Tugas Kuliah Kasus Pasien Safety-Ina Nurhasanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KULIAH KASUS PASIEN SAFETY



Nama



: Ina Nurhasanah



NPM



: 6221284



Kelas



: 2C S1 Kebidanan – Alih Jenjang



Kasus - Setelah Persalinan Organ Wanita Robek seorang ibu muda mengalami luka robek dibagian anusnya, sehingga tidak bisa buang air. Diduga korban yang kini harus buang air besar melalui organ kewanitaannya, disebabkan kelalaian bidan yang masih magang dipuskesmas setempat menangani persalinannya. Kini kasus dugaan malpraktek ini ditangani dinas kesehatan Kota Jember. Kasus dugaan malpraktik ini dialami Ika Agustinawati, warga Desa Semboro Kidul, Kecamatan Semboro, Jember. Ibu muda berusia 22 tahun ini, menjadi korban dugaan malpraktek, usai menjalani proses persalinan anak pertamanya, Irza Raditya Akbar, yang kini berusia 1 bulan. Diduga karena kecerobohan yang masih magang saat menolong persalinannya di Puskesmas Tanggo, Ika mengalami luka robek dibagian organ vital hingga kebagian anus. Akibatnya, selain terusterusan mengalami kesakitan, sejak sebulan lalu korban terpaksa buang kotoran melalui alat kelaminnya. Saat menjalani proses persalinan 3 Februari lalu, korban dibantu oleh beberapa bidan magang, atas pengawasan bidan puskesmas. Namun, salah seorang bidan magang diduga melakukan kesalahan saat menggungting dinding kemaluan koraban. Terkait kasus ini Puskesmas Tanggul saat ini belum memberikan keterangan resmi. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jember tengah menangani kasus ini. Jika terbukti terjadi malpraktek, Dinas Kesehatan berjanji akan menjatuhkan sanksi terhadap petugas persalinan tersebut, sesuai ketentuan yang berlaku. Analisa - Kasus Pada kasus diatas seorang bidan yang menangani pasien namun tidak mementingkan keselamatan pasien atau pasient safety. Berdasarkan teknisnya kasus termasuk tipe dari medical error yaitu error of omission. Medical error dalam kasus tersebut disebabkan oleh human error yaitu kelalaian bidan dalam pengontrolan postpartum. Sedangkan menurut proses terjadinya, kasus tersebut termasuk kedalam tipe preventive karena bidan seharusnya melakukan pemantauan kepada ibu postpartum.



Pada kasus tersebut bidan harusnya mengetahui tentang keadaan pasien. Selain itu, jika bidan salah menggunting organ korban, seharusnya dijahit lagi dengan rapi agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti kasus diatas. Kemudian kesalahan bidan dalam kasus tersebut adalah tidak mengontrol keadaan pasien setelah melahirkan. Pengontrolan pasien setelah melahirkan di mulai 2 jam setelah postpartum untuk mengetahui kondisi ibu termasuk luka episiotominya. Sehingga bidan dapat mengetehtahui lebih dini tentang gejala yang timbul. Pada kasus tersebut dapat dilihat sisi positifnya, bidan magang ingin membantu persalinan ibu tersebut dengan begitu ia akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak. Sedangkan dari sisi negatifnya, bidan tersebut kurang hati-hati karena kelalaian dan kecerobohannya sehingga terjadi kesalahan. Kesimpulan – Kasus Peran Bidan Bidan merupakan tenaga medis yang sangat dekat dengan masyarakat. Sebagai seorang bidan, praktik kebidanan merupakan praktik yang penuh resiko. Sehingga seorang bidan perlu pemperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pasien. Keselamatan pasien merupakan hal yang perlu di perhatikan, selain itu seorang bidan juga berperan dalam meminimalisir terjadinya medical error. Penyebab terjadinya medical error dapat dikarenakan oleh human error maupun pihak instansi. Untuk mengupayakan tidak terjadinya medical error tenaga medis harus lebih teliti dan terlatih dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Saran Jika kami menjadi bidan harus berhati-hati dalam melakukan segala tindakan dan harus sesuai dengan standar profesi kebidanan. Sebagai tenaga kesehatan juga sangat perlu komunikasi dengan klien agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dalam asuhan kebidanan yang kami berikan kepada klien. Selain agar klien percaya atas tindakan yang diberikan dan terhindar dari medical error.