Tugas Kel 2 - Prakonsepsi (Kasus Infertilitas Primer) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA MASA PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT PADA Ny. A 33 dan Tn. D 35 TAHUN DENGAN INFERTILITAS PRIMER JAMBI TAHUN 2022



Pembimbing Akademik : Ruwayda, SST, M.Kes



Di susun oleh: Kelompok 2 Tri susanti Hasrita octaliana Lamtiar nainggolan Dame lidya nababan Ade suryani Nazlah sofiani hutagalung Lusiatun Herawati florida Putri dewi anggraini Rita zahara Erni anggraeni Rawiyah Novita yuninda Handaiyani



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN KEBIDANANPRODI PROFESI TAHUN 2022/2023



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan. Kedua kalinya Sholawat serta Salam semoga tercurahkan pada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju kezaman terang benderang saat ini. Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Pemberdayaan Perempuan di Komunitas yang membahas tentang “Asuhan Kebidanan Kopherensif Pada Masa PraKonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Pada Ny.T 33th Tn.D 35 Tahun Dengan Infertilitas Primer Tahun 2022 ”. Semoga Laporan Kasus ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa askeb ini masih banyak kekurangan dan jauh untuk disebut sempurna.



Jambi



Agustus 2022



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................ B. Rumusan Masalah........................................................................... C. Tujuan 1. Tujuan Umum ........................................................................... 2. Tujuan Khusus .......................................................................... D. Manfaat .......................................................................................... BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Konsep Dasar Perencanaan Kehamilan (Prakonsepsi) 1. Definisi perencanaan kehamilan dan prakonsepsi ...................... 2. Faktor yang mempengaruhi kesuburan ..................................... 3. Persiapan kehamilan ................................................................. B. Infertilitas Primer 1. Pengertian Infertilitas ................................................................ 2. Pemeriksaan Dasar Infertilitas Primer ....................................... 3. Penulusuran Riwayat (History Taking) ...................................... 4. Klasifikasi Infertilitas ................................................................ 5. Etiologi Infertilitas ................................................................... 6. Faktor Penyebab........................................................................ 7. Penatalaksanaan Infertilitas ....................................................... C. Tinjaun Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Pengertian manajemen kesehatan .............................................. 2. Tahapan dalam manajeman kesehatan menurut Helen Varney... 3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) .......................... C. Teoari Evidence Based Midwifery (EBM) 1. Pengertian EBM ....................................................................... 2. Tujuan EBM ............................................................................. 3. Manfaat EBM dalam praktek kebidanan.................................... 4. Katagori EBM menurut WHO................................................... 5. Sumber EBM ............................................................................ BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Data .............................................................................. B. Interprestasi Data ............................................................................ C. Identefikasi Diagnosa dan masalah Potensial ...................................... D. Identifikasi Tindakan Segera dan atau Kolaborasi................................ E. RencanaAsuhanMenyeluruh ........................................................... F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ...................................................... G. Evaluasi ..........................................................................................



iii



ii iii 1 4 5 5 6



8 9 11 21 22 23 26 27 30 32 33 34 36 37 37 37 38 38



39 48 48 48 48 48 52



BAB IV PEMBAHASAN A. Langkah I (Pengkajian Data).......................................................... B. Langkah II (interprestasi data)…………………………………… C. Langkah III (DentefikasiDiagnosadanmasalahPotensial) ................ D. Langkah IV (IdentifikasiTindakanSegeradanatauKolaborasi) ......... F. Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan Kebidanan) ................................ G. Langkah VII (Evaluasi)................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................... B. Saran .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA



54 57 59 61 63 64 66 67



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan infertilitas sebagai ketidakmampuan pasangan untuk hamil setelah satu tahun (wanita berusia di bawah 35 tahun) atau 6 bulan (wanita usia di atas 35 tahun) dengan frekuensi hubungan seksual yang reguler (3 sampai 4 kali seminggu) tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun. Infertilitas juga didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan kehamilan sampai proses persalinan. Berdasarkan data dari population-based diketahui 10-15% pasangan di dunia mengalami kasus infertilitas. Kondisi yang menyebabkan infertilitas dari faktor istri sebesar 65%, faktor suami 20%,kondisi lain lain yang tidak diketahui 15%. Etiologi infertilitas dibagi ke dalam beberapa kategori yaitu gangguan ovulasi, faktor tuba, endometriosis, faktor uterus, faktor suami, dan unexplained. (Retno, Dewi. 2020:144) Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan suami istri untuk mendapatkan kehamilan secara alamiah setelah selama 1 tahun menjalani hubungan seksual tanpa kontrasepsi. (Djuwantono. 2012:33) Sebagian besar pasangan di dunia hampir semua mengiginkan kehadiran seorang anak, namun tidak semua perkawinan beruntung memiliki keturunan. Infertilitas menjadi salah satu gangguan reproduksi yang kadang terjadi. Di mana Infertilitas merupakan masalah yang di hadapi pasangan suami istri yang telah menikah selama minimal satu tahun tanpa kontrasepsi,dengan melakukan hubungan suami istri rutin tetapi belum berhasil mendapatkan kehamilan. Infertilitas pada



1



wanita dibedakan atas infertilitas primer dan infertilitas sekunder. (Fauziah, dkk 2020:31) Dari semua wanita yang mengalami infertilitas di Amerika Serikat, infertilitas primer terdapat 65 % wanita dan infertilitas sekunder terdapat 35 % wanita. Secara global dapat disimpulkan penyebab terjadinya infertilitas diakibatkan dari faktor laki-laki sekitar 30% meliputi kelainan pengeluaran sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, faktor immunologik/antibodi, antisperma, serta faktor gizi dan gangguan dari perempuan 30% yang mempunyai masalah pada vagina, serviks, uterus, kelainan pada tuba, ovarium dan pada peritoneum. gangguan dari keduanya 30% dan yang tidak di ketahui sekitar 10%. Penyebab seorang wanita dan pria menjadi infertil juga dapat disebabkan oleh faktor risiko yang meningkat yaitu gaya hidup yang tidak terkontrol yang diterapkan sejak usia remaja. Faktor-faktor tersebut adalah usia, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, stress, diet yang buruk, olah raga berat, mengalami overweight ataupun underweight, penyakit menular seksual, keadaan lingkungan yang buruk (polusi udara dan air), juga masalah kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormon. (WHO Global prevalence of infertility, 2018:16) Angka infertilitas di Indonesia yang dikemukan oleh Sumapraja berkisar (1215 %). Banyaknya pasangan infertilitas di Indonesia dapat di perhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup. Menurut sensus penduduk terdapat (12%) baik di desa maupun di kota atau sekitar 3 juta pasangan infertil tersebar di seluruh Indonesia, dari Jumlah tersebut terdapat perempuan infertil 15% pada Usia 30-34 , 30 % pada usia 35-39, dan 64 % pada usia 40-44 tahun. Berdasarkan jenis infertilitas dari 215 pasangan yang infertil terdapat 172 kasus (80 %) pasangan yang mengalami infertilitas primer dan 43



2



kasus (20 %) pasangan yang mengalami infertilitas sekunder. (Ribka, Flora 2020:244) Kondisi infertilitas memiliki pengaruh secara psikologis. Hasil penelitian menyatakan bahwa ketika menghadapi pengalaman infertilitas, individu merasa sedih, cemas, stres pada saat menjalani intervensi medis untuk memperoleh anak atau selama mengikuti program kehamilan. Perasaan tertekan atau stres yang disebabkan karena kondisi infertilitas dikenal dengan sebutan infertility related stress. Tingkat stres yang tinggi memiliki kaitan dengan lamanya waktu untuk hamil dan peningkatan risiko infertilitas. (Widiawati, Diah. 2021:64) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aquindo Coresy. 2020:38) Subjek dalam penelitian ini merupakan istri yang mengalami infertilitas. Apabila dilihat berdasarkan usia, sebagian besar subjek dalam penelitian ini berusia 28 tahun dengan persentase sebesar 21,7%. Apabila dilihat berdasarkan infertilitas, sebagian besar subjek dalam penelitian ini mengalami infertilitas primer, dengan persentase sebesar 70%. Apabila dilihat berdasarkan usia pernikahan sebagian besar subjek berada pada usia pernikahan 3 tahun dengan persentase sebesar 33,3%. Apabila dilihat berdasarkan pekerjaan, sebagian besar subjek memiliki pekerjaan diluar rumah dengan persentase sebesar 78,3%. Penelitian ini juga di perkuat dengan hasil penelitian dari (Susilawati, Dewi. 2019:4) penyebab lain dari infertilitas adalah obesitas. Dalam 10 tahun terakhir ini, angka prevalensi atau kejadian obesitas diseluruh dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa diseluruh dunia mengalami berat badan lebih (obesitas), dan sekurangkurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta diantaranya mengalami obesitas. Di Indonesia, angka



3



prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia >15 tahun adalah 10,3% terdiri dari laki-laki 13,9% dan perempuan 23,8% Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan berpengaruh kepada berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat manusiawi dan normal bila pasangan infertilitas mempunyai perasaan yang berpengaruh kepada kepercayaan diri dan citra diri. Pasangan yang mengalami infertilitas akan timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa. Memiliki anak penting bagi semua masyarakat di dunia dan perkawinan merupakan salah satu sarana untuk mendapat keturunan. Pada beberapa pasangan, impian untuk memiliki keturunan bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Memiliki anak yang baik dapat merupakan kebanggan tersendiri dan secara ekonomi juga dianggap menguntungkan sebagai investasi di masa tua. Anak mempunyai peranan sosial yang cukup penting, keberadaan anak menyebabkan ikatan keluarga menjadi kokoh tidak mudah goyah, anak merupakan sumber motivasi keluarga menata masa depan lebih baik. Berdasarkan uraian latar belakang tentang permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk membuat laporan kasus dengan judul “.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dumusan masalah dalam kasus ini adalah bagaimana: “Asuhan Kebidanan Kopherensif Pada Masa PraKonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Pada Ny.T 33th Tn.D 35 Tahun Dengan Infertilitas Primer Tahun 2022 ”?



4



C. Tujuan 1.



Tujuan Umum Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



2.



Tujuan Khusus a.



Mampu melakukan pengumpulan data pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



b.



Mampu menentukan interpretasi data pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



c.



Mampu merencanakan diagnosa dan masalah pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas



d.



Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



5



e.



Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



f.



Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



g.



Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



h.



Mampu melakukan pendokumentasian kebidanan pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dengan Infertilitas Primer



D. Manfaat 1.



Penulis Diharapkan dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada masa pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat pada ibu dengan infertil primer.



2.



Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan sumbangan fikiran untuk perkembangan ilmu dalam penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada masa pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat pada ibu dengan infertilitas primer.



6



3.



Lahan Praktek Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada masa pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat pada ibu dengan infertilitas primer.



7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Dasar Perencanaan Kehamilan (Prakonsepsi) 1.



Definisi perencanaan kehamilan dan prakonsepsi Kesehata prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi pembuahan. Kesehatan prakonsepsi harus tetap di optimalakan sekalipun perempuan tidak merencanakan kehamilan, mengingat banyak perempuanyang tidak menyadari bahwa dirinya hamil padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan. Kesehatan prakonsepsi harus mendapat perhatian dari usia 18 sampai 44 tahun. (Vicky, Eka. 2020:8) Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun masa prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah. Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga. Merencanakan kehamilan



merupakan



perencanaan



kehamilan



guna mendukung



kehamilan



terciptanya



untuk



kehamilan



mempersiapkan yang



sehat



dan



menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013:20). Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga



8



saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat (Kemenkes, 2020:18). Asuhan kebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi biomedik, perilaku, dan kesehatan social pada perempuan dan pasangannya sebelm terjadi konsepsi. Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan untuk menemukan dan mengubaj risiko biomedik, perilaku, dan social uuntuk mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016:72).



2.



Faktor yang mempengaruhi kesuburan Masa subur adalah suatu masa dalam siklus mentruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. (Retnaningtyas, 2020:1) Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita (istri) untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang mampu menghamilkannya. Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan rentang waktu pada wanita yang terjadi “sebulan sekali”. (Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjadi, untuk perhitungan masa subur dipakai rumus



9



siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18. (Indriarti, dkk, 2013:50). Tanda-tanda masa subur pada wanita menurut (Kemenkes RI, 2020:12), diantaranya : a.



Masa subur dapat diketahui dengan cara menghitung ovulasi/masa subur pada wanita.



b. Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama haid, sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang lebih tiga hari sebelum dan sesudah menuju puncak masa subur tersebut.Tanda-tanda masa subur c.



Perubahan lendir serviks Pada masa subur, cairan ini bertekstur lengket dan kental. Perubahan terjadi menjelang masa subur, yaitu dengan meningkatkan jumlah cairan dan perubahan tekstur menjadi berwarna bening dan lebih cair.



d.



Dorongan seksual meningkat Hormon estrogen dan progesteron akan meningkat dalam masa subur sehingga meningkatkan hasrat seksual.



e.



Temperatur tubuh meningkat dan payudara lebih lunak Meningkatnya hormon progesteron ketika masa subur akan memicukenaikan suhu tubuh, namun kenaikan suhu tubuh hanya sedikit (± 0,5 0C), maka cukup sulit mengamati kenaikan masa subur hanya dengan memperhatikan kenaikan suhu tubuh pada wanita.



10



Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur menurut (American Society for Reproductive Medicine, 2012) antara lain: a.



Umur Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Rentang usia risiko tinggi adalah 19 kg/m2 kriteria berat badan kurang,



22



adanya pertumbuhan rambut abnormal atau pertumbuhan jerawat yang banyak dan tidak normal pada perempuan seringkali terkait dengan kondisi hiperandrogenisme, baik kliniks maupun biokimia. 3) Pemeriksaan penunjang Penilaian kadar progesteron pada fase luteal media yang kurang lebih 7 hari sebelum perkiraan datangnya haid. Penilaian kadar progesteron pada fase luteal media menjadi tidak memiliki nilai diagnotik yang baik jika terdapat siklus haid yang tidak normal. Pemeriksaan kadar TSH dan prolaktin banyak dilakukan jika terdapat indikasi berupa siklus yang tidak berevolusi, terdapat kekurangan latore atau kelainan kelenjer tyroid. Pemeriksaan kadar LH dan FSH dilakukan pada fase proliferasi awal (hari ke 3-5) terutama jika dipertimbangkan dengan peningkatan LH atau FSH pada kasus sindrom ovrium polikistik (SOPK).



3.



Penulusuran Riwayat (History Taking) Penelusuran riwayat pada kedua pasangan wanita dan pria. Penelusuran riwayat pada pasangan wanita dan pria dapat mengidentifikasikan kemungkinankemungkinan masalah-masalah yang menyebabkan infertilitas. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus di kaji dan dipertimbangkan pada saat penelusuran riwayat pasangan infertil menurut Djuwantono. 2012:33) yaitu: a.



Pasangan Wanita 1) Riwayat Saat ini Masalah/keluhan saat ini, usia, pekerjaan, hasil apusan sel leher rahim terkini, perubahan payudara seperti keluarnya cairan menyerupai susu, pertumbuhan rambut, yang berlebih, dengan disertai atau pun



23



tanpa timbulnya jerawat di wajah dan dada, hot flush. Gangguan nafsu makan, penyakit medis yang sedang diderita seperti diabetes dan/atau hipertensi, pengobatan yang sedang dijalani seperti mengkomsumsi non-steroidal anti-inflamatory drugs (NSAIDs) steroid seks dan obatobatan sitotoksik atau obat-obatan relaksasi, seperti ganja dan kokain, kebiasaan merokok, alkohol, dan konsumsi kafein. 2) Riwayat Menstruasi Usia menarche karakteristik siklus (lama siklus; siklus normal = 24-35



hari)



dan



adanya



gejala



nyeri



saat



menstruasi



atau



intersmenstrual spotting. Riwayat amenorea primer atau sekunder. Aliran menstruasi (hipermenorea mengarah pada dugaan fibroid atau anovulasi) 3) Riwayat Obstetri Ada atau tidak adanya kehamilan sebelumnya, jika ada, bagaimana luarannya? Apakah terdapat riwayat keguguran berulang, aorsi yang diinsuksi, infeksi pascaborsi atau spesis purpuralis. 4) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Adakah riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya? Terutama metode kontrasepsi IUD dan masalah yang menyertainya. 5) Riwayat Aktivitas Seksual Bagaimana frekuensi dan jadwal berhubungan seksual terkait dengan siklus? Apakah terdapat penggunaan lubrikasi vagina atau vaginal douching setelah berhubungan, hilangnya libido, dan juga.



24



6) Riwayat Medis Sebelumnya Pembedahan pelvik atau infeksi pelvik, tuberkulosis, ista ovarium, appendectomy, laparatomi, seksio sasaea dan cervical conization. Tanyakan juga tentang status Rubella pasien. 7) Riwayat Keluarga Selidiklah apakah terdapat riwayat endometriosis, aborsi berulang ataupun permasalahan yang sama pada saudara perempuan, atau riwayat diabetes militus, hipertensi, kelahiran kembar, kangker payudara dalam keluarga.



b. Pasangan Pria 1) Riwayat Sekarang Masalah/keluhan pada saat ini, usia, pekerjaan, hasil temuan analisis semen sebelumnya, perubahan payudara, penyakit medis yang diserita seperti diabetes dan/atau hipertensi, konsumsi obat, baik yang bersifat medis ataupun relaksasi, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. 2) Riwayat Aktivitas Seksual Teanyakan frekuensi dan waktu berhubungan, apakah terdapat masalah yang menyertai saat berhubungan seperti disfungsi ereksi atau masalah ejakulasi, dan hilangnya libido. Tanyakan pula riwayat pernikahan sebelumnya, atau adanya hubungan seksual di luar pernikahan.



25



3) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Tanykan apakah terdapat penggunaan metode kontrasepsi sebelumnya, baik yang bersifat sementara/temporer seperti kondom ataupun permanen seperti vasektomi. 4) Riwayat Sebelumnya Apakah terdapat penyakit medis atau operasi pembedahan seperti penyakit gondok, tuberkulosis, infeksi menular seksual, hydrocele, varicocele, testis yang tidak turun, appendicectomy, perbaikan inguina hernia, atau operasi leher kantung kemih. 5) Riwayat Keluarga Tanyakan kepada pasien apakah terdapat permasalahan yang sama di antara anggota keluarga laki-laki, atau adanya riwayat diabetes militus, dan hipertensi dalam keluarga.



4.



Klasifikasi Infertilitas Menurut (Triwani 2018:9), klasifikasi infertilitas dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a.



Infertilitas Primer Infertilitas primer merupakan keadaan wanita yang telah menikah dan belum pernah mengalami kehamilan meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan alat kontrasepsi dalam selang waktu kurang lebih 12 bulan dikategorikan dalam infertilitas primer.



b.



Infertilitas Sekunder Infertilitas sekunder merupakan keadaan wanita yang telah menikah dan melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan alat



26



kontrasepsi namun tidak terdapat kehamilan setelah berusaha dalam waktu 1 tahun atau lebih, akan tetapi perbedaannya dengan infertilitas primer kondisi infertilitas sekunder seorang wanita yang sebelumnya pernah hamil.



5.



Etiologi Infertilitas Infertilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu faktor usia. Pada umumnya pertambahan usia dapat menimbulkan munculnya infertilitas. Pada wanita, usia reproduktif biasanya terjadi pada usia awal sampai pertengahan 20-an, namun secara perlahan akan menurun ketika usia 30 tahun ke atas dan terus menurun secara signifikan pada usia pertengahan hingga akhir 30-an. Selain itu, ada pula faktor-faktor pada wanita seperti gangguan pada tuba fallopi, uterus, serviks, dan vagina. Serta faktor-faktor infertilitas pada pria seperti varikokel, kelainan bentuk, jumlah, maupun motilitas sperma. (Ayu, Ida Dewi. 2020:23-23) a.



Etiologi Infertilitas pada Wanita Infertilitas pada wanita dapat disebabkan oleh beberapa faktor menurut Nurjannah (2019:10) yaitu antara lain : 1) Gangguan Hormonal Gangguan hormonal yang dimaksud disini adalah adanya indikasi kelainan hormon reproduksi,yang disebabkan oleh kelenjar hipotalamus pituitari yang abnormal karena faktor genetik, tumor atau kanker atau adanya lutein dan perangsang folikel yang menghalangi terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi). Kacaunya siklus menstruasi yang disebabkan oleh Kelainan pada kelenjar tiroid, kelebihan dan kekurangan hormon tiroid juga dapat mengakibatkan gangguan



27



hormonal. Gangguan hormonal inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor terjadinya Infertilitas pada wanita. 2) Endometriosis Endometriosis merupakan gangguan sistem reproduksi wanita dimana endometrium (lapisan rahim) tumbuh diluar (rahim) rongga uterus. Jaringan endometrium yang terus menerus tumbuh ini dapat menyebabkan iritasi. Endometriosis sangat erat kaitannya dengan infertilitas, sehingga diperkirakan 20% sampai dengan40% perempuan yang menderita endometriosis akan mengalami infertilitas. Peradangan dari jaringan endometrium ini dapat merusak sperma atau sel telur bahkan mengganggu gerakan mereka melewati tuba falopi dan uterus. 3) Polycystic Ovary Sindrome (PCOS) Sindrom Ovarium Polikistik merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh gangguan sistem endokrin yang sering terjadi pada wanita, ini menyebabkan banyaknya kista ovarium berlebihnya



reproduksi



androgen



dan



testosterone.



Hal



dan ini



menyebabkan terjadinya anovulasi 4) Penyumbatan atau Kerusakan pada Tuba Falopi (Tuba Non Paten) Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah satu dari banyak penyebab infertilitas. Rusak atau tersumbatnya tuba fallopi ini biasanya disebabkan oleh salpangitis atau infeksi. Salpangitis adalah peradangan dan infeksi pada saluran fallopi, yang dapat menghambat kehamilan atau menyebabkan kehamilan diluar kandungan. Kerusakan pada Tuba Fallopi ini diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan, yaitu grade 1 (ringan), grade 2 (sedang), grade 3 (berat).



28



Grade 1 (ringan) yaitu pada grade ini terjadi oklusi tuba proksimal tanpa adanya fibrosis atau oklusi tuba distal tanpa ada distensi, mukosa tampak baik dan terdapat perlekatan ringan (peritiba-ovarium). Grade 2 (sedang) yaitu pada grade ini terjadi kerusakan tuba berat unilateral (1525%). Grade 3 (berat) yaitu pada grade ini terjadi kerusakan tuba berat bilateral (60-75%), fibrosis tuba sudah luas, trrjadi distensi tuba >1.5 cm, mukosa tampak abnormal, okulasi tuba bilateral dan perlekatan berat dan luas. 5) Alergi Sperma / ASA Tinggi (Anti Sperm Antibody) Alergi sperma bisa terjadi karena adanya cairan antibodi di mulut rahim (serviks) yang anti atau menolak kedatangan sperma karena menganggap sperma sebagai benda asing dan membunuh sel sperma yang datang, peristiwa dimana mulut rahim menolak kedatangan sperma menimbulkan reaksi alergi dimana sel sperma akan mati sebelum sampai pada sel telur atau ovum.



b. Etiologi Infertilitas pada Pria Peyebab infertilitas pada pria diakibatkan oleh gangguam kesuburan . gangguan kesuburan tersebut dapat dibagi menjadi 3 faktor yaitu faktor Pretestikular, faktor testikular, faktor post testikular menurut Gaziansyah, (2019:15) yait: 1) Faktor Pretestikular merupakan gangguan yang terdapat diluar testis. Gangguan



pretestikular



umumnya



berkaitan



dengan



gangguan



hormonal yang dapat mempengaruhi proses spermatogenesis, misalnya menurunnya produksi hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan



29



Luteinizing Hormon (LH). Pria penderita infertilitas dengan gangguan ini dutemukan sekitar 2% yang diseabkan karena hipopituitarisme, gangguan kelenjer adrenal, hipotirodisme. 2) Faktor testikular merupakan faktor gangguan yang terjadi pada testis, sehingga proses spermatogenesis akan terganggu. Gangguan testikuler terjadi di dalam tubulus seminiferus akibat berbagai hal seperti kelainan kromosom, varikokel, gonadotoksin, trauma, torsi, dan peradangan. 3) Faktor post testikular merupakan faktor gangguan yang terjadi di luar testis setelah spermatozoa keluar dari tubulus seminiferus. Gangguan ini meliputi epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, seperti congenital absence of the vas deferens, gangguan koitus dan gangguan dalam pembentukam sperma.



6.



Faktor Penyebab Menurut Kurniawan, Hendra (2020:1) faktor penyebab terjadinya infertilitas primer, yaitu : a.



Faktor non-organik 1) Usia, usia istri sangat menentukan kehamilan. Dimana, adanya hubungan terbalik antara bertambahnya usia istri dengan penurunan kemungkinan untuk mengalami kehamilan. 2) Faktor senggam, kemungkinan terjadinya kehamilan ketika pasangan suami istri melakukan senggama dengan frekuensi 2-3 kali dalam seminggu. 3) Pola hidup (alkohol, merokok, berat badan), pada perempuan, minum alkohol tidak adanya hubungannya dengan peningkatan resiko kejadian



30



infertil tetapi pada lelaki terdapat sebuah laporan bahwa minum alkohol dalamjumlah banyak dapat menurunkan kualitas sperma. Dari beberapa penelitian bahwa merokok dapat menurunkan fertilitas perempuan. Sehingga



dianjurkan



untuk



menghentikan



kebiasaan



merokok.



Perempuan dengan indeks masa tubuh >29 kg/m2 atau tergolong obesitas terbukti mengalami keterlambatan kehamilan. b. Faktor Organik Masalah vagina, masalah vagina yang memiliki kaitan erat dengan peningkatan kejadian infertilitas adalah sebagai berikut : 1) Dispareunia Ditandai dengan rasa tidak nyaman atau rasa nyeri saat melakukan senggama. 2) Vaginismus Dintandai dengan rasa nyeri saat penis akan melakukan penetrasi kedalam vagina. 3) Vaginitis Infeksi kuman seperti Klamidiatrakomatis, Nisemia gonore dan bakteri al vaginosis seringkali tidak menimbulkan gejala klinik sama sekali. 4) Masalah uterus Faktor yang memilki kaitan erat dengan kejadian infertilitas adalah serviks, kavumuteri dan korpusuteri.



31



7.



Penatalaksanaan Infertilitas Menurut Dewi, Hema, dkk. (2015:47), penanganan infertilitas pada prinsipnya didasarkan atas 2 hal yaitu : a)



Mengatasi faktor penyebab/etiologi



b) Meningkatkan peluang untuk hamil Penalalaksanaan tergantung pada penyebab infertilitas : a)



Air Mani yang abnormal : nasehat untuk melakukan senggama berencana pada saat-saat subur istri



b) Varikokel : varikokelektomi c)



Sumbatan va deferens : vasoepididimostomi



d) Infeksi traktus genitalis : antibiotika e)



Defisiensi gonodotropin : terapi hormon



f)



Stimulasi ovulasi Terjadinya infertilitas bukan berarti kehamilan tidak dapat terjadi sama



sekali. Pada infertilitas, kehamilan masih dapat diupayakan dengan beberapa jenis bantuan, tidak sama halnya dengan sterilitas atau kemandulan.3 Saat ini berbagai teknologi untuk membantu terjadinya kehamilan pada pasangan infertil telah diakui keberhasilannya. Teknologi tersebut sering disebut sebagai Assisted Reproductive Technology (ART) atau dalam bahasa Indonesia berarti Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Salah satu jenis TRB yang memiliki angka keberhasilan cukup tinggi yaitu In Vitro Fertilization (IVF) atau yang lebih dikenal sebagai bayi tabung. In Vitro Fertilization adalah proses yang mencakup pengambilan oosit secara langsung dari calon ibu untuk dilakukan pembuahan oleh sperma di laboratorium dan apabila pembuahan telah terjadi akan terbentuk embrio yang



32



akan dikembalikan ke dalam rahim ibu. Teknologi IVF dalam beberapa dekade terakhir telah terbukti menjadi pilihan terpercaya sebagai terapi untuk mengatasi infertilitas.5 In Vitro Fertilization telah berhasil membantu kelahiran lebih dari empat juta anak. Prosedur IVF biasanya diikuti dengan tambahan teknologi ICSI (Intracytoplasmic



Sperm



Injection).



Intracytoplasmic



Sperm



Injection



merupakan prosedur tambahan yang dilakukan dengan cara menyuntikkan sebuah sperma secara langsung ke dalam plasma ovum. Intracytoplasmic Sperm Injection sangat membantu apabila pada pasien didapatkan kualitas sperma yang sangat buruk maupun jumlah sperma yang sangat sedikit. Tingkat keberhasilan IVF bervariasi, dapat bergantung pada usia, diagnosis infertilitas, jumlah embrio yang ditransfer, penambahan teknologi lainnya seperti ICSI, riwayat kehamilan, keguguran, ataupun siklus IVF. Oleh karena itu, hasil dari prosedur IVF tidak selalu sama pada setiap siklus, karena bergantung pada faktor masing-masing individu. (Ayu, Ida Dewi. 2020:23-23)



C. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan 1.



Pengertian manajemen kebidanan Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisir melalui tindakan logika dalam memberi pelayanan.



33



2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut Helen Varney Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7 langkah menurut (Gusti Nella, 2019:74)yaitu : a. Pengkajian Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang, pemeriksaan laboratorium.Semua data tersebut di atas harus memberikan informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan menggambarkan kondisi ibu yang sebenarnya. b. Identifikasi Diagnose/Masalah Actual. Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnose dan masalah. Kata diagnose dan masalah selalu digunakan namun keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien. c.



Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor potensial yang memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan jika memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan mempersiapkan pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi.



34



d. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan klien. e.



Rencana Asuhan Kebidanan Rencana tindakan konfrehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atau masalah psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan klien. Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritis.



f.



Pelaksanaan Asuhan Kebidanan (Implementasi) Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (Implementasi) dilaksanakan oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim kesehatan lainnya berdasarkan rencana yang ditetapkan.



g. Evaluasi Asuhan Kebidanan Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah kebidanan.Pada tahap evaluasi bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.



35



3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Menurut (Gusti Nella, 2019:75), alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistemtis, didokumetasikan dalam bentuk subjektif, objektif, assesmen, planning (SOAP) yaitu : a. Data Subjektif Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama, umur, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta keluhankeluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. b. Data Objektif Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,



auskultasi,



perkusi,



serta



pemeriksaan



penunjang



seperti



pemeriksaan laboratorium. c.



Assesmen/Diagnosa Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi tersebut. Penegakan diagnose kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan ibu.



d. Planning/Perencanaan Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah pasien/klien.



36



D. Evidence Based Midwifery 1. Pengertian Evidence Based Midwifery Evidence Based Midwifery (EBM) adalah usaha meningkatakan mutu informasi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan pelayanan kesehatan, EMB membentu peraktisi untuk menghindari kelebihan informasi, tetapi pada saat yang sama mencari dan menerapkan informasi yang paling berguna (Kusumawardani & Rafhani, 2020:1) Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi (Jayanti, 2020:20).



2. Tujuan Evidence Based Midwifery Implementasi



praktik



berbasis



bukti



mempunyai



maksud



untuk



memberikan respon terbaik dan menambah derajat asuhan kebidanan. Pentingnya untuk melaksanakan sebuah Evidence Based Midwiferyyaitu cikal bakal atau merupakan kondisi utama terbentuknya bidan professional yang memerlukan strategi untuk dapat meningkatkan keahlian, keterampilan dan pengetahuan serta pemahaman yang bertahap terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan atau di masyarakat (Kusumawardani & Rafhani, 2020:3-4)



3. Manfaaat Evidence based Midwifery dalam Praktik Kebidanan Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu



37



hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan masyarakat.



4. Kategori Evidence Based Kategori Evidence Based Menurut World Health Organization (2017), Evidence based terbagi sebagai berikut: a.



Evidenve-based



Medicine



adalah



pemberian



informasi



obat-obatan



berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya. b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi kesehatan dan kedokteran di masa mendatang. c.



Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.



d. Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporan kasus yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.



5.



Sumber Evidence Based Midwifery Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD.Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang public domain. 38



BAB III TINJAUAN KASUS



FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (ANC) RS/PUSKESMAS/RB/BPS :



Pj. Ruangan



Tanggal/Pukul Pengkajian :



NOMOR RM



Mahasiswa :



Sumber Informasi Tempat Pelayanan



NIM



: √



Pembimbing :



A.



: :



Teman



Keluarga



Nakes



Sendiri



Identitas Pasien 1. Biodata ISTRI



SUAMI



Nama Klien/Ibu



: Nn. “A “



Tn. “ D “



Umur



: 33 Tahun



35 tahun



Agama



: Islam



Islam



Pendidikan



: SMA



S1



Pekerjaan



: IRT



Wiraswasta



Alamat Rumah



: Desa Sungai Itik



Desa Sungai Itik



No.Telp/ Hp



:-



-



Bahasa



: Jawa



Jawa



Penanggung Jawab Nama



:-



Pekerjaan



:-



Umur



:-



Alamat



:-



Hubungan dengan klien



:-



No.Telp/HP



:-



39



2.



Data Subjektif a.



Tujuan Kunjungan



: Ingin program hamil



b.



Keluhan



: Klien mengatakan sudah 2 tahun menikah tapi belum pernah hamil.



c.



d.



e.



Riwayat Menstruasi : 1) Menarche



: 14 Tahun



2) Lama Menstruasi



: 7 hari



3) Konsistensi



: Cair



4) Siklus



: 28 hari (teratur/tidak)



5) Dismenorhoe



: Tidak ada



6) Frekuensi Ganti Duk



: 3 x sehari



Riwayat Perkwinan 1) Perkawinan ke



:1



2) Lamanya



: 2 tahun



Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu



No Tgl/Tahun Tempat Umur Partus 1



th, kawin : 2019



Partus



Jenis



Penolong



Hamil Kelamin Persalinan



-



2 3 4 5



40



Penyulit



Anak



Keadaan



Kel/BB Sekarang



f.



Riwayat Kehamilan Sekarang 1) G : -



P :-



A:-



2) HPHT



H :-



: Tidak ada



3) Tafsiran persalinan



: Tidak ada



4) Pemeriksaan kehamilan pertama kali oleh



: Tidak ada



5) Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan



: Tidak ada



6) Gerakan janin a)



Gerakan Janin dirasakan pertama kali sejak : Tidak ada



b) Gerakan Janin dalam 24 jam terakhir



: Tidak ada



7) Tanda Bahaya a)



Perdarahan pervaginam



: Tidak ada



b) Bengkak pada wajah, tangan / kaki



: Tidak ada



c)



Demam tinggi



: Tidak ada



d) Keluarair ketuban



: Tidak ada



e)



Bayi tidak bergerak



: Tidak ada



f)



Muntah terus menerus



: Tidak ada



8) Keluhan a)



Hamil Muda



: Tidak ada



b) Hamil tua



: Tidak ada



c)



: Tidak ada



Gerakan Janin



9) Kekhawatiran - kekhawatiran khusus



: Tidak ada



10) Obat – obatan yang di konsumsi



: Tidak ada



11) Riwayat Imunisasi ✓ TT Bayi



Tanggal : Ada



✓ TT SD



Tanggal : Ada



41



g.



✓ TT Caten



Tanggal : Ada



✓ TT Hamil I



Tanggal : Tidak ada



✓ TT Hamil II



Tanggal : Tidak ada



Riwayat penyakit/operasi yang lalu : (jenis penyakit, dimana dan kapan) Tidak ada



h.



Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita penyakit Kangker



Penyakit hati



Hipertensi



Myoma



Epilepsy



Kelainan bawawan



DM



Alergi



Peny. Ginjal



Hamil kembar Lain-lain : Tidak ada



i.



j.



Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi Infertilitas



Infeksi virus



PMS



Myoma



Polip servix



Kangker kandungan



Servisitis kronis



Endometriosis



Operasi kandungan



Lain-lain : -



Riwayat Keluarga Berencana Metode KB yang pernah dipakai Komplikasi/masalah



: Tidak ada



Lama :-



42



:



-



k.



Pola Makan/minum Makan : 3-4



kali/hari



Minum : 7-8



kali/hari



Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi : Nasi, daging, ikan, tahu, tempe, susu, teh, kopi dan lain-lain (bila terdapat gangguan pada pola makan minum, hitung kuantitas/kualitas di lembar lain)



l.



Pola Eliminasi BAB : 1-2



kali/hari



BAK : 3-4



kali/hari



Kelainan/masalah yang ditemukan pada pola eliminasi :



Tidak ada



m. Pola Istirahat Tidur : 6-7 jam/hari, Tidur terakhir jam : 22:00 WIB Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat : Tidak ada n. Pola Seksualitas Frekuensi : 1x/minggu Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola seksualitas : Tidak ada m. Riwayat Psikososial Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : Tidak ada Diharapkan



Tidak diharapkan



Alasan : Social support dari : Suam



Orang tua



43



Mertua



Keluarga lain



Masalah Psikososial : Kekerasan RT



Fisik Dan lain-lain : Tidak ada



n. Perilaku Kesehatan : Penggunaan miras



:



Ada







Tidak



Penggunaan zat adiktif



:



Ada







Tidak



Merokok



: √



Ada



Tidak



Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Mememakai benda tajam Lain-lain : Membawa tumbuh-tumbuhan



3.



Pemeriksaan Fisik a.



Keadaan umum



: Baik



b.



Kesadaran



: Composmentis



c.



Sikap tubuh



:



Lordosis Scolios



Kiposis √



Normal



d. Tanda-tanda Vital 1) TD



: 100/70 mmHg



2) Nadi



: 80 x/i



3) RR



: 20 x/i



4) Suhu



: 36 oC



Turgor



:



TB BB sebelum hamil







Baik : 168 cm



:



Tidak ada



44



Kurang



Jelek



e.



BB sekarang



: 83 kg



Kenaikan BB selama hamil



: Tidak ada



LILA



: 29 cm



Kepala 1) Keadaan Rambut •



Kebersihan



: Bersih







Ketor



: Tidak ada







Rontok



: Tidak ada







Lain-lain



: Tidak ada



f. Mata



g.



1) Sclera



: Tidak ikterus



2) Konjungtiva



: Tidak pucat



3) Penglihatan



: Jelas



4) Alat bantu



: Tidak ada



Muka 1) Hiperpigmentasi



: Tidak ada



2) Edema



: Tidak ada



3) Lain-lain



: Tidak ada



h. Mulut dan Gigi



i.



1) Bibir



: Tidak pecah-pecah



2) Gigi



: Tidak ada karies



3) Lidah



: Bersih



4) Stomatis



: Tidak ada



Telinga 1) Kelainan



: Tidak ada 45



2) Alat bantu dengar j.



: Tidak ada



Leher 1) Pembesaran kelenjar tyroid



: Tidak ada



2) Pembesaran kelenjar getah bening



: Tidak ada



3) Pembesaran vena jugularis



: Tidak ada



k. Payudara



l.



1) Pembesaran



: Simetris



2) Bengkak



: Tidak ada



3) Puting susu



: Menonjol



4) Areola mamme



: Hyperpigmentasi



5) Pengeluaran



: Tampak kolostrum



Abdomen 1)



Bekas luka operasi



: Tidak ada



2)



Pembesaran



: Tidak ada



3)



Gerakan janin



: Tidak ada



4)



Striae



: Tidak ada



5)



Linea



: Tidak ada



6)



Palpasi



:







Kelembutan



Pembesaran hati/lien



Mass Suprapubis tenderness 7)



TFU



: Tidak ada



8)



TBBJ



: Tidak ada



9)



Lain-lain



: Tidak ada



10) Auskultasi •



DJJ



: Tidak ada



46







Frekuensi



: Tidak ada







Punctum Maximum



: Tidak ada







Punggung dan pinggang



:



CVAT



Ada







Tidak ada



Nyeri Ketuk



Ada







Tidak ada



11) Ekstremitas •



Cacat



: Tidak cacat







Edema



: Tidak ada







Reflek Patela



: (+/+)







Akral



: Normal



12) Pengeluaran Pevulva Darah



Lendir



Air ketuban



Tanda-tanda PMS : Tidak ada Skene



Bartholini



Lymfe



Palpasi Pembekakan kelnjer Lain-lain : Tidak ada



4.



Pemeriksaan Penunjang a.



HCG : -



Hb: -



CT/BT:



b.



Gol. Darah



: Tidak ada



Tempat/tgl : -



Lain-lain



: Tidak ada



Urine



: Tidak ada



Lain-lain



: Tidak ada



d.



CTG



:



e.



Ro



: Tidak ada



c.



-



Ht :-



USG : Teradapat tumor adnexa



47



B. Interprestasi Data Pasangan usia subur Ny. T Usia 33 tahun dan Tn. D Usia 35 Tahun perencanaan kehamilan dengan infertilitas primer. C. Identefikasi Diagnosa dan masalah Potensial Tidak ada D. Identifikasi Tindakan Segera dan atau Kolaborasi Tidak Ada E. Rencana Asuhan Menyeluruh 1.



Lakukan Pemeriksaan TTV dan menjelaskan hasil pemeriksaan



2.



Menganjurkan kepada suami untuk berhenti merokok



3.



Menganjurkan klien untuk menjaga personal hygien saat terjadi keputihan



4.



Menganjurkan berhubungan suami istri 2-3x seminggu atau sesering mungkin



5.



Menganjurkan pola hidup sehat dengan makan-makan bergizi



6.



Menganjurkan makan-makanan tinggi asam folat



7.



Menganjurkan menghindari makan-makan instan dan siap saji



8.



Menganjurkan pola hidup sehat dengan olah raga rutin 3x seminggu



9.



Menganjurkan mengurangi berat badan pada pada ibu yang obesitas



10. Pemberian obat dan vitamin Suami Biosan dan Oligocare dan Istri Folic Acid dan Ovacare sesuai dengan anjuran dokter



F. PelaksanaanTindakan Asuhan Kebidanan 1.



Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien bahwa secara umum keadaan ibu baik-baik saja, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal dan terdapat tumor adnexa di rahim ibu. Rasionalisasi: Dengan mengetahui kondisinya dalam keadaan baik akan



48



membuat psikologis pasangan tenang dan tidak khawatir



sehingga



keadaannya tetap dalam keadaan baik. Tumor adnexa tidak bergejala dapat dilakukan observasi, dan hanya dilakukan operasi apabila terjadi pertumbuhan atau kemudian menimbulkan gejala pada penderitanya. Tumor adnexa yang terdapat di tuba falopi dan mengganggu jalannya sperma bertemu sel telur, akan mengakibatkan pembuahan sulit terjadi. Tetapi ibu tidak perlu khawatir karna wanita memiliki 2 saluran telur dan indung telur. 2.



Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan suami dan istri serta bahaya dari kandungan zat-zat adiktif dan karsinogenik dari rokok yang dapat mengurangi kualitas sperma, membahayakan kehamilan bilasaat hamil terpapar asa prokok. Serta menganjurkan catin laki-laki untuk mulai mengurangi rokok, serta menyarankan merokok di luar rumah sehingga keluarga terhindar dari paparan asap rokok Rasionalisasi: Agar suami termotivasi berhenti merokok karena bukan hanya berdampak pada dirinya akan tetapi berdampak pada keluarganya dan pasangan mengetahui informasi mengenai bahaya merokok.



3.



Menjelaskan kepada ibu bahwa keputihan yang dialami merupakan keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk sering mengganti celana dalam, menggunakan celana dalam dengan bahan yang gampang menyerap keringat seperti berbahan cutton, tidak perlu menggunakan cairan pembersih genitalia untuk menjaga tingkat keasaman normal vagina dan tidak perlu menggunakan pantyliner untuk mencegah agar vagina tidak lembab. Rasionalisasi: Agar ibu mengerti personal hygiene, khususnya kebersihan daerah kewanitaan dimana organ wanita yang bersih dan sehat dapat menimbulkan rasa percaya diri, rasa nyaman, sekaligus perlindungan dari



49



berbagai penyakit yang masuk di area kewanitaan, pemakaian sabun pembersih vagina menganggu keseimbangan alami bakteri dalam organ vagina atau yang biasa disebut vagina flora dan penggunaan pantyliner tidak didesain untuk menyerap dan mengalirkan udara seperti yang dilakukan oleh celana dalam. 4.



Menganjurkan berhubungan suami istri 2-3x seminggu atau sesering mungkin Rasionalisasi : Berhubungan suami istri 2-3 x seminggu itu normal untuk bisa cepat hamil, bagi pasangan yang subur, baik pria dan wanitanya dan tidak punya masalah kesehatan reproduksi.



5.



Menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan bergizi seimbang untuk persiapan kehamilan sehat pada ibu dengan cara mencukupi kebutuhan energi, karbohidrat yaitu beras, jagung, sagu, dan umbi-umbian, protein yaitu telur, daging, ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe, asam folat yaitu dari sayuran hijau, zat besi yaitu telur, hati daging, buah-buahan, Vitamin A yaitu hati, susu dan lainnya, Vitamin D yaitu ikan, hati dan sinar matahari pagi, Vitamin E yaitu tauge, gandum dan lain-lain dan Vitamin C jambu biji, jeruk, mangga dan buah-buahan lainnya Rasionalisasi: Sebaiknya wanita sudah mempersiapkan tubuhnya sejak masih dalam tahap perencanaan untuk hamil, tidak hanya menyehatkan, berbagai jenis makanan tersebut juga membantu calon ibu mempersiapkan diri dalam menghadapi kehamilan sehat supaya saat hamil, wanita sudah siap memenuhi gizi yang dibutuhkan tubuh dan janinnya.



6.



Menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan mengandung asam folat seperti pada sayuran berwarna hijautua atau minuman susu yang terdapat kandungan asam folat, meminum suplemen asam folat 0,4 mg dan



50



tablet setiaphari minimal 1 bulansebelummenikah dan tablet fe 1x seminggu sekali dan setaip hari selama masa haid dan untuk persiapan kehamilan. Rasionalisasi: Kebutuhan penting pada masa kehamilan dan membantu mencegah cacat lahir pada bagian otak dan sumsum tulang belakang pada bayi, sehingga tercapai kehamilan yang optimal dan sehat. 7.



Menganjurkan klien untuk mengurangi konsumsi makanan instant seperti mie instan atau pun makanan siap saji lainnya. Rasionalisasi : Konsumsi mananan instant selain nilai gizi yang kurang dan banyak bahan pengawet. Mengkomsumsi makanan instant dan siap saji dikatagorikan masih aman apabila dikomsumsi dengan sewajarnya tidak terlalu sering dan berlebihan, kerena bagi para calon ibu hamil asupan nutrisi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan calon bayi.



8.



Menganjurkan untuk olahraga rutin 2-3 kali/seminggu dengan lama 30 menit Rasionalisasi : Selain baik untuk menjaga kebugaran tubuh, olahraga juga penting dilakukan jika ingin memiliki momongan. Olahraga rutin



dapat



meningkatkan kesuburan, melancarkan proses ovulasi dan menstruasi, serta mempersiapkan tubuh untuk menyambut kehamilan dan persalinan nantinya. 9.



Menganjurkan mengurangi berat badan pada pada ibu yang obesitas Rasionalisasi : IMT ibu 29 kg/m2 atau masuk katagori obesitas >27,0 atau kelebihan BB tingkat berat. Wanita yang memiliki berat badan berlebih atau justru kurang dari normal cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil. Berat badan ideal dan kadar lemak yang berimbang diperlukan untuk mempermudah terjadinya kehamilan. Berat badan mempengaruhi kesuburan melalui kadar hormon. Hormon memiliki peran penting pada semua proses sel



51



telur, pembuahan sel sperma, hingga perkembangan hasil pembuahan menjadi janin di rahim. 10. Pemberian obat dan vitamin Suami Biosan dan Oligocare dan Istri Folic Acid dan Ovacare sesuai anjuran dokter Rasionalisasi : Vitamin untuk suami yaitu Biosan tablet merupakan herbal yang mengandung ektrak Tribulus Terrestris. Herbal ini digunakan untuk membantu memelihara stamina dan Oligocare merupakan suplemen penunjang untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien untuk mendukung kesehatan tubuh pria. Vitamin untuk istri yaitu Folic Acid merupakan suplemen yang digunakan pada wanita yang merancang kehamilan dan selama 12 minggu pertama kehamilan dan Ovacere adalah nutrisi yang mengandung asam amino, vitamin, dan berbagai mikronutrien di berikan untuk membantu memenuhi kekurangan nutrisi sebelum konsepsi.



F. Evaluasi 1.



Klien dan suami mengerti dengan penjelasan yang diberikan.



2.



Suami mengerti dengan penjelasan yang diberikan untuk berhenti merokok



3.



Klien mengerti dan bersedia melakukan yang di sampaikan bidan untuk selalu menjaga personal hygine



4.



Klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di sampaikan



5.



Klien dan suami bersedia menjaga pola hidup sehat dengan makan-makan bergizi seimbang



6.



Klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di sampaikan



7.



Klien dan suami mengerti dan bersedia mengurangi makan-makan istan dan siap saji



52



8.



Klien dan suami mengerti penjelasan yang diberiakan



9.



Klien mengerti dan bersedia menurunkan berat badan untuk mendapatkan berat badan ideal



10. Klien dan suami mengerti dengan penjelasan yang disampaikan



53



FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA



I.



Identitas Keluarga Nama Kepala Keluarga



: Tn. D



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Usia



: 35 tahun



Agama



: Islam



Suku Bangsa



: Indonesia



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Wiraswasta



Penghasilan Perbulan



: > 1 juta



Status Pernikahan



: (M), usia menikah suami: 33 th, istri: 31 th



Alamat



: Desa Sungai Itik, Kec. Sadu



II. Anggota Keluarga No Nama 1



Ny. A



Tgl Lahir 21-071989



L/P



Hub. Keluarga Istri



P



III. Status Kesehatan Keluarga 1 Tahun Terakhir No Nama Tgl Lahir L/P 1



Tn. D



2



Ny. A



12-011987 21-071989



Pendidikan



Pekerjaan



SMA



IRT



L



Penyakit yang sedang/ pernah diderita Tidak ada



Wiraswasta



P



Tidak ada



IRT



IV. Kematian anggota keluarga (dalam 1 tahun terakhir) No Nama Tgl Lahir L/P Penyebab kematian



Pekerjaan



Pekerjaan



V. Ibu Hamil 1. Apakah ibu saat ini sedang hamil ?  Ya (jika ya lanjut ke pertanyaan no 2 )  Tidak 2. Riwayat kehamilan sekarang G…..P…..A…..H



HPHT : …....TP: ………



54



Usia kehamilan : ….. ..



minggu



TB : ..… m



BB : … Kg



BB sebelum hamil : … ….Kg



TD : … …mmHg



N : … x/i



S : …0C



RR : …. x/i



TFU : ….



Edema : ……



Hb : ….gr% LILA :



cm



3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : Kehamilan



Persalinan



Bayi



Laktasi



Tempat N o



Tgl/t h lahir



Usia



Komplika



Kehamila



si



n



kehamilan



dan penolon g pesalina



Komplika



P



B



J



Keadaa



B



B



K



n



P



E



R



si persalinan



ASI



Lama



Eksklus



pemberia



if



n ASI



n B



E



L



U



M



N



A



4. Apakah ibu melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC)  Ya, berapa kali …



 Tidak periksa



5. Alasan tidak melakukan ANC  Transportasi sulit



 Sosial ekonomi



 Sosial budaya



 Lain-lain, sebutkan ………..



6. Kepada siapa ibu memeriksakan kehamilannya  Bidan



 Dukun



 Dokter



 Lain-lain, sebutkan ………..



 Perawat 7. Dimana tempat ibu memeriksakan kehamilan  RS



 Posyandu



 Puskesmas



 Dokter



 Polindes



 Bidan



8. Apakah ibu mempunyai KMS/Buku KIA  Ya



 Tidak



9. Imunisasi TT  Ada, TT Caten:



TT 1 tanggal : TT II tanggal :



Tempat : RS/PKM/RB,BPM/Posyandu/Poskesdes  Tidak ada, alasan :……………. 10. Diet/makanan sehari-hari : 3-4 kali/hari



55



 Lain-lain, sebutkan….



H



Menu makanan ibu selama hamil :  Nasi putih



 Hewani



 Lauk pauk



 Nabati



 Sayuran



 Buah



 Susu  Makanan selingan lainnya, sebutkan ......... 11. Cara pengolahan makanan (sayuran)  Dipotong baru dicuci



 Dicuci baru dipotong



12. Perubahan pola makanan selama hamil :  Ada, sebutkan:



 Tidak ada



13. Pemasukan cairan/minuman per hari :  < 8 gelas/hari



 8-10 gelas/hari



 > 10 gelas/hari



14. Apakah ada pantangan makanan selama hamil :  Ada, sebutkan



 Tidak ada



15. Apakah ibu melakukan senam hamil setelah usia kehamilan 28 minggu?  Ya, dimana



 Puskesmas



 Di rumah sendiri



 Di rumah bidan  Tidak 16. Apakah ibu melakukan perawatan payudara  Ya



 Tidak



17. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita  Jantung



 Hepatitis



 Campak



 Hypertensi



 Anemia



 lain-lain, sebutkan



 DM



 PHS/HIV/AIDS



18. Apakah ibu mendapat obat penambah darah (Fe) selama kehamilan  Ya, konsumi dengan benar  Ya, tidak dimakan



 Tidak pernah



19. Apakah ibu ada mengkonsumsi obat lain selama kehamilan  Ada, sebutkan:



 Tidak ada



20. Perilaku kesehatan  Penggunaan alkohol



 Ada, kapan



 Tidak pernah



 Jamu/obat yang sering digunakan:  Ada, sebutkan  Tidak ada  Merokok :



 Ada, berapa banyak



 Tidak ada



 Ganti pakaian dalam



 Ada, berapa kali



 Tidak, alasan



 Ganti pakaian sehari-hari



 Ada, berapa kali



 Tidak, alasan : …………..



21. Rencana penolong persalinan  Bidan



 Dukun



 Dokter



 Lain-lain, sebutkan…..



 Perawat



56



22. Rencana tempat persalinan  RS



 PKM



 POLINDES



 BPM



 RB



 Rumah sendiri



VI. Ibu Bersalin dan Nifas (sampai dengan 40 hari) 1. Tanggal persalinan : ……… Jam persalinan : ……… Nifas hari ke : ……... 2. Jenis persalinan :  Spontan



 Vakum



 Forceps



 Sectio Sesaria



 Perawat



 Dukun



 Lain-lain, sebutkan……..



3. Penolong persalinan :  Dokter



4. Penyulit persalinan dan nifas : ………….  Ada, sebutkan : ………….. 5. Keluhan



 Tidak ada



: …………



6. Pemeriksaan fisik :  TD : …..mmHg



 S : …C



 N : … x/i



 Ada, keadaan



 Tidak ada



 P : ….x/i



 Lochea : ………..  Jahitan perineum :



7. Apakah ibu memeriksakan diri selama nifas/dikunjungi oleh Nakes  Ya, Beberapa kali



Kapan :



Dimana:



Oleh :



 Tidak 8. Apakah ibu mendapat obat-obatan selama nifas  Ya, jenis ………………….



 Tidak



9. Konsumsi vitamin A nifas  Ya



 Tidak



10. Kapan ibu melakukan hubungan intim dengan suami setelah melahirkan?  < 40 hari



 Setelah 40 hari



11. Apa saja menu makanan ibu setelah melahirkan  Nasi putih



 Hewani



 Lauk pauk



 Nabati



 Sayuran



 Buah



 Susu



 Makanan selingan lainnya



12. Apakah ibu ada minum jamu setelah melahirkan  Ya, sebutkan jenisnya : …………



Tujuan : ……………



 Tidak, alasan 13. Apakah ibu melakukan senam nifas  Ya, dimana : ……..  Tidak 14. Apakah ibu melakukan vulva hygiene, bagaimana melakukan vulva hygiene?  Ya



 Tidak



15. Apakah ibu melakukan perawatan payudara selama masa nifas  Ya



 Tidak



57



16. Bagaimana cara ibu mandi segera setelah melahirkan  Mandi keramas dengan air hangat-hangat kuku  Mandi keramas dengan air biasa  Mandi dengan air biasa  Tidak mandi  Dan lain-lain, sebutkan ...... 17. Apakah ibu sudah merencanakan untuk ber KB dan sudah menentukan Metode KB apa?  Belum



 Sudah



Jenis Kontrasepsi:  Pil



Kondom



Suntik Implant



AKDR



 Kontap  MAL



18. Apakah ada mitos-mitos yang masih berlaku di masyarakat tentang masa nifas?  Ada, sebutkan : …………  Tidak ada VII. Buteki (≤ 2 tahun) 1. Apakah ibu menyusui segera setelah bayi lahir  Diberikan



 Tidak diberikan



2. Apakah ASI yang pertama kali keluar diberikan pada bayi  Diberikan



 Tidak diberikan



3. Apakah ibu memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan/PASI ?  Ya



 Tidak, alasan



4. Rencana ibu memberikan ASI Ekslusif  < 6 bulan



 6 bulan



5. Apakah ibu mempunyai masalah dalam menyusui  Ya, sebutkan : ……….



 Tidak



6. Apa usaha ibu untuk memperbanyak ASI  Minum jamu, sebutkan : ………..



 Lain-lain, sebutkan



 Memperbanyak makan sayur 7. Kapan ibu merencanakan untuk menyapih/memberhentikan anak menyusu (tidak diberikan ASI)  < 2 tahun



 2 tahun



 > 2 tahun



VIII. Kesehatan akseptor KB 1. Apakah ibu menjadi akseptor KB?  Ya, jenis alat kontrasepsi yang digunakan : …………….. sejak : ………..  Tidak, alasan : ……………. 2. Efek samping selama menggunakan alat kontrasepsi :  Ada, sebutkan : ………….



Pengobatan : ……………



 Tidak ada



58



3. Dimana mendapatkan pelayanan KB  Dokter



 RB



 Polindes



 Pustu



 BPM



 Puskemas



 Dan lain-lain, sebutkan ......



IX. Bayi (Umur 0-12 bulan) 1. Usia kehamilan ibu saat bayi dilahirkan  28-36 minggu



 37-42 minggu



 > 42 minggu



2. Berat badan lahir  < 2500 gr



 > 4000 gr



 2500-4000 gr



 Tidak ditimbang



3. Keadaan bayi waktu lahir  Segera menangis



 Tidak segera menangis



4. Kepemilikan KMS  Ya, terisi lengkap



 Ya, tidak terisi lengkap



 Ya, tidak terisi



 Tidak punya



5. Keadaan gizi bayi dilihat dari KMS  BGM



 Pada garis kuning



 Pada garis hijau



6. Apakah pernah kunjungan ke posyandu  Ya, teratur



 Ya, tidak teratur



 Tidak, alasan :



7. Bayi mendapat vitamin A (umur 6-12 bulan)  Tidak, alasan : ……..



 Ya  Februari



Pada bulan :



 Agustus



8. Status imunisasi bayi : Jenis Imunisasi BCG



Tanggal Pemberian



Usia Pemberian



Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 DPT 1 DPT 2 DPT 3 Campak Hepatitis B0 Hepatitis B1 Hepatitis B2 Hepatitis B3



59



Tempat Pemberian



Keterangan



Lain-lain  Bila tidak diimunisasi, alasan : ……………  Bila tidak lengkap, alasan



: ……………



9. Jika anak ibu perempuan apakah disunat  Ya, oleh siapa :……………



Apanya yang disunat :……………



 Tidak, alasan : …………... X. Balita (umur >1 sampai 5 tahun) 1. Kepemilikan KMS  Ya, terisi lengkap



 Ya, tidak terisi lengkap



 Ya, tidak terisi



 Tidak punya



2. Keadaan gizi balita dilihat dari KMS  BGM



 Pada garis kuning



 Pada garis hijau



3. Apakah balita mendapat vitamin A  Tidak, alasan : ……..



 Ya  Februari



Pada bulan :



 Agustus



4. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita  Kejang-kejang



 Campak



 Malaria



 Diare



 DBD



 Lain-lain



5. Status imunisasi Balita Jenis Imunisasi BCG



Tanggal Pemberian



Usia Pemberian



Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 DPT 1 DPT 2 DPT 3 Campak Hepatitis B1 Hepatitis B2 Hepatitis B3 Lain-lain  Bila tidak diimunisasi, alasan  Bila tidak lengkap, alasan



: …………… : ……………



XI. Remaja Putri (umur 10-19 tahun)



60



Tempat Pemberian



Keterangan



1. Apakah remaja putri pernah memeriksakan diri untuk kesehatannya  Pernah, dimana : ………..



Dan apa jenis pemeriksaannya : ………….



 Tidak pernah, alasan : ………….. 2. Apakah remaja putri pernah cek HB  Pernah, kapan : ……….



HB: …….gr%



 Tidak pernah 3. Kapan mendapat haid pertama  Belum



 < 10 thn



 10-18 thn



 > 18 thn



4. Jika sedang haid memakai pembalut apa : ……….  Berapa kali ganti pembalut : …… x/hari  Siklus : Teratur/Tidak teratur



Lamanya berapa hari :



hari



5. Adakah keluhan organ reproduksi eksterna dan interna :  Ada, sebutkan :



 Tidak ada



6. Pemanfaatan waktu luang :  Membaca



 Olah raga



 Pengajian



 Lain-lain



7. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita remaja putri  Keputihan



 Dismenore



 Lain-lain



8. Pernahkan mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi  Pernah, tentang : ………..



 Tidak pernah



9. Sebagai remaja putri apakah anda pernah merasa tertekan dengan norma yang berlaku  Ada, sebutkan …….



 Tidak ada



10. Pernahkah anda melakukan hubungan seksual sebelum menikah?  Pernah



 Tidak pernah



11. Pernahkah anda mendengar tentang HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainnya?  Pernah, dari mana : …………….



 Tidak pernah



12. Bagaimana pendapat anda tentang pernikahan dini  Setuju



 Tidak setuju



13. Kegiatan sosial yang pernah diikuti : ………………….



XII. Pra Menopause 1. Apakah ibu sudah berhenti haid :  Ya, pada usia …. tahun



 belum



2. Keluhan yang dirasakan saat ini…  Ada, sebutkan …………..



 Tidak ada



3. Apakah ibu mempunyai kegiatan/pekerjaan saat ini :  Ada, sebutkan : ………….



 Tidak



4. Kegiatan sosial yang diikuti, sebutkan ................. XIII. Kepemilikan



61



 Tidak tahu



1. Jaminan sosial kesehatan : ada Jenis : BPJS 2. Kegiatan, jaringan sosial yang diikuti : arisan (khusus tanyakan, arisan, ambulan desa, tabungan ibu bersalin, kumpulan donor darah, dan sebagainya yang berkaitan) 3. Informasi kesehatan pernah diperoleh dari :  Tahu sendiri  Petugas kesehatan  Media massa, jenis ………………………………………………… 4. Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu-waktu :  Lain-lain : (sebutkan) : …………..



 Sepeda/kendaraan bermotor  Sepeda motor  mobil XIV.



Kebiasaan kesehatan keluarga (tanyakan perilaku kesehatan yang sering dilakukan oleh



keluarga) 1. Gizi a. Frekuensi makan



: 3-4 kali sehari



b. Waktu makan



:



 Teratur c. Porsi makan



 Tidak teratur :



 1 piring penuh d. Jenis makanan



 ½ piring :



o



Makanan pokok



: nasi



o



Lauk pauk



: ayam, ikan, telur



o



Sayuran



: bayam, kangkung, wortel



o



Buah-buahan/selingan :



 ada



 Tidak ada



Jika ada sebutkan : jeruk, keripik, roti e. Cara mengolah makanan :  sayur di potong dulu baru dicuci  Sayur dicuci dulu baru dipotong Alasannya : lebih sehat f.



Variasi menu dalam seminggu



:  Tidak ada, alasan : ……….



 Ada g. Cara penyajian makanan :  Saji langsung, setelah masak



 Sisa kelebihan makanan (dibuang, dipanaskan, langsung makan) h. Makanan pantangan keluarga



:



 Ada



 Tidak ada



62



Jika ada sebutkan : ……….. Alasan : …………… i.



Makanan kesukaan keluarga



:



 Ada



 Tidak ada



Jika ada sebutkan : …….. Alasannya : ………….



j.



Kebiasaan minum, keluarga



:



 Ada



 Tidak ada



Bila ada sebutkan jenisnya : ………….. 2. Pola kebiasaan keluarga a. Pola istirahat



: Waktu istirahat



b. Rekreasi



:



o



Kesempatan untuk rekreasi



:  Ada



o



Kapan



: libur lebaran



o



Berapa kali dalam seminggu/sebulan/setahun



c. Hygiene keluarga



:6-7 jam/hari  Tidak



: 1 kali/tahun



:



o



Kebiasaan mandi



: 2 kali sehari



o



Menggunakan sabun mandi



:  Ya



o



Menggosok gigi



:  Ya, frekuensi : 2x/hari



 Tidak, alasan :



 Tidak, alasan : ………. o



Ganti pakaian



:  Ya, frekuensi : 2x/hari  Tidak, alasan : …….



o



Cuci tangan sebelum makan



:  Ya



 Tidak, alasan :



3. Tanaman obat keluarga (Toga)  Ada, letaknya : …….  Tidak, alasannya : tidak memiliki lokasi



XV. Fasilitas kesehatan/sosial yang ada di desa  Praktek dokter swasta



 Kader kesehatan  BPM



 Tabulin



 Rumah/Klinik Bersalin  Dukun urut  PUSTU  Puskesmas  Polindes



63



 Dasa wisma  Koperasi  BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim)



 Posyandu



 Karang taruna



 POD



 Dana sehat



 Dukun beranak (Paraji)



XVI.



 Ambulan desa



Kegiatan yang ada didesa  Posyandu



 Pengajian



 GSI



 Arisan



 Karang Taruna



 LKMD



 Remaja Masjid



 Lain-lain



XVII. Sarana 1. Pendidikan  PAUD



 TK



 SD



 Madrasah



 Pesantren



 Akademi/PT



2. Sarana Ibadah



:



 Mesjid/Mushola  Gereja



3. Sarana olah raga



:



 SMP



 Pura



 Wihara



 Lapangan bulu tangkis  Lapangan sepak bola  Lapangan volley Jambi, ……………..2022



Pembimbing Praktik



Pewawancara



NIP :



NIM :



64



 SLTA



KUESIONER KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Nama KK : Tn. D Nama Istri : Ny. A Alamat : Desa Sungai Itik Kec.Sadu



ASPEK KESEJAHTERAAN 1. Berapa kali rata-rata dalam satu hari Ibu makan ? a. 1 kali



b. 2 kali



c. 3 kali



d. Tidak tentu, jelaskan .....



2. Apakah ada perbedaan menu makanan yang disediakan untuk: Ayah



:



tidak



Ibu



:



tidak



Anak laki-laki: tidak Anak perempuan: tidak 3. Dalam 1 hari berapa kali ibu berganti pakaian............? a.



1 kali,



b. 2 kali



c. 3 kali



d. Tidak tentu,jelaskan...



4. Apakah ibu memiliki waktu istirahat yang cukup setiap harinya ? a. Ya, kapan waktu istirahatnya : siang dan malam hari b. Tidak, jelaskan kenapa ……………………………….. 5. Apakah ibu memiliki penghasilan sendiri ?,  Ya, Jika ya, berapa penghasilan ibu sebulannya? a. < 500,000.- b. 500,000 – 1.000,000. c. 1 juta – 2.000,000. d.> 2 juta  Tidak 6. Jika tidak memiliki penghasilan sendiri, Apakah penghasilan suami diserahkan sepenuhnya kepada Ibu untuk mengelolanya? a. Ya, berapa rata-rata sebulan : 1-4 jt b. Tidak, jelaskan …......................................... 7. Dari penghasilan keluarga, apakah ibu sudah mengalokasikan dana untuk kepentingan pemeliharaan kesehatan Ibu ? a. Sudah, berapa rata-rata per bulannya : 500.000 b. Belum, mengapa ...................................... 8. Apakah Ibu memiliki persiapan dana untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan ? a. Sudah, berapa dana yang telah dipersiapkan 8.000.000 b. Belum, mengapa .............................................................



65



9. Apakah pada saat ibu menyusui bayi ada alokasi dana khusus untuk keperluan ibu? a. Ada, untuk keperluan apa saja, jelaskan................................ b. Tidak, alasan: Belum memiliki anak 4. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan oleh suami atau keluarga ? a. Ya, dalam bentuk apa : mengikuti kegiatan desa b. Tidak, mengapa ........................................................................ 5. Apakah ibu pernah mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk fisik, seperti; ditampar, dipukul, ditendang, dianiaya oleh suami ? a. Ya, apa alasannya suami............................................................................. b. Tidak. 6. Apakah ibu pernah mengalami tindakan kekerasan psikis, seperti; dihina, disudutkan atau dilecehkan oleh suami ? a. Ya, apa alasan suami............................................................................. b. Tidak. 7. Apakah ibu pernah mengalami tindakan kekerasan sosial, seperti; dilarang bergaul dengan tetangga, dilarang mengikuti kegiatan di masyarakat oleh suami ? a. Ya, apa alasan suami............................................................................. b. Tidak



B. AKSES 1. Apakah ibu mengetahui dimana saja tempat pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi setiap saat ? a.



Ya, jelaskan: puskesmas, pustu, polindes, praktik dokter, BPM



b. Tidak, jelaskan ........................................................... 2. Dimanakah ibu memeriksakan kesehatan jika sakit ? a. Bidan



b. Puskesmas



c. Rumah Sakit



d. Lainnya, sebutkan .......................



3. Berapa jauh tempat pelayanan kesehatan dengan tempat tinggal ibu ? a. < 1 km



b. 1 – 5 km



c. 5 – 10 km



d. > 10 km



4. Apakah tenaga kesehatan, misalnya Bidan desa selalu ada ditempat dan dapat dengan mudah ditemui oleh Ibu ? a. Ya, jelaskan : bidan desa selalu siaga b. Tidak, jelaskan ........................................... 5. Apakah saat mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dilayani dengan baik dan ramah oleh petugas kesehatan ? a. Ya b. Tidak 6. Apakah biaya pelayanan kesehatan yang ada di tempat ibu terjangku dengan kondisi keuangan keluarga ?



66



a. Ya b. Tidak 7. Apakah pelayanan KB yang ada cukup lengkap sesuai dengan pilihan Ibu ? a. Ya, jelaskan ........................................................ b. Tidak, jelaskan ........................ 8. Apakah harga kontransepsi yang ada terjangkau oleh kondisi keuangan Ibu ? a. Ya, jelaskan ........................................ b. Tidak, jelaskan ....................... 9. Apakah ibu memiliki jamban keluarga sendiri ? a. Ya, jelaskan : jamban leher angsa b. Tidak, mengapa ................... 10. Apakah ibu dan keluarga telah memiliki tempat tinggal/rumah sendiri ? a. Ya, jelaskan sejak kapan : awal menikah b. Tidak, jelaskan ............................................. 11. Apakah ibu memiliki ruang/kamar tempat istirahat sendiri bersama suami ? a. Ya b. Tidak, jelaskan ............................ 12. Apakah ibu memiliki tabungan sendiri ? a. Ya, jelaskan untuk apa ....................................... b. Tidak, jelaskan mengapa : karena sudah memiliki tabungan keluarga 13. Apakah ibu dapat dengan mudah memperoleh pinjaman kredit untuk peningkatan ekonomi dari pemerintah ? a. Ya, jelaskan ................................................... b. Tidak, jelaskan : belum pernah 14. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah ? a. Ya, jelaskan ........................................... b. Tidak, jelaskan ...................................... 15. Apakah ditempat ibu ada fasilitas sosial yang dapat digunakan untuk tempat berkumpul kaum perempuan ? a. Ya, jelaskan : aula kantor camat b. Tidak jelaskan,.................................. C. KESADARAN KRITIS 1. Apakah ibu mengetahui tentang adanya hak-hak perempuan atau isteri ? a. Ya, sebutkan contohnya: nafkah menuntut ilmu, hak mengeluarkan pendapat b. Tidak, jelaskan mengapa ............................................................. 2. Apakah ibu tahu tentang hak-hak kesehatan reproduksi ?



67



a. Ya, sebutkan contohnya: mengambil keputusan atas kesehatannya b. Tidak, jelaskan mengapa ............................................................. 3. Apakah ibu masih percaya bahwa kodrat perempuan adalah disekitar sumur, kasur dan dapur ? a. Ya, jelaskan alasannya .......................................................... b. Tidak, mengapa : karena kodrat wanita yaitu menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui 4. Apakah ibu percaya bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk laki- laki? a. Ya b. Tidak 5. Apakah ibu percaya jika tidak mau melayani suami dalam berhubungan intim akan dikutuk oleh malaikat sampai subuh ? a. Ya b. Tidak 6. Apakah ibu percaya untuk menghentikan kehamilan dapat dilakukan dengan minum air tape, minum sprit, atau melompat-lompat setelah berhubungan suami-isteri ? a. Ya b. Tidak 7. Apakah ibu mengetahui bahwa setiap jenis alat KB punya efek samping? a. Ya, jelaskan salah satu contohnya : menstruasi tidak teratur b. Tidak, mengapa .............................................................................. 8. Apakah ibu mengetahui kapan waktunya melakukan kontrol terhadap kehamilan ? a. Ya, jelaskan kapan saatnya ............................................................. b. Tidak, mengapa : belum pernah hamil 9. Apakah ibu masih percaya terhadap mitos-mitos atau pantangan- pantangan yang harus dihindari saat sedang hamil ? a. Ya, jelaskan contohnya ............................... b. Tidak, mengapa belum pernah hamil 10. Apakah ibu masih percaya, jika seorang ibu meninggal karena melahirkan disebut mati sahid ? a. Ya, jelas mengapa : sering mendengar b. Tidak, mengapa ........................................ D. PARTISIPASI 1. Apakah ibu selalu diajak berdiskusi oleh suami dalam pengambilan keputusan di keluarga ? a. Ya, sebutkan contohnya: diskusi sebelum membeli sepeda motor b. Tidak, mengapa ................................................................. 2. Apakah ibu diberikan kesempatan oleh suami untuk mengikuti kegiatan diluar rumah? a. Ya, alasannya agar tidak bosan dan bisa bergaul b. Tidak, alasannya .......................................................... 3. Apakah pendapat atau saran ibu selalu diterima atau didengar oleh suami ? a. Ya, b. Tidak,



68



4. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk memutuskan hamil atau tidak hamil dan jumlah anak dalam keluarga ? a. Ya, alasannya: karena ibu berhak mengeluarkan pendapat b. Tidak, alasannya .............................................................. 5. Apakah ibu selalu dilibatkan dalam kegiatan sosial di masyarakat, seperti PKK, Posyandu ? a. Ya, b. Tidak, 6. Apakah ibu selalu diberikan kesempatan untuk mengajukan pendapat atau saran-saran pada setiap kegiatan di masyarakat ? a. Ya, b. Tidak, alasannya ................................................................ 7. Apakah ibu mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada bidan atau dokter/nakes lainnya saat memperoleh pelayanan kesehatan ? a. Ya, contohnya b. Tidak, alasannya................................................................ 8. Apakah bidan atau dokter/nakes lainnya menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan yang ibu sampaikan ? a. Ya b. Tidak, alasannya .................................................................... 9. Pernahkah ibu diundang untuk ikut serta membahas kebijakan pembangunan di desa Ibu ? a. Ya b. Tidak 10. Apakah ibu mendapatkan kesempatan untuk berpendapat ? a. Ya, b. Tidak, alasan .......................................................... E. KONTROL 1. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menentukan keputusan hamil, tidak hamil dan menentukan berapa jumlah anak yang diinginkan di keluarga ? a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat b. Tidak, alasannya .............................. 2. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menentukan pilihan ber KB atau tidak? b. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat c. Tidak, alasannya .................................................... 3.



Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur hak-hak kesehatan reproduksi ibu sendiri ? a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat b. Tidak, alasannya .........................................................



4. Apakah ibu memiliki kuasa menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan intim ketika ibu tidak siap ? a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat



69



b. Tidak, alasanya.......................................................... 5. Apakah ibu memiliki kuasa untuk memilih sendiri pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan ke bidan atau ke dokter ? a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat b. Tidak, alasannya .................................................. 6. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur pengelolaan penghasilan keluarga ? a. Ya, alasannya karena ibu yang mengatur keuangan keluarga b. Tidak, alasannya ........................................................ 7. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur penghasilan ibu sendiri ? a. Ya b. Tidak 8. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengontrol kebijakan pembangunan di desa ibu yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan ? a. Ya b. Tidak 9. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menolak kebijakan pembangunan yang akan merugikan kaum perempuan ? a. Ya b. Tidak Jambi, Pembimbing Praktik



2020



Pewawancara



NIP :



NIM :



70



BAB IV PEMBAHASAN



Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan komprehensi pada masa pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat. 1. Asuhan kebidanan dengan 7 langkah Varney Pengumpulan data dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan. A. Langkah I (Pengkajian Data) Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien, riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik secaralengkap sesuai dengan kebutuhan, meninjau



catatan



terbaru



atau



catatan



sebelumnya,



meninjau



data



laboratorium.Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Pada langkah ini, bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap. (Mangkuji, dkk 2014:5) Pada tanggal 9 januari 2022 pukul 09:30 WIB datang ingin program kehamilan, klien mengatakan sudah 2 tahun menikah tapi belum pernah hamil. Klien tidak memiliki penaykit dari keluarga sepeti kangker, penyakit hati, hipertensi, myoma, epilepsi, kelainan bawaan, DM, alergi, penyakit ginjal dan



71



hamil kembar. Dan klien tidak memiliki riwayat yang bergubungan dengan masalah kesehatan reproduksi seperti Infeksi virus, PMS, myoma, polip servix, kangker kandungan, servisitis kronis dan endometrium. Klien mengatakan makan 3-4 x/hari dan minum 7-8 gelas x/hari, jarang tidur siang dan tidur malam 6-7 jam perhari, dan pola seksualitas 1x seminggu dan perilaku kesehatan yang mempengaruhi kesehatan yaitu suami yang selalu merokok. Pada pemeriksaan fisik klien kesadaran composmentis, BB: 83 kg, TB: 168 cm, pemeriksaan TTV TD: 100/70mmHg, N: 80x/menit, P:21x/menit S:36ᵒC, IMT 29 kg/m2 dan LILA 29 cm. Sikap tubuh normal, keadaan rambut bersih, tidak kotor dan tidak rontok, keadaan mata sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat dan penglihatan jelas, keadaan muka hiperpigmrntasi tidak ada dan edema tidak ada, keadaan mulut dan gigi bibir tidak pecah-pecah, tidak ada kries, lidah bersih dan stomatitis tidak ada, keadaan telinga kelainan tidak ada alat bantu pendengaran tidak ada, keadaan leher kelenjer tyroid, getah bening dan jugularis tidak ada, keadaan payudara, pembesaran simetris, bengkak tidak ada, puting susu menonjol, areola mamae hyperpigmentasi dan pengeluaran tampak colostrum dan keadaan abdomen bekas luka operasi tidak ada, ekstremitas tidak cacat, pengeluaran pevulva tidak ada dan pemeriksaan USG terdapat tumor adnexa pada tuba fallopi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infertilitas adalah umur,stres, merokok, masalah kesehatan yang menyebabkan perubahan hormon, masalah ovulasi. Beberapa tanda-tanda bahwa wanita tidak berovulasi biasanya mencakup tidak teratur atau tidak adanya menstruasi yang disebabkan oleh beberapa hal seperti Polycystic Ovarium Syndrome (PCOS) yaitu masalah



72



ketidaksinambungan hormon yang dapat mengganggu ovulasi normal, dan adanya hambatan pada saluran tuba karena penyakit radang panggul, endometriosis, atau operasi pengangkatan kehamilan ektopik. (Susilawati, Dewi. 2019: 3) Bahaya yang di timbulkan dari merokok dapat mengurangi kualitas sperma, dapat terjangkit penyakit jantung koroner, asma, bronchitis, stroke, terganggunya pertumbuhan janin bagi ibu yang sedang hamil sehingga bayi lahir prematur. (Sulung Neila, 2021:20) Kehadiran anak memberi dampak psikologis yang positif dalam kehidupan pernikahan. Kehadiran anak merupakan pencapaian bagi pasangan yang telah menikah, karena kehadiran anak merupakan pelengkap kehidupan pernikahan. Namun sayangnya, tidak semua pasangan dapat segera memiliki anak setelah menikah. Hal ini disebabkan karena kondisi infertilitas (Widiawati, Diah. 2021:64) Orangtua yang memiliki anak akan merasa bahagia karena melihat anak yang beranjak dewasa, anak akan merawat orangtuanya, membentuk anak sesuai keinginan orangtua, merasa dicintai dan menjadi teman terbaik bagi orangtua. Hal positif yang diperoleh pasangan atas kehadiran anak dalam pernikahannya, diantaranya anak memberikan kasih sayang kepada orangtua, orangtua memperoleh kesenangan dengan melihat perkembangan anak, anak memberikan kebahagiaan, anak melengkapi status pasangan menjadi sebuah keluarga dan anak membawa pemenuhan dan kepuasan kepada orangtua (Aquindo, Coresy. 2020:36) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widiawati, Diah. 2021:64) Kondisi infertilitas memiliki pengaruh secara psikologis. Hasil penelitian menyatakan bahwa ketika menghadapi pengalaman infertilitas, individu merasa sedih, cemas, stres pada saat menjalani intervensi medis untuk memperoleh anak



73



atau selama mengikuti program kehamilan. Perasaan tertekan atau stres yang disebabkan karena kondisi infertilitas dikenal dengan sebutan infertility related stress. Tingkat stres yang tinggi memiliki kaitan dengan lamanya waktu untuk hamil dan peningkatan risiko infertilitas. Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan komprehensif pada masa prakonsepsi tanggal 9 Januari 2022 dengan kasus infertilitas primer di dapatkan data subjektif klien ingin program kehamilan dan sudah 2 tahun menikah belum memiliki kturunanan. Hasil peemeriksaan fisik ibu memiliki IMT di atas >27,0 atau memiki kelebihan BB tingkat berat dan suami merupakan prokok aktif. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. B. Langkah II (Interprestasi Data) Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalahmenginterpretasikan semua data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau maslah.Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada nomen klatur standar diagnosis, sedangkan perihal yang berkaian dengan pengalaman klien ditemukan hasil pengkajian (Mangkuji dkk, 2014:5). Hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh menunjukkan klien dan suami ingin program kehamilan dan sudah 2 tahun menikah belum memiliki kturunanan. Hasil peemeriksaan fisik ibu memiliki IMT di atas >27,0 atau memiki kelebihan BB tingkat berat dan klien mengalami infertilitas primer. Seorang wanita memiliki berat badan yang berlebih (overweigth) atau kegemukan (obesitas), atau memiliki lemak tubuh 10-15% dari lemak tubuh



74



normal, maka wanita tersebut akan menderita gangguan pertumbuhan folikel di ovarium yang terkait dengan sebuah sindrom yaitu sindrom ovarium polikistik (SOPK). Mayoritas wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki masalah kegemukan atau obesitas dan mengalami resistensi insulin yang menyebabkan keadaan hiperandogen (kadar androgen yang tinggi) pada ovarium, dengan akibat akan menghambat perkembangan folikel dan memicu terjadinya siklus anovulatorik. (Susilawati, Dewi. 2019) Terjadinya infertilitas bukan berarti kehamilan tidak dapat terjadi sama sekali. Pada infertilitas, kehamilan masih dapat diupayakan dengan beberapa jenis bantuan, tidak sama halnya dengan sterilitas atau kemandulan. Saat ini berbagai teknologi untuk membantu terjadinya kehamilan pada pasangan infertil telah diakui keberhasilannya. Teknologi tersebut sering disebut sebagai Assisted Reproductive Technology (ART) atau dalam bahasa Indonesia berarti Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Salah satu jenis TRB yang memiliki angka keberhasilan cukup tinggi yaitu In Vitro Fertilization (IVF) atau yang lebih dikenal sebagai bayi tabung. (Ayu, Ida. 2020:24) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Susilawati, Dewi. 2019) pada kejadian infertilitas, diketahui bahwa sekitar 61% sebabnya datang dari istri dan 36% dari pihak suami. Dari istri sebabnya adalah faktor tuba 15%, ovulasi 21%, endometriosis 8%, vagina, serviks, korpus dan endometrium 8%, psikogenik 8%, serta tak terjelaskan 15-20%. Sedangkan dari suami istri sebab endrokinologik dalam infertilitas adalah sebesar 20% dan sebab immunologik cukup rendah, sekitar 2%. Sekitar 10% pasangan usia subur telah menikah menderita infertilitas primer, 10% lainnya telah mempunyai anak satu atau dua dan tidak berhasil untuk hamil lagi.



75



Berdasarkan uraian diatas maka klien dan suami ingin melakukan program dan perencanaan kehamilan sehat. Masalah yang dialami klien yang itu obesitas yang merupakan salah satu penyebab terjadinya infertilitas primer pada klien. Demikian penerapan tinjauan pustaka pada kasus klien dan suami secara garis besar tampak adanya persamaan antara teori dengan diagnosis actual yang ditegakkan sehingga memudahkan memberikan tindakan selanjutnya C. Langkah III (Identefikasi Diagnosa dan masalah Potensial) Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis danmasalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi. (Tresnawati, 2012:3-4) Penerimaan diri merupakan perilaku positif yaitu ketika individu menerima dirinya sebagai manusia. Penerimaan diri merupakan kondisi ketika seseorang sudah menerima seluruh hal yang terdapat pada dirinya, termasuk kelemahankelemahan serta kekurangan-kekurangan dan tidak menyerah kepada kelemahankelemahan dan kekurangan-kekurangan tersebut. Individu yang menerima dirinya juga merupakan individu-individu yang sehat, mampu hidup sesuai kodrat manusia dengan terdapat konflik dalam dirinya atau pada masyarakat, serta berusaha bekerja dan membenah diri menjadi lebih baik dari sebelumnya (Anggriani, Indah. 2020:11) Reaksi-reaksi stres yang dapat timbul seperti reaksi fisik, reaksi emosional, reaksi kognitif dan interpersonal. Reaksi fisik seperti susah tidur, sakit kepala, dan tekanan darah naik. Reaksi emosional seperti mudah tersinggung, cemas dan



76



moody. Reaksi kognitif seperti mudah lupa, daya konsentrasi menurun dan pikiran menjadi kacau. Reaksi interpersonal seperti curiga pada orang lain, menyalahkan orang lain dan masalah seksual dengan pasangan. Psikologis pada seorang istri yang tidak memiliki anak. Penelitian ini menyebutkan bahwa stres yang dialami oleh seorang istri yang tidak memiliki anak diantaranya denyut jantung menjadi lebih cepat, sedih, suasana hati tidak menentu, pendiam, pola tidur berubah, murung dan tidak bersemangat, malu dan bingung. Gangguan perasaan seperti sedih, merasa Tuhan tidak adil, mudah tersinggung, iri, menghindari keramaian, merasa tidak sempurna dan menyalahkan diri sendiri atau suami. (Aquindo, Coresy. 2020:36) Pada kasus pada klien dan suami adalah tidak ada masalah potensial yang akan terjadi. Pemberian aduaksi pendidikan kesehatan sangat dibutuhkahn klien dan suami agar segara mendapatkan momongan, maka di perlukan perencanaan kehamilan sehat. D. Langkah IV (Identifikasi Tindakan Segera dan atau Kolaborasi) Pada langkah ini, yang dilakukan oleh bidan adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai



dengan



kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi. (Tresnawati, 2012:3-4) Orang yang mengalami obesitas, biasanya cenderung mengkomsumsi makanan dengan kalori gula, dan lemak yang tinggi. Ketika tubuh mengkomsumsi terlalu banyak lemak maka akan muncul hormone leptin. Semakin tinggi kadar



77



leptin menjadikan leptin resisten sehingga akan mengalami gangguan leftin dan dapat mempengaruhi ketidakseimbangan kadar hormone seksual speeti liteinizing hormone dan esradiol yang merupakan hormon kesuburan wanita. (Adelia, Renny. 2019:37) Dasar trapi dan pravensi penyakit obesitas adalah memperhatikan keseimbangan antara energi yang dikomsumsi dan energi yang dipergunakan. Jadi komsumsi energi harus dikurangi dan kegiatan otot ditinggikan, agar kelebihan jaringan lemak sebagai bentuk timbunan energi menjadi kurang. Pengurangan berat badan ini harus dilakukan secara berangsur, jangan terlalu drastis, karena akan memberikan gejala-gejala sampingan yang merugikan. (Anggaraini Sri. 2015:50) Pada kasus klien dan suami tidak ada tindakan segera yang dilakukan. Menganjurkan klien untuk mengurangi berat badan, makan-makanan bergizi dan melakukan olahraga minimal 2-3 seminggu selama 30 menit. E. Langkah V (RencanaAsuhanMenyeluruh) Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisikondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi,



78



kultural atau masalah psikologis (Th. Endang, dkk, 2014:65). Lakukan



Pemeriksaan



TTV



dan



menjelaskan



hasil



pemeriksaan,



menganjurkan kepada suami untuk berhenti merokok, menganjurkan klien untuk menjaga personal hygien saat terjadi keputihan, menganjurkan berhubungan suami istri 2-3x seminggu atau sesering mungkin, menganjurkan pola hidup sehat dengan makan-makan bergizi, menganjurkan makan-makanan tinggi asam folat, menganjurkan menghindari makan-makan instan dan siap saji, menganjurkan pola hidup sehat dengan olah raga rutin 3x seminggu, menganjurkan mengurangi berat badan pada pada ibu yang obesitas dan pemberian obat dan vitamin. Dengan meningkatnya usia semakin sulit pula, untuk mendapatkan anak, usia 20-24 tahun fertilitas wanita mencapai 100% sedangkan pada 30-40 tahun fertilitas wanita turun menjadi 85%. Selain usia, obesitas juga diketahui sebagai salah satu faktor yang menghubungkan dengan infertilitas. Obesitas diketahui menjadi salah satu faktor resiko terjadinya infertilitas karena obesitas dapat memacu terjadinya resistensi insulin dimana tubuh tidak mampu mengelola glukosa secara cepat. Resistensi insulin menyebabkan peningkatan kadar insulin darah (hiperinsulinemia) sehingga semakin tinggi insulin semakin besar hambatan perkembagan folikel (sel telu) dalam ovarium. (Faiziah, 2020:32) Rencana



asuhan



kebidanan



yang



telah



disusun



berdasarkan



diagnosa/masalahaktual dan potensial, hal ini menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dengan manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus dilahan praktek.



79



F. Langkah VI (Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan) Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tangung jawab untuk mengarahkan penatalaksanaannya (memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana) (Tresnawati, 2012:3-4) Pada kasus kedua klien dan suami semua tindakan yang direncanakan terlaksana dengan baik. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara umum keadaan mereka baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal dan terdapat tumor adnexa di rahim ibu, menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan suami dan istri serta bahaya dari kandungan zat-zat adiktif dan karsinogenik dari rokok yang dapat mengurangi kualitas sperma, menjelaskan kepada ibu bahwa keputihan yang dialami merupakan keputihan yang fisiologis, menganjurkan berhubungan suami istri 2-3x seminggu atau sesering mungkin, menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan mengandung asam folat, menganjurkan klien untuk mengurangi konsumsi makanan instant seperti mie instan atau pun makanan siap saji lainnya, menganjurkan untuk olahraga rutin 2-3 kali/seminggu dengan lama 30 menit, menganjurkan mengurangi berat badan pada pada ibu yang obesitas dan pemberian obat dan vitamin.



80



Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fauziah. 2020:33) diamana infertilitas anovulasi yang disebabkan oleh kelebihan berat badan. Variasi etnik yang penting pada kejadian resistensi insulin. IMT> 30 kg,m2 biasanya meningkatkan resiko resitensi insulin. Obesitas menjadi faktor yang perlu diwaspadai karena kelebihan berat badan cukup untuk meningkatkan resiko gangguan metabolisme. G. Langkah VII (Evaluasi) Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan dimana pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien. Proses evaluasi merupakan langkah dari proses manejemen asuhan kebidanan pada tahap ini penulis tidak mendapatkan permasalahan atau kesenjangan pada evaluasi menunjukan masalah teratasi tanpa adanya komplikasi. Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, klien dan suami ingin melakuakn program perencanaan kehamilan sehat. Klien dan suami mengerti dengan penjelasan yang diberikan, suami mengerti dengan penjelasan yang diberikan untuk berhenti merokok, klien mengerti dan bersedia melakukan yang di sampaikan bidan untuk selalu menjaga personal hygine, klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di sampaikan, klien dan suami bersedia menjaga pola hidup sehat dengan makanmakan bergizi seimbang, klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di sampaikan, klien dan suami mengerti dan bersedia mengurangi makan-makan istan dan siap saji, klien dan suami mengerti penjelasan yang diberiakan, klien mengerti dan bersedia menurunkan berat badan untuk mendapatkan berat badan ideal dan klien dan suami mengerti dengan penjelasan



81



yang disampaikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Anisya. 2019:267) dimana peningkatan produksi endrogen menyebabkan terganggunya perkembangan folikel sehingga tidak dapat memproduksi folike yang matang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya estrogen yang di hasilkan oleh ovarium dan tidak adanya lonjokan LH yang memicu terjadinya ovulasi. Selain itu adanya resitensi insulin menyebabkan keadaan hiperandrogen, karena insulin merangsang sekresi endro/gen dan menghambat sekresi SHBG hati sehingga endrogen bebas berkaitan. Pada sebagaian kasus diikuti dengan tanda klinis akatosis nigrikans dan obesitas. 2. Pembahasan Format Pengkajian Keluarga Berdasarkan data diatas, maka pengkajian menggunkan kerangka kerja Sara Longwe adalah sebagai berikut : A. Kesejahteraan Kesejahteraan mencakup kebutuhan dasar hidup manusia. Kebiasaan makan keluarga Tn. D setiap hari makan 3 kali, dan tidak ada perbedaan menu makan antara Bapak dan Ibu. Ibu memiliki waktu istirahat yang cukup. Penghasilan dari Tn.D setiap bulannya semuanya diserahkan ke ibu untuk mengelolanya. Dari penghasilan tersebut ibu telah mengalokasikan untuk pemeliharaan kesehatan, termasuk dana persiapan persalinan. Tingkat kesejahteraan dalam keluarga Tn.D sama antara perempuan dan laki-laki. B. Akses Keluarga Tn.D mengetahui dimana saja tempat pelayanan Kesehatan yang dapat dikunjungi setiap saat.. Fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas 1-5km. Keluarga Tn.D mendapatkan pelayanan Kesehatan dengan baik dan ramah oleh petugas Kesehatan yang melayani serta biaya untuk pelayanan Kesehatannya terjangkau dan dapat diakses kapan saja. 82



Dalam kelarga Tn.D memiliki akses yang sama perempuan dan laki-laki terhadap faktor produksi: tanah, pekerjaan, fasilitas dan semua pelayanan dan keuntungan yang tersedia secara publik. Dengan demikian, tidak ada diskriminasi. C. Kesadaran Kritis Ibu menetahui hak-haknya sebagai perempuan dan istri. Ibu mendapatkan hak reproduksnya dengan baik dan diberikan kesempatan mencurahkan keluahannya dan selalu didengarkan oleh suami. Ibu bebas memilih ha katas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi dan lain sebagainya, seperti pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn.D sudah memiliki kesadaran kritis yang baik dalam kesetaraan pemberdayaan perempuan didalam keluarga. D. Partisipasi Dalam keluarga Tn.D,



ibu dilibatkan dalam pengambilan keputusan di



keluarga. Ibu dibebaskan untuk melakukan aktivitas positif diluar rumah dan pendapatnya didengarkan oleh suami. Ibu terlibat dalam kegiatan sosial seperti arisan dan PKK. Sehingga dapat disimpulkan dalam keluarga Tn.D terdapat kesetaraan partisipasi perempuan dan laki-laki dalam proses pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan dan administrasi. E. Kontrol Ibu memiliki kontrol atas dirinya sendiri, seperti berhak memutuskan kapan hamil, memilik KB yang diinginkan, mengatur hak-hak reproduksinya, dan terlibat dalam pembangunan desa. Sehingga dalam keluarga Tn.D terdapat keseimbangan kontrol perempuan dan laki-laki terhadap faktor produksi, sehingga tak ada satu pihak yang berada dalam posisi dominan. 83



PENUTUP



A. Kesimpulan Setelah dilakukan asuhan kebidanan komprehensif pada klien dan suami , maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.



Keluarga telah memahami tentang kesetaraan gender untuk mewujudkan keluaarga kejahtera



2.



Dalam melakukan asuhan kebidanan pada klien dan suami dengan infertilitas primer ingin melakukan perencanaan kehamilan sehat penulis telah mampu melakukan pengkajian dengan baik. Dilakukan dengan teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan dengan kondisi klien.



3.



Penulis telah mampu melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnosa kebidanan pada klien dan suami dengan program hamil dan perencanaan kehamilan sehat, yang didapat dari data subjektif dan objektif dari hasil pengkajian. Pada kasus ini klien dan suami mengalami infertilitas primer.



4.



Diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien dan suami adalah tidak ada, hal ini ditunjukkan dengan tujuan pemeriksaan adalah ingin program hamil dan perencanaan kehamilan sehat.



5.



Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada tindakan segera terhadap klien dan suami. Hal ini dikarenakan klien dan suami hanya ingin program hamil dan perencanaan kehamilan sehat. 84



6.



Rencana tindakan yang telah disusun terhadap klien dan suami adalah dengan memberikan rencana asuhan menyeluruh meliputi asuhan prencanaan kehamilan sehat dan penanganan infertilitas primer.



7.



Pelaksanaan Asuhan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan kepada pasien.



8.



Tindakan evaluasi klien dan suami ingin konseling pranikah dan perencanaan kehamilan sehat telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.



B. Saran 1.



Bagi Klien •



Anjurkan klien untuk menjaga personal hygien saat terjadi keputihan.







Anjurkan menganjurkan berhubungan suami istri 2-3x seminggu atausesering mungkin.



2.







Anjurkan pola hidup sehat dengan makan-makan bergizi







Anjurkan makan-makanan tinggi asam folat







Anjurkan menghindari makan-makan instan dan siap saji







Anjurkan pola hidup sehat dengan olah raga rutin 3x seminggu







Anjurkan mengurangi berat badan pada pada ibu yang obesitas



Saran untuk Bidan •



Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu manajemenkebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasari



85



bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan berbagai kasus. •



Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua klien dengan infertilitas primer harus deberikan asuhan secara komprehensif.



3.



Saran untuk Institusi Kebidanan •



Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik perlu menyediakan tenaga bidan yang profesional untuk menunjang pelaksanaan tugas.







Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau semacam pelatihan-pelatihan.



86



DAFTAR PUSTAKA



Dewi, Hema, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Obstetri dan Genekologi. Fakultas Kedokteran. Semarang Djuwantono, tono. 2012. Buku Penganan kelainan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas dalam Praktik Sehari-hari. Dapertemen Obstetri dan Genekologi. Bandung Kemenkes RI. 2020. Buku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin.Hlm.1-40 Kurniawan, Hendra. 2020. Infetilitas Kumpulan Jurnal Penelitian Infertilitas. Univeritas Andalas. Padang Nurjannah. (2019). 30 hari Bimbingan Positif Hamil. Elif medika. Anisya Veny. 2019. Policystic Ovary Syndrom: Resiko Infertilitas yang dapat dicegah melalui penurunan berat badan pada wanita obesitas. Fakultas Kedokteran. Lampung Adlia, Renny. 2019. Pengaruh IMT (Indeks Masa Tubuh) Terhadap Terjadinya Infertilitas Sekunder pada Perawat Wanita di RSUD. STIkes Mitra Bunda. Batam American Society for Reproductive Medicine. 2012. Age and Fertility. Alabama: American Society for Reproductive Medicine. Anggrini, Indah. 2020. Penerimaan diri Pasangan Suami Istri yang Mengalami Infertilitas di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten Simalungun. Fakultas Keperawatan Medan Aquindo, Coresy. 2020. Peran problem focused coping dan emotional focused coping terhadap. kepuasan pernikahan pada istri yang mengalami infertilitas. Jurnal Psikologi Udayana Ayu, Ida Dewi. 2020. Hubungan Antara Faktor-Faktor Penyebab Infertilitas Terhadap Tingkat Keberhasilan Ivf-Icsi Di Rsia Puri Bunda Denpasar. Jurnal medika udayana. Fakultas Kedokteran Universitas Udayan BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiap kankehamilan yang sehat. BKKBN dan UMM.Diakses dari http://dp2m.umm.ac. id/files/ file/informasi%20progra%20insentif%20 ristek/modul%20pengajaran%20menjaga%20 kehamila%20sehat.pdf. Fauziah, dkk 2020. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infertilitas Primer Pada Wanita Usia Subur Di Kota Samarinda Tahun 2020. MIDWIFERY JOURNAL. Samarinda.



87



Gaziansyah M. Prido, Anggraeni Janar Wulan, Anisa Nuraisa Djausal. (2019). Efek Rujak Polo (Tribulus terrestris) dan Ginseng India (Withania somnifer) Sebagai Terapi Mutakhir Terhadap Infertilitas. Vol. 8, No. 2, Desember 2019.Fakultas kedokteran Universitas Lampung Retno, Dewi. 2020. Luaran Kehamilan pada Pasien dengan Infertilitas Berkaitan dengan Endometriosis, Infertilitas karena Faktor Tuba, dan Unexplained Infertility, setelah Menjalani Prosedur IVF/ICSI di Klinik Aster RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science. Bandung Ribka, Flora 2020. Analisis Faktor Resiko Kejadian Infertilitas Pada Perawat di RSU Sembiring. Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.Medan Retnaningtyas, Erma. 2020. Analisis Kemampuan Aplikasi Metode Kelender Keluarga Berencana Wanita Usia Subur (WUS) Dalam Menetukan Masa Subur di Puskesmas Balowerti Kota Kediri. Institusi Ilmu Kesehatan STRADA Indondesia. Kediri. Hlm.1 Susilawati, Dewi. 2017. Hubungan Obesitas Dan Siklus Menstruasi Dengan Kejadian Infertilitas Pada Pasangan Usia Subur Di Klinik Dr.Hj. Putri Sri Lasmini Spog (K) Periode Januari-Juli Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Mercusuar. Padang. Vicky, Eka. 2020. Modul Pratikum Asuhan Pranikah dan Prakonsepsi. Program studi pendidikan profesi Bidan. Yogyakarta WHO. Global prevalence of infertility. 2018. Infecundity and childlessness [Internet]. Available from: http://www.who.int/reproductiveheal th/topics/infertility/burden/en/



88