Formula (Kalah) Granulasi Basah Isosorbide Dinitrat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



Formula Asli Isosorbide dinitrat



II.



Rancangan Formula



III.



Nama produk



: Isobin® Tablet



Jumlah produk



: 100 tablet @100 mg



Tanggal formulasi



: 20 April 20019



Tanggal produksi



: 20 April 2020



Nomor registrasi



: DKL 2000100110 A1



Nomor batch



: D 20041001



Komosisi



: Tiap 100 mg tablet mengandung Isosorbide dinitrate



10 mg



Aquadest



5%



Etanol



4%



Pullulan polymer



4%



Peppermint oil



2%



Mannitol



add 100 mg



Master Formula



Diproduksi Oleh PT Kovalen Farma Kode bahan 01-ISDN 02-AQD 03-ETN 04-PPM 05-PPO 06-PEG 07-MNN



Tanggal Formulasi 20 april 2019



Tanggal Produksi 20 april 2020



Dibuat Oleh Kelompok 4



Disetujui Oleh Aulidia HM



Nama bahan Isosorbide dinitrat Aquadest Ethanol Pullulan polymer Peppermint oil Polyethylen gicol Mannitol



Kegunaan Zat aktif



Per dosis 10 mg



Per batch 1000 mg



Pelarut Co-solvent Penyalut



5 ml 5 ml 4 mg



500 ml 500 ml 400 mg



Perasa



2 ml



200 ml



Pengikat



10 ml



1000 ml



Pemanis



64 mg



6400



IV.



Alasan Pembutan Sediaan Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara cetak dalam bentuk



pipih atau sirkuler kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Dirjen POM. 2014: 6). Tablet sublingual adalah suatu sediaan yang diletakkan dibawah lidah yang cepat terdisintegrasi dan larut serta diserap dan dilepaskan secara sistemik. Keuntungan dari sediaan ini adalah menghindari metabolisme awal dari hati (first pass metabolism). Selain itu, sediaan sublingual juga meiliki aksi yang cepat, obat langsung masuk ke peredaran darah (Shah. 2017: 294). Salah satu metode pembuatan tablet yaitu



metode granulasi basah.



Granulasi basah merupakan metode pembuatan tablet yang dapat memperbaiki sifat alir masa cetak, dan dapat menghasilkan tablet yang tidak rapuh. Keuntungan dari metode pembuatan ini antara lain menaikkan kohesivitas dan kompresibilitas serbuk, distribusi yang baik dan keseragaman kandungan bagi zat aktif dosis kecil, serta mencegah pemisahan komponen campuran selama proses produksi berlangsung (Shah. 2016: 730). Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu kesehatan yang paling penting didunia. Di Indonesia kecenderungan penyakit kardiovaskular seperti di negara maju mulai terjadi. Data dari survey kesehatan ruumah tangga (SKRT) Menunjukkan terjadinya peningkatan penyakit kardiovaskular di Indonesia (Almasdy. dkk. 2013: 61). Di indonesia salah satu penyakit kardiovaskular adalah angina pektoris. Yaitu suatu penyakit dengan gejala klinis sakit dada yang khas, seperti ditekan atau terasa berat didada seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan menghilang bila beristirahat (Al-masdy. 2013: 61).



Secara umum pengobatan angina pektoris bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dada, memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang umur. Golongan obat yang paling sering digunakan pada serangan angina adalah golongan nitrat organik, seperti short acting nitrat oral untuk terapi (Al-masdy. 2013: 61-61). Salah satu sediaan nitrat organik adalah isososrbide dinitrate sublingual adalah karena selama terserang angina pektoris membutuhkan penanganan segera. Sublingual dari isosorbide dinitrate memberikan efek yang cepat. Oleh karena itu penggunaan isososrbide dinitrate secara sublingual lebih efek yang cepat (Shah. 2017: 495). Keuntungan tablet sublingual antara lain: 1. Onset dan durasi cepat. 2. Melewati first by passed, obat terlindung dari metabolisme di jalur pencernaan. 3. Dosis rendah memberikan efektivitas sehingga menghindari efek samping. 4. Digunakan dalam kondisi darurat 5. Disolusi dan desintegrasi yang cepat tanpa air atau dikunyah. (Shah. 2016: 5) Kekurangan tablet sublingual: 1. Selama penggunaan tablet atau saat tablet digunakan, tidak boleh makan, minum, dan berbicara. 2. Tablet sublingual tidak dapat digunakan bila pasien tidak patuh. 3. Pasien tidak boleh merokok saat konsumsi tablet sublingual karena menyebabkan vasokonstriksi. (Shah. 2016: 5) V. Alasan Pemilihan Zat Aktif Dari hasil penelitian, penggunaan dosis sublingual tablet untuk isososrbid dinitrat yang paling baik untuk mengobati serangan angina pektoris adalah 2,5-10



mg. Diambil 10 mg karena merupakan dosis minimum, sehingga dapat digunakan sebagai perawatan pada penyakit angina pektoris (Almasdy. 2013: 65). Isosorbid dinitrat dalam sediaan sublingual secara komersial tersedia untuk obat sistemik yang digunakan melalui rute mukosa oral (Alexander. 2006: 347). Dalam kasus angina pektoris, isosorbid dinitrat dapat digunakan sebagai sublingual tablet untuk menghilangkan serangan akut. Dosis umum pada angina akut adalah 2,3 hingga 10 mg secara sublingual (Sweetman. 2009: 1318). Untuk sediaan sublingual, isososrbid dinitrat memiliki onset 2-5 menit dan durasi selama 1-3 jam (Ehrenpreis. 2001: 473). VI.



Alasan Penambahan Zat Tambahan a. Aquadest 1. Sebagai pelarut (Shah. 2017: 35). 2. Digunakan



sebagai



zat



pembasah



pada



granulasi



basah



(Mutiawati. 2014: 188). 3. Digunakan aquadest 5% karena ideal dalam proses granulasi basah (Shah. 2017: 35). 4. Sebagai



cairan



penggranulasi



digunakan



aquadest



karena



menghasilkan granul dengan aliran dan kompresibilitas yang baik (Wikarsa. 2011: 17). 5. Sebagai pelarut zat aktif, karena berdasarkan pemeriannya serta kelarutannya, isosorbid dinitrat larut dalam aquadest (Dirjen POM. 2014: 533). b. Etanol 1. Sebagai pelaut pembantu karena berdasarkan



pemeriannya



isosorbide dinitrat sedikit larut dalam air, sehingga dibutuhkan pelarut pembantu (Shah. 2017: 35).



2. Digunakan sebagai zat pembasah dalam granulasi basah (Mutiawati. 2014: 188). 3. Digunakann etanol 5% sebagai pelarut pembantu dalam granulasi basah, karena isosorbid dinitrat larut dalam etanol (Shah. 2017: 35). 4. Kombinasi antara etanol dan aquadest sebagai zat pembasah maka akan menghasilkan granul yang baik (Wikarsa. 2011: 17). 5. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, panas yang diperlukan untuk pemekatan yang lebih sedikit (Yusuf. 2009: 7). c. Mannitol 1. Mannitol sangat luas digunakan sebagai formulasi dalam bidang industri. Pada umumnya range mannitol yang sering digunakan sebagai pengisi adalah 10-90% dalam formulasi tablet, karena dia tidak bersifat higroskopis. Mannitol juga bertindak sebagai pemanis dan mudah larut dalam alkohol (Rowe. 2009: 424). 2. Untuk keamanan, isosorbide dinitrat dicampur dengan bahan pengikat yang bersifat inert dan cocok seperti mannitol atau laktosa (WHO. 2003: 105). 3. Dapat menutupi rasa pahit dari zat zat aktif karena memiliki rasa yang manis (Rowe. 2009: 424). 4. Dapat memberikan rasa dingin pada lidah sehingga nyaman dikonsumsi secara sublingual (Shah. 2017: 36). 5. Mannitol mudah larut dalam alkohol, sehingga cocok digunakan sebagai pemanis dan pengisi dalam formulasi ini (Dirjen POM. 2014: 381).



d. Polyethylene glycol Digunakan



sebagai



penyalut



serta



lubrikan



sehingga



mengurangi gesekan antara permukaan tablet dengan dinding lubang kempa selama proses pembuatan. Digunakan 10% karena baik sebagai lubrikan pada kosentrasi ini (Shah. 2017: 37). Polyethylene glycol dalam industri farmasi sebagai plastisizer (Zalipsky. 1997: 1). Polyethylene glycol (PEG) memiliki karakteristik dapat larut dalam air, metanol, merupakan polymer yang flexibel (Nuzully. 2013: 35). Polyethylene glycol (PEG) adalah suatu bahan pengikat yang menyebabkan suatu hambatan pembebasan zat aktif (Voight. 1994: 200). Polyethylene glycol dapat meningkatkan kelarutan dari formulasi bahan terapetik seperti oral tablet (Jone. 2004: 37). e. Peppermint oil Kandungan utama dari peppermint oil adalah mentol (35-55%) yang mempunyai aktivitas sebagai anti bakteri dan penyegar mulut, dasar inilah yang menjadikan dasar penggunaan peppermint oil (Cahyani. 2017: 203). Peppermint oil merelaksasi esofagus apabila diadministrasi secara oral. Sehingga baik digunakan sebagai zat tambahan (Hansel. 2004: 243).



Peppermint memiliki aroma yang sejuk, enak dihirup, memiliki rasa dingin, menghangatkan, sehingga cocok untuk sediaan oral (Dodt. 1956: 35). Peppermint oil memiliki rasa enak pada produksi obat-obatan seperti tablet dan kapsul (Rosenthal. 2018: 364). Peppermint oil meningkatakan bioavailabilitas oral serta dapat digunakan dalam jangka panjang (Braun. 2017: 734). f. Pullulan polymer Pullulan polymer memiliki bau yang tidak tengik. Memiliki kemampuan untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada suatu sediaan. Pullulan polymer selama bertahun-tahun digunakan dalam formulasi sediaan oral (Olatunji. 2009: 351). Pullulan polymer digunakan sebagai pengikat, agen penyalut pada sediaan obat. Pullulan sudah diakui di EU as Food additive untuk digunakan pada penyalutan tablet (Wastenberg. 2015: 57). Pullulan polymer merupakan material untuk menyalut tablet. Pullulan merupakan penyalut yang sangat bagus (Kaplan. 1998: 11). Pullulan adalah senyawa yang larut dalam air. Sehingga cocok dengan pelarut yang digunakan (Embuscado. 2009: 66). Pullulan tidak memiliki bau, tidak memiliki bau, tidak memiliki rasa yang dapat mengganggu sediaan oral, sehingga cocok digunakan sebagai film coating (Milda. 2016:144). VII.



Uraian bahan 1. Zat aktif Isosorbide dinitrat



(Sweetman. 2009: 584)



Nama Resmi



: ISOSORBIDE DINITRATE



Nama Lain



: Sorbid nitrat, dinitrat encer, dilatratese, isordil.



Rumus Molekul



: C6H8N2O8



Berat Molekul



: 236,14 g/mol



Rumus Struktur



:



Pemerian



: Putih, kristal serbuk, sangat sedikit larut dalam air.



Kelarutan



: Sangat tidak mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam aceton, bebas larut dalam kloroform,



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat.



Ph



: 3



Titik Leleh



: 50,5-55,5oC



Titik Didih



: 365,9%



Stabilitas



: Stabil pada suhu 21OC



2. Aspek Farmakologi Indikasi



: Pengobatan dan pencegahan serangan akut angina pektoris.



Kontraindikasi



: Hipersensitif atau idiosinkrasi terhadap nitrit/ nitrat yang lain, hipotensi berat, infark jantung akut disertai penurunan tekanan pengisisan, kegagalan sirkulasi akut (ISO. 2017: 288).



Efek Samping



: Hipotensi ortostatik, takikardia, kardiomiopati,



hipertropik, sakit kepala, palpitasi (ISO. 2017: 288). Peringatan



: Alergi terhadap nitrat, pendarahan otak



Interaksi Obat



: Avanavol, slidenafil, vardenofil (Medscape)



Mekanisme Kerja



: Agen vasodilatasi, meningkatkan produksi nitrit okida, zat yang memiliki efek melebarkan pembuluh darah terutama di vena dan sedikit pada arteri, meningkatkan sirkulasi sesateral konorer,



menurunkan



tekanan



darah,



meningkatkan denyut jantung, dan menyebabkan paradoksial sesekali. Dosis



: 2,5-5 mg (ISO. 2017: 288).



Kategori Kehamilan



: Kategori C (Memiliki efek samping bagi janin)



3. Aspek Farmakokinetik Absorbsi



: Mucosa oral



Distribusi



: 2-4 L/Kg



Metabolisme



: Dimetabolisme secara luas di hati menjadi metabolisme terkonjugasi.



Eliminasi



: 80-100% urin, feses.



4. Aspek Farmakokinetik Isosorbid dinitrat memiliki berat molekul 236,14 g/mol dengan bentuk fisik putih, kristal serbuk, sangat sedikit larut dalam air, mudah larut dalam aseton, dan alkohol (Sweetman. 2009: 1348). 2. Zat tambahan a. Aquadest



(Dirjen Pom. 2014: 63).



Nama Resmi



: AQUADESTILLATA



Nama Lain



: Aquadest, air murni, purified water, destilled water, aqua, air suling, air destilasi.



Berat Molekul



: 18,02 g/mol



Rumus Molekul



: H2O



Rumus Struktur



:



O H



Pemerian



H



: Cairan tidak berwarna, tidak berasa, tidak mudah menguap.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik.



Kegunaan



: Sebagai pelarut.



b. Etanol



(Dirjen POM. 2014: 389).



Nama Resmi



: AETHANOLUM



Nama Lain



: Etanol, dietil eter



Rumus Molekul



: C2H5OH



Berat Molekul



: 46,07 g/mol



Rumus Struktur



:



Pemerian



: Cairan tidak berwarna, mudah menguap, jernih, bau khas dan mudah terbakar.



Kelarutan



: Bercambur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.



Penyimpinanan



: Didalam wadah tertutup rapat.



Kegunaan



: Co-Solvent



c. Mannitol



(Rowe. 2009: 1330).



Nama Resmi



: MANNITOL



Nama Lain



: Manna sugar, mannit, mannite, mannitolum.



Rumus Molekul



: C6H14O6



Berat Molekul



: 214 g/mol



Rumus Struktur



:



Pemerian



: Putih, atau serbuk kristal putih, atau granul bebas alir dengan rasa manis.



Kelarutan



: Larut dalam 5 bagian air, sangat larut dalam alkohol, tidak larut secara partikel .



Incompatibilita



: Xylitol infussion dan alumunium copperndan.



s Titik Leleh



: 166-168OC



Kegunaan



: Pemanis, pelarut, pengisi, plastisizer.



Stabilitas



: Stabil dalam keadaan kering dan dalam larutan.



Range



: 1-3



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik.



d. Peppermint



(Rowe. 2009: 434).



Nama Resmi



: MENTHOLUM



Nama Lain



: Peppermint



oil,



peppermint



menthomenthol, mentoli, mentrolis. Rumus Molekul



: C10H20O



Rumus Struktur



:



champor,



Berat Molekul



: 156, 27 g/mol



Kegunaan



: Perasa



Inkompabilitas



: Butylalkohol



hydrate,



champor,



chloral



hydrate, chronium trioxide, ß-naphtol. Stabilitas



: Formulasi yang megandung menthol 1% w/w dalam aquaos cream stabil pada 18 bulan disimpan pada suhu ruang.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat



Titik Leleh



: 34oC



Kelarutan



: Sangat larut dalam etanol, (95%), kloroform, eter, parafin cair, bebas larut dalam glasial.



Pemerian



: Kristal, berwarna putih, mudah meleleh.



e. Polyethylene (Sweetman. 2009: 1641). Nama Resmi



: POLYETHYLENE GLYCOL



Nama Lain



: Carbowax, sentry, lipoxol, lutrol E, PEG. Pluriol E, polyethylene glicol.



Rumus Molekul



: HOCH2(CH2OCH2)mCH2OH



Rumus Struktur



:



Berat Molekul



:



190-210 g/mol



Stabilitas



: PEG secara kimiawi stabil diudara dan dalam larutan meskipun higroskopis, PEG tidak mendukung pertumbuhan mikroba dan tidak tengik.



Penyimpanan



: Dalam wadah (stainless alumunium, kaca atau lined steel) tertutup rapat



Inkompabilitas



: Inkompatibel dengan beberapa pewarna.



Kegunaan



: Sebagai pengikat dan plastisizer.



Titik Leleh



: 39-45OC



Range



: 6-10%



Kerapatan



: 1,11-1,14 g/cm3



Pemerian



: Hampir tidak berwarna, berwarna sedikit kekuningan, menyengat,



cairan dan



kental, sedikit



bau



pahit,



tidak sedikit



memberikan rasa bakar. pH



: 7,8



Titik Lebur



: 37-40OC



Titik Didih



: >500OC



f. Pullulan



(Rekha. 2007: 20).



Nama Resmi



: PULLULAN POLYMER



Nama Lain



: Pullulan polymer, pullulan polimer, pullulan



Rumus Molekul



: (C6H12O3)n



Rumus Struktur



:



Berat Molekul



: 1000-2000 mg/mol



Pemerian



: Serbuk putih hampir kekuningan.



Kelarutan



: Larut dalam air, dan 30 bagian air panas.



Kegunaan



: Film forming



Range



: 2-10%



pH



: 6,5-7



Titik Didih



: 163oC



Titik Lebur



: 236oC



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik.



Stabilitas



: Stabil pada suhu 150oC



VIII. Perhitungan a. Berdasarkan dosis 1. Isosorbide dinitrate 10 mg 10 = 100 x100 = 10 mg b. Berdasarkan tablet 1. Destilled water 5% 5 = 100 x100 = 5 ml 2. Etanol 5% 5 = 100 x100 = 5 ml 3. Pepermint oil 2% 2 = 100 x100



= 2 mg 4. Pullulan polymer 4% 4 = 100 x100 = 4 mg



5. Polyethylene glycol 10% 10 = 100 x100 = 10 ml 6. Mannitol ad 100 g = 100-(10+5+5+4+2+10) = 100- 36 = 64 mg c. Berdasarkan batch 1. Isosorbide dinitrate 10 mg =10x100 = 1000 mg 2. Destilled water 5% = 5x100 = 500 ml 3. Etanol 5% =5x100 =500 ml 4. Pullulan polymer 4% = 4x100 = 400 mg 5. Peppermint oil 2%



= 2x100 = 200 mg 6. Polyethylene glycol 10% =10x100 = 1000 ml 7. Mannitol = 64x100 6400 mg IX.



Cara kerja 1. Penimbangan dan pencampuran Bahan aktif (isosorbide dinitrat) ditimbang sebanyak 1 gram, bahan



pengisi (mannitol) sebanyak 6,4 gram, bahan perasa (peppermint oil) sebanyak 0,2 gram, pengikat dan penyalut (polyethylene glycol) sebanyak 1 gram , serta pullulan polymer sebagai film forming sebanyak 0,4 gram. Kemudian dicampur semua bahan dengan menggunakan pencampur atau mixer. 2. Pembuatan granulasi basah Tambahkan cairan pengikat polyethylen glycol kedalam campuran serbuk, lalu granul yang dihasilkan dikeringkan lalu diayak dengan mesh No. 6 atau No. 8 yang lebih kecil. 3. Penyaringan granul Peyaringan adonan lembab menjadi pelet atau granul penyaringan atau pengayakan ini menggunakan ayakann No. 6 atau 8. Setelah itu disebarkan granul diatas selembar kertas. 4. Pengeringan granul Pada metode granulasi basah, granul dikeringkan dalam keadaan tertutup dan diputar-putar sambil dialirkan udara yang panas.



5. Penyaringan kering Granul diayak lagi dengan menggunakan ayakan ukuran 12-20.



6. Lubrikasi atau pelincir Ditambahkan bahan-bahan pelincir kedalam granul, hal ini dilakukan untuk mengurangi pengemasan antara tablet dan dinding cetakan ketika tablet dilemparkan dari mesin. 7. Pencetakan tablet digunakan alat pencetakan tablet. 8. Dilakukan evaluasi tablet 9. Dilakukan pengemasan pada tablet. (Ansel. 2008: 261-264). X.



Evaluasi 1. Uji keseragaman bobot 10 tablet ditimbang, lalu dihitung bobot rata-ratanya. Bobot satu tablet



tidak boleh lebih dari ketentuan kolom A dan bobot 2 tablet tidak boleh lebih dari bobot ketentuan kolom B. 2. Uji waktu hancur Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diadsorbsi. Uji waktu hancur dilakukan menggunakan alat uji waktu hancur. 3. Uji kekerasan tablet Pada umumnya tablet harus cukup keras dan tahan pecah pada waktu dikemas. Dikirim dan waktu penyimpanan tetapi tablet juga harus cukup lunak



dan cepat hancur saat digunakan. Tablet diukur kekuatannya menggunakan alat yang disebut hardness tester. 4. Uji penetapan kadar berkhasiat Dalam penetapan kadar zat berkhasiat pada sediaan tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang diserbukkan. Kadar zat berkhasiat tertera pada masing-masing monografi penetapannya (Siregar. 2008: 43).



DAFTAR PUSTAKA Alexander & David. Physicochemical Prinsciples Of Pharmacy 4th Edition. London Press: London 2015. Al-Masdy. Jurnal Pola Penggunaan ISDN Pada Penderita Angina Pektoris di Pemerintah Kota Padang: Padang. Vol: 1. No: 1. 2013. Aufiya. Jurnal: Formula Optimization Of Lozenges Containing Combination With Mannitol and Sucrose Sweeternes Using Simplex. UI press: Jakarta. 2012. Braun. Herbs and Natural Supplements An Evidence Baed Guid 3rd Edition. Elsivier: New-York. 2017. Cahyani. Pengaruh penggunaan Jenis Pati Pada Karakteristik Fisika Sediaan Edible Peppermint Oil. Pharmaseutical Science: Jakarta. 2017. Dirjen POM. Farmakope Indonesia edisi V. Depkes RI: Jakarta. 1997. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi ke 5. Depkes RI: Jakarta. 2014. Dodt. The Esssential Oils Book Creating Blends For mind and Body. Versa press: USA. 1996. Ehrenpreis. Clinician’s Handbook Of Prescription Drugs. Pharmaceutical Press: London. 2001. Embuscado. Edible Films and Coating For Food Applications. Springer: USA. 2009. Hansel. Rational Phytotheraphy. Springer: London. 2004.



Http//.www. Medscape.com. IAI. ISO Pharmacotheraphy. IAI: Jakarta. 2017. Jones. Pharmaceutical Applications Of Polymers For Drug Delivery. Raphra Technology: USA. 2004. Koplan. Biopolymers From Renewable Resources. Springer: USA. 1998. Milda. Funcionalting carbohydrates For Food Application. Springer: USA . 2015.



Mutiawati. Jurnal: Uji Disolusi Terbanding Tablet Lisinopril 10 mg Comparative Dissolution Test of 10 mg lisinopril tablet. UI Press: Jakarta. Vol: 11 No: 2. 2014. Nuzully. Jurnal Farmasi: Pengaruh Kosentrasi Polyethylene Glycole Pada Sifat Kemagnetan Nanopartikel. ITB: Bandung. Vol: 51. 2013. Olatunji. Natural Polymers Industry Techniques and Applications. Springer: London. 2009. Rasenthal. Cebnes. Pharmacotherapeutics. Elvesier: New York. 2018. Rekha. Journal of Pullulan as a Forming Biomaterial For Biomedical. Application. Vol: 20 (2) . University Of India: India. 2007. Rowe. Handbook Of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. Pharmaceutical Press: London. 2009. Sah, somya. Journal Of Pharceutical and Biological Research: Sublingual Tablet Development and Invitro Evaluation Of Sublingual Film ISDN. University Of India: India. Vol: 6 Hal: 493-507. 2016. Sah, somya. Journal Of Pharmaceutical Research Formulation on Sublingual Tablet. University Of India: India.Vol: 4. Hal: 20-26. 2016. Siregar. Tekhnologi Farmasi Sediaan Padat. Jakarta: EGC. 2008. Sweetman. Martindale: The Complete Drug Reference. Pharmaceutical Press: USA. 2009.



Voight, R. Buku Pelajaran Tekhnologi Farmasi. UGM press: Yogyakarta. 1994. WHO. The International Pharmacopeia 3rd Edition Vol 3. Spain: WHO library. 2003. Wikarsa. Jurnal: Formulasi Tablet Lepas Lambat Dipiridanol Dengan Sistem Mengapung. Vol; 15. Vol: 1. ITB: Bandung. 2011. Wistenberg. Cellulose and Cellulose Derivates In Food Applications. Springer: USA. 2013. Yusuf. FormulasiTablet Effervescent Ekstrak Etanol Daun Dewa Andaru. Muhamadiyah Press: Surakarta. 2009. Zalipsky. Introduction To chemistry and Biological Applications Of Polyethylene Glycol. American Chemical Society: USA. 1997.



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM TEHNOLOGI SEDIAAN SOLID “PERCOBAAN GRANULASI BASAH FORMULASI TABLET ISOSORBIDE DINITRATE”



DISUSUN OLEH: KELOMPOK



: IV (EMPAT)



KELAS



: LABORATORIUM C



ASISTEN



: AULIDIA HM



LABORATORIUM FARMASETIKA JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR ROMANGPOLONG-GOWA 2019