Kak Survey Kadarzi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SURVEI KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) TAHUN 2018



PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS BANTUR Jl. Raya Bantur No. 2203 Telp. (0341) 841113 Malang Kode Pos 65179



KERANGKA ACUAN KEGIATAN SURVEI KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) TAHUN 2018 A. PENDAHULUAN Pelayanan Gizi sebagai salah satu Upaya kesehatan masyarakat esensial yang harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Hasil tiga kali Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yaitu pada tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan pada prevalensi balita gizi kurang maupun balita pendek. Pada tahun 2007 prevalensi balita gizi buruk - kurang adalah 18,4%, pada tahun 2010 17,9% dan pada tahun 2013 19,6%. Demikian pula dengan prevalensi balita pendek pada tahun 2007, 2010, dan 2013 berturut-turut sebesar 36,6%, 35,6% dan 37,2%. Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan berfluktuasi dari waktu ke waktu. Pada tahun 2007 cakupan ASI Eksklusif sebesar 62,2% turun menjadi 61,3% pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 64,9% pada tahun 2013. Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan meningkat dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 34,3% pada tahun 2009 dan 44,0% pada tahun 2013 (Susenas 2007-2013). Berdasarkan Global Nutrition Report (GNR) tahun 2014, Indonesia termasuk kedalam 17 negara diantara 117 negara yang mempunyai tiga masalah gizi pada balita yaitu stunting, wasting dan overweight, disamping itu Indonesia termasuk juga di dalam 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah anemia pada Wanita Usia Subur (WUS). Agar pelayanan dan pelaksanaan kegiatan berjalan baik, maka diterapkan visi Puskesmas Bantur adalah mendukung terwujudnya Kabupaten Malang yang madep mantep manetep. Sedangkan Misi Puskesmas Bantur adalah melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi guna meningkatkan indeks pembangunan manumur melalui strategi GARDU PANTAI, Gerakan Terpadu Untuk: -



Penyuluhan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan Awasi daerah berpotensi endemis Nasihat yang sopan dan santun Terapi tepat guna Ajari PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Ingat : 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun).



Sedangkan tata nilai Puskesmas Bantur adalah BERDASI, adapun kepanjangan dari BERDASI adalah sebagai berikut: -



Bertanggung jawab Disiplin Inovatif Dengan Moto “Pengabdianku Ibadahku” .



B. LATAR BELAKANG Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit infeksi yang saling terkait. Apabila seseorang tidak mendapat asupan gizi yang cukup akan mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit. Demikian juga bila seseorang sering sakit akan menyebabkan gangguan nafsu makan dan selanjutnya akan mengakibatkan gizi kurang. Di tingkat keluarga dan masyarakat, masalah gizi dipengaruhi oleh: a. Kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan bagi anggotanya baik jumlah maupun jenis sesuai kebutuhan gizinya. b. Pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam hal: 1) Memilih, mengolah dan membagi makanan antar anggota keluarga sesuai dengan kebutuhan gizinya. 2) Memberikan perhatian dan kasih sayang dalam mengasuh anak. 3) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan gizi yang tersedia, terjangkau dan memadai (Posyandu, Pos Kesehatan Desa, Puskesmas dll). c. Tersedianya pelayanan kesehatan dan gizi yang terjangkau dan berkualitas. d. Kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam hal kebersihan pribadi dan lingkungan. Salah satu strategi pencegahan terjadinya berbagai macam masalah gizi adalah dengan menjadikan seluruh keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi.Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan :



1) Menimbang berat badan secara teratur. 2) Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif). 3) Makan beraneka ragam. 4) Menggunakan garam beryodium. 5) Minum suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran. Untuk mengetahui persentase keluarga yang belum menjadi Keluarga Sadar Gizi, maka perlu dilakukan survei. C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS 1. Tujuan Umum Mengetahui persentase keluarga yang belum berperilaku KADARZI. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persentase keluarga yang menimbang secara rutin b. Mengetahui persentase keluarga yang memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan c. Mengetahui persentase keluarga yang makan beraneka ragam d. Mengetahui persentase keluarga yang menggunakan garam beryodium e. Mengetahui persentase keluarga yang mendapatkan suplemen gizi (Vitamin A dan Tablet Tambah Darah (Fe) pada kelompok rawan gizi. f. Mengetahui informasi terkait indikator kadarzi yang belum dilaksanakan oleh keluarga yang dapat disampaika kepada pihak-pihak terkait. g. Mengetahui keluarga mana saja yang perlu diberikan pendampingan lebih lanjut terkait dengan indikator kadarzi yang belum dilaksanakan hingga keluarga tahu dan mau melaksanakannya. h. Mengetahui tindak lanjut lain yang mungkin dapat dilakukan terkait lintas sektor. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN a. Desa (klaster) yang di tetapkan sebagai sampel ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. b. Jumlah sampel rumah tangga dengan balita per klaster ditetapkan sebanyak 22 rumah tangga.



c. Puskesmas menyampaikan ijin tertulis kepada desa melalui surat resmi dan selanjutnya TPG Puskesmas atau Bidan di desa berkoordinasi dengan kepala desa/kelurahan. d. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara metode titik pusat (”metode obat nyamuk” ) adalah sbb: 1) Mendaftar seluruh pusat keramaian yang ada pada RW/Dusun/klaster, berupa: kantor kelurahan/dusun/RW, pasar, sekolah/madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura, dll) 2) Memilih secara acak satu pusat keramaian sebagai titik pusat. 3) Dari titik pusat terpilih, memilih rumah tangga yang terdekat yang memiliki balita. Rumah tangga berikutnya yang dipilih adalah rumah tangga dengan balita yang terdekat dari rumah tangga sebelumnya, dst dimana pemilihan dilakukan dengan cara yang konsisten (seputar arah jarum jam). e. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan (wawancara dan pengukuran) dan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan saat survey (Kuesioner, alat tulis, tablet tambah darah, kapsul vitamin A, Iodium test, tabel umur, kamera, peta desa) f. Pemberitahuan kepada Kepala keluarga dari Rumah tangga yang memiliki anak balita yang menjadi sampel survei dari klaster terpilih. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei setiap tahun atau sesuai dengan instruksi dari Dinkes Kab Malang. g. Data yang dikumpulkan meliputi: 1) Balita yang ditimbang setiap bulan secara teratur. 2) Bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI- eksklusif. 3) Makanan yang dikonsumsi oleh keluarga dalam 3 hari terakhir 4) Uji kandungan yodium pada garam yang dipakai oleh keluarga 5) Ibu Hamil yang mendapat minimal 90 tablet tambah darah, ibu nifas yang mendapatkan 2 kapsul vitamin A 200.000 IU, balita yang mendapatkan vitamin A (biru atau merah) setahun terakhir. h. Analisis hasil survey Data direkap dalam form yang telah ditetapkan. Selanjunya dianalisis apakah keluarga tersebut sudah berperilaku kadarzi atau belum.Tidak lupa juga ditentukan persentase kadarzi kecamatan dan masing-masing indicator. i. Pemetaan hasil survey Hasil analisis masing-masing keluarga kemudian dipetakan dalam peta desa. j. Evaluasi dan penetapan rencana tindak lanjut Hasil kegiatan survey kadarzi selanjutnya akan dibahas dalam pertemuan lintas sector dan ditetapkan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan. E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Melakukan koordinasi antara TPG, bidan desa dan kader posyandu



2. Melakukan survey sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang 3. Di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, data akan divalidasi untuk menetapkan apakah data sudah sesuai dengan yang dibutuhkan. F. SASARAN PROGRAM Kepala keluarga yang memiliki balita sebanyak 22 KK di desa sampel. G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN No 1



Kegiatan Menyampaikan surat



Tempat



Waktu



Pelaksana



Desa Sampel



H-3



Bidan Desa



Desa Sampel /



H-3



Bidan Desa, Petugas



ijin survey ke Desa 2



Penetapan sampel



Puskesmas 3



Menyusun jadwal



Desa Sampel /



Gizi H-3



Puskesmas



Bidan Desa, Petugas Gizi



4



Pelaksanaan Survei



Desa Sampel



H1+H2+H3



Petugas Gizi



5



Analisis hasil survey



Desa Sampel



H+4



Petugas Gizi



6



Pemetaan



Desa Sampel



H+7



Bidan Desa, Petugas Gizi, Kader



7



Pelaporan dan



Puskesmas dan



Evaluasi



Dinkes Kab.Malang



H+8



Petugas Gizi



H. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR N o



Lintas Program Kegiatan



1 Pelaksanaan Survei Kadarzi



Gizi Melakukan koordinasi dengan bidan desa dalam menetapkan sampel, menyusun jadwal pelaksanaan survei, melakukan kegiatan survey sesuai panduan, membuat pemetaan hasil survei, melaporkan hasil survei kepada atasan dan dinas kesehatan.



Promkes Promosi ASI Eksklusif dan PHBS



Lintas Sektor Bidan Desa Membantu menyampaikan surat, menetapkan sampel, menyusun jadwal pelaksanaan survei, membantu pemetaan.



Camat Menggerakkan masyarakat



PKK



Kader Posyandu



Memberdayakan Ikut membantu masyarakat melakukan pemetaan



I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan secara harian dan dikoordinasikan antara TPG dan bidan desa bersama kader. J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan sesuai dengan format baku yang sesuai dengan Pedoman Pemetaan Kadarzi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sesuai waktu yang telah disepakati. Evaluasi kegiatan meliputi seluruh keluarga yang telah terpilih sebagai sampel terkunjungi dan data yang diperlukan telah didapatkan secara akurat dan benar.. K. PENUTUP Dengan adanya kerangka acuan ini diharapkan bisa dibuat acuan dalam pelaksanaan survey keluarga sadar gizi di wilayah kerja Puskesmas Bantur.



Malang, 26 Mei 2018 Mengetahui Kepala Puskesmas Bantur,



Pembuat,



drg. Nuryani Mubayin NIP. 19690707 200112 2 001



Reny Ristanti R, A.Md.Gz NIP. 19870719 201001 2 013