30 0 772 KB
KAMUS INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) TH. 2022
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA Jln. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011, Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814 Email:[email protected] Website : www.rsrizkyamalia.com
KAMUS INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan Judul
Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Terwujudnya
keselamatan
dan
mutu
pelayanan
kesehatan di rumah sakit Mengetahui tingkat kepatuhan cuci tangan petugas Meningkatkan kepatuhan cuci tangan petugas Definisi operasional
Kepatuhan
yang
dilakukan
oleh
petugas
untuk
melaksanakan cuci tangan berdasarkan 6 langkah cuci tangan.
Inklusi : Seluruh petugas yang mempunyai opportunity/indikasi cuci tangan Frekuensi
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
Tindakan/action cuci tangan yang dilakukan
Denumerator
Opportunity/indikasi untuk melakukan cuci tangan
Sumber data
Survei
Standar / Target
85%
Capaian Penanggung jawab pengumpulan data
IPCN
2. Kepatuhan Penggunaan APD Judul
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Terwujudnya
keselamatan
dan
mutu
pelayanan
kesehatan di rumah sakit Mengetahui tingkat kepatuhan Penggunaan APD Meningkatkan kepatuhan Penggunaan APD Definisi operasional
Kepatuhan
yang
dilakukan
oleh
petugas
untuk
menggunakan APD sesuai indikasi paparan penyakit terhadaap petugas
Inklusi : Seluruh karyawan Rumah Sakit yang melakukan tindakan Asuhan Kepasien baik secara langsung ataupun tidak lngsung Frekuensi
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
APD yang digunakan setiap tindakan
Denumerator
APD yang digunakan dan yang tidak digunakan waktu tindakan sesuai dengan ketentuan
Sumber data
Survei
Standar / Target
100%
Capaian Penanggung jawab pengumpulan data
IPCN
Kejadian Infeksi Rumah Sakit (HAIs) Judul
Kejadian Infeksi Rumah Sakit (HAIs)
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian infeksi HAIs rumah sakit
Definisi operasional
Infeksi HAIs adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit > 72 jam yang meliputi phlebitis, VAP, ISK, IADP dan infeksi daerah operasi
Frekuensi
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi HAIs dalam 1 bulan
Denumerator
Jumlah total lama hari pemasangan alat dalam 1 bulan
Sumber data
Surveilans Nasokomial RS, laporan infeksi HAIs
Standar / Target
≤ 1.5%
Capaian Penanggung jawab pengumpulan data
Kepala instansi rawat inap, IPCLN, dan IPCN
Indicator Health-Care Associated Infections (HAIs)
1. Indicator VAP Judul
Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian infeksi VAP rumah sakit Terwujudnya keselamatan dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Definisi operasional
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilator mekanik > 48 jam dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran atas.
Inklusi : Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis : 1. Demam > 38°C tanpa ditemui penyebab lainnya 2. Leucopenia (< 4000 WBC/mm3) 3. Minimal disertai 2 dari tanda berikut : Timbulnya
onset
baru
sputum
purulen
atau
perubahan sifat sputum Peningkatan fraksi inspirasi oksigen ≥ 0.2 dari FiO2 sebelumnya Peningkatan PEEP setiap hari sebesar ≥ 3cmH2O dari PEEP sebelumnya selama 2 hari berturut-turut Ekslusi :
Pasien dengan pneumonia sebelum pemasangan ventilator mekanik
Frekuensi
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
Jumlah pasien yang terinfeksi ventilator associated pneumonia (VAP)
Denumerator
Jumlah hari terpasang ventilator pada pasien tidak mengalami pneumonia sebelumnya X 1000
Sumber data
Surveilans Nasokomial RS, laporan infeksi HAIs
Standar / Target
≤ 1.5‰
Capaian Penanggung jawab
IPCLN dan IPCN
pengumpulan data
2. Indicator IDO Judul
Infeksi Luka Operasi (IDO)
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian infeksi daerah operasi rumah sakit Terwujudnya keselamatan dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Definisi operasional
Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi luka operasi atau organ/rongga yang terjadi dalam waktu 30 sampai 90 hari pasca tindakan operasi. Inklusi : Infeksi luka operasi dibagi tiga yaitu : 1. Infeksi luka operasi superficial/surgical site infection superficial incisional site (SSI) adalah infeksi luka operasi yang terjadi 30 hari setelah operasi dan hanya mengenai kulit dan jaringan sub kutan dengan gejala infeksi berikut : bengkak, kemerahan, nyeri dan panas. 2. Infeksi luka operasi dalam (Profunda)/Deep icisional adalah infeksi yang terjadi 30 hari sampai 90 hari pasca tindakan operasi dengan criteria berikut : Terdapat drinase purulen dari tempat insisi dalam. Biakan positif dari specimen berupa cairan yang keluar dari luka atau jaringan insisi dalam yang diamil
dengan cara aseptic. Insisi superficial yang sebagaian dibuka oleh dokter dan memberikan hasil kultur positif atau tidak dilakukan kultur dan terdapat setidaknya satu gejala atau tanda seperti bengkak, kemerahan, nyeri, demam dengan suhu 38°C dan dokter yang merawat menyatakan infeksi. 3. Infeksi luka operasi organ/rongga adalah infeksi yang terjadi 30 hari sampai 90 hari pasca tindakan operasi menyangkut bagain tubuh kecuali insisi kulit, fasia, lapisan otot yang di buka atau di manipulasi selama tindakan operasi dan terdapat paling sedikit satu keadaan berikut : Terdapat drinase purulen yang berasal dari drain yang ditempatkan pada organ/rongga terkait, biakan positif dari specimen berupa cairan yang keluar dari luka atau jaringan organ/rongga terkait. Abses
atau
tanda
infeksi
yang
melibatkan
organ/rongga yang dibuktikan dengan pemeriksaan histology atau pemriksaan radiologi dan dokter yang menangani menyatakan terjadi IDO. 4. Jenis operasi Bersih dilakukan pada daerah/kulit yang pada kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus bilier operasi berencana dengan penutupan kulit primer dengan atau tanpa pemakaian drain. Bersih tercemar Luka operasi yang membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus bilier kecuali ovarium.
Ekslusi : Frekuensi
Pasien yang di operasi di luar RSIA Limijati
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
Jumlah pasien yang terinfeksi IDO)
Denumerator
jumlah pasien yang dioperasi X 100
Sumber data
Surveilans Nasokomial RS, laporan infeksi HAIs
Standar / Target
≤ 1.5%
Capaian Penanggung jawab
IPCLN dan IPCN
pengumpulan data
3. Infeksi Aliran Darah (IADP) Judul
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian infeksi aliran darah primer rumah sakit Terwujudnya keselamatan dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Definisi operasional
Infeksi aliran darah terkait pemasangan kateter intravaskuler adalah infeksi aliran darah terkait pemasangan central venous vatheter (CVC), peripheral kateter, kateter hemodialisa, arterial line, peripheral inserted (PICC), terpasang infus dan intraortic ballon pump dengan konfirmasi laboratorium. Inklusi : Ditemukan pathogen dari biakan specimen darah dari kateter intravaskuler dan dari darah perifer tidak berkaitan dengan infeksi ditempat lain. Nilai VIP score > 3 Pasien dengan minimal satu gejala atau tanda sebagai
berikut : demam > 38°C menggigil atau hipotensi tanpa penyebab lainnya dan diperoleh hasil laboratorium yang positif yang tidak berhubungan dengan infeksi ditempat lain. Dugaan infeksi aliran darah terkait pemasangan kateter intravaskuler pada anak berusia < 1tahun memiliki minimal tanda-tanda seagai berikut : Demam (suhu tubuh >38°C perrektal) Hipotermi (< 37°C per rectal), apnea atau bradikardi. Tidak ditemukan sumber infeksi selain pemasangan kateter vaskulear. Terdapat bakteri pathogen dalam biakan kuman. Ekslusi : Pasien dengan IAD sebelum pemasangan CVL di RSIA Limijati Frekuensi
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
Jumlah pasien yang terinfeksi aliran darah (IAD)
Denumerator
Jumlah hari terpasang kateter central line/perifer line X 1000
Sumber data
Surveilans Nasokomial RS, laporan infeksi HAIs
Standar / Target
15‰
Capaian Penanggung jawab pengumpulan data
IPCLN dan IPCN
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Judul
Infeksi saluran kemih (ISK)
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian infeksi Infeksi saluran kemih Terwujudnya keselamatan dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Definisi operasional
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan jenis infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (Uretra dan permukaan kamdung kemih) atau melibatkan bagainyang lebih dalam dari organ-organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, ureter dan jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik) karen apnggunaan kateter urin > 48 jam. Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis : Demam > 380C Urgensi Frekuensi Disuria atau nyeri suprapubik
Tanda dan gejala ISK anak < 1 tahun : Demam > 380C rectal Hipotermi < 370C rectal Apnea Bradikardi Letargia Muntah-muntah Tes diagnostic : Tes carik celup (dipstick) positif untuk leukosit esterase dan atau nitrit. Piuri (terdapat ± 10 leukosit per ml atau terdapat 3 leukosit per LPB (Mikroskop kekutan tinggi/1000x) dari urin tanpa dilakukan sentrifugasi). Ditemukan kuman dengan pewarnaan Gram dari urine
yang tidak disentrifugasi. Paling
sedikit
2
kultur
urine
ulang
didapatkan
uropatogen yang sama (bakteri gram negative atau S saprophyticus) dengan jumlah ≥ 105 kolono/ml kuman pathogen tunggal (bajteri gram negative atau S saprophyticus) pada pasien yang dalam pengobatan antimikroa efektif untuk ISK. Dokter mendiagnosa sebagai ISK. Dokter memberikan terapi yang sesuai untuk ISK. Frekuensi
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urine
Denumerator
jumlah hari terpasang kateter urine X 1000
Sumber data
Surveilans Nasokomial RS, laporan infeksi HAIs
Standar / Target
5‰
Capaian Penanggung jawab
IPCLN dan IPCN
pengumpulan data
5. Plebitis Judul
Phlebitis
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian Phlebitis rumah sakit Terwujudnya keselamatan dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Definisi operasional
Phlebitis adalah pada daerah local
tusukan infus
ditemukan tanda-tanda merah, Seperti terbakar, bengkak, sekitar bila ditekan, ulkus samapi eksudat purulen atau mengeluarkan cairan bila ditekan. Inklsi : Pasien yang terpasang infus perifer Memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
Stadium moderat phlebitis dengan nilai VIP score 3 Nyeri sepanjang kanula, eritema, indurasi, neous cord teraba Demam Ekslusi : Pasien dengan phlebitis sebelum pemasangan IVL Frekuensi
Tiap bulan
pengumpulan data Periode analisa
Tiap tiga bulan
Numerator
Jumlah pasien yang terinfeksi phlebitis
Denumerator
jumlah hari pemasangan infus perifer X 1000
Sumber data
Surveilans Nasokomial RS, laporan infeksi HAIs
Standar / Target
5‰
Capaian Penanggung jawab pengumpulan data
IPCLN dan IPCN
Pemberian Antibiotik profilaksis, 30 - 60 menit sebelum operasi Judul
Pemberian Antibiotik profilaksis 30- 60 menit sebelum operasi
Dimensi mutu Tujuan
Keselamatan dan peningkatan mutu 1) Mencegah terjadi luka operasi. Diharapkan pada saat operasi antibiotik di jaringan target operasi
sudah mencapai kadar
optimal yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri 2) Prinsip pengggunaan antibiotik profilaksis selain tepat dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat mulai dan selama operasi berlangsung. Definisi operasional
Pemberian profilaksis antibiotik adalah pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data Periode analisis
3 bulan
Sumber data
Rekam medis
Standar / Target Capaian
100%
Numerator
Jumlah
operasi
yang
diberikan
antibiotik
profilaksis 30 - 60 menit sebelum insisi dimulai. Denominator
Jumlah seluruh operasi x 100
Penanggung jawab
IPCN dan IPCLN
1. Hospital Aquared Pneumonia (HAP) 1
Perspektif : Pilih salah
Stakeholder
satu dengan tanda √
Financial Proses bisnis internal
Pengemangan personil & organisasi 2
Sasaran strategis
Terwujudnya keselamatan dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
3
Nama key performance Tercapainya indicator (KPI)
4
Alasan indikator
angka
HAP
sesuai
dengan
bencmark memilih 1. Standar / Target Capaian akreditasi nasional dan internasional 2. Menjadi
pusat
rujukan
pendidikan
dan
pelayanan 3. Indicator penilaian Direktur utama 4. Meningkatkan pasien safety 5
Definisi
Hospital Aquared Pneumonia (HAP) adalah infeksi akut pada parenkim paru setelah pasien dirawat di rumah sakit > 48 jam tanpa dilakukan intuasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas.
6
Formula
Jumlah
pasien
yang
terinfeksi
saluran
nafas/jumlah hari tirah baring X 1000 7
Kriteria Inklusi
Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis : Demam ≥ 380C tanpa ditemui penyebab lainnya. Leucopenia (< 4.000 WBC/mm3) . Minimal disertai 2 dari tanda berikut : Timbunya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat sputum. Peningkatan fraksi inspirasi oksigen ≥ 0.2 dai FiO2 sebelumnya.
Kriteria Ekslusi
Pasien yang sudah pneumonia dari rumah atau luar rumah sakit
8
Bobot KPI
9
Tipe indicator
15‰ Input Proses Output Outcome
10
Sumber Data
11
Target
Formulir surveilans
sampel
dan Pasien yang berisiko tirah baring lama
ukuran sampel 12
Rencana analisis
Control chart
13
Wilayah pengamatan
Pasien rawat inap, ICU/NICU
14
Metode
pengumpulan
data
Restrospektis Concurrent
15
Pengumpulan data
IPCN atau IPCLN
16
Frekuensi
Perbulan
17
Periode pelaporan
Perbulan
18
Rencana
penyebaran Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit
hasil capaian kepada kerja, pengiriman analisis plebitis setiap 3 bulan staf 19
Nama
ke unit kerja dan direksi alat
atau
audit 20
file Formulir surveilans harian dan formulir kejadian HAP
Target capaian
Di Tetapkan Oleh Ketua TIM PPI Tanggal
: 05 April 2022
Ketua TIM PPI RSU RIZKY AMALIA
dr. Raynalda Chriesmart D