Indikator Motif Dan Motivasi Belajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2. Indikator Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2001:81) indikator motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa tersebut adalah : 1. Tekun menghadapi tugas, artinya siswa mampu bekerja secara terus menerus tanpa berhenti dalam waktu yang lama sebelum menyelesaikan tugasnya, ia akan bersemangat dalam menjalani tugas, mengerjakan tugas tepat waktu serta selalu mencari sumber lain sebagai referensi dalam mengerjakan tugasnya. 2. Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak mudah menyerah serta putus asa ketika menemui kesulitan atau hambatan dalam mengerjakan tugas yang ia jalani. Dalam hal ini, siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan ia dalam belajar maupun dalam melaksanakan kegiatan belajar. 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, artinya siswa harus berani menghadapi masalah, mencari solusi atau penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri, artinya siswa memiliki inisiatif yang tinggi dalam mengerjakan tugas. Meskipun tanpa disuruh, ia akan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya 5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif 6. Dapat mempertahankan pendapatnya. Seseorang yang memiliki motivasi belajar akan dapat mempertahankan pendapatnya ketika ia sudah yakin akan sesuatu hal. 7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya, artinya ia akan berpegang teguh atas apa yang ia kerjakan. Ia percaya dan yakin atas akan apa yang ia kerjakan.



3. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar a. Tujuan Motivasi Belajar Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga diperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingg tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan kurikulum sekolah. Sebagai contoh : seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju kedepan kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika dipapan tulis. Dengan pujian itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya diri pada diri sendiri, disamping itu timbul keberanian sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju kedepan kelas. Dari contoh tersebut diatas dapat dikatakan bahwa, seorang siswa yang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasi itulah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. b. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga yaitu : a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. b) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.



c) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. 4. Macam-Macam Motivasi Belajar Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-motif bawaan 2) Motif-motif yang dipelajari b. Menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan : 1) Kebutuhan-kebutuhan organis 2) Motif yang timbul sekonyong-konyong 3) Motif obyektif c. Sedangkan Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut : 1) Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus, dan sebagainya.



2) Sosial motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya. d. Motivasi jasmani dan rohaniah. Ada beberapa tokoh yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmani dan motivasi rohaniah. Yang terasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya : reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan. B. Aspek-Aspek Motivasi Belajar Motivasi belajar yang baik, memiliki aspek-aspek (Chernis dan Goleman, 2001), sebagai berikut: 1. Dorongan mencapai sesuatu Adalah ketika seorang individu berjuang terhadap sesuatu untuk meningkatkan dan memenuhi standar atau kriteria yang ingin dicapai dalam belajar. 2. Komitmen Siswa yang memiliki komitmen dalam belajar akan mampu menentukan skala prioritasnya dalam mengerjakan tugas yang memang harus didahulukan dan menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan baik itu individu ataupun kelompok. 3. Inisiatif Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik akan memiliki inisiatif untuk melakukan tugas yang seharusnya ia kerjakan tanpa harus diperintah terlebih dahulu. Siswa yang inisiatif ini akan lebih siap dalam menghadapi peluang atau kesempatan yang ada karena ia memahami apa yang seharusnya ia lakukan dalam menghadapi kesempatan tersebut. 4. Optimis Ketika seorang siswa memiliki motivasi belajar yang baik, maka ia akan memiliki sikap optimis dalam menghadapi suatu keadaan. Ia akan gigih



dalam mencapai tujuan yang diharapkan tanpa takut akan kegagalan dan hambatan yang akan ia temui dimasa depan. Siswa yang memiliki sikap optimis tidak akan mudah menyerah dan pantang mundur terhadap suatu kegagalan. Ia akan terus berusaha dan belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan apa yang ia harapkan. Sikap optimis ini seharusnya dimiliki oleh setiap siswa, agar siswa belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, namun kegagalan adalah cara untuk kita memperbaiki kesalahan yang telah kita buat dan memperbaiki proses kita dalam mencapai sesuatu. C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seorang siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga didapatkan hasil akhir yang maksimal dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Menurut Slameto (2003:128) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah : a). Faktor Intern 1) Kesehatan Kesehatan adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh dalam keadaan baik-baik saja atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang. Ketika kesehatan terganggu, proses belajar seseorang juga akan terganggu dan ia tidak akan bisa mengerjakan tugasnya dengan maksimal. Agar seseorang dapat belajar dengan baik ia harus menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat. 2) Perhatian Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang direaksi pada sesuatu waktu. Menurut Abu Ahmadi (2003: 145) perhatian merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka siswa harus



mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya, jika materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka akan menimbulkan rasa bosan, sehingga ia tidak akan suka lagi untuk belajar. 3) Minat Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa minat dan motivasi merupakan satu kesatuan yang harus ada dalam diri seorang siswa. Karena ketika seseorang berminat akan suatu hal maka minat tersebut akan berkembang jika didorong oleh motivasi. Begitupula sebaliknya, ketika seseorang termotivasi akan suatu hal maka ia akan berminat untuk mempelajari hal tersebut dengan baik. 4) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar atau berlatih. Orang yang memiliki bakat dibidang musik akan lebih mudah bermain gitar dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat dalam bidang tersebut. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bakat itu mempengaruhi proses belajar seseorang. Jika materi pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil yang didapatkan akan lebih baik dan ia akan lebih bersemangat dalam belajar. b) Faktor Ekstern 1) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu proses penyampaian materi yang dilakukan secara sistematis dan teratur oleh seorang guru kepada peserta didik. Metode mengajar guru akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Karena metode belajar yang buruk akan menyebabkan siswa tidak berminat mengikuti pembelajaran yang



disampaikan oleh guru tersebut sehingga didapatkan hasil belajar yang kurang baik. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka guru harus bisa menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga pembelajaran dapat lebih efektif dan siswa mampu termotivasi untuk giat belajar. 2) Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar akan dipakai pula oleh siswa untuk menerima materi yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran yang diberikan. 3) Waktu Sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Seperti contoh, ketika siswa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang efektif karena hanya akan membuat siswa tidak fokus dalam menerima materi pembelajaran karena mengantuk berbeda ketika siswa masuk pada pagi hari dimana kondisi pikiran masih segar dan siap materi pelajaran yang akan disampaikan. Syamsu Yusuf (2009:126) mengatakan bahwa motivasi belajar dapat timbul dari faktor eksternal dan internal. 1) Faktor Internal a) Faktor fisik Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik terutama panca indera. b) Faktor psikologis Faktor psikologis merupakan faktor instrinsik yang berhubungan



dengan



aspek-aspek



yang



mendorong



atau



menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa. 2) Faktor Eksternal a) Faktor sosial Faktor sosial merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebaya, orang tua, tetangga, dll. b) Faktor non-sosial Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari keadaan atau kondisi fisik di sekitar siswa. Faktor non sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas belajar (sarana dan prasarana). Dimyanti dan Mudjiono (2010: 82) mengatakan ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: 1) Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. 2) Kemampuan belajar Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya piker, dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang cara berpikirnya operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan daya nalarnya). Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar. Karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses dan karena kesuksesan akan memperkuat motivasinya.



3) Kondisi jasmani dan rohani siswa Kondisi



siswa



yang



meliputi



jasmani



dan



rohani



dapat



mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, mengantuk, atau kondisi emosional siswa seperti marah akan mengganggu konsentrasi atau perhatian belajar siswa. 4) Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal atau keluarga, lingkungan pergaulan atau teman sebaya, dan kehidupan masyarakat. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.



DAFTAR PUSTAKA A.M,Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Z,Abidin.



(2006).“Publikasi



Ilmiah”.



Motivasi



dalam



Pembelajaran dengan Pendekatan ‘ARCS’. 18, (2), 150-153.



Strategi