Studi Kasus Hernia, Diabetes, Hipertensi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • yuni
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Hernia Insisional, Diabetes Mellitus Tipe II dan Hipertensi Di Ruangan III.1 Ambun Suri Lantai 2 RSUD Dr. Achmad Mochtar BukittinggiTahun 2019



Oleh : Zeneza Ovia 1711226007



Laporan Asuhan Gizi Klinik Ini Telah Diperiksa Oleh Pembimbing Asuhan Gizi Klinik Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Dan Telah Memenuhi Syarat Bukittingi, Januari 2019 Menyetujui Pembimbing Lapangan



Roida Sinaga NIP.197212291996022003 Kepala Instalasi Gizi



Jumrini, SKM NIP. 197709242000122001



KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat Rahmat dan Karunia-Nya, penulisan laporan studi kasus asuhan gizi klinik pada pasien “Hernia Insisional, Diabetes Mellitus dan Hipertensi” ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun menemui kesulitan maupun rintangan. Penyusunan dan penulisan laporan studi kasus ini merupakan salah satu tugas mata kuliah kepaniteraan gizi klinik di Program Studi Gizi Universitas Andalas. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Ibu Roida Sinaga, S.Gz, selaku pembimbing lapangan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih terdapat kekurangan baik dalam isi maupun dalam penyajian. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritikan dan saran yang membangun guna penyempurnaan laporan ini.



Bukittinggi, April 2019



Penulis



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.............................................................................................2 BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................6 1.1 Latar Belakang...............................................................................................6 1.2 Tujuan Penelitian...........................................................................................7 1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................7 1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................................7 1.3 Manfaat Penelitian.........................................................................................7 1.3.1 Bagi Mahasiswa......................................................................................7 1.3.2 Bagi Rumah Sakit...................................................................................8 BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9 2.1 Hernia.............................................................................................................9 2.4 Definisi Diabetes Mellitus...........................................................................11 2.5 Hipertensi.....................................................................................................16 BAB 3 : PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR............................................19 3.1 Data Umum..................................................................................................19 3.2 ASSESMENT GIZI.....................................................................................19 3.3 DIAGNOSA GIZI........................................................................................23 3.4 INTERVENSI GIZI.....................................................................................23 3.5 MONITORING DAN EVALUASI.............................................................26 BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................27 4.1 ASSESMENT GIZI.....................................................................................27 4.2 DIAGNOSA GIZI........................................................................................33 3



4.3 INTERVENSI GIZI.....................................................................................34 4.4 MONITORING DAN EVALUASI.............................................................35 BAB 4 : PENUTUP...............................................................................................40 4.1 Kesimpulan..................................................................................................40 4.2 Saran.............................................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA



BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, statuus gizi dan



status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadapkeadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin memburuk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi dan penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya. Terapi gizi adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemempuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboraturium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga gizi. Definisi hernia inguinalis menurut Dermawan dan Rahayuningsih (2010) adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui anulus inguinalis yang terletak disebelah lateral vaso epigastrika inferior menyusuri kanal inguinal dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Sedangkan menurut Nurarif dan Kusuma (2013), hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, DM merupakan



suatu



kelompok



penyakit



metabolik



dengan



karakteristik



hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduaduanya. Berdasarkan penyebabnya DM dibedakan menjadi DM tipe I dan DM



tipe



II.



Berbagai



penelitian



epidemiologi



menunjukkan



adanya



kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe II di berbagai penjuru dunia dan peningkatan prevalensi DM ini sangat mengkhawatirkan dengan total 3 juta kasus kematian akibat DM. 5



Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan proses asuhan gizi terstandar pada studi kasus dengan judul “Penatalaksanaan Asuhan Gizi Terstandar pada Pasien Hernia Insisional, Diabetes Mellitus Tipe II dan Hipertensi Grade I di Ruangan Rawat Inap Ambun Suri Lantai 3 Ruang 3.1 Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019”. 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum Mampu melaksanakan manajemen asuhan gizi klinik pada pasien yang meliputi analisis tentang assessment, diagnosa, intervensi, monitoring, dan evaluasi terhadap studi kasus. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu melaksanakan assessment gizi pasien. 2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa gizi pasien. 3. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi/implementasi gizi pasien. 4. Mahasiswa mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait gizi pada pasien. 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Bagi Mahasiswa 1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman mengelola asuhan dan pelayanan gizi di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar. 2. Mahasiswa



dapat



menambah



wawasan



dan



kemampuan



dalam



pelaksanaan diet pada pasien di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar. 1.3.2 Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan untuk rumah sakit khususnya instalasi gizi terhadap halhal yang ditemukan mahasiswa dalam melakukan studi kasus dan akan diperbaiki untuk kesempatan selanjutnya.



BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hernia 2.2 Pengertian Hernia Kata hernia berasal dari Bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu, baik secara kongenital maupun didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2009). Klasifikasi hernia menurut Lusianah dan Suratun (2010) adalah sebagai berikut :



7



a. Klasifikasi hernia menurut letaknya : 1) Hernia inguinalis Definisi hernia inguinalis menurut Dermawan dan Rahayuningsih (2010) adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui anulus inguinalis yang terletak disebelah lateral vaso epigastrika inferior menyusuri kanal inguinal dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Sedangkan menurut Nurarif dan Kusuma (2013), hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Menurut Lusianah dan Suratun (2010), hernia inguinalis dibagi menjadi : 2) Hernia indirek atau lateral Hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis, dapat menjadi besar dan sering turun ke skrotum.Umumnya terjadi pada pria, benjolan tersebut bisa mengecil, menghilang pada waktu tidur dan menangis, mengejan, mengangkat benda berat atau berdiri dapat tumbuh kembali. 3) Hernia direk atau medialis Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek.Lebih umum terjadi pada lansia. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun arteri inguinalis interna ditekan bila klien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Pada klien terlihat adanya massa bundar pada arteri inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila klien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang menjadi irreponibel. 4)



Hernia femoralis Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita.Ini mulai sebagai penyumbat lemak dikanalis femoral yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantong.



5)



Hernia umbilikal Hernia umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan tekanan abdominal, biasanya pada klien obesitas dan multipara.



6)



Hernia insisional Hernia insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat, gangguan penyembuhan luka kemungkinan disebabkan oleh infeksi, nutrisi tidak adekuat, distensi ekstem atau obesitas, usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.



7)



Hernia Sliding Hernia Sliding terjadi ketika kondisi spingter kardia membesar, yang memungkinkan satu bagian lambung melewati rongga torak. Pada hernia sliding lambung atas dan pertemuan gastroesofagus berubah tempat kedalam torak. Refluk tampak disebabkan oleh pemajanan sfingter esophagus bawah (SEB) pada tekanan rendah di toraks. Masalah utama berkenaan dengan hernia sliding adalah terjadinya refluk. Pada hernia sliding, SEB tetap dibawah diafragma sehingga refluks tidak menjadi masalah.



8)



Hernia Hiatal Hernia hiatal adalah esophagus masuk abdomen melalui lubang diafragma, dan mengosongkan diri pada ujung bawah keadaan bagian atas lambung. Normalnya, lubang dalam diafragma mengelilingi esofagus dengan kencang, dan lambung berada separuhnya dalam abdomen. Pada kondisi yang disebut hernia hiatal lubang diafragma yang melewati esofagus menjadi



membesar



dan



bagian



atas



lambung



cenderung



untuk



menggerakkan ke atas bagian bawah torak. Hernia hiatal lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Regurgitasi dan disfungsi motorik menyebabkan manifestasi mayor hernia hiatal. Komplikasi hernia hiatal meliputi obstruksi, strangulasi, dan terjadinya volvulus. 2.3 Klasifikasi hernia berdasarkan terjadinya : 1) Hernia kongenital (bawaan)



9



Hernia kongenital terjadi pada pertumbuhan janin usia lebih dari tiga minggu testis yang mula-mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum prosesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah testis sampai pada skrotum, prosesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prosesus vaginalis peritonela terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateral. 2) Hernia akuisitas (didapat) Hernia yang terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan karena adanya tekanan intra abdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama, misalnya batuk kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur uretra), asites, dan sebagainya. 2.4 Definisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolism karbohidrat, lemak dan protein. Gangguan metabolik ini disebabkan oleh adanya kerusakan sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau keduanya. 1) Gejala Klinik Diabetes Mellitus Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. a. Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).



b. Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf. Diagnosis DM ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula dalam darah. DM ditandai dengan hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan: a. Pemeriksaan gula darah sewaktu (acak) ≥200 mg/dL b. Pemeriksaan gula darah puasa ≥126 mg/dL c. Pemeriksaan gula darah 2 jam sesudah makan ≥200 mg/dL 2) Faktor penyebab penyakit Diabetes Mellitus 1. Riwayat Keluarga Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan. 2. Obesitas Atau Kegemukan Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak. 3. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari. 4. Hipertensi Atau Darah Tinggi 11



Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus. 5. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika efek negatif yang tidak ringan. Salah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah thiazide diuretik dan beta bloker. kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak pankreas. 2.4.2 Empat Pilar Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Empat pilar penatalaksanaan diabetes mellitus adalah : 1) Edukasi Edukasi secara individual atau pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan Perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan evaluasi. Edukasi tersebut meliputi pemahaman tentang: -



Penyakit DM.



-



Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM.



-



Penyulit DM.



-



Intervensi farmakologis dan non farmakologis.



-



Hipoglikemia.



-



Masalah khusus yang dihadapi.



-



Perawatan kaki pada diabetes.



-



Cara pengembangan sistem pendukung dan pengajaran keterampilan.



-



Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.



2) Perencanaan Makan Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolan diabetes, meski sampai saat ini tidak ada satu pun perencanaan makan yang sesuai untuk semua



pasien. Perencanaan makan harus disesuaikan menurut kebiasaan masing-masing individu. Yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung, serat. Faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makan serta komposisi makanan (karbohidrat, lemak, dan protein). Jumlah masukan kalori makanan yang berasal



dari



karbohidrat



lebih



penting



daripada



sumber



atau



macam



karbohidratnya. Gula pasir sebagai bumbu masakan tetap diijinkan. Pada keadaan glukosa darah terkendali, masih diperbolehkan untuk mengkonsumsi sukrosa (gula pasir) sampai 5 % kebutuhan kalori. 3) Latihan Jasmani Kegiatan jasmani sehari – hari dan latihan jasmani teratur  (3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes tipe II. Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dimaksud ialahjalan, bersepeda santai, jogging, berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan tetap dilakukan. Batasi atau jangan terlalu lama melakukan  kegiatan yang kurang gerak. 4) Intervensi Farmakologi Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan pengaturan diet dan gerak badan barulah diberikan obat hipoglikemik oral. Di Indonesia umumnya OHO



yang



dipakai



ialah



Metformin 



2







3



X



500



mg



sehari.



Pada pasien yang mempunyai berat badan sedang dipertimbangkan pemberian sulfonilurea. Pedoman pemberian sulfonilurea pada DM usia lanjut : -



Harus waspada akan timbulnya hipoglikemia. Ini disebabkan karena metabolisme sulfonilurea lebih lambat pada usia lanjut, dan seringkali pasien kurang nafsu makan, sering adanya gangguan fungsi ginjal dan hati serta pengaruh interaksi sulfonilurea dengan obat-obatan lain.



13



-



Sebaiknya digunakan digunakan sulfonyl urea generasi II yang mempunyai waktu paruh pendek dan metabolisme lebih cepat.



-



Jangan mempergunakan klorpropamid karena waktu paruhnya sangat panjang serta sering ditemukan retensi air dan hiponatremi pada penggunaan klorpropamid. Begitu pula bila ada komplikasi ginjal, klorpropamid yang kerjanya 24 – 36 jam tidak boleh diberikan, oleh karena ekskresi obat sangat berkaian dengan fungsi ginjal. Hipoglikemia akibat klorpamid dapat berlangsung lama, berbeda dengan hipoglikemi karena tolbutamid.



-



Sulfonilurea dengan kerja sedang ( seperti glibenklamid, glikasid), biasanya dosis  awal setengah tablet sehari, kalau perlu dapat dinaikkan 1 – 2 kali sehari.



-



Dosis oral pada umumnya bila dianggap perlu dapat dinaikkan tiap 1 – 2 minggu. Untuk mencegah hipoglikemia pada pasien tua lebih baik tidak memberikan dosis maksimum.



-



Kegagalan sekunder dapat terjadi setelah penggunan OHO beberapa lama. Pada kasus sperti ini biasanya dapat dicoba kombinasi OHO dengan insulin atau langsung diberikan insulin saja.



2.5 Hipertensi 2.5.1 Definisi Hipertensi Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO :    



                                                                                 Klasifikasi Normotensi Hipertensi ringan Hipertensi perbatasan Hipertensi sedang dan



Sistolik (mmHg) 180



Diastolik (mmHg) 105



berat Hipertensi



sistolik



>140