Menurut Rufaidah BINTI SAAD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma keperawatan ialah cara pandang tentang profesi keperawatan / kerangka acuan (konsep) yang mendasari perawat untuk bertindak. Sedangkan menurut La Ode Jumadi, 1991 : 28. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan. Empat komponen paradigma keperawatan yaitu keperawatan, kesehatan, manusia, dan lingkungan. Namun, yang akan kita bahas lebih lanjut adalah mengenai manusia. Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992). Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000). Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40). Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh. 1. Sistem terbuka, peka terhadap lingkungan (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) 2. Sistem adaptif, merespond lingkungan 3. Sistem personal, mempunyai kepribadian yang unik 4. Sistem interpersonal, hubungan dengan individu lain



B. Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia dalam pandangan Islam terdapat dua kekuatan dalam dirinya, yaitu kekuatan kebaikan pada hati nuraninya dan kekuatan jahat pada hawa nafsunya. Manusia memilki naluriyah hewaniyah dan naluriyah ruhaniyah malaikah. Dua naluri tersebut harus dibimbing oleh akhlak islam supaya tetap berada dalam keseimbangan. Naluriyah hewani yang tidak dapat dipisahkan dari jasad manusia, melainkan harus diarahkan untuk disalutkan sesuai dengan prosedur dan aturan-aturan dalam Islam. Manusia adalah makhluk



yang



berakal, bermartabat dan terhormat, kalau terus berada dan



mengembangkan fitrah religiusitasnya. Namun manusia dapat meluncur ketingkat yang



paling rendah, hina dina bagaikan hewan, kalau tidak dapat menjaga fitrah bahkan melawan fitrah tersebut, dengan selalu berbuat nista. Akhlak Islam menjaga manusia agar selalu beradap ada tingkat kemanusiaan dan menuntun kepada kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat. QS Al-baqarah(2): 201 Sesunguhnya manusia itu diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna dan bagus, dan manusia diciptakan sebagai kholifah Allah di Bumi, dan telah dijadikan Bumi seisinya untuk tunduk kepada manusia. Allah Befirman : (‫) لقد خلقنا اإلنسان فى اًحسن تقويم‬ “Sungguh Kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna” (At Tiin :5) Kewajiban manusia sebagai kholifah Allah di bumi adalah tidak lain untuk menyembah Allah semata. Menurut Islam manusia itu terdiri dari dua bagian, yang membuatnya menjadi manusia sempurna, yaitu terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah dikarunia fitrah. Kita hidup di dunia ini bisa menyaksikan sendiri ada persamaan-persamaan yang dimiliki manusia, seperti cinta keadilan, kasih sayang, dan lainnya. A. Mahluk Rohani Manusia sebagi mahluk rohani yaitu unsur manusia yang tidak kasat mata, yang menjadikan jasmani menjadi manusia yang hidup. Dalam buku yang ditulis Barmawie Umary, rohani terdiri dari:



1. Qolbu(hati) Dari hatilah segala kepribadian manusia muncul. Apabila hati selalu dibina secara baik sesuai Syari’at maka manusia akan berakhak mulia. Akan tetapi seringkali kekuasaan hati tertutupi oleh kekuasaan nafsu, apalagi dengan ditambah bisikan-bisikan syetan, sehingga yang muncul bukanlah cahaya Ilahi akan tetapi bisikan syetan. Oleh karenanya hati harus selalu disirami tuntunan Islam dengan selalu berzdikir kepada Allah. Dalam menjaga hatinya, seorang muslim harus selalu wasapada terhadap terjangkitnya penyakit hati. Penyakit hati sungguh berbahaya bagi kehidupannya. “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang di maksudkan adalah hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari). Hati terbagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Sifat selalu positif Selalu ingat kepada Allah 2. Sifat selalu negatif Selalu ingin berbuat yang dilarang oleh Allah. Contohnya : Angkuh, Iri, Dengki dan Sirik (AIDS). 2.



Akal Dengannya, manusia yang lemah bias mengendalikan kehidupannya di dunia. Berkat akal pula kehidupan manusia bisajadilebihmudah.Apa yang ada di hadapan anda sekarang ini adalah bukti kemampuan yang dikaruniakan Allah hanya kepada manusia, yaitu akal. Dengan Akal pulalah perbedaan antara hewan dan manusia sangat mencolok. Manusia



diciptakan dengan diberi satu karunia yang tidak diberikan Allah kepada makhlukNya yang lain, yaitu akal. Dengan akal itulah, manusia diberi amanah untuk menjadi khalifah di muka bumi, agar manusia mengolaada di muka bumi ini dengan baik, dengan akal yang diberikan pada mereka.Akal adalah anggota tubuh yang dapat mengetahui segala hakikat sesuatu secara Rasional dan dapat mempertimbangkan sesuatu yang benar dan yang salah, akal hanya dapat mengetahui hal-hal yang Empiris dan rasional, akal berfungsi berdasarkan gerakan hati. Keputusan akal sering bertentangan dengan kemauan hawa nafsu, karena hawa nafsu selalu mengajak kepada hal yang buruk, akal mempertimbangkan akibat baik atau buruknya.



3. Nafsu Nafsu adalah suatu bagian rohani yang dimiliki manusia untuk berkehendak atau berkeinginan. Tanpa nafsu barangkali takkan ada kemajuan dalam hidup manusia. Akan tetapi seringkali nafsu mengalahkan hati dan akal sehingga yang terjadi adalah kerusakan. Masih dari buku karya Barmawie, tersebut bahwa nafsu dikategorikan menjadi: a. Nafsul Ammarah : jiwa yang belum mampu membedakan yang



baik dan buruk, lebih



mendorong kepada tindakan yang tidak patut. b. Nafsul Lawwamah : jiwa yang telah memiliki rasa insaf dan menyesal setelah melakukan suatu pelanggaran, malu perbuatan buruknya diketahui orang lain dan tetapi belum mampu untuk menghentikan tindakanya c. Nafsul Musawwalah : Jiwa yang telah bisa membedakan yang baik dan buruk, telah bisa menggunakan akalnya untuk menimbang mana yang baik dan mana yang buruk. d.



Nafsul Muthmainnah : jiwa yang telah mendapat tuntunan dan terpelihara sehingga mendatangkan ketenangan jiwa. Dengan jiwa ini akan melahirkan sikap dan perbuatan yang baik dan membentengi kekejian



e.



Nafsu Mulhamah : jiwa yang memperoleh ilham dari Allah SWT dikaruniai ilmu dan dihiasi Akhlak Mahmudah.



f.



Nafsu Raadliyah : jiwa yang ridho kepada Allah, selalu bersyukur kepada-Nya.



g.



Nafsu Mardliyah : jiwa yang diridhoi Allah



h.



Nafsu Kaamilah : jiwa yang telah sempurna



4. Roh Seorang mukmin percaya bahwa manusia hidup karena roh yang ada dalam jasadnya. Akan tetapi bagaimana bentuk wujudnya itu bukanlah manusia,karena Allah berfirman: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh itu katakanlah: Roh itu urusan Rabbku dan kamu tidak di beri ilmu melainkan sedikit. (Al Isra:85) ( ‫وما خلقت الجن واإلنس إال‬ ‫) ليعبدون‬ “DantidaklahAkuciptakanmanusiadanjinkecualiuntukmenyembah Ku. (Adzariyat : 56) Keempat komponen tersebut memiliki derajat kemuliaan yang berbeda. Jasad menempati derajat terendah, sementara ruh menempati derajat tertinggi. Derajat jasad terendah karena komponen pembentuknya berasal dari alam kasar atau rendah, sedangkan ruh berderajat tertinggi karena komponen pembentuknya berasarl dari alam tertinggi,



yaitu alam terdekat dengan tuhan. Dengan bersatunya alam rendah dan alam tinggi dalam diri manusia, manusia menjadi makhluk yang memiliki bentangan terluas, artinya manusia bisa terjerambab menuju derajat terendah, namun sebaliknya manusia dapat menjangkau menuju derajat tertinggi. Manusia berderajat rendah, manakala dia cenderung kepada alam jasad, dan berderajat tinggi manakala masuk ke dalam alam ruh. B.



Jasmani / Fisik Sungguh beruntunglah kita yang dikaruniai jasmani yang sempurna. kaki, tangan,



lidah, mata, hidung, telinga, perut dan faraj adalah pemberian Allah yang harus kita syukuri dengan mempergunakannya untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan jasmani kita bias merasakan kenikmatan hidup di dunia ini. Fisik atau inggris “Body” adalah sebuah kata yang berarti badan/benda dan dapat terlihat oleh mata juga terdefinisi oleh pikiran . Kata fisik biasanya digunakan untuk suatu benda / badan yang terlihat oleh mata. C. Fitrah Fitrah manusia, merupakan kebutuhan dasar manusia, mengnadung nilai-nilai moral, etika dan hukum. Di dalamnya, ada rasa cinta keadilan, kasih sayang, dll



BAB II PEMBAHASAN A. Hakekat ilmu Keperawatan dalam Islam Untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti Sa’ Ad Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan keperawatan lainnya baik dijaman rasul maupun sesudah kerasulan. Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ ad, mereka lebih mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris. Apabila kita mau menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab di mana Islam telah diajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai-nilai kesehatan seperti: pentingnya menjaga kebersihan diri (Personal Hygiene), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya. Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam AlKhazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW juga memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu olehnya. Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan. Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) jadi seimbang. Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan kami akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia Islam dari masa ke masa.



1. Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 – 632 M. Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), pada masa inilah Rufaidah binti Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan. 2. Masa setelah Nabi (Post prophetic era) 632 – 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna (Avicenna), Abu Bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (ArRazi), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangang tentang ”The Reason why some persons and common people leave a physician even if he is clever“. 3. Masa pertengahan 1000 – 1500 M. Pada masa ini Negara-negara arab membangun rumah sakit dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit, dan di rumah sakit tersebut dimulai pemisahan antara kamar perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai sekarang banyak diikuti semua rumah sakit di seluruh dunia. 4. Masa Modern ( 1500 – sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo. Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan kami ingin mengajak para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan sudah dimulai oleh islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah ada di jaman rasul. Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama. B. Teori- teori Keperawatan Pengertian keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) “Nursing is based upon art and science which would the attitudes, intellectual competencies and technical skills of the individual nurse into the desire and ability to help people sick or well cope with their health needs, and may be carried out under general of specific medical direction” Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug proses kehidupan manusia. Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal. Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam Islam



1. Teori Peplau Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal. a. Klien Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. b. Perawat Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Peran Perawat: a. Mitra kerja, b. Nara sumber (resources person) c. Pendidik (teacher) d. Kepemimpinan (Leadership) e. Pengasuh pengganti (surrogate) f. Konselor (consellor) c. Sumber Kesulitan/Masalah Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik. d. Hubungan Interpersonal Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat tahap diantaranya: a. Tahap orientasi Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. b. Fase identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :



a) Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat. b) Individu mandiri terpisah dari perwat. c) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat. d) Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan. c. Fase eksplorasi Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya. d. Fase resolusi Dimana perawat berusaha untuk secara perlahan kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan



untuk



memenuhi



kebutuhannya sendiri



dan



menyalurkan energi kearah realisasi potensi.



2. Teori Keperawatan Ida Jean Orlando Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan a. Tanggung jawab perawat Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam



mendapatkan



pengobatan



atau



dalam



pemantauan.



Perawat



harus



mengetahui kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar menjadi kewenangannya. b. Mengenal perilaku pasien Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien. c.



Reaksi segera Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien.Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.



d.



Disiplin proses keperawatan Menurut George (1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi



kebutuhan



pasien



untuk membantunya



serta



untuk



melakukan tidakan yang tepat. e.



Kemajuan / peningkatan Peningkatan berarti tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif.



3. Teori Imogene King King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. a. Sistem Personal Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu (time). b. Sistem Interpersonal King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. c. Sistem Sosial King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.



4. Teori Kebutuhan Abraham Maslow Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini. Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah) :



a.



Kebutuhan Fisiologis Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.



b.



Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.



c.



Kebutuhan Sosial Misalnya adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.



d.



Kebutuhan Penghargaan Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal. a) Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. b) Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.



e.



Kebutuhan Aktualisasi Diri



5. Teori Florence Nightingale a. Lingkungan Ada tiga ( 3 ) jenis Lingkungan Menurut Florence Nightingale a) Fisik lingkungan berkaitan langsung dengan pencegahan penyakit dan kematian pasien. Aspek lingkungan fisik mempengaruhi lingkungan sosial dan psikologis dari orang. b) Psikologis a. Dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisik yang negatif yang kemudian menyebabkan STRES b. Memerlukan berbagai kegiatan untuk menjaga pikiran aktif (yaitu, pekerjaan manual menarik makanan, lingkungan yang menyenangkan) c. Melibatkan komunikasi dengan orang, tentang orang, dan tentang orang lain( harus komunikasi terapeutik, menenangkan, & terburu-buru ) b. Sosial a) Melibatkan mengumpulkan data tentang penyakit dan pencegahan penyakit. b) Meliputi komponen lingkungan fisik - udara bersih, air bersih, drainase yang tepat. c) Terdiri dari orang rumah atau kamar rumah sakit, serta total masyarakat yang mempengaruhi lingkungan khusus pasien.



c. Pokok Lingkungan Sehat Ada Lima ( 5 ) Komponen Pokok Lingkungan Sehat: a) Peredaran Hawa yang baik. b) Cahaya yang memadai. c) Kehangatan yang cukup. d) Pengendalian kebisingan. e) Pengendalian effluvia ( Bau yang berbahaya )



b. Komponen Lingkungan Teory Nightingale Ada 12 macam Komponen Lingkungan yaitu: a.



Kesehatan Rumah



b.



Ventilasi dan Pemanasan



c.



Cahaya



d.



Kebisingan



e.



Variasi / Keaneka Ragaman



f.



Tempat Tidur



g.



Kebersihan Kamar dan Halaman



h.



Kebersihan Pribadi



i.



Pengambilan Nutrisi dan Makanan



j.



Obrolan Harapan dan nasehat



k.



Pengamatan Orang Sakit



l.



Pertimbangan Sosial



6. Teori Betty Neuman Asumsi yang dikemukakan Neuman tentang empat konsep utama dari paradigma keperawatan yang terkait keperawatan komunitas adalah sebagai berikut. a. Manusia Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable-variabel: fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. b. Lingkungan c. Sehat d. Keperawatan Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi yaitu : intervensi yang bersifat promosi dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan normal yang terganggu. Sedangkan intervensi yang bersifat kurasi atau rehabilitasi dilakukan apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.



C. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam. Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu: 1. Manusia Dan Kemanusiaan. Firman Allah SWT:



Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya.” (QS. At-Tiin: 4) Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis, Dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis. Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas. Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social. Sebagaimana firman Allah SWT.



Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13) Manusia memiliki tiga komponen antara lain: a. Jasad (fisik )



Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. AlAnbiyaa: 8 ) b. Ruh. Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh



(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72) c. Nafs (jiwa)



Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28) 2. Lingkungan a. Lingkungan Internal: Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual. b. Lingkungan Eksternal: Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun



tidak



langsung



mempengaruhi



kesehatan



maupun



perawatan,



meliputi:Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual. 3. Sehat dan Kesehatan Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek jasmani, rohani dan social. Dilandasi oleh Firman Allah SWT:



Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28). Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan kepadanya“ Upaya kesehatan adalah sebagai berikut: a. Promotif Firman Allah SWT:



Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,



Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 222)



b. Prefentif Firman Allah SWT:



Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” ( QS. At-Tahrim : 6) c. Kuratif Firman Allah SWT:



Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. AsySyuara: 80) d. Rehabilitatif.



Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.



Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du: 11)



4. Keperawatan. Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist mengenai Keperawatan



Allah berfirman :



“Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeruruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya.” (Q.S. At-Taubah : 71)



“…Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertawalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-Nya.” (Q.S. Al-Maa-idah : 2) .



“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” ( Q.S. Al-Israa : 7)



Dan



carilah



pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qashash : 77)



“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (Q.S. Ali Imran :159)



Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR. Muslim).



Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya apa yang dusukai untuk dirinya. (HR. Ahmad)



Ayat-ayat Quran dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan keperawatan Islami yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah dengan riwayatriwayat wanita-wanita di zaman Rasulullah dalam melakukan perawatan, maka itulah yang sebenarnya konsep “Caring” dalam keperawatan Islam, bukan hanya asuhan kemanusiaan dengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi, tetapi caring yang didasari keimanan pada Allah dengan menjankan perintah-Nya melalui ayat-ayat Al quran dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.



Asuhan Keperawatan Islami yang dikembangkan oleh kelompok kerja Keperawatan Islam adalah pada tataran nilai-nilai yang Insyaa Allah akan dapat menjadi acuan



pelaksanaan/Implementasi asuhan keperawatan pada tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan Islami dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran yang seluruhnya dapat digali dari nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.



D. Prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan 1. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah 2. Justice 3. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi E. Peran Keperawatan Islam Sebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap ilmu keperawat tersebut. Peran yang dapat kita lakukan antara lain: a. Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam. b. Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan. Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan pekerjaannya sebagai profesi tetapi sebagai



bentuk



syiar



islam,



yang



mengintegrasikan



nilai-nilai



keislaman



serta



mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan. Oleh karena itu empat komponen dari paradigma keperawatan dalam Islam perlu untuk lebih dicermati sehingga terciptanya seorang perawat professional yang Islami.



DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT Syamil Media Cipta Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan