Teorema Divergensi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEOREMA DIVERGENSI GAUSS



A. Definisi Teorema divergensi menghubungkan integral luasan pada permukaan yang menutupi volume dengan integral lipat tiga pada volume tertutup. Untuk lebih memahaminya, misalkan S adalah suatu luas tertutup dan menutupi volume V. Normal dari S diambil normal pada permukaan yang mengarah keluar, ditentukan sebagai normal positif dan dimisalkan bahwa normal positif ini membentuk sudut ,, dengan sumbu-sumbu positif x,y, dan z. Normal ditulis dalam vector adalah n = cosi + cosj + cosk. Suatu vector A = A1i + A2j + A3k bersifat A1, A2, A3 kontinue bernilai tunggal dan mempunyai turunan parsial yang continue di daerah tersebut. Maka teori divergensi mengatakan bahwa integral luas dari komponen normal suatu vector A meliputi suatu luas tertutup sama dengan integral dari divergensi A terhadap volume yang ditutupi oleh luas tersebut. Secara umum dapat ditulis :







A  n dS =



S











div A dV



V



A  n dS =



S







(  A) dV



V



Selanjutnya, mengingat : div A =   A = (



i +



=



+



 ( A1i + A2j + A2k )



+ +



Maka,







A  n dS =



S







(  A) dV =



V







+



+



+



) dV



V



atau,



 S



(A1i + A2j + A3k)n dS =







+



V



1



) dV



Teorema ini menyatakan bahwa divergensial total dari A melalui volume V sama dengan fluks net dari A melalui permukaan S.



B. Pembuktian Teorema Divergensi Misalkan S suatu luas tertutup yang sedemikian rupa sehingga sembarang garis sejajar sumbu koordinat akan memotong sumbu S paling banyak pada dua titik. Misalkan persamaan permukaan bagian bawah dan diatas adalah S1 dan S2, masing-masing adalah z=f1(x,y) dan z=f2(x,y) proyeksi dari S bidang xy adalah R.







) dV 



V







) dz dy dx



V







 R











z f 2



dx dy [







)dz ]



z f 1



dx dy [A3 (x,y,z)







R







 R



[ A3 (x,y,f2)dx dy 



f2 f1



]







A3 (x,y,f1)]dx dy



R



Untuk bagian S2, dxdy = cos 2 dS2 = k  n2 karena normal n2 adalah membentuk sudut lancip 2 dengan k yang merpakan normal dari R. Sedangkan, untuk bagian S1, dxdy = - cos 2 dS1 = - k  n2 karena normal n1 adalah membentuk sudut tumpul 2 dengan k yang merpakan normal dari R.



2



maka,







[ A3 (x,y,f2) dx dy 











A3 (x,y,f2) k  n2 dS2



S2



R



[ A3 (x,y,f1) dx dy  







A3 (x,y,f1) k  n1 dS1



S2



R



Sehingga,







[ A3 (x,y,f2)dx dy 



R











A3 (x,y,f1)]dx dy



R







[ A3 (x,y,f2) k  n2 dS2 



S2















A3 (x,y,f1)] k  n1 dS1



S1



[ A3 (k  n) dS



S



Jadi,







) dV 



V







A3 (k  n) dS . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)



S



Sesuai dengan diatas dengan memproyeksikan S pada bidang-bidang koordinat lainnya, maka akan diperoleh :







) dV 



V











A1 (i  n) dS . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)



S



) dV 



V







A2 (j  n) dS . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)



S



Dengan demikian, jika persamaan (1),(2), dan (3) kita jumlahkan, maka akan diperoleh :







+



+



) dV 



V



 V







(A1i + A2j + A3k)n dS



S



(  A) dV 







A  n dS (TERBUKTI).



S



3



C. Contoh Soal dan Penyelesaian 1. Andaikan A adalah medan vector yang didefinisikan oleh : A(x,y,z) = 3xy2 i  yz2 j  x2z k Hitunglah fluks medan vector A yang melewati permukaan benda pejal berbentuk balok empat persegi panjang di oktan pertama yang dibatasi oleh bidang-bidang, x=1, y=3, z=2 dengan menggunakan cara teorema divergensi Gauss.



Penyelesaian : Ingat benda pejal V adalah balok, maka perhatikan gambar berikut : z 2



3 y 1 x Dari sketsa pada gambar di atas, benda pejal V dibatasi oleh : B = {(x,y,z) : 0  x  1, 0  y  3, 0  z  2} Sedangkan, dari medan vector, A(x,y,z) = 3xy2 i  yz2 j  x2z k, maka divergensi medan vektornya, adalah : div A =   A  











(3xy2) 



(yz2) 



 3y2  z2  x2  x2  3y2 z2



4



(x2z)



Sehingga, menurut teorema divergensi Gauss, integral permukaan tertutup tersebut, adalah :







A  n dS 







S



+



+







) dV 



V















V



1



3



2



0



0



0



1



3



0



0



1



3



0



0



       1











(x2  3y2  z2) dz dy dx











( 2x2  6y2 



[ 2x2y  2y3 



( 6x2  54 



0 1











1 3 z 3



[ x2z  3y2z 



0 1



(x2  3y2 z2) dz dy dx







2



0



dy dx



8 ) dy dx 3







8 y 3



3 0



dx



24 ) dx 3



( 6x2  62) dx



0



 [ 2x3  62x







1 0



 2  62  64



2. Misalkan A adalah medan vector kecepatan suatu fluida : A(x,y,z)  x i  y j  2z k dan S adalah sebuah permukaan bola, x2  y2  z2  4. Hitunglah fluks A melalui S, dengan menggunakan teorema divergensi Gauss.



Penyelesaian : Perhatikan gambar sketsa berikut !



5



n1



z z√



x2  y2  4



R



y



x



Dari medan vector, A(x,y,z)  y i  x j  2z k, maka divergensi medan vektornya, adalah : div A =   A 











(x) 







(y) 



(2z)



112 2 Sehingga, menurut teorema divergensi Gauss, integral permukaan tertutup tersebut, adalah :







+



+



) dV 



V







2 dV  2



V







dV



V



dimana benda pejal tersebut berbentuk bola, x2  y2  z2  4, dengan pusat (0,0,0) dan jari-jari  2. Karena integral lipat tiga,







dV menyatakan volume



V



benda pejal, dan volume bola dengan jari-jari r adalah dengan r  2 adalah (2)3 



 S



A  n dS  2







. Jadi, dV  2 (



) 



V



6







r3. Maka, volume bola



Jadi, laju aliran fluida yang melalui bola adalah







satuan panjang pangkat tiga



persatuan waktu.



3. Misalkan A adalah medan vector yang didefinisikan oleh : A(x,y,z)  (eyz  x2y) i  3yz j  2xyz k Hitunglah integral permukaan,







A  n dS, jika S adalah permukaan tertutup



S



benda pejal yang di otan pertama dibatasi oleh bidang-bidang, 2x  y  z  6, y  x, z  0, dan x  0.



Penyelesaian : Perhatikan sketsa benda pejal berikut ini ! z



z  6  2x  y



y R 2x  y  6 x



yx



Dari sketsa diatas, didapat dari medan vector A(x,y,z) yang diberikan dihasilkan A1(x,y,z)  eyz  x2y, A2(x,y,z)  3yz, A3(x,y,z)  2xyz. Dengan demikian, divergensi medan vektornya, adalah : div A =   A  











(eyz  x2y) 



(3yz) 



 2xy  3z  2xy  3z



7



(2xyz)



Sehingga, menurut teorema divergensi Gauss :







+



+



) dV 







V



3z dV



V



Dimana, benda pejal tersebut seperti pada sketsa gambar diatas, yang berbentuk z sederhana yang dibatasi oleh : B = {(x,y,z) : 0  x  2, x  y  62x, 0  z  62xy} Jadi,







A  n dS 







S



3z dV 



V







V



 







0



x



0



2



62 x



  0



3 2



62 x



0



x



2



62 x



0



x



    2







1 2



2







3z dz dy dx



3 2 z 2



2



3  2 



[



x



3  2 



3z dz dy dx



62 x 6 2 x  y



2















6 2 x y 0



dy dx



(6  2x  y)2 dy dx



1 3



[  (6 2x  y)3 dx



1 3



[  (6 2x  y)3



0







(6  3x)3 dx



0



27 2



2







(2  x)3 dx



0











27 1 [ (2  x)4 2 4







27 1 ( ) (16)  54 2 4



2



0



8







6 2 x x



dx



4. Hitunglah fluks medan vector A melalui S, jika A adalah medan vector yang didefinisikan oleh : A(x,y,z)  2xy2 i  (x  yz2) j  (2zx2  y) k dan S adalah permukaan benda pejal terletak antara dua silinder lingkaran tegak, x2  y2  1, x2  y2  4, dari z  0 dan z  2



Penyelesaian : Menurut definisinya fluks medan vector A yang melalui permukaan S, adalah :







A  n dS



S



dimana S adalah permukaan tertutup, seperti gambar dibawah ini :



z2 z



x2  y2  4 x2  y2  1 y x Dari sketsa gambar terlihat bahwa benda pejal yang diberikan berlubang ditengah, sehingga untuk medan vector, A(x,y,z)  2xy2 i  (x  yz2) j  (2zx2  y) k, dan permukaan yang terlihat pada sketsa gambar, maka divergensi medan vektornya : div A =   A  











(2xy2) 



(x  yz2) 



 2y2  z2  2x2



9



(2zx2  y)



Sehingga, menurut teorema divergensi Gauss :







+



+



) dV 



V







2x2  2y2  z2 dV



V











[2(x2y2)  z2] dV



V



dimana benda pejal tersebut adalah benda pejal yang berlubang yang berbentuk silinder lingkaran tegak dibatasi oleh, B  {(x,y,z) : 0  z  2, 1  x2  y2  4} sehingga dengan menggunakan transformasi koordinat silinder : x  r cos , y  r sin , z z, dan x2  y2  r2, serta dV  r dz dr d Maka, hasil dari benda pejal di atas akan ditransformasikan dan akan memperoleh batas-batas: B*  {(z,r,) : 0  z  2, 1  r  2, 0    2} Jadi,







A  n dS  [2(x2y2)  z2] dV



S



















2



2



2



0



1



0



2



2



2



0



1



0



      2



2



0



1



2



2



0



1



    2











(2r2  z2) r dz dr d



(2r3  z2r) dz dr d



[2r3z  rz3







2



0



(4r3  r) dr d



[ r4  r2







2



1



d



0



10



dr d



2











[ (16 



)  (1  ) ] d



0 2











[(



 ) ] d



0















) 2







2



)



0



 22 5. Tentukan fluks yang keluar dari medan vector : A(x,y,z)  4x i  2y2 j  z2 k yang dibatasi oleh bidang S dengan batas-batas x2  y2  4, z  0, dan z  3



Penyelesaian : z



y



x Untuk divergensi medan vektornya : div A =   A  











(4x) 



(2y2) 



(z2)



 4  4y  2z dimana benda pejal tersebut adalah benda pejal berbentuk silinder yang dibatasi oleh, x2  y2  4, z  0, dan z  3, dimana r  2



11



Ingat dengan menggunakan transformasi koordinat silinder, maka : x  r cos   2 cos  y  r sin   2 sin  z z, serta dV  r dz dr d Sehingga, setelah ditransformasikan akan memperoleh batas-batas: B*  {(z,r,) : 0  z  3, 0  r  2, 0    2} Maka, menurut teorema divergensi Gauss :







+



+



) dV 



V







(4  4y  2z) dV



V































2



2



3



0



0



0



2



2



3



      0



0



0



2



2



3



0



0



0



2



2



0



0



2



2



0



0



2



2



0



0



2



2



  



        0







(4  8 sin   2z) r dz dr d



(4  8 sin   2z) r dz dr d



[((4  8 sin ) . z)  z2



[(21  24 sin )r) dr d



[(







[(







2







3



0



[(12  24 sin   (9)] r dr d



r2)



 d 2



0



0







 r dr d



[((4  8 sin  . (3  0) )  (32  02)] r dr d



0



2







(4  4(2 sin )  2z) r dz dr d



(22  02))



0



12



 d 2



0



2











[(







(4)) d



0 2











(42  48 sin ) d



0



 (42   48 cos )







2



0



 [42 (2  0)  48 (cos 2  cos 0)]  84  48 (1  1)  84 6. Andaikan S adalah benda pejal yang ditentukan oleh 1  x2  y2  z2  4 dan A = x i  (2y  z) j  (z  x2) k . Hitunglah







A  n dS !



S



Penyelesaian:







A  n dS 



S







(  A) dV



V











(1  2 1) dV



V











4 dV



V



karena benda pejal berbentuk bola, dengan 1  r  2, dan



 V



volume bola r3, maka : 







4 dV



V



 4[ (2)3  (1)3] 







13



dV menyatakan