Studi Manifestasi Panas Bumi Grao Sakti Sebagai Potensi Energi Baru Terbarukan Provinsi Jambi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI MANIFESTASI PANAS BUMI GRAO SAKTI SEBAGAI POTENSI ENERGI BARU TERBARUKAN PROVINSI JAMBI



Domi Prayoga Oktara1, Nabila Nisya2, Fanny Alfinas3, Elfara Chesa4 Teknik Geologi, Universitas Jambi Email : [email protected]



ABSTRAK



Panas bumi (Geothermal) merupakan energi baru dan terbarukan (renewable energy) yang bersifat ekonomis dan ramah lingkungan. Pengembangan manifestasi panas bumi tidak hanya sebagai energi pembangkit listrik, dapat juga sebagai potensi geowisata berbasis edu-wisata yang sangat tepat untuk memberikan pengetahuan terhadap sumberdaya energi baru terbarukan. Manifestasi Panas Bumi daerah Grao Sakti keberadaannya terletak pada Zona Fisiografi Perbukitan Barisan yang umumnya berasosiasi terhadap aktivitas vulkanisme dan Sistem Sesar Sumatra yaitu Segmen Sesar Dikit. Keberadaan manifestasi yang terdiri dari geyser, mata air panas, tanah beruap, endapan travertin dan batuan alterasi tersebar di sekitar Sungai Grao yang menjadi suatu petunjuk adanya suatu sistem panas bumi di daerah tersebut. Adapun metode yang digunakan yaitu dengan melalukan observasi objek manifestasi permukaan meliputi pengambilan dokumentasi, pengukuran suhu dan pH, menentukan jenis dari manifestasi serta litologi batuan disekitar. Pengembangan manifestasi panas bumi yang memiliki keindahan alam dan keunikan dapat menjadi wisata berbasis edukasi yang merupakan suatu terobosan yang sangat baik, dengan adanya edukasi terhadap panas bumi ini, masyarakat lokal maupun wisatawan dan terkhususnya pelajar dapat memahami dan mengerti mengenai pengetahuan energi baru terbarukan yang penting untuk dikembangkan dan dipelajari. Selain dari pemahaman wisata dalam sudut pandang edukasi, pengembangan daerah manifestasi panas bumi dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan perekonomian penduduk sekitarnya. Geowisata berbasis eduwisata ini diharapkan dapat menjadi suatu daya tarik dalam perkembangan pengetahuan energi yang berkelanjutan “sustainable energy”. Kata Kunci : Geowisata, Grao sakti, Geothermal, Eduwisata, Energi



Abstract Geothermal (Geothermal) is a new and renewable energy (renewable energy) which is economical and environmentally friendly. The development of geothermal manifestations is not only for generating electricity, it can also be potential geotourism based on edu-tourism which is very appropriate to provide knowledge against new and renewable energy resources. Geothermal manifestations of the Grao Sakti area exist Barisan Mountain Physiographic Zone which is generally associated with volcanic activity and Sumatra fault systems Segment Dikit. The existence of a manifestation consisting of geysers, hot springs, steamy soils, travertine deposits and alteration rocks scattered around the Grao River which is a clue the existence of a geothermal system in the area. The method used is by observation the surface manifestation object including taking documentation, measuring temperature and pH, determine the type of manifestation and lithology of the surrounding rocks. Development of geothermal manifestations that have natural beauty and uniqueness can be geotourism based edu-tourism which is very good with this education on geothermal, local people and tourists and especially students can understand and understand about new renewable energy knowledge which is important to developed and studied. Apart from understanding tourism educational point of view, the development of geothermal manifestation areas can be used a means of improving the economy of the local society. It is hoped that this geotourism based edu-tourism can become an attraction in the development of sustainable energy knowledge. Keywords : Geotorism, Grao sakti, Geothermal, Edu-tourism, Energy. Pendahuluan Panas bumi (Geothermal) merupakan sumberdaya dengan kategori energi baru dan terbarukan (renewable energy) yang bersifat ekonomis dan ramah lingkungan, pemanfaatan dan pengembangannya panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung (Direct Use) maupun tidak langsung (Indirect Use). Pengembangan manifestasi panas bumi tidak hanya sebagai sumberdaya energi pembangkit listrik, penggunaan untuk industri dan pertanian namun dapat juga sebagai potensi geowisata berbasis eduwisata yang sangat tepat untuk memberikan pengetahuan terhadap sumberdaya energi baru terbarukan. Manifestasi Panas Bumi daerah Grao Sakti keberadaannya pada Zona Fisiografi Perbukitan Barisan yang umumnya berasosiasi terhadap aktivitas vulkanisme dan Sistem Sesar Sumatra yaitu segmen Sesar Dikit. Keberadaan manifestasi permukaan yang terdiri dari geyser, mata air panas, tanah beruap dan batuan alterasi tersebar di



sekitar Sungai Graho desa Renah Kemumu yang menjadi suatu petunjuk adanya suatu sistem panas bumi di daerah tersebut. Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan Provinsi Jambi memiliki potensi energi panas bumi mencapai 400 MW yang tersebar di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin. Sumber panas bumi daerah Jangkat Kabupaten Merangin di kontrol oleh Gunung Sumbing (2425 mdpl), Gunung Hulunilo (2400 mdpl), dan Gunung Masurai (2980 mdpl). Grao Sakti dapat dijadikan suatu potensi geowisata dengan basis edukasi mengenai energi terbarukan, dimana wisatawan tidak sekedar berwisata, tetapi dapat menambah nilai-nilai pengetahuan tentang energi baru dan terbarukan (renewable energy) yang bersifat ekonomis dan ramah lingkungan, dalam pemanfaatan dan pengembangan energi panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan manifestasi permukaan Grao Sakti yang ada di daerah penelitian terdiri dari jenis geyser, mata air panas, tanah beruap dan batuan alterasi yang tersebar di sekitar Sungai Grao desa Renah Kemumu menjadi suatu petunjuk adanya suatu sistem panas bumi di daerah tersebut. 1.1



Geologi Regional 1.1.1 Tektonik Sumatera terletak di barat sundaland dan terletak di selatan lempeng Eurasia dan merupakan hasil dari penujaman lempeng Hindia – Australia dengan lempeng Eurasia, dengan arah N 20o E dan kecepatan 6 – 7 cm/tahun. Zona subduksi ditandai dengan sistem palung yang memanjang 5000 km dari Burma di Utara indonesia bagian Selatannya (Hamilton., 1979 dalam Yulihanto dkk., 1995). Eosen Awal. Merupakan hasil dari subduksi antara lempeng Hindia – Australia dengan lempeng Eurasia, dengan arah subduksi Tenggara – Barat Laut, menghasilkan palung di sepanjang barat sumatera dan sesar besar yang di kenal sesar Sumatera. Eosen Akhir. Subduksi terakhir antara lempeng Hindia – Australia dengan lempeng Eurasia sehingga memperlambat subduksi dan juga mengubah orientasi atau arah subduksi searah jarum jam yang tadinya tenggara – barat laut menjadi timur laut – barat daya (Hall., 1997). Oligosen Akhir – Miosen Akhir. Pada fase ini terjadi proses magmatisme sehingga arah penujaman mengalami sedikit perubahan dimana perputaran berlawanan jarum jam dan melemahkan lempeng bagian atas, dan pergerakan menganan dari sesar sumatera (Hall, 1997).



Miosen Akhir – Resen. Menurut Hall (1997), Akibat dari penujaman yang terus – menerus mengakibatkan aktifnya sesar Sumatera dan terbentuknya antiklin. Subduksi terus mundur ke arah barat melewati kepulauan yang terdapat di sebelah barat Sumatra dan menerus ke timur di selatan melewati Pulau Jawa. 1.1.2 Fisiografi Pulau Sumatra diinterpretasikan dibentuk oleh collision dan suturing dari mikrokontinen di akhir Pra-Tersier. Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi oleh keberadaan Lempeng Samudera, sedang sebelah timur didominasi oleh keberadaan Lempeng Benua. Lempeng Samudera Hindia menghasilkan zona subduksi di bawah Lempeng Benua Eurasia pada arah N 20° E dengan rata-rata pergerakannya 6–7 cm/tahun. Konfigurasi cekungan pada daerah Sumatra berhubungan langsung dengan zona subduksi yang menyebabkan non-volcanic fore-arc dan volcano-plutonik back-arc (Barber, dkk, 2005). Pulau Sumatra merupakan Pulau dengan orientasi fisiografi berarah Baratlaut dan terletak di bagian Barat Paparan Sunda dan di Selatan Lempeng Eurasia. Geografi yang khas dari Pulau Sumatra yaitu adanya Pegunungan Bukit Barisan di sebelah Barat Pulau ini dan memanjang pada seluruh panjang Pulau dalam bentuk sabuk yang sempit, paralel, dan umumnya berjarak hanya beberapa puluh kilometer dari pantai Baratdaya. Berdasarkan klasifikasi Van Bemmelen (1949), Pulau Sumatra ini dibagi menjadi enam zona fisiografi yaitu Zona Pegunungan Barisan, Zona Sesar Semangko, Zona Pegunungan Tigapuluh, Zona dataran rendah dan dataran bergelombang, Zona Paparan Sunda, dan Zona Kepulauan Busur Luar seperti terlihat pada Gambar 2. Menurut pembagian zona fisiografi Van Bemmelen (1949), daerah penelitian termasuk di Zona Bukit Barisan berbatasan dengan Dataran Rendah dan Perbukitan Bergelombang di Utara. Berbatasan dengan Zona Sesar Sumatra di Selatan, di Timurlaut berbatasan dengan Zona Pegunungan Tigapuluh.



Gambar 1. Zona Fisiografis Pulau Sumatra oleh Van Bemmelen (1949). 1.1.3 Stratigrafi Secara stratigrafi daerah penelitian berdasarkan peta Geologi Lembar Sungaipenuh dan Ketaun (Gambar 2) produk formasi batuan yang mempunyai kisaran umur antara Paleosen sampai Plistosen. Penamaan batuan didasarkan pusat erupsi dan genessa pembentukan batuan. Adapun stratigrafi daerah penelitian ditunjukan pada peta, dan stratigrafi daerah penelitian (Gambar 2). Formasi Kuarter. Formasi Kuarter terdiri dari Qhv (Satuan Batuan Breksi Gunung api-Tuf) berumur Holosen yang terdiri atas beberapa satuan yaitu tuf, breksi lahar dan lava bersusun andesit sampai basal. Formasi batuan ini berada di sebelah Timur dan Barat dan membentuk zona Bukit Barisan. Formasi Gunung Api Tua. Formasi Gunung Api Tua terdiri dari QTv (Satuan Batuan Gunung api-Rio Andesit) yang berumur Kuater-Tersier yaitu terdiri dari satuan lava bersusun riolit, dasit dan andesit, tuf padu dan tuf hibrid, dan breksi gunung api berbatu apung. Endapan Gunung Api Tua selanjutnya mengalami kejadian ketidakselarasan (uncomformity) dengan formasi batuan setelahnya.



Granodiorit Langkup. Granodiorit Langkup (Tpgdl) merupakan jenis intrusi dengan stratigrafi batuan berumur Pliosen dan merupakan unit litologi yang menerobos batuan yang lebih tua. Formasi Hulusimpang. Formasi Hulusimpang (Tomh) merupakan formasi berumur Oligosen - Miosen yang tersusun atas satuan batuan yaitu lava, breksi gunung api, tuf terubah yang bersusun andesit dan basal dengan ketebalan 700 m yang merupakan batuan paling tua di daerah penelitian.



Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian dipotong dari Peta Geologi Lembar Sungai Penuh dan Ketaun Skala 1 : 250.000 dan Sayatan Penampang Geologi A-A` Kusnama.dkk, (1992), dengan modifikasi.



METODE PENELITIAN Secara administratif, keberadaan Manifestasi Panas Bumi Grao Sakti berada di Desa Renah Kemumu, Kecematan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Secara geografis terletak di antara X 794296 M dan Y 9726870 M UTM Zona 47S. Jarak dari Ibukota Provinsi Jambi menuju lokasi manifestasi panas bumi ini sekitar 350 km dengan waktu tempuh 10 jam perjalanan menggunakan transportasi darat.



Gambar 3. Peta Daerah Panas Bumi a. Peta Provinsi Indonesia, b. Peta administrasi Kecamatan Jangkat, c. Peta Topografi daerah Manifestasi Panas Bumi. (Anggara,dkk. 2020). Metode penelitian yang dilakukan meliputi observasi objek manifestasi permukaan, pengukuran suhu dan Ph fluida permukaan, pengambilan dokumentasi jenis manifestasi dan perencanaan beberapa fasilitas yang dapat dipertimbangkan dalam pengembangan sistem panas bumi daerah graho sakti sebagai media untuk menjelaskan mengenai pengetahuan sistem panas bumi dan energi baru terbarukan, Alat bantu dalam observasi ini menggunakan GPS tipe Garmin 64s untuk mengetahui jalur lintasan serta menyimpan koordinat dari titik sebaran manifestasi panas bumi, pH indikator, digunakan untuk mengukur nilai pH dari fluida/air permukaan, Termometer, digunakan untuk mengukur temperatur suhu udara maupun air, kamera digital digunakan untuk pengambilan gambar mengenai keterdapatan manifestasi panas bumi sebagai geowisata, serta menggunakan perangkat lunak ArcGis 10.5 untuk pengolahan data spasial lokasi daerah geowisata.



HASIL DAN PEMBAHASAN Daerah Grao Sakti merupakan daerah keterdapatan manifestasi panas bumi yang merupakan suatu tempat sumber energi panas yang bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), namun juga bisa difungsikan sebagai wisata pendidikan yang umum dikenal dengan laboratorium alam. Sehingga suatu area panas bumi ini sangat menarik dijadikan sebagai pusat studi mengenai pengembangan energi panas bumi sebagai sumberdaya energi terbarukan dan ramah lingkungan. Daerah manifestasi panas bumi juga dapat dijadikan sebagai sarana dalam berekreasi berwisata. Satu dari banyaknya potensi wisata yang menarik untuk dikembangkan adalah keterdapatan manifestasi panas bumi Grao Sakti. Salah satu pengembangan panas bumi di desa Renah Kemumu, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, yang memiliki potensi cadangan sebesar 200 Mwe yang dikelolah oleh PT EDC. Energi panas bumi ini selain menjadi sebagai sumberdaya energi juga memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai sarana tempat belajar atau eduwisata. Kawasan Geowisata Panas Bumi Grao Sakti terdapat beberapa manifestasi yang dijadikan objek geowisata, di antaranya mata air panas, tanah beruap, geyser, batuan alterasi, dan dapat juga keindahan alam daerah manifestasi panas bumi yang sangat indah.



Gambar 4. Manifestasi Panas Bumi Grao Sakti Keberadaan Manifestasi Panas Bumi Grao sakti ini terbentuk di daerah lembah dengan berasosiasi dengan keberadaan Gunung Api Sumbing dan berada pada jalur aliran sungai yang dapat diperkirakan merupakan suatu daerah patahan yang menyebabkan kemunculan manifestasi ini kepermukaan. Pada daerah ini terdapat berbagai jenis manifestasi yang dapat dijadikan sebagai objek geowisata diantaranya mata air panas, tanah beruap, batuan alterasi, geyser.



Tabel 1. Hasil jenis manifestasi permukaan daerah Grao Sakti No 1



Tipe Manifestasi Mata Air Panas



Litologi Breksi Vulkanik dan endapan Travertin



2



Tanah Hangat



Breksi Vulkanik dan endapan Travertin



3



Tanah Beruap



Breksi Vulkanik dan endapan Travertin



4



Geyser



Breksi Vulkanik dan endapan Travertin



5



Endapan Travertin Breksi Vulkanik dan endapan Travertin Mata air panas (Hotsprings) merupakan manifestasi berupa keluarnya air panas kepermukaan, manifestasi ini terletak pada pinggiran sungai, mata air panas ini nilai pH nya netral atau mendekati netral (6-7), Mata air panas ini di asosiasikan sebagai direct discharge fluida dari reservoir ke permukaan bumi dan umumnya mengandung ion klorida dalam konsentrasi tinggi sehingga sering kali disebut air klorida. Di sekitar mata air panas ini sering dijumpai endapan silika sinter dan mineral sulfida seperti galena, pirit dll Tabel 2. Mata Air Panas Mata Air Panas (Hot Springs)



Manifestasi Grao Sakti, Desa Renah Kemumuh



X Y Z



: 794621 : 9726403 : 560 mdpl Tudara : 33,3°C Tmanifestasi : 75° C Tds/dhl : 1431/2063 Ph : 7,3 Debit : 3L/detik Luas : P : 1, L : 1m . Warna air jernih , rasa asin, berbau, dominasi air dan sedikit uap



Tanah Beruap (Warm Ground) adalah gas-gas dan uap air yang naik ke permukaan dan akan menaikkan suhu di sekitar daerah termal area sehingga suhu di daerah tersebut akan lebih tinggi daripada daerah di sekitarnya dan juga lebih tinggi



dari suhu udara di dekat permukaan bumi yang kadang-kadang mencapai 30°C- 40°C (Tabel 2) Tabel 3. Tanah Hangat Tanah Hangat (Warm Ground)



Manifestasi Grao Sakti, Desa Renah Kemumuh



X Y Z



: 794403 : 9726610



: 580 mdpl Tudara : 35,3°C Luas : P = 10m, L = 4m Berbau dan dominasi uap



Steaming Ground adalah uap air yang keluar dalam jumlah sedikit melalui pori dalam tanah atau batuan yang kenampakannya hanya berupa uap putih dan hangat serta tidak menimbulkan bunyi dari tekanan uap yang tinggi seperti pada fumarol (Tabel 4). Tabel 4. Tanah/air Beruap (Steaming ground) Tanah/air Beruap (Steaming Ground)



Manifestasi Grao Sakti, Desa Renah Kemumuh : 7944100 : 9726650 : 580 mdpl Tudara : 29,3°C Tmanifestasi : 46,5° C Tds/dhl : 1118/2165 Ph : 7,3 Luas : P = 10m, L = 4m Warna air jernih, rasa asin, berbau, sedikit air dan dominasi uap



X Y Z



Batuan Alterasi adalah manifestasi yang terbentuk akibat interaksi antara fluida panas bumi dengan batuan di lingkungannya. Batuan hasil hidrotermal sangat tergantung pada temperatur, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fluida panas bumi (khususnya pH) (Gambar 4 )



Gambar 5. Endapan batuan alterasi Geyser adalah mata air panas yang menyembur ke udara pada selang waktu tertentu. Lama dan tinggi penyemburan juga bervariasi. Geyser merupakan manifestasi panas bumi yang mengindikasikan sistem panas bumi didominasi oleh air (Tabel 4). Tabel 5. Geyser Semburan Mata Air Panas (Geyser)



Manifestasi Grao Sakti, Desa Renah Kemumuh X : 794630 Y : 9726410 Z : 560 mdpl Tudara : 34,3°C Tmanifestasi : 87° C Tds/dhl : 1431/2063 Ph : 7,3 Debit : 3L/detik Luas : P : 1, L : 1m Warna air jernih , rasa asin, berbau, dominasi air dan sedikit uap



Geowisata panas bumi dipopulerkan sebagai objek wisata yang saat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat indonesia. Hal ini dapat menjadi peluang bagi masyarakat di sekitar kawasan geowisata panas bumi Grao Sakti dan dapat menjadikan sebagai sarana dalam menjadikan kawasan geowisata berbasis eduwisata. Beberapa cara agar dapat mengembangkan potensi geowisata berbasis edukasi antara lain: 1. Pembuatan sign board: Pembuatan sign board ini sangat membantu dalam memberikan informasi tentang edu-wisata panas bumi dan asosiasi lainnya. Pembuatan sign board ini merupakan gambaran singkat yang menjelaskan tentang proses terbentuknya objek geowisata panas bumi yang dimaksud terutama kaitannya dengan tektonika dengan kegiatan kegunungapian, sehingga diharapkan dengan metode ini kesan edukasinya jelas tersampaikan. 2. Pembuatan galeri: seperti koleksi foto, video tentang kawasan geowisata, dapat mencakup geologi area panas bumi di Grao Sakti. 3. SOP (Standar Operational Procedure): memberikan informasi tentang petunjuk keselamatan dan keamanan dalam mengunjungi kawasan Geowisata Panas Bumi Grao Sakti dan membuat tanda peringatan pengunjung dengan instruksi yang jelas, agar pengunjung dapat menghindari resiko kecelakaan saat mengunjungi area panas bumi. 4. Mengedukasi: kepada warga sekitar untuk tidak berjualan pada jarak dekat yang berbahaya dari keberadaan manifestasi panas bumi. Sehingga ada keseimbangan panorama dari objek wisata dengan keekonomian penduduk sekitar. Pemanfaatan tempat wisata panas bumi ini, di antaranya tempat memanaskan jagung, dan nantinya jagung ini akan dikemas dalam bentuk produk oleh-oleh khas kunjungan Mata Air Panas Grao Sakti. 5. Media elektronik dan media cetak: dengan mengembangkan dan memberi informasi Edu-Wisata Panas Bumi Grao Sakti melalui media sosial termasuk di dalamnya media elektronik dan media cetak dan diharapkan dengan metode ini kawasan geowisata dapat dengan cepat dikenal, sehingga akan berdatangan para wisatawan domestik ataupun mancanegara nantinya. Keberadaan manifestasi panas bumi ini seharusnya menjadi suatu perhatian khusus dari segala kalangan, terutama pendidikan dan pemerintahan, karena tidak hanya sebagai laboratorium keilmuan namun juga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yang berbasis pendidikan. Dengan menggunaka konsep “edu-wisata” ini memiliki keunikan tersendiri dan bisa sebagai daya tarik bagi pariwisatawan jika kawasan ini dikembangkan. Selain melihat dari keindahan alam, keanekaragaman hayati yang ada, keunikan dari manifestasimanifestasi panas bumi yang merupakan pemandangan khas yang hanya dijumpai



pada kawasan ini dan tidak mungkin bisa ditemukan pada kawasan lainnya. Dalam hal ini para wisatawan juga akan mendapatkan suatu ilmu pengetahuan dari kawasan wisata ini. KESIMPULAN Manifestasi Panas Bumi daerah Grao Sakti memiliki berbagai jenis manifestasi yang dapat dijadikan sebagai objek geowisata diantaranya mata air panas, tanah beruap, geyser, batuan alterasi serta keindahan alam sekitar manifestasi panas bumi. Dengan pembuatan sign board, pembuatan galeri, standar operational procedure, mengedukasi, media elektronik dan media cetak merupakan upaya di dalam pengembangan geowisata panas bumi Grao Sakti yang berbasis eduwisata. Manifestasi panas bumi secara geologi merupakan energi yang terbentuk secara terus menerus oleh proses vulkanik hidrotermal dan berhubungan dengan jalur rekahan/patahan pada batuan sebagai media keluarnya fluida, kemudian panas bumi bersifat mampu menopang ketahanan energi yang berkelanjutan “sustainable deveopment”, sehingga sangat efektif juga dimanfaatkan sebagai laboratorium alam mengenai energi baru terbarukan. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan ridhoNya sehingga artikel ilmiah ini dapat terselesaikan. Terimakasih kepada Bapak Hari Wiki Utama S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberi saran dan masukan sehingga artikel ilmiah dapat terselesaikan. Terimakasih kepada Rio A ggara mahasiswa Teknik Geologi angkatan 2016 yang berkenan memberikan data tugas akhirnya sebagai sumber penulisan artikel ilmiah ini, serta teman-teman Teknik Geologi Mengkarang dan pihak yang terkait yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. KONTRIBUSI PENULIS Artikel ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika tidak terdapat Kerjasama tim yang baik. Masing-masing individu di dalam tim ini mempunyai kontribusi yang sangat penting. (penulis 1) yang berkontribusi di dalam menyelesaikan penelitian dan analisis data, (penulis 2) yang berkontribusi mengatur arahan riset, (penulis 3) yang berkontribusi sebagai penyiap naskah dan (penulis 4) yang berkontribusi sebagai penyunting atau penyelesaian naskah.



DAFTAR PUSTAKA Ditjen EBTKE dan Badan Geologi Kementrian ESDM, (2007). Buku Potensi Panas Bumi Jilid 1. Direktorat Jenderal Panas Bumi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi, Kementrian Energi Sumber Daya Mineral. Jakarta:10320. Hal : 217 – 222. Hochstein, M.P., and Sudarman, S., (2008). History of geothermal exploration in Indonesia from 1970 to 2000. Geothermics, 37-3, 220266. Kasbani, (2009). Sumber Daya Panas Bumi Indonesia: Status Penyelidikan, Potensi Dan Tipe Sistem Panas Bumi. Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi: Bandung, hal. 4 - 11. Kusnama, dkk. (1992). Peta Geologi Lembar Sungaipenuh dan Ketaun, skala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Metcalfe, I., (2013). Gondwana Dispersion and Asian Accretion : Tectonic and Paleogeographic Evolution Of Eastern Tethys. Australian Journal Of Earth Sciences 66. Hal 1 - 33. Muraoka, H., dkk. (2010). Geothermal systems constrained by the Sumatran fault and its pull-apart basins in Sumatra, Western Indonesia. In Proceedings World Geothermal Congress (pp.1-9). Natawidjaja dan Sieh K. (2000). Neotectonics of Sumatran Fault, Indonesia. Journal of Geophysical Research. Vol 105.No B12. Hal 295326. Utama, dkk. (2020). Potensi Geowisata berbasis Edu-Wisata sebagai Laboratorium Alam di Daerah Panas Bumi Kerinci, Jambi. Utama, H.W., dan Siregar, A.D. (2018) Pemetaan dan Sosialisasi Potensi Panas Bumi Kerinci Berbasis EduWisata Sebagai Laboratorium Alam. Publikasi Ilmiah Populer Pengabdian Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Van Bemmelen, R.W, (1949). The Geology of Indonesia, Vol.IA, General Geology, The Hageu Martinus Nijhoff, Hal 732.