Studi Literatur Repair Windshield Pada Pesawat Airbus 320 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini semakin pesat, terutama dalam teknologi transportasi udara. Perusahaan-perusahaan penerbangan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk memproduksi pesawat terbang yang semakin lama semakin canggih demi transportasi yang efisien dan bisa dikatakan sempurna, salah satunya adalah pesawat jenis Airbus 320. Keadaan ini berkaitan dengan berkembangnya ilmu dan teknologi tentang pesawat terbang serta berdampak terhadap sistem rancang bangun yang semakin berkembang dan canggih. Oleh karena itu pesawat airbus 320 merupakan pesawat terbang berbadan sempit yang andil dalam penerbangan rute pendek. Pesawat terbang dilengkapi dengan berbagai komponen yang harus bekerja sesuai dengan fungsinya, salah satunya adalah windshield, windshield berfungsi agar pilot dan co-pilot dapat melihat kondisi diluar pesawat



yang



menunjang



pengoprasian



pesawat,



disamping



itu



windshield pesawat berfungsi untuk menahan perbedaan tekanan udara, dan menghalau angin. Pada saat penulis melakukan praktik kerja lapangan di sebuah Maintenance Repair Overhoul (MRO) pesawat airbus 320 mengalami beberapa kerusakan pada windshield atau disebut juga dengan cockpit window. Windshield



berpotensi



terjadi



kerusakan



seperti



scrach,



delamination, crack, chip, dan heating film. Oleh sebab itu windshield harus selalu dirawat dengan baik agar windshield dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dengan



berpedoman



pada



latar



belakang



diatas



penulis



mengangkat masalah tersebut pada Tugas Akhir ini dengan judul Studi Literasi Repair windshield pada pesawat airbus 320.



1



1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian Tugas Akhir ini sebagai berikut : 1. Apa macam-macam crack yang sering terjadi pada widshield pesawat Airbus 320? 2. Bagaimana cara inspeksi crack pada windshield pesawat Airbus 320? 3. Bagaimana mekanisme repair crack pada windshield pesawat Airbus 320? 1.3 Batasan Masalah



Pada penyusunan Tugas Akhir ini, penulis membatasi penelitian mekanisme repair windshield pada pesawat Airbus 320. Pembahasan materi membahas mekanisme repair windshield pada pesawat Airbus 320, komponen yang terdapat pada windshield Airbus 320, prosedur repair windshield Airbus 320, kerusakan kerusakan yang sering terjadi pada windshield. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan batasan masalah yang ada di atas, maka penulisan ini bertujuan untuk : 1. Mendalami macam-macam crack yang sering terjadi pada widshield pesawat Airbus 320. 2. Mengetahui bagaimana cara inspeksi crack pada windshield pesawat Airbus 320. 3. Mengetahui bagaimana mekanisme repair crack pada windshield pesawat Airbus 320 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dalam beberapa bab dengan urutan adalah sebagai berikut :



2



BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan, perumusan



masalah,



batasan



masalah,



tujuan



penulisan,



dan



sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori-teori tentang windshield dimana lokasi windshield, apa fungsinya, dan kerusakan yang sering terjadi pada windshield. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan singkat mengenai bahan dan alat yang akan digunakan, prosedur penelitian, dan jadwal penelitian. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahas kerusakan yang sering terjadi pada windshield pesawat airbus 320, bagaimana cara inspeksi windshield serta bagaimana mekanisme windshield repair. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan dan saran yang nantinya dapat diambil sebagai bahan perbaikan untuk kedepannya.



3



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 Windshield Windshield pada pesawat terbang dipasang dengan tujuan agar pilot dapat melihat keluar kabin. Akses visual kepada kondisi diluar kabin juga adalah salah satu pernyataan yang harus dipenuhi perusahaan manufaktur pesawat terbang sebagai bagian dari regulasi kelaikan udara. Windshield membuat para penumpang lebih sadar dengan keadaan luar kabin. Hal tersebut tentu meningkatkan tingkat keselamatan pada oprasional penerbangan. Terdapat tiga jenis dari window cockpit:



 Front windshields  Sliding side windows  Fixed side windows



4



Gambar 2.1 Lokasi windshield [1] Windshield harus dirancang kuat dan ringan, windshield harus mampu menahan tekanan yang dihasilkan oleh kabin bertekanan. kabin bertekanan sangat penting untuk pesawat yang terbang dengan ketinggian lebih dari 10.000 kaki karena akan berpengaruh pada kenyamanan penumpang selama penerbangan. Syarat lain yang harus dimiliki oleh windshield adalah harus mampu memberikan penglihatan yang jelas pada pilot dalam kondisi alam tertentu seperti hujan. Komposisi Windshield terbuat dari beberapa lapis dengan bahan bahan yang berbeda, windshield juga dilengkapi dengan sistem anti-icing dan defogging. Film konduktor listrik yang hampir tidak terlihat yang memanaskan panel kaca depan ketika arus listrik mengalir melaluinya, film ini dipasang pada permukaan bagian dalam lembaran kaca luar, Suhu dikontrol oleh dua probe. Indikator icing dipasang pada permukaan luar tiang kaca depan untuk mengindikasikan keberadaan es. Lalu windshield pun dilengkapi dengan frame Panel kaca depan dipasang dalam frame yang terintegrasi dalam struktur nose. Panel dijepit pada posisinya oleh tiga retrainer dibaut ke permukaan luar frame. Deskripsi A. Keamanan 1. Tipe kaca keamanan integral



windshield diperuntukan untuk



perlindungan terhadap dampak FOD. B. Windows 1. Fixed windows dipasang secara eksternal langsung ke frame dalam struktur pesawat. 2. The sliding windows dipasang pada frame yang dilengkapi dengan mekanisme yang dikendalikan dari kokpit. C. Seals 1. window disegel untuk bertekanan dan terhadap kelembaban dengan sistem segel pada struktural.frame. D. Heating System



5



1.



semua windows disambung dengan electrical heating system untuk menjaga pandangan yang jelas dalam hal kondisi berkabut internal atau eksternal.



Permasalahan windshield dapat berdampak pada keandalan operasional pesawat. Analisis yang dilakukan oleh Airbus menyoroti bahwa gangguan dalam ATA 56-10 dapat memiliki penyebab yang berbeda. Misalnya, delaminasi yang dilaporkan di atas batasan 3 inci yang diberikan dalam AMM atau penurunan darurat yang dinyatakan setelah keretakan kaca depan, meskipun tidak diharuskan oleh prosedur FCOM. Oleh karena itu, ISI ini menyediakan informasi lengkap yang relevan yang tersedia dalam dokumentasi Airbus.



Gambar 2.2 Penunjukan window cocokpit [1] Semua cockpit windows merupakan fail-safe design. Cockpit window terbuat dari dua lapisan kaca struktural, lapisan tengah dan lapisan dalam, mampu menahan beban tekanan secara individual. Lapisan nonstruktural, lapisan luar, yang hanya lapisan kaca pelindung.



6



Gambar 2.3 Penampang window cockpit [1] Catatan: Sliding dan fixed side windows dibuat oleh GKN untuk A320 family terbuat dari dua lapis acrylic. Tidak ada batasan hard life limit untuk cockpit windows yang terpasang pada pesawat. Namun demikian, Airbus ingin menyoroti bahwa window cockpit



harus diganti beberapa kali selama



umur pesawat. Kerusakan pada jendela kokpit yang mengarah ke penggantian dapat memiliki banyak asal yang berbeda: FOD (Foreign Object Damage), ageing, manufacturing defect, moisture ingress, delamination, overheating, electrical trouble, etc. Pelepasan window secara teratur dilaporkan oleh operator. Hal ini umumnya terkait dengan efek penuaan yang menyebabkan retak luar kaca depan atau kerusakan khas lainnya seperti delamination, arcing, electrical failure, dll. Ini adalah akhir khas dari umur window cockpit. Dengan cara yang sama, tidak ada batas waktu simpan untuk window cockpit. 2.2. Fungsi windshield Fungsi dari windshield adalah kaca bagian depan yang berfungsi agar pilot dan co-pilot dapat melihat kondisi diluar pesawat yang menunjang pengoprasian pesawat, disamping itu windshield



pesawat



berfungsi untuk menahan perbedaan tekanan udara, dan untuk tujuan aerodinamika. Jika pesawat tanpa windshield, pasti akan menganggu dan membahayakan pilot, jika windshield pecah saat masih terbang diatas



7



1000 kaki dengan kecepatan diatas 500kmph, dapat membahayakan pilot dan juga semua penumpangnya.



Gambar 2.4 Windshield [2] 2.3 Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Windshield 1. Scratch Scratch merupakan kondisi Permukaan barang yang terkoyak / tergores yang biasanya dari tekanan dari benda lain secara langsung. Kerusakan ini sangat sering terjadi pada windshield pesawat karena windshield pesawat sangat rentan bergesekan dengan benda asing yang mengakibatkan terjadinya Scratch. Kerusakan ini dapat dicegah dengan mengunakan non metal scraper saat melakukan repair.



Gambar 2.5 Scratch [7] 2. Crack



8



Pemisahan menjadi dua bagian terhadap fisik permukaan acrylic yang biasanya ditunjukkan dengan bentuk garis tipis/halus membentang atau memotong permukaan acrylic akibat stress yang berlebih pada titik tertentu. Crack banyak diakibatkan oleh bird stike oleh sebab itu crack dapat dicegah dengan dengan menerbangkan pesawat dengan ketinggian yang tinggi untuk menghindari bird strike.



Gambar 2.6 Crack [7] 3. Chip Chip adalah kondisi dimana windshield mengalami pecah dengan terlepasnya sekeping bagian dari pada windshield tersebut. Chip biasanya terjadi akibar adanya benturan dengan FOD atau penuaan usia windshield. Keadaan ini masih diperbolehkan jika chip masih dalam batasan toleransi. Kerusakan ini dapat dicegah dengan



menghindari



benturan



benturan



dan



windshield sesuai jadwal yang tercantum dalam MPD.



Gambar 2.7 Chip [7] 4. Delamination



9



penggantian



Delamination adalah mode kegagalan dimana bahan retak menjadi lapisan, delamination sbiasanya terjadi karna efek dari heat



arcing



yang



dapat



membelah



lapisan



lapisan



pada



windshiend. Kondisi ini diperbolehkan jika tidak menganggu pandangan pilot. Delamination dapat di cegah dengan melakukan perawatan rutin pada sistem anti icing dikarnakan kerusakan ini disebabkan oleh sistem ainti icing yang menyebabkan lapisan windshield membelah.



Gambar 2.8 Delamination [12] 5. Heating film Heating film merupakan adalah kondisi dimana windshiel terbakar yang menyebabkan windshield tersebut meleleh. Heating film biasanya diakibatkan dari panas yang dihasilkan oleh sistem anti-icing. Keadaan ini diperbolehkan jika pesawat tidak terbang pada daerah yang menyebabkan icing. Sama seperti delamination, heating film dapat dicegah dengan windshield agar tidak terjadi masuknya air/udara yang menyebabkan heat arcing hanya menyebar pada heating film dan merawat sistem anti icing.



10



Gambar 2.9 Heating film [12]



2.4 Pesawat Airbus 320 Airbus A320 adalah pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulik. Kelompok pesawat A320 (yang termasuk A318, A319, A320, dan A321. Pada 31 Januari 2011, total 4552 unit pesawat Airbus A320 family telah dikirim, di mana 4467 masih aktif dalam penerbangan. Sebagai tambahan, masih terdapat 2404 pesawat yang masih dalam pesanan pasti. Berdasarkan informasi Airbus, pesawat ini menjadi pesawat penumpang jet komersial yang paling cepat terjual berdasarkan catatan tahun 2005 hingga 2007, dan menjadi penjualan terbaik pesawat generasi tunggal.



11



Gambar 2.10 Tampak samping [8]



Gambar 2.11 Tampak depan [8]



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 12



1. Access platform



Gambar 3.1 Access platform [9] Access platform atau stair merupakan salah satu ground support equipment (GSE) yang berfungsi untuk menjangkau akses yang berada pada tempat yang tinggi saat melakukan perawatan dan perbaikan pesawat terbang. 2. Cap – Blanking



Gambar 3.2 Cap – blanking [10] Electrical connector cap blanking merupakan suatu komponen yang digunakan saat melakukan perbaikan dan perawatan pesawat terbang yang berfungsi untuk menutup eletrical connector agar tidak terjadi konsleting. 3. Safety clip



13



Gambar 3.3 Safety clip [11] safety clip adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penanda bahwa suatu komponen sedang dilakukan perbaikan atau komponen tersebut tidak dapat dioprasikan sebagaimana mestinya. 4. Shim



Gambar 3.4 Shim [12] shim perupakan benda kecil yang terletak dibawah windshield yang berfungsi untuk mengganjal celah antara windshield dan frame pada screw point. 5. Phillips torque



14



Gambar 3.5 Phillips torque [11] Phillips torque adalah alat yang digunakan untuk melepas atau memasang screw pada saat perbaikan pesawat 6. Front window panel



Gambar 3.6 Front window panel [2] Front window panel merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk menahan windshield agar windshield tidak terlepas dari frame.



3.2 Prosedur penelitian



15



Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan penulis, seperti pada flowchart yang tersaji pada Gambar 3.7



Menentukan Judul Tugas Akhir Diskusi Dengan Dosen Pembimbing



Membaca Literatur Terkait



Membuuat Rencana Penulisan Tugas Akhir



Pengambilan Data



Pengumpulan Data Penunjang Tugas Akhir



Pengolahan Data



Membuat Laporan Tugas Akhir



Selesai



Gambar 3.7 Flowchart penelitian



BAB IV



16



PEMBAHASAN 4.1 Macam-Macam Crack Pada Windshield Pesawat A320 Crack pemisahan menjadi dua bagian terhadap fisik permukaan acrylic yang biasanya ditunjukkan dengan bentuk garis tipis/halus membentang atau memotong permukaan acrylic akibat stress yang berlebih pada titik tertentu.



Gambar 4.1 Contoh crack [7] Perbedaan antara retak pemanasan film / retak lapis tengah / retak lapis luar Keretakan pemanas film biasanya mempengaruhi windshield. Pemanas film terletak di antara lapisan luar dan lapisan tengah jendela. Retak pemanas film disebabkan oleh busur yang hanya menyebar pada film pemanas. Ini karena masuknya air dan / atau delaminasi, dan / atau penuaan alami. Ini menyebabkan eletrical failure dari sistem pemanas jendela. Keretakan film pemanas tidak mempengaruhi integritas struktural jendela.



17



Gambar 4.2 Lokasi pemanasan film [4] Retak pemanas film terlihat seperti garis lurus melintasi window mulai dari tepi jendela. Dalam sebagian besar kasus, garis berhenti di tengah jendela. catatan: Dalam beberapa kasus, retak pemanas film dapat dikacaukan dengan retak lapisan tengah. Lapisan struktural tengah atau retak struktural dalam memiliki pola patahan yang menutupi seluruh permukaan kaca depan. Potongan-potongan kecil pecahan kaca merusak visibilitas. Jenis retakan lainnya adalah retakan lapis luar (non-struktural), pola keretakan biasanya menunjukkan beberapa garis putus-putus yang dimulai dari satu tepi kaca depan dan melewati jendela ke tepi lainnya. Dalam beberapa kasus, pemanasan film retak juga dapat menyebabkan retak luar sehingga kedua kerusakan dapat terlihat. Gambar-gambar berikut menunjukkan contoh jenis utama pola keretakan: film pemanas, lapisan luar, kombinasi lapisan luar dan film pemanas, lapisan struktural tengah atau dalam:



18



a. Heating film cracking:



Gambar 4.3 Pola retak film memanas [4] Dalam hal retak pemanas film, pemberangkatan pesawat diizinkan asalkan:  Pesawat tidak diterbangkan di area apa pun yang mengetahui kondisi lapisan es  Visibilitas tidak terganggu  Panel kaca depan bisa diservis b. Outer ply (non-structural) cracking:



Gambar 4.4 Pola retak luar (non-struktural) 19



[4]



c. Heating film with outer ply cracking



Gambar 4.5 Pemanasan film non-struktural [4]



d. Middle structural ply or inner structural ply cracking



Gambar 4.6 Pola retak struktural [4] 3. Weather seal condition Selama inspeksi window dari luar, perhatian khusus harus diberikan pada kondisi weather seal, jika ada (tergantung pada desain jendela). weather seal adalah salah satu hambatan utama terhadap masuknya air / kelembaban. weather seal dalam kondisi buruk dapat menyebabkan masuknya uap air dan / atau delamination dan menyebabkan penuaan dini jendela



20



FCOM and MMEL recommendation Dalam kasus windshield retak dalam penerbangan, FCOM meminta untuk menurunkan ketinggian penerbangan ke FL230 dan untuk mendapatkan delta P dari 5 psi. Mempertimbangkan fail-safe design dan margin yang tersisa dengan one structural ply cracked, Airbus telah menyelidiki kemungkinan



untuk



menyesuaikan



persyaratan



FCOM.



Setelah



investigasi Airbus, prosedur yang ada telah diperbarui pada 2011 sehingga awak harus terlebih dahulu memeriksa apakah lapisan dalam retak atau tidak. Jika lapisan dalam tidak retak, lapisan luar dan / atau lapisan tengah terpengaruh. Namun, berdasarkan pada fail-safe design, lapisan struktural dalam yang tersisa dapat mempertahankan dua kali max Delta P. Oleh karena itu, pesawat dapat tinggal di FL saat ini, tanpa batasan lain. Hal ini sesuai dengan sebagian besar kasus retak lapisan luar (lebih dari 95%) atau kasus retak lapisan tengah yang jarang terjadi, dan menghilangkan pembatasan penerbangan. Jika lapisan struktural dalam retak: dalam hal ini awak tidak dapat memeriksa apakah lapisan struktural tengah juga terpengaruh atau tidak. Karenanya kru harus turun ke FL230 dan memperoleh Delta P 5 psi, seperti yang ada dalam prosedur FCOM sebelumnya, untuk mengurangi tekanan diferensial. Ada berbagai cara untuk menentukan apakah lapisan dalam retak: • Secara visual dengan menggunakan kuku atau pena untuk mendeteksi keberadaan retakan pada permukaan kaca bagian dalam. • Umumnya beberapa serpihan kaca kecil jatuh dari permukaan kaca bagian dalam ke atas panel instrumen. Tabel berikut menyediakan untuk setiap program referensi FCOM: Tabel 4.1 Referensi FCOM [2] Tipe Pesawat Airbus A320



Ref FCOM FCOM PRO-ABN-



Deskripsi Cockpit Windshield Cracked



80 Kemudian, setelah ground insponect, jika retakan lapis luar dikonfirmasi, pengiriman pesawat MMEL diizinkan untuk 10 penerbangan untuk kaca



21



depan sebelum penggantian dengan kondisi tertentu (tanpa kondisi lapisan es). Tabel berikut menyediakan untuk setiap program referensi MMEL: Tabel 4.2 Referensi MMEL [2] Tipe Pesawat Airbus A320



Ref MMEL MMEL 56-10



Deskripsi Cockpit – Front Windshield



4.2 Cara Inspeksi Windshield Airbus mencatat satu dari daerah asal untuk pengeluaran service dapat dikaitkan dengan tidak menghormati pemeliharaan terjadwal. Karena itu semua rekomendasi perawatan yang dijadwalkkan airbus ingatkan dibawah ini. 4.2.1 Jadwal Pemeliharaan Manufaktur tindakan



memberikan



pemeliharaan



kepada



preventif



pada



operator semua



rekomendasi cockpit



dan



windows,



windshields, fixed and sliding side windows, untuk A320 families. Table 1 menampillakan untuk setiap program daftar pemeliharaan terjadwal yang diberikan dalam MPD. Seperti dijelaskan, inspeksi berikut diperlukan: 



Inspeksi visual terperinci semua jendela kokpit dari dalam pesawat.







Inspeksi visual terperinci semua jendela kokpit dari luar pesawat.







Pemeriksaan visual terperinci dari segel jendela geser dari dalam pesawat, dengan jendela geser dibuka.



Penyelesaian inspeksi di atas harus memungkinkan operator untuk mendeteksi cacat / kerusakan yang dapat menyebabkan peristiwa atau gangguan dalam penerbangan lebih lanjut. Disarankan bagi operator untuk menyesuaikan interval perawatan berdasarkan pengalaman dalam layanan dan kondisi lingkungan operasi. Tabel 4.3 Jadwal pemeliharaan [4]



22



4.2.2 Batasan Yang Diizinkan Batasan kerusakan yang diijinkan Jenis kerusakan utama pada panel window dan batasannya dijelaskan pada chapter 56-10 dari AMM untuk semua jenis cockpit windows (windshields, fixed and sliding side windows). Namun, informasi tambahan dan perbaikan khusus (misalnya GKN sliding windows edge seal squeeze repair) hanya dijelaskan dalam CMMv.



Lebih lanjut, ketika kerusakan



seperti delamination, bubbles, burn spots and/or burning ditemukan di dalam tetapi dekat dengan batas yang diizinkan dalam AMM, Airbus merekomendasikan operator untuk menjadwalkan penggantian window yang terpengaruh pada kesempatan mudah berikutnya. Ini akan mencegah dari potensi AOG, masalah dalam penerbangan dan penundaan karena window failure



yang tidak terduga. Mengenai



delamination, batas yang ditetapkan dalam AMM terutama untuk alasan visibilitas. Namun ada implikasi struktural untuk lapis-lapis delamination, tetapi ini tercakup secara memadai oleh batas-batas yang disediakan dalam AMM.Tingkat pertumbuhan delamination umumnya rendah. Butuh waktu yang signifikan sebelum mencapai batas maksimum AMM 3 inci. Dengan pemantauan yang tepat, laju propagasi rendah ini memberikan waktu yang cukup antara temuan awal dan batas maksimum yang diizinkan untuk merencanakan penggantian. Namun, karena window delamination umumnya dikaitkan dengan masuknya uap air yang dapat menyebabkan electrical arcing dan retak pada jangka pendek / menengah, Airbus



merekomendasikan



operator



yang



menemukan



delaminasi jendela yang signifikan untuk merencanakan penggantian jendela pada kesempatan pertama. Misalnya, penggantian window dapat diantisipasi dilakukan pada pemeriksaan 750FH berikutnya untuk A320 families. Untuk kasus kritis seperti situasi AOG, kemungkinan untuk



23



terbang dengan kerusakan yang ditemukan di atas batasan yang diizinkan oleh AMM dapat ditinjau oleh Airbus berdasarkan kasus per kasus. Ini hanya dapat diterapkan untuk tepi bawah atau belakang atas, dan hanya untuk periode yang sangat terbatas. Ini tidak dapat diterima untuk tepi depan yang 3 inci tetap menjadi batas maksimum karena posisinya di depan aliran udara. A. Crack Lapisan luar : Sepuluh penerbangan diperbolehkan tetapi tidak untuk sps windshield



P/N



STA320-1-3



dan



STA320-2-3



(satu



kali



penerbangan diizinkan) pada kondisi berikut:  Pesawat tidak terbang pada kondisi icing  Pandangan tidak terganggu  Panel windshield lainnya serviceable Lapisan dalam : Lapisan tengah atau dalam atau keduanya mengalami crack tidak diperbolehkan



Gambar 4.7 Limitasi crack [3]



B. Scarcth



TIPE A TIPE B



PANJANG MAKSIMAL (mm) PANJANG TERAKUMULASI (mm) PANJANG MAKSIMAL (mm) PANJANG TERAKUMULASI (mm)



AREA A 150 (6in) 500 (20in) 50 (2in) 150 (6in)



AREA B 150 (6in) 500 (20in) 50 (2in) 150 (6in)



Tipe A : tidak dapat dirasakan dengan sentuhan kuku.



24



Tipe B : dapat dirasakan dengan sentuhan kuku. Lebar maksimal: 0.2mm (0.0079in.) Kedalaman maksimal : 0.02mm (0.00079in.)



Gambar 4.8 Limitasi scratch [3] C. Chip Lapisan luar : Lebar maksimal 1mm(0.039in.) Diperbolehkan jika chip dalam batasan toleransi Lapisan dalam : Lebar maksimal 1mm(0.039in.) Diperbolehkan jika chip dalam batasan toleransi



Gambar 4.9 Limitasi chip [3] D. Delamination Lapisan dalam dan luar: Area A : diperbolehkan jika pandangan tidak menganggu Area B : diperbolehkan jika pandangan tidak menganggu Area C : tidak diperbolehkan



25



Gambar 4.10 Limitasi delamination [3] E. Heating film Pengoprasian pesawat diizinkan jika :  Pesawat tidak terbang pada daerah kondisi icing.  Jarak pandang tidak menurun



Gambar 4.11 Heating film crack [3] 4.3 Mekanisme Windshield Repair 4.3.1 Prosedur Pelepasan Windshield A. Pelepasan komponen-komponen 1. Lepaskan spray nozzles 2. Lepaskan nuts (45). 3. Lepaskan dan buang O-ring (49). 4. Release the four stud assemblies (6).



26



5. Rengangkan fastener (8) lepaskan lining panel 211LW (7) Catatan: Lining panel 211LW mencegah kerusakan sensor 6. Lepaskan screws (2) dan washers (9). 7. Lepaskan vertical lining panel 211MW (1). 8. Lepaskan screws (46). 9. Lepaskan louver dari panel glareshield (47). 10. Lepaskan screws (5) dan nuts (4). 11. Lepaskan lining panels 211NW dan 212NW (3). B. Pelepasan windshield retainer 1.



Jika ada fastener yang tidak bisa dilepaskan dengan mudah, lakukan prosedur dengan removal tool phillips torque (98A53003500000)



2.



Pelepasan retainer a. Putuskan sensor (15). b. Pasang cap-blanking pada setiap electrical connector dan receptacle yang telah diputus. c. Lepaskan sealant dari kepala screw (20), (21) and (22). d. Lepaskan screws (20), (21) dan (22). e. Lepaskan protection plate (19). f. Lepaskan icing indicator (26) g. Lepaskan nuts (11), washers (10) screws (24) dan (32). Catatan: Screws (24) dan (32) memiliki panjang yang berbeda. h. Beri tanda pada screws (24) dan (32) agar posisi tepat saat pemasangan i. Lepaskan flight-deck eye-position ball-mount assembly j. Lepaskan screws (27) dan (23) washers (25) dan (30). k. Lepaskan retainer depan (18). l. Lepaskan screws (13) dan washers (28). m. Lepaskan upper dan lower retainers (12) dan (31).



3.



Pelepasan fastener a. Pasang removal tool of phillips torque removal tool of 27



phillips torque (98A53003500000) untuk fasteners yang harus dilepas. (1) Pasang spacer (30) pada captive nut (37) dari fastener yang sudah dilepas. (2) Pasang slider (33) pada spacer (30). (3) Pasang crossbeam (34) pada slider (33). (4) Install the pin (32). (5) Luruskan spindle (35) dengan fastener (36) yang harus dilepas. (6) Kencangkan pad screw (31). b. Lepaskan fastener (36) c. Lepaskan



removal



tool



of



phillips



torque



(98A53003500000) D. Pelepasan panel windshield 1. Taruh installation tool-front window panel (98D56103001000) pada posisi pada window frame. a. Pasang fitting (74) pada center frame dengan bolts (75) dan nuts (70). b. Amankan windshield dengan suction cup (73). c. kencangkan four adjustable stops (72) dari windshield agar suction cup (73) stabil. 2. Taruh shim 38X38X20 MM (1.49X1.49X0.78 IN) - wooden pada bagian bawah windshield. 3. Pindahkan panel windshield (14) berlawanan center post. 4. Lepaskan



installation



tool-front



window



(98D56103001000). a. Renggangkan four adjustable stops (72). b. Lepasakan suction cup (73). c. Lepaskan bolts (75) nuts (70). d. Lepaskan installation tool-front window panel 28



panel



(98D56103001000) . e. Lepaskan windshield panel (14). f. Ketika melepas panel windshield (14), catat pada in-service window removal data gathering untuk membantu airbus dalam mengontrolan.



Gambar 4.12 Posisi screw frame [2]



Gambar 4.13 Posisi panel windshield [2]



29



Gambar 4.14 Panel windshield [2]



Gambar 4.15 Windshied suction cup [2] 4.3.2 Glass Repair A. Repair windshield weather seal



30



1. Periksa seal untuk erosi, crack, dan bond ke permukaan kaca. 2.



Gunakan scraper plastik untuk melepas sealent yang mengalami keretakan atau kerusakan.



3. Bersihkan windshield weather seal dengan Non Aqueous Cleaner-General - - (Material No. 08BAA9) dan Textile-Lint free Cotton - (Material No. 14SBA1). 4. Aplikasikan tape-adhesive disekitar tepi panel kaca. 5. Aplikasikan Adhesion Promoter-For Polysulfide Sealant (Material No. 06PAG1) pada weather seal of the stainless steel Z section of the PPG fixed window



sebelum



mengaplikasikan Polysulfide Sealant-Windshield Fillet (Material No. 06AFB1 6. Aplikasikan Polysulfide Sealant-Windshield Fillet - (Material No. 06AFB1) 7. Lepaskan tape-adhesive 8. Bersihkan windshield



4.3.3 Repair Soft Liner 1. Aplikasikan Non Aqueous Cleaner - Berbasis Hidro-Karbon - (Material No. 08BKE1) dengan Tekstil-Lint free Cotton (Material No. 14SBA1) di permukaan bagian dalam windshield. 2. aplikasikan material dengan circular movements pada seluruh perukaan, terutama dibagaian streaks, marks dan dirt. 3. Biarkan material mengering dan lepaskan dengan TextileLint free Cotton - (Material No. 14SBA1).



31



4.3.4 Pemasangan Windshield A. Pemasangan panel windshield 1. Taruh



installation



tool-front



window



panel



(98D56103001000) pada posisi windshield frame. (a) Pasang fitting (74) pada frame tengah dengan screw (75) dan nut (70). (b)



Amankan panel windshield (14) dengan suction cup (73).



(c) Kencangkan ke empat adjustable stops (72) agar suction cup (73) stabil. 2. Pasang SHIM 38X38X20 MM (1.49X1.49X0.78 IN) pada bagian bawah windshield housing. 3. Pasang panel windshield (14) pada windshield housing. 4. Lepaskan kedua shim. 5. Lepaskan



installation



tool-front



window



panel



(98D56103001000). B. Pemasangan lower retainer 1. Taruh lower retainer (12) pada posisinya dan pasang shim dengan ketebalan 1.4 MM (0.05 IN) diantara lower retainer (12) dan windshield panel (14). 2. Naikan lower retainer (12) dengan lever non-metalic dan pasanglocally manufactured - shim plate dengan ketebalan 7 mm (0.2756 in.)) diantara lower retainer (12) dan aircraft structure. 3. Aplikasikan non hardening jointing putty-medium temp



32



(Material No. 06LCG9) dibawah kepala hex-head bolts (13). 4. Pasang washers (28), hex-head bolts (13) dan kencangkan. C. Windshield adjustment 1. Taruh



installation



tool-front



window



panels



(98D56103001000) pada posisi windshield housing. 2. Sesuaikan panel windshield (14) dengan mengoprasikan rod (71) untuk mendapatkan peripheral clearance J1 dari 1 -1 mm or +0.5 mm (0.0394 -0.0394 in. or +0.0197 in.). 3. Lepaskan



installation



tool-front



window



panels



(98D56103001000). D. Pemasangan retainer 1. Pasang upper retainer (18) dan center retainer (31). 2. Pasang non hardening jointing putty-medium (Material No. 06LCG9) dibawah kepala screws (13), (23), (24), (27) and (32). 3. Pasang flight-deck eye-position ball-mount assembly 4. Pasang washers (25), (28) dan (30), screws (13), (23), (24), (27) dan (32), washers (10) dan nuts (11). 5. Kencangkan nut 11. 6. Pastikan screw terpasang pada posisi yang tepat 7. Pasang icing indicator pada tempat yang telah ditentukan 8. Pasang eletrical bonding pada icing indicator pada tempat yang telah ditentukan. 9. Kencangkan nuts (11) dan screws (13), (23), (24), (27) dan 33



(32) dengan tangan. 10. Torsi nuts (11) dan screws (13), (23), (24), (27) dan (32) pada semua retainers diantara 0.4 dan 0.5 m.daN (35.40 dan 44.25 lbf.in). 11. Torsi lagi nuts (11) dan screws (13), (23), (24), (27) dan (32) pada semua retainers diantara 1.6 and 1.8 m.daN (11.80 and 13.27 lbf.ft). 12. Lepaskan shims antara lower retainer (12), panel windshield (14) dan aircraft structure. 13. Lepaskan cap-blaning dari setiap electrical connector dan receptacle. 14. Pastikan pins A/C dan A/D dari sensor (15) panel windshield (14) terhubung dengan pins B/A dan B/B Window Heat Computer (WHC). 15. hubungkan sensor (15) dengan receptacle windshield panel (14). E. Pemasangan protection plate 1. Taruh protection plate pada posisinya. 2. Aplikasikan non hardening jointing putty medium temp (Material No. 06LCG9) dibawah kepala screw (20), (21) and (22). 3. Pasang screws (20), (21) dan (22) dan kencangkan. F. Pemasangan komponen 1. taruh lining panels 211NW dan 212NW (3) pada posisinya. 2. pasang screws (5) dan nuts (4). 3. pasang louver pada panel glareshield (47).



34



4. Pasang screws (46). 5. Taruh vertical lining panel 211MW (1) pada posisinya 6. pasang screws (2) dan washers (9). 7. taruh lining panel 211LW (7) pada posisinya. 8. Pasang four stud assemblies (6) dan kencangkan. 9. kencangkan fastener (8), nuts (4), dan screws (5) dan (2). 10. pasang IPC -CSN (30-45-01-02-080) O-ring (49) atau IPC -CSN (30-45-81-02-120) Oring(49) yang baru. 11. pasang nuts (45). 12. pasang spray nozzles G. pembersihan windshield 1. Lepas protective film dari windshield. 2. Bersihkan windshield.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



35



5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari studi literatur repair windshield pada pesawat Airbus 320 adalah sebagai berkut : 1. Crack yang terjadi pada windshield pesawat Airbus 320 ada beberapa macam diantaranya adalah heating film cracking, outer ply (non-structural) cracking, heating film with outer ply cracking, middle or inner structural ply cracking. 2. Dalam inspeksi windshield hal yang harus diperhatikan adalah jadwal pemeliharaan windshield yang telah ditetapkan oleh manufaktur kepada oprator, dimana jadwal tersebut tertulis dalam MPD yang mengatur tentang jadwal perawatan dan perbaikan windshield pada pesawat Airbus 320. 3. Mekanisme repair windshield Airbus 320 terdapat empat tahap yang



harus



dilakukan



diantaranya



pelepasan



komponen-



komponen, glass repair, soft liner repair dan yang terakhir pemasangan windshield. 5.2 Saran Dari proses pengkajian Tugas Akhir ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan melihat dari sudut pandang yang lain seperti faktor yang menyebabkan kerusakan pada windshield serta menambah sumber penelitian agar mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tantang repair windshiled.



DAFTAR PUSTAKA



36



[1] Aircraft Maintenance Manual: Airbus A318/A319/A320/A321 Chapter 56-10 General Window. France, 2019 [2] Aircraft Maintenance Manual: Airbus A318/A319/A320/A321 Chapter 56-11 Fixed Window. France, 2019 [3] Component Maintenance Manual: Airbus A320 Chapter 56-12 Cockpit Window. France, 2019 [4] In Service Information: Airbus A300/A330/A340/A320/A380/A350. France, 2018 [5] Denoyer, Jean., Sample Image of Window Defect, Jakarta, 2018 [6] 2012. Airbus 320 Size Dimention, Online, ( http://www.abovetopsecret.com/forum/thread887852/pg1 ). Diakses 29 Oktober 2019. [7] 2019. Work Access Platform, Online, ( https://www.aerospecialties.com/product-category/maintenanceequipment/work-access-platforms/ ). Diakses 20 Oktober 2019. [8] 2019. Aircraft Spruce, Online, ( https://www.aircraftspruce.com/catalog/hapages/an929.php ). Diakses 20 Oktober 2019. [9] 2019. Circuit Breaker Lockout Ring, Online, ( https://www.aircraftspruce.eu/circuit-breaker-lockout-ring---rbfs4933959-521-re.htm ). Diakses 29 Oktober 2019. [10] 2019. Torque Phillips, Online, ( https://www.walmart.com/ip/1-4-DriveLong-Shank-Torque-Screwdriver-With-20-Bits-Torque-PhillipsAllan/125937076 ). Diakses 29 Oktober 2019. [11] David, Keminski., Windshield Delamination. 2019, ( https://www.fliegerfaust.com/airbus-a320-windshield-delaminationvideo-2640365380.html). Diakses pada 29 Oktober 2019. [12] When Windshield Fail. 2019, Online, ( http://adam.curry.com/art/1427313667_sPN57sC2.html). Diakses pada 29 Oktober 2019.



37