Terapi Reminiscence [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “REMINISCENCE” Mata Kuliah



: KEPERAWATAN HOLISTIK



Dosen Pembimbing



: DR Wida Kuswida Bhakti, M. Kep



Disusun Oleh : Enggelina A Kaeng



S22142013



PROGRAM STUDI S2 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK TA. 2022



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Terapi reminiscence atau terapi kenangan adalah terapi dengan mengingat masa lalu atau kenangan yang indah dan menyenangkan. Menurut Fontaine dan Faltcher terapi ini bertujuan untuk meningkatkan harga diri, membantu individu mencapai kesadaran diri, memahami diri, beradaptasi dengan stress, dan melihat dirinya dalam konteks budaya dan sejarah (Banon, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Syarniah (2010) untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok reminiscence terhadap depresi, harga diri, ketidak berdayaan, keputusasaan, dan isolasi sosial pada lansia di PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi depresi, harga diri rendah, ketidakberdayaan, keputusasaan dan isolasi sosial pada lansia yang mendapat terapi kelompok reminiscence menurun secara bermakna (Pvalue ≤ α) sedangkan lansia yang tidak mendapatkan terapi menurun tapi tidak bermakna (Pvalue ≥ α). Begitupun dengan sumber International Jurnal Nursing Of Research yang di lakukan oleh Chao (2006) tentang pengaruh Terapi Kelompok Reminiscence terhadap depresi, harga diri rendah, dan keputusasaan hidup pada keperawatan lansia di Panti Sosial. Penelitian ini untuk memberikan perawatan mental pada lansia di panti jompo dan hal ini telah menjadi isu yang penting, karena populasi lansia yang bertambah dengan cepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kelompok reminiscence memberi pengaruh yang signifikan pada harga diri, depresi, dan kepuasan hidup pada lansia. Terapi kelompok reminiscence dapat meningkatkan interaksi sosial lansia dengan satu sama lain di Panti Jompo dan menjadi bahan untuk anggota kelompok saling berpartisipasi. Model yang dibuat ini dapat menjadi referensi di masa yang akan datang untuk perawatan mental pada lanjut usia. Terapi reminiscence disini memberikan perhatian terhadap kenangan terapeutik lansia yaitu pengalaman yang menyenangkan, paling berkesan atau keberhasilan dan kesuksesan yang pernah dicapai oleh lansia pada masa lalunya, kemudian lansia dimotivasi untuk mengingat kembali pengalaman tersebut dan disampaikan kepada anggota kelompok.



B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penulisan tentang “bagaimana konsep pemberian terapi reminiscence”.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Reminiscence Menurut Manurung (2016) reminiscence adalah proses yang dikehendaki atau tidak dikehendaki untuk mengumpulkan kembali memori-memori seseorang pada masa lalu. Memori tersebut dapat merupakan suatu peristiwa yang mungkin tidak bisa dilupakan atau peristiwa yang sudah terlupakan yang dialami langsung oleh individu. Kemudian memori tersebut dapat sebagai kumpulan pengalaman pribadi atau “disharingkan” dengan orang lain. Gibson (2011) mendefinisikan reminiscence adalah proses mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu, dan telah dibentuk sebagai suatu topik utama baik dalam teori maupun aplikasi pada psikogerontologi. Terapi Reminiscence merupakan hasil langsung dari hipotesis teori life review (Butler, 1980). Terapi ini pada dasarnya menekankan individu untuk merefleksikan kehidupan mereka kembali atau mengulang kembali memori masa lalu. Melalui refleksi ini individu untuk menyelesaikan konflik, mengatasi pengalaman masa lalu yang menyakitkan sehingga individu tersebut mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi reminiscence adalah suatu terapi yang dilakukan pada seorang individu dengan cara memotivasi individu untuk mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu serta kemampuan penyelesaian masalahnya kemudian disampaikan dengan keluarga, teman, kelompok atau staf. B. Manfaat terapi reminiscence Stuart (2009) menyatakan bahwa terapi reminiscence dapat membantu individu mencapai integritas, meningkatkan harga diri, dan menstimulasi individu untuk berpikir tentang pengalaman dirinya yang positif. Menurut Wu (2011), Terapi reminiscence bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan membantu individu mencapai kesadaran diri dan memahami diri, beradaptasi terhadap stress dan melihat bagian dirinya dalam konteks sejarah dan budaya. Terapi reminiscence juga bertujuan untuk menciptakan kebersamaan kelompok dan meningkatkan keintiman sosial. Chiang (2009) menyatakan bahwa Terapi reminiscence bertujuan tidak hanya untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga meningkatkan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain, memberikan stimulasi kognitif, meningkatkan komunikasi dan dapat menjadi suatu terapi yang efektif untuk gejala depresi. Bryant et al (2005) dalam penelitiannya pada 180 responden menemukan bahwa terapi reminiscence telah meningkatkan kebahagiaan responden.



C. Tipe reminiscence terapi kelompok Manurung (2016) mengatagorikan ada 3 tipe utama Therapy Reminiscence, yaitu : a. Simple atau Positive Reminiscence Tipe ini untuk merefleksikan informasi dan pengalaman serta perasaan yang menyenangkan pada masa lalu cara menggali pengalaman tersebut dengan menggunakan pertanyaan langsung yang tampak seperti interaksi sosial antara klien dan terapi. Simple reminiscence ini bertujuan untuk membantu beradaptasi terhadap kehilangan dan memelihara harga diri. b. EvaluativeReminiscence Tipe ini untuk mengevaluasi masa lalu dan digunakan sebagai pendekatan pemecahan konflik. c. OffensiveDefensiveReminiscence Tipe ini merupakan kegiatan pengulangan informasi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan stress. Keluarga dan teman terdekat dapat memberikan informasi dan subjek penting yang menyedihkan bagi lanjut usia sehingga membutuhkan dukungan yang penuh dari perawat. D. Media yang digunakan dalam terapi reminiscence Media yang digunakan dalam kegiatan terapi reminiscence adalah benda-benda yang berhubungan dengan masa lalu klien. Menurut Manurung (2016) media yang dapat digunakan dalam kegiatan Terapi reminiscence adalah reminiscence kit, merupakan kotak yang diisi dengan berbagai barang-barang pada masa lalu seperti majalah, alat untuk memasak, pakaian, alat bermain, poto pribadi alat untuk memutar musik, video, dan kaset. Stimulus bau yang berbeda seperti coklat, jeruk dll. Bahan- bahan untuk menstimulasi sensori sentuhan seperti bulu binatang, wol dan flanel, pasir, lumpur, dll. Benda-benda masa lalu ini digunakan sebagai media untuk membantu klien mengingat kembali masa lalunya berkaitan dengan benda tersebut. Media ini diharapkan akan mempercepat daya ingat klien untuk mengingat kembali pengalaman masa lalunya yang



berkaitan dengan benda tersebut dan akan diceritakan pada orang lain sehingga proses dan tujuan terapi dapat tercapai. Menurut Collins (2006) media yang dapat yang dapat digunakan dalam kegiatan terapi reminiscence adalah reminiscence kit (kotak yang berisi dengan berbagai barangbarang masa lalu, majalah, alat-alat untuk memasak, dan membersihkan), foto pribadi masing-masing anggota, alat untuk memutar musik atau video, kaset, buku, pulpen, stimulus bau yang berbeda (seperti coffe, keju, cuka), rasa (seperti coklat, jeruk, kulit pie dan lain-lain) dan bahan-bahan lain untuk menstimulasi sensori sentuhan (seperti bulu binatang, wol, dan flannel, pasir, lumpur, dan lain-lain). Media ini dapat pula digunakan untuk kegiatan terapi reminiscence yang dilakukan secara berkelompok. Benda-benda masa lalu ini digunakan sebagai media untuk membantu lansia mengingat kembali masa lalunya berkaitan dengan benda tersebut. Benda-benda ini diharapkan akan mempercepat daya ingat lansia untuk mengingat kembali pengalaman masa lalunya yang berkaitan dengan benda 30 tersebut dan akan diceritakan pada orang lain. Sehingga proses dan tujuan terapi dapat tercapai (Syarniah, 2010). E. Tipe Terapi Kelompok Reminiscence Menurut Kennard (2006) dalam Syarniah (2010) ada 3 tipe utama terapi reminiscence, yaitu : 1. Simple atau Positive Reminiscence Tipe ini untuk merefleksikan informasi dan pengalaman serta perasaan yang menyenangkan pada masa lalu. Cara menggali pengalaman tersebut dengan menggunakan pertanyaan langsung yang tampak seperti interaksi sosial antara klien dan terapis. Simple reminiscence ini bertujuan untuk membantu beradaptasi terhadap kehilangan dan memelihara harga diri. 2. Evaluative reminiscence Tipe ini lebih tinggi dari tingkatan pertama, seperti pada terapi life riview atau pendekatan dalam menyelesaikan konflik. 3. Offensive Defensive Reminiscence Tipe ini dikatakan juga berkala, tidak menyenangkan dan informasi yang tidak menyenangkan. Pada tipe ini dapat menyebabkan atau menghasilkan perilaku dan emosi. Tipe ini juga dapat menimbulkan



resolusi terhadap



informasi



yang



penuh konflik



dan tidak



menyenangkan. Ketiga tipe terapi reminiscence tersebut dapat diaplikasikan dalam proses kegiatan terapi kelompok reminiscence.



F. Pelaksanaan Terapi Kelompok Reminiscence Pelaksanaan terapi reminiscence secara berkelompok mempunyai keuntungan yang lebih banyak dibandingkan secara individu, keuntungan yang dicapai secara berkelompok yaitu lansia akan mempunyai kesempatan untuk berbagi atau Sharing (Syarniah, 2010). Beberapa pertanyaan yang diajukan perawat untuk review kehidupan dan pengalaman lansia menurut (Haights, 1989 dalam Syarniah 2010) adalah sebagai berikut : 1. Masa anak-anak a. Hal apa yang pertama kali diingat selama hidup saudara? Coba ingat jauh ke belakang semampu saudara. b. Hal apa lagi yang dapat diingat tentang masa kecil saudara? c. Masa kecil yang seperti apa yang saudara alami ? d. Seperti apakah orang tua saudara? Apakah mereka orang tua yang keras atau lemah? e. Apakah saudara mepunyai kakak atau adik ? cerita tentang mereka satu persatu? f. Apakah seorang yang dekat dengan saudara meninggal ketika saudara sedang tumbuh? g. Apakah orang yang penting bagi saudara telah pergi? h. Apakah saudara ingat suatu peristiwayang membuat saudara menderita? i. Apakah saudara ingat pernah mendapat suatu kecelakaan? j. Apakah saudara ingat pernah berada pada situasi yang sangat berbahaya? k. Apakah ada sesuatu yang dulunya sangat penting tapi telah hilang, musnah atau rusak ? l. Apakah tempat ibadah termasuk hal penting dalam hidup saudara? m. Apakah saudara senang sebagai laki-laki atau perempuan? 2. Masa remaja. a. Apa yang saudara pikirkan tentang diri dan hidup saudara sebagai remaja, apa yang saudara ingat pertama kali pada masa ini ? b. Hal apa saja yang paling berkesan yang terekam di memori saudara sebagai seorang remaja?



c. Siapa orang yang penting bagi saudara saat ini ? ceritakan pada saya tentang mereka. d. Apakah saudara menghadiri tempat ibadah dan bagaimana dengan saudara? e. Apakah saudara pergi ke sekolah? Apa arti sekolah bagi saudara? f.



Apakah saudara bekerja selama tahun ini?



g. Ceritakan pada saya pengalamn-pengalaman tersulit selama masa remaja? h. Ingatkah saudara bagaimana perasaan saudara dimana tidak cukup tersedianya makanan atau kebutuhan penting lainnya dalam hidup saudara selama masa anak-anak atau remaja? i. Ingatkah bagaimana perasaan saudara saat sendirian, merasa terbuang tidak mendapatkan cukup cinta dan kasih saying selama masa anak-anak atau remaja? j. Bagian apa dari masa remaja saudara yang menyenangkan? k. Bagian apa dari masa remaja saudara yang tidak menyenangkan? l. Dari beberapa saudara ingat, apakah dapat dikatakan saudara bahagia atau tidak sebagai remaja? m. Ingatkah pertama kalinya saudara tampil menarik perhatian di kehidupan banyak orang? n. Bagaimana perasaan saudara tentang aktivitas seksual dan bagaimana identitas seksual saudara sendiri? 3. Keluarga dan rumah a. Bagaimana selama ini orang tua saudara menjalani kehidupan perkawinan? b. Bagaimana orang lain dalam kehidupan keluarga saudara selama ini? c. Bagaimana suasana di dalam keluarga saudara sejak dahulu hingga kini d. Pernahkah saudara mendapatkan hukuman sejak kecil? Untuk apa? Siapa yang memberikan hukuman ? siapa yang menjadi “Boss” pada saat itu? e. Ketika saudara menginginkan sesuatu dari orang tua, bagaimana caranya sehingga saudara mendapatkan apa yang diinginka? f. Orang yang seperti apa yang disuka oleh orang tua saudara? Yang terakhir? g. Siapa orang terdekat dikeluarga saudara? h. Siapa dikeluarga saudara yang paling disukai ? dalam hal apa? 4. Masa dewasa a. Tempat apa yang menurut saudara atau tempat yang religious sepanjang hidup saudara?



b. Sekarang saya ingin berbicara tentang hidup saudara sebagai orang dewasa, dimulai pada saat usia saudara 20-an. Ceritakan pada saya tentang kejadiankejadian penting yang terjadi selama usia dewasa saudara? c. Kehidupan mana yang saudara sukai ketika saudara usia 20-an atau 30-an ? d. Orang seperti apakah dari saudara selama ini? apakah saudara menikmatinya? e. Ceritakan tentang pekerjaan saudara, apakah saudara menikmati pekerjaan saudara? Apakah gaji yang saudara dapatkan cukup untuk hidup? f. Apakah hubungan sauadara dengan orang lain berjalan baik? g. Apakah saudara menikah? Jika ya. Seperti apakah istri dan suami saudara ? jika belum menagapa belum menikah? h. Apakah saudara fikir menikah lebih baik atau bahkan buruk? Apakah saudara menikah lebih dari satu kali? i. Secara keseluruhan apakah saudara mendapatkan kebahagian atau tidak? j. Menurut saudara pakah seks itu penting? k. Hal apa yang paling saudara temukan selama masa dewasa ini? G. Prosedur terapi reminiscence Prosedur terapi reminiscence untuk mengatasi harga diri rendah pada lansia (Manurung,2016). 1. Tujuan a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat b. Klien mampu menceritakan pengalamannya yang menyenangkan di masa lalu c. Klien mampu menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan setalah diberikan terapi reminiscence d. Klien mampu menyampaikan perasaannya stelah mengikuti kegiatan terapi reminiscence e. Klien mampu menyebutkan manfaat yang diperoleh (dirasakan) setelah mengikuti kegiatan terapi reminiscence f.



Klien mampu menyampaikan harapannya setelah kegiatan terapi reminiscence



2. Setting a. Pertemuan dilakukan di ruang perawatan b. Suasana tenang c. Klien duduk dan berhadapan dengan perawat 3. Media/ Alat Benda-benda yang dimiliki klien yang berkaitan dengan masa lalu klien yang berkaitan dengan masa lalu klien pada waktu anak, remaja, dewasa dan pada saat bersama dengan keluarga dan di rumah yang masih dimiliki klien yang berhubungan dengan perayaan hari keagamaan bersama keluarga seperti foto, pakaian, dan lainnya. Langkah-langkah pemberian terapi reminiscence a. Menyepakati pelaksanaan kegiatan perawat dengan pasien sebelum pelaksanaan terapi b. Mengingatkan pasien 30 menit sebelum pelaksanaan terapi. c. Mempersiapkan tempat pertemuan d. Mempersiapkan media/alat e. Perawat meminta klien untuk membawa benda-benda yang masih dimiliki klien terkait dengan masa anak, remaja, dewasa dan pada saat bersama dengan keluarga dan di rumah. Alat-alat ini disediakan satu hari sebelum pelaksanaan terapi f. Perawat mengevaluasi benda-benda yang masih dimiliki klien terkait dengan topik diskusi. g. Perawat memperkenalkan diri : nama, nama panggilan, asal tempat tinggal dan status pendidikan. h. Perawat meminta pasien memperkenalkan diri yang meliputi nama, nama panggilan yang disukai, usia dan asal tempat tinggal. i. Perawat memimpin pasien untuk melakukaan teknik nafas dalam sebanyak 3 kali sambil menutup mata, kemudian perawat mengajak klien untuk mengingat pengalaman masa anak, masa remaja, dan masa dewasa dan kegiatan bersama keluarga yang dilaksanakan di rumah, kemudian apa yang klien lakukan bersama keluarga dalam merayakan hari raya keagamaan , jenis pakaian yang dipakai pada waktu merayakan hari raya keagamaan, hal yang terlucu dilakukan bersama sama dengan keluarga, hal yang paling berkesan yang pernah dialami bersama dengan



keluarga. Kemudian klien diminta untuk membuka mata kembali sambil menarik nafas dalam sebanyak 3 kali. j. Perawat memberikan kesempatan kepada klien untuk memperlihatkan bendabenda yang berkaitan dengan topik diskusi k. Perawat



memberikan



pengalamannya



yang



kesempatan paling



kepada



klien



untuk



menceritakan



menyenangkan



yang



berhubungan



dengan



pengalaman masa anak, masa remaja, dan masa dewasa dan kegiatan bersama keluarga yang dilaksanakan di rumah. l. Perawat mendiskusikan perasaan klien setelah berbagi pengalaman yang menyenangkan apa yang dirasakan klien setelah menyampaikan pengalamannya, apakah ada manfaat yang dirasakan klien sehubungan dengan masa lalu dengan keadaan klien saat ini. m. Perawat menganjurkan klien untuk menerima masa lalunya yang menyenangkan sebagai bagian yang berharga bagi dirinya. n. Perawat menjelaskan hubungan mengingat kembali dan berbagi pengalaman yang menyenangkan dengan orang lain dan penerimaan diri pada saat ini. o. Perawat memotivasi klien untuk melakukan kegiatan yang sama dengan orang lain tampa terstruktur. p. Perawat memberikan pujian atas komitmen dan semangat klien. q. Perawat melakukan evaluasi dan dokumentasi keperawatan.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut Manurung (2016) reminiscence adalah proses yang dikehendaki atau tidak dikehendaki untuk mengumpulkan kembali memori-memori seseorang pada masa lalu. Memori tersebut dapat merupakan suatu peristiwa yang mungkin tidak bisa dilupakan atau peristiwa yang sudah terlupakan yang dialami langsung oleh individu. Kemudian memori tersebut dapat sebagai kumpulan pengalaman pribadi atau “disharingkan” dengan orang lain. Gibson (2011) Terapi reminiscence juga bertujuan untuk menciptakan kebersamaan kelompok dan meningkatkan keintiman sosial. Chiang (2009) menyatakan bahwa Terapi reminiscence bertujuan tidak hanya untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga meningkatkan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain, memberikan stimulasi kognitif, meningkatkan komunikasi dan dapat menjadi suatu terapi yang efektif untuk gejala depresi. B. Saran Untuk ini diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang praktik keperawatan terkait dengan terapi holistic seperti reminiscence batas-batas praktik keperawatan lanjutan serta konsep secara keseluruhan sehingga dapat diterapkan pada saat berada di lingkungan kerja. Bagi pelayanan kesehatan terutama bagi perawat harus dapat memahami dan menerapkan terapi holistic seperti reminiscence sehingga akan menjadi salah satu metode pengobatan alternatif yang dapat digunakan pada kelompok lansia.



DAFTAR PUSTAKA Banon, Endang. Pengaruh Terapi Reminiscence Dan Psikoedukasi Keluarga Terhadap Kondisi Depresi Dan Kualitas Hidup Lansia Di Katulampa Bogor Tahun 2011. Tesis. Jakarta: UI, 2011. Chao, Shu-Yuan. The Effects of Group Reminiscence Therapy on Depression, Self Esteem, and Life Satisfaction of Elderly Nursing Home Residents. Journal of Nursing Research Vol. 14, No. 1, 2006. Collins, C. Life Review and Reminiscence group therapy among senior adults, http://etd.lib.ttn.edu/theses/available/etd04182006223851/unrestricted/Collins Casondra Diss.pdf, 2006. Syarniah, Pengaruh Terapi Kelompok Reminiscence Terhadap Depresi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal. Program Pascasarjama. Jakarta: FIK UI, 2010.