Tugas 6 B Indo Putri Arian Sulhijrah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Putri Arian Sulhijrah No. Stambuk : 11020210108 Kelas : A TUGAS BAHASA INDONESIA PERTEMUAN KE-6 1. Jelaskan pengertian paragraf atau alinea ! 2. Jelaskan dan berikan contohnya, syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf yang baik ! 3. Kemukakan jenis-jenis paragraf ! 4. Buatlah sebuah artikel yang memuat lima paragraf di dalamnya. Setiap paragraf adalah jenis yang berbeda ! 5. Bacalah artikel “Bahaya Obesitas” di atas dan temukan letak kesalahan penulisannya ditinjau dari kaidah ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan ! Jawaban : 1.



Paragraf merupakan salah satu komponen utama yang wajib ada dalam sebuah karya tulisan utuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.



2.



Paragraf yang baik mempunyai 3 (tiga) syarat, ketiga syarat paragraf yang baik sebagai berikut : A. Kesatuan : sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Artinya, setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran atau satu gagasan. Oleh karena itu, setiap kalimat yang membentuk paragraf harus ditata secara cermat agar tidak ada satu kalimat pun yang menyimpang dari gagasan utama paragraf tersebut. Seandainya dalam satu paragraf itu ada satu atau lebih kalimat yang menyimpang dari gagasan utama paragraf itu, tentu paragraf menjadi tidak utuh, tidak berkaitan, dan mengganggu kelancaran pembacaan karena terasa sumbang Untuk itu. Anda harus cepat-cepat menanggalkan atau membuang kalimat yang menyimpang dari gagasan utama paragraf tersebut. B. Kelengkapan : Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan lebih lanjut atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. C. Kepaduan : sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika jalinan kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraf bukanlah sekumpulan kalimat yang berdiri sendiri terlepas dari gagasan pokoknya. Penyusunan sebuah paragraf harus dibangun melalui kalimat kalimat yang logis, bersistem, teratur, dan saling berkaitan agar pembaca dapat memahami jalan pikiran penulis Agar sebuah paragraf padu dan baik harus ada sarana pengait kalimat dalam paragraf yang ditulisnya, meliputi:



(1) penggantian ; sarana pengait kalimat dalam paragraf yang berupa penyulihan atau penggantian unsur-unsur tertentu dengan menggunakan kata ganti (dia, mereka, ia, kalian), kata penunjuk (ini, itu, tersebut, di atas, di bawah). atau kata lain yang mempunyai ciri yang tersirat pada kalimat sebelumma (-nya,) (2) pengulangan ; sarana pengait kalimat dalam paragraf yang dilakukan dengan cara mengulang bagian kalimat sebelumnya. Pengulangan dapat berupa kata, kelompok kata, atau bagian-bagian tertentu dari kalimat topik sebagi kata-kata kuncinya. Istilah lain pengulangan adalah repetisi. (3) penghubung antarkalimat ; Dalam pembicaraan transisi telah dikemukakan bahwa sarana penghubung kalimat dalam paragraf itu letaknya dapat di awal paragraf, di tengah, dan di akhir paragraf. 3.



Terdiri dari tiga :  Paragraf Deduktif : paragraf gagasan utamanya terletak di kalimat awal paragraf. Sedangkan kalimat setelahnya merupakan penjelas untuk mendukung gagasan utama.  Paragraf Induktif : memiliki ide pokok yang terletak pada akhir paragraf. Biasanya paragraf induktif diawali dengan penyebutan peristiwa khusus terlebih dahulu dan kemudian kesimpulan terletak pada akhir kalimat.  Paragraf Campuran : paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di dua bagian.  Paragraf Naratif : bentuk paragraf yang berisi uraian cerita tentang sesuatu. Paragraf narasi menjelaskan suatu kejadian maupun peristiwa baik bersifat fiksi maupun nonfiksi. 4. Contoh paragraf ineratif: Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung. Contoh paragraf menyebar: Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.



5. ARTIKEL Waspadai Obesitas pada Remaja Angka obesitas pada generasi muda telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Kondisi berupa kelebihan lemak tubuh ini perlu mendapat perhatian serius karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi di kemudian. Mulai dari kolesterol tinggi, diabetes, dan hipertensi. Penting untuk segera menangani obesitas pada remaja agar tidak berlanjut dan mengganggu kualitas hidup saat mereka beranjak dewasa. Apa sebenarnya penyebab obesitas pada remaja? Hingga kini, penyebab pasti obesitas pada remaja masih membingungkan para pakar medis. Proses tubuh mengatur berat badan dan lemak tubuh pun belum dipahami dengan baik.Tetapi obesitas yang dialami oleh remaja bisa dipicu oleh kombinasi dari berbagai faktor berikut:       



Genetik atau keturunan Faktor sosial dan ekonomi, contohnya akses makanan sehat yang terbatas Kemampuan metabolisme tubuh Kurang tidur Gaya hidup yang tak sehat, misalnya sering mengonsumsi junk food Penyakit tertentu, seperti gangguan endokrin Obat-obatan tertentu



Kapan seorang remaja dianggap mengalami obesitas? Gejala obesitas yang utama adalah terlalu banyak lemak dalam tubuh. Anda juga bisa memperkirakan kondisi ini dengan mengunakan rumus indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI).Cara menghitung BMI sangat mudah. Menurut Kemenkes RI, Anda hanya perlu membagi berat badan (dalam satuan kilogram) dengan tinggi badan (dalam satuan meter) yang sudah dikuadratkan. Berikut contohnya:Remaja wanita A memiliki berat badan 70 kg dengan tinggi badan 150 cm (1,5 m). Perhitungan IMT-nya adalah sebagai berikut:= 70 : (1,5 x 1,5)= 70 : 2,25= 31,111Sementara batas ambang indeks massa tubuh sesuai dengan informasi dari Kemenkes adalah:    



Kurus: 17-18,4 Normal: 18,5-25 Gemuk: 25,1-27 Obesitas: Di atas 27



Itu berarti, remaja wanita A mengalami obesitas karena indeks massa tubuhnya sebesar 31,1. Hasil perhitungan IMT ini kemudian dibandingkan dengan standar untuk remaja seusianya dengan tinggi badan dan jenis kelamin yang sama, pada usia 2-20 tahun.Apabila hasil tersebut berada di atas persentil 95 pada grafik pertumbuhan remaja wanita seusianya, anak Anda akan dikatakan mengalami obesitas. Cara membantu remaja yang alami obesitas Pertama-tama, Anda tentunya ingin anak Anda memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Ini memang bukan hal yang mudah. Tapi cobalah untuk tidak memaksanya agar segera mengubah gaya hidup.Anda lebih baik mendorongnya untuk mencari tahu sendiri mengenai alasan mengapa ia perlu mengubah pola makannya atau lebih rutin olahraga.Ingatlah juga



bahwa anak-anak pasti mencontoh orang tuanya dalam segala hal. Jika Anda ingin anak lebih sehat, Anda juga perlu menerapkan gaya hidup sehat ke rutinitas Anda sendiri. Barulah Anda bisa mengajak Si Kecil untuk ikut mempraktikkannya.Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengatasi obesitas pada remaja:  Terapkan diet sehat Usahakan untuk selalu menyiapkan asupan sehat di rumah. Singkirkan minuman manis yang tinggi kalori, seperti jus kemasan, sport drink, serta minuman bersoda. Gantilah dengan air putih atau susu yang rendah lemak.Jadikan sayur dan buah-buahan sebagai camilan seharihari. Anda bisa memotong dan menaruhnya dalam wadah khusus dan memasukkannya ke kulkas. Dengan ini, anak mudah untuk mengambilnya.Anda juga perlu memastikan bahwa buah hati selalu sarapan tiap pagi. Melewatkan sarapan bisa membuat anak kelaparan dan lepas kendali saat makan siang nanti.  Ajak anak berolahraga Para ahli merekomendasikan remaja untuk berolahraga setidaknya 30-60 menit per hari. Bila anak belum terbiasa berolahraga, mulailah dengan pelan-pelan dan tingkatkan intensitasnya secara bertahap.Tidak masalah jika anak memulai latihan fisik dengan berjalan kaki selama 10 menit per hari. Saat ia sudah beradaptasi, Anda dapat menambah durasinya.Agar anak lebih semangat, buatlah kegiatan olahraga bersama keluarga tiap pagi atau tiap akhir pekan. Bisa dengan bersepeda, berenang, atau berjalan kaki di car free day. Tentu anak akan lebih terpacu untuk aktif bergerak jika anggota keluarganya juga ikut serta.  Lakukan perubahan secara bertahap Terapkan perubahan gaya hidup dengan perlahan-lahan. Jangan tiba-tiba melarang anak untuk makan permen favoritnya atau memaksanya jogging selama satu jam.Tuntutantuntutan tersebut malah akan menjadi bumerang. Anak bisa merasa gagal karena tidak mencapai target, dan mungkin menolak untuk melanjutkan kegiatan.  Ajarkan body image yang positif Penting juga bagi tiap orang tua untuk mengajarkan tentang body image (citra tubuh) yang positif. Khususnya di tengah nilai budaya yang memandang bahwa kurus itu cantik dan sehat.Berikan kata-kata motivasi yang menguatkan dan menekankan pada kelebihankelebihan buah hati. Dengan ini, ia akan belajar untuk menerima dirinya apa adanya dan tidak selalu bercermin pada pendapat dari teman-teman sebayanya.Tekankan pula agar anak memahami bahwa bentuk tubuh bukanlah patokan yang akan menentukan kualitas seseorang.Obesitas pada remaja adalah kondisi serius yang berlangsung jangka panjang (kronis). Para ahli sepakat bahwa penting untuk mengatasi fenomena ini sesegera mungkin agar tidak makin mengganggu kualitas hidup mereka.Jika dibiarkan begitu saja, efek obesitas dapat lebih signifikan terhadap fisik maupun mental remaja. Mulai dari ancaman penyakit (diabetes serta penyakit jantung) hingga tekanan kejiwaan yang berupa stres, depresi, dan merasa rendah diri.Anda juga bisa meminta bantuan medis dari dokter untuk menyusun langkah-langkah tepat dalam menangani obesitas pada remaja yang dialami oleh buah hati. Misalnya, dalam menyusun menu sehari-hari dan jadwal olahraga yang tepat, serta cara mengatasi tekanan mental yang ia alami. KESALAHAN PUEBI : o o o o



salah = ia benar = dia salah = jogging benar = jogging



o o o o o o



salah = jus benar = juz salah = tapi benar = tetapi salah = bercermin benar = becermin