Tantangan Perkebunan Tebu Di Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Syahidda Farah Dita S. Nim : 135040218113018 PS : Agroekoteknologi



Tantangan Perkebunan Tebu di Indonesia Tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. Tebu dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam industri gula mempunyai peranan penting bukan saja dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta penambahan atau penghematan devisa, tetapi juga langsung terkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dan penyediaan lapangan kerja (Farid, 2003). Indonesia adalah negara yang mempunyai areal lahan yang sangat luas sekali, sayangnya kita belum memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan. Sampai sekarang kita masih mengimpor komoditas seperti kedelai dan gula. Pengembangan industri berbasis tebu, dengan gula sebagai produk utamanya, menghadapi banyak tantangan. Tantangan yang sering dihadapi dalam produksi tebu adalah pemanfaatan lahan yang kurang maksimal dan jumlah penduduk yang terus meningkat. Hal tersebut menyebabkan jumlah konsumsi gula meningkat namun di sisi lain produksi gula belum mampu memenuhinya. Berdasarkan data dari Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Tebu tahun 2014, luas tanam mencapai 477.881 Ha dan produksi mencapai 2.632.242 Ton dan pada tahun 2015 luas tanam mencapai 486.848 Ha dan produksi mencapai 2.728.393 Ton. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa luas tanam dari 2014 ke 2015 meningkat begitupun jumlah produksinya. Dibandingkan dengan produksi dunia, Indonesia produksi gula hanya 1,68% dan konsumsi gula 2,79%. Konsumsi gula hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan kemampuan produksi mereka. Menurut Hakim (2010), fakta yang terjadi saat ini, kebutuhan konsumsi terus meningkat sementara produksi gula dalam negeri tidak mencukupi seiring dengan peningkatan populasi penduduk dalam tahun-tahun mendatangdalam negeri diperkirakan terus meningkat. Upaya pengembangan usaha tani tebu masih terkendala bukan hanya oleh ketersediaan lahan namun juga oleh aspek teknis budidaya usaha tani



(penggunaan bibit unggul, pemupukan, aspek kelembagaan, dan sebagainya). Selain melalui fasilitasi perluasan lahan, strategi pengembangan tebu harus disertai dengan upaya peningkatan produktivitas, yaitu melalui peningkatan efisiensi usaha tani tebu. Agribisnis tebu mempunyai peluang yang besar, mengingat sampai saat ini Indonesia masih mengimport gula, di samping itu dukungan sumberdaya juga tersedia cukup. Akan tetapi realitasnya agrisbisnis tebu masih belum menjanjikan, karena HPP Gula di tingkat petani masih relatif tinggi, sehingga pada saat ini dan ke depan kalau tidak diantisipasi juga tidak kompetitif. Untuk menghadapi tantangan dalam produksi tebu di Indonesia maka pengupayaan pengembangan perkebunan tebu harus dilakukan yaitu dengan mengembangkan budidaya tanaman perkebunan tebu melalui penerapan IPTEK, mengoptimalkan dukungan penyediaan sarana produksi serta dukungan manajemen dan teknisnya. Selain itu pengembangan dukungan terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan optimasi pemanfaatan sumberdaya lahan seperti lahan pekarangan, lahan cadangan, dan lahan lainnya dengan pengembangan cabang usaha tani. Pengembangan perkebuanan tebu juga memerlukan kerjasama dengan lembaga maupun kemitraan serta peran pemerintah dalam kaitan ini lebih bersifat sebagai pendorong terjadinya integrasi kegiatan on-farm dan off farm serta mengembangkan sistem dan mekanisme untuk mengatasi resiko dan ketidak pastian usaha tani. Daftar Pustaka. Hakim M, Potensi Sumber Daya Lahan untuk Tanaman Tebu di Indonesia, Jurnal Agrikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, 21(1):5-12 (2010). Statistik Perkebunan Indonesia.2014. Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015 Tebu. Direktorat Jendral Perkebunan: 25-26