Frozen Food [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Latar Belakang Indonesia dan dunia saat ini sedang dilanda wabah pandemic virus Covid-19 yang mengakibatkan terbatasnya kegiatan atau aktivitas manusia diluar rumah. Masa-masa seperti ini juga mengakibatkan banyaknya kegiatan yang dilakukan didalam rumah dan membatasi kegiatan social diluar rumah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Penyebaran virus ini membuat masyarakat banyak yang mengalami panic buying, dengan alasan untuk menyetok makanan dirumah supaya sewaktu-waktu bahan makanan habis tidak perlu keluar rumah. Terlebih lagi bagi anak kos agar yang tidak bisa pulang atau keluar rumah karena takut akan penyebaran virus ini, Namun terdapat beberapa bahan makanan yang tidak bisa disimpan lama-lama dirumah karena akan mengalami pembusukan misalnya sayur serta banyak daging-dagingan yang tidak segar. Mayarakat juga lebih menyukai makanan cepat saji serta murah dan tahan lama serta masyarakat perlu lebih banyak bahan makanan siap saji dan tahan disimpan dalam jangka panjang sehingga saat tidak berani keluar rumah untuk ke pasar membeli bahan makanan segar dapat membeli makanan olahan atau frozen food untuk disimpan. Kalimantan barat juga tidak banyak terdapat pabrik yang memproduksi makanan skala besar seperti ikan sarden kaleng, sosis, kornet, serta nugget karena masih banyak didatangkan dari luar pulau. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini serta agar bisa digunakan untuk kedepannya perlu dibuat pabrik untuk membuat makanan frozen food seperti sosis di Kalimantan Barat sebagai solusi dari permasalahan ini. Perusahaan ini akan memproduksi jenis produk sosis dengan 2 rasa yaitu rasa ayam serta rasa sapi. Dibuatnya perusahaan ini untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat khusunya Kalimantan Barat karena saat seperti ini barang-barang akan sulit didistribusikan dari satu pulau ke pulau lain, sehingga perusahaan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalimantan Barat.



2



Target dan Segmentasi Pasar 2.1 Target Pasar Usaha ini berlokasi di tempat yang strategis dan tidak jauh dari utama, dimana aktivitas masyarakat terbilang padat. Tempat lokasi tersebut yang banyak di lewati



oleh masyarakat, baik masyarakat lokal maupun non lokal sehingga usaha kami ini mudah untuk dikenal oleh masyarakat. Lokasi usaha ini terletak di Jl. A. Yani 2, Kabupaten Kubu Raya. Lokasi ini dipilih karena tidak terlalu padat penduduk serta di jalan menuju Bandara Supadio Pontianak sehingga mudah juga untuk menentukan target pasar. Target pasar kami yaitu masyarakat sekitar umumnya dan masyarakat di Kalimantan Barat khususnya. Terdapat banyak pesaing dari usaha ini karena sebagian besar makanan frozen food didatangkan dari pulau jawa dan di Kalimantan Barat hanya ada kantor pemasaran saja, akan tetapi di sinilah kreatifitas kita bagaimana cara kita menarik konsumen agar dapat membeli produk kita tanpa membuat pesaing kita merasa tidak senang dengan tindakan kita. Namun hubungan harus tetap selalu terjaga antara pesaing dan menciptakan persaingan yang sehat tanpa menjatuhkan pesaing. Dengan cara mentaati peraturan dan undang-undang pasar yang telah di tetapkan. 2.2 Segentasi Pasar Segmentasi pasar ini untuk mebagi para konsumen kedalam beberapa kelas. Berdasarkan



demografis



target



marketnya



digolongkan



menurut



usia/umur. Diusaha ini targetnya adalah laki-laki mapun perempuan usia 15 tahun keatas. Target ini kami berikan karena yang menyukai sosis tidak hanya anak-anak tetapi orang dewasa juga, akan tetapi pada usia tersebut mereka sudah bisa memikirkan tujuan produk tersebut diciptakan. Konsumen juga dari berbagai kalangan tidak hanya kalangan menengah ke atas namun untuk semua kalangan karena harganya yang terjangkau. Berdasarkan kebutuhan target marketnya adalah laki-laki mapun perempuan yang menginginkan produk ini untuk dikonsumsi dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. 3



Analisis Aspek 3.1 Aspek Teknis dan Teknologi Aspek teknis dalam usaha ini adalah tampilan produk atau desain produk yang semenarik mungkin agar pelanggan tertarik dengan produk kami sehingga membeli produk kami. Selain itu seiring dengan perkembangan jaman produk



kami akan mudah untuk dimodifikasi tidak hanya dengan varian ayam dan sapi saja tetapi bisa saja akan dibuat produk lainnya. Karena ini adalah olahan frozen food maka sangat dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama serta produk ini juga sudah masak maka bisa untuk langsung dikonsumsi dan harganya juga murah cocok unutk semua kalangan. 3.2 Aspek Lingkungan Pemilihan lingkungan tempat bisnis yang akan dibangun harus dianalisis dengan cermat, karena lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan dijalankan, namun lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan. Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah. Pemilihan lokasi usaha ini yang terletak di daerah Kubu Raya karena tempat tersebut strategis dan jauh dari aktivitas pemerintah serta asset vital nasional. 3.3 Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran menyajikan tentang peluang pasar, perkembangan permintaan produk di masa mendatang, kendala-kendala yang dihadapi seperti keberadaan pesaing, serta beberapa strategi yang dilakukan dalam pemasaran. Tentu peluang usaha ini sangat besar karena jarang terdapat di Kalimantan Barat dan permintaan produk juga tinggi apalagi disaat-saat wabah seperti sekarang ini masyarakat takut untuk keluar rumah. Meskipun persaingan dengan produk luar juga tak bisa dihindarkan namun perusahaan akan semakin belajar setiap harinya



untuk memasarkan produk dengan sebaik-baiknya agar mampu bersaing. Oleh karena itu perusahaan memerlukan strategi-strategi dalam melakukan pemasaran. 3.4 Aspek Keuangan Pembahasan dalam aspek finansial ini yaitu sumber dan penggunaan dana, modal kerja, pendapatan, biaya usaha, serta aliran kas atau arus kas. Ada tiga langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis kelayakan finansial, yaitu Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan untuk operasional. Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan tiap bulan atau bahkan mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha baru. Selanjutnya diperlukan juga proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga sampai lima tahun. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia biaya-biayanya yaitu berupa pencairan sumber dana dan biaya modal. Langkah kedua dalam aspek keuangan ini adalah proyeksi sumber daya finansial yang tersedia dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi perusahaan. Dalam menentukan sumber daya finansial potensial yang tersedia harus dibedakan sumber finansial jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. 3.5 Aspek Sumber Daya Manusia Untuk mendukung kelangsungan usaha ini dibutuhkan beberapa elemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang terkait didalamnya. Adapun Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kelangsungan usaha ini, yaitu: 1.



Distributor, Agar usaha ini dapat bertahan dan berjalan dengan baik, maka kami



melakukan



kerjasama



dengan



distributor-distributor



lainya,



sehingga Produk kami juga dapat dikenal luas oleh konsumen. 2.



Promosi Dengan Media Elektronik, Dengan perkembangan jaman yang semkain mempermudah penyebaran informasi, kami juga memmanfaatkan situasi tersebut dengan melakaukan promosi melalui media eletronik, seperti sosial media.



3.



Masyarakat Sekitar, Selain SDM dari distributor dan tenaga kerja selanjutnya masyarakat juga berperan penting dalam kelancaran usaha ini, karna kita juga



harus memiliki hubungan baik dengan masyarakat setempat, karna apabila kita tidak mempunyai hubunga baik maka bisa saja usaha kita tidak disenangi sehingga dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga disinilah kita sebagai wirausaha harus mempunyai sikap yang baik dan jujur terhadap siapa saja 4.



Supplier bahan baku, dalam membuat usaha juga tidak boleh sembarangan agar hasil yang didapatkan juga maksimal. Bahan baku yang baik akan menciptakan produk yang baik juga sehingga pemilihan bahan baku serta supplier ini sangat penting dan masuk ke aspek sumber daya mausia.



4



Tahap Loyalitas Perusahaan 1. The Courtship Pada tahap ini, hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan terbatas pada transaksi, pelanggan masih mempertimbangkan produk dan harga. Apabila penawaran produk dan harga yang dilakukan pesaing lebih baik, maka mereka akan berpindah. 2. The Relationship Pada tahapan ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan harga dan produk, walaupun tidak ada jaminan konsumen akan melihat produk pesaing, selain itu pada tahap ini terjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 3. The marriage Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak dapat dipisahkan, loyalitas terbentuk akibat adanya tingkat kepuasan yang tinggi. Pada tahapan ini pelanggan akan terlibat secara pribadi dengan perusahaan dan loyalitas tercipta seiring dengan kepuasan terhadap perusahaan dan ketergantungan pelanggan. Tahapan marriage yang sempurna diterjemahkan ke dalam advocate customer yaitu pelanggan yang merekomendasikan produk perusahaan kepada



orang lain dan memberikan masukan kepada perusahaan apabila terjadi ketidakpuasan.” 5



SWOT Analisis Setiap kegiatan untuk memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengukur kemampuan saya terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis SWOT. 1. Strenght (Kekuatan) Kekuatan dari produk ini adalah sangat mudah di olah dan dapat distock karena dapat di simpan di freezer, sehingga sangat cocok untuk keadaan ditengah pandemi virus Covid-19. Produk ini juga tidak menggunakan pengawet sehingga tidak berbahaya untuk di komsumsi dalam jangka waktu yang berkepanjagan. 2. Weakness (Kelemahan) Kelemahan dari produk ini adalah 3-4 minggu bila kemasan terjaga dengan perlakuan penyimpanan yang baik karna tanpa pengawet. 3. Opportunity (Peluang) Keadaan pandemi seperti sekarang sangat membuka peluang usaha ini, banyak masyarakat memiih makanan atau olahan yang praktis dan dapat di stock serta di simpan dalam waktu cukup lama. 4. Threath (Ancaman) Banyak masyarakat yang masih takut dengan makanan berpengawet dan juga banyak pesaing yang memiliki usaha yang sama.



6



Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan tatanan kerangka dalam menjalankan semua aktivitas perusahaan dan sebagai pedoman pimpinan dalam mengatur posisi karyawan dengan kemampuan, pengalaman, dan kecakapannya. Struktur organisasi perusahaan dapat menunjukan bagaimana perusahaan itu dikelola yaitu bagaimana pendelegasian, kekuasaan dan tingkat pengawasannya. Untuk menjelaskan masing-masing jabatan dalam struktur organisasi, maka diperlukan suatu uraian pekerjaan sebagai berikut:



a) Pemilik Usaha Merupakan pimpinan puncak dari usaha ini yang bertugas dalam memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas terhadap bagian – bagian dibawahnya, merencanakan dan menerapkan kebijaksanaan mengenai perbaikan, serta untuk perkembangan umum perusahaan. Tugas dan tanggung jawab: 1.



Membuat perencanaan, strategi, dan kebijakan yang menyangkut operasional perusahaan. 



2.



Melatih, mengembangkan dan mengkoordinir karyawan agar dapat memenuhi standar perusahaan dalam beroperasi dan melayani pelanggan. 



3.



Memastikan semua prosedur dan standar serta kebijakan perusaaan telah dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh karyawan serta dijaga dan diikuti secara konsisten. 



4.



Mengawasi secara umum kegiatan operasional perusahaan. 



5.



Bertanggung jawab atas seluruh aliran dana dalam perusahaan. 



6.



Berwenang mengatasi masalah yang berhubungan dengan penggunaan dana.



7.



Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja.



8.



Melakukan kontrol secara keseluruhan atas operasional



9.



Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum atau berkaitan dengan masalah regulasi dan finansial. 



10. Bertanggung jawab dalam memajukan usaha.  11. Menetapkan standar gaji yang diterima oleh pegawai.  12. Memutuskan pemberhentian dan promosi jabatan di perusahaan.  13. Bertanggung jawab secara hukum atas seluruh kegiatan perusahaan. b) Manager of Marketing and Services Bagian ini bertugas dalam hal pemasaran produk olahan baik further maupun sausage serta pelayanan kepada konsumen. Bertanggung jawab kepada pemilik usaha dalam menjalankan tugasnya. Tugas dan tanggung jawab:



1.



Menentukan segmentasi konsumen yaitu siapa saja target konsumen yang dituju.



2.



Melakukan promosi kepada konsumen (salah satu contohnya adalah dengan membuat brosur atau selebaran)



3.



Memperkirakan jumlah barang yang harus dijual.



4.



Memberikan pelayanan terhadap konsumen sebaik-baiknya (Murah senyum, mengutamakan konsumen).



5.



Meningkatkan pelayanan untuk konsumen dari waktu ke waktu (Contohnya adalah memberikan diskon kepada konsumen yang royal).



6.



Menerima segala macam saran dan kritik dari konsumen



c) Manager of Finance and Procurement Bagian ini bertugas untuk menyediakan bahan baku proses produksi dan penghasil produk-produk sampingan serta mengatur keuangan dari pembelian bahan untuk produk tersebut. Bagian ini bertanggung jawab pada pemilik usaha dalam menjalankan tugasnya. Tugas dan tanggung jawab: 1.



Mengelola uang pengeluaran dan pemasukan.



2.



Menentukan harga jual barang atau produk.



3.



Melakukan evaluasi (pembukuan) terhadap kebutuhan biaya usaha setiap bulan.



4.



Meghitung keuntungan yang diperoleh setiap bulan berdasrkan hasil evaluasi atau pembukuan.



5.



Merencanakan jumlah barang atau produk yang akan dikirim dari supplier.



6.



Melakukan kominikasi dengan pihak ketiga dalam proses pengiriman barang.



7.



Mengatasi masalah yang ada saat pengadaan barang.



d) Tenaga Produksi Bagian yang bertugas untuk mengontrol kualitas produk agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diberikan oleh perusahaan serta menyiapkan produksi dari produk yang telah diproduksi.



Tugas dan tanggung jawab: 1.



Pengatur strategi produksi. Melakukan rencana strategi produk dan inovasi baru.



2.



Mengatur kualitas dari produk.



3.



Meniliti barang yang sudah diproduksi.



4.



Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi produk.



5.



Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi. 



6.



Memberi masukan pada manajer tentang inovasi bentuk produkbaru yang dapat ditawarkan pada konsumen. 



e) Logistik Bagian ini bertugas untuk mengatur proses transportasi dalam pengiriman barang. Bagian ini bertanggung jawab pada pemilik usaha dan karyawan lainnya. Tugas dan tanggung jawab:



7



1.



Mengantarkan pesanan delivery order dengan cepat dan aman.



2.



Mengatur transportasi yang akan di gunakan.



3.



Bertanggung jawab dalam kegiatan mengantar barang. 



4.



Menjaga produk selama dalam perjalanan.



5.



Membeli bahan dan kebutuhan yang mendukung kegiatan produksi.



Anggaran a) Laporan Capital Expenditure (CAPEX) dan Operating Expenditure (OPEX) Capex dan Opex merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyusun budget bisnis diawal tahun pada perusahaan-perusahaan besar. 1) Laporan Capital Expenditure (CAPEX) pada bisnis Frozen Food Pontianak Capex merupakan alokasi yang direncanakan (dalam budget) untuk melakukan pembelian, perbaikan dan pergantian segala sesuatu yang dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akutansi. ASET ASET LANCAR



ASET TIDAK LANCAR



Kas dan Setara Kas



Rp 200.000.000.000,00



Aset Keuangan yang dimiliki Hingga Jatuh Tempo



Rp 2.500.000.000,00



Rp Piutang Usaha Piutang Lain-



5.100.000,00



lain



9.500.000,00



Rp Piutang Usaha Pihak Ketiga



16.500.000.000,00



Rp



Rp Aset Pajak Tangguhan



800.500.000,00



Rp Persediaan



7.300.000.000,00



Rp Investasi



6.500.000.000,00



Rp Uang Muka Pajak dibayar



1.200.000.000,00



dimuka Biaya dibayar



2.800.500.000,00



dimuka Jumlah



5.600.600.000,00



Aset Real Estat



70.900.000.000,00



Rp



Rp Properti Investasi



65.300.500.000,00



Rp



Aset



Lancar



Rp



Rp Aset Tetap



200.400.000.000,00 Rp



Aset Lain-lain



1.500.000.000,00



Rp 250.300.000.000,00



Rp Jumlah Aset Tidak Lancar



2.000.000.000,00 Rp



JUMLAH ASET



366.401.000.000,00



ARUS KAS DARI AKTIVAS



ARUS KAS DARI AKTIVASI



OPERASI



INVESTASI Rp



Penerimaan



dari



Pelanggan



Rp



200.400.300.



Hasil penjualan



250.400.000,0



000,00



aset tetap



0



Rp Pembayaran



kepada



Pemasok



Rp



150.200.000.



Penempatan



30.000.000.00



000,00



Investasi



0,00



Rp Pembayaran



kepada



Karyawan



Kas dihasilkan dari Operasi



Rp



22.200.000.0



Perolehan Aset



15.400.500.00



00,00



Tetap Kas



0,00 Bersih



Rp



digunakan



Rp



175.200.700.



untuk



75.800.150.00



000,00



Aktivitas



0,00



Pendanaan Rp 18.550.300.0 Pendapatan Bunga Penerimaan Klaim



00,00



Asuransi



1.500.000,00 Rp



Pembayaran



Beban



Bunga dan Keuangan



Rp



1.500.000.00 0,00 Rp 18.800.000.0



Pembayaran Pajak Kas Bersih diperoleh



00,00



dari



3.200.500.00



Operasi KENAIKAN



Aktivasi



Rp 0,00



(PENURUNAN)



BERSIH



KAS



DAN



Rp



SETARA KAS DAMPAK PERUBAHAN KURS VALUTA TERHADAP



340.150.200.000,00 Rp



KAS DAN SETARA KAS



20.500.000,00



1) Laporan Operating Expenditure (OPEX) pada pambangunan bisnis Frozen Food Pontianak Operating Expenditure (OPEX) merupakan alokasi yang direncanakan dalam budget untuk melakukan operasi perusahaan secara normal yang digunakan untuk menjaga kelangsungan aset dan menjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan berlangsung dengan baik. Berikut merupakan anggaran laporan Operating Expenditure (OPEX) pada pembangunan bisnis Frozen Food Pontianak No 1 2 3 4 5 6  



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11  



ANGGARAN OPERASIONAL PEGAWAI Item Biaya Gaji Pekerja Lapangan Rp 300.000.000,00 Gaji Tenaga Kerja Pelaksana Rp 100.000.000,00 Perawatan Kesehatan Rp 50.000.000,00 Rupa-rupa Biaya Pegawai Rp 200.000.000,00 Bahan Bakar Pegawai Rp 10.000.000,00 Biaya Laporan Lapangan Rp 2.000.000,00 Total Biaya Rp 662.000.000,00 ANGGARAN OPERASIONAL ADMINISTASI DAN UMUM Item Biaya Pemeliharaan Pos Keamanan dan Loket Rp 4.500.000,00 Pemiliharaan Toilet Rp 1.500.000,00 Pemiliharaan Jalan Rp 5.500.000,00 Pemeliharaan Ruang Pembeku Rp 20.100.000,00 Pemeliharaan Mesin Pembeku Rp 15.000.000,00 Pemeliharaan Makanan Beku Rp 10.150.000,00 Pemeliharaan Dapur Rp 8.600.000,00 Asuransi Rp 16.500.000,00 Bahan Bakar Rp 5.000.000,00 Biaya Listrik dan Air Rp 85.200.000,00 Biaya Keamanan Rp 1.500.000,00 Total Biaya Rp 173.550.000,00



Perhitungan Kelayakan Bisnis bisnis Frozen Food Pontianak 1) Perhitungan Payback period Payback adalah – jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang didapatkan dari suatu bisnis dihitung dari aliran bersih.



yang sudah dibuat atau



Investasi Pertama sebesar Rp 172.990.250.000 jumlah arus kas dalam satu tahun adalah Rp.351.193.403.780 maka payback periodnya adalah : Payback



Period



 =



(investasi



awal)



/



(arus



kas)



x



1



tahun



Payback Period  



= (Rp 172.990.250.000) / (Rp 351.193.403.780) x 1 tahun



Payback Period



= 0,49 tahun (5 bulan 26 hari)



2) Perhitungan ROI (Return On Invesment) Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan pengembalian investasi yang diharapkan dalam beberapa bulan sekali atau per tahun, rasio ini biasanya diukur dengan persentase. Cara menghitung ROI : ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung ROI adalah sebagai berikut:  ROI =    (Laba / Investasi) x 100% Investasi



sebesar



Rp



172.990.250.000



menghasilkan



penjualan



sebesar



Rp.398.450.342.000 berarti diperoleh laba sebesar Rp 225.460.092.000 Perhitungan ROI dalam presentase : ROI = (Rp 225.460.092.000 / Rp 398.450.342.000) x 100% ROI = 56 % per tahun Semakin tinggi nilai ROI semakin disukai oleh investor. 3) Break Even Point (BEP)  Break Even Point ialah titik impas yaitu titik dimana tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besar dengan biaya produksi yang sudah dikeluarkan, sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian. Berguna dalam menganalisis bisnis sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point : BEP = FC / (1-(vc/s)) = Rp 172.990.250.000/ 0,6



= Rp 288.317.083.333 Artinya pendapatan perusahaan sebesar Rp 288.317.083.333 terjadi Break Even Point dan baru mulai memperoleh keuntungan. 4) Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah metode perhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa datang. Jika nilai IRR lebih besar dari biaya modal, bisnis tersebut layak dijalankan.  IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2 NPV) *(Higher % rate - Lower % rate) Sebuah bisnis  ini diharapkan memiliki Net Present Value dari Rp 200.000.000.000 pada tingkat diskon 20% dan NPV negatif dari Rp 225.000.000.000 pada tingkat diskon -16%.  Jarak antara 2 NPV = Rp 200.000.000.000 + Rp 225.000.000.000 = Rp 425.000.000.000 IRR = + 20% (Rp 200.000.000.000 / Rp 225.000.000.000 ) * (20% - 16%)  = 71,1% Jadi IRR = 71,1% > 10% maka Investasi dapat diterima dengan 10% untuk pajak. 5) Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas atau Rasio Hutang Modal adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Diketahui : Total Kewajiban (liability)



=Rp



Total Ekuitas (Equity)



=



85.000.000.000 Rp



45.000.000.000



Debt to Equity Ratio (DER) = ? Jawaban : Debt to Equity Ratio (DER) = Total Kewajiban / Total Ekuitas = Rp 85.000.000.000 / Rp 45.000.000.000 = 1,89 kali



Kesimpulan yang diperoleh adalah Investasi yang dilaksanakan pada bisnis Bisnis Frozen Food Pontianak dinyatakan layak dari aspek manajemen keuangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil: 1. Payback Period (PP) lama pengembalian investasi dihitung dengan aliran kas tahunan dengan jumlah tetap didapatkan nilai 5 bulan 26 hari. 2. Return On Investment (ROI) bernilai 56 % per tahun. 3. BEP terjadi ketika perusahaan meneriman Rp 288.317.083.333 dan memulai keuntungannya. 4. Internal Rate of Return (IRR) bernilai 71,1 %, Jadi investasi tersebut dapat diterima. DER dilakukan sebanyak 1,89 kali