KAK Posyandu Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS KAPONGAN Jl. Raya Banyuwangi KM. 05 Kapongan Telp.(0338) 675 721.E-mail : [email protected]



KAPONGAN – SITUBONDO 68362



KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA 1. PENDAHULAN Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum lansia, yang dilakukam dari, oleh dan untuk kaum usila yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Sementara menurut Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut, Depkes RI (2003), pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia juga merupakan suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan nonpemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri. Sesuai undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat termasuk lanjut usia dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Setiap upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan investasi bagi pembangunan negara. Prinsip non diskriminatif mengandung makna bahwa semua masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk lanjut usia (Lansia).



II.LATAR BELAKANG



Berdasarkan data pada Cakupan program tahun 2016 di UPTD Puskesmas Kapongan, selama 1 tahun dengan target pelayanan pra lansia baru dan lansia baru 100 % dari jumlah pralansia dan lansia . Berdasarkan data di atas maka diperlukan suatu kegiatan terpadu untuk lebih meningkatkan pelayanan pada pra lansia dan lansia guna meningkatkan kwalitas hidupnya dan mempertahankan kondisi kesehatannya diperlukan kegiatan posyandu lansia dalam program kesehatan lansia. . III.TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS A.TUJUAN UMUM Memberikan pelayanan yang komprehensif dan berkwalitas kepada pralansia dan lansia diwilayah kecamatan kapongan B.TUJUAN KHUSUS 1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya 2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dalam mengatasi masalah lansia 3. Mendekatkan yankes lansia 4. Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia IV.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan sasaran di tempat yang sudah ditentukan dan memberikan pelayanan mulai pendaftaran sampai konseling VI.SASARAN DAN PELAKSANA Sasaran Program : - Tercapainya pelayanan posyandu di masing2 unit layanan 78 % - Tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan sesuai standart. - Digunakannya informasi sistem dan tempat rujukan dalam pelaksanaan pelayanan di posyandu Sasaran Peserta & Pelaksana : - Pra lansia (usia 45-59 tahun) dan lansia (usia 60-69 tahun}di wilayah Kecamatan Kapongan. - Pelaksana nakes di masing masing wilayah Kecamatan Kapongan. VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Lama kegiatan : 1 ( Satu ) hari



Waktu 14 april 2017 14 Mei 2017 14 juni 2017 14 juli 2017 15 agustus 2017 15 september 2017



Tempat 11 sarkes puskesmas kapongan. 11 sarkes puskesmas kapongan 11 sarkes puskesmas kapongan. 11 sarkes puskesmas kapongan 11 sarkes puskesmas kapongan. 11 sarkes puskesmas kapongan



Pelaksana Petugas wilayah



PJ Progremer lansia



11 sarkes puskesmas kapongan. 11 sarkes puskesmas kapongan Petugas wilayah 11 sarkes puskesmas kapongan. 11 sarkes puskesmas kapongan



VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi dilakukan oleh programmer lansia terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah jadwal ketepatan waktu pelaksanaan, jumlah kunjungan yang datang, tahapan pemeriksaan serta dan pelayanan yg diberikan dalam kegiatan tersebut



IX.PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN *Pencatatan Pencatatan dimulai dengan register kunjungan lansia,dan KMS lansia (sesuai persediaan) *Pelaporan Pelaporan setiap bulan dan triwulan ke dinas kesehatan *Evaluasi Meningkatkan cakupan pelayanan lansia di posyandu lansia X.BIAYA *Posyandu lansia mendapatkan dana dari BOK Puskesmas Kapongan tahun 2017 Bantuan transport untuk 2 org x 6 kl xRp 8500X 2 lt x 11 sarkes = Rp 2.244.000



Demikian Kerangka Acuan Program Pelayanan posyandu lansia, sebagai acuan dalam melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2017.



Mengetahui Kepala UPTD Puskesmas Kapongan.



MOH SALEH HIDAYAT,S.Kep.



Kapongan, 06 Januari 2017 Penanggung jawab Program Lansia



DEWI AFRA,S.Kep.Ners.



NIP.19600711 199302 1 003



KAK PROGRAM PUSKESMAS KAPONGAN PTM 1.PENDAHULUAN



2. LATAR BELAKANG



NIP.19861110 201001 2 032



Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang. Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,.Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan. 3.TUJUANUMUM DAN TUJUAN KHUSUS



A.Tujuan umum Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik. B.Tujuan khusus a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM c. Terlaksananya tindak lanjut dini



4.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN A. Kegiatan pokok



1. Pemeriksaan Tekanan Darah 2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan 3. Pengukuran Lingkar perut 4. Pemeriksaan Gula darah dan Cholesterol B. Rincian kegiatan 1. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah 2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi Badan dan Berat Badan. 3. Deteksi kemungkinan Diabetes Millitus dengan Cek Gula Darah 4. Deteksi dini kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim pada pengungjung wanita 30 – 59 tahun. 5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN