Fathimah Binti Asad [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Fathimah Binti Asad: Wanita Mulia Penolong Rasulullah SAW .free-extras.



Gurun pasir (ilustrasi)



REPUBLIKA.CO.ID, ''Dia adalah wanita yang sangat saleh. Bahkan, Nabi SAW sering mengunjungi dan beristirahat siang di rumahnya,'' begitulah Ibnu Sa'id melukiskan keagungan Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf. Ia adalah istri Abu Thalib bin Abdul Muthalib – paman Nabi Muhammad SAW. Fathimah juga ibu kandung Khalifah ar-Rasyidin keempat, Ali bin Abi Thalib. Fathimah adalah sosok wanita mulia yang telah mendukung dan membantu perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam, setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah RA Muhammad Ibrahim Salim dalam bukunya berjudul Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW, mengungkapkan, Fathimah merupakan seorang wanita dengan ide-ide cemerlang, penuh kelembutan, pandai serta kehormatan dan kedudukannya yang melebihi wanita lain. Ketika tahun 10 kenabian, Rasulullah SAW mengalami amul huzn yang berarti tahun kesedihan -- setelah meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah RA – Fathimah tampil menjadi sosok pengganti keduanya. Ia begitu mendukung dan membantu setiap perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam.



Fathimah membela Rasulullah SAW dari tekanan kaum Kafir Quraisy, hingga akhirnya berhasil hijrah ke Madinah. Ia pun turut berhijrah ke kota suci kedua bagi umat Muslim itu bersama kaum Muslimin lainnya. Bagi Fathimah binti Asad, Madinah merupakan kota yang penuh dengan kebahagiaan serta kemuliaan, seperti halnya Makkah. Dedikasi dan pengorbanan Fathimah dalam membela agama Allah SWT sungguh sangat ternilai. Ia sungguh wanita yang agung. Rasulullah SAW begitu menghormati sosok Fathimah, bibi, sekaligus besannya. Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan Ibnu Abi Ashim dari dari Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib dikisahkan bawah ketika Fathimah wafat, Rasulullah SAW mengkafaninya dengan bajunya. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ''Sepeninggal Abu Thalib, saya belum pernah menemukan orang yang lebih baik padaku selain Fathimah bin Asad.'' Bahkan, Rasulullah SAW juga sampai turun ke liang lahat untuk kemudian membaringkan jasad wanita yang suci itu. Sehingga, terpancarlah cahaya Illahi dalam kuburannya dengan semerbak harum roh sucinya dan curahan rahmat Sang Pencipta. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Wahai Rasulullah, kami belum pernah melihat engkau berbuat kepada seseorang seperti yang engkau lakukan kepada wanita ini (Fathimah binti Asad).'' Lalu Rasulullah menjawab, ''Sesungguhnya, tidak ada orang yang lebih baik padaku setelah wafatnya Abu Thalib, selain dia.'' Begitu banyaknya kebaikan Fathimah, baik kepada Rasulullah maupun kepada puterinya, sehingga Nabi Muhammad SAW tak pernah melupakan sosok perempuan yang agung itu. Selama hidupnya, Fathimah memang dikenal sebagai sosok penolong agama Allah. Ia juga merupakan pendamping setia perjuangan Rasulullah SAW. Ia dikenal sebagai wanita yang mempunyai pengetahuan berlimpah tentang agama. Kehidupannya, dipenuhi dengan aktivitas dakwah Islamiyah. Ia juga termasuk salah seorang Muslimah yang juga turut meriwayatkan hadis. Ia telah meriwayatkan sebanyak 46 hadis. Dalam kitab shahihain, menurut Ibrahim Saliim, Fathimah binti Asad meriwayatkan satu hadis Muttafaq 'alaih. Mengenai waktu wafatnya Fathimah, para ulama berbeda pendapat. Menurut Ibnu Hajar, Fathimah binti Asad wafat sebelum hijrah Nabi SAW. Namun, berdasarkan



pendapat yang diyakini kebenarannya, Muslimah agung itu tutup usia setelah turut hijrah menyusul Rasulullah SAW. Ia wafat dan dimakamkan di kota nabi, Madinah. Hal itu dibenarkan oleh asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Fathimah masuk Islam di Makkah, lalu turut menyusul Rasulullah SAW ke Madinah dan meninggal dunia di kota itu. Fathimah binti Asad adalah wanita yang layak dicontoh para Muslimah sepanjang masa. Ia merupakan sosok perempuan yang istiqamah, tak mengenal lelah, membantu memperjuangkan agama Allah SWT. Allah SWT memberi keutamaan kepada seseorang yang dikendaki-Nya. Sebab, hanya Dialah pemilik keutamaan yang paling agung



“Nabi SAW telah berbaring di kuburannya, dan memujinya dengan segala kabaikan !!!” Siapakah perempuan ini wahai pemuda ? Sesungguhnya dia adalah shahabiyah yang mulia, “Fatimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf…” ia berasal dari keturunan Hasyim, ibunda Ali bin Abi Thalib “karramahu allahu wajhahu”, dan dijuluki dengan“Hamaatu Fatimah”. Ia telah memeluk islam, dan termasuk dari orang yang pertama kali hijrah dari kaum perempuan, ia merupakan perempuan Hasyim yang pertama kali melahirkan anak laki laki dari keturunan Hasyim. Pengasuh Nabi Muhammad saw Ketika kakek nabi Muhammad saw “Abdul Muthallib” merasa ajalnya semakin dekat, ia berwasiat kepada anaknya Abu Tholib agar mengasuh anak saudara laki – lakinya Muhammad bin Abdillah, dan semoga tujuan dari Abdul Mothallib melakukan hal tersebut, karena ia melihat adanya tangan yang lembut dan terpecaya di rumah Abi Thalib, dan pada diri isterinya Fatimah untuk menjaga nabi Muhammad dengan baik. Lalu Fatimah memulai hari- harinya dengan mengasuh dan mendidik beliau bersama suaminya, dan ia mendapati adanya barokah di dalam makanan anak- anaknya ketika Muhammad ikut makan bersama mereka[1]. Dan ia memberikan perhatian khusus pada diri Muhammad saw dari seluruh anak – anaknya. Dalam buku “Sirah Halabiyah”(1\189), penulisnya menyebutkan keadaan nabi Muhammad saw ketika berada di rumah pamannya, ia berkata : Adapun anak laki – laki memasuki pagi mereka dengan berkusut “rumshan”[2], dan rasulullah memasuki paginya dengan berminyak dan bercelak”. Kesetiaan nabi saw ketika meninggalnya Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata : ketika Fatimah binti Asad bin Hisyam atau ibunda Ali “radiyallahu anha” meninggal, rasulullah masuk untuk melihtnya dan duduk di samping kepalanya, lalu beliau berkata : “Semoga allah merahmatimu wahai ibuku, engkau kelaparan dan mengenyangkanku setelah kematian ibuku, engkau bertelanjang dan mengenakanku pakaian, engkau menahan dirimu dari kelezatan dan memberikanku makanan, engkau melakukan itu semua demi mengharap ridho allah dan rumah di akhirat”, kemudian rasulullah menyuruh agar jenazanya dimandikan sebanyak tiga kali, dan ketika sampai pada air yang dicampur dengan kapur barus, rasulullah menyiraminya dengan tangan beliau sendiri. lalu rasulullah melepaskan pakaian beliau dan memakaikannya pada jenazahnya, kemudian beliau mengkafani atasnya dengan jubah beliau. Lalu rasullah memanggil Usamah bin Zaid, Abu Ayyub Anshari, Umar bin Khattab, dan seorang pemuda hitam untuk menggali, kemudian mereka menggali kuburannya, maka ketika mereka sampai ke liang lahat, rasulullah menggalinya dengan tangan beliau, lalu mengeluarkan tanahnya dengan tangan beliau sendiri, kemudian setelah selesai rasulullah masuk dan berbaring didalamnya, lalu ia berkata : “Demi allah yang menghidupkan dan mematikan, Dia yang hidup dan tidak mati, saya memohon ampun buat ibuku Fatimah binti Asad, dan tuntunlah dia



dalam alasannya , dan lapangkanlah untuknya jalan masuk surga, dengan kebenaran nabimu dan semua nabi sebelumku, maka sesungguhnya engkau adalah maha pemurah”, kemudian beliau takbir atasnya sebanyak empat kali, dan memasukkannya ke liang lahat bersama Abbas dan Abu Bakar “radyiallahu anhuma”[3]. Ketika Fatimah ibunda ali ra meninggal, rasulullah memakaikan pakaian beliau pada jenazahnya, lalu ikut berbaring bersamanya di dalam kuburannya, maka orang – orang berkata : Wahai rasulullah, kami belum pernah melihatmu melakukan hal seperti ini. Lalu rasulullah berkata : “Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang lebih menyayaingiku lebih dari ia setelah kematian Abu Tholib, adapun saya memakaikan pakaianku padanya agar dipakaikan padanya pakaian surge. Lalu saya berbaring dengannya untuk mempermudah urusannya”[4]. Semoga allah meridhoi Fatimah binti Asad dan memuliakannya.



[1] - Nisa’u mubaasyiraatu bi al jannati (1\ 59) [2] - Rumshan : kotoran yang berwarna putih, kering berada di saluran mata. [3] - Hitsami berkata : Thobrani meriwayatkannya di dalam “al kabiiru wa al awsatu”, dan didalamnya : Ruh bin Sholah, Tsiqoh bin Habban, dan Hakim. Didalamnya ada kelemahan, dan sebagian periwayat berasal dari ”Rijaalu as Shohih”, Al mujma’ no. 15399.



[4] - Hitsami berkata di “Al Mujma’”(2\ 257) Thobrani meriwayatkannya di “Al Awsatu”, didalamnya ada Sya’dan bin Walid as Sabiri (saya tidak mengetahuinya), dan sebagian periwayatnya terpecaya.



SIRAH SHAHABIYAH : FATIMAH BINTI ASAD RA. --->Beliau adalah ibu dr pejuang gagah berani, khalifah Rasidah ke-4 Ali bin Abu Thalib. Beliau adalah nenek dr 2 pemimpin para pemuda surga Hasan ra. dan Husain ra. Beliau adlh mertua dr wanita trbaik di zamannya, Fatimah binti Rasulullah saw. Beliau merupakan ibu ke-2 Rasul yg merawat Rasul ketika kakek Rasul wafat. dan beliau merupakan istri dari Abu Thalib paman rasul yg selalu melindungi rosul ketika di Mekkah. ---->ketika pemboikotan kaum muslim di mekkah selama 3 thn Beliau dgn sbar menghadapi cobaan itu dan tetap brpegng teguh pd Aqidah Islam. ----->Beliau trmasuk rombongan kaum muslimin yg hijrah ke Madinah, meninggalkan harta benda miliknya di Mekkah demi menyelamatkan iman dan Aqidanya. ---->Ibnu Abbas ra. menuturkan, " ketika Fatimah ibunya Ali bin Abu Thalib wafat, nabi melepas gamisnya & memakaikannya kpdnya. Beliau rebahan di dlm kuburnya, ketika beliau menimbunnya di dlm tanah. Sebagian sahabt brtanya "Ya Rasul, blm prnah engkau melakukn seprti ini." Beliau menjawab, "Gamisku kupakaikan kpdnya supaya dia memakai pakain surga. Aku rebahan di dalam kubur di sisinya agar dia diringankan dr tekanan kubur. Selain Abu Thalib, tiada yg lebih baik perlakuannya terhadapku daripada dia."



Fatimah Binti Asad Wanita Mulia Penolong Rasulullah SAW ‘Dia adalah wanita yang sangat saleh. Bahkan, Nabi SAW sering mengunjungi dan beristirahat siang di rumahnya,” begitulah Ibnu Sa’id melukiskan keagungan Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf. Ibu Rasulullah SAW, sayyidah Aminah meninggal pada saat Muhammad masih kecil, dan Rasulullah segera menemukan pengganti seorang ibu pada dirii Fatimah Binti Asad. Sehingga Nabi tidak kehilangan dan dapat merasakan cinta dan kasih sayang seorang ibu. Dalam rawatannya, Fatimah binti Asad, memastikan bahwa Nabi SAW telah mendapatkan dan memiliki yang terbaik dari semuanya. Dia memberikan pakaian dan makanan yang terbaik. Ia memberinya cinta, kenyamanan dan keamanan di rumah dan suaminya melindungi dan menjaga Muhammad dari semua musuhmusuhnya di luar. Di rumah ini Muhammad menemukan keamanan dan kedekatan emosional keluarga. Fatimah binti Asad memasukkan anak-anaknya di tempat tidur Nabi Suci SAW, sehingga ketika dalam keadaan yang berbahaya, Nabi SAW akan aman karena adanya perisai dari anakanaknya. Dia mengorbankan anaknya demi Islam. Ketika Muhammad SAW meninggalkan Mekah, Imam Ali menggantikan beliau tidur di tempat ranjang Rasulullah , dan beliau merelakannya, Meskipun Ali berada dalam bahaya besar dan akan terbunuh. Fatimah binti Asad adalah ibu kandung Khalifah ar-Rasyidin keempathttp://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abu_Thalib”>Ali bin Abu Thalib dan sekaligus ibu mertua dari putri Nabi Muhammad, http://id.wikipedia.org/wiki/Fatimah_azZahra”>Fatimah az-Zahra. Fatimah merupakan putri dari Asad bin Hâsyim, ini menjadikan Ali merupakan keturunan Hasyim bin ‘Abd al-Manaf dari kedua sisi ayah dan ibu. Ia adalah istri Abu Thalib bin Abdul Muthalib – paman Nabi Muhammad SAW. Fathimah adalah sosok wanita mulia yang telah mendukung dan membantu perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam, setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah RA. Fatima binti Asad dilahirkan dalam sebuah rumah tangga yang merupakan pusat spiritualitas. Kakeknya Hashim bin Abd Manaf adalah pemimpin Quraish dan penjaga Ka’bah. Dia adalah orang yang kaya dan murah hati. Ia menikah dengan seorang gadis dari keluarganya sendiri yang melahirkan anaknya, Asad, yang adalah ayah dari Fatimah binti Asad. Keluarga Hashimi dalam suku Quraisy, adalah keluarga yang terpandang dan sangat terkenal dalam kebajikan moral serta ketinggian akhlaq di antara suku-suku Arab saat itu. Kemurahan hati, kedermawanan, keberanian dan begitu banyak kebaikan lainnya yang sudah melekat sebagai karakteristik Bani-Hasyim . Pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Thalib memiliki empat anak laki-laki, dua anak perempuan: 1. 2. 3. 4.



Thalib bin Abu Thalib Aqil bin Abu Thalib Ja’far bin Abu Thalib Ali bin Abu Thalib



5. Fakhitah binti Abu Thalib 6. Jumanah binti Abu Thalib 7. Nabi Muhammad, anak angkat/asuh.



Ali bin Abi Thalib: adalah anak termuda Fatimah binti Asad. Menjelang tiga hari dari kelahiranImam Ali, secara ajaib dinding Ka’bah membukakan diri bagi Fatimah binti Asad untuk tinggal di dalam Ka’bah dan selama itu pula beliau mendapatkan makan buah dari surga. Pada saat kelahiran Nabi Isa as, ibunya Maryam as mendengar suara yang berkata kepadanya untuk meninggalkan Baitul Muqaddas, tetapi ketika waktu kelahiran Imam Ali, terdengar suara yang berkata menyuruh dan mempersilahkan Fatimah binti Asad untuk memasuki Ka’bah. Pada hari Jumat, tanggal 13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum pengangkatan Muhammad (SAW) sebagai Rasulullah, Fathimah binti Asad merasa bahwa ia akan melahirkan anaknya. Dia datang ke Ka’bah Suci dan mulai tawaf sambil berdoa “Ya Allah, aku beriman kepada Engkau dan apa yang Engkau turunkan kepada Rasul-Mu sebelumnya. Aku beriman pada apa yang telah dikatakan oleh kakekku, Ibrahim as yang membangun Ka’bah. Maka, demi yang membangunKa’bah ini, dan demi anak yang ada dalam kandunganku, aku bermohon pada Mu berikan aku kekuatan dan kemudahan dalam melahirkan anak ini, demi kebesaran dan kekuasaan Mu Ya Allah.” Fathimah binti Asad bersandar di dinding Ka’bah untuk beristirahat. Secara ajaib, dinding Ka’bah terbuka. Fathimah binti Asad masuk dan dinding menutup kembali. Abd ‘Abbas bin al-Muthalib, paman Nabi menyaksikan keajaiban ini. Dia dan temannya bergegas ke pintu gerbang Suci, yang terkunci, dan sia-sia untuk mencoba membukanya. Memahami bahwa Tuhan sedang bekerja di sana, ia dan rekan-rekannya berhenti ikut campur. Berita tentang kejadian ini segera menyebar ke seluruh Mekah. Imam Ali lahir di dalam Ka’bah dengan mata tertutup dan tubuhnya dalam sujud rendah hati di hadapan Allah SWT. Fatimah binti Asad tinggal di Ka’bah selama tiga hari dan ketika hari keempat mendekati, ia melangkah keluar, membawa bayinya dalam pelukannya. Dia menemukan Nabi Suci (SAW) menunggu untuk menerima anak yang baru lahir dalam pelukan cemasnya. Jadi wajah pertama yang dilihat bayi Ali adalah wajah tersenyum Rasul Allah, Muhammad SAW. Muhammad Ibrahim Salim dalam Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW,mengungkapkan, Fatimah merupakan seorang wanita dengan ide-ide cemerlang, penuh kelembutan, pandai serta kehormatan dan kedudukannya yang melebihi wanita lain. Ketika tahun 10 kenabian, Rasulullah SAW mengalami amul huzn yang berarti tahun kesedihan — setelah meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah ra – Fatimah tampil menjadi sosok pengganti keduanya. Ia begitu mendukung dan membantu setiap perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam. Fatimah membela Rasulullah SAW dari tekanan kaum Kafir Quraisy, hingga akhirnya berhasil hijrah ke Madinah. Ia pun turut berhijrah ke kota suci kedua bagi umat Muslim itu bersama kaum



Muslimin lainnya. Bagi Fatimah binti Asad, Madinah merupakan kota yang penuh dengan kebahagiaan serta kemuliaan, seperti halnya Makkah. Dedikasi dan pengorbanan Fatimah dalam membela agama Allah SWT sungguh sangat tak ternilai. Ia sungguh wanita yang agung. Rasulullah SAW begitu menghormati sosok Fatimah,bibi, sekaligus besannya. Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan Ibnu Abi Ashim dari dari Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib dikisahkan bawah ketika Fatimah wafat, Rasulullah SAW mengkafaninya dengan bajunya. Saat-saat Pemakaman Jenazah Fatimah binti Asad kesedihan yang amat sangat pada diri Rasulullah saat meninggalnya Fatimah binti Asad. Anas bin Malik mengatakan bahwa ketika Nabi SAW mendapat berita tentang kematian Fatimah binti Asad, dia langsung pergi ke rumahnya, duduk di sampingnya dan berdoa untuknya. Dia memberikan kemejanya untuk digunakan sebagai bagian dari kain kafan, beliau berdoa kepada Allah untuk mengampuni dan memberinya pakaian dari surga. Nabi memeriksa sendiri persiapan kuburan dan dengan tangannya sendiri ia menempatkan Fatimah binti Asad ke dalam kubur. Jadi Fatimah binti Asad adalah salah satu orang yang diberkati secara langsung oleh Rasulullah atas prosesi pemakamnnya. Sesungguhnya, Rasulullah memberikan kain kafan untuk Fathimah binti Asad (ibu yang sangat dimuliakan beliau) dengan jubahnya sendiri, ketika jasadnya selesai dimandikan, beliau SAW mengusung jenazah di bahunya, dan beliau terus mengusung jenazah itu hingga ditempat kuburnya. Kemudian Nabi Suci SAW meletakkan usungan jenazah di dekat kubur, dan masuk kuburan dan berbaring di dalamnya. Lalu ia berdiri dan mengambil tubuh di tangannya dan meletakkannya ke dalam kubur. Lalu beliau meletakkan wajahnya dan berbisik padanya untuk waktu yang lama, dan membisikkan: “anak Anda, anak Anda”. Kemudian ia keluar, dan menghadap ke arah kuburan, dan orang-orang mendengar beliau (SAW) berkata: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah. Ya Allah, kepadanya Engkau mempercayakan aku dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah sebaik-baiknya pengasuh ‘. Melihat apa yang semua Nabi lakukan, para sahabat bertanya: “Demi Allah, hari ini kami telah melihat Anda melakukan hal-hal yang belum pernah anda lakukan sebelumnya! ‘ Nabi (S.A.W) berkata: “Hari ini saya kehilangan seorang yang sangat saya cintai : Sesungguhnya, ia begitu baik padaku, setiap kali ia memiliki hal yang baik, dia memberikannya padaku, daripada menggunakan untuk dirinya atau untuk anak-anaknya sendiri. Ketahui bahwa pada hari kiamat orang-orang akan dibangkitkan dalam keadaantelanjang, tapi untuknya, yang telah memberiku pakaian terbaik, maka Allah akan membangkitkannya dengan pakaianku. Dan setiap makhluk akan mengalami azab kubur tapi untuknya Allah akan menyelamatkannya dari hal itu. untuk alasan ini maka saya berikan diakain kafan dari jubah saya sendiri, dan aku berbaring di makamnya. Dan aku berlutut di dekatnya mengajarinya (jawaban dari) apa yang diminta. Dan sesungguhnya, dia ditanya tentang Tuhannya, dan dia berkata, “Allah adalah Tuhanku”,. dan tentang Nabi, dan dia



menjawab, “Muhammad (SAW)” Lalu dia ditanya tentang Wali dan Imam, lalu aku bilang “anak Anda, anak Anda” Dan dia menjawab, “Anak saya adalam Imam” Kemudian dua malaikat pergi dan berkata, “Kami tidak memiliki otoritas atas kamu, tidurlah selayaknya pengantin tidur (tanpa khawatir sama sekali). “Lalu ia meninggal lagi (yaitu, jiwanya diambil keluar dari tubuhnya lagi.)” Inilah ungkapan dari Muhammad (SAW) tentang Fatimah binti Asad “Semoga Tuhan memberkati jiwa mulia Anda, bagi saya Anda adalah ibu saya sendiri. Anda memberi saya makan dan pakaian terbaik sementara Anda dan anak sendiri dalam keadaan lapar dan memakai pakaian seadanya. Tujuan Anda dalam melakukannya adalah untuk menyenangkan Allah dengan perbuatan Anda. Dia adalah orang paling baik hati kepada saya setelah Abu Thalib.” Lalu Rasulullah menyampaikan Doa Untuk Fatimah binti Asad :”Ya Allah sesungguhnya kehidupan dan Kematian berada di tangan-Mu,Rahmati ibuku, Fatimah binti Asad, dan berilah sebuah rumah besar di Surga. Sungguh Engkau Maha Penyayang, maka Sayangilah dia, semoga Allah menjagamu di bawah Perlindungan-Nya.”



Beliau adalah wanita yang teramat mulia, beliaulah orang ke dua yang merawat Rasulullah SAW setelah wafatnya Abu Muthalib kakek Rasullah SAW. Beliau adalah ibunda dari pemuda luarbiasa Ali bin Abi Tholib, nenek dari cucu Nabi, Hasan dan Husain, serta mertua dari putri Rasulullah, Fatimah binti Rasulullah. Fathimah binti Asad, wanita yang merawat Rasulullah kecil dengan penuh kasih sayang, bahkan melebihi kasih sayangnya terhadap anak-anaknya sendiri. Sebelum Abdul Muthalib wafat, beliau memilih Abu Thalib untuk merawat Rasulullah, karena di rumahnya terdapat wanita yang penyayang terhadap anakanak. Rasulullah pernah bersabda bahwa “Wanita Quraisy yang paling baik adalah yang paling sayang terhadap anak kecil dan menjaga harta suami dengan baik. Rasulullah pernah bersabda bahwa “Aku dan orang yang merawat anak yatim di surga seperti ini, beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan kedua jari itu”. Bagaimana dengan wanita yang teramat menyayangi yatim teragung Rasulullah SAW? Fatimah binti Asad juga temasuk orangorang yang pertama masuk Islam. Sebagai mertua beliau sangat menyayangi menantunya Fatimah binti Rasulullah. Beliau sering membantu menantunya itu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Ketika umat Islam banyak mendapatkan tekanan dari suku Quraisy, Fatimah binti Asad dan wanitawanita muslim lainnya sangat bersabar dan bertawakal kepada Allah SAW. Bahkan ketika Rasulullah mengizinkan umat Islam untuk hijrah ke Habasah, beliau merelakan putranya Ja’far binti Abu Thalib untuk pergi memimpin rombongan muslim berhijrah. Fatimah binti Asad termasuk salah satu dari umat Islam yang rela meninggalkan harta bendanya untuk melakukan hijrah ke dua, yaitu hijrah ke Madinah. Rasulullah sangat menyayangi Fatimah binti Asad, beliau adalah ibunda ke dua bagi Rasulullah. Ketika Fatimah binti Asad meninggal dunia, Rasulullah juga ikut menggali liang lahatnya, serta memasukkan jenazah ibundanya ke pusara. Padahal Rasulullah hanya masuk ke liang lahat untuk memakamkan 5 jenazah saja, diantaranya adalah Fatimah binti Asad (Sejaraan Samhudi dalam Muhammad Al-Mishri) Jenazah Fatimah binti Asad dimandikan sebanyak 3 kali. Ketika beliau akan dimandikan dengan airbecampur kapur, Rasulullah yang memandikannya. Beliau (Rasulullah) melepaskan gamisnya untuk mengkafani ibundanya itu. “Gamisku ku pakaikan kepadanya supaya dia memakai pakaian surga” (Rasulullah SAW). Sebeluam jenazah Fatimahbinti Asad dimakamkan, Rasulullah berbaring di liang tersebut serta berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosanya, serta agar diringankan dari tekanan kubur. Wallau’alam, Penulis : Anisa Dina Rahmayanti



KAMMI Madani



Sumber : Muhammad Al-Mishri, 35 Sirah Shahabiy Gambar: http://1.bp.blogspot.com/_PlcYNDV67sQ/TTf_nYbez-I/AAAAAAAABCE/7eQ7Mh9Pshw/s40 0/35+sirah+shahabiyah+jilid+2a.jpg