Tugas 3 Bi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



TUGAS 3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



PDGK 4204 NAMA : WAHYU LESTARI NIM : 837519603 UPBJJ : SAMARINDA



1. Buatlah bagan hubungan antara mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis merupakan 4 aspek keterampilan berbahasa yang saling berkaitan! Berikan penjelasan makna bagan yang Anda buat! Menyimak



Face to face communication Resiprokal



Berbicara



Keterampilan Bahasa Indonesia



Membaca



Non face to face communication



Reseptif



Menulis



Produktif



Keterampilan berbahasa ada empat yaitu : membaca,menulis,menyimak dan berbicara. Keempat keterampilan ini saling berhubungan anatara satu dan lainnya. seseorang yang terampil membaca juga terampil menyimak atau sebaliknya. seorang penyaji seminar selain pintar berbicara ketika mempresentasikan makalahnya, Ia juga memiliki kepandaian dalam menulis bahan seminar. Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik. Melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif. Karena itu kita dituntut untuk terampil dalam berbahasa supaya nantinya kita juga terampil dalam berkomunikasi. Suatu komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan penulis atau pembicara dipahami penyimak atau pembaca persis seperti yang dimaksud oleh pembicara atau penulis. Menyimak, berbicara, membaca, menulis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa? Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat/sarana komunikasi, sehingga pengajaran bahasa diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Muncul pendekatan komunikatif inilah yang menandai perubahan pandangan pengajaran bahasa dari “struktural” ke “fungsional”. 3. Jelaskan perbedaan disertai contoh antara menyimak ekstensif dan menyimak intensif! 1. Menyimak ekstensif (extensive listening)



2



TUGAS 3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



PDGK 4204 NAMA : WAHYU LESTARI NIM : 837519603 UPBJJ : SAMARINDA



Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak yang tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja. Menyimak ekstensif meliputi: a) Menyimak Sosial Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial seperti di Pasar, Terminal, Stasiun, Kantor Pos dan sbagainya. Contoh : Seorang anak jawa menyimak nasehat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. b) Menyimak Sekunder Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Contoh : Jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi dan sebagainya, suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut. c) Menyimak Estetik Menyimak Estetik sering juga disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetik ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Contoh : Menyimak pembaca puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. d) Menyimak Pasif Menyimak pasif merupakan jenis menyimak yang berupa kegiatan menyimak sebuah bahasan yang dilaksanakan tanpa pengupayaan/tujuan yang sadar. Contoh : Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan Bahasa Daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam Bahasa Daerah tersebut. 2. Menyimak Intensif Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Menyimak intensif ini memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan yakni : • Menyimak intensif adalah menyimak pemahaman • Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi • Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal • Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Menyimak intensif meliputi: a. Menyimak Introgatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan menyimak introgatif ini bertujuan untuk (1) menemukan fakta-fakta dari pembicara, (2) menemukan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (3) Mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak. b. Menyimak Eksploratif Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mndapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (1) Menemukan gagasan baru, (2) Menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (3) Menemukan topik-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang. c. Menyimak Kreatif



3



TUGAS 3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



PDGK 4204 NAMA : WAHYU LESTARI NIM : 837519603 UPBJJ : SAMARINDA



Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan unuk mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas pembelajaran. kreativitas menyimak dapat dilakukan dengan cara (1) Merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (2) Menyusun petunjuk-petunjuk atau nasehat berdasar materi yang telah disimak. d. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (1) Mengikuti petunjuk-petunjuk, (2) Mencari hubungan antara unsur dalam menyimak, (3) Mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen, (4) Mencari butir-butir informasi penting dalam menyimak, (5) Mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, (6) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak. e. Menyimak selektif Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif itu ialah (1) menyimak dengan seksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (2) Menyimak dengan memperhatikan topiktopik tertentu, (3) Menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu. 4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis berbicara beserta contohnya (lingkupnya). Dalam pembahasan mengenai jenis-jenis berbicara, ada 5 (lima) landasan tumpu yang dapat digunakan dalum mengklasifikasikun berbicara (Tarigan, dkk.: 1997/1998), yaitu: ❖ Situasi ❖ Tujuan ❖ Jumlah pendengar ❖ Peristiwa khusus ❖ Metode penyampaian Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengklasifikasian tersebut: a. Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi Pembicantan Berdasarkan situasi pembicaraan, berbicara dibedakan atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara informal meliputi bertukar pengalaman, percakapan, penyampaian berita, pengumuman bertelepon, dan memberi petunjuk. Adapun berbicara formal meliputi ceramah, perencanaan dan penilaian, wawancara, debat, diskusi, dan bercerita dalam situasi formal b. Jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan Pembicara. Tujuan pembicara pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu (1) berbicara untuk menghibur. (2) berbicara untuk menginformasikan, (3) berbicara untuk menstimuli. (4) berbicara untuk meyakinkan, dan (5) berbicara untuk menggerakkan. Bila menyaksikan pelawak beraksi, para pemain mempunyai tujuan untuk menghibur. Berbicara untuk menghibur biasanya bersuasana santai. Di sini pembicara berusaha membuat pendengarnya senang dan gembira. Bila menerangkan cara kerja komputer kepada siswa atau menjelaskan kaitan antara pendidikan, lingkungan, dan bahasa dalam suatu seminar, berarti bertujuan menginformasikan sesuatu kepada khalayak. Di sini pembicara berusaha berbicara secara jelas, sistematis. dan tepat agar isi informasi terjaga keakuratannya. Jenis berbicara ini banyak diprak dalam kehidup sehari-hari. Di sini pembicara harus pandai mempengaruhi pendengar sehingga akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang dikehendaki pembicara. Pembicara biasanya secara sosial berstatus lebih tinggi daripada pendengarya. Pembicara biasanya berusaha membangkitkan semangat pendengarnya sehingga ia bekerja lebih tekun atau belajar lebih baik.



4



TUGAS 3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



PDGK 4204 NAMA : WAHYU LESTARI NIM : 837519603 UPBJJ : SAMARINDA



c. Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengar. Berdasarkan jumlah pendengar, jenis berbicara dapat dibedakan atas herbicara antarpribadi, berbicara dalam kelompok kecil, dan berbicara dalam kelompok besar. Berbicara antarpribadi terjadi bila seseorang berbicara dengan satu pendengar (empat mata). Suasana pembicaraan yang melatari sangat bergantung du pribadi yang terlibat serta isi. Berbicara dalam kelompok kecil terjadi apabila ada sekelompok kecil (3 -5 orang) dalam pembicaraan itu. Berbicara dalam kelompok kecil ini sangat bagus untuk pembelajaran bahasa atau untuk siswa yang malu berbicara. Kelompok kecil akan memungkinkan siswa yang pemalu menjadi mau berbicara. Adapun berbicara dalam kelompok besar terjadi apabila pembicara berhadapan dengan pendengar dalam jumlah yang besar. Misalnya, mengajar dengan jumlah siswa yang cenderung banyak atau ketika menjadi pemandu acara. d. Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan Jenis berbicara ini dapat diklasifikasikan menjadi 6 (enam) macam, yaitu pidato presentasi, penyambutan, perpisahan, jamuan, perkenalan, dan nominasi. Contoh pidato presentasi adalah pidato yang dilakukan saat pembagian hadiah. Contoh pidato penyambutan adalah pidato yang berisi sambutan umum yang menjadi inti acara. Contoh pidato perpisahan adalah pidato yang berisi kata-kata perpisahan pada saat acara perpisahan atau pada saat penutupan, suatu acara. Contoh pidato jamuan adalah pidato yang berisi ucapan selamat, doa kesehatan buat tamu, dsb. Contoh pidato perkenalan adalah pidato yang berisi penjelasan pihak yang memperkenalkan diri kepada khalayak. Contoh pidato nominasi adalah pidato yang berisi pujian dan alasan mengapa sesuatu itu dinominasikan (diunggulkan). e. Jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian Berbicara Berdasarkan metode penyampaian, ada 4 (empat) jenis berbicara, yaitu metode mendadak (impromptu), metode tanpa persiapan (ekstemporan), metode membaca naskah, dan metode menghafal (Keraf, 1980:316. Dipodjono, 1982-38-39, Tarigan, 1983:24-25). Penyajian dengan metode mendadak (impromptu), terjadi bila secara tiba-tiba seseorang diminta berbicara di depan khalayak (tidak ada persiapan sama sekali), Dalam hal ini sebaiknya pembicaraan dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang melatari pertemuan pada saat itu Seseorang yang terbiasa berpidato akan mudah menyampaikan gagasan berdasarkan pengetahuan dan kemampuannya. Akan tetapi, khalayak juga tidak boleh menuntut uraian yang mantap dan berbobot dari pembicara. Adapun yang dimaksud dengan metode tanpa persiapan adalah tanpa danya persiapan naskuh. Jadi, pembicara masih mempunyai waktu yang cukup untuk membuat persiapan-persiapan khusus yang berupa kerangka pembicaraan atau catatan-catatan penting tentang urutan uraian dan kata kata khusus yang harus disampaikan, Metode tanpa persiapan merupakan metode yang sering digunakan oleh pembicara yang berpengalaman karena metode ini membutuhkan pembicara yang mampu mengembangkan pembicaraan dengan bebas. Pembicaraan menjadi lebih hidup karena komunikasi yang akrab (pembicara mempunyai kesempatan yang banyak untuk tatap muka dengan khalayak). Pembicara yang mahir akan menggunakan banyak variasi dalam hal pemilihan kata, gaya bicara, intonasi, dan sebagainya sehingga tidak membosankan. Pembicara yang belum berpengalaman tidak akan dapat memanfaatkan metode ini secara maksimal. Apabila pembicara akan menyampaikan suatu pernyataan kebijakan atau keterangan secara tertib dalam pidato-pidato resmi, pidato kenegaraun, pidato radio, dan sebagainya, metode membaca naskahlah yang banyak dipakai. Bagi pembicara yang kurang pengalamun, metode ini dapat membantu, tetapi dapat pula menghambat karena semua sudah terdapat dalam naskah sehingga kurang tampak adanya spontanitas yang segar serta kurang adanya hubungan (kontak mata) antara pembicara dengan pendengar Adapun metode menghafal menunjukkan bahwa pembicara sudah mengadakan perencanaan, membuat naskah, dan menghafal naskah. Apabila pembicara hanya sekadar mengucapkan apa yang ia batalkan tanpa menghayati dan menjiwai apa yang diucapkan serta tidak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan



5



TUGAS 3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



PDGK 4204 NAMA : WAHYU LESTARI NIM : 837519603 UPBJJ : SAMARINDA



istilah dan kondisi yang melatari pembicaraan itu dapat dipastikan bahwa pembicaraan menjadi tidak menarik, membosankan, dan meletihkan pendengar. Sebaliknya, ada juga pembicara yang berhasil dengan metode ini. Hal ini terjadi karena pembicara tanggap terhadap situasi dan kondisi yang melatari pembicaraan.