Isu Profesi Guru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Latar Belakang Pendidikan adalah hal penting yang menjadi sorotan semua bangsa, karena dengan pendidikan dapat diketahui bangsa tersebut bermartabat atau tidak. Pendidikan banyak mengajarkan kita tentang pentingnya kesadaran diri dalam berbenah, memperbaiki tingkah laku, mampu mempunyai nalar yang kritis dan mampu membaca segala perubahan yang sekali waktu dapat terjadi dan menuntut kita untuk segera berubah dari beranjak dari ketertinggalan. Namun, seringkali kita mengabaikan beberapa hal yang seharusnya menjadi perhatian serius tetapi tidak bisa dilakukan oleh kita karena beberapa hal juga, keterbatasan yang dimiliki oleh setiap individu menuntut individu lain untuk dapat mengatasi berbagai macam persoalan yang terjadi dalam pendidikan. Ada banyak problem yang terjadi dalam dunia pendidikan kita, mulai dari kegiatan belajar mengajar yang tidak pernah tuntas dan menemukan hasil yang memuaskan, etika, sarana prasarana, kurikulum, profesionalisme dan banyak lagi yang lainnya yang masih menjadi PR bagi kita semua. Terutama ketika terjadi dekadensi moral yang kerap kali menghinggapi anak didik kita, tidak pelak lagi yang menjadi sasaran kesalahan adalah lembaga tertentu yang sudah dianggap gagal dalam mendidik anak didiknya, kesalahan itu tidak hanya ditujukan kepada pihak lembaga saja tetapi semua yang ada didalamnya termasuk yang paling urgen adalah peran guru yang sudah dianggap total dalam mendidik. Mendidik sebetulnya tidak hanya menjadi tanggung jawab seorang guru saja tetapi merupakan kewajiban bersama dan yang paling utama adalah orang tua yang sangat berperan penting dalam membangun karakter anak didik, kecerdasan serta hal lain yang mendukung terhadap suksesnya pembelajaran dalam pendidikan, namun terkadang keterbatasan kemampuan yang dimiliki orang tua sehingga mengharuskan para orang tua untuk memasrahkan anaknya pada lembaga yang berwenang atau yang bertugas memberikan dan mentrasfer ilmu serta mendidik untuk menjadikan seorang anak berkarakter baik, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Pada hakikatnya, mendidik merupakan kewajiban setiap individu, maka setiap individu harus bisa menjaga kualitas dirinya dan mampu menjadi teladan bagi peserta didik. Pendidik dalam islam adalah setiap individu yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik. Dalam pendidikan yang sangat menentukan terhadap pembentukan karakter, sikap, mental, kecerdasan dan kemahiran peserta didik adalah seorang guru. Banyak kasus justru dari guru itu sendiri, entah apakah ini akibat westernisasi dan globalisasi yang seakan-akan sudah mengikis sedikit demi sedikit moral anak bangsa termsuk guru atau memang keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh guru yang bersangkutan belum diasah dan belum mendapatkan pelatihan sebelumnya sehingga kesiapan untuk mengajar dan mendidik masih terbilang dini dan bahkan cenderung tidak berkompeten. Hal inilah yang banyak terjadi di masyarakat pedesaan. Kurangnya kesiapan guru dalam mendidik dan mengajar padahal guru sebagai center of knowledge dituntut untuk selalu cerdas dan siap dalam mengajar.



A. ISU TERKINI TENTANG PROFESI GURU



Kependidikan merupakan kata dasar dari pendidikan yang menunjukkan pada “keguruan dan ilmu pendidikan”, jika dikaitkan dengan tenaga kependidikan berarti adalah orang yang terlibat dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam undangundang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1disebutkan bahwa tenaga kerja kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara itu tugas pokok tenaga kependidikan tertuang dalam undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 bab XI pasal 39 ayat 1 yang menyebutkan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengewasan dan pelayanan tehnis untuk menunjang proses satuan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa bahwa tenaga kependidikan adalah orang yang terlibat dengan proses kegiatan belajar mengajar, tenaga kependidikan disini bisa saja neliputi orang tua, guru, kiai, ustad yang mengabdikan diri pada pendidikan untuk melakukan tugasnya dengan benar, supaya dapat menunjang kualitas pendidikan yang lebih baik. guru termasuk salah satu tenaga kependidikan yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. guru harus mampu memiliki sifat profesionalisme. Guru merupakan seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pemimpin yang dapat membuat kondisi kelas saat belajar tidak jenuh dan anak didik dapat belajar dengan giat dan tekun, maka sangat diperlukan guru bersikap profesionalis, tidak hanya sebatas profesi saja sebagai guru, karena jika guru dapat bersikap professional hal itu dapat menunujang terhadap perbaikan pendidikan di lembaga bersangkutan, maka hal-hal yang dapat merusak moral anak didik dapat dideteksi dini supaya dapat dicegah. Terlebih guru-guru yang ada di pedesaan yang masih jauh dari akses tehnologi dan komunikasi, perlu adanya pembekalan keterampilan untuk mengasah bakat dan talenta yang dimiliki, sehingga mengajar tidak hanya proses transfer ilmu melainkan dapat mendidik, membimbing dan mengarahkan anak didik menjadi lebih baik. Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, guru harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualkan diri. Pemberian prioritas yang sangat rendah pada pembangunan selama beberapa puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.



B. PERSOALAN GURU PROFESIONAL



Isu-isu pendidikan di Indonesia saat ini banyak sekali. Isu-isu tersebut berkembang begitu cepat dan pesat dengan adanya media massa sekarang ini. Adapun beberapa isuisu anatara lain: 1. Profesionalitas dan Kualitas SDM Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia sejak masa Orde Baru sampai sekarang adalah profesionalisme guru dan tenaga pendidik yang masih belum memadai. Secara kuantitatif, jumlah guru dan tenaga kependidikan lainnya agaknya sudah cukup memadai, tetapi dari segi mutu dan profesionalisme masih belum memenuhi harapan. Banyak guru dan tenaga kependidikan masih belum memenuhi kualifikasi akademik dan belum linier dengan apa yang diajarkan, sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benarbenar kualitatif. 2. Penganiayaan Terhadap Siswa yang Lebih Lemah (Bullying) Kasus bullying sudah marak terjadi di sekolah. bullying sepertinya menjadi salah satu cara bagi siswa yang lebih besar untuk menunjukan dominasinya di sekolah. berikut ini solusi yang bisa kita terapkan. 1. Buat waktu khusus untuk bertemu murid pelaku bullying. 2. Bersikaplah sebagai seorang sahabat saat melakukan pertemuan. 3. Tunjukkan rasa penasaran. 4. Beri pemahaman dan dukungan. 5. Tanamkan harapkan. Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana seorang guru juga dapat melakukan pendekatan dan pendampingan terhadap korban bullying.



3. Siswa Tidak Mau Diatur Siswa yang tidak mau diatur memang sifatnya relatif alias tergantung kriteria keteraturan yang digunakan masing-masing guru. namun secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak mau diatur adalah mereka yang melakukan hal-hal berikut ini : 1. Tidak mau mendengarkan dan mengikuti pelajaran dengan baik. 2. Sibuk sendiri ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. 3. Tidak mengerjakan apa yang kita minta. Beberapa faktor yang menyebabkan siswa memiliki sifat tidak mau diatur antara lain : 1. benar-benar mengalami ketidakmampuan belajar (learning disability). 2. tidak memiliki kemampuan mengerjakan tugas yang kita berikan. 3. tidak tertarik dengan materi atau cara kita mengajar. 4. pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan ketika mengikuti kegiatan sekolah yang lain. 5. mempunyai minat khusus pada sesuatu yang membuat dia tidak teratur dalam mengikuti pelajaran kita. Beberapa cara penanganan yang bisa dilakukan oleh guru yaitu: 1. Mintalah penjelasan kepada semua siswa, untuk mengatakan materi pelajaran apa yang tidak merek fahami. 2. Berikan tugas sederhna. 3. Meminta bantuan murid lain. 4. Melibatkn pern orang tua. 5. Jangan memberian tekanan. 6. Siswa Tukang Ejek



Di bawah ini beberapa kemungkinan yang membuat siswa menjadi tukang ejek, antara lain : 1. Kurang mendapat perhatian. 2. Kurang percaya diri. 3. Menjadi korban ejekan teman-temannya dan berusaha melakukan hal serupa sebagai balasan dan pertahanan diri. 4. Memiliki problem pribdai yang tersembunyi. Beberapa kiat di bawah ini bisa kita terapkan utuk mengatasinya. Cari sebanyak mungkin alasan yang membuatnya senang mengejek orang lain. 1. Berilah penjelasan bahwa mengejek dapat melukai perasaan orang lain. 2. jangan memberikan ancaman untuk mengatasi maslah ini. 3. Ajari dan bimbing siswa untuk menjadi orang yang optimis menghadapi masalah. 4. Siswa Perusak Properti Sekolah Sering kali Guru menemui siswa yang suka mencorat-coret di dinding sekolah, merusak bangku, merobek gambar atau lukisan kelas, bahkan merobek buku pelajaran sendiri. Sejumlah kemungkinan yang barangkali harus kita ketahui dahulu sebelum melakukan tindakan penyelesaian untuk masalah antara lain : 1. Pengrusakan itu dilakukan karena faktor kemarahan atau balas dendam. 2. Pengrusakan dilakukan dengan alasan untuk menunjukan kehebatannya, kekasarannya atau rasa berkuasanya. 3. Pengrusakan dilakukan dengan tujuan untuk mencari peluang agar ia dapat mendominasi ruang kelas. 4. Pengrusakan dilakukan sebagai kritik atas rasa tidak betahnya di kelas.



Berikut ini beberapa langkah untuk menanganinya: 1. Tegaskan kepada para siswa bahwa semua bentuk pengrusakan tidak akan pernah bisa ditolerir. 2. Tegaskan bahwa setiap pengrusakan yang disengaja akan melahirkan konsekuensi berupa kewajiban mengganti benda yang rusak. 3. Berilah motivasi kepada siswa untuk bisa menghargai benda milik sendiri dan orang lain. 4. Cari tahu masalah yang sedang dihadapi siswa dan bantu untuk mencarikan solusinya. 5. Siswa Jagoan Karakter murid yang tak kalah merisaukan adalah merasa sebagai jagoan. Merasa seperti jagoan inilah yang yang sering kali menyebabkan tawuran antar pelajar, perkelahian dan lain sebagainya. Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan siswa memiliki kecenderungan untuk suka berkelahi, antara lain : 1. Butuh perhatian dari orang di sekitarnya. 2. Butuh pengakuan akan kemampuannya, terutama jika konfrontasi itu dilakukan secara sengaja agar diketahui oleh guru dan teman-temannya yang tidak ia sukai. 3. Dilakukan untuk menunjukan kekuatan yang dia miliki. 4. Dilakukan dalam rangka meningkatkan percaya diri. 5. Dilakukan sebagai pelampiasan atas suatu masalah lain yang sedang dihadapinya. Adapun untuk menanganinya, ada bebearapa langkah yang bisa kita coba di antaranya: 1. Ajaklah berbicara secara pribadi. 2. Simak semua alasan yang dia berikan sehingga dia merasa mesti berkelahi. 3. Diskusikan maslah tersebut dengan tidak menyudutkannya. 4. Berikanlah alternatif lain kepadanya selain berkelahi. 5. Ajari mereka keterampilan untuk memcahkan masalah.



6. Ubahlah siklus perkelahian di antara kedua siswa dengan mengungkapkan katakata yang bijak namun tegas. 7. Lakukan pengawasan, perhatian dan pendampingan secara maksimal. 6. Isu-isu Pesoalan tentang Guru Honorer Para guru honorer berusia lebih dari 35 tahun dapat mengabdi untuk negara melalui pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Proses seleksi itu akan dilakukan setelah seleksi CPNS 2018 selesai. Untuk para guru honorer yang tidak memenuhi syarat karena usia, pintu alternatifnya melalui seleksi PPPK dengan kualitas tetap diutamakan. Mendikbud mengimbau kepada pemerintah daerah dan kepala sekolah untuk tidak lagi mengangkat guru honorer. Imbauan ini sudah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Mendikbud mengajak pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat agar dapat bekerja sama dalam memberikan perhatian terhadap berbagai permasalahan, termasuk masa depan guru.



C. TUGAS GURU PROFESIONAL Menjadi guru barangkali sepintas merupakan pekerjaan yang ringan dan sangat mudah karena hanya duduk depan kelas memberikan pelajaran dan setelah itu pulang ketika jam menunjukkan pukul 12.00 WIB, bagi sebagian orang hal ini mungkin masih berlaku dan menjadi rutinitas harian dan tidak mau keluar dari zona nyaman, namun sebetulnya, jika kita kembali pada definisi professionalism guru, maka menjadi guru bukan hal mudah yang dapat dilakukan oleh setiap individu. Setiap orang memang memiliki jiwa pendidik akan tetapi keterbatasan terkadang menuntut mereka untuk menyerahkan anaknya untuk dididik oleh orang lain. Hal ini kemudian menjadi tugas berat seorang pendidik, terlebih era globalisasi yang begitu banyak tantangan dan harus mendapat respon dari para pendidik untuk mencegah adanya kebobrokan moral peserta didik dan tugas yang paling berat adalah bagaimana pendidik atau guru dapat membentuk karakter yang baik terhadapa anak didik. Dalam proses belajar mengajar tugas pendidik adalah, pertama, menguasai materi pelajaran. Kedua, menggunakan metode pembelajaran agar peserta didik mudah menerima dan memahami pelajaran. Ketiga, melakukan evaluasi pendidikan yang dilakukan. Keempat, menindaklanjuti hasil evaluasinya. Tugas seperti ini secara keilmuan mengharuskan pendidik menguasai ilmu-ilmu bantu yang dibutuhkan, seperti ilmu pendidikan, psikologi pendidikan/pembelajaran, media pembelajaran, evalusai pendidikan dan lainnyamenerima dan memahami pelajaran. Ketiga, melakukan evaluasi pendidikan yang dilakukan. Keempat, menindaklanjuti hasil evaluasinya. Tugas seperti ini secara keilmuan mengharuskan pendidik menguasai ilmu-ilmu bantu yang dibutuhkan, seperti ilmu pendidikan, psikologi pendidikan/pembelajaran, media pembelajaran, evalusai pendidikan dan lainnya. 1. Tugas profesi guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih. 2. Salah satu tugas guru adalah menjadi orang tua kedua. 3. Guru harus memiliki sifat terpuji yang bisa ditiru oleh siswa, menguasai bahan ajar yang akan diajarkan dan diberikan kepada siswa, sehingga proses belajar



mengajar tidak monoton dan kondisi kelas akan senantiasa menyenangkan dan tidak membosankan. 4. Serta ikut mencerdaskan bangsa dan ikut membantu menciptakan dan membentuk warga Indonesia yang bermoral pancasila.



D. KESIMPULAN



Isu-isu terkini yang dihadapi oleh guru terkait dengan pendidikan dilingkungan sekolah sangatlah beragam, namun yang paling nampak adalah tentang profesionalitas dan kualitas SDM guru, Relasi kekuasaan dan orientasi pendidikan.



Sebagai seorang guru sudah seharusnya bisa menyikapi permasalahan tersebut diatas, dan guru harus bisa memahami karakter siswanya dengan baik dan mampu mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh siswa sehingga Guru tidak terkesan tergesa-gesa dan salah dalam mengambil suatu tindakan.



DAFTAR PUSTAKA



https://ulfatulhasanah.wordpress.com/2015/02/24/isu-isu-aktual-dalam-pendidikanprofesionalisme-guru/ https://muallimassyafii.wordpress.com/2017/01/16/isu-isu-dan-permasalahan-gurumadrasah-ibtidaiyah/