Teknik Interview Dengan Metode NLP [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Novi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Husnul Rahmah (1701035059)



Christnina Maharani (1701035147) Feby Dian Saputra (1701035160)



01



02



Filosofi dan Fungsi Tes Kejujuran (Wawancara) dan Aplikasinya pada Pekerjaan Auditor



Interview Sebagai Alat Validasi Awal



03



04



Teknik NLP dalam Interview



Kesimpulan



Definisi Wawancara dan Interogasi dalam Audit Investigatif



Filosofi dan Fungsi Tes Kejujuran dalam Wawancara Audit



Auditor memiliki beberapa cara untuk melakukan pengujian bukti audit untuk mengetahui kejadian sebenarnya atas ketidakwajaran yang ditemukan. Cara yang dilakukan di antaranya sampling, wawancara, inspeksi, dan review analitis (rasio, tren, pola).



Dasar dan tujuan wawancara harus ditentukan dan disiapkan secara jelas sehingga hasil wawancara dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis maupun yuridis. Oleh karena itu tes kejujuran dalam wawancara audit sangat penting karena berhubungan dengan kualitas dan keandalan output dari wawancara yang telah dilakukan oleh auditor terhadap klien.



Seperti apa wawancara yang dilakukan oleh auditor? Wawancara yang dilakukan bersifat investigatif dan dilakukan oleh pihak berwenang, dalam hal ini auditor yang telah memiliki gelar CFrA. Wawancara investigatif memiliki prinsip-prinsip umum diantaranya: –



Wawancara investigatif dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya dari seseorang dalam rangka menemukan kebenaran tentang kejadian atau peristiwa yang diselidiki.







Pewawancara harus berlaku adil dalam situasi apapun pada setiap kasus ketika mewawancarai seseorang. Untuk mewawancarai seseorang yang rentan yaitu mereka yang lanjut usia, mempunyai penyakit tertentu dan sebagainya maka harus diperlakukan dengan pertimbangan tertentu.







Wawancara investigatif harus dilakukan dengan pikiran terbuka sehingga setiap informasi yang diperoleh dari seseorang harus selalu diuji dengan hal-hal yang telah diketahui sebelumnya atau yang secara logika bisa diterima.







Pada saat melakukan wawancara, pewawancara bebas untuk menanyakan pertanyaan untuk mencari kebenaran.







Pewawancara sebaiknya mengenali dampak positif dari adanya pengakuan awal dalam konteks hukum acara pidana. Misal: bagi korban membuka kesempatan untuk mendapatkan kompensasi atas pengakuan pelaku kejahatan; bagi pengadilan pertimbangan dalam menjatuhkan putusan dan hukuman; bagi pelaku kemungkinan pengurangan hukuman karena pengakuan sejak awal.







Pewawancara tidak harus menerima jawaban pertama yang diberikan oleh terwawancara dan pewawancara harus terus menggali informasi dari terwawancara.







Pada saat seseorang terwawancara memilih untuk diam dalam suatu wawancara, maka pewawancara tetap memiliki hak untuk tetap mengajukan pertanyaan.



Interview atau wawancara digunakan auditor sebagai tahap awal untuk melihat apakah argumen atau tindakan seseorang sesuai dengan bukti yang terjadi di lapangan.



Auditor investigatif selalu melakukan interview dalam melakukan auditnya karena memerlukan informasi yang cukup sebelum membuat suatu simpulan auditnya. Auditor harus mempertimbangkan segala kemungkinan untuk memperoleh informasi karena interview memegang peranan yang sangat penting dalam audit investigatif. Sebelum melakukan interview dengan yang diduga terlibat, auditor harus menguasai dengan baik semua fakta yang terkumpul dan dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.



Interview



Interview dalam Audit Investigatif



Auditor investigatif selama melakukan interview harus mengumpulkan informasi yang penting bagi investigasinya dan informasi mengenai perilaku dari orang yang diinterview (behavioral information), seperti: perilaku pada saat menjawab pertanyaan, bagaimana cara duduknya, kontak mata dengan yang mewawancarai, ekspresi wajahnya, cara memberikan jawaban, pilihan kata atau kalimat, hal itu semua dapat memberi petunjuk apakah orang yang diinterview jujur atau tidak.



Audit investigatif dilakukan apabila sudah terdapat indikasi adanya unsur melawan hukum dan adanya indikasi kerugian keuangan negara yang biasanya dilakukan dengan telaah 5W dan 1H. Setelah dilakukan telaah baru dimulai dengan audit investigatif dengan tujuan untuk mengumpulkan buktibukti/informasi dalam rangka pembuktian atas kasus yang terjadi. Informasi harus sebanyak-banyaknya dikumpulkan, karena informasi merupakan nafas dan darahnya audit investigatif.



Pengertian NLP Dalam Audit



Pengertian Teknik NPL Secara Umum Neuro Linguistic Programming atau yang sering disebut orang dengan NLP diambil dari kata “Neuro” yang mengacu pada cara berpikir, dan “Linguistic” yang mengacu pada bahasa dan “Programming” artinya pemasangan sebuah rencana atau prosedur.



NLP dapat didefinisikan sebagai sebuah model yang memprogram interaksi antara pikiran dan bahasa (verbal dan non verbal) sehingga dapat menghasilkan pikiran atau perilaku yang diharapkan.



NLP (Neuro Linguistic Programming) adalah salah satu teknik komunikasi bawah sadar yang dapat digunakan oleh auditor dalam melakukan Fraud Auditing & Investigation. Dengan metode NLP, investigasi akan lebih mudah dan optimal, karena auditor menggunakan metode komunikasi bawah sadar.



Persepsi tidak sama dengan kenyataan. Menghormati orang lain. Fleksibel. Orang yang fleksibel lebih bisa menguasai komunikasi karena mudah untuk merubah kerangka berfikirnya. Selalu ada maksud baik dari setiap tindakan. Proses komunikasi terjalin tidak semata melalui komunikasi verbal, melainkan juga non verbal.



Outcome



Rapport



Auditor sebelum memulai suatu komunikasi, terlebih dahulu mengenali hasil akhir yang diinginkan, sehingga dapat dengan mudah mengarahkan seluruh komunikasi ke hasil akhir tersebut.



Auditor dalam membangun rapport dengan menggunakan prinsip pacing-leading dan matching-mirroring. Prinsip pacing yaitu menyamakan atau menyesuaikan sedangkan leading yaitu menyamakan frekuensi. prinsip matching-mirroring dengan melakukan penyesuaian dalam posisi tubuh, gerak-gerik, verbal, mimik, dll



SENSORY ACUITY



Flexibility



Auditor mampu menggunakan panca indra untuk mengamati individu lain secara cermat tanpa asumsi ataupun penilaian tertentu sebelumnya sehingga Auditor dapat memberikan respon dengan rapport yang maksimal



Guna mencapai hasil akhir yang diinginkan, auditor membutuhkan fleksibilitas karena metode komunikasi yang digunakan dapat tidak bekerja sesuai yang diharapkan. Sehingga, untuk tetap mencapai hasil akhir yang diinginkan, auditor perlu mengganti strategi komunikasinya.



Membangun dan mempertahankan hubungan antara praktisi dan klien yang dicapai melalui Pacing and Leading baik verbal maupun nonverbal. a.



Pacing Verbal: Auditor akan menyamakan predikat saat melakukan wawancara dengan klien.



b.



Pacing Non verbal : Perilaku untuk memperjelas dan menekankan bahasa verbal yang diucapkan dengan memperhatikan gerak mata dan memperhatikan gerak tubuh.



Mengumpulkan informasi dengan menggunakan pertanyaan Meta-Model kepada klien. Apa yang diungkapkan seseorang, kemungkinan besar tidak mewakili situasi dan kondisi yang terjadi sebenarnya. Teknik Meta-Model adalah sebuah analisa praktis linguistik untuk membantu seseorang untuk melengkapi suatu hal yang mungkin telah dihilangkan oleh proses : Distortion, Deletion, dan Generalization tersebut. Kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai pertanyaan (challenge) yang bertujuan untuk kembali melengkapi hal-hal yang mungkin “hilang”, “terdistorsi”, atau “digeneralisasi”, sehingga akhirnya dicapai kembali kesatuan utuh yang diharapkan dapat memberdayakan klien.



Auditor menggabungkan jawaban-jawaban yang disampaikan klien sehingga auditor medapatkan jawaban yang berkualitas dan andal.



Dalam membantu klien dalam mencapai hasil yang diinginkan auditor menggunakan alat dan teknik tertentu untuk mengubah representasi dan respons internal.



Reframing Untuk menetralisir mental block negatif yang berkaitan dengan trauma, fobia, benci, sakit hati dsb.



Six Step Reframing Bekerja dengan masuk dalam pikiran bawah sadar anda dan berinteraksi dengan bagian diri anda yang bertanggung jawab atas persoalan yang ingin anda selesaikan.



ANCHORING Suatu jangkar emosi yang memiliki muatan emosi positif atau negatif dimana seseorang “seolah-olah” mengalami kembali ke suatu pengalaman pada saat suatu pemicu diaktifkan.



Matching dan Mirorring Matching artinya menyamakan apa yang ada pada diri teman bicara persis seperti apa yang mereka lakukan. Sementara mirroring (bercermin) artinya melakukan gerakan yang sama seperti teman bicara.



Auditor memiliki beberapa cara untuk melakukan pengujian bukti audit untuk mengetahui kejadian sebenarnya atas ketidakwajaran yang ditemukan. Cara yang dilakukan contohnya adalah wawancara atau interview. Interview digunakan auditor sebagai tahap awal untuk melihat apakah argumen atau tindakan seseorang sesuai dengan bukti yang terjadi di lapangan. Terdapat berbagai macam teknik interview yang digunakan oleh auditor. Salah satunya ialah Neuro Linguistic Programming atau NLP. NLP dapat didefinisikan sebagai sebuah model yang memprogram interaksi antara pikiran dan bahasa (verbal dan non verbal) sehingga dapat menghasilkan pikiran atau perilaku yang diharapkan. Dalam NLP, terdapat empat teknik yakni reframing, six step reframing, anchoring dan matching & mirroring.



KELOMPOK 7