Formula Tablet Kloramfenikol Kel 2 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Owen
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT SEDIAAN TABLET



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 TRANSFER A 2020 ASISTEN:SELVI RANTEPAYUNG,S.Farm



LABORATORIUM FARMASETIKA PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR MAKASSAR 2021



I. Formula Asli



I.



Rancangan Formula Tiap 500 mg mengandung: Kloramfenikol



250mg (Zat Aktif)



Mg Stearat



2% (Lubricant)



Talk



8% (Pelincir)



Amylum Maydis 15% (Disitegrant) PVP



5% (Pengikat)



Natrium Benzoat 0,02% (Pengawet) Avicel pH 102



ad 100% (Pengisi)



  II.



Rencana Desain Sediaan -



Rencana nomor registrasi



: DKL 2101900110A1



-



Rencana nomor bets



: B 02302025



-



Rencana klaim etiket



: Tiap 6 Jam 1 Tablet



-



Rencana bahan kemas primer



: Aluminium foil



-



Rencana bahan kemas sekunder



: Dus karton



-



Rencana bahan label etiket



: Kertas stiker



-



Rencana bahan leaflt brosur



: HVS



-



Rencana indikasi sediaan



: Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif dan infeksi berat



III.    



Dasar Formulasi Dasar Pembuatan Sediaan III.1   - Tablet adalah sediaan bertakaran, padat, umumnya berbentuk silindris datar dengan permukaan datar ganda atau cembung ganda. Pada permukaannya dapat



diterakan identitas, takaran, identitas dengan tanda yang cocok dan cekungan atau tanda cekungan silang untuk memudahkan pematahannya. Pada suatu tablet dalam pengertian yang sesusai dengan defnisi diatas, dapat dibuat lapisan obat berikutnya yang dikempa dengan bantuan peralatan khusus (tablet berlapis banyak, tablet mantel) (Voigt, 1995).



 



III.2



Studi Preformulasi Zat Aktif - Kloramfenikol dibuat dalam bentuk sediaan tablet, karena merupakan sediaan prodrug. Kloramfenikol diabsorpsi secara cepat dalam saluran cerna dan kadar puncak sebesar 10-13 mikrogram perml tampak antara 2-3 jam setelah penggunaan oral. (Katzung, 2015)



-



Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian dan memiliki stabilitas yang sangat baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2 – 7, stabilitas maksimumnya dicapai pada pH 6 (Lieberman et al.1992)



-



Salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian. Stabilitas baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2-7, suhu 25oC dan Ph mempunyai waktu paruh hampir 3 jam. Sangat tidak stabil dalam suasana basa. Kloramfenikol dalam media air adalah pemecahan hidrofilik pada lingkungan amida (FI III:211)



-



Semua dari fungsi yang diperlukan adalah campuran kompresi aliran yang baik, kekompakan yang baik, distribusi seragam obat dan pelepasan obat terkendali dapat dibuat dalam menggunakan granulasi basah tanpa bergantung pada sifat intrinsik dari obat atau bahan pembantu (Anonim.2013)



-



Kloramfenikol tahan terhadap pemanasan yaitu dengan suhu 149° c – 153° c sehingga dapat dibuat dengan metode granulasi basah (Sweetman, S et al. 2009)



-



Menggunakan granulasi basah memungkinkan untuk menstabilkan agen seperti pengubah pH ke dalam kontak dekat dengan obat dan berpotensi memaksimalkan stabilitas tablet (Anonim,2013)



   



  III.3  



Studi Preformulasi Zat Tambahan 1. PVP PVP bagus untuk proses penggranulan, hasil granul lebih cepat kering, memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompatibilitasnya lebih baik sehingga dapat menghasilkan tablet yang lebih bagus



(Swarbick, James.2005) 2. Avicel pH 102 Memiliki sifat kompressi yang baik sebagai diluents dan kompatibilitas sangat baik dalam granulasi basah. Berbentuk granul dengan sifat alir yang baik dan memiliki kadar lembab tinggi, sehingga dapat membuatikatan yang cukup kuat antara molekul obat dan eksipien. 3.Talk Mempunyai sifat yang lebih unggul dibandingkan pati dalam meminimalkan kecenderungan zat yang melekat pada permukaan puch 4. Mg Stearat Mg stearate mampu mengatasi kelengketan tablet pada permukaan punch and die dan Efek lubricant pada Mg Stearat lebih tinggi daripada zat lain. 5.Natrium Benzoat Digunakan sebagai pengawet karena secara umum dapat digunakan sebagai antimikroba pada sediaan tablet dengan konsentrasi 0,02%-0,05% (Rowen dkk,2006)



IV  



Informasi Bahan Aktif IV.1 KLORAMFENIKOL Nama Kelas farmakologi



: :



Kloramfenikol Antibiotik Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya. Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual),



Indikasi



:



rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya. Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas



Mekanisme kerja



bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah



:



penting



dalam



pembentukan



ikatan



peptida.



Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob grampositif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob



gram-negatif,



Neisseria



termasuk



meningitidis,



Pseudomonas



mallei,



Haemophilus



Salmonella, Ps.



cepacia,



influenzae,



Proteus



mirabilis,



Vibrio



cholerae,



Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella



Kontra indikasi



:



 Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol. Jangan digunakan untuk mengobati



influenza,



Efek samping



:



Toksisitas



batuk-pilek,



infeksi



tenggorokan,



atau



untuk



mencegah infeksi ringan Diskrasia darah, gangguan saluran pencernaan, reaksi neurotoksik, reaksi hipersensitif dan grey syndrome Toksistas kloramfenikol meningkat pada neonatus karena metabolisme



yang



bioavabilitasnya.



belum



Pada



sempurna



neonatus,



dan



terutama



tingginya pada



bayi



prematur yang mendapat dosis tinggi/ 200 mg/kg BB dapat timbul sidrom gray, biasanya antara hari ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi (Depkes RI,2009)



:



reaksi toksis klormafenkol selanjutnya dengan manifestasi depresi sumsum tulang belakang, kelainan ini berhubungan dengan dosis, progesif dan pulih bila obat dihentikan. Kemudian



toksisitas



klormafenikol



diantaranya



supresi



sumsum tulang, grey baby sindrom, neuritis optik pada anak, pertumbuhan kandida di saluran cerna, dan timbulnya ruam



Dosis dan pemberian Interkasi obat



:



(Kemenkes, 2011) Dewasa : 2000 mg / hari atau 50 /kg.BB/hari Penggunaan bersama kloramfenikol dapat



mengakibatkan



resistensi silang; hati-hati bila digunakan bersama dengan



:



obat-obat



yang



juga



dimetabolisme



oleh



enzim-enzim



mikrosom hati, seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamid, dan fenobarbital. Penyerapan kloramfenikol terjadi cepat setelah pemberian lewat



Farmakokinetika



oral. Di dalam darah berikatan dengan albumin dan terdistribusi



:



dengan baik ke berbagai jaringan seperti otak, css dan mata. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 2 jam pemberian. Di dalam hati mengalami konjugasi dengan asam glukoronat oleh enzim glukoronil transferase.



   



IV.2 1  



Uraian sifat fisika-kimia bahan aktif (Martindale, 2009; Katzung, 2015; FI III:211) Nama resmi : CHLORAMPHENICOL RB:   Nama lain : Kloramfenikol Kelas fungsional : Zat aktif Konsentrasi 250 mg C11H12Cl2N2O3 RM :



BM



:



325,13 hablur halus berbentuk jarum atau



Pemerian



memanjang



putih hingga putih kelabu atau



:



Kelarutan



lempeng



putih kekuningan.



:



Larutan praktis netral terhadap lakmus p.stabil dalam larutan pekat, kloramfenikol stabil dala larutan air pada rentang pH luas



 



IV.3



pKa dan pH larutan



:



Titik lebur



:



5,5 dan 4-8 149° sampai 153°C



Polimarfisme :  Informasi tambahan : Uraian stabilitas bahan aktif (Kloramfenikol) Stabilitas : : Salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian. Stabilitas baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2-7, suhu 25oC dan pH mempunyai waktu paruh hampir 3 jam. Sangat tidak stabil dalam suasana basa. Kloramfenikol dalam media air adalah pemecahan hidrofilik pada lingkungan amida. Stabil dalam basis minyak dalam air, basis adeps lanae



Inkompabilitas : Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kimia dan stabilitas) 1. PVP (Rowe, 2009 : 583) nama resmi : POVIDONE RB:   polyvinylpyrrolidone; : nama lain PVP : Pengikat kelas fungsional : 0,5% – 5% Konsentrasi : C6H9NO / 2500 RM BM



V



: 2500 Pemerian  



 



:



Sangat higroskopis, sejumlah besar air yang diserap pada kelembaban relatif rendah.



Kelarutan



:



Bebas larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral. Dalam air, konsentrasi solusi hanya dibatasi oleh viskositas larutan yang



pKa dan pH larutan Titik lebur informasi lain



: : :



dihasilkan, yang merupakan fungsi dari nilai-K. Ph 3-7  150⁰C  Povidone menjadi gelap sampai batas tertentu pada pemanasan pada 150⁰C, dengan penurunan kelarutan air. Inistabil untuk siklus panas yang pendek paparan



:



sekitar 110–130⁰C; sterilisasi uap air solusi tidak mengubah propertinya. Larutan encer rentan terhadap pertumbuhan



jamur



dan



akibatnya



memerlukan



penambahan pengawet yang cocok. Stabilitas



Inkompabilitas



 



 



:



Povidone kompatibel dalam larutan dengan berbagai garam anorganik, resin alami dan sintetis, dan bahan kimia lainnya. Membentuk adduct molekul dalam larutan dengan sulfathiazole, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin, dan senyawa lainnya. Khasiat beberapa pengawet, misalnya thimerosal, dapat terpengaruh oleh pembentukan kompleks dengan povidone.



: Penanganan : Toksisitas :  Dalam wadah tertutup baik ; di tempat sejuk dan kering Saran penyimpanan 2. Magnesium Stearat (Rowe, dkk., 2009 : 404) : MAGNESII STEARAS nama resmi RB:   : Magnesium stearat nama lain :  Lubricant kelas fungsional : 0,25% - 5%   Konsentrasi



RM BM



: :



C36H70MgO4  591,24



:



Serbuk halus; putih; memiliki bau yang lemah dari asam stearat; rasa khas



:



Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air; sedikit larut dalam benzene hangat dan etanol (95%) hangat



pKa dan pH larutan Titik lebur informasi lain



: : :



   117-150⁰C   Magnesium stearatstabil dan harus disimpan di tempat



Stabilitas



:



Pemerian



Kelarutan



Inkompabilitas



   



:



tertutup dengan baik wadah di tempat yang sejuk dan kering. Inkompatibel dengan asamkuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan alkaloid garam.



Penanganan : : Toksisitas : Dalam wadah tertutup baik ; di tempat sejuk dan kering Saran penyimpanan 3. Talk (Ditjen POM, 1979 : 591 dan Rowe, dkk., 2009 : 728)   Nama Resmi : TALCUM RB:   Nama Lain : Talk : Pelincir Kelas Fungsional :  1% - 10% Konsentrasi :  Mg6(Si2O4)5(OH)4 RM BM : 379,2657



Pemerian



:



Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu.



Kelarutan



:



Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, pelarut organik dan air.



pKa dan pH larutan Titik lebur informasi lain



: : :



Stabilitas



:



inkompabilitas



:



 4,5 dan 7-10  151°C  Talk adalah bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160⁰C selama tidak kurang dari 1 jam. Itu juga dapat disterilkan dengan paparan etilen oksida atau iradiasi gamma. Tidak cocok dengan campuran amonium. Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai dengan



Penanganan



:



keadaan dan jumlah bahan yang ditangani. Talk dapat menyebabkan iritasi jika terhirup dan paparan berlebihan dalam waktu lama dapat menyebabkan pneumokoniosis.



Toksisitas Saran penyimpanan 4. Pati Jagung nama resmi nama lain kelas fungsional Konsentrasi RM BM



:



-



:



Dalam wadah tertutup baik



: : : : :



AMILUM MAYDIS Pati Jagung Disitegrant 15% -



:  



 



RB:



 



Pemerian



:



Serbuk sangat halus, putih



Kelarutan



:



Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol



pKa dan pH larutan Titik lebur informasi lain Stabilitas Inkompabilitas Penanganan Toksisitas Saran dan



: : :



  -



:



Penyimpanan



Dalam Wadah tertutup rapat



4. Avicel 102 (FI III :135)  



 



nama resmi



:



nama lain kelas fungsional Konsentrasi RM BM



: : : : :



Pemerian



Kelarutan



:



MYCROCRYSTALLIN E CELLULOSE Avicel, Gel Selulosa Pengisi 20% - 90% (C6H10O5)n 36.000



RB:



 



Serbuk Hablur sangat halus, tidak berbau



:



Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/b, praktis sukar larut dalam air,asam encer, dan sebagian besar pelarut organic



: : :



pKa dan pH larutan Titik lebur informasi lain Stabilitas Inkompabilitas Penanganan Toksisitas Saran dan 5



 260-270˚C  Stabil meskipun higroskopis, Inkompatibel dengan bahan – bahan oksidator kuat -



: Dalam Wadah Tertutup baik, sejuk dan kering Penyimpanan Natrium Benzoat (FI IV:1995) nama resmi : NATRII RB: : Natrium Benzoat nama lain : Pengawet kelas fungsional : Konsentrasi : C7H5NaO2 RM BM



 



: 144,11



Pemerian



Kelarutan



Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil diudara



:



:



Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%



pKa dan pH larutan Titik lebur informasi lain



: : :



 150⁰C  incom dengan komponen &uarter, gelatin, garam feri, garamkalsium dan garam dari heavy metalis termasuk silver, leat dan menty aktivitas preserfatif mungkin jarang jika berinteraksi dengan



 



 



Inkompabilitas Stabilitas Penanganan



kaolin ataupun surfaktan nonionik



Larutan berairnya mungkin disterilkan dengan autoklaf -



Toksisitas Saran Penyimpanan



:



Dalam wadah tertutup baik



DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Introducing to Tableting By Wet Granulation. DFE Pharma . Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta Dirjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Depkes RI: Jakarta



Lieberman, H.A., L. Lachman dan J.B. Schwart, 1992. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Marcel Dekker Inc., New York. Rowe, R.C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Ed. The Pharmaceutical Press; London Siregar, C.J.P & Wikarsa, S.2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Kedokteran EGC, Jakarta Swarbick, James. 2005. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology. Taylor and Francis Group. California, USA . Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical. Press, London Tim Medical Mini Notes. 2017. Basic Pharmacology & Drug Notes Edisi 2017. MMN Publishing; Makasar Tjay & Rahardja. 2017. Obat – Obat Penting Edisi ke VII. PT. Gramedia; Jakarta