8 0 200 KB
PENATALAKSANAAN IMPETIGO ULSERATIF (EKTIMA) : SOP/ /UKP/ No. Dokumen 2018
SOP
No. Revisi Tanggal Terbit
: :
Halaman
: 1/3 Tanti Umiyati
PUSKESMAS TUNJUNG
1. Pengertian
NIP. 19710503 200501 2 009
Impetigo ulseratif (ektima) adalah infeksi kulit (epidermis, dermis dan subkutis) yang disebabkan oleh bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus dan Streptokokus
2. Tujuan
Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan kasus impetigo ulseratif (ektima)
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/39.1/427.55.25/2018 tentang Pelayanan Klinis Puskesmas Tunjung.
4. Referensi
Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Alat/Bahan
6. Prosedur/
1.
ATK
2.
Termometer
3.
Tensimeter
4.
Penghitung waktu
5.
Rekam medis
6.
Register rawat jalan
7.
Kertas resep
8.
Form rujukan
9.
Register rujukan
1.
Petugas
Langkahlangkah
memanggil
pasien
sesuai
nomor
urut
dan
mencocokan identitas di rekam medis 2.
Petugas melakukan 3S (Salam, Senyum, Sapa)
3.
Petugas melakukan anamnesis pada pasien apakah pasien mengeluhkan adanya koreng atau luka di kulit, awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau
nanah
dengan
dasar
dan
pinggiran
sekitarnya
kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri. Bintil kemudian pecah dan
menjadi keropeng / koreng yang mengering, keras dan sangat lengket 4.
Petugas melakukan pemeriksaan tanda - tanda vital dan pemeriksaan
fisik
apakah
ada
peradangan
yang
menimbulkan kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal) 5.
Petugas menuliskan resep untuk pengobatan impetigo ulseratif (ektima) a. Topikal: Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000 Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari b. Antibiotik oral (salah satu) Amoksisilin dengan asam klavulanat. Dosis dewasa: 3 x 250500 mg. Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5- 7 hari Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari
6.
Petugas
mengedukasi
pasien
dan
keluarga
untuk
pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh 7.
Petugas memberikan resep kepada pasien
8.
Petugas merujuk pasien bila: a. Komplikasi mulai dari selulitis b. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari c. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolik endokrin dan imunodefisiensi)
9.
Petugas menulis hasil SOAP ke dalam rekam medis dan menandatangani
10.
Petugas menulis diagnosis dan terapi ke buku register rawat jalan
7. Diagram Alir
Melakukan 3S (Salam, Senyum, Sapa)
Memanggil pasien sesuai nomer urut dan mencocokkan identitas di rekam medis
Mengedukasi tentang perjalanan penyakit
Menuliskan resep
Merujuk pasien sesuai kriteria rujukan
Memberikan resep
Melakukan anamnesa pada pasien
Melakukan tandatanda vital dan pemeriksaan fisik
Menulis hasil SOAP ke dalam RM
Menulis diagnosis dan terapi ke buku register rawat jalan
8. Hal-hal
1.
Faktor risiko
perlu
2.
Kriteria rujukan
diperhatikan
3.
Komplikasi
1.
Pelayanan KIA – KB dan imunisasi
2.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3.
Pelayanan sanitasi
4.
Pelayanan gizi
5.
Pelayanan Kamar Obat
6.
Pelayanan UGD
7.
Pelayanan Rawat inap
10. Dokumen
1.
Rekam medis
terikat
2.
Register rawat jalan
3.
Register rujukan
yang
9. Unit terkait
11. Rekaman Historis
No.
Yang diubah
Perubahan
Diberlakukan Tgl
PENATALAKSANAAN IMPETIGO ULSERATIF (EKTIMA)
Puskesmas Tunjung
Daftar Tilik
No. Kode Terbitan No. Revisi Tanggal Mulai Berlaku Halaman
: SOP/ : : : : 1/2
/UKP/ 2018
Unit
:
……………………………………………………………………
Nama Petugas
:
……………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan :
……………………………………………………………………
No
Langkah Kegiatan
Ya
1
Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dan mencocokan identitas di rekam medis?
2
Apakah petugas melakukan 3S (Salam, Senyum, Sapa)?
3
Apakah petugas melakukan anamnesis pada pasien: koreng atau luka di kulit, awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarnya kemerahan, dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri, bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/ koreng yang mengering, keras dan sangat lengket?
4
Apakah petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan
fisik:
adanya
peradangan
yang
menimbulkan
kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal)?
Tidak
5
Apakah
petugas menuliskan resep untuk pengobatan impetigo
ulseratif (ektima)? a. Topikal: -
Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000
-
Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari
b. Antibiotik oral (salah satu) -
Amoksisilin dengan asam klavulanat. Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg. Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5- 7 hari
-
Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari
-
Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari
c. Insisi
untuk
karbunkel
yang
menjadi
abses
untuk
membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik 6
Apakah petugas mengedukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh?
7
Apakah petugas memberikan resep kepada pasien?
8
Apakah petugas merujuk pasien? Bila: a. Komplikasi mulai dari selulitis b. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari c. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolik endokrin dan imunodefisiensi)
9
Apakah petugas menulis hasil SOAP ke dalam rekam medis dan menandatanganinya?
10
Apakah petugas menulis diagnosis dan terapi ke buku register rawat jalan? Jumlah
Compliance rate (CR) : ……………..%
………………………………..,…………..
Auditor
------------------------------------------NIP………………………………