9 0 110 KB
WOC Web Of Caution DHF (Dengue Hamorragic Fever)
Disusun oleh :
Dwi bodhi setyawan
070112a009
Anggun dwiyana
070112a004
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2012
A. Definisi Demam dengue adalah contoh dari penyakit yang disebarkan oleh vektor. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarka melalui populasi manusia yaitu oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk hidup didaerah tropis dan berkembang biak pada sumber air yang pendek (Brunner&Sudart.,2002). Dengue Haemorrhagic fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh viirus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutam pada anak (Nursalam, 2005). Demam berdarah dengue sendiri adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan
menggunakan
nyamuk
Aedes
aegypti
sebagai
perantaranya.
(www.medicastore.co.id.2006) Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. (Wikipedia Indonesia, 2007)
Nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus yang membawa virus dengue
B. PATHWAY Menggigit manusia
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
Virus masuk melalui p.d
Hipertermi 2-7 hari
Mendekati tanda tanda syok
DSS (dengue syok syndrome)
Penurunan trombosit
mimisan
Cairan tubuh menurun
lemes
Resti G3 keseimbangan volume cairan
Intoleransi aktivitas
Virus dengue family flaviviridae
Penurunan kesadaran Bintik merah keseluruh tubuh
viremia Muntah darah Merangsang set poin
Set poin meningkat
hipertermi
Resti G3 nutrisi kurang dari kebutuhan
C. Intervensi dan Implementasi No 1
Diagnosa Keperawatan Hipertermi
Tujuan
berhubungan Setelah
dengan peningkatan set point
dilakukan
Intervensi tindakan Mandiri
keperawatan Lakukan pemeriksaan suhu pasien Suhu 38,90C-41,10C menunjukan
asuhan diharapkan
pada
anak
mencapai suhu dalam batas normal
Raional
setiap 20-30 menit sekali, dan perhatikan menggigil
(36,50C-37,50C) Ajarkan
dengan criteria hasil: 1. Suhu normal (36,50C-
orang
tua
untuk Dapat
membantu
untuk
memberikan kompres mandi hangat
mengurangi demam. Penggunaan
setiap 20-30 menit
air es atau alcohol mungkin
37,50C)
menyebabkan
2. Kulit tidak kemerahan
kedinginan
dan
peningkatan suhu ssecara actual
3. Kulit tidak hangat jika Anjurkan di sentuh
proses penyakit infeksius akut
orang
tua
untuk Digunakan
memberikan selimut pendingin
untuk
mengurangi
demam umumnya > 39,50C-400C
4. Tidak ada peningkatan frekuensi pernafasan 5. Tidak ada takikardi
Kolaborasi
6. Tidak terjadi kejang Berikan antipiretik misalnya aspirin Digunakan demam
untuk
mengurangi
dan asetaminofen dalam dosis yang
demam dengan aksi sentralnya
sesuai dengan berat badan anak
pada
hipotalamus,
meskipun
demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme
dan
meningkatkan
autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi Gunakan dengan
tindakan
pendinginan Pemberian
memberikan
antipiretik
untuk
kompres
menurunkan titik set, bila anak
dingin pada kulit 1 jam setelah
kedinginan berikan lebih banyak
pemberian antipiretik
pakaian
atau
kedinginan
selimut
karena
meningkatkan
laju
metabolisme tubuh Hindari
kompres Penggunaan
penggunaan
dengan isopropyl atau alcohol
isopropyl
dan
alkohol dapat menyebabkan efek neurotoksik
2
Gangguan nutrisi kurang dari Setelah kebutuhan dengan lambung
dilakukan
berhubungan asuhan
peningkatan
tindakan Mandiri
keperawatan Catat
intake
nutrisi
seperti Mencegah serangan akut atau
asam diharapkan kebutuhan nutrisi
makanan dan minuman, dengan
pada anak terpenuhi, dengan
membatasi makanan tinggi serat
criteria hasil:
seperti
pepaya,jeruk,
dan
susu
eksaserbasi gejala penyakit
1. Nafsu makan tinggi 2. Berat badan stabil 3. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
tinggi laktosa Ukur berat badan anak setiap hari Memberikan informasi tentang sebelum
mandi
atau
sebelum
pemberian makan
kebutuhan diet atau keefektifan terapi yang diberikan
Ajarkan orang tua untuk membatasi Menurunkan kebutuhan metabolic aktivitas motorik kasar anak dan
untuk mencegah penurunan kalori
istirahat yang cukup selama fase
dan simpanan energi
sakit akut Kolaborasi Beri tahu anak untuk mengurangi Istirahat masukan makanan dan minuman
usus
peristaltic
dan
menurunkan diare
dimana
menyebabkan malabsorbsi atau kehilangan nitrient Berikan tambahan diet makanan Memungkinkan setengah
padat
(bubur)
atau
makanan padat (nasi) dan susu
untuk
saluran
mematikan
usus
pencernaan
untuk integritas jaringan
rendah laktosa Berikan vitamin b12
Malabsorbsi vitamin B12 akibat kehilangan nyata fungsi ileum
Berikan obat asam folat
Kekurangan folat umum pada
adanya
penyakit
kronis
sehubungan dengan penurunan absorbsi efek terapi obat 3
Gangguan
keseimbangan Setelah
dilakukan
keperawatan Catat
volume cairan berhubungan asuhan dengan menurun
cairan
tindakan Mandiri
tubuh diharapkan pada anak dapat
input
dan
output
setiap Memberikan informasi tentang
hari.misalnya input: makanan dan
kebutuhan cairan tubuh, fungsi
memenuhi kebutuhan cairan
minuman,
ginjal dan mengontrol penyakit
dan elektrolit, dengan criteria
muntah jika ada
output:
urin,
feses,
usus,
hasil:
serta
sebagai
pedoman
penggantian cairan
1. Membran
mukosa Lakukan pemeriksaan TTV setiap Hipotensi,
lembab
jam
dapat
2. Turgor kulit baik
takikardi,
demam
menunjukan
respon
terhadap efek kehilangan cairan
3. TTV stabil 4. Input
dan
seimbang
output Observasi kulit kering berlebihan, Menunjukan kehilangan cairan membran turgor
mukosa,
kulit,
penurunan
pengisian
berlebihan atau dehidrasi
kapiler
lambat setiap jam Ukur berat badan tiap hari sebelum Indicator cairan dan status nutrisi mandi atau sebelum pemberian
makan Ajarkan orang tua untuk membatasi Kolon
diistirahatkan
untuk
masukan makanan dan minuman,
penyembuhan
membatasi aktivitas motorik kasar
menurunkan kehilangan cairan
anak
usus
Anjurkan
orang
tua
untuk Memberikan
memakaikan anak pakaian yang
yang efektif
tipis dan dapat menyerap keringat
kulit
dan
untuk
pertukaran
udara
pada permukaan
Kolaborasi Berikan cairan DG aa, RL g, RL, Memberikan penggantian cairan 3@, DG 1:2, RL g 1:3 sesuai
untuk memperbaiki kehilangan
indikasi
cairan
Berikan
obat
anti
emetik Untuk mengontrol mual, muntah
seperti:asetosalklorp 4
Intoleransi aktivitas
pasien akan berpartisipasi
sehubungan dengan
dalam aktivitas yang
kelemahan fisik
diinginkan
1. Kaji
respon
pasien
terhadap
aktivitas 2. Instruksikan pasien tentang tehnik
menyebutkan membantu
parameter mengkaji
respon
fisiologi terhadap stress aktivitas
pasien akan
penghematan energi (duduk saat
dan bila ada merupakan indikator
melaporkan
gosok gigi, atau menyisir rambut)
dari
peningkatan toleransi
dan melakukan aktivitas perlahan.
berkaitan
aktivitas yang dapat
3. Dorong untuk beraktivitas atau
diukur
melakukan
pasien akan menuju
bertahap.
penurunan tanda-tanda intoleransi fisiologi
perawatan
diri
kelebihan
kerja
dengan
yang tingkat
aktivitas.
membantu antara suplai dan kebutuhan O2
kemajuan aktivitas mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika Wong, L. Donna. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC