Tugas 7 Konseling Pranikah - Uswatun Hasanah - 19006132 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 7 KONSELING PRANIKAH “Pengelolaan Keuangan”



Dosen Pengampu: Dr. Nurfarhanah, S.Pd,. M.Pd. Kons.



Oleh : Uswatun Hasanah 19006132



Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang 2022



A. Pembagian Peran Dalam Keluarga Kehidupan rumah tangga tidak lepas dari masalah keuangan. Karena itu, mengatur keuangan rumah tangga bukanlah perkara yang mudah. Perlu cara mengatur keuangan rumah tangga yang benar agar seluruh kebutuhan keluarga bisa terpenuhi. Banyak faktor yang mempengaruhi keuangan rumah tangga. Mulai dari kebutuhan wajib yang harus dipenuhi hingga keinginan atau konsumsi yang bersifat tambahan atau hiburan. Mengatur keuangan rumah tangga bukan hanya menjadi tanggung jawab satu orang saja. Kondisi anggota keluarga dapat mempengaruhi peran dalam sebuah keluarga, peran suami istri didasarkan pada kewajiban masing-masing adapun untuk mengatur tanggung jawab antara suami istri merupakan hal yang lazim dilakukan agar kehidupan berkeluarga menjadi harmonis dan terarah. Secara garis besar, suami istri memiliki hak dan kewajiban yang seimbang. Namun, demikian bentuk konkrit dalam setiap keluarga peran dan relasi suami istri berbeda, tergantung kesepakatan yang dibuat oleh keduanya. Baik suami maupun istri, sama-sama mempunyai peran yang vital dalam mengatur keuangan rumah tangga. Dalam mengelola manajemen keluarga, yang bertindak sebagai manajer biasanya adalah ibu rumah tangga. Agar dapat mengelola keuangan keluarga secara professional, keluarga perlu mengetahui beberapa konsep utama tentang manajemen keuangan keluarga. Biasanya di dalam sebuah keluarga orang yang mengatur atau mengelola keuangan adalah ibu rumah tangga. Maka dari itu setiap ibu rumah tangga diharapkan menguasai keterampilan Manajemen Keuangan Keluarga, karena dengan adanya keterampilan tersebut setiap ibu rumah tangga dapat mengelola keuangan keluarga dengan baik, sehingga apa saja yang menjadi kebutuhan dalam rumah tangga akan terpenuhi. Keterampilan manajemen keuangan keluarga di harapkan mampu di kuasai oleh ibu rumah tangga, karena ibu rumah tangga biasanya yang terlibat dalam



2



pengelolaan keuangan keluarga. Selain itu, memastikan cukup tidaknya penghasilan keluarga tergantung pada bagaimana pengelolaan keuangan tersebut dibuat sehingga melalui manajemen yang baik dan cermat maka pendapatan yang diperoleh keluarga diharapkan dapat digunakan secara tepat. B. Perencanaan Keuangan Menurut Sendu (2009) perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan jangka pendek dan juga jangka panjang. Perencanaa keuangan juga digunakan untuk memastikan semua kebutuhan pokok atau kewajiban terpenuhi serta untuk membatasi pengeluaran yang kurang penting. Bahkan dengan kedisiplinan financial planning akan mewujudkan berbagai impian keluarga. Perencanaan Keuangan, yaitu membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. Merencanakan keuangan merupakan hal yang penting, terutama bagi keluarga guna mencapai keluarga sejahtera. Disisi lain banyak orang yang tidak memiliki target yang pasti, termasuk dalam perencanaan keuangan dalam upaya mensejahterakan diri dan keluarganya, sedangkan setiap orang memerlukan target yang jelas untuk membantu meningkatkan kesejahterakan keluarga dengan cara melakukan perencanaan keuangan. Perencaan keuangan, adalah suatu proses mengelola uang untuk mencapai tujuan keuangan, tujuan keuangan bagi setiap orang berbeda-beda. dan yang paling tahu mengenai diri dan tujuan hidup termasuk keuangan adalah diri sendiri. Perencanaan keuangan keluarga memang tidak berlaku umum, tetapi bersifat spesifik yang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: status marital, pekerjaan, kondisi ekonomi, usia, asset yang dimiliki, akan tetapi perencanaan keuangan harus di buat se realistis mungkin. Menurut Elvyn (2004: 16-17) perlu dilakukan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:



3



1. Perlu diketahui tentang kekayaan bersih yang dimilki (misalnya; jumlah asset, utang, dan dana yang bisa disisihkan setiap bulan). 2. Menentukan tujuan keuangan (jangka pendek, menengah maupun panjang) 3. Membuat. action plan, (mengalokasikan pendapatan dalam empat hal yaitu konsumsi, saving, investasi dan proteksi) 4. Mengimplementasi plan tersebut secara disiplin. 5. Secara periodik, plan yang telah dibuat dan diimplimentasikan di evaluasi tingkat kesesuaiannya, dan bisa dilakukakn perubahan sepanjang ada argumentasi yang jelas. Menurut Ahmad Gozali (2009) kiat dan tips rahasia sukses dalam mengatur keuangan keluarganya dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu: 1. Setiap kali menerima gaji maka langkah awal yang terpenting yang harus dilakukan pertama kali adalah dengan membayar cicilan hutang terlebih dahulu. Karena hutang adalah kewajiban terpenting yang wajib dipenuhi kepada pihak lain apakah dari bank dan institusi finansial lainnya. Kedisiplinan membayar cicilan merupakan cerminan rapor dan nama baik keluarga. Menjaga nama baik sebagai seorang debitor sangat penting, karena akan bermanfaat nantinya di masa yang akan datang. Selain itu pula dengan memprioritaskan membayar cicilan ini, berarti sudah menghargai para kreditor yang sudah berbaik hati meminjamkan uang kepada keluarga. 2. Setelah membayar cicilan hutang, selanjutnya yang dilakukan adalah berzakat atau memberikan sumbangan keagamaan, sebagai salah satu bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT. Dia-lah yang telah memberikan karunia rezeki kepada kita semua, sehingga kita bisa melakukan aktivitas ekonomi keseharian dengan lancar tanpa kekurangan. Sehingga Allah SWT akan semakin menambah karunia dan rezeki yang berlimpah kepada kita. 3. Yang tidak kalah penting adalah menyisihkan minimal 10% penghasilan untuk ditabung/investasi. Karena, salah satu kebiasaan buruk adalah



4



menunggu kalau ada sisa uang di akhir bulan, padahal kenyataannya hampir selalu tidak ada yang tersisa, itu berarti tidak pernah akan bisa menabung. 4. Langkah terakhir adalah menghabiskan uang gaji atau penghasilan yang tersisa. Baik untuk memenuhi berbagai keperluan rutin keluarga seperti belanja isi dapur, makan, lauk-pauk, asuransi, sekolah anak, rekreasi, beli baju dan sebagainya. Kemudian disamping kiat di atas ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam keluarga, yaitu: 1. Buat perencanaan, baik perencanaan jangka pendek atau perencanaan jangka panjang. Rencana jangka pendek berkaitan dengan kebutuhan saat ini, antara lain biaya hidup sehari-hari



hingga



keperluan



sekolah



anak anak. Rencana jangka panjang dapat diwujudkan dalam bentuk tabungan ataupun aset produktif. 2. Berbagi tugas dengan pasangan. Setiap persoalan yang timbul dari pembagian tugas perlu dibicarakan secara jelas dan saling terbuka. Tidak boleh ada rasa saling curiga dan hendaknya



bisa



diselesaikan



bersama sama. 3. Siasati Pengeluaran Ekstra. Pengeluaran perlu diatur sedemikian rupa, dan tetap tidak boleh mengurangi keperluan rumah tangga setiap bulannya. C. Masalah Terkait Pengelolaan Keuangan Bicara tentang keuangan selalu saja mempunyai daya tarik tersendiri, karena uang merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan. Apalagi dikaitkan dengan rumah tangga. Masalah keuangan jelas berdampak terhadap keluarga. Jika kehidupan emosional suami istri tidak dewasa, maka akan timbul pertengkaran. Sebab, istri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahal penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberi makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Akan tetapi yang namanya manusia sering bernafsu ingin memiliki kemewahan sebagaimana sebuah keluarga yang lain. Karena suami tidak sanggup memenuhi tuntutan isteri dan anak-



5



anaknya akan kebutuhan-kebutuhan itu, maka timbullah pertengkaran suami isteri yang sering menjurus kearah perceraian. Tidak jarang konflik masalah uang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Suami yang egois dan tidak dapat menahan emosinya lalu menceraikan istrinya. Akibatnya terjadilah kehancuran sebuah keluarga sebagai dampak kekurangan ekonomi. Faktor-faktor penyebab dari masalah keuangan, yaitu: 1. Keadaan keuangan keluarga yang lemah dan terbatas Masalah ini biasanya sumber keuangan keluarga yang lemah dan hanya cukup untuk kebutuhan harian saja. Apabila istri tidak dapat membantu memikirkan jalan keluar yang baik, biasanya suami akan mengalami depresi akibat permasalahannya apalagi kalau sang istri tidak memperdulikan dan mengerti masalah yang dihadapi suami. Sering terjadi keributan-keributan kecil dan akan menjadi besar jika tidak diselesaikan dengan baik. Hal ini lagi menjadi masalah apabila istri yang selalu menuntut hidup berkecukupan. Biasanya istri dalam pergaulan hidup mewah sehingga ia lupa berapa pendapatan suaminya, istri tidak memikirkan suami bekerja sebagai apa, berpenghasilan berapa, sanggupkah suaminya membelikan barang-barang yang ia inginkan. Keegoisan ini yang sering menjadi masalah utama dalam keluarga. Ketakutan sang istri yang menjadi keluarga miskin tetapi tidak memperdulikan bagaimana suami yang bekerja kerja keras mencari nafkah. Masalah ini harus dibicarakan dengan baik. Seharusnya dari awal suami istri mengetahui keadaan ekonomi mereka



dan



membicarakan



pengeluaran-pengeluaran



yang



harus



diutamakan sehingga akan tercipta keluarga sejahtera yang mereka dambakan. 2. Penghasilan istri yang lebih besar. Perbedaan gaji antara suami istri juga bisa jadi masalah serius. Ini biasanya terjadi kalau gaji istri yang lebih besar sampai berkali-kali lipat gaji suami. Yang sering jadi masalah adalah jika penghasilan isteri melebihi penghasilan suami, maka isteri merasa lebih tinggi derajatnya



6



dari suami karena merasa berjasa sebagai penyelamat keluarga.Bermula dari perasaan seperti inilah maka suami kemudian menjadi merasa tidak nyaman berada di dekat isteri dan kemudian sering terjadi pertengkaran yang akhirnya berakhir pada perceraian. Memang tidak semua pasangan bermasalah dengan hal ini, tapi bagi sebagian orang, ini merupakan hal yang sangat sensitif dan berpotensi menyebabkan keretakan. Kalau tidak pintar menyikapinya, bukan tidak mungkin ini jadi bom waktu. Pasangan yang mengalami hal ini, saling pengertian dan toleransi adalah kuncinya. Suami atau istri yang penghasilannya lebih besar, harusnya tak jadi masalah selama kebutuhan keluarga terpenuhi dengan baik. 3. Istri atau suami yang boros Dalam rumah tangga, sikap boros juga akan membawa masalah. Menerapkan gaya hidup boros alias menghambur-hamburkan uang sudah pasti akan menjadi bumerang. Kalau sikap seperti ini terus dipelihara masalah keuangan keluarga tidak akan pernah cukup. Orang boros sudah pasti akan sulit untuk menabung. Hal ini adalah disebabkan pasangan sulit mengendalikan diri menahan keinginan. Pasangan suami isteri mestilah mengutamakan kebutuhan berbanding keinginan. Namun, banyak pasangan suami istri yang tidak dapat membedakan kebutuhan dan kinginan. Mana kebutuhan yang harus prioritaskan dan mana keinginan yang bisa di kesampingkan terlebih dahulu. 4. Tidak Jujur dengan pasangan tentang duit Jujur amat penting dalam perhubungan kerana hubungan perkahwinan melibatkan dua orang. Tanpa kejujuran, salah satu pihak akan mengambil kesempatan, manakala satu pihak lagi akan menjadi mangsa. Tidak dinafikan, ada sesetengah masa anda akan rasa “angin” dengan pasangan kerana masalah duit. Tapi maafkanlah mereka dan jangan mudah berputus asa. Teruskan perhubungan yang jujur. Kongsi segala masalah dengan



7



pasangan dan jangan sorok perbelanjaan masing masing, walaupun 100 rupiah. 5. Masalah mengelola atau manage keuangan Penyebab utama masalah keuangan keluarga adalah tidak ada kekompakan



dalam



mengelola



keuangan.



Keegoisan



individu



masing masing membuat manajemen keuangan menjadi berantakan. Seringkali suami maupun istri memegang dan menghabiskan uang masingmasing, tanpa mencatat pengeluaran sekalipun. Pada akhirnya, baik suami maupun istri saling menyalahkan. Ketika penghasilan yang diperoleh tidak cukup memenuhi kebutuhan selama sebulan. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, keuangan keluarga tidak akan pernah cukup dan tidak dapat berinvestasi untuk masa depan. Sebesar apapun gaji atau penghasilan suami dan istri, jika tidak dikelola dengan baik kebutuhan sehari-hari tidak akan pernah cukup. Hal ini terjadi karena buruknya perencanaan keuangan pasangan suami dan istri. Keluarga akan tetap mengalami masalah finansial jika tidak membuat perencanaan keuangan yang baik. Manfaat dari perencanaan keuangan adalah mengetahui seberapa banyak pengeluaran sehari-hari. Sehingga dapat membagi penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, investasi maupun dana cadangan. D. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling keluarga bertujuan agar setiap anggota keluarga memahami fungsi dan peran dalam keluarga dengan baik dan sebagai bekal untuk mengurus rumah tangga agar lebih baik dan tentram. Pendekatan dalam konseling untuk pengelolaan keuangan keluarg, seperti: 1. Pendekatan konseling individual Konseling individual yaitu upaya menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien, didalam pelayanan ini klien akan dibimbing untuk mandiri dan dibekali dalam kehidupan dimasa akan datang bagaimana menghadapi masalah dengan penuh kesabaran dan mandiri dalam mencari solusi.



8



2. Pendekatan kelompok Yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor keluarga, hingga mencari solusiatas permasalahan keluarga. Layanan kelompok dapat membantu mengungkapkan isi hati dari masingmasing keluarga, dan keluarga yang mendengarkan akan merasakan apa yang diungkapkan oleh si pembicara, maka disini sesama anggota keluarga akan saling mencari solusi atas masalahnya, Cara mengatasi permasalahan keluangan keluarga: a. Jujur kepada pasangan / tidak ada yang ditutupi dalam masalah keuangan keluarga b. Menerima pemasukan keluarga berapapun besarnya dan pandai-pandai dalam mengelola keuangan tersebut. c. Hidup dengan hemat dan teratur d. Hindari sifat boros e. Utamakan kebutuhan dari pada keinginan



9



Daftar Pustaka Cole, C. L., & Cole, A. L. 1999. Marriage enrichment and prevention really works: Interpersonal competence training to maintain and enhance relationships. Family Relations: An Interdisciplinary Journal of Applied Family Studies, 48(3), 273–275. Doi: 10.2307/585637 Effendy, O. U. 2007. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: Remaja Rosdakarya. Elvyn, G. Masassya. 2004. Cara Cerdas Mengelola Investasi Keluarga. Jakarta: Gramedia. Gottman, J. M. 1993. The roles of conflict engagement , escalation , and avoidance in marital interaction a longitudinal view of five types of couples. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 61(1), 6–15. Hermalina, Mia. 2019. “Manajemen Keuangan Keluarga Untuk Mengokohkan Keutuhan Rumah Tangga”. (Online). Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga.Vol.1,No.1.Oleh http://journal.laaroiba.ac.id/index.php/as/article/download/50/34/ Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2022 Pukul 14:03 WIB. Holman, T. B. 2002. Premarital prediction of marital quality or breakup: Research, theory, and practice. Springer Science & Business Media. Doi: 10.1007/b107947 Kususiyanah, Anjar. 2019. “Peran Suami Istri Dalam Mengelola Keuangan Keluarga Mantan Buruh Migran Di Wilayah Kabupaten Ponorogo”. (Online). Al Syakhsiyayah Journal Of Law and Family Studies. Vol. 1, No. 2.Oleh https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/syakhsiyyah/article/download/ 2023/1229 Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2022 Pukul 14:06 WIB.



iii



Prayitno , P. 2017. Konseling Profesional Yang Berhasil : Layanan Dan Kegiatan Pendukung. Jakarta : Rajawali Press Sendu, Safir. 2000. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: Elex Media



iv