitas penyakit utama yang mendasarinya.
Diagnosis banding
: Kifosis postural Spondilitis tuberkulosis Spondilitis ankilosis Scherumann’s disease
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan laboratorium rutin, LED, CRP Foto rontgen: vertebra AP dan Lateral CT scan/ MSCT scan MRI
Pelaku
Konsultasi
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic spine surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
206
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Perawatan RS
:
rawat jalan: non operatif dengan pemakaian brace, exercise rawat inap: operatif; dirawat maksimal 10 hari (tanpa komplikasi)
Terapi
:
non operatif: back strengthening exercise dan postural training, bracing operatif, dengan instabilitas: instrumentasi segmental dan fusi (kalau perlu koreksi kifosis). Pendekatan bisa anterior saja, posterior saja atau kombinasi.
Penyulit
:
gangguan neurologis ekstremitas bawah Disfungsi paru Durantee operasi: perdarahan
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan (fusi)
Output
:
tidak terjadi gangguan neurologis, nyeri -, kurva terkoreksi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
INFEKSI SPINAL PIOGENIK ICD - 10: M46.3 Diagnosis
: Nyeri lokal intens, spasme otot paraspinal, gerakan terbatas. Bisa terdapat riwayat operasi tulang belakang beberapa waktu sebelumnya. Demam tinggi dan takikardia. Lekosit dan LED meningkat. Titer antibodi anti stafilokokus tinggi.
Diagnosis banding
: Infeksi piogenik Tumor tulang primer ganas MBD (metastatic bone disease)
Pemeriksaan penunjang
: laboratorium rutin, LED, CRP foto rontgen AP/ lateral Bone scanning CT scan/ MSCT MRI
Pelaku
:
Konsultasi Perawatan RS
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic spine surgeon :
:
bila diperlukan dengan bidang terkait rawat jalan: dengan plaster body jacket, korset atau brace Rawat inap: bila operatif, maksimal 10 hari (tanpa
207
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
komplikasi) Terapi
:
Non operatif : tirah baring total, analgetik, antibiotika intravena , korset, plaster body jacket, brace. Operatif bila diperlukan tindakan dekompresi kanal spinalis, debridemen dan drainase abses, koreksi kifosis dan stabilisasi dengan instrumentasi dan fusi.
Penyulit
:
gangguan neurologis/ fungsi neurologis memburuk pada ekstremitas durante operasi: perdarahan gangguan neurologis memburuk resistensi terhadap antibiotika
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
nyeri teratasi, perbaikan fungsi neurologis, kifosis terkoreksi, infeksi terkontrol dan pasien puas secara kosmetis
Patologi anatomi
:
diperlukan jika diagnosa masih diragukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
208
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
INFEKSI SPINAL TUBERKULOSIS ICD - 10: M49.0 Diagnosis
: Riwayat penyakit umum yang mengarah tuberkulosis, dan nyeri punggung. Abses dingin di lipat paha, pinggang belakang, gangguan neurologis. Nyeri lokal dan lingkup gerak kolom vertebralis terbatas. Pada kasus lanjut terdapat deformitas dapat berupa deformitas kifosis.
Diagnosis banding
: infeksi vertebra piogenik Tumor ganas tulang primer MBD (metastatic bone disease)
Pemeriksaan penunjang
: Lab: rutin, LED, CRP foto rontgen : kolom vertebra AP/ lat Bone scanning CT scan MSCT scan MRI Tes mantoux Biopsi tertutup / terbuka
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic Spine Surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
non operatif: rawat jalan dengan plaster body jacket, korset atau brace Operatif : rawat inap bila operatif maksimal 10 hari (bila tak ada komplikasi)
Terapi
:
non operatif
: kemoterapi anti tuberkulosis 6-9 bulan
209
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Operatif: drainase, instrumentasi anterior dan/ atau posterior dan fusi Penyulit
:
gangguan neurologis/ fungsi neurologis memburuk pada ekstremitas durante operasi: perdarahan gangguan neurologis memburuk resistensi terhadap kemoterapi TB
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
nyeri teratasi, perbaikan fungsi neurologis, kifosis terkoreksi, infeksi terkontrol dan pasien puas secara kosmetis
Patologi anatomi
:
diperlukan jika diagnosa masih diragukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
210
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
INSTABILITAS SEGMENTAL DAN DISFUNGSI SENDI FASET LUMBALFEKSI SPINAL TUBERKULOSIS ICD - 10: M53.2 Diagnosis
: Intermittent back pain (sciatica) terutama waktu beraktiviatas, dan berkurang dengan istirahat, locked back, pola gerak: pasien mudah membungkukkan badan ke depan, namun kesulitan kembali ke posisi tegak. Pemeriksaan neurologis normal
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : lumbal AP/ lat, kalau perlu dinamik lateral CT scan MSCT scan MRI
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic Spine Surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
operatif : rawat inap bila operatif maksimal 10 hari (bila tak ada komplikasi)
Terapi
:
non operatif : analgesik, NSAID, fisioterapi, lower back support. Operatif: (anak: posterior intertransverse fusion, dewasa: dekompresi + ALIF/PLIF) bila menyebabkan ketidakmampuan aktivitas sehari-hari, slip lebih dari 50% dan penyakit berkembang lebih lanjut, tanda-tanda gangguan neurologi tampak.
Penyulit
:
gangguan neurologis/ fungsi neurologis memburuk durante operasi: perdarahan
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
nyeri teratasi, perbaikan fungsi neurologis, alignment kolom vertebra lumbal terkoreksi
211
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
DEGENERASI DAN PROLAPS DISKUS LUMBAL ICD - 10: M53.2 Diagnosis
: back ache (nyeri punggung bawah), sciatica diperburuk dengan batuk dan mengejan, sciatic scoliosis, lutut sedikit fleksi Dapat terjadi kelainan fungsi neurologis: otot melemah, refleks fisiologis menurun dan gangguan sensoris sesuai dengan dermatom
Diagnosis banding
: Semua kelainan daerah lumbal yang meungkin akibat trauma, infeksi, neoplasma, deformitas atau kelainan kongenital
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : lumbal AP/ lat, /obliq CT scan MRI
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic Spine Surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
operatif : rawat inap bila operatif maksimal 10 hari (bila tak ada komplikasi)
Terapi
:
non operatif : istirahat, NSAID/OAINS, fisioterapi , injeksi epidural dengan kortikosteroid, lokal anestesi, chemonucleosis (injeksi chymopapain) Operatif: fenestromi diskektomi, mikrodiskektomi, MED, AMD
Penyulit
:
kompresi kauda equina
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
nyeri teratasi, perbaikan fungsi neurologis, ADL kembali normal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
212
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
SPONDYLO LISTHESIS/ LUMBAL ICD - 10: M48.0 Diagnosis
: bache (intermiten, muncul paa saaat exercise atau regangan), sciatica
Diagnosis banding
: Retroperitoneum tumor, aneurysma aorta, ulkus pepticum, lesi renalis
Pemeriksaan penunjang
: EMG foto rontgen CT scan MRI
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic Spine Surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat inap bila operatif maksimal 10 hari (bila tak ada komplikasi)
Terapi
:
non operatif : analgesik,OAINS, fisioterapi Operatif: bila tanpa instabilitas alat erat, arthrosis ringan: dekompresi kanal +feromina luhketidakmampuan aktivitas seharihari lebih dari 50% dan penyakit berkembang lebih lanjut, tanda-tanda gangguan neurologi tampak.
Penyulit
:
durante operasi: perdarahan pasca bedah: gangguan neurologis/ fungsi neurologis memburuk
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
nyeri teratasi, perbaikan fungsi neurologis, alignment kolom vertebra lumbal terkoreksi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
213
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
7. PANGGUL
DISLOKASI PANGGUL KONGENITAL ICD - 10: M53.2 Diagnosis
: Dislokasi ini dilaporkan 5-25% tidak sfase dari beberapa
214
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
ketidakstabilan pinggul pada bayi yang baru lahir. Insiden ketidak stabilan ini dilaporkan 5-20 per 1000 kelahiran hidup (Palmen, 1961; Barlow, 1962; Wilkinson, 1972). Biasanya anak perempuan lebih sering terkena daripada anak-laiklaki, rationya sekitar 7:1. Panggul sebelah kiri lebih sering daripada sebelah kanan; 1 dalam 5 kasus biasanya bilateral Berbagai kemungkinan faktor etiologi diantaranya, faktor genetik, hormonal, malposisi. Setiap bayi yang baru lahir harus diperiksa untuk mencari tandatanda ketidakstabilan pinggul. Bila kita teliti maka dapat ditemukan suatu asimetri pinggul, pinggul yang berbunyi klik, atau kesulitan waktu mengenakan popok karena keterbatasan abduksi. Bila dislokasi unilateral, lipat kulit namapak asimetris dan kaki sedikit memendek serta dalam posisi eksternal rotasi. Bila dislokasi bilateral, terdapat suatu celah perineal abnormal yang lebar. Abduksi berkurang. Terdapat beberapa cara pemeriksasn fisik untuk menguji ketidak stabilan:
Ortolani test Barlow test
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : pelvis AP/ lat, USG panggul
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic Pediatrics Surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
operatif : rawat inap bila operatif maksimal 10 hari (bila tak ada komplikasi)
Terapi
:
3-6 bulan pertama: Pembebatan lebih lanjut, tanda-tanda gangguan neurologi tampak. Tujuan pembebatan adalah mempertahankan pinggul agar berfleksi dan berabduksi; unutk bayi baru lahir, popok dobel atau bantal abduksi yang empuk cukup memadai. Bebat von Rosen bermanfaat karena mudah digunakan. Pavlik Harnes sulit pemakaiannya namun lebih banyak memberikan kebebasan kepada anakTiga aturan pembebatan yang baik: 1. Pinggul harus direduksi sebagaimana mestinya sebelum di depat 2. Posisi ekstrim harus dihindari 3. Pinggul harus dapat digerakkan. 6-18 bulan: Jika setelah terapi dini pinggul belum sepenuhnya tereduksi, maka pinggul itu harus direduksi hingga perkembangan acetabulum memuaskan Metode reduksi yang digunakan: -reduksi tertutup
215
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
-operasi 18 bulan ‘batas umur’ Reduksi tertutup kemungkinan kurang berhasil: banyak ahli bedah langsung melakukan artrografi dan reduksi terbuka. -Traksi: menurunkan kaput femoris berhadapan dengan asetabulum. -Artrografi -Reduksi terbuka Diatas ‘batas umur’ Diatas umur tertenu, reduksi dislokasi tidak dianjurkan, karena dapat merusak pinggul dan meningkatkan resiko avskular nekrosis dislokasi unilateral: batas umur operasi adalah 10 tahun. Dislokasi bilateral : batas umur operasi adalah 6 tahun. Dislokasi menetap pada orag dewasa Operasi sulit dilakukan pada kelmpoak ini Penyulit
:
nekrosis avaskular kaput femur Nekrosis epifisis
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
normal gait
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
DISPLASIA ASETABULUM DAN SUBLUKSASI PINGGUL ICD - 10: M53.2 Diagnosis
: displasia asetabulum dapat ditentukan secara genetik atau dapat mengikuti reduksi yang tidak lengkap terhadap dislokasi kongenital, kerusakan acetabulum lateral, atau gangguan perkembangan kaput femoris Selama masa kanak-kanak, abduksi terbatas pada pinggul pantas dicurigai dan ultrasonografi dapat memperlihatkan kelainan acetabulum. Sering sulit dipastikan bahwa gejala penderita diakibatkan oleh displasia acetabulum (keadaan lain yang menyebabkan nyeri dan pincang harus disingkirkan). Displasia bilateral adalah suatu tanda penyakit perkembangan, misalnya multiple epiphyseal dysplasia
216
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis banding
: dislokasi pinggul kongenital
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : pelvis posisi berbaring dan berdiri CT scan MSCT scan MRI
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic Spine Surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
operatif : rawat inap bila operatif maksimal 10 hari (bila tak ada komplikasi)
Terapi
:
bayi dengan subluksasi diberi terapi seperti pada dislokasi; pinggul dibeba pada abduksi sehingga acetabular roof tampak normal. Operatif: (untuk anak-anak yang lebih tua: osteotomi varus pada pelvis atau osteotomi pelvis Pada remaja dan dewasa muda : indikasi operasi adalah nyeri, kelemahan, ketidak stabilan dan subluksasi pinggul.
Penyulit
:
gangguan neurologis/ fungsi neurologis memburuk durante operasi: perdarahan
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
normal gait
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
217
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DISLOKASI PANGGUL DIDAPAT (ACQUIRED) ICD - 10: Diagnosis : Dislokasi yang terjadi setelah tahun pertama kehidupan. Biasanya terjadi akibat salah satu dari 3 penyebab: arthritis piogenik (artritis septik), ketidak seimbangan otot, atau cedera. Penyebab dislokasi didapat yang langka adalah tueberkulosis dan penyakit Charcot’s Dislokasi pasca arthritis septik Pada masa bayi femur dapat terinfeksi lewat pusar atu lewat pungsi vena femoralis. Pada anak-anak yang lebih tua biasanya osteomyelitis akut menyerang metafisis; tetapi karena bersifat intrakapsuler sendi itu mudah terserang. Kalau infeksi tidak dapat dicegah timbullah dislokasi patologik Dislokasi akibat ketidakseimbangan otot Paralisis yang tidak seimbang pada masa kanak-kanak dapat mengakibatkan abduktor panggul menjadi lebih lemah daripada adduktor. Trokhanter mayor gagal berkembang sebagaimana mestinya, leher femur membengkok keluar dan pinggul dapat mengalami dislokasi atau subluksasi
218
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Dislokasi traumatik Kadang dislokasi panggul : terlewatkan bila perhatian lebih dipusatkan pada cedera tertentu di distal. Reduksi perlu dilakun , jika perlu dengan operasi terbuka. Diagnosis banding
: Dislokasi panggul kongenital Displasia actabulum dan subluksasi panggul
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : koksae AP dan aksial, pelvis AP
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi Orthopaedic Spine Surgeon :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
operatif : rawat inap bila operatif maksimal 10 hari (bila tak ada komplikasi)
Terapi
:
non operatif : analgesik, NSAID, fisioterapi, lower back support. Operatif: (anak: posterior intertransverse fusion, dewasa: dekompresi + ALIF/PLIF) bila menyebabkan ketidakmampuan aktivitas sehari-hari, slip lebih dari 50% dan penyakit berkembang lebih lanjut, tanda-tanda gangguan neurologi tampak.
Penyulit
:
gangguan neurologis/ fungsi neurologis memburuk durante operasi: perdarahan
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 3-6 bulan
Output
:
sembuh bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol
219
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
THE IRRITABLE HIP ICD - 10: M53.2 Diagnosis
: Sindroma nyeri pinggul sementara pada anak-anak dan terhambatnya gerakan pada anak yang tampaknya sehat. Insidens sebesar3%. Keadaan ini merupakan penyebab palaing lazim dari nyeri pinggul pada anak-anak. Anak laki-laki dua kali lebih sering dari pada perempuan. Penderita biasanya berusia 6-12 tahun dengan keluah nyeri panggul dan pincang. Hilang timbul dan setelah melakukkan aktifitas. Nyeri terasa pada lipat paha kanan dan sebagian depan paha. Secara khas gejala berlangsung 1-2 minggu, dan kemudain sampai lutut (referred pain). Scara khas gejala berlangsung 1-2 minggu
Diagnosis banding
: artritis septik Penyakit Perthes Transien synovitis Artritis juvenil kronis Spondilitis ankilosa Slipped capital femoral epiphysis
Pemeriksaan penunjang
: Lab darah rutin, LED, CRP foto rontgen : koksae AP dan aksial, pelvis AP USG MRI (bila 24 jam tidak ada perbaikan)
Pelaku
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi
220
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Konsultasi
:
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat inap bed rest 3-10 hari Untuk traksi 5-14 hari
Terapi
:
kasus ringan : istirahat Kasus yang lebih parah: continuous bed rest dan traksi
Penyulit
:
iskemi sendi
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan Output
: :
operatif 1-2 bulan sembuh bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi Otopsi
:
tidak diperlukan tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
PENYAKIT PERTHES ICD - 10: Diagnosis
: merupakan penyakit pada anak-anak yang disertai rasa nyeri pada panggul dan ditandai dengan avaskular nekrosis kaput femoris. Anak-anak yang terkena pertumbuhan badan dan tungkainya lambat. Insidensinya 1 dalam 10.000 (Barker dan Hall 1986) Penderita biasanya anak laki-laki berumur 4-8 tahun, mengeluh nyeri dan mulai pincang. Gejala berlanjut selama beberapa minggu. Pinggul kelihatannya normal, meskipun mungkin ada sedikit pengecilan. Pada mulanya sendi mudah teriritasi sehingga semua gerakan berkurang dan nyeri hebat sekali.
Diagnosis banding
: penyakit Morquio kretinism Multiple epiphyseal displasia Penyakit Gaucher Penyakit sel Sickle
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen : koksae AP dan aksial, pelvis AP
Pelaku
:
Konsultasi Perawatan RS
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
:
bila diperlukan dengan bidang terkait rawat inap bed rest 3-10 hari Anak usia < 10 tahun: Pada umumnya berhasil baik dengan istirahat saja atau dengan traksi kulit. Anak usia 6-8 tahun: Tergantung klasifikasi Catterall dan kematangan usia tulang Usia tulang < 6 tahun Caterall stadium 1 dan2: simptomatik
221
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Caterall stadium 3 dan4: brace abduksi Usia tulang > 6 tahun Caterall stadium 1 dan2: brace abduksi atau osteotomi Caterall stadium 3 dan4: tindakan operasi tak berpengaruh banyak Anak usia> 9 tahun: operasi untuk containment. Terapi
:
kasus ringan : istirahat Kasus yang lebih parah: continuous bed rest dan traksi
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan Output
: :
operatif 1-2 bulan sembuh bila tidak ada komplikasi
Patologi anatomi Otopsi
:
tidak diperlukan tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
222
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
SLIPPED CAPITAL FEMORAL EPIPHYSIS ICD - 10: Diagnosis
: Pergeseran epifisis femur proksimal. Jarang terjdai dan sebenarnya terbatas pada anak pada masa pubertas. Anak laki-laki lebih sering daripada wanita. Pinggul kiri lebih sering daripada pinggul kanan. Pergeseran biasanya terjadi secara gradual >50% kasus terdapat riwayat trauma. Nyeri kadang-kadang di lipat paha, sering gejala hanya pada paha dan lutut. Keadaan ini biasanya didiagnosa sebagai terkilir dan sering diabaikan. Gejala ini sering hilang dan akan berulang bila berolah raga berat. Pada pemeriksaan kaki bereksternal rotasi dan memendek 1-2 cm . Secara khas terdapat fleksi yang terbatas, abduksi dan medial rotasi. Tanda klasik adalah kecenderungan meningkatnya eksternal rotasi sewaktu pinggul fleksi
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen :kaput femoris proyeksi AP dan lateral
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
rawat inap bed rest 3-10 hari Pergeseran ringan ( 50 th, kelebihan berat badan, long standing bow-leg deformity. Nyeri semakin parah setelah aktivitas atau saat menaiki tangga (bila patellofemoral joint terkena). Setelah istirahat, sendi terasa kaku dan nyeri bila akan memulai gerakan setelah duduk berapapun lamanya. Bengkak, sendi terasa seakan lepas/ terkunci. Didapatkan deformitas/ jaringan parut di tempat nyeri. Otot quadriceps yang mengecil. Tidak didapatkan cairan yang berlebihan danperabaan hangat ataupun membran sinovial yang menebal. Gerakan terbatas dan didapatkan patellofemoral crepitus. Nyeri pada varus / valgus test dan penekanan pada patella. X ray didapatkan tibiofemoral joint space yang menyempit (sering hanya satu kompartemen saja), subchondral sklerosis dan kista, osteofit dan kalsifikasi jaringan lunak di regio suprapatellar atau di sendi (chondrocalcinosis).
Diagnosis banding
: Pyrophosphate arthropaty Arthritis tuberkulosis
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan darah perifer foto rontgen lutut AP berdiri, dan lateral, tunnel view
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
1-2 minggu
Terapi
:
non operatif: OAINS,PT, injeksi steroid intraartikuler, injeksi lubrikan intraartikuler (pada derajat ringan) aspiration dan balutan Operatif : re alignment osteotomy Arthroscopic washouts Total knee replacement
Penyulit
:
pasca bedah: infeksi luka operasi, DVT
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 1-2 minggu
Output
:
dapat sembuh total
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
235
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
OSTENECROSIS GENU ICD - 10: Diagnosis
: umur> 60 th, kejadian pada perempuan dua kali daripada laki-laki. Nyeri akut dan tiba-tiba di bagian medial dari sendi. Nyeri saat istirahat. Terdapat efusi. Nyeri tekan pada kondulus medial femur atau tibia. Dari x-ray awalnya tidak begitu nyat namun pada tingkat lanjut didapatkan gambaran osteonekrosis. Dengan bone scan didapatkan peningkatan aktivitas pada sisi medial sendi
Diagnosis banding
: osteochondritis dissecans
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP dan lateral Bone scan
236
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 5-10 hari
Terapi
:
non operatif: NSAID, mengurangi beban sendi (mengurangi berat badan, olah raga low impact) Operatif : -satu kompartemen: re alignment osteotomy -Advance none collapse: replacement artroplasti
Penyulit
:
pasca bedah: infeksi luka operasi, DVT
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 1-2 minggu
Output
:
dapat sembuh dengan sekuele
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
PENYAKIT CHARCOT ICD - 10: Diagnosis
: Didapatkan instabilitas sendi namun nyeri tidak nyata. Terdapat bengkak sendi dengan deformitas yang jelas. Terasa seperti berisi tulang dan cairan tapi tidak hangat ataupun nyeri. Gerakan di luar batas normal, tidak menimbulkan nyeri sama sekali. Pada X-ray didapatkan subluksasi, destruksi tulang dan masa kalsifikasi iregular.
Diagnosis banding
:
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
bila diperlukan dengan bidang terkait
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 5-10 hari
Terapi
:
moulded splint / caliper arthrodesis
237
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
:
pasca bedah: infeksi luka operasi, DVT
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 1-2 minggu
Output
:
dapat sembuh dengan sekuele
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
ARTHRITIS HEMOFILIK GENU ICD - 10: Diagnosis
: Nyeri dan bengkak pada lutut. Episode antar perdarahan sering terasa nyeri dan bengkak dengan mobilitas yang terbatas. Deformitas yang menetap adalah pada posisi fleksi genu. Pada x-ray didapatkan gambaran osteoporosis lokal, celah sendi menyempit, bisa terdapat erosi/kista subkondral
Diagnosis banding
: fraktur Cedera ligamen
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral Aspirasi cairan sendi
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
hematologi penyakit dalam
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 5-10 hari
Terapi
:
non operatif: pemasangan splint sampai gejala akut mereda Fisioterapi Pada perdarahan akut dilakukan aspirasi dan penambahan faktor-faktor koagulasi Operatif : TKR
238
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
:
perdarahan
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
operatif 1-2 minggu
Output
:
dapat mobilisasi jalan tanpa nyeri dan ROM lutut yang fungsional
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
GENU VARUM DAN VALGUS ICD - 10: Diagnosis
: Biasanya merupakan sequele kelainan pada masa kanak-kanak, bisa terjadi OA lutut karena sendi yang tidak stabil atau terdapat kelainan tracking patella pada genu varum
Diagnosis banding
: osteoarthritis Rheumatoid arthritis Pasca cedera ligamen Malunion fraktur Penyakit Paget
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap maksimal 3 hari
Terapi
:
Operatif : jika nyeri dan klinis tampak kelainan sendi Osteotomi suprakondiler femur: deformitas valgus High Tibial Osteotomi: deformitas varus
Penyulit
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat jika operasi
Masa pemulihan
:
operatif 1-2 minggu
239
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Output
:
dapat mobilisasi jalan tanpa nyeri dan ROM yang fungsional
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
RUPTUR MENISKUS ICD - 10: Diagnosis
: Usia muda, riwayat trauma pada posisi lutut menekuk dan terpuntir, nyeri lutut sering pada bagian medial yang sering berkurang dengan istirahat. Lutut bengkak dan aktivitas terbatas. Lutut sering terkunci pada posisi fleksi tertentu. Knee effusion, posisi fleksi dapat penuh tapi posisi ekstensi sedikit terbatas. Tes Mc Muray dan Apley’s grinding test mungkin positif
Diagnosis banding
: loose bodies Recurrent dislocation of patella Fraktur dari spina tibia Ruptur parsial ligamen kolateral medial Ruptur ACL
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral MRI Arthroskopi diagnostik
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 3-5 hari
Terapi
:
non operatif: rest, terapi suportif Operatif : artroskopik menisektomi atau repair meniskus
Penyulit
:
gangguan refleks simpatis OA sekunder
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
3-4 minggu
240
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Output
:
lutut berfungsi tanpa keluhan atau nyeri dalam ADL
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
DEGENERASI MENISKUS ICD - 10: Diagnosis
: Usia lebih dari 45 tahun nyeri terutama lutut dalam sebelah medial menyerupai robekan meniskus, tanpa riwayat trauma.
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral MRI lutut Arthroskopi lutut
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 3-5 hari
Terapi
:
non operatif: rest, terapi suportif Operatif : jahit meniskus Menisektomi
Penyulit
:
OA Kondrokalsinosis
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tergantung jenis terapi dan penyulit
Output
:
fungsi berjalan dari lutut tanpa keluhan
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
241
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DISCOID LATERAL MENISCUS ICD - 10: Diagnosis
: Usia muda, nyeri lutut, sendi terkunci tanpa riwayat trauma, terdengar bunyi pada manipulasi fleksi lutut sekitar 110 º dan waktu ekstensi pada 10 º
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP dan lateral MRI lutut Arthroskopi lutut
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 3-5 hari
Terapi
:
Non operatif L rest, terapi suportif Operatif : Menisektomi total
Penyulit
:
degenerasi arthritis
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tidak bisa diperkirakan
Output
:
lutut berfungsi normal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
242
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
KISTA MENISCUS ICD - 10: Diagnosis
: Lebih sering mengenai sisi lateral, benjolan berupa jaringan fibrous berisi cairan gelatin yang terdapat pada garis sendi sering pada interior dari ligamen kolateral terutama pada posisi fleksi. Kista bagian medial biasanya lebih besar dan lunak.
Diagnosis banding
: Ganglion Kalsifikasi deposit ligamen kontralateral Dislokasi patella rekuren Prolaps robekan meniskus Tumor jaringan lunak atau tulang
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral MRI lutut Arthroskopi
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 3-5 hari
Terapi
:
Operatif : Menisektomi total
Penyulit
:
-
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
1-2 minggu
Output
:
lutut berfungsi normal
Patologi anatomi
:
diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
DISLOKASI PATELLA REKUREN ICD - 10:
243
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis
: Wanita > pria, bilateral, nyeri akut, biasanya pada posisi fleksi lutut. Lutut bengkak, efusi lutut, tes apprehension : positif
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral Aspirasi cairan sendi
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 5-7 hari
Terapi
:
non operatif : rest, terapi suportif Operatif : o o o o
Suprapatellar realignment Infrapatellar realignment Infrapatellar bone alignment patellektomi
Penyulit
:
OA sekunder
Prognosis
:
fungsi lutut baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
4-6 minggu
Output
:
lutut berfungsi normal dan tidak terdapat dislokasi patella saat fleksi lutut
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
PATELLOFEMORAL OVERLOAD (PATELLAR PAIN SYNDROME; CHONDROMALICA OF PATELLA) ICD - 10: Diagnosis
: Penderita biasanya dewasa muda, aktif. Terdapat nyeri di depan patella dan bertambah saat aktivitas atau naik tangga, bisa terdapat riwayat trauma atau dislokasi. Q angle > 20º , hipotrofi quadriseps wasting, nyeri di tepi patella efusi di lutut, terdapat krepitus saat gerak.
244
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis banding
: overuse pada atlit Jumper’s knee Subluksasi patellofemoral Bipartite patela Kista atau tumor patella Bursitis prepatella Sindroma plika Osteokondrosis dissekan Discoid meniscus Robekan meniskus
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral CT Scan Arthroskopi
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 3-5 hari
Terapi
:
non operatif : fisioterapi Operatif : o o o o o
lateral release Proximal realignment Distal realignment Chondroplasty patellektomi
Penyulit
:
OA patello femoral
Prognosis
:
fungsi lutut baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tergantung modalitas terapi
Output
:
lutut berfungsi normal dan tidak terdapat dislokasi patella saat fleksi lutut
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
245
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
OSTEOCHONDROSIS DISSECANS ICD - 10: Diagnosis
: Laki-laki usia 15-20 tahun, nyeri dan bengkak berulang. Quadriceps wasting Effusi lutut Wilson’s sign positif
Diagnosis banding
: Nekrosis avaskuler
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP berdiri dan lateral MRI Bone Scan Arthroskopi
Pelaku
:
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi
246
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
spesialis orthopedi dan traumatologi Konsultasi
:
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif rawat inap 2-5 hari
Terapi
:
non operatif : OAINS, FT Operatif : fragmen dikeluarkan atau fiksasi dengan HScrew
Penyulit
:
-
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tergantung jenis lesi dan terapi, spontan 2-3 tahun
Output
:
tergantung jenis lesi staging dan terapi
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
SYNOVIAL CHONDROMATOSIS ICD - 10: Diagnosis
: Dewasa > 40 tahun, jarang, sendi lutut berisi multiple loose bodies (snowstrorm knee), nyeri , bengkak pada lutut.
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen lutut AP/ lateral/sky line view Arthrosgrafi
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
bila keluhan mengganggu
Terapi
:
Operatif abnormal
: remove loose bodies, eksisi sinovial
247
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Penyulit
:
-
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tergantung staging
Output
:
dapat sembuh total
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
PLICA SYNDROME ICD - 10: Diagnosis
: Usia dewasa atau dewasa muda, nyeri pada lutut depan, sering bilateral, berulang, bertambah dengan aktivitas atau naik tangga terutama bangun dari duduk lama. Efusi sendi, quadriceps wasting. Penebalan plica kadang teraba.
Diagnosis banding
: Patellofemoral overload Overuse pada atlit Jumper’s knee Subluksasi patellofemoral Bipartite patela Kista atau tumor patellar Bursitis prepatella Osteokondrosis dissekan Discoid meniscus Robekan meniskus
Pemeriksaan penunjang
: Arthroskopi
Pelaku
:
Konsultasi Perawatan RS
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
:
dengan bidang terkait bila diperlukan operatif 3-5 hari
248
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Terapi
:
Non operatif: lutut diistirahatkan, terapi suportif, Operatif : eksisi plica
Penyulit
:
-
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
tergantung modalitas terapi
Output
:
dapat sembuh total
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
OSGOOD SCHLATTER’S DISEASE (APOPHYSITIS TIBIAL TUBERCLE) ICD - 10: Diagnosis
: Biasanya pada usia remaja, tanpa riwayat trauma langsung, sering bilateral. Nyeri lokal, semakin terasa setelah berolah raga, kadang bengkak menonjol subkutan di tuberositas tibia
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: x ray lutut AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
non operatif tidak diperlukan operatif 3-5 hari
Terapi
:
Non operatif: lutut diistirahatkan,OAINS, bidai, Operatif : bila terdapat fraktur epifisiolisis
Penyulit
:
bila terdapat fraktur epifisiolisis tuberositas tibia
Prognosis
:
baik
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
2-3 minggu
Output
:
baik
249
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Patologi anatomi
:
Otopsi
tidak diperlukan tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
B. ORTHOPAEDI REGIONAL
9.
FOOT & ANKLE
250
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
HALLUX VALGUS ICD - 10: M 20.1 Diagnosis
: riwayat keluarga, bilateral, sering pada wanita, kadang bengkak dan meradang, tampak metatarsal (MT) I deviasi ke medial sementara hallux ke lateral. Tendon ekstensor hallusis longus dan os sessamoid bergeser ke lateral.
Diagnosis banding
: Osteoartritis MTPI, fraktur
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen pedis AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif 3-5 hari
Terapi
:
operatif: :
-
Umur < 25 tahun o Osteotomi distal (teknik Mittchel), osteotomi oblik (teknik Wilsons) Umur 25-50 tahun: o Eksostektomi and kapsulorafi + release tendon adductor hallusis atau osteotomi Chevron Umur> 50 tahun o Prosedur Keller, kadang dengan arthrodesis MTP
Penyulit
:
ostteoartritis
Prognosis
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
2-3 minggu
Output
:
baik
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
251
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
HALLUX RIGIDUS ICD - 10: M 20.2 Diagnosis
: kaku sendi jari kaki, pria lebih banyak, sakit saat berjalan, dorso fleksi terhambat, plantar fleksi terbatas.
Diagnosis banding
: hallux valgus
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen pedis AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: : rocker sole shoe Operatif : cheilectomy, joint replacement dengan silastic prosthesis
Penyulit
:
callosity
Prognosis
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
4-6 minggu
Output
:
mampu berjalan dengan gangguan minimal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
252
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
CLAW TOES ICD - 10: Q 66.8 Diagnosis
: Ditandai dengan hiperekstensi sendi MTP dan fleksi pada IP. Etiologi disebabkan deformitas intrinsik minus, yang dapat akibat adanya atrofi otot peroneal, poliomielitis atau neuropati perifer. Pasien dapat mengeluh nyeri pada fore foot, bahkan dapat sulit berjalan, nyeri di bawah kaput MT.
Diagnosis banding
: Hammer toe, mallet toe
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen pedis AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: untuk tipe fleksibel dengan metatarsal support operatif :
Tipe fleksibel : transfer tendon Tipe terfiksir : arthrodesis atau arthroplasti eksisi
Penyulit
:
infeksi, ulserasi
Prognosis
:
perlu dibuat
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
6 minggu
Output
:
mampu berjalan dengan keluhan minimal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
HAMMER TOE ICD - 10: M 20.4
253
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Diagnosis
: Sendi IP kaki terfiksir dalam fleksi, ekstensi MTP, kadang disertai dislokasi dorsal MTP. Sering mengenai jari ke 2 pada kaki, kadang terdapat kallositas atau painful corn pada bagian dorsal jari atau daerah kaput MT di bagian ventral akibat tekanan dalam sepatu
Diagnosis banding
: claw toes
Pemeriksaan penunjang
: foto rontgen AP/ Lat
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: tidak ada tindakan bila tidak ada keluhan (nyeri atau gangguan menggunakan sepatu) operatif : realignment dengan eksisi sendi IP dan fiksasii dengan K-wire + kapsulorafi dorsal
Penyulit
:
infeksi, ulserasi
Prognosis
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
6-8 minggu
Output
:
mampu berjalan dengan keluhan minimal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
MALLET TOE ICD - 10: Q 66.8 Diagnosis
: Sendi distal IP terfiksir dalam fleksi, kuku jari atau ujung jari menekan ke sepatu sehingga timbul painful callosity
Diagnosis banding
: ruptur tendon ekstensor
254
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pemeriksaan penunjang Pelaku
:
Konsultasi
: foto rontgen pedis AP/ Lat residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi
:
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: chiropody dan padding Operatif : eksisi permukaan sendi yang terekspos, fiksasi dengan K-wire
Penyulit
:
infeksi
Prognosis
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
6-8 minggu
Output
:
mampu berjalan dengan keluhan minimal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
RHEUMATOID ARTHRITIS ICD - 10: Diagnosis
: Stadium 1 terdapat sinovitis sendi MTP, IP dan pergelangan kaki, sarung tendon (biasanya peroneal dan tibialis posterior), Stadium 2 erosi sendi dan gangguan fungsi tendon, Stadium 3 deformitas progresif. Keluhan nyeri dan bengkak daerah pergelangan kaki dan sulit berjalan. Terdapat nyeri tekan terlokalisisr pada maleolus medialis dan lateral. Inversi dan eversi terbatas.
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
:-
255
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif 5-7 hari
Terapi
:
non operatif: terapi sistemik , injeksi metil prednisolon (tidak boleh lebih 2 atau 3 kali), pemakaian kaliper ringan, sinovektomi (jika sinovitis tidak reda) operatif : arthrodesis
Penyulit
:
deformitas valgus berat
Prognosis
:
perlu dibuat
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
pasca operatif 6-8 minggu
Output
:
mampu berjalan dengan keluhan minimal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi Catatan medik
tidak diperlukan :
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
KAKI DIABETIK ICD - 10: Diagnosis
: mati rasa, lepuh pada kulit, perubahan trofik dan ulkus pada daerah tekanan di bawah metatarsal
Diagnosis banding
:-
Pemeriksaan penunjang
: darah lengkap, foto rontgen
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
spesialis penyakit dalam
Perawatan RS
:
diperlukan
Terapi
:
non operatif: terapi DM, antibiotika I.V
256
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Operatif
: debridemen (limb salvage) sampai amputasi
Penyulit
:
gangren, septikemia, fraktur patologis
Prognosis
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat jika dilakukan amputasi
Masa pemulihan
:
6-8 minggu
Output
:
mampu berjalan dengan energy expenditure optimal l
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
riwayat DM, identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit, keadaan saat pulang dan resume medis.
RUPTUR TENDON ACHILLES ICD - 10: Diagnosis
: Usia lebih dari 40 tahun , terjadi spontan dan terasa seperti terpukul di atas tumit, nyeri dan tak bisa berjinjit, teraba celah pada tendon dan nyeri. Bila ruptur total terdapat tes Simonds, lemah pada plantar fleksi.
Diagnosis banding
: ruptur parsial, ruptur otot soleus
Pemeriksaan penunjang
: darah perifer lengkap, USG
Pelaku
:
Konsultasi
residen bedah dengan pengawasan konsulen orthopedi spesialis orthopedi dan traumatologi :
dengan bidang terkait bila diperlukan
Perawatan RS
:
operatif 3-5 hari
Terapi
:
operatif : repair tendon
Penyulit
:
-
257
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Prognosis
:
-
Informed consent
:
perlu dibuat
Masa pemulihan
:
6-8 minggu
Output
:
mampu berjalan normal
Patologi anatomi
:
tidak diperlukan
Otopsi
tidak diperlukan
Catatan medik
:
identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol dan resume medis
TATALAKSANA PENGELOLAAN PENDERITA ORTHOPEDI YANG AKAN DIOPERASI DI IRD
A. Penderita ditentukan akan dilakukan tindakan operasi atas dasar: - Indikasi yang ditetapkan oleh spesialis orthopedi setelah, - Pasien telah mendapat penjelasan mengenai keadaan penyakitnya dan perlunya tindakan operasi serta menandatangani surat pernyataan bersedia dilakukan tindakan operasi. B. Persiapan pra bedah - Penderita diberi penjelasan oleh spesialis orthopedi dan traumatologi tentang rencana, macam operasi, komplikasi yang mungkin terjadi, kemungkinan perluasan tindakan, prognosis serta hasil akhirnya. Apabila penderita sudah mengerti dan setuju untuk dilakukan operasi harus menandatangani informed consent (persetujuan tindakan dan pembiusan anestesi) oleh penderita/keluarga dengan saksi/perawat. - Pasien dipuasakan - Bagian tubuh yang akan dioperasi dicukur - Pemeriksaan laboratorium: Darah: Hb, Hmt, AL, hitung jenis, masa pembekuan, masa perdarahan, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, albumin, globulin, gula darah sewaktu. Urin: eritrosit, lekosit dan sedimen. - Umur > 30 tahun diperiksa EKG disertai konsultasi toleransi operasi dari idang penyakit dalam. - Foto thorax PA - Pemberian obat-obat pra-bedah - Pasien telah menyiapkan dana untuk implan yang akan digunakan. - Konsul anestesi untuk persiapan pembiusan.
258
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
-
Memberi tahu ke kamar operasi untuk penjadwalan operasi serta intrumen yang akan dipakai.
C. Persyaratan operasi - Apabila ada hasil pemeriksaan yang abnormal, telah dilakukan persetujuan oleh konsultan yang bersangkutan dengan kelainannya. - Semua peralatan yang dibutuhkan untuk operasi telah siap. D. Sebelum masuk kamar operasi Kelengkapan penderita dicek: - Data penderita dan informed consent/persetujuan operasi diperiksa kembali. - Kelengkapan laboratorium, foto rontgen dan pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan. - Jawaban konsultasi operasi dari bidang yang dikonsulkan. - Perlengkapan operasi: cairan, set transfusi, darah, antibiotika, implan, set instrumen operasi, gips, padding dan elastic bandage apabila diperlukan. - Pasang infus dan premedikasi sesuai instruksi dokter anestesi. - Semua perhiasan dan barang berharga dilepas dan diberikan kepada keluarga dengan catatan/tanda terima. - Test antibiotika (skin test) dan pemberian antibiotika profilaksis 30 menit sebelum operasi. - Pasang kateter urin bila diperlukan. E. Pengiriman penderita ke kamar operasi - Penderita yang akan dioperasi dikirim ke kamar operasi oleh perawat ruangan atas panggilan dari kamar operasi, bila diperlukan didampingi oleh dokter. - Penderita dipindahkan ke brankar kamar operasi dan semua pakaian dari ruangan dilepas dan diganti oleh pakaian dari kamar bedah. - Semua data dan kelengkapan penderita dicek kembali dan dicocokkan. - Serah terima perlengkapan untuk operasi (cairan infus, darah, dll) F. Persiapan tindakan bedah - Penderita dipindahkan ke meja operasi oleh perawat dan didampingi oleh dokter bila diperlukan. - Dokter anestesi melakukan pembiusan. - Setelah penderita dilakukan anestesi, posisi penderita diatur sesuai kebutuhan tindakan operasi. - Cuci daerah sekitar lapangan operasi dengan air, sabun dan sikat oleh operator/ asisten/ perawat. - Lapangan operasi dikeringkan dengan duk steril dan kalau perlu dipasang torniket. - Perawat instrumen mencuci tangan, mengeringkan dan memakai gaun operasi steril untuk kemudian menyiapkan duk steril dan peralatan operasi. - Operator dan asisten operator melakukan cuci tangan, mengeringkan, untuk kemudian dikenakan gaun operasi steril oleh perawat instrumen. - Lapangan operasi dilakukan desinfeksi dengan betadin oleh operator. - Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril. - Operasi dilakukan oleh operator dan dibantu oleh seorang asisten atau lebih, satu orang perawat instrumen dan satu orang perawat penyaji ruangan. G. Operasi selesai - Diperiksa apakah drain telah terpasang dengan baik dan terfiksasi. - Apakah masih diperlukan external support (gips sirkuler, collar brace, back slab, dll) - Apakah diperlukan observasi/monitor khusus atau kelengkapan khusus (respirator, dll). - Operator membuat laporan operasi dan jelas terbaca.
259
STANDAR PELAYANAN MEDIS BEDAH ORTHOPAEDI RS Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
-
Penderita dipindahkan dari meja operasi ke brankar. Penderita dipindahkan ke ruang pemulihan.
260